SISTEM PERINGATAN DINI TINGKAT KEKERINGAN DAN PENYUSUNAN POLA TANAM KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DI WILAYAH JAWA TIMUR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE.

SISTEM PERINGATAN DINI
TINGKAT KEKERINGAN DAN PENYUSUNAN POLA TANAM
KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM GLOBAL
DI WILAYAH J AWA TIMUR
BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE

TUGAS AKHIR

Oleh :

ANDRI ISTIFARIYANTO
0834010205

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2011

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


SISTEM PERINGATAN DINI
TINGKAT KEKERINGAN DAN PENYUSUNAN POLA TANAM
KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM GLOBAL
DI WILAYAH J AWA TIMUR
BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE

TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

ANDRI ISTIFARIYANTO
0834010205

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR
2011

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

LEMBAR PENGESAHAN
SISTEM PERINGATAN DINI
TINGKAT KEKERINGAN DAN PENYUSUNAN POLA TANAM
KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM GLOBAL
DI WILAYAH J AWA TIMUR
BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE
Disusun oleh :

ANDRI ISTIFARIYANTO
0834010205
Telah disetujui mengikuti Ujian Negara Lisan
Periode III Tahun Akademik 2011/2012

Pembimbing II


Pembimbing I

I Gede Susrama Mas Diyasa, ST. MT.
NPT. 3 7006 06 0210 1

Chrystia Aji Putra, S.Kom
NPT. 3 8610 10 0296 1

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Dr . Ir . Ni Ketut Sar i, MT.
NIP. 19650731 199203 2 001

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


TUGAS AKHIR
SISTEM PERINGATAN DINI
TINGKAT KEKERINGAN DAN PENYUSUNAN POLA TANAM
KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM GLOBAL
DI WILAYAH J AWA TIMUR
BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE
Disusun Oleh :

ANDRI ISTIFARIYANTO
0834010205
Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal 9 Desember 2011
Pembimbing :
1.

Tim Penguji :
1.


I Gede Susrama Mas Diyasa, ST., MT.
NPT. 3 7006 06 0210 1

Ir. Kartini, MT.
NIP. 19611110 199103 2 001

2.

2.

Chrystia Aji Putra, S.Kom.
NPT. 3 8610 10 0296 1

Dr. Ronny, S.Kom., M.Kom., MH.
NIDN 0930097101
3.
Dian Puspita Hapsari, S.Kom., M.Kom.
NIDN. 0729057801

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Ir. Sutiyono, MT.
NIP. 19600713 198703 1 001

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

KETERANGAN REVISI
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa berikut :
Nama

: ANDRI ISTIFARIYANTO

NPM


: 0834010205

Jurusan

: Teknik Informatika

Telah mengerjakan revisi / tidak ada revisi*) pra rencana (design) / skripsi ujian
lisan gelombang III , TA 2011/2012 dengan judul:
“SISTEM PERINGATAN DINI TINGKAT KEKERINGAN DAN PENYUSUNAN POLA
TANAM KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DI WILAYAH J AWA
TIMUR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE”

Surabaya, 12 Desember 2011
Dosen Penguji yang memeriksa revisi

1)

Ir. Kartini, MT.
NIP. 19611110 199103 2 001


{

}

2)

Dr. Ronny, S.Kom., M.Kom., MH.
NIDN. 0930097101

{

}

3)

Dian Puspita Hapsari, S.Kom., M.Kom.
NIDN. 0729057801

{


}

Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Pembimbing I

I Gede Susr ama Mas Diyasa, ST. MT.
NPT. 3 7006 06 0210 1

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Pembimbing II

Chrystia Aji Putra, S.Kom.
NPT. 3 8610 10 0296 1

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


SISTEM PERINGATAN DINI TINGKAT KEKERINGAN DAN PENYUSUNAN POLA
TANAM KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DI WILAYAH J AWA
TIMUR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE
DOSEN PEMBIMBING I
: I GEDE SUSRAMA MAS D, ST. M.T.
DOSEN PEMBIMBING II : CHRYSTIA AJI PUTRA, S.Kom.
PENYUSUN
: ANDRI ISTIFARIYANTO

ABSTRAK
Perubahan Iklim Global akibat El-nino merupakan fenomena alam
tentang perubahan iklim yang sifatnya tidak teratur yang ditandai dengan
meningkatnya suhu permukaan samudra Pasifik garis equator. Meningkatnya
suhu permukaan laut ini mengakibatkan kekeringan di beberapa wilayah
Indonesia bagian Timur termasuk beberapa wilayah Jawa Timur. Selama periode
El-Nino, musim hujan yang terjadi dibawah normal dan musim kemaraun lebih
panjang daripada keadaan normal. Kondisi yang demikian berakibat buruk
terhadap produksi pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan serta sektor
lainnya. Tahun 2002 merupakan teka-teki yang harus diwaspadai peluang

terjadinya El-Nino dan perlu diantisipasi agar dampaknya terhadap kerawanan
pangan dapat ditekan sekecil mungkin yaitu dengan membuat suatu sistem
peringatan dini. Jadi pada penelitian ini permasalahan yang muncul adalah 1)
Perubahan iklim global akan berpengaruh terhadap perilaku unsur-unsur iklim
seperti curah hujan, suhu, radiasi, dan evapotranspirasi. 2) Cakupan lokasi
pengkajian adalah lahan kering di Provinsi Jawa Timur, dan 3) Pengelolaan pola
tanam merupakan salah satu kunci keberhasilan usahatani tanaman pangan di
lahan kering.
Sistem Peringatan Dini yang dimaksud disini adalah membuat suatu
informasi kepada para pengguna Petani, Pengusaha dan Pengambil Kebijakan
dengan menerapkan sistem informasi geografis secara on-line, dengan informasi
tentang perubahan iklim, informasi kekeringan dan informasi pola tanam.
Penelitian ini bertujuan untuk : menganalisis perubahan spasio temporal
karakteristik iklim klasifikasi oldeman di lahan kering terutama curah hujan pada
era setelah tahun 1980-an, menganalisis kerawanan wilayah lahan kering
terhadap kekeringan, dan menyusun zonasi wilayah sesuai dengan tingkat
kekeringannya, menentukan pengelolaan pola tanam di lahan kering dengan
memperhatikan kondisi curah hujan, lengas tanah dan tanaman (crop water
balance), dan perilaku petani dalam mengatasi kekeringan berbasis teknologi
informasi (sistem informasi geografis on line).
Luaran yang diharapkan pada penelitian ini adalah : Berupa kebijakan
strategis untuk menentukan : Pengelolaan pola tanam di lahan kering,
Pengurangan kehilangan hasil, Antisipasi mengatasi kekeringan, Berupa
Perangkat Lunak Berbasi Mobile dengan bahasa pemrograman WML dan Sms
Gateway untuk memberikan informasi : Sistem Peringatan Dini, Informasi
Peruban Iklim, Informasi Tingkat kekeringan daerah, khususnya Jawa Timur,
Informasi Perubahan Pola Tanam
Kata Kunci: Iklim Global, Pola Tanam, Tingkat Kekeringan, Sms Gatway,
Peringatan Dini, Teknologi Mobile, El-nino

i

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillaahi rabbil ‘alamin terucap ke hadirat Allah SWT atas
segala limpahan Kekuatan-Nya sehingga dengan segala keterbatasan waktu,
tenaga, pikiran dan keberuntungan yang dimiliki penyusun, akhirnya penyusun
dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “ Sistem Peringatan Dini Tingkat
Keker ingan Dan Penyusunan Pola Tanam Kaitannya Dengan Perubahan
Iklim Global Di Wilayah J awa Timur Ber basis Teknologi Mobile” tepat
waktu.
Skripsi dengan beban 4 SKS ini disusun guna diajukan sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik
Informatika, Fakultas Teknologi Industri, UPN ”VETERAN” Jawa Timur.
Melalui Skripsi ini penyusun merasa mendapatkan kesempatan emas untuk
memperdalam ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di bangku perkuliahan,
terutama berkenaan tentang penerapan teknologi perangkat bergerak. Namun,
penyusun menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca untuk
pengembangan aplikasi lebih lanjut.

Surabaya, Desember 2011

(Penyusun)

ii

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ..................................................................................................

i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................ iii
DAFTAR ISI ................................................................................................

v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

1

1.1. Latar Belakang .......................................................................................

1

1.2. Perumusan Masalah ...............................................................................

7

1.3. Tujuan ................................................................................................... 12
1.4. Batasan Masalah .................................................................................... 13
1.5. Manfaat ................................................................................................. 13
1.6. Metodologi Penulisan ............................................................................ 13
1.7.Sistematika Penelitian ............................................................................. 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 18
2.1 Iklim Di Indonesia ................................................................................ 18
2.2. Provinsi Jawa Timur ............................................................................. 21
2.2.1 Geografi Jawa Timur ................................................................. 22
2.2.2 Relief Jawa Timur ..................................................................... 22
2.2.3 Hidrogafi Jawa Timur ................................................................ 23
2.2.4 Iklim Jawa Timur ....................................................................... 24
2.2.5 Pembagian Administratif ........................................................... 24
2.3. Jaringan Komputer ................................................................................ 37

v
ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vi

2.4.Konsep Dasar Sistem dan Informasi ........................................................ 45
2.4.1

Karakteristik Sistem ................................................................... 46

2.4.2

Pengertian Informasi .................................................................. 48

2.4.3

Komponen Sistem Informasi ...................................................... 49

2.4.4

Pengertian Sistem Informasi ...................................................... 49

2.4.5

Teknik Memperoleh Informasi ................................................... 49

2.5 Desain Sistem dan Database .................................................................... 50
2.5.1 Unified Modelling Language (UML) ............................................. 50
2.5.2 Power Designer 12 ....................................................................... 68
2.5.3 My SQL ........................................................................................ 69
2.6.Pemrograman Mobile (WAP)................................................................... 71
2.6.1 Wireless Application Protocol (WAP) ........................................... 71
2.6.2 PHP .............................................................................................. 79
2.7. Interaksi Manusia dan Komputer ........................................................... 81
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM ................................. 86
3.1 Analisa Data .......................................................................................... 86
3.2 Perancangan Sistem .............................................................................. 89
3.3 Perancangan Database ............................................................................ 90
3.3.1 Diagram Berjenjang...................................................................... 92
3.3.2 Use Case ....................................................................................... 92
3.3.3 Activity Diagram ........................................................................... 93
3.3.4 Sequence Diagram ........................................................................ 95
3.3.5 Class Diagram ............................................................................. 96
3.3.6 CDM dan PDM ............................................................................. 97
3.3.7 Tabel ............................................................................................. 99
3.4 Perancangan Perangkat Lunak ............................................................... 104
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 107
4.1 Kebutuhan Sistem ................................................................................. 107
4.2 Implementasi Mobile ............................................................................ 107
4.2.1

User Interface ........................................................................... 108

4.2.2

SMS Gateway ........................................................................... 109

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vii

4.3 Implementasi WEB Admin ................................................................... 110
BAB V UJI COBA SISTEM ......................................................................... 117
5.1. Pengujian Aplikasi Mobile ................................................................... 117
5.2. Uji Coba Web Admin ............................................................................ 120
5.2.1

Input Data ................................................................................. 121

5.2.2

Tampilan Data .......................................................................... 122

5.2.3

Hapus Data ............................................................................... 123

5.2.4

Edit Data .................................................................................. 125

BAB VI PENUTUP ..................................................................................... 127
6.1. Kesimpulan ......................................................................................... 127
6.2. Saran ................................................................................................... 128
DAFTAR PUSTAKA

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Salah satu kejadian alam yang sangat mempengaruhi kondisi tanaman
adalah kekeringan. Runtunuwu dan Nugroho (2007) mendefinisikan kekeringan
secara umum sebagai kondisi wilayah yang kekurangan air dalam waktu yang
relatif panjang. Hal ini dapat diindetifikasi melalui penyimpangan dari kondisi
normal beberapa variabel seperti curah hujan dan lengas tanah.

Kekeringan

biasanya sering berulang dan merupakan fenomena global baik secara spasial
maupun temporal sangat signifikan berbeda antara satu daerah dengan daerah
yang lain.
Salah satu kendala yang dihadapi dalam pencapaian target produksi
tanaman pangan adalah faktor iklim, terutama kondisi curah hujan yang sulit
diprediksi. Selain itu, saat ini secara gradual iklim mengalami perubahan seperti
yang dikhawatirkan oleh banyak meteorologis dunia sejak tahun 1980.
Pengamatan menunjukkan bahwa peningkatan suhu global sejak akhir abad 19
sampai saat ini berkisar antara 0.3 sampai 0.6 oC, dan peningkatan sebesar 0.2
sampai 0.3 terjadi dalam periode 40 tahun yaitu antara dalam periode 1954-1994
(IPCC, 1996). Faktor utama penyebab meningkatnya suhu global ialah
meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca (khususnya CO2) di atmosfer akibat
meningkatnya laju emisi gas tersebut dari kegiatan pembakaran fosil dan industri
khususnya di negara maju (IPCC, 2000).

1

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Hasil penelitian di 13 stasiun Klimatologi, Litbang Deptan oleh Syahbuddin
et al. (2004) makin menegaskan terjadinya perubahan iklim global itu di
Indonesia, dimana terdapat tendensi terjadinya peningkatan jumlah curah hujan
tahunan di wilayah timur Indonesia, berkisar antara 490 mm/tahun (Sulawesi
Selatan) hingga 1400 mm/tahun (Jawa Timur) yang diikuti oleh peningkatan suhu
siang dan malam hari berturut-turut antara 0.5-1.1 oC dan 0.6-2.3 oC. Di wilayah
barat Indonesia terjadi sebaliknya, tendensi penurunan curah hujan tahunan sekitar
135 hingga 860 mm/tahun, dengan peningkatan suhu siang dan malam hari
berturut-turut antara 0.2-0.4 oC dan 0.2-0.7 oC. Penurunan jumlah hujan di suatu
wilayah, akan sangat berdampak pada kondisi kekeringan pada wilayah tersebut.
Fenomena alam El-Nino akan lebih memperparah kondisi kekeringan suatu
wilayah. Pada kejadian ini sering diikuti dengan penurunan jumlah curah hujan
dari rata-rata curah hujan bulanan/tahunan normalnya. Penurunan ini dapat
mencapai 80 mm dari kondisi normalnya (IRI, Boer 2002).
Perubahan karakteristik iklim yang terjadi secara spasial dan temporal
menyebabkan penyediaan air tanah (ground water) relatif terbatas. Ketersedian air
tanah selain dipengaruhi curah hujan, evaporasi, jenis tanah, juga dipengaruhi oleh
penutupam vegetasi di atasnya. Meningkatnya degradasi lahan hutan tangkapan
hujan karena ulah manusia mengakibatkan penyediaan air pada sumber mata air
dari tahun ke tahun semakin menurun (Suwardji et al., 2002). Perubahan pola
curah hujan berdampak terhadap ketersediaan air di masa datang terutama pada
wilayah lahan kering, sehingga ketersediaan sistem pengelolaan air yang efisien
dan efektif akan semakin diperlukan (Boer et al., 2005).

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Untuk mengatasi kejadian kekeringan pada pertanaman di lahan kering
apabila curah hujan sudah mulai berkurang atau musim hujan lebih pendek, usaha
yang dilakukan petani adalah mencari tanaman yang sesuai, membuat parit, dan
mengairi tanaman dengan menyewa pompa (Wahab et al., 2007).
Disisi lain, Disaat batasan mulai memudar dan mobilitas manusia kian
meningkat, pengertian mobilitas secara mendasar mulai berubah. Industri nirkabel
juga tidak dapat menghindari perubahan ini. Konektifitas nirkabel tidak lagi
terbatas pada perangkat telepon seluler tapi telah berevolusi menjadi
teknologi broadband dengan jangkauan global, berkembang menjadi segmen
perangkat baru dan meluas kepada pangsa pasar baru yang sebelumnya tidak ada
ataupun belum tersentuh dengan teknologi tersebut. Konektifitas yang mobile
telah menjadi suatu kebutuhan, perangkat mobile menjadi semakin personalized
dan fungsional, sehingga membuat kabur segmentasi pasar.

Gambar 1.1 Perangkat mobile

Perubahan ini terutama didorong oleh pergeseran ekpektasi konsumen.
Konektifitas mobile bukan lagi merupakan suatu kemewahan yang hanya dimiliki

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

oleh para eksekutif yang bergerak dinamis; keinginan untuk selalu terkoneksi
telah menjadi kebutuhan manusia dari berbagai kelas dan bermacam generasi.
Redefinisi mobilitas terutama membutuhkan teknologi yang dapat
memenuhi kebutuhan yang terus meningkat. Evolusi teknologi jaringan terus
berlangsung dan kemampua]xn nirkabel senantiasa meningkat. Perangkat mobile
saat ini sudah dapat menggunakan kemampuan penyampaian data yang semakin
cepat untuk memberikan pengalaman yang diharapkan oleh konsumen. Setiap
peningkatan jaringan nirkabel contohnya, dari WCDMA menjadi HSDPA,
HSUPA serta HSPA+, memiliki kemampuan untuk mendukung aplikasi yang
lebih beragam dan layanan yang lebih canggih yang memberikan pengalaman
mobilitas generasi berikut.
Para operator yang perlu memenuhi kebutuhan pertumbuhan pelanggan
dasar dan ingin membedakan layanan yang mereka tawarkan perlu mencari
teknologi jaringan terdepan dan peningkatan, seperti HSPA+ yang hanya
memerlukan investasi jaringan yang minimal dan tidak memerlukan tambahan
spektrum, serta LTE yang mendukung jaringan 3G yang sudah ada dan
merupakan jalur pertumbuhan logis untuk para operator mempunyai akses
terhadap spektrum baru. Qualcomm bekerjasama dengan para operator dan
seluruh entitas di sekitarnya seperti penyedia infrakstruktur jaringan dan
pengembang aplikasi untuk memberikan solusi yang mendukung pengalaman
pengguna yang menyeluruh melalui teknologi terdepan ini. Sebagai penyedia
teknologi terkemuka, Qualcomm berada dalam posisi yang unik untuk

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

menawarkan 3G untuk solusi multi-mode yang dapat beroperasi secara mulus
untuk pengguna standar 2G dan 3G maupun LTE.
Evolusi dalam kemampuan mobilitas tidak hanya terbatas pada kecepatan
dan asupan perangkat sekarang memiliki fungsi yang lebih banyak dibanding dan
jauh lebih canggih dari sebelumnya. Fitur-fitur seperti; kemampuan prosesor yang
dapat menjalankan aplikasi terdepan, integrasi tingkat tinggi, penggabungan
sempurna dari beberapa kemampuan dari GPS dan surround-sound audio sampai
pada grafik tiga dimensi dan pemutaran video definisi tinggi, dll, membuktikan
telepon seluler dapat melakukan jauh lebih banyak dari sekadar melakukan
panggilan. Penggabungan teknologi lengkap multimedia dengan kemampuan
multi-mode Qualcomm mendukung evolusi dramatis dari pengalaman mobile
(bergerak) dan apa yang memungkinkan pada perangkat nirkabel.
Tetapi konsumen tidak membatasi penggunaan konektifitas mobile pada
telepon semata. Teknologi nirkabel yang telah mengubah pengalaman konsumen
telepon seluler telah merambah beberapa pangsa pasar baru. Modul 3G tertanam
seperti solusi dari Qualcomm memungkinkan akses internet bagi komputer jinjing
yang tidak dibatasi hotspot Wi-Fi , yang sampai saat ini membutuhkan USB
dongles atau data card nirkabel yang terkoneksi ke jaringan 3G. Dengan semakin
meningkatnya penggunaan komputer jinjing yang dilengkapi teknologi 3G, para
pengguna makin menyadari kebebasan yang mereka peroleh, dari teknologi yang
telah merambah ke hampir seluruh produk mobile PC OEM. Komputer jinjing
tidak lagi dibatasi adanya koneksi Wi-Fi di cafe atau di bandara, namun sekarang

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

menjadi benar-benar mobile, dapat tetap terhubung dengan internet dimana saja
melalui koneksi 3G.
Mobilitas dalam penggunaan komputer telah membuka segmen pasar baru
yang dipenuhi dengan berbagai peluang bagi industri nirkabel. Kemampuan yang
mutakhir, yang khususnya dipelopori oleh Qualcomm dengan platform
Snapdragon, memperkenalkan perangkat kelas baru yang menggabungkan
smartphones dan komputer jinjing yang menawarkan komputer dengan fitur
lengkap yang selalu stand-by, dan selalu terkoneksi dengan kemampuan baterai
yang tahan lama. Basis yang paling mendasar dari perangkat komputer mobile ini
adalah konektivitas lagi pula, apa gunanya perangkat komputer mobile apabila
tidak terkoneksi? Konektifitas internet Kapan saja, dimana saja adalah suatu
keharusan bagi perangkat komunikasi mobile terutama apabila pengguna
menginginkan informasi secara real-time seperti: berita, e-mail, berita lalu lintas,
konten hiburan, atau bahkan lokasi teman mereka.
Konsumen menuntut lebih banyak dari perangkat mobile mereka. Teknologi
jaringan nirkabel inti terus berkembang dalam kapasitas maupun fiturnya,
menembus pasar baru dan meningkatkan kemampuan konektifitas perangkatperangkat baru. Perangkat mobile ini memberikan pengalaman yang semakin
maju dan menggunakan perkembangan terkini jaringan nirkabel di seluruh dunia
untuk semakin mempermudah komunikasi dan akses informasi. Sangat jelas
bahwa industi berada di tahap tinggal landas dan berada pada titik awal yang akan
meredefinisi mobilitas.

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

1.2 Per umusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya,
maka dapat dirumuskan masalah yang menjadi dasar penelitian adalah sebagai
berikut.
1. Perubahan iklim global akan berpengaruh terhadap perilaku unsur-unsur iklim
seperti curah hujan, suhu, radiasi, dan evapotranspirasi. Hasil penelitian
Kaimuddin (2000) yang membagi data hujan bulanan historis (1931-1990)
menjadi dua periode yaitu tahun 1931-1960 dan 1961-1990, diperoleh
kecendrungan bahwa hujan di musim hujan di wilayah Selatan Indonesia,
khususnya Lampung, Jawa, dan sebagian kawasan Indonesia Timur akan
semakin basah, sebaliknya hujan musim kemarau akan semakin kering.
Sebaliknya untuk Indonesia bagian Utara (Sulawesi Utara, Kalimantan Utara
dan Sumatera bagian Utara), curah hujan musim hujan akan semakin
berkurang sedangkan curah hujan musim kemarau akan cenderung semakin
tinggi. Permasalahan yang menjadi bahan kajian adalah : Oldeman (1975)
membuat klasifikasi iklim berdasarkan data iklim di bawah tahun 1980-an.
Pada kondisi setelah tahun 1980, apakah terjadi perubahan karakteristik iklim
secara spasial dan temporal terutama pada periode bulan basah dan bulan
kering yang menjadi dasar klasifikasi iklim Oldeman di Provinsi Jawa Timur.
2. Cakupan lokasi pengkajian adalah lahan kering di Provinsi Jawa Timur. Lahan
kering adalah lahan yang dapat digunakan untuk usaha petanian dengan
menggunakan air secara terbatas dan biasanya hanya mengharapakan dari
curah hujan (Badan Litbang Pertanian dan The Ford Foundation, 1989).

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Lahan kering dalam penelitian ini dibatasi pada lahan tegal/ladang yang
sumber air untuk pengelolaan tanamannya hanya bersumber dari curah hujan
dan berada pada ketinggian 0-700 m di atas permukaan laut (dpl).

Sebaran

lahan kering yang dimaksud tersebut di Jawa Timur berada pada zona II
(wilayah dengan lereng 16-40 %), zona III (wilayah dengan lereng 8 – < 16
%),

dan zona IV (wilayah dengan lereng 0 – <

8 %) pada peta zona

Agroekologi yang telah dibuat BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian)
Jawa Timur tahun 2003. Tipe pemanfaatan lahan dan luas penyebarannya
adalah sebagai berikut (PSE, 2003):
a. Zona I.1 tipe pemanfaatan lahan adalah Kehutanan (Hutan lindung)
dengan luas penyebaran 22.320 ha atau 0,47%.
b. Zona I.2 tipe pemanfaatan lahan adalah Kehutanan (Hutan Produksi)
dengan luas penyebaran 1.074.410 ha atau 22,42%
c. Zona II tipe pemanfaatan lahan adalah Perkebunan (Budidaya Tanaman
Tahunan) dengan komoditas perkebunan dataran > 700 m dpl seluas
137.110 ha atau 2.8%, dan komoditas perkebunan dataran 0-700 m dpl
seluas 831.265 ha atau 17,35%.
d. Zona III tipe pemanfaatan lahan adalah Wana Tani (Agro Forestry)
dengan komoditas wana tani dataran > 700 m dpl seluas 6.200 ha atau
0,13%, dan komoditas wanatani dataran 0-700 m dpl seluas 583.060 ha
atau 12,17%.

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

e. Zona IV tipe pemanfaatan lahan adalah pertanian tanaman pangan lahan
basah (sawah) seluas 1.731.000 ha atau 36,12%,

pertanian tanaman

pangan tadah hujan lahan kering seluas 281.668 ha atau 5,87%.
f. Zona VI tipe pemanfaatan lahan adalah kehutanan (hutan pantai) dengan
luas penyebaran 75.640 ha atau 1,58%.
Masalah utama di lahan kering adalah terbatasnya air yang hanya dapat
diperoleh dari curah hujan. Keterbatasan air di lahan kering akan meningkat
dengan terjadinya kekeringan yang saat ini intensitasnya meningkat.
Kerentanan lahan kering terhadap kekeringan bervariasi antar wilayah dan
waktu. Kattenberg et al.(1996) menyatakan bahwa tingkat kerusakan akibat
kekeringan pada tahun-tahun ENSO (El-Nino Southern Oscillation) semakin
meluas dan semakin berat.
3. Pengelolaan pola tanam merupakan salah satu kunci keberhasilan usahatani
tanaman pangan di lahan kering. Wahab et al. (2007) menunjukkan bahwa
petani lahan kering di Kabupaten Pacitan dalam menanam padi belum
memperhatikan kondisi iklim yang terjadi. Pada bulan November 2002 terjadi
peningkatan anomali SML yang signifikan (sekitar 2 oC) yang diikuti oleh
curah hujan di bawah rata-ratanya, tetapi petani masih tetap menanam padi
gogo di lahan kering. Akibatnya banyak terjadi gagal panen tahun 2003 seperti
yang dilaporkan Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan. Luas areal yang terkena
kekeringan pada tahun 2003 adalah 2.074,67 ha. Bila rata-rata produktivitas
padi gogo di Kabupaten Pacitan adalah

38,5 kw/ha GKG, maka terjadi

kehilangan hasil produksi padi sebesar 79,87 ton GKG. Petani lahan kering

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

seringkali harus menanam lebih dari satu kali akibat seringnya terjadi hujan
tipuan (false rain). Hujan tipuan ialah hujan yang hanya terjadi satu atau dua
hari saja kemudian diikuti oleh hari tidak hujan selama beberapa hari yang
terjadi pada awal-awal masuknya musim hujan. Petani biasanya menyangka
bahwa dengan sudah ada hujan 1-2 hari di bulan November awal musim hujan
sudah masuk, padahal sebenarnya belum masuk musim hujan sehingga petani
tertipu dengan false rain (Wahab et al., 2007). Pola tanam adalah suatu pola
bercocok tanam selama kurang lebih satu tahun yang terdiri dari satu atau
beberapa jenis tanaman secara bergiliran dan bersisipan atau bertumpangan
dengan maksud untuk meningkatkan produksi usahatani pada setiap satuan
luas per satuan waktu . Pengaturan pola tanam berkaitan dengan periode masa
tanam (growing period). Periode masa tanam adalah suatu masa yang
ditentukan oleh lamanya air pengairan tersedia, lama hujan efektif, dan waktu
mulai dan berakhirnya penyediaan air pengairan dihubungkan dengan waktu
mulai dan berakhirnya musim hujan (Reddy, 1983).

Dengan demikian,

pengelolaan pola tanam sangat berkaitan erat dengan ketersedian air bagi
tanaman. Penyediaan air bagi tanaman di lahan kering bersumber dari curah
hujan. Adanya perubahan iklim global yang mempengaruhi karakteristik curah
hujan dan fenomena ENSO/ kekeringan, akan berpengaruh terhadap
pengelolaan pola tanam. Pertanyaan permasalahan penelitian adalah :
bagaimana pengelolaan pola tanam yang harus dilakukan agar kerugian hasil
usahatani tanaman pangan dapat dikurangi dengan mempertimbangkan
keseimbangan lengas tanah dan kebutuhan air bagi tanaman.

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

4. Saat ini di Indonesia Teknologi di bidang pertanian bersaing sangat ketat, dari
persaingan tersebut diharapkan dapat menbantu mensejahterakan pelaku
pertanian dan mengurangi kerugian yang tejadi akibat perubahan iklim global
yang akan berpengaruh terhadap perilaku unsur-unsur iklim seperti curah
hujan, suhu, radiasi, dan evapotranspirasi. Oleh karena itu dengan adanya
sistem peringatan dini akan membantu mengoptimalkan hasil pertanian.
Adapun skema sistem adalah sebagai berikut :
Suhu

Curah Hujan

Kelembapan

Jenis Tanah

Kadar Air

Data tahun – tahun sebelumnya

SISTEM
INFORMASI
PERHITUNGAN
PREDIKSI
Data Pr ediksi Beber apa Bulan ke
Depan
Suhu

Curah Hujan

Kelembapan

Jenis Tanah

Kadar Air

Informasi Kekeringan & Pola
Tanam
Gambar 1.2 Skema Sistem

Suhu, Curah hujan, Kelembapan merupakan unsur dari iklim yang
mempengaruhi hasil pertanian di setiap daerah, sedangkan jenis tanah dan kadar

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

air merupakan unsur tanah yang memberikan kehidupan pada setiap tanaman. Jadi
data lama dari unsur iklim dan unsur tanah, yaitu data sekitar 2-3 tahun yang telah
silam merupakan data acuan untuk menghasilkan sebuah peringantan kekeringan
dan pola tanam.
Setelah data beberapa tahun yang lalu di dapat sistem akan melakukan
perhitungan yang kemudian menghasilkan data baru, yaitu data unsur iklim dan
unsur tanah, kemudian data ini menjadi sebuah indeks yang menentukan tingkat
kekeringan dan pola tanam di masa datang

1.3 Tujuan
Tujuan dari perencanaan dan pembuatan sistem informasi ini adalah:
1. Menganalisis perubahan karakteristik iklim berdasarkan spasio dan
temporal dengan teknologi mobile.
2. Menentukan

pengelolaan

pola

tanam

di

lahan

kering

dengan

memperhatikan kondisi curah hujan, lengas tanah dan tanaman (crop
water balance), dan perilaku petani dalam mengatasi kekeringan berbasis
teknologi mobile .
3. Membuat Sistem informasi berbasis WEB untuk menyebar luaskan
informasi tentang kekeringan dan pola tanam kepada masyarakat luas
terutama petani.
4. Memberikan informasi kekeringan dengan menggunakan teknologi
mobile.

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

1.4 Batasan Masalah
Dalam pembuatan skripsi yang akan saya susun ini diambil beberapa
batasan masalah sebagai berikut:
1. Merancang sistem informasi berbasis teknologi mobile yang hanya sebatas
memberikan informasi kepada pengguna / petani tentang kondisi lapangan
/ lahan tanam dan bagaimana memperoleh hasil produksi yang meningkat
dengan kondisi iklim yang tidak menentu / iklim global.
2. Batasan masalah pada sistem ini jangkauannya hanya khusus di daerah /
wilayah yang sudah ditentukan di Jawa Timur.

1.5 Manfaat
Manfaat dari perencanaan dan pembuatan sistem informasi ini adalah:
1. Menghasilkan Sistem Informasi Geografis berbasis web yang menitik
beratkan pada informasi tingkat kekeringan dan pola tanam.
2. Pengguna dapat mengakses Informasi Tingkat Kekeringan dan Pola
Tanam menggunakan teknologi mobile.
3. Membantu pemerintah dalam sektor pertanian.

1.6 Metodologi Penulisan
Penelitian analisis tingkat kekeringan sebagai dasar pengelolaan pola
tanam di lahan kering pada prinsipnya mengkaji karakteristik kerentanan lahan
kering di Jawa Timur terhadap kekeringan. Kekeringan yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah kekeringan meteorologis dengan peubah iklim dan tekstur

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

tanah. Sebelum menganalisis lebih jauh terhadap tingkat kekeringan, penelitian ini
juga mengkaji bagaimana peubah iklim tersebut dipengaruhi oleh kondisi
perubahan iklim global. Beberapa tahun terakhir ini masyarakat petani merasakan
adanya suatu perubahan musim dalam pengelolaan usaha taninya.
Analisis dilakukan terhadap seluruh stasiun yang menyebar di seluruh
kabupaten di Jawa Timur. Hasil analisis selanjutnya dipetakan secara spasial dan
temporal bulanan, sehingga dapat dijelaskan bagaimana pola spasio temporal
tingkat kekeringan dan pola tanam yang terjadi di lokasi penelitian.
1. Pengembangan Konsep Sistem
Pada tahap ini, proses dominan yang dilakukan adalah studi literatur.
Beberapa hal yang dipelajari antara lain, definisi dan konsep sistem, sejarah
pengembangan, posisi penelitian ilmiah, dan aspek teknis. Disamping itu pada
tahap ini dilakukan survey pada kondisi nyata beberapa wilayah di Jawa
Timur, survey ini dilakukan di Lamongan, Lumajang, dan Tuban.
2. Penentuan Spesifikasi Sistem
Pada tahap ini, selain studi literatur dan survey lanjutan yang lebih spesifik,
dilakukan pula penentuan spesifikasi mulai dari spesifikasi sistem secara
keseluruhan, sistem flow, rancangan sistem, pemrograman dan database.
3. Perancangan, Simulasi dan Pembuatan Sistem
Pada penelitian ini dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Merancang dan membuat arsitektur peta.
Merancang dan membuat perangkat lunak sistem peringatan dini.
Merancang dan membuat pengolah data sistem.

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Merancang dan membuat arsitektur database.
Menganalisa dengan simulator
4. Pengujian dan Analisis
Pada tahap ini akan dilakukan perbandingan desain yang dibuat dengan desain
yang sudah dikembangkan dalam simulator dan modul tersebut. Pengujian
dilakukan adalah :
a. Pengujian Laboratorium
o Proses Pengujian Sub sistem, dilakukan untuk mengetahui tiap-tiap
modul / sub sistem berjalan dengan baik, selanjutnya adalah pengujian
secara keseluruhan
o Proses pengujian sistem di laboratorium meliputi uji fungsionalitas
sistem dan optimasi desain
o Uji fungsionalitas dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja sistem
dalam menjalankan protokol yang digunakan.
o Uji Optimasi Desain dilakukan untuk menentukan uji konsumsi energi
pada sistem, peralatan penghubung termasuk jaringan nirkabel-nya
b. Pengujian Lapangan
o Pengujian Lapangan akan langsung di uji oleh pihak-pihak terkait.
o Pengujian server sebagai pengolah data
o Pengujian Jaringan Nirkabel, dengan konsep localhost maupun internet
o Pengujian

data

hasil

perhitungan

dengan

peralatan

(Handphone, iphone, PDA, smartphone dan lain-lainnya)

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

mobile

16

5. Dokumentasi
Dokumentasi berupa penulisan laporan penelitian sudah dilakukan sejak awal
penelitian. Hasil laporan tiap bab penyusun merupakan keluaran (deliverables)
tertulis dari setiap tahapan penelitian.
1.7 Sistematika Penulisan
Maksud dari sistematika penulisan adalah untuk memperoleh suatu
penyusunan masalah yang berkaitan langsung dengan yang lainnya dengan
menggunakan metoda penulisan sebagai berikut :
BAB I

: PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang pendahuluan, latar belakang,
perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan pembuatan
tugas akhir dan sistimatika penulisan laporan ini.

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang dasar teori, yakni dasar teori system
informasi dan perancangan pembuatan sistem informasi ini yang
diambil dari beberapa literatur antara lain database power
designer, mysql.

BAB III

: ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini membahas tentang Tempat dan Waktu Penelitian
serta Diagram Alur Tugas akhir.

BAB IV

: HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas tentang perancangan sistem,
perancangan sistem dimana terdapat deskripsi umum dan

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

fungsional sistem, spesifikasi kebutuhan sistem, level pengguna
dan hak akses, perancangan antar muka dan implementasi.
BAB V

: UJI COBA DAN EVALUASI
Bab ini berisi tentang uji coba yang akan dilakukan pada sistem
untuk mengetahui kesalahan atau error yang terjadi.

BAB VI

: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari pelaksanaan tugas akhir
dan sistem yang dibuat serta saran yang mungkin dapat
bermanfaat bagi perbaikan dan perencanaan sistem yang lebih
lanjut.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Iklim Di Indonesia
Pada tahun-tahun belakangan ini, umat manusia dihadapkan pada suatu
ancaman global yang belum pernah dihadapi oleh generasi terdahulu. Pemanasan
global yang memicu terjadinya perubahan iklim bumi telah menyebabkan
perubahan-perubahan terhadap sistem fisik dan biologis bumi kita. Kenaikan
temperatur bumi telah menyebabkan melelehnya bongkahan-bongkahan es di
Kutub Utara dan Selatan bumi. Hal tersebut menyebabkan kenaikan permukaan
air laut yang mengancam kawasan pantai serta makhluk hidup yang mendiaminya.
Di beberapa lokasi di Indonesia telah tercatat kenaikan permukaan air laut sebesar
8 mm per-tahun. Pemanasan Global juga menyebabkan Perubahan iklim yang
telah merubah pola musim panas menjadi semakin panjang, semakin panas dan
kering sebagian akibat pengaruh el nino.
Dampak dari pemanasan global terhadap lingkungan dan kehidupan, dapat
dibedakan menurut tingkat kenaikan suhu dan rentang waktu. Bila suhu bumi
meningkat hingga 3 oC diramalkan sebagian belahan bumi akan tenggelam, karena
meningkatnya muka air laut akibat melelehnya es di daerah kutub, misalnya
Bangladesh akan tenggelam. Bencana tzunami akan terjadi lagi di beberapa
tempat, kekeringan dan berkurangnya beberapa mata air, kelaparan dimana-mana.
Akibatnya banyak penduduk dari daerah-daerah yang terkena bencana akan
mengungsi ke tempat lain. Peningkatan jumlah pengungsi di suatu tempat akan

18
ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

berdampak terhadap stabilitas sosial dan ekonomi, kejadian tersebut sudah sering
kita dengar terjadi di Indonesia paska bencana.
Perubahan yang lain adalah meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang
ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Perubahan-perubahan
tersebut akan berpengaruh terhadap hasil pertanian, berkurangnya salju di puncak
gunung, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis flora dan fauna. Akibat
perubahan global tersebut akan mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam
perencanaan dan pengembangan wilayah, pengembangan pendidikan dan
sebagainya. Guna menghindari terjadinya bencana besar yang memakan banyak
korban, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak
pemanasan global.
Saat ini iklim yang berubah tersebut banyak dirasakan oleh petani dengan
banyaknya kesalahan dalam menerapkan kebiasaan musim tanam, terutama dalam
menerapkan waktu tanam sehingga terjadi pengurangan/ kegagalan produksi
tanaman pangan. Di Kabupaten Pacitan, gangguan kekeringan yang dirasakan
petani selama 5 (lima) tahun terakhir menunjukkan semakin meningkat. Dari hasil
survei yang dilakukan di Kecamatan Pringkuku-Pacitan pada tahun 2007 semua
responden (30 petani lahan kering) mengalami kekeringan dalam melakukan
usahatani.

Petani yang selalu mengalami kekeringan sebanyak 29 %, sering

mengalami kekeringan sejumlah 33 % dan petani yang mengalami kekeringan
dengan secara berkala (kadang-kadang) sejumlah 38 % (Wahab et al., 2007).
Dengan kata lain, petani sering menyatakan saat ini ”mangsa” sudah berubah,
sehingga acuan pranata mangsa

yang menjadi acuan petani seringkali

meleset/tidak tepat lagi.

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Perubahan karakteristik iklim yang terjadi secara spasial dan temporal
menyebabkan penyediaan air tanah (ground water) relatif terbatas. Ketersedian air
tanah selain dipengaruhi curah hujan, evaporasi, jenis tanah, juga dipengaruhi oleh
penutupam vegetasi di atasnya. Meningkatnya degradasi lahan hutan tangkapan
hujan karena ulah manusia mengakibatkan penyediaan air pada sumber mata air
dari tahun ke tahun semakin menurun (Suwardji et al., 2002). Perubahan pola
curah hujan berdampak terhadap ketersediaan air di masa datang terutama pada
wilayah lahan kering, sehingga ketersediaan sistem pengelolaan air yang efisien
dan efektif akan semakin diperlukan (Boer et al., 2005).
Untuk mengatasi kejadian kekeringan pada pertanaman di lahan kering
apabila curah hujan sudah mulai berkurang atau musim hujan lebih pendek, usaha
yang dilakukan petani adalah mencari tanaman yang sesuai, membuat parit, dan
mengairi tanaman dengan menyewa pompa (Wahab et al., 2007). Dari hasil
wawancara dengan sejumlah petani lahan kering di Kecamatan PringkukuKabupaten Pacitan (30 responden) menunjukkan bahwa petani yang mengganti
jenis tanaman dari kebiasaan musim yang lalu sejumlah 42 %, memanfaatkan
sisa-sisa air dengan membuat parit untuk mengalirkan air ke tanaman sejumlah
37,5 %, menyewa pompa air untuk mengairi tanaman sebesar 16,5 %, dan
membiarkan saja sebanyak 4 %. Umumnya hal ini dilakukan petani pada saat MT2 yang berlangsung pada bulan April hingga Mei. Pada pertanaman musim
berikutnya (MT-3/MK-2) yang umumnya bulan-bulan kering, usaha yang
dilakukan petani untuk mengatasi musim kering pada pertanamannya adalah
membiarkan tanaman begitu saja sejumlah 62,5 %, mengairi tanaman dengan
mencari sumber air sebanyak 29%, mencabut/mengganti tanaman sebanyak 5%

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

dan membumbun tanaman 3,5 %. Pengairan pada pertanaman MT-1 dan MT-2
hanya dapat dilakukan apabila terdapat sumur di sekitar lahannya dan sumur
buatan tersebut masih terdapat air di dalamnya.
Tindakan konservasi air yang biasa dilakukan petani di lahan kering dalam
upaya mengurangi resiko kekeringan menurut Arifin et al. (2001) adalah : 1)
petani menggunakan varietas genjah, dan toleran terhadap kekeringan, 2)
persiapan lahan (tanpa olah tanah atau minimum tillage, olah tanah segera setelah
panen dan penggunaan pupuk organik), 3) pompanisasi air tanah dangkal dan air
sungai/waduk, dan 4) pembuatan tandon/embung untuk menyimpan air pada saat
musim hujan.
2.2. Pr ovinsi Jawa Timur
Jawa Timur adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa, Indonesia.
Ibukotanya

adalah Surabaya.

Luas

wilayahnya

47.922 km²,

dan

jumlah

penduduknya 37.070.731 jiwa (2005). Jawa Timur memiliki wilayah terluas di
antara 6 provinsi di Pulau Jawa, dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua
di Indonesia setelah Jawa Barat. Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di
utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan, serta ProvinsiJawa
Tengah di barat. Wilayah Jawa Timur juga meliputi Pulau Madura, Pulau
Bawean, Pulau

Kangean serta

sejumlah

pulau-pulau

kecil

di Laut

Jawadan Samudera Hindia(Pulau Sempu dan Nusa Barung).
Jawa Timur dikenal sebagai pusat Kawasan Timur Indonesia, dan memiliki
signifikansi perekonomian yang cukup tinggi, yakni berkontribusi 14,85%
terhadap Produk Domestik Bruto nasional.

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Jawa Timur telah dihuni manusia sejak zaman prasejarah. Hal ini dapat

dibuktikan

dengan

mojokertensis di

ditemukannya

sisa-sisa

dari

fosil Pithecantrhropus

Kepuhlagen-Mojokerto, Pithecanthropus

erectus di Trinil-

Ngawi, dan Homo wajakensis di Wajak-Tulungagung.
2.2.1. Geogr afi J awa Timur
Provinsi Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di
timur,Samudera Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat. Panjang
bentangan barat-timur sekitar 400 km. Lebar bentangan utara-selatan di bagian
barat sekitar 200 km, namun di bagian timur lebih sempit hingga sekitar
60 km.Madura adalah pulau terbesar di Jawa Timur, dipisahkan dengan daratan
Jawa oleh Selat Madura. Pulau Bawean berada sekitar 150 km sebelah utara Jawa.
Di sebelah timur Madura terdapat gugusan pulau-pulau, yang paling timur
adalah Kepulauan Kangean dan yang paling utara adalah Kepulauan Masalembu.
Di bagian selatan terdapat dua pulau kecil yakni Nusa Barung danPulau Sempu.
2.2.2. Relief J awa Timur
Secara fisiografis, wilayah Provinsi Jawa Timur dapat dikelompokkan dalam
tiga zona: zona selatan (plato), zona tengah (gunung berapi), dan zona utara
(lipatan). Dataran rendah dan dataran tinggi pada bagian tengah (dari Ngawi,
Blitar, Malang, hingga Bondowoso) memiliki tanah yang cukup subur. Pada
bagian utara (dari Bojonegoro, Tuban, Gresik, hingga Pulau Madura)
terdapat Pegunungan Kapur Utara dan Pegunungan Kendeng yang relatif tandus.
Pada bagian tengah terbentang rangkaian pegunungan berapi: Di perbatasan
dengan Jawa Tengah terdapat Gunung Lawu (3.265 meter). Di sebelah Tenggara

ak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Madiun tedapat Gunung Wilis (2.169 meter) dan Gunung Liman(2.563 meter).
Pada

koridor

tengah

puncaknya Gunung
meter), Gunung
meter),Gunung

terdapat

kelompok

Anjasmoro

dengan

puncak-

Arjuno (3.239

meter), Gunung

Welirang (3.156

Anjasmoro (2.277

meter), Gunung

Wayang (2.198

Kawi (2.681

meter),

dan Gunung

Kelud (1.731

meter);

pegunungan tersebut terletak di sebagian Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar,
KabupatenMalang,

Kabupaten Pasuruan,

Kabupaten Mojokerto,

dan

Kabupaten Jombang. Kelompok Tengger memiliki puncak Gunung Bromo (2.192
meter) dan Gunung Semeru (3.676 meter). Semeru, dengan puncaknya yang
disebut Mahameruadalah gunung tertinggi di Pulau Jawa. Di daerah Tapal
Kuda terdapat

dua

puncaknya Gunung

kelompok

pegunungan: Pegunungan

Argopuro (3.088

meter)

dan Pegunungan

Iyang dengan
Ijen dengan

puncaknya Gunung Raung (3.332 meter).
Pada bagian selatan terdapat rangkaian perbukitan,