FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA PADA
PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan oleh :

Indr ia Pinastilistantr i
0512010135 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA PADA
PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

USULAN PENELITIAN
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Manajemen

Oleh :

Indr ia Pinastilistantr i
0512010135 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA PADA
PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyar atan
Dalam Memper oleh Gelar Sarjana Ekonomi
J urusan Manajemen

Diajukan oleh :

Indr ia Pinastilistantr i
0512010135 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA PADA
PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA

Disusun Oleh :

Indr ia Pinastilistantr i
0512010135 / FE / EM
Telah diper tahankan dihadapan
Dan diter ima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
Pada Tanggal 14 Agustus 2012
Tim Penguji

Pembimbing Utama :


Ketua

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM

Dr . Dhani Ichsanuddin Nur, MM
Sekretaris

Dr s .Ec. H. R.A Suwaidi, MS
Anggota

Dra. Ec. Nur janti T, Msi
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur , MM
NIP. 030 202 389

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan segala puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan segala Anugerah dan Kasih setia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan judul
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA PADA
PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA”. Atas bantuan dari berbagai pihak yang telah banyak berperan
guna terselesaikannya penelitian ini, penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih
yang tulus kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP Selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM Selaku Dosen Pembimbing dan Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Muhajir Anwar, MM Selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Selaku Dosen yang sudah memberikan saya banyak bantuan dengan saran dan kritik.
5. Bapak, Ibu, Kakak-kakakku tercinta, Uti Pucang, dan Mbak Ambar Penulis

menyampaikan terima kasih atas do’a yang tulus, segala jerih payah serta
pengorbanannya dalam mendidik penulis hingga saat ini, dan atas segala nasehat serta
dukungan penuh, baik materiil maupun spiritual.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6. Semua teman-temanku, Febi”Febong”,Sisi, Ana, Herni dan semua yang tidak bisa
aku sebutin satu-satu, terima kasih banyak atas segala informasi, saran maupun kritik
dalam pengerjaan skripsi ini.
7. Semua pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya
skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih semuanya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan memberikan balasan, limpahan, berkah,
rahmat, dan karunia-Nya, Amin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dalam
isi maupun penulisannya. Oleh karena itu semua kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan untuk kesempurnaan penulisan selanjutnya. Akhir kata, semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca baik sebagai bahan kajian maupun sumber
informasi, serta bermanfaat bagi semua pihak.


Surabaya, 01 Agustus 2012

Penulis

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………….........………………………....

i

DAFTAR ISI................................................................................................

iii

DAFTAR TABEL........................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ viii
ABTRAKSI................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang................................................................................... 1

1.2

Perumusan Masalah........................................................................... 6

1.3

Tujuan Penelitian............................................................................... 7

1.4

Manfaat Penelitian............................................................................. 7

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Penelitian Terdahulu.......................................................................... 9

2.2

Landasan teori.................................................................................... 11

2.2.1 Teori keagenan……………………………………………….......

11

2.2.2 Pengertian Laporan Keuangan.......................................................

11

2.2.3 Tujuan Laporan Keuangan.............................................................

12


2.2.4 Karakterisik Laporan Keuangan...................................................

14

2.2.5 Pihak-pihak yang berkepentingan dalam laporan keuangan.........

15

2.2.6 Fungsi laporan keuangan ..............................................................

16

2.3. Perataan laba ......................................................................................

18

2.3.1 Pengertian perataan laba...............................................................

18


iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.2. Tujuan perataan laba...................................................................

20

2.3.3 Sifat dan motivasi perataan laba ………………...……....…......

20

2.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba.........................

22

2.3.4.1 Pengaruh ukuran perusahaan terhadap perataan laba….........

22

2.3.4.2 Pengaruh financial leverage terhadap perataan laba...............

24

2.3.4.3 Pengaruh deviden payout ratio terhadap perataan laba...........

26

2.4 Kerangka konseptual .........................................................................

27

2.5 Hipotesis…………………...............................................................

28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Definisi Operasional Pengukuran Variabel.....................................

29

3.2

Teknik Penentuan Data.....................................................................

31

3.3

Teknik Pengumpulan Data................................................................. 33

3.3.1 Jenis Data...................................................................................

33

3.3.2 Sumber Data..............................................................................

33

3.3.3 Pengumpulan Data.....................................................................

33

3.4

Uji asumsi klasik ………....……..............……..............................

3.5 Teknik Analisis dan uji hipotesis……………………...……...……

34
36

3.5.1 Teknik analisis………...…………………………………….......… 36
3.5.2 Uji hipotesis………………….…………………………………… 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

Deskripsi Obyek Penelitian………….…………………………….. 41

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia.................................. 41
4.1.2 Sejarah singkat perusahaan-perusahaan...................................... 44

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.1.2.1

PT. Cahaya Kalbar Tbk................................................

44

4.1.2.1

PT. Delta Djakarta Tbk ……………………………….

44

4.1.2.3

PT. Fast Food Indonesia Tbk…………………………..

45

4.1.2.4

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk…………………….

46

4.1.2.5

PT. Mayora Indah Tbk …………………………………

46

4.1.2.6

PT. Multi Bintang Indonesia Tbk ………………………

47

4.1.2.7

PT.Prasidha Aneka Siaga Tbk ………………………….

47

4.1.2.8

PT. Sekar Laut Tbk ……………………………………..

48

4.1.2.9

PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk ……………………………

48

4.1.2.10 PT.Tunas Baru Lampung Tbk …………………………..

49

4.2

Deskripsi Hasil Penelitian………………….……………………… 49

4.3

Analisis Dan Pengujian Hipotesis ………………….………...…….. 52

4.3.1 Asumsi-asumsi Klasik Regresi…...……………........................... 52
1

Multikonearitas………………………………………….

53

2

Heteroskedesitas………………………………………...

54

3

Autokorelasi…………………………………………….

56

4.3.2 Pengujian Hipotesis …………………………………………

57

a.

Analisis Regresi Berganda………………………...…….

57

b.

Uji t (parsial)……………………………………………..

59

c.

Uji F……………………………………………………..

61

Pembahasan………………………………………….……...…...

61

4.4.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Perataan Laba………

62

4.4

4..4.2 Pengaruh Financial Leverage Terhadap Perataan Laba………. 63

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.4.3 Pengaruh Deviden Payout Ratio Terhadap Perataan Laba ……. 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan …………………………………….…………………... 66

5.2

Saran……………………………………………….……………...... 66

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
Tabel :

Hal :

1. Laba Bersih Perusahaan Food and Beverage BEI tahun 2007-2011 ……. 4
2. Perkembangan Pasar Modal Indonesia…………………………………… 42
3. Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, dan Deviden Payout Ratio terhadap
Perataan Laba…………………………………………………………….. 49
4. Uji Mutikoliniearitas………...…………………………………………… 53
5. Uji Heteroskedastisitas…………………………………………………… 54
6. Uji Autokorelasi………………………………………………………….. 56
7. Regresi Linier Berganda…………………………………………………. 57
8. Uji t………………………………………………………………………. 60
9. Uji F……………………………………………………………………… 61

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

LAMPIRAN
Lampiran :
1. Data Diolah (Data-data Perataan Laba,data-data ukuran perusahaan,financial
leverage dan deviden payout ratio Pada Perusahaan Food and Beverage yang
terdaftar Di BEI Tahun 2007-2011).
2. Hasil Analisis Regresi Berganda dan Hasil Asumsi Klasik.
3. Tabel Distribusi t dan Tabel Distribusi F

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA PADA
PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA
Oleh :
Indr ia Pinastilistantri
0512010135/FE/EM

ABSTRAKSI

Perataan laba merupakan tindakan yang dilakukan manajemen dengan
sengaja untuk mengurangi fluktuasi laba agar dapat menguragi resiko pasar atas
saham perusahaan , yang pada akhirnya meningkatkan harga saham perusahaan.
Manajemen melakukan perataan laba untuk menciptakan aliran kas yang stabil.
Manajemen melakukan perataan laba dengan tujuan untuk memperbaiki citra
perusahaan di mata pihak eksternal bahwa perusahaan tersebut memiliki resiko
rendah. Perataan laba dilakukan karena diharapkan dapat memberi pengaruh yang
menguntungkan untuk nilai saham serta penilaian kinerja manajemen.
Pengambilan sampel penelitian ini yaitu pada perusahaan food and
beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan metode purposive
sampling atau berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebanyak 10 perusahaan.
Teknik analisis yang digunakan dengan menggunakan metode analisis regresi
linier berganda yang telah disesuaikan dengan metode penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan
bepengaruh negatif tidak signifikan terhadap Perataan Laba, sedangkan Financial
Leverage berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Perataan Laba begitu juga
Deviden Payout Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Perataan
Laba.

Keywords:

Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, Deviden Payout Ratio, dan
Perataan Laba.

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Dengan perkembangan dunia usaha yang maju begitu pesat, kemajuan
di bidang teknologi, persaingan yang semakin tajam antar perusahaan, dan
situasi perekonomian negara yang tidak menentu mendorong manajemen
perusahaan untuk bekerja lebih efektif dan efesien agar perusahaan mampu
menjaga aktifitas operasinya sekaligus meningkatkan kinerja manajemen
untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi perusahaan.
Kinerja manajemen tercermin atau terlihat dari laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan sarana utama untuk memperoleh informasi
yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam
mengambil keputusan ekonomi. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan adalah pihak internal dan pihak eksternal. Manajemen selaku
pihak internal, berkewajiban menyusun laporan keuangan karena mereka
berada di dalam perusahaan dan pengelola perusahaan secara langsung. Di
lain pihak, pemegang saham dan kreditor sebagai penanam modal dan
pemberi pinjaman kepada perusahaan, serta pemerintah yang memberikan
jaminan atas keamanan dan fasilitas umum sebagai kompensasi dari
pembayaran pajak berdasarkan keuntungan yang diperoleh perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Di antara pihak-pihak tersebut, terdapat perbedaan kepentingan antara
pihak internal dan pihak eksternal. Perbedaan kepentingan tersebut antara
lain, dimana manajemen berkeinginan untuk meningkatkan kekayaannya. Hal
ini sangat terkait dengan agency theory yang dikembangkan Jensen dan
Meckling (1976) sebagai based theory dalam penelitian ini, dimana antara
manajemen (agent) dan pemilik modal (principal) masing-masing ingin
memaksimumkan utilitynya (Mursali, 2005 : 196).
Salah satu informasi yang sangat penting dalam mengambil keputusan
adalah laba. Pentingnya informasi laba ini disadari oleh manajemen sehingga
manajemen cenderung melakukan disfungtional behaviour (perilaku tidak
semestinya). Disfungtional behaviour tersebut dipengaruhi oleh adanya
asimetri dalam konsep teori keagenan. Konflik keagenan akan muncul apabila
baik principal maupun agent mempunyai perbedaan kepentingan dan ingin
mengupayakan kepentingan masing-masing.
Menurut Wulandari dan Purwaningsih (2007), perataan laba atas laba
yang dilaporkan dapat dicapai dengan dua jenis perataan laba yaitu real
smoothing atau artifical smoothing. Real smoothing adalah perataan laba yang
dilakukan melalui transaksi keuangan sesungguhnya dengan mempengaruhi
laba melalui proses yang sengaja dilakukan untuk merubah laba yang
dihasilkan. Sedangkan artifical smoothing adalah perataan laba dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

melalui prosedur akuntansi yang ditetapkan untuk memindah biaya atau
pendapatan dari suatu periode ke periode yang lain.
Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur kinerja
manajemen adalah laba. Dimana setiap sampel telah terdaftar di BEI pada
tahun 2007-2011 dan telah menerbitkan laporan keuangan lengkap dan jelas
yang periodenya berakhir per 31 desember 2007-2011
Hal ini dilihat dari pertumbuhan laba 13 perusahaan food and
beverage periode 2007-2011 seperti di tabel 1 . Dari tabel tersebut dapat
diketahui bahwa laba perusahaan setiap tahun mengalami fluktuasi. Rata-rata
laba tertinggi adalah sebesar Rp 2.624.965 milik PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk, sedangkan PT. Akasha Wira International Tbk memperoleh
rata-rata laba terendah yaitu sebesar Rp -19.242. Untuk mengetahui
perusahaan Food and Beverage melakukan perataan laba atau bukan perataan
laba yaitu dengan cara Indeks Eckel yaitu dengan suatu = status perataan
penghasilan : untuk perusahaan bukan perataan laba adalah ≥1, sedangkan
untuk perusahaan perataan laba adalah < 1 (Eckel, 1981) : CVΔ I/CVΔ

S

Dari 13 perusahaan setelah dihitung dengan Indeks Eckel terdapat 10
perusahaan yang melakukan perataan laba (hasil perataan laba dapat dilihat di
lampiran).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Tabel 1
Data Laba Bersih Dari 13 Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di BEI tahun
2007-2011
No
.

Nama
Perusahaan

Tahun
(dalam jutaan rupiah)
2009
2010

Average

2007

2008

-154.851

-15.208

16.321

31.659

25.868

-19.242

2

PT. Akasha Wira
International Tbk
PT. Cahaya Kalbar Tbk

24.676

27.868

49.493

29.562

96.305

45.581

3

PT. Delta Djakarta Tbk

47.331

83.754

126.504

139.566

145.084

108.448

4

PT. Fast Food Indonesia Tbk

102.537

125.268

181.997

199.597

229.054

167.691

6

PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk
PT. Mayora Indah Tbk

980.357

1.034.389

2.075.861

4.016.793

5.017.425

2.624.965

141.589

196.230

372.157

501.980

483.826

339.165

84.385

222.307

340.458

443.050

507.382

319.516

-8.646

9.448

32.450

25.685

23.858

16.559

9

PT. Multi Bintang Indonesia
Tbk
PT. Prasida Aneka Siaga
Tbk
PT. Sekar Laut Tbk

5.742

4.271

12.803

4.833

5.976

6.725

10

PT. Siantar Top Tbk

15.594

4.816

41.072

42.631

42.675

29.358

11

PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk

15.760

28.686

37.787

80.066

149.951

62.450

12

PT. Tunas Baru Lampung
Tbk
PT. Ultrajaya Milk
Industry.Tbk

97.227

66.337

138.245

248.136

421.127

194.214

30.316

303.711

61.152

107.339

101.323

120.768

1

6
7
8

13

2011

Sumber : www.idx.co.id
Perataan laba merupakan fenomena yang umum terjadi sebagai usaha
untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan (Nasir. dkk, 2002).
Tindakan ini merupakan suatu sarana untuk mengurangi fluktuasi pelaporan
penghasilan dan memanipulasi variabel-variabel akuntansi atau dengan
melakukan transaksi-transaksi riil.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Perataan laba tidak akan terjadi jika laba yang diharapkan tidak terlalu
berbeda dengan laba yang sesungguhnya (Prasetyo, 2002). Dalam hal ini
dapat diketahui bahwa laba adalah sesuatu yang paling dipertimbangkan oleh
investor untuk mengambil keputusan apakah akan melakukan investasi atau
tidak. Akibat dari manajemen melakukan peratan laba dapat mengakibatkan
investor mungkin tidak memperoleh informasi akurat yang memadai
mengenai laba. Adapun banyak faktor yang mempengaruhi manajemen dalam
melakukan perataan laba, diantaranya adalah ukuran perusahaan karena
perusahaan besar lebih diteliti dan dipandang kritis oleh para investor. Faktor
lain yang diduga berpengaruh terhadap perataan laba adalah financial
leverage. Menurut Sartono(2001) financial leverage menujukkan penggunaan
utang untuk membiayai investasinya. Semakin besar utang perusahaan maka
semakin besar pula resiko yang dihadapi investor sehingga investor akan
menerima tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Akibat kondisi tersebut
perusahaan cenderung melakukan perataan laba.
Selain ukuran perusahaan dan financial leverage, faktor lain yang
diduga sebagai pendorong perataan laba adalah devidend payout ratio.
Devidend payout ratio didefinisikan sebagai prosentase dari laba yang
dibayarkan sebagai devidend kas yang akan menambah kekayaan pemegang
saham. Besar kecilnya deviden tergantung oleh besar kecilnya laba yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

diperoleh sehingga perusahaan cenderung untuk melakukan perataan laba.
(Sartono, 2001)
Hubungan antar variabel dengan perataan laba adalah sebagai berikut :
1.

Ukuran perusahaan mempunyai hubungan terhadap perataan laba

2.

Financial leverage mempunyai hubungan terhadap perataan laba

3.

Devidend payout ratio mempunyai hubungan terhadap perataan laba
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba
pada Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di BEI”
1.2.

Per umusan masalah
a.

Apakah ukuran perusahaan mempunyai pengaruh secara parsial
terhadap perataan laba pada perusahaan food and beverage yang
terdaftar di BEI?

b.

Apakah financial leverage mempunyai pengaruh secara parsial
terhadap perataan laba pada perusahaan food and beverage yang
terdaftar di BEI?

c.

Apakah devidend payout ratio mempunyai pengaruh secara parsial
terhadap perataan laba pada perusahaan food and beverage yang
terdaftar di BEI?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

1.3.

Tujuan penelitian
a.

Untuk mengetahui ukuran perusahaan mempunyai pengaruh secara
parsial terhadap perataan laba pada perusahaan food and beverage
yang terdaftar di BEI.

b.

Untuk mengetahui financial leverage mempunyai pengaruh secara
parsial terhadap perataan laba pada perusahaan food and beverage
yang terdaftar di BEI.

c.

Untuk mengetahui devidend payout ratio mempunyai pengaruh secara
parsial terhadap perataan laba pada perusahaan food and beverage
yang terdaftar di BEI.

1.4.

Manfaat penelitian
a.

Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini bisa dipakai sebagai informasi tambahan mengenai
faktor-faktor yang bisa mempengaruhi perataan laba bagi industri food
and beverage yang terdaftar di BEI.

b.

Bagi penulis
Penelitian ini bermanfaat sebagai kajian teoritis dalam meraih gelar
sarjana Ekonomi jurusan manajemen UPN”VETERAN” Surabaya.

c.

Bagi universitas
Kiranya penelitian ini dapat diguakan untuk tambahan informasi atau
referensi khususnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba pada perusahaan food
and beverage di BEI.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian terdahulu
1.

Menurut Juniarti dan Corolina, Jurnal Ekonomi Akuntansi
dengan judul ”Analisa Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Perataan Laba(Income Smoothing) Pada Perusahaan-Perusahaan Go
Public”.
Sampel awal yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sektor industri yang mendominasi sektor industri yang ada di BES,
yaitu industri manufaktur dan industri perbankan atau lembaga
keuangan lainnya dengan jumlah 256 perusahaan (80,76%) dari total
jumlah perusahaan go public sebesar 317 perusahaan dari tahun 1994
sampai dengan 2001 tanpa melibatkan tahun 1997 dan 1998.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel profitabilitas
(PRFT) memiliki perbedaan yang signifikan antara perusahaan perata
laba dengan bukan perata laba, sedangkan variabel total aktiva (TA0
dan sektor inustri (DSI) tidak memiliki perbedaan yang tidak
signifikan.
Faktor besaran perusahaan, profitabilitas, dan sektor industri
perusahaan tidak berpengaruh terhadap terjadinya tindakan perataan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

laba. Hasil pengujian pada hipotesis kedua (H02) diperkuat dengan
hasil pengujian multivariate kedua dan multivariate ketiga, yang
menunjukkan nilai signifikan diatas 5%, berarti variabel independen
TA, PRTF, dan DSI konsisten dengan pengujian mulivariate yang
pertama, yaitu tidak berpengaruh terhadap terjadinya tindakan
perataan laba.
2.

Menurut Alwan Sri Kustono Jurnal Ekonomi dengan judul
”Pengaruh

Ukuran,

Devidend

Payout,

Risiko

Spesfik,

dan

Pertumbuhan Perusahaan terhadap Praktik Perataan Laba pada
Perusahan Manufaktur Studi Empiris ura Efek Jakarta 2002-2006”
Sampel yang digunakan adalah lebih dari 30 perusahaan
manufaktur yang ada di Bursa Efek Jakarta dari tahun 2002-2006.
Kesimpulan

dari

penelitian

ini

adalah

penelitian

ini

menginvestigasi pengaruh faktor-faktor ukuran perusahaan, tingkat
pertumbuhan, devidend payout ratio, struktur kepemilikan, dan
pemerintah terhadap praktik perataan laba yang dilakukan perusahaan.
Dengan menggunakan model regresi, studi ini berhasil menemukan
adanya pengaruh pertumbuhan terhadap praktik perataa laba. Pertama,
perusahaan yang tumbuh akan mendapatkan perhatian dari masyarakat
sehingga untuk meminimalkan risiko eksternal, perusahaan melakukan
perataan laba sehingga tidak mencolok. Kedua, perusahaan yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

pertumbuhannya tinggi akan menggunakan kontrak kompensasi dan
utangnya berdasarkan akuntansi, dan untuk mengurangi risiko
fluktuasi laba yang tak terkendalikan di masa depan maka perusahaan
melakukan perataan laba.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Teori keagenan
Menurut Anthony dan Gaun Darajan (2005), teori agensi adalah
hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Teori agensi memiliki
asumsi tiap-tiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya
sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent.
2.2.2. Pengertian laporan keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu peusahaan
pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menjelaskan kinerja
perusahaan tersebut. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara, misal : sebagai laporan arus dana), catatan lain
serta materi yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Menurut pendapat Zaki Baridwan (1992:2) laporan keuangan
merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan yang merupakan suatu
ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

berjalan. Laporan keuangan dibuat oleh pihak manajemen dengan tujuan
untuk mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan
merupakan proses akuntansi dari transaksi-transaksi keuangan selama tahun
buku berjalan yang digunakan untuk mengetahui kinerja manajemen dalam
mengembangkan perusahaan.
2.2.3. Tujuan laporan keuangan
Tujuan umum laporan keuangan menurut Standar Akuntansi
Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia sebagai berikut :
1.

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.

2.

Laporan keuangan yang disusun berguna untuk memenuhi kebutuhan
bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian laporan keuangan
tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum
menjelaskan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

3.

Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

yang ingin melihat pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian
agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi.
Tujuan umum dari laporan keuangan menurut Zaki Baridwan (1992
:4) adalah sebagai berikut :
1.

Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
sumber-sumber enonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

2.

Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan
dalam sumber-sumber ekonomi neto(sumber dikurangi kewajiban) suatu
perusahaan yang timbul dari aktivitas-aktivitas usaha dalam rangka
memperoleh laba.

3.

Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan didalam mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan
laba.

4.

Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan
dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi
mengenai aktivitas pembelanjaan dan dari penanaman.

5.

Untuk

mengungkapkan

sejauh

mungkin

informasi

lain

yang

berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan
pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi
yang dianut oleh perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2.2.4. Karakteristik laporan keuangan
Karakteristik laporan keuangan meliputi :
a.

Dapat dipahami dengan mudah
Laporan keuangan harus dapat dipahami oleh para pemakai
dan dinyatakan dalam bentuk suatu istilah yang disesuaikan dengan
batas pengertian pemakainya.

b.

Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai
dalam proses pengambilan keputusan, memiliki kualitas relevan kalau
dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu
mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan masa depan,
menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

c.

Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian
menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya
sebagai penyajian yang tulus dan jujur yang seharusnya disajikan atau
secara wajar diharapkan dapat disajikan.

d.

Dapat dibandingkan
Pemakai harus membandingkan laporan keuangan antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja
keuangan. Pemakai juga harus membandingkan laporan keuangan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan secara relative.
2.2.5. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam laporan keuangan
Menurut Suhadirmanto (2001 : 3) pihak-pihak yang berkepentingan
dengan laporan keuangan yaitu :
1.

Perusahaan (manajer) : untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan
pada periode yang lalu, sehingga dapat menyusun rencana yang lebih
baik, dapat memperbaiki cara kepemimpinan yang lalu dan dapat
memperbaiki system intern yang ada.

2.

Kreditur : untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan yang
bersangkutan sebelum mengambil keputusan memberikan kredit pada
perusahaan tersebut

3.

Investor : memerlukan laporan keuangan perusahaan dimana mereka
akan menanamkan modal .

4.

Pemegang saham : agar dapat menilai baik atau buruknya manajer
dalam menjalankan perusahaan yang dinilai dari laba yang diperoleh.

5.

Pemerintah : memerlukan laporan keuangan untuk menentukan pajak.

6.

Karyawan : untuk menilai perusahaan dalam memberikan balas jasa
manfaat pensiun dan kesempatan kerja.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

7.

Masyarakat : memperoleh kontribusi (sumbangan) dari perusahaan
mengenai jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan pada
penanam modal domestik serta rangkaian aktifitas lainnya.
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk

memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil
yang telah dicapai perusahaan.
Laporan akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan
apabila laporan keuangan tersebut dianalisis, diperbandingkan dalam tiga atau
lebih periode sehingga dapat diperoleh data yang akurat mengenai
perkembangan perusahaan dan kemajuan yang dicapai, laporan keuangan ini
sangat berpengaruh sekali dalam keputusan yang diambil manajemen.
2.2.6. Fungsi laporan keuangan
Laporan keuangan yang disusun atau disajikan kepada semua pihak
yang berkepentingan dan eksistensi suatu perusahaan, pada hakikatnya
merupakan alat komunikasi yang memberikan informasi mengenai keuangan
perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan dapat menggunakan laporan
keuangan yang ada sebagai dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Disamping sebagai pertanggungjawaban dari pihak manajemen kepada semua
pihak yang menanamkan dan mempercayakan pengelolaan dananya didalam
perusahaan tersebut, laporan keuangan akan sangat bermanfaat untuk :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

a.

Mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan.

b.

Mengetahui prestasi keuangan yang telah dicapai dan yang sedang
berjalan.

c.

Mengetahui kelemahan-kelemahan perusahaan.

d.

Mengadakan perbaikan penyusunan rencana dan kebijaksanaan
perusahaan pada masa mendatang
Fungsi laporan keuangan tersebut diatas berguna bagi analisis

manajemen perusahaan dan hasilnya juga dipakai untuk kepentingan
perusahaan.
2.2.7. J enis laporan keuangan
Laporan keuangan suatu perusahaan biasanya terdiri atas empat jenis
laporan yaitu:
a.

Pengertian Neraca
Menurut Baridwan (1992 : 18) neraca adalah laporan yang
menunjukkan keadaaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal
tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang
dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang
disebut passiva.

b.

Laporan laba rugi
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan
pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan dan biaya
merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh
perusahaan.
c.

Laporan arus kas
Menurut (Zaki Baridwan, 1992 : 30), tujuan utama laporan aliansi kas
adalah untuk menyajikan informasi relevan tentang penerimaan dan
pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu periode.

d.

Laporan perubahan modal
Laporan

perubahan

modal

merupakan

sebuah

laporan

yang

menyajikan perubahan laba yang ditahan selama periode tertentu yang
disusun berdasar modal.
2.3. Perataan laba
2.3.1. Pengertian per ataan laba
Pengaruh ukuran perusahaan, financial leverage, dan deviden payout
ratio terhadap perataan laba dapat dilandaskan dengan teori efisien kontraktif
dimana transaksi kontrak adalah suatu mekanisme pasar yang sangat
fundamental terutama dalam kasus maksimalisasi harta kekayaan. Posner
berpendapat bahwa tidak ada intervensi hukum dalam transaksi ketika setiap
individu benar-benar menempati bagiannya dalam sebuah persetujuan. Fungsi
pokok hukum kontrak adalah mencegah seseorang dari perbuatan oportunis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

terhadap pelaku kontrak lainnya agar aktivitas ekonomi dapat berjalan dengan
optimal.
Perataan laba terkait erat dengan konsep manajemen laba. Dimana
manajemen laba diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan dengan
sengaja untuk mengarah pada suatu tingkat yang diinginkan atas laba yang
dilaporkan.
Sejalan dengan konsep manajemen laba, pembahasan perataan laba ini
juga menggunakan kerangka teori pikir teori keagenan, bahwa perataan
penghasilan timbul karena terjadi konflik kepentingan antar manajemen dan
pemilik. Manajemen melakukan perataan laba untuk menciptakan suatu aliran
kas yang stabil dan mengurangi fluktuasi dalam laba yang dilaporkan dan
meningkatkan kemampuan investor untuk memprediksi aliran kas di masa
yang akan datang.
Perataan laba merupakan tindakan yang dilakukan dengan sengaja
untuk mengurangi variabilitas laba yang dilaporkan agar dapat mengurangi
resiko pasar atas saham perusahaan, yang pada akhirnya meningkatkan harga
saham perusahaan. Perataan laba menurut Beidleman didefinisikan sebagai
upaya yang sengaja dilakukan untuk memperkecil atau fluktuasi pada tingkat
laba yang dianggap normal bagi perusahaan.
Alasan perataan laba oleh manajemen menurut Hepworth (1953)
dalam Subekti (2005) adalah sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

a. Sebagai rekayasa untuk mengurangi laba dan menaikkan biaya
pada periode berjalan yang dapat mengurangi utang pajak.
b. Dapat meningkatkan kepercayaan investor karena kestabilan
penghasilan dan kebijakan devidend
c. Dapat mempererat antara manajer dan karyawan karena dapat
menghindari permintaan kenaikan upah atau gaji oleh karyawan.
d. Memiliki dampak psikologis pada perkonomian.
2.3.2. Tujuan per ataan laba
Foster (1986) dalam Suwito dan Herawaty (2005) mengungkapkan
bahwa tujuan perataan laba adalah untuk memperbaiki citra perusahaan di
mata pihak eksternal dan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki
resiko yang rendah. Di samping itu, memberikan informasi yang relevan
dalam melakukan prediksi terhadap laba pada masa yang akan datang,
meningkatkan persepsi pihak eksternal terhadap kemampuan manajemen, dan
meningkatkan kompensasi bagi pihak manajemen.
2.3.3. Sifat dan motivasi per ataan laba
Perataan laba dapat dipandang sebagai upaya yang sengaja dilakukan
untuk menormalkan laba dalam rangka mencapai kecenderungan atau tingkat
laba yang diinginkan. Manajer yang terdorong untuk melakukan perataan laba
mengasumsikan bahwa stabilitas dalam laba dan tingkat pertumbuhan akan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

lebih dipilih daripada arus laba rata-rata yang besar dengan variabilitas yang
lebih besar.
Menurut Hepworth (1953) bahwa motivasi dibalik perataan meliputi
peningkatan hubungan dengan

kreditor, investor dan pekerja, dan

memperkecil siklus bisnis melalui proses psikologis (Belkaoui 200 : 193)
Gordon mengemukakan bahwa :
1.

Kriteria yang dipakai oleh manajemen dalam memilih prinsip
akuntansi

adalah

untuk

memaksimalkan

kegunaan

atau

kesejahteraannya.
2.

Kegunaan yang sama adalah suatu fungsi keamanan kerja, tingkat
pertumbuhan gaji serta tingkat pertumbuhan ukuran perusahaan.

3.

Kepuasan pemegang saham terhadap kinerja perusahaan akan
meningkatkan status dan penghargaan terhadap manajer.

4.

Kepuasan yang sama juga akan tergantung pada tingkat pertumbuhan
dan stabilitas laba perusahaan.
Apabila keempat point diatas diterima, maka selanjutnya manajemen

akan berada dalam batas kekuatannya, yaitu, batasan yang dikelole dalam
aturan akuntansi, untuk meratakan laba yang dilaporkan dan meratakan
tingkat pertumbuhan laba. Menggunakan perataan tingkat pertumbuhan
penghasilan, dapat diartikan sebagai berikut: jika tingkat pertumbuhan tinggi,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

praktik akuntansi yang menurunkannya harus diterapkan, dan begitu juga
sebaliknya.
2.3.4. Faktor-Faktor yang mempengar uhi per ataan laba
2.3.4.1.Pengaruh Ukuran Per usahaan Ter hadap Per ataan Laba
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap perataan laba dapat dibuktikan
dari penelitian-penelitian sebelumnya yang sebagai berikut:
1.

Penelitian Ilmainir (1993), Zuhroh (1997), dan Makaryanawati (2002)
menunjukkan

adanya

perataan

laba

di

BEI.

Makaryanawati

mengindikasikan adanya pengaruh ukuran perusahaan mempengaruhi
perataan laba. Menurutnya perusahan yang lebih besar cenderung
melakukannya dibandigkan perusahaan yang lebih kecil.
2.

Penelitian Samlawi dan Subdibyo (2000) menemukan bukti empiris
bahwa ukuran perusahan mendorong terjadinya perataan laba.

3.

Penelitian Cahan (1992) dan Key (1997) menemukan kecenderungan
adanya hubungan perataan laba.

4.

Penelitian Michelson,et al.(1995) menyatakan bahwa perusahaan besar
mempunyai insentif lebih besar untuk meratakan laba daripada
perusahaan kecil.

5.

Penelitian

Yurianto

(2000)

menggunakan

analisis

unvariate

menunjukkan danya pengaruh ukupan perusahan terhadap perataan
laba

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

6.

Penelitian Moses (1987) dalam Suwito dan Herawaty (2005)
menemukan bukti bahwa perusahaan yang lebih besar memiliki
dorongan yang lebih besar pula untuk melakukan perataan laba
dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil karena perusahaan
yang lebih besar menjadi subjek pemeriksaan (pengawasan) yang lebih
ketat dari pemerintah dan masyarakat umum.
Ukuran perusahaan adalah suatu skala, yaitu dapat diklasifikasikan

besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain total aktiva, log
size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Ukuran perusahaan hanya terbagi dalam
tiga kategori yaitu perusahaan besar, menengah, dan kecil. Penentuan ukuran
perusahaan ini didasarkan pada log aktiva.
Suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas,
setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yng kecil
terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya kontrol dari pihak dominan
terhadap perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian maka pada
perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih
berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk
membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Semakin besar ukuran suatu perusahaan maka semakin besar pula indeks
perataan laba, karena perusahaan besar cenderung memperoleh laba yang
besar sehingga dapat memicu motivasi manajer melakukan tindakan perataan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

laba, dengan tujuan untuk menimbulkan kesan yang lebih baik mengenai
perusahaannya kepada pemakai laporan keuangan.
2.3.4.2. Pengaruh Financial Leverage Terhadap Perataan Laba
Pengaruh financial leverage terhadap perataan laba dapat dibuktikan
dari penelitian-penelitian sebelumnya yang sebagai berikut:
1.

Menurut Sartono (2001) financial leverage menunjukkan proporsi
penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Semakin besar
utang perusahaan maka semakin besar besar pula resiko yang dihadapi
investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang
semakin tinggi. Akibat kondisi tersebut perusahaan cenderung untuk
melakukan praktik perataan laba.

2.

Penelitian Gaver dan Gaver (1993) menemukan bukti bahwa
perusahan yang pertumbuhannya tinggi cenderung mempunyai
financial leverage yang lebih rendah sehingga perusahaan melakukan
perataan laba.

3.

Penelitian Key (1997) menyatakan bahwa perusahaan yang besar akan
menanggung biaya politis yang besar pula,sehingga perlu untuk
menurunkan laba pada saat publikasi pelaporan keuangan.
Leverage keuangan diukur oleh besarnya aktiva perusahaan yang

dibiayai atau dibelanjai oleh utang. Dampak leverage keuangan untuk
menganalisa dampak (pengaruh)nya atas kemampuan memperoleh laba dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

fluktuasi dalam kemampuan untuk memperoleh laba. Leverage yang
meningkat akan menaikkan tingkat inflasi dalam pendapatan perusahaan dan
dalam hasil atas modal atau equity untuk satu tingkat fluktuasi dalam
penjualan dan hasil yang bersangkutan atas jumlah aktiva. Jika dipakai secara
berhasil leverage meningkatkan hasil bagi para pemilik perusahaan, tetapi jika
tidak berhasil hal ini dapat menimbulkan ketidakmampuan untuk membayar
beban tetap dan akhirnya dalam kesulitan keuangan yang mengarah pada
reorganisasi
kebangkrutan

keuangnan

atau

kebangkrutan.

semakin cenderung muncul

Masalah

yang

berkait

apabila suatu perusahaan

menyertakan lebih banyak utang dalam struktur modalnya. Karena itu biaya
kebangkrutan menghalangi perusahaan menggunakan utang yang berlebihan.
Pada tingkat leverage tertentu, biaya utang meningkat karena
meningkatnya resiko sebagai akibat meningkatnya beban tetap dalam
hubungannya dengan laba sebelum bunga dan pajak di masa datang yang
diharapkan. Leverage keuangan mempunyi efek yang sama terhadap laba.
Makin tinggi faktor leverage makin tinggi pula jumlah penjualan yang
diperlukan untuk mencapai titik impas dan semakin besar pula dampak
perubahan volume penjualan terhadap laba.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

2.3.4.3. Pengaruh Devidend Payout Ratio Ter hadap Per ataan Laba
Pengaruh dividend payout ratio terhadap perataan laba dapat
dibuktikan dari penelitian-penelitian sebelumnya yang sebagai berikut:
1.

Menurut Sartono (2001) besar kecilnya dividen tergantung oleh besar
kecilnya laba yang diperoleh sehingga perusahaan cenderung
melakukan perataan laba.

2.

Purwanto (2005) menguji faktor devidend payout ratio terhadap
perataan laba. Dalam penelitiannya ditemukan hubungan yang
signifikan antara dividend payout ratio dengan perataan laba, karena
kebijakan dividen akan mempunyai keterkaitan yang signifikan pada
pengambilan keputusan investor maupun investasi potensial dalam
pembelian saham perusahaan.
Pengertian devidend payout ratio yaitu prosentase dari laba yang

dibayarkan sebagai devidend kas, yang akan menambah kekayaan pemegang
saham. Menurut Horne menyatakan bahwa apabila perusahaan mempunyai
segudang kesempatan investasi yang menguntungkan maka tidak ada
devidend kas. Begitu pula sebaliknya apabila perusahaan tidak mempunyai
kesempatan investasi yang menguntungkan, maka seluruh laba harus
didistribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk devidend.
Dengan demikian devidend payout ratio merupakan aspek utama
dalam kebijakan devidend perusahaan yang dapat mempengaruhi nilai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

perusahaan bagi pemegang sahamnya. Semakin tinggi devidend payout ratio
yang ditetapkan oleh perusahaan, maka semakin kecil dana yang tersedia
untuk ditanamkan

kembali didalam perusahaan,

yang berarti

pula

menghambat pertumbuhan perusahaan. Namun menurut Downes yang
dialihkan bahasa oleh Budhidarmo (1994 : 48) pada umumnya semakin tinggi
tingkat pembayar maka semakin dewasa perusahaan itu. Perusahaan yang
tumbuh cepat biasanya menginvestasikan kembali seluruh laba dan tidak
membagikan dalam bentuk devidend.
2.4

Kerangka Konseptual

Ukuran
perusahaan (X1)
Financial
leverage(X2)

Perataan laba
(Y)

Devidend payout
ratio (X3)

Gambar 1.1
Kerangka konseptual

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

2.5

Hipotesis
Sesuai dengan masalah yang telah dikemukakan diatas dan tujuan
yang ingin dicapai, hipotesis yang dikemukakan disini adalah :
a. Diduga faktor ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif secara
parsial terhadap perataan laba pada perusahaan food and beverage yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Diduga faktor financial leverage mempunyai pengaruh positif secara
parsial terhadap perataan laba pada perusahaan food and beverage yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
c. Diduga faktor devidend payout ratio mempunyai pengaruh positif secara
parsial t