Kisah 25 Nama Nama Nabi dan Rasul Allah disertai mukjizat dan ketauladanannya Nabi Ibrahim

Nabi Ibrahim adalah putra Aazar (Tarih) bin Tahur bin Saruj bin
Rau’ bin Falij bin Aabir bin Shalih bin Afrakhsyad bin Saam bin
Nuh (baca Kisah Nabi Nuh AS). Nabi Ibrahim dilahirkan disebuah
tempat bernama Faddam A’ram yang termasuk wilayah kerajaan
Babilon. Kerajaan Babilon pada waktu itu diperintah oleh seorang
raja yang bengis dan mempunyai kekuasaan absolute yaitu Namrud.
Ia seorang raja yang tidak mau lengser dan ingin berkuasa terus-menerus bahkan ingin hidup
terus-menerus. Karena itu ia tak segan-segan untuk membodohi rakyatnya agar menyembah
berhala. Bahkan ia juga memproklamirkan dirinya sebagai salah satu Tuhan yang harus
disembah oleh rakyatnya. Sehingga segala perintahnya tak ada yang berani membangkang.
Sebelum Nabi Ibrahim lahir, raja Namrud pernah bermimpi melihat seorang anak lelaki
melompat masuk ke dalam kamarnya lalu merampas mahkota dan menghancurkannya. Esok
harinya ia memanggil tukang ramal dan tukang tenung untuk menafsirkan mimpinya itu.
Menurut tukang ramal, anak laki-laki dalam mimpi sang raja itu kelak akan meruntuhkan
kekuasaan sang raja. Tentu saja raja namrud murka. Ia memerintahkan kepada para prajuritnya
untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru saja lahir. Ketika Ibrahim lahir, kedua orang
tuanya bersembunyi di dalam gua. Sejak bayi hingga menginjak remaja ia dibesarkan di dalam
gua. Ia tidak pernah melihat dunia luar.
Ibrahim Mempergunakan Akalnya untuk berpikir
Rasa ingin tahu merasuki jiwa Ibrahim, selama ini ia hanya melihat bongkahan batu dan tanah di
dalam gua. Ketika ibunya sedang pergi ke kota mencari makanan, ia pun mencoba keluar gua.

Begitu menapakkan kakinya di luar gua, Ibrahim tercengang. Ia benar-benar takjub melihat alam
yang sangat luas, gunung-gunung menjulang tinggi, langit biru terbentang luas, ombak laut
berkejar-kejaran. Di siang hari ia melihat cerahnya mentari, di malam hari ia melihat sinar bulan
yang menerangi malam.
Sejak kecil Nabi Ibrahim sudah mendapat petunjuk dari Tuhan, ia merasa heran melihat orangorang yang menyembah patung padahal patung-patung itu tak bisa bicara, tak bisa melihat, tak
bisa mendengar dan tak bisa memberikan pertolongan. Mengapa mereka menyembah benda mati
?” demikian pertanyaan yang timbul di benak Ibrahim. Jika ia bertemu dengan unta, kambing
dan domba-domba selalu bergolak pertanyaan dalam hatinya, siapakah yang menciptakan semua
itu ?
Ibrahim ingin mencari siapakah yang berkuasa atas semua ini, siapakah seharusnya yang pantas
dijadikan Tuhan dan wajib disembah ? Ketika malam tiba, ia melihat bulan dan bintang-bintang,
namun bulan itu akhirnya tenggelam tak tampak lagi. Pada siang hari ia melihat matahari, namun
disenja hari matahari itu juga tenggelam tak Nampak lagi. Ibrahimberkata dalam hatinya : “Aku
tidak suka bertuhan yang tenggelam itu.” Akhirnya Ibrahimdapat menemukan kesimpulan, akal
pikirannya yang masih suci bersih itu memutuskan bahwa Tuhan adalah Yang menciptakan
semua alam ini. Berkata dalam hatinya : “Tuhanku adalah yang menciptakan langit dan bumi,

Tuhanku yang menciptakan manusia, tetumbuhan, hewan dan apa-apa saja yang terdapat di
muka bumi ini.
Ibrahim bergaul dengan kaumnya

Sesudah dewasa dan berita tentang pembunuhan bayi-bayi sudah sirna. Ibrahim diijinkan kedua
orang tuanya keluar dari gua untuk hidup ditengah-tengah masyarakat. Kesedihan menggoroti
hatinya, ternyata masyarakat disekitarnya sudah bobrok mental dan akhlaknya. Akal pikiran
mereka benar-benar sudah tumpul sehingga patung dan batu-batu bergambar mereka jadikan
Tuhan yang disembah-sembah. Ayah Ibrahim sendiri adalah tukang pembuat patung yang dijual
ke masyarakat banyak, dan ayahnya juga menyembah patung yang dibuatnya sendiri.
Ibrahim kemudian mengadu kepada Tuhan : “Ya Tuhan, aku sedang menderita, derita batin. Aku
melihat kemungkaran dan kesesatan, untuk apakah gerangan akal pikiran yang dikaruniakan
Tuhan kepada mereka ? Apakah akal pikiran itu hanya digunakan untuk mencari kekayaan dan
berbuat kerusakan belaka. Oh Tuhanku, tunjukilah aku kalau Tuhan tidak menunjuki aku,
sesungguhnya aku akan menjadi orang yang tersesat dan berbuat aniaya.
Lalu Allah memberikan petunjuk kepadanya, ia diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Ia diberi
Wahyu sehingga keyakinan tentang adanya Tuhan bukan sekedar kesimpulan akal pikirannya
belaka melainkan berasal dari ketetapan Tuhan. Allah mengajarkan segala rahasia yang ada di
balik alam nyata ini, bahwa di balik alam nyata ini ada juga alam ghaib. Setiap manusia yang
mati kelak akan dibangkitkan lagi di alam akhirat.
Ibrahim Meyakinkan Dirinya
Nabi Ibrahim sebenarnya sudah percaya akan adanya hari pembalasan di akhirat. Pada suatu hari
ia ingin memperoleh petunjuk yang lebih nyata dan meyakinkan hatinya. Maka berdoalah ia
kepada Tuhan : “Ya, Tuhanku perlihatkanlah kepadaku, bagaimana Engkau menghidupkan

orang-orang mati.” Allah menjawab permintaan Ibrahim itu dengan sebuah pertanyaan :
“Apakah kamu belum percaya Ibrahim ?” Nabi Ibrahim menjawab : “Saya telah percaya tetapi
supaya bertambah yakin hati saya.”
Tuhan kemudian memerintahkan Ibrahim mengambil empat ekor burung. Keempatnya dipotongpotong dan tubuhnya dicerai beraikan atau dipisah-pisahkan. Potong-potongan kecil dari
keempat burung itu dilumatkan kemudian dijadikan empat onggok masing-masing onggokan
diletakan di puncak empat bukit yang letaknya berjauhan. Ibrahim kemudian diperintahkan
mengambil burung-burung yang sudah hancur tadi. Tiba-tiba saja burung itu hidup lagi seperti
sedia kala dan menghampiri Nabi Ibrahim.
Kini bertambah yakinlah Ibrahim akan kekuasaan Allah yang menghidupkan sesuatu yang sudah
mati. Allah kemudian berfirman kepada Ibrahim : “Demikian pula Aku akan membangkitkan
manusia yang sudah mati untuk dihidupkan di alam akhirat, dan akan dihisap amal perbuatannya
sewaktu di dunia. Dan semua manusia akan menerima balasannya sendiri-sendiri”.
Ajakan kepada Ayahnya Meninggalkan Berhala
Sebelum Nabi Ibrahim mengajak kaumnya untuk meninggalkan penyembahan terhadap berhala,
pertama kali yang diajaknya menyembah Allah adalah ayahnya sendiri. Ayah Ibrahimyang
bernama Aazar adalah pembuat patung berhala, ia memperingatkan ayahnya dengan bahasa yang

lemah lembut penuh kesopanan : “Wahai ayahku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang
tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun ? Wahai ayahku,
sesungguhnya aku mempunyai ilmu yang diberikan Allah dan tidak mungkin diberikan

kepadamu. Maka ikutilah nasihat-nasihatku, nsicaya akan menunjukan kepadamu jalan yang
lurus. Wahai ayahku, janganlah engkau menyembah setan. Sesungguhnya setan itu durhaka
kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai ayahku, sesungguhnya aku kuatir engkau akan
ditimpa adzab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka engkau akan menjadi kawan dari setan.”
Tapi ayahnya tidak mau mengikuti ajakan Ibrahim. Berkata ayahnya, “Bencikah kamu terhadap
Tuhanku, Ibrahim ? Jika kamu tidak berhenti mengajakku niscaya aku akan merajammu.
Tinggalkanlah aku buat waktu yang lama. Karena ayahnya tidak mau mengikuti ajakannya ia
hanya berkata : “Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun
bagimu pada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik padaku. Dan aku akan menjauhkan diri
dari padamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah. Dan aku akan berdoa kepada
Tuhanku. Mudah-mudahan aku tidak kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku.”
Doa atau permohonan Nabi Ibrahim untuk ayahnya tak lain adalah karena kasih sayangnya
selaku anak kepada ayahnya. Namun setelah Allah menerangkan bahwa ayah Ibrahim adalah
musuh Allah maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Tak ada beban moral lagi selaku anak
kepada ayahnya seperti tersebut dalam Al-Qur’an : “Dan permintaan ampun dari Ibrahimuntuk
ayahnya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkan kepada ayahnya itu. Maka
tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa ayahnya adalah musuh Allah, maka Ibrahimberlepas diri dari
padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang lembut hatinya lagi penyantun.”
Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala-berhala
Nabi Ibrahim adalah seorang cerdas dan ahli logika serta strategi yang ulung, ia ingin berdialog

dengan Raja Namrud di hadapan orang banyak dengan cara ia hancurkan lebih dulu berhalaberhala yang menjadi sesembahan Raja Namrud dan rakyatnya. Hal itu ia lakukan ketika sang
raja dan semua rakyat sedang berpesta hari raya dengan berburu di tengah hutan. Disaat rumah
penyembahan berhala kosong maka Ibrahim masuk membawa kapak. Berhala-berhala kecil dan
sedang dihancurkannya, lalu kapak yang dibawanya itu diletakkan di leher berhala yang paling
besar.
Raja Namrud dan pengikutnya kembali dari perburuan dengan wajah gembira. Mereka akan
mengadakan pesta pora sambil menyembah berhala diruang pemujaan. Namun betapa terkejut
mereka saat melihat berhala-berhala itu telah cerai berai. “Kurang ajar siapa yang berani
menghancurkan berhala kita ? “Raja Namrud meluapkan amarahnya. Tidak seorang pun
menjawab, namun ada seorang saksi yang melihat bahwa hanya Ibrahim saja yang tidak ikut
berburu ke hutan dengan alas an perutnya sakit. “Tangkap dia dan bawa ke hadapanku !”
Perintah Raja Namrud. Ibrahim kemudian ditangkap, dalihnya karena hanya ia seorang yang
tidak ikut keluar kota untuk berburu hewan. Pastilah ia yang melakukan penghancuran ini.
Ia dibawa ke hadapan Raja Namrud, disaksikan rakyat banyak ia diinterogasi. Ibrahimtersenyum,
memang inilah yang diharapkannya. Bertanya Raja namrud : “Apakah kamu yang
menghancurkan berhala-berhala itu ?” Bukan ! “jawab Ibrahim. “Ibrahim ! Sergah Raja Namrud.
“Cukup banyak bukti yang menunjukkan kaulah pelakunya. Tak usah mungkir !” Bukan aku

pelakunya ! Jawab Ibrahim untuk memancing emosi Raja Namrud. Ia ingin mengajak dialog raja
itu.

Baiklah Raja Namrud, “kata Ibrahim, “saya punya pikiran, kamu juga punya pikiran. Kalau mau
mencari tahu siapa pelaku penghancuran berhala-berhala itu maka tanyakanlah kepada berhala
yang paling besar itu. Bukankah kapak itu menggantung di lehernya, berarti berhala paling besar
itu pelakunya.raja Namrud berang mendengar ucapan itu : “Hai Ibrahim kau sungguh bodoh ?
dimana otakmu ? masak patung seperti itu akan saya ajak bicara mana mungkin dia bias bicara ?
Kau jangan mengada ngada !
“Hai Raja namrud ! Kata Ibrahim dengan lantangnya, siapa sebenarnya yang bodoh. Mengapa
patung yang tak dapat bicara dan bergerak kau jadikan Tuhan yang harus disembah. Mengapa
patung dan berhala yang tak dapat melindungi dirinya itu kalian puja-puja, bukanlah ini
kebodohan yang teramat sangat ?” Raja Namrud dan pengikutnya terdiam mendengar
jawabanIbrahim itu. Sebagian masyarakat akalnya sehat membenarkan ucapan Nabi Ibrahim itu,
namun mana berani mereka angkat bicara. Sementara Raja Namrud dan pengikutnya tak dapat
membantah. Hanya amarah yang timbul di hatinya, dan langsung Raja Namrud
memerintahkan Ibrahim untuk ditangkap dan diikat.
Apa hukuman yang pantas dijatuhkan untuknya ? Taya Raja Namrud kepada para penasihatnya.
Bakar ! bakar saja dia sampai mati ! jawab para penasihat kerajaan. Kayu-kayu segera
dikumpulkan, Ibrahim diletakkan di atasnya dalam keadaan terikat kemudian dibakarlah ia
hingga kayu yang bertumpuk-tumpuk itu habis. Raja Namrud dan rakyatnya
mengira Ibrahim akan hangus menjadi abu. Namun setelah api itu padam Ibrahim masih segar
bugar. Itulah mujizat Nabi Ibrahim. Tak mempan terbakar.

Dialog Ibrahim dengan Raja namrud
Sesudah Ibrahim dibakar tidak mati, sebenarnya banyak rakyat yang mau mengikuti ajarannya.
Tapi karena takut pada ancaman Raja Namrud, maka mereka masih banyak yang kafir. Nabi
Ibrahim pun meneruskan dakwahnya untuk mengajak manusia hanya menyembah Allah. Hal ini
membuat murka Raja namrud. Suatu hari Nabi Ibrahim dipanggil menghadap ke istana Raja
Namrud. Engkau telah menyebarkan fitnah yang jahat sekali, “Kata Raja Namrud, “Adakah
Tuhan selain aku ? Akulah Tuhan yang harus kamu sembah. Aku dapat megatur dan merusak
segala-galanya. Siapakah yang lebih tinggi kekuasaannya dari pada aku ? Hukum yang
kutetapkan mesti berlaku, keputusanku pasti berjalan. Semua orang tunduk kepadaku, mengapa
kau menantangku ?”
Dengan tenang Ibrahim menjawab : Tuhanku adalah Allah. Dialah yang kusembah, dia telah
menciptakan kamu dan aku yang asalnya tidak ada. Ia sanggup mematikan dan menghidupkan
siapa saja yang dikehendaki-Nya. Ia adalah pencipta langit dan bumi. Raja Namrud menyanggah
jawaban Ibrahim itu dengan pendapatnya yang konyol “ “Aku juga bias menghidupkan dan
mematikan. Benarkah ? Tanya Nabi Ibrahim. Raja namrud kemudian memerintahkan pengawal
untuk megeluarkan dua orang narapidana. Kemudian Namrud mengambil pedang, salah seorang
dari narapidana itu dipenggal lehernya sampai mati, seorang lagi diampuni, dibiarkan hidup.
Lalu Namrud berkata : “Begitulah caranya aku menghidupkan dan mematikan.”

“Itu bukan mematikan, melainkan membunuh dengan cara biadab dan kejam. “Kata Ibrahim,

Tuhanku bias menjalankan matahari dari timur ke barat, jika kau memang berkuasa namrud,
cobalah kau jalankan matahari itu dari barat ke timur !” Namrud terbungkam tak bias bicara.
Tantangan Nabi Ibrahim benar-benar telah dijatuhkan oleh kecerdasan akal Ibrahim. Namrud
terbungkam tak bisa bicara. Tantangan Nabi Ibrahim benar-benar membuatnya keok, tak bisa
membantah lagi, ia benar-benar telah dijatuhkan oleh kecerdasan akal Nabi Ibrahim. Sejak saat
itu Namrud menganggap Ibrahim sebagai musuh besarnya.
Ibrahim Hijrah ke Mesir
Karena Negeri babilon tidak aman lagi bagi Ibrahim dan istrinya maka ia memutuskan untuk
pindah ke Syam (Palestina). Bersama Nabi Luth yang kemudian juga menjadi Nabi dan beberapa
pengikutnya ia meninggalkan Babilon (baca Kisah Nabi Luth AS). Namun tidak berapa lama di
Negeri Palestina diserang bahaya kelaparan dan penyakit menular. Ibrahim dan pengikutnya
kemudian pindah ke Mesir. Mesir pada waktu itu diperintah oleh Raja kejam dan suka berbuat
seenaknya. Raja Mesir suka merampas wanita-wanita cantik walapun wanita itu bersuami.
Ketika Raja Mesir mendengar bahwa Sarah adalah perempuan yang cantik maka Ibrahim dan
Sarah dipanggil menghadap. Ibrahim berdebar, Raja Mesir memang mempunyai kebiasaan aneh,
yaitu merampas istri orang yang berwajah cantik sekedar untuk menunjukkan betapa besar
kekuasaannya, tak seorang pun berani menghalangi perbuatannya. Setelah menghadap Raja
Mesir ia ditanya : “Siapakah perempuan itu ? “Saudaraku, “jawab Ibrahim, sengaja ia
berbohong, sebab jika ia berkata terus terang tentu ia akan dibunuh Raja Mesir dan istrinya akan
dirampas. Perbuatan Ibrahim ini menjadi kaidah, boleh berbohong dalam keadaan terdesak dan

terancam bahaya.
Nabi Ibrahim dan istrinya boleh tinggal di istana, pada suatu hari Sarah dapat menyembuhkan
sakit Raja Mesir yaitu sepasang tangan Raja itu mengatup rapat tak dapat digerakkan, atas
jasanya itu Sarah kemudian diberi hadiah seorang budak perempuan bernama Hajar. Dan dengan
ikhlas hajar kemudian diberikan kepada Ibrahim untuk dijadikan Istri. Di Mesir,Ibrahim dapat
hidup tentram dan makmur. Hartanya melimpah ruah. Tapi justru ini menjadikan iri hati bagi
penduduk asli Mesir. Maka Ibrahim kemudian memutuskan kembali ke Palestina. Sejak saat itu
Palestina dijadikan tempat tinggalnya. Di jadikan tanah airnya dan dijadikan tempat untuk
menyembah Allah. Di Negeri Palestina itu Hajar melahirkan seorang anak lelaki yang bernama
Ismail. Tak lama kemudian Sarah juga melahirkan anak laki-laki dan dinamakan Ishak.