Pengaruh Carbon Accounting dan Strategi terhadap Kinerja Manajerial.

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Isu global warming semakin mengemuka seiring dengan maraknya kasus pencemaran lingkungan di berbagai belahan dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengenalkan carbon accounting di Indonesia agar isu carbon di lingkungan menjadi lebih diperhatikan dan juga menganalisis pengaruh carbon accounting dan strategi terhadap kinerja manajerial pada perusahaan. Jenis data yang digunakan adalah primer. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 33 responden yang berasal dari perusahaan berperingkat proper hijau dan biru dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara antara carbon accounting terhadap kinerja manajerial. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara strategi dengan kinerja manajerial. Terdapat pengaruh yang signifikan antara antara carbon accounting dan strategi terhadap kinerja manajerial. Saran dari penulis adalah harus lebih banyak nya edukasi tentang masalah carbon accounting ini agar lebih banyak orang tahu dan akan bermanfaat luas baik bagi lingkungan,perusahaan,maupun diri sendiri dan masyarakat umumnya.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The issue of global warming is becoming more prominent due to rampant cases of environmental pollution in various parts of the world. This study aims to introduce carbon accounting in Indonesia so that the issue of carbon in the environment become more noticed and also analyze the effect of carbon accounting to managerial performance and strategy at the company. The data used is primary. Total population in this study were 33 respondents from companies rated proper green and blue by using purposive sampling method. Data analysis method used is multiple linear regression. The results showed that a significant effect between the carbon accounting to managerial performance. No significant effect between strategy and managerial performance. A significant effect between the carbon accounting and strategy on managerial performance. The advice from the author is there is must be more carbon accounting education about this problem so that more people know and will benefit both the environment area, the company, or to themselves and society in general.

Keywords: carbon accounting, strategy, managerial performance, the company proper


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 9

2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Akuntansi Manajemen Lingkungan/ EMA ... 9

2.1.2 Tujuan Akuntansi Manajemen Lingkungan ... 10

2.1.3 Manfaat Akuntansi Manajemen Lingkungan ... 13

2.1.4 Latar Belakang Akuntansi Karbon/ Carbon Accounting ... 14

2.1.5 Carbonomics ... 18

2.1.6 Akuntansi Carbon/ Carbon Accounting... 20

2.1.7 Strategi ... 23

2.1.8 Kinerja Manajerial ... 25

2.1.9 Dimensi Kinerja Manajerial ... 25

2.2 Rerangka Pemikiran ... 31

2.3 Pengembangan Hipotesis ... 31

2.3.1 Pengaruh Carbon Accounting terhadap Kinerja Manajerial ... 31

2.3.2 Pengaruh Strategi terhadap Kinerja Manajerial ... 36

2.3.3 Pengaruh Carbon.Acc dan Strategi terhadap Kinerja Manajerial .... 38

2.4 Model Penelitian ... 40

BAB III METODE PENELITIAN... 41

3.1 Jenis Penelitian ... 41

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 42

3.3 Teknik Pengambilan Sampel... 44

3.4 Sumber Data ... 45

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.6 Objek Penelitian ... 46

3.7 Operasional Variabel ... 47

3.7.1 Carbon Accounting ... 47

3.7.2 Strategi ... 52


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

3.8 Metode Analisis ... 56

3.8.1 Uji Instrumen Data ... 56

3.8.1.1 Uji Validitas ... 56

3.8.1.2 Uji Reabilitas ... 57

3.8.2 Uji Asumsi Klasik ... 57

3.8.2.1 Uji Normalitas ... 57

3.8.2.2 Uji Multikolinearitas ... 58

3.8.3 Uji Hipotesis... 59

3.8.3.1 Analisis Regresi Berganda ... 59

3.8.3.2 Uji T (Parsial) ... 61

3.8.3.3 Uji F (Simultan) ... 61

3.8.3.4 Uji R2 (Koefisien Determinasi) ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66

4.1 Hasil Pengumpulan Data ... 66

4.1.1 Pengolahan Data Demografi Responden ... 67

4.1.2 Responden Perusahaan Sampel ... 67

4.1.3 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

4.1.4 Responden Berdasarkan Usia ... 68

4.1.5 Responden Berdasaran Divisi ... 69

4.1.6 Responden Berdasarkan Jabatan Terakhir ... 70

4.1.7 Responden Berdasarkan Menempati Lama Jabatan Terakhir ... 71

4.1.8 Responden Berdasarkan Lama Kerja ... 71

4.1.9 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 72

4.2 Analisi Deskriptif Variabel ... 72

4.2.1 Analisis Deskriptif untuk Variabel Carbon Accounting ... 72

4.2.2 Analisis Deskriptif untuk Variabel Strategi ... 75

4.2.3 Analisis Deskriptif untuk Variabel Kinerja Manajerial ... 76

4.3 Uji Instrumen Data ... 77

4.3.1 Uji Validitas ... 77

4.3.2 Uji Realiabilitas ... 79

4.3.3 Uji Normalitas ... 81

4.3.4 Uji Multikolinearitas ... 82

4.4 Uji Hipotesis... 83

4.4.1 Uji Parsial antara Carbon Accounting dengan Kinerja Manajerial ... 83

4.4.2 Uji R2 antara Carbon Accounting dengan Kinerja Manajerial……...86

4.4.3 Uji Regresi antara Carbon Accounting dengan Kinerja Manajerial...87

4.4.4 Uji Parsial antara Strategi dengan Kinerja Manajerial ... 89

4.4.5 Uji R2 antara Strategi dengan Kinerja Manajerial………..92

4.4.6 Uji Regresi antara Strategi dengan Kinerja Manajerial...93

4.4.7 Uji Simultan Carbon.Acc dan Strategi dengan Kinerja Manajerial .. 95

4.4.8 Uji R2 Carbon.Acc dan Strategi dengan Kinerja Manajerial ... 98

4.4.9 Uji Regresi Carbon.Acc dan Strategi dengan Kinerja Manajerial .... 99

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 102

5.1 Simpulan ... 102

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 102


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA ... 105 LAMPIRAN ... 109


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Negara yang berpartisipasi dalam Protokol Kyoto ... 17

Tabel 3.1 Kriteria Peringkat Proper ... 43

Tabel 3.2 Daftar Sampel Perusahaan yang masuk Proper Hijau dan Biru... 47

Tabel 3.3 Tingkat Hubungan Uji R2 ... 65

Tabel 4.1 Hasil Pengumpulan Data ... 66

Tabel 4.2 Demografi Perusahaan Sampel ... 67

Tabel 4.3 Demografi Jenis Kelamin... 68

Tabel 4.4 Demografi Usia Responden ... 68

Tabel 4.5 Demografi Divisi Kerja Responden ... 69

Tabel 4.6 Demografi Jabatan Terakhir Responden ... 70

Tabel 4.7 Demografi Lama Jabatan Terakhir Responden ... 71

Tabel 4.8 Demografi Lama Kerja Responden... 71

Tabel 4.9 Demografi Pendidikan Terakhir Responden ... 72

Tabel 4.10 Analisis Deskriptif Carbon Accounting ... 73

Tabel 4.11 Analisis Deskriptif Strategi ... 75

Tabel 4.12 Analisis Deskriptif Kinerja Manajerial ... 76

Tabel 4.13 Uji Validitas ... 78

Tabel 4.14 Uji Reliabilitas ... 80

Tabel 4.15 Uji Normalitas ... 81

Tabel 4.16 Uji Multikolinearitas ... 82

Tabel 4.17 Uji Hipotesis Parsial Carbon.Acc dengan Kinerja Manajerial ... 84

Tabel 4.18 Uji R2 Carbon Accounting dengan Kinerja Manajerial ... 86

Tabel 4.19 Uji Regresi Carbon Accounting dengan Kinerja Manajerial ... 87

Tabel 4.20 Uji Hipotesis Parsial Strategi dengan Kinerja Manajerial ... 90

Tabel 4.21 Uji R2 Strategi dengan Kinerja Manajerial ... 92

Tabel 4.22 Uji Regresi Strategi dengan Kinerja Manajerial ... 93

Tabel 4.23 Uji Simultan Carbon.Acc dan Strategi dengan Kinerja Manajerial .... 96

Tabel 4.24 Uji R2 Carbon Accounting dan Strategi dengan Kinerja Manajerial .. 99


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Latar Belakang Akuntansi Karbon/ Carbon ... 16

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 31

Gambar 2.3 Model Penelitian ... 40

Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 (Uji F) ... 63

Gambar 4.1 Analisis Deskriptif Carbon Accounting ... 74

Gambar 4.2 Analisis Deskriptif Strategi ... 75


(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era jaman modern seperti ini, ekonomi merupakan hal yang sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia seluruhnya, dengan kegiatan ekonomi segala kehidupan yang ada di muka bumi ini berjalan, mungkin tanpa kegiatan ekonomi dunia ini istilahnya tidak akan berputar. Keterkaitan antara ekonomi dengan lingkungan merupakan hal yang sangat berhubungan. Masalah lingkungan semakin hari semakin menarik untuk dipelajari dan dipahami seiring meningkatnya keterkaitan antara aktivitas ekonomi dengan lingkungan. Lingkungan diakui atau tidak sangat memiliki peran yang cukup besar dalam mendukung aktivitas ekonomi termasuk bisnis perusahaan. Disisi lain aktivitas bisnis seringkali berdampak pada penurunan kualitas lingkungan. Hakikat perusahaan yang berorientasi pada laba menyebabkan penggunaan segala upaya oleh perusahaan untuk meningkatkan laba demi kelangsungan usahanya, masalah timbul ketika upaya perusahaan tersebut berdampak negatif terhadap lingkungan dan perusahaan tidak memperdulikannya (Wahyudi,M.I,2014).

Perkonomian modern seperti saat ini, telah memunculkan berbagai isu yang berkaitan dengan lingkungan seperti pemanasan global, ekoefisiensi, dan kegiatan industri lain yang memberi dampak langsung terhadap lingkungan sekitarnya (Agustia dalam Mega Wahyu.P, 2010). Menurut Hilman dalam Mega Wahyu.P (2007), keadaan lingkungan di dunia termasuk di Indonesia saat ini sudah memprihatinkan, dan salah satu masalah lingkungan hidup dimaksud adalah pemanasan global (global warming). Isu global warming“ semakin mengemuka


(9)

BAB I PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha

seiring dengan maraknya kasus pencemaran lingkungan. Peristiwa tumpahan minyak di Amerika Serikat oleh perusahaan Exxon Valdez (1989) dan kebocoran gas di India oleh Bhopal Chemical (1984) menyadarkan masyarakat dunia akan buruknya pengelolaan lingkungan khususnya oleh perusahaan manufaktur. Di Indonesia sendiri salah satu kasus pencemaran lingkungan terbesar terjadi di kawasan laut timor yang diakibatkan meledaknya sumur minyak Montana milik

PT. TEP Australia (2009), sedangkan di Jawa Barat permasalahan lingkungan

akibat proses produksi perusahaan ditemukan di daerah Kabupaten Bandung. Komunitas Elemen Lingkungan menuntut agar pemerintah lebih mengawasi sejumlah industri tekstil di sekitar Majalaya untuk tidak membuang limbah ke sungai Citarum karena sering mengganggu kesehatan masyarakat sekitar (Tirtakusumah,2014).

Darwin (2007), melihat ada empat hal alasan isu lingkungan semakin signifikan. Pertama, ukuran perusahaan yang semakin besar. Semakin besar perusahaan, diperlukan akuntabilitas yang lebih tinggi dalam pembuatan keputusan berkaitan dengan operasi, produk dan jasa yang dihasilkan. Kedua, aktivis dan LSM bidang lingkungan hidup telah tumbuh dengan pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Mereka akan mengungkap sisi negatif perusahaan yang terkait dengan isu lingkungan hidup dan akan menuntut tanggung jawab atas kerusakan lingkungan atau dampak sosial yang timbul oleh operasi perusahaan.

Ketiga, reputasi dan citra perusahaan. Perusahaan-perusahaan saat ini menyadari

bahwa reputasi, merek, dan citra perusahaan merupakan isu strategis bernilai tinggi dan harus dilindungi. Keempat, perkembangan teknologi komunikasi yang


(10)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha

sangat cepat. Isu lingkungan dan sosial yang berdampak negatif akan menyebar dan dapat diakses dengan mudahnya menggunakan teknologi informasi.

Fakta permasalahan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur di Indonesia menyebabkan sebuah lingkungan bisnis harus mampu mempertahankan proses bisnisnya sehingga perusahaan harus menerapkan strategi yang sesuai demi tercapainya going concern perusahaan serta

sustainable development (Rustika, 2011). Untuk itu dalam penerapan strategi

perusahaan mengenai lingkungan dibutuhkan sebuah konsep yang menunjang tercapainya rencana penanganan lingkungan dan membantu para stakeholder untuk mendapatkan informasi mengenai kinerja lingkungan secara detail dan jelas dalam mengambil berbagai alternatif keputusan. Isu lingkungan global mengalami perkembangan pesat yang berimplikasi pada perubahan kebutuhan para

stakeholders. Hal tersebut menuntut akuntansi harus mampu menyajikan

informasi yang sesuai dengan kebutuhan stakeholders. Dalam kaitannya dengan tuntutan tersebut, akuntansi juga telah mengalami perkembangan yang pesat sehingga dikenal ada akuntansi keuangan konvensional dan akuntansi lingkungan (Idris, 2012).

Akuntansi Manajemen Lingkungan atau yang sering disebut dengan

Enviromental Management Accounting (EMA) merupakan salah satu sub sistem

dari Akuntansi Lingkungan yang menjelaskan mengenai persoalan pengukuran dari dampak-dampak bisnis perusahaan ke dalam sejumlah unit moneter. Akuntansi manajemen lingkungan juga dapat digunakan sebagai suatu tolak ukur dalam kinerja lingkungan (Rustika, 2011). Berbeda dengan konsep akuntansi konvensional, akuntansi manajemen lingkungan bertujuan untuk meningkatkan


(11)

BAB I PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha

jumlah informasi yang relevan bagi mereka yang memerlukan, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu indikator pengambilan keputusan. Keberhasilan akuntansi lingkungan tidak hanya tergantung pada ketepatan dalam menggolongkan semua biaya –biaya yang dibuat perusahaan. Akan tetapi kemampuan dan keakuratan data akuntansi perusahaan dalam menekan dampak lingkungan yang ditimbulkan dari aktivitas perusahaan (Ikhsan,2009:6).

Salah satu manfaat yang mungkin terjadi dari penerapan EMA yaitu dapat diidentifikasi, diperkirakan lalu dianalisis berbagai macam biaya lingkungan sehingga dapat menciptakan inovasi yang berguna bagi perusahaan untuk mengurangi dampak lingkungan. Selain itu, penerapan EMA dapat membantu manajer lingkungan untuk menjustifikasi perencanaan produksi bersih dan mengidentifikasi cara-cara baru dalam penghematan biaya serta memperbaiki kinerja lingkungan pada waktu yang bersamaan. Penerapan lain dari EMA memberikan informasi kepada manajer dalam mengidentifikasi biaya-biaya lingkungan yang sering disembunyikan dalam sistem akuntansi umum (Ikhsan,2009; 30).

Isu carbon/ emisi sendiri merupakan salah satu fenomena yang terjadi di dalam EMA, maka itu pada tanggal 11 Desember 1997 di deklarasikanlah sebuah amandemen terhadap Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim

(UNFCCC), sebuah persetujuan internasional mengenai pemanasan global yang

berkomitmen untuk mengurangi emisi/pengeluaran karbondioksida dan lima gas rumah kaca lainnya, atau bekerja sama dalam perdagangan emisi jika mereka menjaga jumlah atau menambah emisi gas-gas tersebut, yang telah dikaitkan dengan pemanasan global. Jika sukses diberlakukan, protokol kyoto bertujuan


(12)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha

untuk mengurangi rata-rata emisi dari enam gas rumah kaca – karbon dioksida, metan, nitrous oxide, sulfur heksafluorida, HFC, dan PFC - yang dihitung sebagai rata-rata selama masa lima tahun antara 2008-12. Target nasional berkisar dari pengurangan 8% untuk Uni Eropa, 7% untuk AS, 6% untuk Jepang, 0% untuk Rusia, dan penambahan yang diizinkan sebesar 8% untuk Australia dan 10% untuk Islandia dan untuk negara lainnya. Protokol ini merupakan komitmen dari 39 negara industri untuk memotong emisi GRK (Gas Rumah Kaca) mereka antara tahun 2008 sampai 2012 (Widosari, 2005).

Dengan adanya protokol kyoto tersebut maka memunculkan fenomena ilmu baru dalam akuntansi, yaitu carbon cost management merupakan era baru gagasan transaksi ekonomi berbasis ekologi, yang dinamakan akuntansi karbon (carbon accounting). Carbon accounting adalah proses perhitungan banyaknya carbon yang dikeluarkan proses industri, penetapan target pengurangan, pembentukan sistem dan program untuk mengurangi emisi carbon, dan pelaporan perkembangan program tersbut (Louis dkk dalam Dwijayanti., 2011).

Sebagaimana implikasi dari konsep carbon cost management, penerapan

carbon accounting juga akan berimplikasi secara luas pada profesi dan isu-isu

strategis akuntansi manajemen karbon, terutama bagi negara maju yang telah menerapkan konsep perdagangan karbon dalam era carbonomics. Namun proses akulturasi sikap dan perilaku ekonomi berbasis ekologi tidak serta merta dapat berlaku dalam suatu wilayah akuntansi sosial, atau memberi efek spektrum yang begitu luas pada bidang lain. Akulturasi tersebut membutuhkan kesiapan pengetahuan, teknologi, justifikasi hukum dan terutama kesadaran konvensional dalam praktik bisnis. Oleh karena itu, dalam tahap awal perkembangan era carbon


(13)

BAB I PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha

accounting (akuntansi karbon) di negara berkembang, khususnya di Indonesia,

dibutuhkan seperangkat perekayasaan akuntansi manajemen sebagai stimulan bagi aplikasi model carbon accounting. Terkait dengan hal tersebut, maka masalah yang perlu dikaji adalah sejuah mana aplikasi carbon accounting tersebut didukung oleh kesiapan dan kemauan untuk mengembangkan berbagai isu strategis dan perekayasaan dibidang akuntansi manajemen. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi sejauh mana faktor-faktor isu strategis akuntansi manajemen memberi dampak pada paradigma carbon accounting ( Ja’far dan Lisa, 2009).

Oleh karena argumen diatas, maka penulis berkeinginan melakukan penelitian yang mencakup Pengaruh Carbon Accounting dan Strategi terhadap Kinerja Manajerial”. Dikarenakan sebelumnya belum ada penelitian yang menjelaskan tentang judul diatas, perkenankan saya mengambil hipotesis turunan dari pengaruh akuntansi manajemen lingkungan dan strategi terhadap inovasi. Dan juga analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas, maka masalah yang akan diteliti oleh penulis dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh carbon ccounting terhadap kinerja manajerial? 2. Apakah terdapat pengaruh strategi terhadap kinerja manajerial?

3. Apakah terdapat pengaruh carbon accounting dan strategi terhadap kinerja manajerial?


(14)

BAB I PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan oleh penulis diatas, maka tujuan penelitian yang penulis lakukan ini adalah:

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh carbon accounting terhadap kinerja manajerial

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh strategi terhadap kinerja manajerial

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh carbon accounting dan strategi terhadap kinerja manajerial

4. Memberikan pemahaman yang seluas-luasnya tentang penerapan carbon

accounting bagi perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia

5. Meminimalisasi dampak-dampak lingkungan yang terjadi oleh adanya proses produksi yang dilakukan di perusahaan-perusahaan di Indonesia 1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang penulis lakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Penulis

Diharapkan penulis dapat memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat sehingga lebih peduli terhadap dampak-dampak lingkungan yang terjadi oleh adanya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh proses-proses produksi yang dilakukan perusahaan-perusahaan, dan juga semoga dengan penulisan tugas akhir ini dapat memberikan ilmu yang seluas-luasnya bagi penulis sendiri untuk diberikan kepada masyarakat umum nya.


(15)

BAB I PENDAHULUAN 8

Universitas Kristen Maranatha

2. Perusahaan

Diharapkan perusahaan-perusahaan mempunyai pengetahuan lebih luas terhadap carbon accounting itu sendiri agar dalam pelaksaan nya di dalam perusahaan itu sendiri lebih memberikan dampak yang lebih baik untuk perusahaan atau pun untuk lingkungan sekitar, dan juga bersinergi dengan strategi yang diterapkan perusahaan khususnya perusahaan dapat mengetahui apa saja fenomena yang mempengaruhi carbon accounting dan strategi terhadap kinerja manajerial itu sendiri,seperti apa yang penulis lakukan. Diharapkan pula perusahaan lebih fokus terhadap strategi-strategi yang menyangkut dengan carbon accounting untuk lebih ditingkatkan guna memperbaiki kinerja manajerial agar tujuan/ goals perusahaan dapat tercapai dengan diperhatikan nya kedua hal tadi. Contohnya dengan strategi terhadap lingkungan lebih diperhatikan misalnya pembuangan karbon, strategi perusahaan seperti apa menangani karbon tersebut apakah berpengaruh terhadap kinerja manajerial para stakeholder diperusahaan atau tidak. Seharusnya dengan strategi pembuangan karbon yang ada bisa meningkatkan kinerja manajerial perusahaan agar lebih optimal guna meminimalisir karbon yang ada pada perusahaan tersebut.

3. Masyarakat

Diharapkan agar masyarakat lebih mengetahui informasi tentang apa itu

carbon accounting khususnya dan strategi terhadap kinerja manajerial

suatu perusahaan dan juga agar masyarakat dapat menikmati hidupnya tanpa adanya kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan-perusahaan yang memberikan dampak buruk bagi lingkungan.


(16)

9 Universitas Kristen Maranatha

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1.1 KAJIAN PUSTAKA

2.1.1 Akuntansi Manajemen Lingkungan/ Environmental Management Accounting (EMA)

Akuntansi manajemen lingkungan (Environmental Management Accounting) merupakan salah satu sub-sistem dari akuntansi lingkungan yang

menjelaskan sejumlah persoalan mengenai persoalan dampak-dampak bisnis perusahaan ke dalam sejumlah unit moneter. Akuntansi manajemen lingkungan juga dapat digunakan sebagai suatu tolak ukur dalam kinerja lingkungan. Pandangan bahwa akuntansi manajemen lingkungan secara dominan berhubungan terhadap penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan internal yang konsisten dengan definisi US EPA (1995), dimana US EPA menjelaskan akuntansi manajemen lingkungan sebagai: “Suatu proses pengidentifikasian, pengumpulan dan penganalisisan informasi tentang biaya-biaya dan kinerja untuk membantu

pengambilan keputusan organisasi”.

The International Federation of Accountants (1998) dalam Ikhsan (2009)

mendefinisikan akuntansi manajemen lingkungan sebagai: “Pengembangan manajemen lingkungan dan kinerja ekonomi seluruhnya serta implementasi dari lingkungan yang tepat, hubungan sistem akuntansi dan praktik”. Ketika ini mencakup pelaporan dan audit dalam beberapa perusahaan, akuntansi manajemen lingkungan khususnya melibatkan siklus hidup biaya, akuntansi biaya penuh, penilaian keuntungan dan perencanaan strategic untuk manajemen lingkungan.


(17)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 10

Universitas Kristen Maranatha

The United Nations Divisions for Sustainable Development (UNDSD) (2001)

dalam Ikhsan (2009) menyediakan suatu definisi yang lain dari akuntansi manajemen lingkungan. Definisi tersebut mengutamakan bahwa sistem akuntansi manajemen lingkungan menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan internal, dimana informasi dapat juga terfokus secara fisik atau moneter.

2.1.2 Tujuan Akuntansi Manajemen Lingkungan

Dalam dunia bisnis yang ideal, perusahaan-perusahaan cenderung akan menggambarkan aspek lingkungan dalam proses akuntansi mereka melalui sejumlah pengidentifikasian terhadap biaya-biaya, produk-produk, proses-proses, dan jasa. Meskipun sistem akuntansi konvensional memiliki peran penting dalam perkembangan dunia bisnis, akan tetapi sistem akuntansi konvensional yang ada tidak cukup mampu untuk disesuaikan pada biaya-biaya lingkungan dan sebagai hasilnya hanya mampu menunjukkan akun untuk biaya umum tak langsung. Akuntansi manajemen lingkungan (EMA) dikembangkan untuk berbagai keterbatasan dalam akuntansi tradisional. Beberapa poin berikut ini dapat menjadi alasan mengapa dan apa yang dapat diberikan oleh EMA dibandingkan dengan akuntansi manajemen tradisional:

1. Meningkatnya tingkat kepentingan ‘Biaya terkait lingkungan’. Seiring dengan meningkatnya kesadaran lingkungan, peraturan terkait lingkungan menjadi semakin ketat sehingga bisnis harus mengeluarkan investasi yang semakin besar untuk mengakomodasi kepentingan tersebut. Jika dulu biaya pengelolaan lingkungan relatif kecil, kini jumlahnya menjadi cukup signifikan bagi perusahaan. Banyak perusahaan yang kemudian menyadari


(18)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 11

Universitas Kristen Maranatha

bahwa potensi untuk meningkatkan efisiensi muncul dari besarnya biaya lingkungan yang harus ditanggung.

2. Lemahnya komunikasi bagian akuntansi dengan bagian lain dalam perusahaan. Walaupun keseluruhan perusahaan mempunyai visi yang sama

tentang ‘biaya’, namun tiap-tiap departemen tidak selalu mampu

mengkomunikasikannya dalam bahasa yang dapat diterima oleh semua pihak. Jika di satu sisi bagian keuangan menginginkan efisiensi dan penekanan biaya, di sisi lain bagian lingkungan menginginkan tambahan biaya untuk meningkatkan kinerja lingkungan. Walaupun ekoefisiensi bisa menjadi jembatan antar kepentingan ini, namun kedua bagian tersebut berbicara dari sudut pandang yang berseberangan.

3. Menyembunyikan biaya lingkungan dalam pos biaya umum (overhead). Ketidakmampuan akuntansi tradisional menelusuri dan menyeimbangkan akuntansi lingkungan dengan akuntansi keuangan menyebabkan semua biaya dari pengolahan limbah, perizinan dan lain-lain digabungkan dalam biaya overhead sebagai konsekuensinya biaya overhead menjadi

‘membengkak’.

4. Ketidaktepatan alokasi biaya lingkungan sebagai biaya tetap. Karena secara tradisional biaya lingkungan tersembunyi dalam biaya umum, pada saat diperlukan, akan menjadi sulit untuk menelusuri biaya sebenarnya dari proses, produk atau lini produksi tertentu. Jika biaya umum dianggap tetap, biaya limbah sesungguhnya merupakan biaya variabel yang mengikuti volume limbah yang dihasilkan berbanding lurus dengan tingkat produksi.


(19)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 12

Universitas Kristen Maranatha

5. Ketidaktepatan perhitungan atas volume dan biaya atas bahan baku yang terbuang. Berapa sebenarnya biaya limbah? Akuntansi tradisional akan menghitungnya sebagai biaya pengelolaannya, yaitu biaya pembuangan atau pengolahan. EMA akan menghitung biaya limbah sebagai biaya pengolahan ditambah biaya pembelian bahan baku. Sehingga biaya limbah yang dikeluarkan lebih besar sebenarnya daripada biaya yang selama ini diperhitungkan

6. Tidak dihitungnya keseluruhan biaya lingkungan yang relevan dan signifikan dalam catatan akuntansi (Novia, 2011).

Banyak sekali biaya yang terkait dengan pengelolaan lingkungan yang seharusnya diperhitungkan dengan benar agar tidak terjadi kesalahan pengambilan keputusan. Biaya tersebut umumnya meliputi biaya pengelolaan limbah, biaya material dan energi, biaya pembelian material dan energi dan biaya proses. Penting untuk diketahui bahwa, ketika akuntansi manajemen lingkungan mendukung pengambilan keputusan internal, penerapan akuntansi manajemen lingkungan tidak menjamin setiap tingkat kinerja keuangan atau lingkungan tertentu. Bagaimanapun juga, karena organisasi-organisasi dan program-program mempunyai sasaran tentang pengecilan biaya terutama biaya lingkungan yang memperkecil dampak lngkungan, EMA meyediakan satu himpunan penting informasi untuk mencapai tujuan. Terdapat beberapa alasan mengapa EMA sangat bermanfaat bagi industri, antara lain:


(20)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 13

Universitas Kristen Maranatha

1. Kemampuan secara akurat meneliti dan mengatur penggunaan arus tenaga dan bahan-bahan, termasuk polusi/ sisa volume, jenis-jenis lain dan sebagainya.

2. Kemampuan secara akurat mengidentifikasi, mengestimasi, mengalokasikan, mengatur atau mengurangi biaya-biaya, khususnya biaya yang berhubungan dengan lingkungan.

3. Informasi yang lebih akurat dan lebih menyeluruh dalam mendukung penetapan dari dan keikutsertaan di dalam program-program sukarela, penghematan biaya untuk memperbaiki kinerja lingkungan.

4. Informasi yang lebih akurat dan menyeluruh untuk mengukur dan melaporkan kinerja lingkungan, seperti meningkatkan citra perusahaan pada stakeholder, pelanggan, masyarakat lokal, karyawan, pemerintah dan penyedia keuangan. (Rustika,N, 2011).

2.1.3 Manfaat Akuntansi Manajemen Lingkungan

Menurut Ikhsan (2009) Terdapat beberapa alasan mengapa akuntansi manajemen lingkungan sangat bermanfaat bagi industri, yaitu:

1. Kemampuan secara akurat meneliti dan mengatur penggunaan arus tenaga dan bahan-bahan,termasuk polusi/ sisa volume, dan jenis-jenis lainnya. 2. Kemampuan secara akurat dalam mengidentifikasi, mengestimasi,

mengalokasikan, mengatur atau mengurangi biaya-biaya, khususnya biaya yang berhubungan dengan lingkungan.


(21)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 14

Universitas Kristen Maranatha

3. Informasi yang lebih akurat dan lebih menyeluruh dalam mendukung penetapan dari dan keikutsertaan di dalam program-program sukarela, penghematan biaya untuk memperbaiki kinerja lingkungan.

4. Informasi yang lebih akurat dan menyeluruh untuk mengukur dan melaporkan kinerja lingkungan, seperti meningkatkan citra perusahaan pada stakeholder, pelanggan, masyarakat lokal , karyawan, pemerintah, dan penyedia keuangan.

2.1.4 Latar belakang Akuntansi Karbon/ Carbon Accounting

Dikutip oleh Widosari (2005) Munculnya carbon accounting

dilatarbelakangi oleh penandatangan Protokol Kyoto oleh beberapa negara di dunia. Protokol Kyoto merupakan sebuah amandemen terhadap Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim atau United Nations Framework Convention

on Climate Change (UNFCCC), sebuah persetujuan intemasional mengenai

pemanasan global. UNFCCC mengatur lebih lanjut ketentuan yang mengikat mengenai perubahan iklim ini. Menurut rilis pers dari Program Lingkungan PBB, "Protokol Kyoto adalah sebuah persetujuan sah di mana negara-negara perindustrian akan mengurangi emisi gas rumah kaca mereka secara kolektif sebesar 5,2% dibandiagkan dengan tahun 1990, namun yang perlu diperhatikan adalah, jika dibandingkan dengan perkiraan jumlah emisi pada tahun 2010 tanpa protokol, target ini berarti pengurangan sebesar 29%. Tujuannya adalah untuk mengurangi rata-rata emisi dari enam gas rumah kaca – karbondioksida, metan,


(22)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 15

Universitas Kristen Maranatha

selama masa lima tahun antara 2008-2012. Target nasional berkisar dari pengurangan 8% untuk Uni Eropa, 7% untuk AS, 6% untuk Jepang, 0% untuk Rusia, dan penambahan yang diizinkan sebesar 8% untuk Australia dan 10% untuk Islandia. Pada bulan Desember 1997 di Kyoto, Jepang, Protokol Kyoto ditandatangani oleh beberapa negara dan tetap terbuka untuk ditandatangani/diaksesi sampai Maret 1999 oleh negara-negara lain di Markas Besar PBB, New York. Protokol ini merupakan komitmen dari 39 negara industri untuk memotong emisi GRK (Gas Rumah Kaca) mereka antara tahun 2008 sampai 2012. Ada tiga mekanisme yang diatur di dalam Protokol Kyoto, yaitu berupa:

a. Joint Implementation adalah kerja sama antara negara maju untuk

mengurangi emisi GRK yang dihasilkan oleh negara mereka masing-masing.

b. Clean Development Mechanism adalah win-win solution antara negara maju dan negara berkembang, di mana negara maju berinvestasi di negara berkembang dalam proyek yang dapat mengurangi emisi GRK dengan imbalan sertifikat pengurangan emisi (CER) bagi negara maju terse but.

c. Emission Trading adalah perdagangan emisi antar negara maju. Salah satu mekanisme dalam Protokol Kyoto adalah Emission Trading (Perdagangan Emisi) atau juga dikenal dengan Perdagangan Karbon. Model perdagangan ini dapat digambarkan demikian: perusahan-perusahan awalnya melakukan kesepakatan (melalui regulasi pemerintah) tentang seberapa besar Carbondioksida (C02) yang


(23)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 16

Universitas Kristen Maranatha

akan dihasilkan oleh produksi mereka (The Cap). Jika perusahaan tertentu dalam memproduksi barang atau jasa menghasilkan emisi C02 kurang dari batas maksimal (The Cap), mereka memiliki nilai kredit. Sebaliknya, jika perusahaan tertentu rnelebihi ambang batas emisi CO2 maka, mereka dapat membeli kredit dari perusahaan yang memiliki emisi di bawah ambang batas. Implikasi dari perdagangan karbon ini adalah munculnya manajemen biaya karbon (carbon cost

management), di mana ini merupakan efisiensi emisi C02 dalam penggunaan

bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik, biaya overhead lingkungan, serta isu-isu yang terkait dengan manajemen standar akuntansi karbon. Pada akhimya, implikasi dari carbon cost management ini adalah carbon

accounting, yang merupakan pengukuran, pencatatan dan pelaporan karbon yang

dihasilkan oleh perusahaan. (Ratnatunga, 2007; dalam Ja'far dan Kartikasari, 2009). Menurut Dwijayanti (2011) ini adalah alur latar belakang carbon

accounting:

Gambar 2.1

Sumber : Dwijayanti (2011) Protokol

kyoto

Carbon Cost Management

Carbon Accounting


(24)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 17

Universitas Kristen Maranatha

Tabel 2.1

Daftar Negara yang berpartisipasi dalam Protokol Kyoto

Nama negara

Pembatasan emisi kuantitatif atau komitmen pengurangan ( persentase tahun dasar atau

periode )

Australia 108

Austria 92

Belgium 92

Bulgaria* 92

Canada 94

Croatia * 95

Czech Republic* 92

Denmark 92

Estonia* 92

European Community 92

Finland 92

France 92

Germany 92

Greece 92

Hungray* 94

Iceland 110

Ireland 92

Italy 92

Japan 94

Latvia* 92

Liechtenstein 92


(25)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 18

Universitas Kristen Maranatha

Luxemborg 92

Monaco 92

Netherlands 92

New Zealand 100

Norway 101

Poland* 94

Portugal 92

Romania 92

Russian Federation* 100

Slovakia* 92

Slovekia* 92

Slovenia* 92

Spain 92

Sweden 92

Switzerland 92

Ukraine* 100

United Kingdom of Great Britain and Northern

Ireland

92

United States of America 93

*Negara-negara yang sedang menjalani proses transisi ke pasar ekonomi

SUMBER : UNFCCC (1998) http://unfccc.int/resource/docs/convkp/kpeng.pdf 2.1.5 Carbonomics

Menurut Ja’far dan Kartikasari (2009) salah satu rekomendasi dari

Protokol Kyoto adalah sistem ambang emisi dan perdagangan karbon. Perusahaan

membutuhkan pemikiran dan teknologi baru untuk mengimplementasikan gagasan perdagangan karbon dibawah Protokol Kyoto. Isu pokok dalam


(26)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 19

Universitas Kristen Maranatha

perdagangan karbon ini adalah jumlah karbon yang dapat dirasionalisasi dan model pasar perdagangan karbon yang dapat mempengaruhi strategi bisnis, kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Untuk dapat mengarah pada gagasan perdagangan karbon, dibutuhkan pemahaman yang baik tentang elemen-elemen akuntansi bisnis dan keuangan, seperti permodalan, permintaan dan penawaran kredit karbon, nilai bisnis manejemen resiko, alokasi modal, dan bahkan jika mungkin adalah standar pelaporan keuangan yang secara khusus terkait dengan transaksi karbon. Sebagai tambahan, isu – isu tentang pajak yang terkait dengan pajak emisi karbon dan implikasi transfer harga perdagangan karbon perlu untuk diperhatikan.

Sekarang ini, di Eropa, fokus utamanya adalah laporan keuangan dan perpajakan. Sedikit sekali yang memfokuskan dalam hal profesi akuntansi yang terkait dengan akuntansi manajemen strategis termasuk penilaian pasar dan isu– isu tentang manajemen kinerja. Isu yang terkait dengan manajemen biaya karbon

(Carbon Cost Management) utamanya terkait dengan apakah pelaporan biaya

karbon bersifat mandatory atau voluntary, yang dalam hal tertentu sangat tergantung pada kompetisi industri suatu negara. Ketidakseimbangan dalam konsumsi sumber - sumber ekonomi dalam perspektif keberlanjutan lingkungan tidak hanya disebabkan oleh perspektif ekonomi semata tetapi rendahnya tingkat kesadaran untuk melakukan tindakan pencegahan global warming. Ada lima gas yang dapat menyebabkan efek global warming yaitu Carbondiokside, metan,

nitrous oxide, sulfur heksaflouride, dan HFC. Protokol Kyoto membatasi


(27)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 20

Universitas Kristen Maranatha

terkait langsung dengan aktivitas ekonomi dan manusia. Terkait dengan kegiatan ekonomi, Protokol Kyoto memberikan batasan investasi tekhnologi emisi CO2 yang rendah, perhitungan biaya dalam harga pokok produksi dan pembebanan biaya emisi karbon kepada pelanggan berdasarkan regulasi. (Ja’far dan Kartikasari, 2009)

2.1.6 Akuntansi karbon/ Carbon Accounting

Terkait dengan gagasan Carbonomics, Ja’far dan Kartikasari (2009) menambahkan dampak gagasan tersebut telah merambah di berbagai macam profesi, diantaranya adalah profesi akuntansi. Hal ini karena bidang akuntansi, terutama akuntansi manajemen, keuangan dan audit, baik langsung ataupun tidak langsung terkena dampak dari era carbonomics tersebut. Sebaliknya, kesiapan praktik strategis dibidang akuntansi manajemen akan mendorong percepatan kesiapan gaya hidup carbonomics dalam perusahaan. Dalam praktik akuntansi,

carbonomics jelas telah memberi dampak pada praktik akuntansi (carbon accounting).

Carbon accounting adalah proses perhitungan banyaknya carbon yang

dikeluarkan proses industri, penetapan target pengurangan, pembentukan sistem dan program untuk mengurangi emisi carbon, dan pelaporan perkembangan program tersebut. (Louis dkk., dalam Dwijayanti, 2011). Dengan carbon

accounting, perusahaan dapat mengetahui tingkat emisi carbon yang

dihasilkannya dari hasil pengukuran, kemudian manajemen perusahaan dapat menetapkan strategi-strategi untuk mengurangi emisi carbon tersebut dan melaporkannya kepada stakeholders perusahaan.


(28)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 21

Universitas Kristen Maranatha

Sedangkan menurut Warren (2008) dalam Dwijayanti (2011) mendefinisikan carbon accounting sebagai "assessing your organisation's carbon

emissions and setting targets for reduction" (proses pengukuran emisi carbon

yang dihasilkan perusahaan dan penentuan target pengurangan emisi). Menurut keputusan PBB dalam Pamela (2010) dalam Protokol Kyoto definisi akuntansi karbon adalah proses akuntansi yang dilakukan untuk mengukur jumlah karbondioksida setara yang akan dilepas ke atmosfer sebagai hasil dari proyek-proyek mekanisme fleksibel dibawah Protokol Kyoto. Akuntansi karbon merupakan bagian baru dari akuntansi lingkungan yang merupakan pelengkap dengan memberikan laporan mengenai emisi karbon gas yang dihasilkan perusahaan selama proses produk.

Dari beberapa pengertian tentang carbon accounting di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa carbon accounting adalah proses atau cara untuk mengukur emisi karbon, mengatur strategi dalam mengurangi emisi karbon, melakukan pencatatan atas biaya yang terjadi dari kegiatan tersebut serta melaporkannya pada

stakeholders. ( Ramadhani, 2015: dalam Dwijayanti, 2011), munculnya carbon accounting dilatarbelakangi oleh penandatangan Protokol Kyoto oleh beberapa

negara di dunia. Protokol Kyoto merupakan sebuah amandemen terhadap Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim atau United Nations

Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), sebuah persetujuan

intemasional mengenai pemanasan global. UNFCCC mengatur lebih lanjut ketentuan yang mengikat mengenai perubahan iklim ini.


(29)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 22

Universitas Kristen Maranatha

Ada beberapa langkah pengimplementasian carbon accounting dalam perusahaan yang disampaikan oleh Warren (2008) dalam Dwijayanti (2011), yaitu:

Mengukur emisi carbon perusahaan saat ini.  Menentukan target pengurangan emisi.

 Membangun sistem untuk memantau emisi yang dikeluarkan dan mengadakan audit emisi secara periodic.

 Melaporkan baik internal maupun eksternal mengenai program pengurangan dan kemajuan dalam mencapai target.

Pada tahapan selanjutnya, era carbon accounting akan berkembang jika didukung oleh berbagai sistem dan perekayasaan akuntansi yang memadai. Pada era carbon accounting, sebuah gagasan untuk menghubungkan produk dengan efisiensi CO2 perlu mendapat dukungan dan perhatian secara serius, sebab suatu gagasan dalam efisiensi emisi CO2 adalah sebuah tindakan untuk penyelamatan dunia. Inilah makna penting carbon accounting dalam pengembangan profesi dan perekayasaan akuntansi dalam situasi dunia yang tengah dilanda kecemasan akibat

global warming (Ja’far dan Lisa, 2009).

Dwijayanti (2011) menyatakan bahwa dalam pelaporan carbon

accounting, ada empat kategori biaya yang bisa dimasukkan, yaitu:

 Biaya pencegahan

 Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mencegah terjadinya polusi udara.


(30)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 23

Universitas Kristen Maranatha

 Contoh : biaya pelatihan karyawan, biaya desain produk, biaya pemilihan peralatan.

 Biaya pendeteksian

 Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menemukan, mengurangi, dan mendeteksi banyaknya polusi udara yang dikeluarkan.

 Contoh : biaya inspeksi, biaya penetapan ukuran.  Biaya kegagalan internal

 Biaya yang dikeluarkan jika polusi udara perusahaan melebihi batas, tetapi belum memberi dampak secara eksternal.

 Biaya pengoperasian peralatan untuk mengatasi polusi, biaya pemeliharaan peralatan untuk mengatasi polusi.

 Biaya kegagalan eksternal

 Biaya yang dikeluarkan jika polusi udara yang dihasilkan perusahaan telah berdampak secara luas terhadap masyarakat sekitar, lingkungan, dan pihak-pihak ekstemal lainnya.

 Contoh : biaya klaim kesehatan akibat udara yang tercemar. 2.1.7. Strategi

Dalam dunia bisnis,istilah strategi menunjukan rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa


(31)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 24

Universitas Kristen Maranatha

tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan (William dan Lawrence, 1995) . Strategi sebagai suatu rencana yang berskala besar dan berorientasi kepada masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Strategi adalah rencana lain suatu perusahaan. Meskipun rencana itu tidak secara persis merinci semua pemanfaatan SDM, keuangan, dan bahan di masa yang akan datang, ia memberikan kerangka untuk keputusan manajerial. Strategi mencerminkan kesadaran perusahaan mengenai bagaimana, kapan, dan dimana ia harus bersaing melawan siapa dan untuk maksud apa (Pearce dan Robinson, 2003).

Strategi merupakan suatu proses manajemen yang sistematis yang didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan atas program-program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan sumber daya yang akan dialokasikan dalam setiap program selama beberapa tahun mendatang (Anthony dan Govindarajan, 2007). Strategi perusahaan merupakan pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utama atau kebijakan perusahaan dengan rangkaian tindakan dalam sebuah pernyataan yang saling mengikat. Strategi perusahaan biasanya berkaitan dengan prinsip-prinsip secara umum untuk mencapai misi yang dicanangkan perusahaan, serta bagaimana perusahaan memilih jalur yang spesifik untuk mencapai misi tersebut ( Lynch, 2006 ). Menurut Miles and Snow (1978) terdapat empat typologi strategi organisasi, dimana yang termasuk adalah tipe strategi prospector, analyser, defender, dan reactor.Tipe-tipe perusahaan akan berbeda berdasarkan kekuatan fungsional dan strategi fungsionalnya.


(32)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 25

Universitas Kristen Maranatha

2.1.8. Kinerja Manajerial

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. ( Hafiz, 2007)

Kandula (2006:5) mendefinisikan kinerja manajerial merupakan proses merancang dan melaksanakan strategi motivasi, intervensi, dan pengendali dengan tujuan untuk mengubah potensi baku sumber daya manusia dalam kinerjanya. Menurut Hasibuan (2005: 94) menjelaskan bahwa kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seorang dalam melaksanakan tugas tugas yang diberikan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.

Menurut Yan (2008) kinerja manajerial dapat diartikan sebagai: “ Kinerja

para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial, antara lain perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi, pengaturan staff, negosiasi, dan representasi perwakilan “.

Oleh karena itu, berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja manajerial adalah hasil kerja dari individu di dalam organisasi yang melaksanakan tugas-tugas manajerial.

2.1.9. Dimensi Kinerja Manajerial

Menurut Wentzel (2002) dalam Hiras (2009;67) penilaian kinerja manajerial dapat diukur berdasarkan:

1. Perencanaan, meliputi pemilihan strategi, kebijakan, program dan prosedur untuk mencapai tujuan perusahaan. Tanggung jawab untuk perencanaan


(33)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 26

Universitas Kristen Maranatha

sama sekali tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan manajerial semua tingkatan manajemen, baik manajemen puncak, menengah maupun tingkat dasar dari suatu struktur organisasi.

2. Investigasi, merupakan laporan dari setiap manajer pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya menjelaskan kinerja manajerial yang bersangkutan. Untuk menyusun laporan tersebut, manajer melaksanakan salah satu fungsi yakni investigasi. Dalam hal ini manajemem bertugas untuk mengumpulkan dan menyampaikan informasi untuk catatan, laporan, rekening, mengukur hasil, menentukan persediaan dan analisa pekerjaan.

3. Koordinasi, setiap fungsi manajerial membutuhkan sinkronasi akan tindakan individu yang timbul dari perbedaan dalam pendapat mengenai bagaimana cita-cita kelompok dapat dicapai atau bagaimana tujuan individu atau kelompok dipadukan. Koordinasi ini bisa dilakukan dengan tukar menukar informasi dengan bagian organisasi yang lain untuk mengaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu departemen lain dan berhubungan dengan manajer lain.

4. Evaluasi, merupakan salah satu fungsi pokok manajemen yang digunakan untuk menilai dan mengukur proposal, kinerja, penilaian pegawai, penilaian catatan, penilaian laporan keuangan dan pemeriksaan produk. 5. Pengawasan, adalah pengukuran dan pembetulan terhadap kegiatan para

bawahan untuk menjamin pelaksanaan sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Pengawasan meliputi kegiatan mengarahkan, memimpin, dan


(34)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 27

Universitas Kristen Maranatha

mengembangkan bawahan, membimbing, melatih, memberikan tugas pada bawahan dan menangani keluhan.

6. Staffing, penataan staff merupakan faktor penting dalam pengelolaan sumber daya manusia agar para karyawan dapat dimanfaatkan secara efektif. Penataan staff adalah suatu proses yang terdiri dari spesifikasi pekerjaan (job description), pergerakan tenaga, spesifikasi pekerja, seleksi dan penyusunan organisasi untuk mempersiapkan dan melatih karyawan agar melaksanakan pekerjaan dengan baik. Penempatan staff hendaknya berdasarkan pada kemampuan dan minat karyawan.

7. Negosiasi, komunikasi merupakan faktor yang penting bagi seorang manajer untuk memahami perilaku agar dapat menangani karyawan secara efektif. Di samping itu, komunikasi merupakan satu cara untuk mendapatkan informasi yang sangat dibutuhkan seorang manajer dalam pengambilan keputusan. Namun, dalam pelaksanaannya komunikasi tidak selalu berjalan efektif. Berbagai macam gangguan (noise) menyebabkan pesan yang disampaikan dalam komunikasi tidak diterima dengan tepat. Oleh karena itu, untuk memperbaiki komunikasi, negosiasi dapat dilakukan. Bentuk negosiasi yang dapat dilakukan oleh manajer antara lain terjadi pada saat melakukan pembelian, penjualan, atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa, menghubungi pemasok, tawar-menawar dengan wakil penjual maupun secara kelompok.

8. Pewakilan, manajer menciptakan hubungan dan menggunakan pendekatan


(35)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 28

Universitas Kristen Maranatha

unit kerjanya dan dapat mewakili organisasi secara keseluruhan. Perwakilan adalah fungsi manajemen untuk menghadiri pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan perkumpulan bisnis, pidato untuk acara kemasyarakatan, pendekatan ke masyarakat, dan mempromosikan tujuan umum perusahaan.

Sedangkan menurut Adhari (2013), kinerja terdiri dari beberapa dimensi. Antara lain:

1. Pengetahuan Komunikasi 2. Kualitas kerja manajerial 3. Inisiatif

4. Keterampilan interpersonal 5. Kreatifitas

6. Kemampuan dalam mengambil keputusan dalam memecahkan masalah Dari kedua pendapat diatas pada penelitian ini, dimensi kinerja manajerial diambil dari ( Wentzel, 2002 dalam Hiras, 2009:67), yaitu: Perencanaan, Investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staff, negosiasi, dan perwakilan.

Sedangkan menurut Allen dalam Yayat (2011:20), mengatakan bahwa fungsi manajemen terdiri dari:

1. Management Leading (Memimpin)

Memimpin adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer agar orang-orang lain bertindak. Fungsinya yaitu mengambil


(36)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 29

Universitas Kristen Maranatha

keputusan, mengadakan komunikasi, memberikan motivasi, memilih orang-orang dan mengembangkan orang-orang.

2. Management Planning (Merencanakan)

Management Planning meliputi beberapa kegiatan, yaitu meramalkan,

menetapkan maksud dan tujuan, mengacarakan, mengatur tata waktu, menyusun anggaran belanja, mengembangkan prosedur, serta menetapkan dan menafsirkan kebijaksanaan-kebijaksanaan.

3. Management Organizing (Penyusunan Manajemen)

Management Organizing merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

manajer dalam mengatur dan menghubungkan pekerjaan yang dilakukan sehingga dapat dilaksanakan dengan efektif oleh orang lain.

4. Management Controlling (Pengawasan, Pengendalian, dan

Pengamatan)

Management controlling merupakan pekerjaan manajer dalam menilai

dan mengatur pekerjaan yang diselenggarakan dan yang telah selesai.

Secara sederhana, manajemen diartikan sebagai suatu ilmu dan seni untuk membuat perencanaan (planning), melakukan pengorganisasian (organizing), melakukan pengarahan (directing), melakukan pengkoordinasian (coordinating), dan melakukan pengawasan (controlling) terhadap orang-orang dan barang-barang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Dari pengertian tersebut, nampak bahwa ada lima fungsi manajemen, yaitu (M, Munandar, 2007:16) :


(37)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 30

Universitas Kristen Maranatha

1. Menyusun rencana untuk dijadikan sebagai pedoman kerja (planning) 2. Menyusun struktur organisasi kerja yang merupakan pembagian

wewenang dan tanggung jawab kepada semua personal dalam perusahaan (organizing)

3. Membimbing, memberi petunjuk, mengarahkan, serta mengambil keputusan-keputusan untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul (directing)

4. Menciptakan koordinasi dan kerja sama yang serasi antar semua bagian yang ada di dalam perusahaan (coordinating)

5. Melakukan pengawasan serta pengendalian terhadap kerja para karyawan di dalam merealisasikan apa yang tertuang dalam rencana perusahaan yang ditetapkan (controlling)


(38)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 31

Universitas Kristen Maranatha

2.2. Rerangka Pemikiran

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Gejala: - Terjadinya isu global warming di

dunia

Variabel:

 Carbon Accounting

 Strategi

 Kinerja Manajerial

 Apakah terdapat pengaruh Carbon Accounting terhadap Kinerja Manajerial

 Apakah terdapat pengaruh Strategi terhadap Kinerja Manajerial

 Apakah terdapat pengaruh Carbon Accounting dan Strategi terhadap Kinerja Manajerial

 Jenis Penelitian : Asosiatif

 Populasi : Perusahaan Proper

2015 di Jawa Barat

 Sampel : Perusahaan yang terdaftar

Proper dengan peringkat Hijau dan Biru

 Metode Sampling : Purposive Sampling

 Teknik Pengumpulan data : Teknik Survey melalui metode kuisioner

 Metode Analisi Data : Regresi Linear Berganda

 Terdapat pengaruh Carbon Accounting terhadap Kinerja Manajerial

 Tidak terdapat pengaruh Strategi terhadap Kinerja Manajerial

 Terdapat pengaruh Carbon Accounting dan Strategi terhadap Kinerja Manajerial

UMPAN BALIK

Sumber : Penulis (2016)

2.3. Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Carbon Accounting terhadap Kinerja Manajerial

Dapat ditarik kesimpulan bahwa carbon accounting adalah proses atau cara untuk mengukur emisi karbon, mengatur strategi dalam mengurangi emisi karbon, melakukan pencatatan atas biaya yang terjadi dari kegiatan tersebut serta melaporkannya pada stakeholders. (Ramadhani, 2015: dalam Dwijayanti 2011), munculnya carbon accounting dilatarbelakangi oleh penandatangan Protokol

Kyoto oleh beberapa negara di dunia. Protokol Kyoto merupakan sebuah


(39)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 32

Universitas Kristen Maranatha

United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), sebuah

persetujuan intemasional mengenai pemanasan global. UNFCCC mengatur lebih lanjut ketentuan yang mengikat mengenai perubahan iklim ini.

Ada beberapa langkah pengimplementasian carbon accounting dalam perusahaan yang disampaikan oleh Warren (2008) dalam Dwijayanti (2011), yaitu:

Mengukur emisi carbon perusahaan saat ini.  Menentukan target pengurangan emisi.

 Membangun sistem untuk memantau emisi yang dikeluarkan dan mengadakan audit emisi secara periodic.

 Melaporkan baik internal maupun eksternal mengenai program pengurangan dan kemajuan dalam mencapai target.

Menurut Hafiz (2007) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Yan (2008) menyimpulkan kinerja manajerial dapat diartikan sebagai: “Kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan manajerial, antara lain perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi, pengaturan staff, negosiasi, dan representasi perwakilan“.

Oleh karena itu, bahwa kinerja manajerial adalah hasil kerja dari individu di dalam organisasi yang melaksanakan tugas-tugas manajerial untuk membantu tercapainya tujuan perusahaan tersebut. Jadi penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh carbon accounting yang dilakukan perusahaan


(40)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 33

Universitas Kristen Maranatha

terhadap kinerja manajerial perusahaan tersebut, apakah berpengaruh atau tidak terhadap kelangsungan kinerja manajerial di suatu perusahaan.

Isu global warming semakin mengemuka seiring dengan maraknya kasus pencemaran lingkungan. Peristiwa tumpahan minyak di Amerika Serikat oleh perusahaan Exxon Valdez (1989) dan kebocoran gas di India oleh Bhopal

Chemical (1984) menyadarkan masyarakat dunia akan buruknya pengelolaan

lingkungan khususnya oleh perusahaan manufaktur. Di Indonesia sendiri salah satu kasus pencemaran lingkungan terbesar terjadi di kawasan laut timor yang diakibatkan meledaknya sumur minyak Montana milik PT. TEP Australia (2009), sedangkan di Jawa Barat permasalahan lingkungan akibat proses produksi perusahaan ditemukan di daerah Kabupaten Bandung. Komunitas Elemen Lingkungan menuntut agar pemerintah lebih mengawasi sejumlah industri tekstil di sekitar Majalaya untuk tidak membuang limbah ke sungai Citarum karena sering mengganggu kesehatan masyarakat sekitar (Tirtakusumah,2014).

Penelitian yang dilakukan Novia Rustika (2011) dengan judul “ Analisis Pengaruh Penerapan Akuntansi Manajemen Lingkungan dan Startegi terhadap Inovasi Perusahaan (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Jawa Tengah) ”. Sampel untuk responden dalam penelitian ini minimal 60 responden yang diperoleh dari mengalikan jumlah variabel dengan 10, Sumber data dari penelitian ini adalah skor rata-rata yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah disebarkan kepada para responden, dengan uji hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda, memperoleh hasil nilai t=3,019 dengan signifikansi 0,005 (p<0,05). Dengan signifikansi yang lebih kecil dari


(41)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 34

Universitas Kristen Maranatha

0,005 dan arah keofisien positif, maka telah dibuktikan bahwa penerapan

Enviromental Management Accounting mempunyai hubungan positif terhadap

inovasi produk. Hasil ini menunjukan bahwa semakin tinggi suatu perusahaan menerapkan Enviromental Management Accounting (EMA), maka semakin tinggi pula perusahaan akan melakukan inovasi produk sebagai salah satu usaha untuk mengurangi dampak dan biaya lingkungan yang terjadi. Pengambilan hipotesis dari Akuntansi Manajemen Lingkungan yang penulis lakukan karena carbon

accounting merupakan ilmu turunan dari akuntansi manajemen lingkungan itu

sendiri sehingga penulis mengambil hipotesis dari judul tersebut.

Penelitian selanjutnya adalah yang dilakukan oleh Fransisca (2015)

dengan judul “ Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban dan Partisipasi

Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial (Survei pada perusahaan Manufaktur di karawang)”, dengan sampel seluruh manajer yang bekerja pada perusahaan manufaktur bidang stamping di karawang, dengan memakai data primer melalui penyebaran kuisioner dan menggunakan metode analisis data yaitu analisis regresi berganda. Memperoleh hasil terdapat pengaruh yang signifikan antara akuntansi pertanggung jawaban terhadap kinerja manajerial, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial, dan terdapat pengaruh yang signifikan antara akuntansi pertanggung jawaban dan partisipasi anggaran secara simultan terhadap kinerja manajerial.

Penelitian Jannah (2014) tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi carbon emission disclosure Pada Perusahaan Di Indonesia Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh


(42)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 35

Universitas Kristen Maranatha

Media Exposure, tipe industri, profitabilitas, ukuran perusahaan, kinerja

lingkungan, leverage terhadap pengungkapan emisi karbon pada perusahaan di Indonesia. Pengukuran mengenai luas pengungkapan karbon yaitu dengan menggunakan checklist yang dikembangkan berdasarkan lembar permintaan informasi yang diberikan oleh CDP (Carbon Disclosure Project). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012. Sampel dari penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010- 2012 dengan menggunakan metode purposive sampling. Terdapat 35 perusahaan pada tahun 2010, 37 perusahaan pada tahun 2011, dan 37 perusahaan pada tahun 2012 yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian. Uji asumsi klasik dilakukan untuk analisis data dan analisis regresi untuk pengujian hipotesis. Hasil dari penelitian Jannah (2014) menunjukkan bahwa Media Exposure, tipe industri, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan emisi karbon perusahaan di Indonesia. Sedangkan kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan emisi karbon perusahaan di Indonesia.

Menurut penulis, dengan adanya carbon accounting, perusahaan dapat mengetahui tingkat emisi carbon yang dihasilkannya, semakin minim emisi

carbon yang dihasilkan tetapi tingkat produksi meningkat, berarti kinerja

manajerial pada perusahaan tersebut dapat dikatakan bagus sesuai dengan strategi-strategi yang diterapkan perusahaan.

Atas dasar hasil penelitian diatas, Hipotesis yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:


(43)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 36

Universitas Kristen Maranatha

HA1: Terdapat pengaruh positif carbon accounting terhadap kinerja

manajerial.

2.3.2 Strategi terhadap Kinerja Manajerial

Pada dasarnya, tujuan perusahaan menerapkan strategi prospektor adalah menjadi yang pertama di pasar, meski tidak semua upaya itu akhirnya bisa berhasil (Miles dan Snow, 1978 dalam Ferreira et al., 2009). Meskipun perhatian utama dari pengguna strategi prospektor adalah menjadi yang pertama di pasar, sekali produk mendapatkan penerimaan, maka perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan efisiensi dalam produksi dan pengiriman produk. Dalam meningkatkan efisiensi produk, perusahaan akan menghubungkan dengan sumber daya yang dimiliki. Jika tidak, perusahaan akan sulit mencapai tujuan

profitabilitas nya. (Ferreira et al., 2010)

Menurut Kandula (2006:5) mendefinisikan kinerja manajerial merupakan proses merancang dan melaksanakan strategi motivasi, intervensi, dan pengendali dengan tujuan untuk mengubah potensi baku sumber daya manusia dalam kinerjanya. Maka dari itu strategi sangat diperlukan perusahaan untuk mencapai kinerja yang maksimal dengan mendukung kegiatan-kegiatan manajerial dengan strategi yang telah ditetapkan perusahaan.

Penelitian Asmarani (2006) tentang “ Analisis pengaruh perencanaan strategis terhadap kinerja perusahaan dalam upaya menciptakan keunggulan bersaing (Studi Empirik pada Industri Kecil Menengah Tenun Ikat di Troso, Jepara)”. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subyek yaitu data berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik seseorang atau sekelompok


(44)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 37

Universitas Kristen Maranatha

orang yang menjadi subyek penelitian (responden). Menggunakan metode survei, yaitu menggunakan metode wawancara langsung dengan responden dan dengan menggunakan kuesioner. Sampel pada penelitian ini adalah jumlah tenaga kerja minimal 5 orang termasuk anggota keluarga, umur perusahaan lebih dari 3 tahun. Pemilihan metode ini salah satunya dilatar belakangi keterbatasan waktu dan biaya penelitian, namun pertimbangan dan representasi populasi diharapkan tetap tidak terganggu. Metode analisis yang digunakan dalam studi kasus ini adalah The Structural Equation Modelling (SEM) dari paket software statistik AMOS digunakan dalam pengembangan model dan pengujian hipotesis. Hasilnya berpengaruh positif bahwa semakin tinggi perencanaan strategis yang diterapkan pada industri kecil tenun ikat Troso maka semakin baik kinerja manajerial perusahaan yang dihasilkan.

Menurut penulis, semakin tingginya strategi perusahaan terhadap keberlangsungan perusahaan kedepannya, untuk menghadapi persaingan yang lebih global maka perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja manajerial yang mampu bersaing luas dengan para kompetitor, contohnya seperti perencanaan-perencanaan strategis seperti yang diterapkan dalam penelitian di atas pada industry kecil menengah tenun ikat di Troso.

Atas dasar hasil penelitian diatas, Hipotesis yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:


(45)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 38

Universitas Kristen Maranatha

2.3.3 Carbon Accounting dan Strategi terhadap Kinerja Manajerial

Isu carbon/ emisi sendiri merupakan salah satu fenomena yang terjadi di dalam EMA, maka itu pada tanggal 11 Desember 1997 di deklarasikanlah sebuah amandemen terhadap Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim

(UNFCCC), sebuah persetujuan internasional mengenai pemanasan global yang

berkomitmen untuk mengurangi emisi/pengeluaran karbondioksida dan lima gas rumah kaca lainnya, atau bekerja sama dalam perdagangan emisi jika mereka menjaga jumlah atau menambah emisi gas-gas tersebut, yang telah dikaitkan dengan pemanasan global. Jika sukses diberlakukan, Protokol Kyoto bertujuan untuk mengurangi rata-rata emisi dari enam gas rumah kaca – karbon dioksida,

metan, nitrous oxide, sulfur heksafluorida, HFC, dan PFC - yang dihitung sebagai

rata-rata selama masa lima tahun antara 2008-12. Target nasional berkisar dari pengurangan 8% untuk Uni Eropa, 7% untuk AS, 6% untuk Jepang, 0% untuk Rusia, dan penambahan yang diizinkan sebesar 8% untuk Australia dan 10% untuk Islandia dan untuk negara lainnya. Protokol ini merupakan komitmen dari 39 negara industri untuk memotong emisi GRK (Gas Rumah Kaca) mereka antara tahun 2008 sampai 2012 (Widosari, 2005).

Peneliti belum menemukan penelitian yang mengukur tentang pengaruh

carbon accounting dan strategi terhadap kinerja manajerial. Oleh karena itu

peneliti mencoba menggabungkan beberapa variabel tersebut karena mengetahui bahwa carbon accounting merupakan turunan ilmu dari akuntansi manajemen lingkungan sehingga memakai penelitian dari Novia Rustika (2011) yang berjudul


(46)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 39

Universitas Kristen Maranatha

terhadap inovasi (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Jawa Tengah)”. Sampel untuk responden dalam penelitian ini perusahaan manufaktur di Jawa Tengah dengan minimal 60 responden yang diperoleh dari mengalikan jumlah variabel dengan 10, Sumber data dari penelitian ini adalah skor rata-rata yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah disebarkan kepada para responden, dengan uji hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda, sebagai jurnal utama untuk mendukung melakukan penelitian ini. Dengan memperoleh hasil nilai t=3,019 dengan signifikansi 0,005 (p<0,05). Dengan signifikansi yang lebih kecil dari 0,005 dan arah keofisien positif, makan telah dibuktikan bahwa penerapan Enviromental Management Accounting (EMA) mempunyai hubungan positif terhadap inovasi produk. Hasil ini menunjukan bahwa semakin tinggi suatu perusahaan menerapkan Enviromental Management

Accounting (EMA), maka semakin tinggi pula perusahaan akan melakukan inovasi

produk sebagai salah satu usaha untuk mengurangi dampak dan biaya lingkungan yang terjadi.

Menurut penulis, dengan adanya carbon accounting, perusahaan dapat mengetahui tingkat emisi carbon yang dihasilkannya, semakin minim emisi carbon yang dihasilkan tetapi tingkat produksi meningkat, berarti kinerja manajerial pada perusahaan tersebut dapat dikatakan bagus sesuai dengan strategi-strategi yang diterapkan perusahaan.

HA3: Carbon Accounting dan strategi berpengaruh positif terhadap


(47)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 40

Universitas Kristen Maranatha

2.4. Model Penelitian

Gambar 2.3 H1

H3

H2 2.3 Pengembangan Hi

Sumber : Penulis (2016)

Carbon

Accounting

Strategi

Kinerja

Manajerial


(48)

102 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang

Pengaruh Carbon Accounting dan Strategi terhadap Kinerja Manajerial”, maka peneliti dapat membuat kesimpulan sebagai berikut:

- Terdapat pengaruh yang signifikan antara antara carbon accounting terhadap Kinerja Manajerial pada perusahaan perusahaan yang ditelit.. - Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara strategi dengan kinerja

manajerial pada perusahaan-perusahaan yang diteliti.

- Terdapat pengaruh yang signifikan antara antara carbon accounting dan strategi terhadap kinerja manajerial pada perusahaan-perusahaan yang diteliti.

5.2. Keterbatasan Penelitian

- Dalam penelitian ini, masih sedikitnya penelitian terdahulu sehingga peneliti sulit dalam menemukan referensi – referensi teori, serta referensi lainnya untuk penelitian ini.

- Dalam penelitian ini, peneliti memiliki jumlah responden yang terbatas, yaitu hanya 33 orang responden. Untuk itu, peneliti menyarankan pada para peneliti lain untuk dapat mendapatkan responden dengan jumlah yang lebih besar.

- Ketika mengajukan proposal riset kepada perushaaan, kebanyakan perusahaan masih belum memahami pentingnya carbon accounting bagi


(1)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya berkat rahmat, hidayah, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang

berjudul “Pengaruh carbon accounting dan strategi terhadap kinerja manajerial”. Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui bagaimana carbon accounting dan strategi dapat mempengaruhi kinerja manajerial dalam suatu perusahaan guna mencapai suatu tujuannya dan juga untuk memberikan masukan untuk perusahaan guna mengurangi dampak lingkungan yang dilakukan dari proses produksi yang mereka lakukan.

Motivasi dan keinginan peneliti adalah adanya rasa ingin tahu terhadap isu-isu carbon acccounting apakah telah diketahui luas oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, dan apakah telah diterapkan atau belum, serta dampak dari carbon emisi tersebut bagaimana. Maka dari itu penulis ingin memperluas ilmu masyarakat luas terutama perusahaan-perusahaan guna lebih peduli terhadap lingkungan dengan cara menerapkan carbon accounting terserbut.

Tugas Akhir ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, pengarahan, dan bantuan yang berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu ada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Allah SWT atas karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas akhir dalam

perkuliahan ini dimulai dari kuliah sampai menyelesaikan Tugas Akhir ini. 2. Ibu, Ayah, Kakak, dan Keluarga tercinta yang selalu memberikan doa,

bimbingan materi maupun materil selama penulis melaksanakan perkuliahan sampai menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Bapak Candra Sinuraya S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, dan pikiran di dalam memberikan bimbingan kepada penulis khususnya dalam Tugas Akhir ini.

4. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Dr. Mathius Tandiontong, S.E., M.M., Ak., CA.

5. Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Kristen Marantha Ibu Elyzabet I. Marpaung, S.E., M.Si., Ak., CA.

6. Bapak Drs. Soddin Mangunsong, S.E., M.Si., Ak., CA. selaku Dosen Wali saya selama menempuh perkuliahan di Universitas Kristen Maranatha

7. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala ilmu dan pengarahan yang telah diberikan kepada penulis.

8. Kepada Astrid Mei Mega Putri yang selalu saya cintai karena telah banyak memberikan motivasi guna menyelesaikan Tugas Akhir ini

9. Kepada Patra terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya.

10. Barok, Andi, Mz, Viosy, Andry, Ihsan, Gia, Irfan, Avrian, Ardy, Arisyi, Sandy, Ryan, dan kawan-kawan lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih dukungannya.

11. Kepada Persib Bandung, Flowers City Casuals (RIP), Bandung Boys Club dan TS 6-8 yang juga telah banyak memberikan semangat.

12. Semua pihak yang telah mendukung Tugas Akhir ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.


(2)

vi

Mengingat terbatasnya pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna serta banyak kekurangan. Namun penulis senantiasa berusaha menyusun dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya. Penulis mengharapkan mendapatkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah begitu banyak membantu penulis dalam membuat Tugas Akhir ini. Akhir kata, penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Bandung, September 2016


(3)

105 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Adhari. (2013). Pengaruh Sistem Reward Terhadap Kinerja Pegawai: Studi kasus pada program studi pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Kesehatan. Jurnal Ilmu-ilmu Ekonomi, Vol.6.

Anthony, R.N. dan Govindarajan, V. (2007). Management Control System. 12th ed. New York: McGraw Hill.

Asmarani, D.E. (2006). Analisis Pengaruh Perencanaan Strategis Terhadap Kinerja Perusahaan Dalam Upaya Menciptakan Keunggulan Bersaing. Universitas Diponegoro, Semarang.

Darwin, Ali. (2007). Pentingnya Laporan Keberlanjutan. Akuntan Indonesia,

(online). Edisi No.3. Halaman 12-14.

www.iaiglobal.or.id/data/referensi/ai_edisi_03.pdf (diakses 4 Februari 2016).

Dwijayanti, P.F. (2011). Manfaat Penerapan Carbon Accounting Di Indonesia. Jurnal Akuntansi Kontemporer.Vol. 3 No. I. Diakses pada tanggal 5 februari 2016.

Fransisca, H. (2015). Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban dan Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial. Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Ferreira, A. and Otley, D. (2009). The design and use of performance management systems an extended framework for analysis. Management Accounting Research, Vol.20 No.4 pp.263-82.

Ferreira, A., Moulang, M., and Hendro, B. (2010). Enviromental Management Accounting and Inovation: an explanatory analysis. Accounting Auditing and Accountibility Journal, Vol.23 No.7.

Frisilia, Wihasfina Hafiz. (2007). Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap Budgetary Slack Dengan Variabel Pemoderasi Ketidakpastian Lingkungan Dan Kohesivitas Kelompok. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Volume 6 Nomer 2. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. (2009) Aplikasi Analisis Multivariant Dengan Program SPSS. Cetakan ke IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.


(4)

106 Universitas Kristen Maranatha Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Gujarati, Damodar. (2006). Dasar Ekonometrika. Jakarta: Erlangga Gujarati, Damodar. (2001). Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta: Erlangga Gujarati, Damodar. (2012). Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta: Erlangga

Hasibuan, Melayu, S.P. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Cetakan kedua. Jakarta: PT. Bumi Akasara.

Hiras, P. (2009). Pengaruh Komitmen, Persepsi, dan Penerapan Pilar Dasar Total Quality Management Terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.11, No.2,Halaman 65-67.

Hall. David 1, Stephen Pilbeam, Marjorie Corbridge. (2013). Contemporary Themes in Strategic people Management: A case-based approach. Palgrave Macmillan, England.

Idris. (2012). Akuntansi Lingkungan Sebagai Instrumen Pengungkapan Tanggung Jawab Perusahaan Terhadap Lingkungan di Era Green Market. Jurnal Economic, (online). Vol.2, No.2. http://manajemen.unnes.ac.id.

Ikhsan, A. (2009). Akuntansi Manajemen Lingkungan, edisi pertama. Yogyakarta: Graha ilmu.

Istijanto. (2006). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Ja’far. S.M dan Kartikasari, L. (2009). Carbon Accounting: Implikasi Strategis

Perekayasaan Akuntansi Manajemen. Semarang: Universitas Islam Sultan Agung.

Jannah, Richatul. (2014). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Carbon Emission Disclosure Pada Perusahaan di Indonesia. Semarang: Fakultas ekonomika dan bisnis Universitas Diponegoro.

Jouch, Lawrence. R, Glueck, William F. (1995). Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Erlangga.

Kandula, R.S. (2006). Performance Management: Strategies, Interventions, Drivers. New Delhi: Prentice-Half of India.

Keputusan Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementrian Lingkungan Hidup Selaku ketua tim teknis Proper Nomor 14. 2015. http://proper.menlh.go.id/portal/filebox/150504101747SK%20Deputi%20II


(5)

107 Universitas Kristen Maranatha %20Nomor%2014%20Tahun%202015%20tentang%20Penetapan%20Peser ta%20PROPER%202015.pdf. Diunduh 6 Maret 2016.

Lynch, Richard. (2006). Corporate Strategy, 4th Edition. UK: Prentice Hall. Mega, W.P. (2013). Akuntansi Lingkungan Sebagai Strategi Pengelolaan dan

Pengungkapan Tanggung Jawab Lingkungan pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Akuntansi Unesa, Vol 2 No 1 hal 1-19 . Diakses pada tanggal 31 Januari 2016.

Miles, R.H. and Snow, C.C. (1978). Organizational Strategy, Structure and Process. New York: McGraw-Hill Book Co.

M. Munandar. (2007). The Impact Of Budget Participation On Managerial Performance Via Organization Commitment: A Study On The Top 500 Firms In Turkey. Journal ankara Universitesi SBFergisi PP. 177-136. 2007. Nugroho, B. A. (2005). Strategi Jitu: Memilih Metode Statistik Penelitian dengan

SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.

Pamela, M. (2010). Akuntansi Karbon Sebagai Perspective Baru Dalam Akuntansi Lingkungan. Universitas Widya Mandala, Surabaya. Diakses 8 februari 2016. Pearce, John A, and Robinson, Richard B. (2003). Strategic Management: Formulation, Implementation and Control, 8th ed. New York: Mcgraw Hill. Prasetyo, Caroline & Gomies Benedicta, J. (2004). Perencanaan Strategi Map

Dengan Menggunakan Human Resource Scorecard Pada Perushaan Asuransi Bumi Asih Jaya Surabaya. Universitas Kristen Petra, Surabaya. Rakhiemah, N. A., & Agustia, D. (2009). Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap

Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja Finansial Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi 12, Palembang

Ramadhani, A. (2015). Pemahaman Perusahaan Tentang Carbon Accounting Dalam Perspektif Semiotik. Universitas Diponegoro, Semarang. Diakses pada tanggal 8 februari 2016.

Riduwan. (2006). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta

Riduwan. (2010). Skala Pengukuran variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Riduwan. (2012). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rob, Dransfield. (2000). Human Resource Management. Oxford: Heinemann Educational Publishers.


(6)

108 Universitas Kristen Maranatha Rustika, N. (2011). Analisis Pengaruh Penerapan Akuntansi Manajemen

Lingkungan dan Strategi Terhadap Inovasi. Universitas Diponegoro, Semarang. Diakses 4 februari 2016.

Sekaran, Uma. (2009). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. (2006). Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Ketujuh, Bandung: CV. Alfabeta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suliyanto. (2005). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.

Sunjoyo, dkk. (2013). Aplikasi SPSS untuk SMART Riset (Program IBM SPSS 21.0). Bandung: Alfabeta.

Sunyoto, Suyanto. (2011). Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: Caps. Tirtakusumah, E. (2014). Pengaruh penerapan akuntansi manajemen lingkungan

terhadap inovasi produk (Survey pada Manajer Perusahaan Manufaktur Peserta PROPER 2012 di Kota dan Kabupaten Bandung). Universitas Widyatama, Bandung. Diakses pada tanggal 4 februari 2016.

UNFCCC. (1998). Kyoto Protocol to The United Nations Framework Convention

on Climate Change. (Online).

(http://unfccc.intiresource/docs/convkp/kpeng.pdf, diunduh 23 Januari 2011). Wahyudi, M.I. (2014). Penerapan akuntansi lingkungan pada PT.SWASTISIDDHI AMAGRA. Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Diakses pada tanggal 31 januari 2016.

Widosari, Y.D.S. (2005). Protokol Kyoto: Solusi Terhadap Pemanasan Global. (Online). (http://www.slideshare. tletlignoramus/protokol-kyoto, diakses 8 februari 2016.

Yan, S.S. (2008). Pengaruh TQM dan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero). Universitas Sumatra Utara, Medan.