ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI BONUS, UKURAN PERUSAHAAN, MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2008-2011).

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI BONUS, UKURAN
PERUSAHAAN, MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP MANAJ EMEN LABA

(Studi Empir is Pada Per usahaan Manufaktur yang Ter daftar di Bur sa
Efek Indonesia 2008-2011)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

Hajar Okta Resty
0913010078/FE/AK
Kepada

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI BONUS, UKURAN
PERUSAHAAN, MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP MANAJ EMEN LABA
(Studi Empir is Pada Per usahaan Manufaktur yang Ter daftar di
Bur sa Efek Indonesia Tahun 2008-2011)
SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

Diajukan Oleh :
HAJ AR OKTA RESTY
0913010078 / FE/ EA

Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI BONUS, UKURAN PERUSAHAAN,
MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJ EMEN
LABA
(Studi Empir is Pada Per usahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bur sa Efek
Indonesia 2008-2011)

Disusun Oleh:
HAJ AR OKTA RESTY
0913010078 / FE / EA
Telah dipertahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi
Pr ogr am Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
Pada tanggal 03 Mei 2013


Pembimbing :

Tim Penguji

Pembimbing Utama

Ketua

Drs. Ec. Saiful Anwar , M.Si.

Drs. Ec. Saiful Anwar , M.Si
Sekr etar is

Dra. Ec. Tituk W, M,Aks
Anggota

Dra. Ec. Sar i Andayani, M,Aks

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur

Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur , SE, MM
NIP. 19630924 198903 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya. Sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul: “ANALISIS
PENGARUH

KOMPENSASI

BONUS,

UKURAN


PERUSAHAAAN,

MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJ EMEN
LABA (Studi Empir is Pada Per usahaan Manufaktur yang Ter daftar di Bur sa
Efek Indonesia 2008-2011)” dapat terselesaikan dengan baik.
Sebagaimana diketahui maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk
memenuhi sebagian persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur di Surabaya.
Sejak penelitian ini dimulai hingga tahap penyelesaian, peneliti menyadari
sepenuhnya bahwa tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa
pihak maka skripsi ini tidak mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebanyakbanyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Bapak Drs. Ec. RA. Suwaidi, MS selaku wakil dekan I Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
4. Bapak. Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi selaku wakil dekan II Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan dosen
pembimbing penelitian yang dengan rela meluangkan waktunya untuk
membimbing dan memberi petujuk dalam penyelesaian skripsi ini
5. Bapak Hero Priono. SE, MSi, Ak selaku Ketua Progdi Akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
6. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis
selama menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
7. Kepada kedua orang tua peneliti yaitu bapak Machmud dan Ibu Munawaroh
tercinta, terima kasih atas kasih sayang, kesabaran, Do’a dan dukungan moril
maupun materil yang diberikan kepada peneliti dengan tulus ikhlas dan tanpa
pamrih.
8. Terima kasih kepada kakakku Eka walaupun jauh tapi selalu memberi
supportnya untuk menyelesaikan skripsi ini, dan mbak Ana yang memberi

masukan pembuatan skripsi ini, serta semua keluarga peneliti. Terima kasih
atas kasih sayang, kesabaran, pengertian, semangat, dukungan serta Do’a
yang diberikan kepada peneliti slama ini.
9. Semua Sahabatku Mery, Florence, Epi, Desy, kiky dan sahabat-sahabatku di
bangku kuliah yang tidak dapat disebutkan satu persatu,terima kasih untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

segalanya, serta semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian
skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi
ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca dan pihak lain demi kesempurnaan karya ini
Akhir kata peneliti berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat tidak hanya
bagi penulis sendiri, tetapi juga bagi teman-teman satu Program Studi Akuntansi dan
teman-teman di Fakultas Ekonomi serta pembaca pada umumnya.

Surabaya, April 2013


Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................

iii

KATA PENGANTAR ................................................................................

iv

DAFTAR ISI

...................................................................................... vii


DAFTAR TABEL .......................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ........... .................................................................... xii
ABSTRAK ........... ....................................................................................... xiii

BAB I

BAB II

: PENDAHULUAN ....................................................................

1

1.1.Latar Belakang Masalah .....................................................

1

1.2.Perumusan Masalah ...........................................................


4

1.3.Tujuan Penelitian ................................................................

4

1.4.Manfaat Penelitian ..............................................................

4

:TINJAUAN PUSTAKA ............................................................

6

2.1. Penelitian Terdahulu ..........................................................

6

2.2 Landasan Teori ...................................................................


8

2.2.1. Asimetri Informasi ....................................................

8

2.2.2. Teori Keagenan .........................................................

9

2.2.3. Manajemen Laba ...................................................... 11
2.2.3.1. Definisi Manajemen Laba .................................. 11
vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.3.2. Bentuk Manajemen Laba .................................... 12
2.2.3.3. Motivasi Manajemen Laba ................................. 13
2.2.3.4. Teknik Manajemen Laba ................................... 15
2.2.3.5. Model Pendeteksian Manajemen Laba ................ 16
2.2.4. Kompensasi Bonus ..................................................... 19
2.2.5. Ukuran Perusahaan ..................................................... 20
2.2.6 Corporate Governance ................................................. 21
2.2.6.1. Definisi Corporate Governance .......................... 21
2.2.6.2. Manfaat Corporate Governance .......................... 22
2.2.6.3. Prinsip-prinsip Corporate Governance ................ 23
2.2.6.4. Mekanisme Corporate Governance .................... 24
2.3. Kerangka Pikir .................................................................. 29
2.4. Hipotesis ........................................................................... 35
BAB III : METODE PENELITIAN ......................................................... 36
3.1. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel . 36
3.2. Teknik Penentuaan Populasi dan Sampel .......................... 42
3.2.1. Populasi ................................................................. 42
3.2.2. Sampel ................................................................... 43
3.3. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 45
3.3.1. Jenis Data ............................................................... 45
3.3.2. Sumber Data ........................................................... 45
3.3.3. Metode Pengumpulan Data ..................................... 45
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ..................................... 46
viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.4.1. Analisis Statistik Deskriptif .................................... 46
3.4.2. Model Regresi Logistik ........................................ 46
3.4.3. Uji Hipotesis ......................................................... 48
3.4.3.1. Uji Penilaian Model ......................................... 48
3.4.3.2. Uji Kecocokan Model ..................................... 48
3.4.3.3. Uji Parameter dan Interpretasi ......................... 49
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 51
4.1.Deskripsi Obyek Penelitian ................................................ 51
4.1.1.Sejarah PT Bursa Efek Indonesia ................................ 51
4.1.2.Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia ............................. 52
4.1.3.Gambaran Umum Perusahaan Sampel .......................... 53
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................. 54
4.2.1. Manajemen Laba ......................................................... 54
4.2.2. Kompensasi Bonus ...................................................... 59
4.2.3. Ukuran Perusahaan...................................................... 61
4.2.4. Kepemilikan Manajerial ............................................. 63
4.2.5. Kepemilikan Institusional ........................................... 65
4.2.6. Dewan Komisaris Independen ..................................... 67
4.2.7. Komite Audit .............................................................. 69
4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis ...................................... 71
4.3.1. Analisis Statistik Deskriptif ........................................ 71
ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3.2. Analisis Regresi Logistik ........................................... 73
4.3.2.1. Uji Penilaian Model............................................ 73
4.3.2.2. Uji Kecocokan Model ........................................ 75
4.3.2.3. Estimasi Parameter dan Interpretasi ................... 76
4.3.3. Uji Hipotesis .............................................................. 77
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................... 78
4.4.1. Implikasi Penelitian ................................................... 83
4.4.2. Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Dahulu .......... 84
4.4.3. Keterbatasan Penelitian ............................................. 85
BAB V

: KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 86
5.1. Kesimpulan .................................................................... 86
5.2. Saran ............................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI BONUS, UKURAN PERUSAHAAN,
MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJ EMEN
LABA

(Studi Empir is Pada Per usahaan Manufaktur yang Ter daftar di Bur sa
Efek Indonesia 2008-2011)
Oleh
Hajar Okta Resty
Abstraksi
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompensasi bonus, ukuran
perusahaan, mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2008-2011.
Objek Penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang sudah go
public. Penentuan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan purposive
sampling sehingga sampel yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini berjumlah 35
perusahaan dari 147 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan
data dilakukan melalui data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel yang digunakan adalah
kompensasi bonus, ukuran perusahaan, mekanisme corporate governance
(kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen,
komite audit) sebagai variabel independen, sedangkan sebagai variabel bebasnya
adalah manajemen laba. Dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah statisti deskriptif dan regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keenam variabel independen yaitu
kompensasi bonus, ukuran perusahaan, mekanisme corporate governance yang
digunakan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya (manajemen
laba).

Kata Kunci : Kompensasi Bonus, Ukuran Perusahaan, Mekanisme Corporate
Governance (Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Dewan Komisaris, Independen, Komite Audit), Manajemen Laba.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha
begitu kompetitif. Setiap perusahaan mempunyai peluang untuk memperoleh
keuntungan yang besar. Keuntungan yang besar akan memberikan peluang untuk
mendapatkan modal dari investor juga akan besar. Setiap investor akan tertarik
untuk menanamkan modalnya pada perusahaan yang mempunyai laba yang bagus
karena pada umumnya laba yang bagus akan mencerminkan prospek usaha yang
bagus dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasikan laba.
Sehingga informasi laba sangat diperlukan oleh calon investor guna bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi atau tidak pada
suatu perusahaan.
Informasi laba dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang dibuat
setiap periode tahun buku. laporan keuangan terdiri dari lima jenis yaitu laporan
laba/rugi, neraca, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas
laporan keuangan. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan akan
memudahkan calon investor untuk meramalkan dan menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba. Sehingga tujuan jangka panjang seorang
investor untuk perusahaan akan tercapai dan mendapatkan hasil yang maksimal.

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Faktor-faktor yang membuat seorang investor memutuskan untuk berinvestasi ini,
membuat pihak manajemen terdorong untuk melakukan manajemen laba.
Menurut Schipper (1989) dalam Rahmawati dkk (2006) manajemen laba adalah
suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan
eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat (sebagai lawan untuk
memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut).
Manajemen laba dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Karena
manajemen harus mempertanggungjawabkan atas tugas yang diberikan padanya.
Menurut Hansen dan mowen (2009:561) pusat pertanggungjawaban manajemen
dibagi menjadi 4 jenis utama pusat pertanggungjawaban yaitu: pusat biaya, pusat
pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi. Sedangkan pihak pemegang saham
selalu menginginkan laba yang tinggi untuk mencapai kepuasan pribadi yang
mensejahterakan hidupnya. Maka untuk menjaga keseimbangan di antara tujuantujuan yang saling bertentangan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dalam
organisasi khususnya pemegang saham (principal) dan manajemen (agent)
tersebut digunakan teori keagenan sebagai pengendali tujuan di antara pemegang
saham dan manajemen.
Teori keagenan adalah teori yang menjadi dasar adanya hubungan bisnis
antara pihak pemegang saham (principal) dengan pihak manajemen (agency).
Adapun penyelesaian permasalahan ini didukung dengan adanya corporate
governance. Corporate governance adalah sistem yang mengatur tata kelola
mengenai hubungan yang baik antara pihak-pihak yang berkepentingan dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

perusahaan. Dalam penelitian ini mekanisme corporate governance yang
digunakan untuk menunjukkan pengaruh manajemen laba yaitu: kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, komite audit.
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan sebagian saham oleh manajemen.
Dimana adanya kepemilikan manajerial ini diharapkan dapat menyamakan
persepsi dan motivasi dengan pemilik sehingga masalah keagenan akan
berkurang. Sedangkan kepemilikan institusional adalah adanya kepemilikan
saham oleh institusi. Adanya kepemilikan institusional diharapkan dapat
meningkatkan pengawasan terhadap manajemen sehingga dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya manajemen laba.
Dewan komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak
termasuk sebagai anggota manajemen. Keberadaan dewan komisaris independen
untuk melakukan monitoring terhadap kinerja manajemen.
Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris guna
membantu dewan komisaris melakukan pengawasan perusahaan agar harapan
untuk terciptanya good corporate governance dapat tercapai.
Sedangkan kompensasi bonus adalah suatu bentuk balas jasa atau penghargaan
yang diterima tenaga kerja atas prestasi kinerjanya yang diberikan pada
perusahaan. Adanya kompensasi bonus ini dapat mendorong manajemen untuk
melakukan manajemen laba demi bonus yang dijanjikan pemegang saham apabila
target laba yang diinginkan dapat tercapai.
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diketahui besar kecilnya
suatu perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan tindakan manajemen laba

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

akan semakin berkurang karena perusahaan besar sering menjadi sorotan publik
maupun pemerintah.
Penelitian mengenai manajemen laba ini sudah banyak dilakukan oleh
beberapa peneliti lain. Namun yang membedakan penelitian ini dengan penelitianpenelitian sebelumya yaitu penelitian sebelumnya hanya mencoba mengindikasi
adanya manajemen laba sehingga pengukurannya menggunakan model regresi
berganda. Sedangkan penelitian ini memberi keputusan atas ada atau tidaknya
praktik manajemen laba dalam suatu perusahaan dan penelitian ini diukur
menggunakan model regresi logistik
Maka dengan adanya prinsip good corporate governance tersebut diharapkan
dapat menjadi penghambat aktivitas perekayasaan dalam laporan keuangan.
Sehingga dengan adanya fenomena yang telah banyak terjadi dalam dunia bisnis
ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:
“ANALISIS

PENGARUH

PERUSAHAAN,

KOMPENSASI

MEKANISME

BONUS,

CORPORATE

UKURAN

GOVERNANCE

TERHADAP MANAJ EMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2008-2011) ”.

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat
dikemukakan oleh peneliti yaitu:
1. Apakah kompensasi bonus berpengaruh terhadap manajemen laba?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

3. Apakah mekanisme corporate governance dalam kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, komite audit
berpengaruh terhadap manjemen laba?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
mengetahui pengaruh kompensasi bonus, ukuran perusahaan dan mekanisme
corporate governance terhadap manajemen laba.
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat untuk:
1. Bagi peneliti, untuk mengetahui bagaimana ukuran perusahaan dan
mekanisme

corporate

governance

dalam

mempengaruhi

manajemen laba.
2. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberi informasi ilmiah yang dapat bermanfaat
bagi para pembacanya, khususya bagi disiplin ilmu akuntansi.
3. Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini diharapakan dapat menambah
pengetahuan dan menjadi referensi mengenai praktik manajemen
laba pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1.

Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu mengenai analisis pengaruh kompensasi bonus,
ukuran perusahaan, mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba
adalah sebagai berikut:
Halima Sathila Palestin (2006) dalam penelitian yang berjudul Analisis
Struktur Kepemilikan, Praktik Corporate Governance dan Kompensasi Bonus
terhadap Manajemen Laba. Penelitian Halima ini disimpulkan struktur
kepemilikan, proporsi dewan komisaris independen dan kompensasi bonus
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Sedangkan Komite audit dan
ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Welvin I Guna dan Arleen Herawaty (2010) melalui penelitian yang berjudul
“Pengaruh mekanisme good corporate governance, independensi auditor, kualitas
audit dan faktor lainnya terhadap manajemen laba”. Dalam penelitian ini
diperoleh kesimpulan bahwa leverage, kualitas audit dan profitabilitas
berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan Kepemilikan institusional,
kepemilikan manajemen, komite audit, komisaris independen, independensi dan
ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Arya Pradipta (2011) dalam penelitian yang berjudul “analisis pengaruh dari
mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba”. institusional
6
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

investor, prosentase jumlah saham yang dimiliki manajer, predicted sign positif,
susunan komite audit, debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba. Dalam penelitian ini hanya jumlah anggota dewan direksi yang
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

Adapun tabel 2.1 mengenai penelitian terdahulu, sebagai berikut:
No
1

Peneliti
Halima
Sathila
Palestin
(2006)

Judul
Analisis
Struktur
Kepemilikan, Praktik
Corporate
Governance
dan
Kompensasi
Bonus
terhadap Manajemen
Laba

Variabel
Variabel dependen: manajemen laba
Variabel
independen:
Struktur
kepemilikan,
komposisi
dewan
komisaris, komite audit, dan auditor
independen dengan proksi ukuran
auditor, kompensasi bonus

2

Welvin I
Guna dan
Arleen
Herawaty
(2010)

Pengaruh mekanisme
good corporate
governance,
independensi auditor,
kualitas audit dan
faktor lainnya
terhadap manajemen
laba”.

Variabel dependen:
Manajemen laba
Variabel independen:
Kepemilikan institusional,
kepemilikan manajemen, komite
audit, komisaris independen,
independensi auditor, leverage,
kualitas audit, profitabilitas, ukuran
perusahaan.

3

Arya Pradipta
(2011)

analisis pengaruh dari
mekanisme corporate
governance terhadap
manajemen laba

Variabel dependen: manajemen laba
Variabel independen:
Institusional investor, prosentase
jumlah saham yang dimiliki manajer,
predicted sign positif, susunan komite
audit, debt to equity ratio, jumlah
anggota dewan direksi.

Sumber : jurnal penelitian terdahulu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hasil
1) Struktur kepemilikan,
proporsi dewan komisaris
independen dan kompensasi
bonus berpengaruh
signifikan terhadap
manajemen laba
2) Komite audit dan ukuran
KAP tidak berpengaruh
signifikan terhadap
manajemen laba
1) leverage, kualitas audit
dan profitabilitas
berpengaruh terhadap
manajemen laba.
2) Kepemilikan
institusional, kepemilikan
manajemen, komite audit,
komisaris independen,
independensi dan ukuran
perusahaan tidak
berpengaruh terhadap
manajemen laba.
1) institusional investor,
prosentase jumlah saham
yang dimiliki manajer,
predicted sign positif,
susunan komite audit, debt
to equity ratio tidak
berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba.
2) jumlah anggota dewan
direksi berpengaruh
signifikan terhadap
manajemen laba.

8

2.2.

Landasan Teori

2.2.1. Asimetri infor masi
Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana manajer memiliki akses
informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan
(Rahmawati, dkk, 2006 dalam Setyantomo 2011). Sehingga manajemen sebagai
pihak internal yang lebih mengetahui mengenai kondisi dan prospek perusahaan
dibandingkan dengan pemegang saham mempunyai kewajiban untuk memberikan
informasi akuntansi seperti laporan keuangan perusahaan kepada pemilik.
Laporan keuangan disusun untuk memberikan informasi bagi pihak internal
maupun pihak eksternal yang berkepentingan terhadap posisi dan kondisi
keuangan perusahaan. Laporan keuangan digunakan sebagai tolak ukur atas
kinerja manajemen untuk meningkatkan laba perusahaan yang akan berakibat
pada keuntungan yang lebih besar bagi pemegang saham. Sehingga pemegang
saham mempunyai wewenang untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja
manajemen.
Menurut Scott (2000) dalam Wishnumurti (2010) terdapat dua tipe asimetri
informasi, yaitu:
1. Adverse selection
adverse selection adalah jenis asimetri informasi dimana pihak internal
perusahaan lebih mengetahui mengenai informasi tentang kondisi dan
prospek perusahaan daripada pihak luar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

2. Moral hazard
Moral hazard adalah jenis asimetri informasi yang terjadi karena adanya
pemisahan kepemilikan dengan pengendalian perusahaan. Sehingga setiap
tindakan dan keputusan manajemen dalam perusahaan tidak sepenuhnya
diketahui oleh pemegang saham. Dan hal ini akan memicu timbulnya
tindakan manajemen di luar kontrak yang telah disepakati dengan
pemegang saham.
Asimetri informasi dapat menimbulkan konflik diantara pemegang saham
(principal) dengan manajemen (agent) untuk saling mencari keuntungan pribadi
masing-masing yang disebut dengan sifat oportunis dengan cara memanfaatkan
pihak lain.

2.2.2. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan menjelaskan mengenai hubungan antara dua pihak yang
disebut sebagai pihak principal dan agent, dimana pihak principal sebagai pihak
yang mendelegasikan tugas kepada agent, sedangkan agent sebagai pihak yang
menerima pendelegasian. Jensen dan Meckling (1976) dalam Setyantomo (2011)
mengatakan bahwa dalam teori keagenan, hubungan keagenan sebagai hubungan
yang timbul karena adanya kontrak yang diterapkan antara pemilik perusahaan
atau pemegang saham (principal) dan manajemen (agent). Kontrak dibuat sesuai
dengan keputusan kedua belah pihak yaitu principal dengan agent, hal ini
dilakukan untuk mencapai keselarasan kepentingan antara manajer dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

pemegang saham yang selama ini mempunyai perbedaan kepentingan. Salah satu
kendala yang akan muncul antara agent dan principal adalah adanya asimetris
informasi. Adanya asimetri informasi sebagai akibat dari timbunya perbedaan
kepentingan antara prinsipal dan agen yang disebut dengan agency problems.
Akibatnya pihak principal tidak dapat mengetahui sepenuhnya atas informasi
tentang kondisi perusahaan. Sehingga hal ini mendorong untuk pihak agen
melakukan manajemen laba yang memungkinkan memberikan keuntungan bagi
dirinya sendiri. Teori keagenan dalam Setyantomo (2011) mengasumsikan
bahwasannya sifat manusia dibagi menjadi tiga:
a. manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest),
b. manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang
(bounded rationality), dan
c. manusia selalu menghindari resiko (risk averse) (Eisenhardt, 1989 dalam
Setyantomo, 2011).
Dari asumsi sifat dasar manusia ini dapat dijelaskan bahwa konflik
kepentingan antara kepentingan principal dan kepentingan agent muncul
karena masing-masing individu termotivasi oleh kepentingannya sendirisendiri. Pihak principal termotivasi untuk menyejahterakan dirinya dengan
profitabilitas yang selalu meningkat, sedangkan agent termotivasi untuk
memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, dalam hal
ini antara lain motivasi agen untuk memperoleh investasi, pinjaman, kontrak
kompensasi dan bonus.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda di dalam
perusahaan dimana masing-masing pihak yaitu prinsipal dan agen berusaha
untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki.

2.2.3.

Manajemen Laba

2.2.3.1. Definisi Manajemen Laba
Assih dan Gudono (2000) dalam Setyantomo (2011) mendefinisikan
manajemen laba sebagai suatu proses pengambilan langkah yang disengaja dalam
batas prinsip akuntansi yang berterima umum baik di dalam maupun di luar batas
General Accepted Accounting Prinsip (GAAP).
Definisi manajemen laba Scoot (2000) dalam Ningsaptiti (2010) adalah
sebagai pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer. Scoot mengungkapkan ada
dua cara untuk memahami manajemen laba:
1. sebagai perilaku oportunistik

manajemen untuk

memaksimumkan

kemampuan kinerjanya dalam perusahaan agar mendapat kontrak
kompensasi, kontrak utang, dan biaya politik
2. memandang manajemen laba dari perspektif kontrak efisien, dimana
manajemen laba memberi manajer wewenang untuk mengambil kebijakan
guna mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan
pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak.
Sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen laba adalah suatu tindakan
manajemen untuk menaikkan (menurunkan) laba perusahaan yang dilakukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

secara sengaja oleh manajemen untuk mencapai tingkat keuntungan maksimum.
Manipulasi laba timbul karena adanya fleksibilitas manajemen dalam pembuatan
kebijakan bagi perusahaan yang diperoleh dari kontrak yang telah disepakati
antara pemegang saham dengan manajemen. Dari wewenang tersebut akan timbul
suatu kebijakan yang bersifat subyektif oleh manajemen. Dalam kebijakan yang
subyektif tersebut akan memicu adanya peluang manajemen untuk melakukan
manajemen laba.

2.2.3.2. Bentuk Manajemen Laba
Scoot (1997) dalam Putra (2011) mengemukakan bentuk-bentuk manajemen
yang dapat dilakukan oleh manajer, yaitu:
1. Taking a bath
Taking a bath terjadi ketika adanya tekanan dalam organisasi. Ketika teknik ini
digunakan maka biaya-biaya yang seharusnya dibebankan pada periode yang
akan datang harus dibebankan pada periode berjalan. Sehingga laba periode
yang akan datang menjadi tinggi meskipun hal ini tidak sesuai dengan kondisi
perusahaan yang sedang mengalami kemunduran.
2. Income Minimization
Income minimization adalah bentuk manajemen laba yang dilakukan ketika
perusahaan memperoleh tingkat profitabilitas yang tinggi dengan motivasi
untuk

menghindari perhatian secara politis dengan cara melakukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

penghapusan aktiva tetap dan aktiva tak berwujud, dan mengakui pengeluaranpengeluaran sebagai biaya. Sehingga laba yang dilaporkan oleh perusahaan
menjadi lebih kecil.
3. Income Maximization
merupakan suatu tindakan melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan
bonus yang lebih besar. Adanya perencanaan bonus ini mendorong manajer
untuk menaikkan laba demi mendapatkan bonus yang lebih besar. Jadi income
maximization dilakukan ketika perusahaan mengalami penurunan laba.
4. Income Smoothing
Merupakan bentuk manajemen laba yang dilakukan dengan cara melakukan
perataan laba yang dilaporkan untuk tujuan pelaporan eksternal. Karena pihak
eksternal terutama investor lebih menyukai laba yang stabil setiap periodenya
dibandingkan dengan laba yang berfluktuasi.

2.2.3.3. Motivasi Manajemen Laba
Menurut Scott (1997) dalam Putra (2011) terdapat beberapa motivasi yang
mempengaruhi manajemen melakukan manajemen laba, yaitu:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

1. Rencana Bonus (Bonus Scheme)
Adanya rencana bonus yang telah diketahui manajer tersebut akan memotivasi
manajer melakukan tindakan oportunistik untuk melakukan manajemen laba
dengan memaksimalkan laba saat ini.
2. Kontrak Utang Jangka Panjang
Dalam faktor ini manajer akan cenderung memilih metode akuntansi yang
dapat meningkatkan laba perusahaan. Hal ini dilakukan apabila perusahaan
semakin dekat dengan pelanggaran perjanjian hutang.
3. Motivasi Politik (Political Motivation)
Manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba yang dilaporkan pada
perusahaan publik. Tindakan ini dilakukan karena adanya motivasi untuk
memperoleh kemudahan dan fasilitas dari pemerintah serta menghindari
tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah menetapkan peraturan yang
ketat.
4. Motivasi Perpajakan (Taxation Motivation)
Salah satu faktor yang mempengaruhi manajemen laba adalah motivasi pajak.
Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang paling
nyata, karena rekayasa laba demi penghindaran pajak yang besar saat ini
sering dilakukan oleh perusahaan-perusahaan. Berbagai metoda akuntansi
digunakan dengan tujuan penghematan pajak pendapatan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

5. Pergantian CEO
Adanya pergantian CEO menjadi faktor yang mempengaruhi manajer
melakukan manajemen, dimana CEO yang akan mendekati masa pensiunnya
akan cenderung menaikkan laba untuk memperoleh bonus yang tinggi bahkan
jika perusahaan mengalami penurunan kinerja, CEO akan cenderung
menaikkan laba. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah atau membatalkan
rencana pemecatannya.
6. Penawaran Saham Perdana (Initial Pabric Offering)
Bagi perusahaan yang baru go public nilai perusahaan akan sangat penting
untuk mempengaruhi persepsi pihak eksternal. Persepsi pihak ekstenal akan
dipengaruhi dari informasi keuangan yang tercantum dalam laporan keuangan,
dimana dalam laporan keuangan akan menunjukan kinerja dan prospek
perusahaan pada masa yang akan datang. Sehingga dengan motivasi ini akan
membuat manajer melakukan manajemen laba dengan harapan dapat
menaikkan harga saham perusahaan pada pasar modal.

2.2.3.4. Teknik Manajemen Laba
Menurut Setiawati dan Na’im (2000) dalam Pujiningsih (2011) teknik
manajemen laba dapat dilakukan dengan tiga teknik yaitu:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

1. Memanfaatkan Peluang untuk Membuat Estimasi Akuntansi
Cara manajemen mempengaruhi laba melalui judgement (perkiraan)
terhadap estimasi akuntansi antara lain estimasi tingkat piutang tak
tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi
aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lain-lain.
2. Mengubah Metode Akuntansi
Perubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu
transaksi, contoh: merubah metode depresiasi aktiva tetap, dari metode
depresiasi angka tahun ke metode depresiasi garis lurus.
3. Menggeser Periode Biaya atau Pendapatan
Contoh rekayasa periode biaya atau pendapatan antara lain: mempercepat
atau

menunda

pengeluaran

promosi

sampai

periode

berikutnya,

mempercepat atau menunda pengiriman produk ke pelanggan.

2.2.3.5. Model-model Pendeteksian Manajemen Laba
Riahi dan Belkaoui (2007:201) model-model pemisahan akrual pilihan adalah
sebagai berikut:
1. The Healy Model
= 1/n Σ (

/

)

= nilai rata-rata dari akrual total
n

= jumlah tahun di periode estimasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

γ

= lambang tahun

2. Model De Anggelo
NDAt =

/

Keterangan: 1) NDAt = estimasi non discretionary accrual
2) TAt-ı = total accrual dibagi total aktiva 1 tahun sebelum tahun t
3. The Jones Model
Tujuan utama model Jones adalah untuk mengendalikan pengaruh perubahan
dalam kondisi perusahaan pada akrual bukan pilihan.
NDAt= αı(1/TAt-ı)+ α (∆REVt / TAt-ı) + α (PPEt/TAt-ı)
Keterangan:
∆REVt = Revenue pada tahun t dikurangi revenue pada tahun t-ı dibagi total
aktiva tahun t-ı
PPEt

= aktiva tetap kotor pada tahun t dibagi total aktiva tahun t-ı

At-ı

= total aktiva tahun t-ı

αı,α , α = firm- specific parameters
4. Modified Jones Model
Model ini dibuat untuk mengeliminasi kecenderungan asumsi dalam the jones
model

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

=α [

ı

] + α [(∆REVt - ∆RECt) /

] + α (PPEt/

)

Keterangan:
∆RECt = net receivable (piutang bersih) pada tahun t dikurangi piutang bersih
pada tahun t-ı dibagi total aktiva tahun t-ı
5. Industry Model
NDAt =

+

median (TAτ/

)

6. Model Kang dan Sivaramakrishnan

,

=∅ + ∅[

,

= saldo akrual

.

,

] + ∅[

.

,

] +∅ [

.

,

]+

,

= piutang, di luar pengembalian pajak

,

= persediaan

,

,

= aktiva lancar lainnya selain kas, piutang, dan persediaan
= utang lancar tanpa pajak dan utang jangka panjang yang jatuh tempo

,

dalam waktu satu tahun

,

= penyusutan dan amortisasi

,

= pendapatan penjualan bersih

,

= beban operasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

,

,

, , ,…

.

=

.

=(

,

=

= aktiva tetap kotor
= aktiva total bersih
= rasio perputaran
,

− 1
,

+

,

,

-1 /

-

,

,

)/

,

,

2.2.4. Kompensasi Bonus
Kompensasi merupakan sejumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk diberikan kepada karyawannya sebagai balas jasa atas prestasi
kinerja yang baik dari karyawan tertentu yang prestasinya di atas standar prestasi
yang ditentukan dalam perusahaan.
Adanya kompensasi bonus, mendorong manajer untuk cenderung melakukan
tindakan yang mengatur laba bersih untuk dapat memaksimalkan bonus yang
mereka terima. Sehingga kemungkinan adanya praktek manajemen laba pada
perusahaan yang memberikan kompensasi bonus pada karyawannya akan sangat
besar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.2.5. Ukuran Perusahaan
Dalam size hypothesis yang dipaparkan oleh Watt dan Zimmerman (1986)
yang berasumsi bahwa perusahaan besar secara politis lebih besar melakukan
transfer political cost dalam kerangka politic process, dibandingkan dengan
perusahaan kecil.
Menurut Machfoed (1994) dalam Muliati (2011) menjelaskan bahwa pada
dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam tiga kategori, yaitu perusahaan
besar (large firms), perusahaan sedang (medium firms), perusahaan kecil (small
firm.
Menurut Hartono (2000:254) bahwa perusahaan besar merupakan subyek dari
tekanan politik sehingga jika melaporkan laba yang berlebihan nantinya akan
menarik perhatian politikus dan dapat dicurigai melakukan monopoli.
Dalam perusahaan besar resiko yang akan diterima akan lebih tinggi karena
pada perusahaan besar terdapat banyak pihak-pihak yang berkepentingan.
Sehingga perusahaan besar akan lebih menjadi sorotan oleh publik, diantaranya
bagi calon investor dan pemerintah. Bagi calon investor, suatu perusahaan besar
akan lebih menjadi sorotan karena perusahaan besar akan lebih menawarkan
prospek bisnis yang bagus, sehingga calon investor akan lebih memperhatikan
sehat atau tidaknya perusahaan tersebut untuk membuat keputusan berinvestasi
atau tidak berinvestasi. Sedangkan bagi pemerintah, semakin besar ukuran suatu
perusahaan maka kontribusi pajak yang dikenakan akan semakin besar pula dan
kedisplinan pembayaran pajak akan lebih diperhatikan karena perusahaan besar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

akan memberikan kontribusi pajak yang besar, dimana pajak merupakan salah
satu pendapatan terbesar negara
Jadi semakin besar ukuran suatu perusahaan maka semakin kecil pula tindakan
curang oleh pihak manajemen karena mereka menghindari resiko yang besar yang
akan diterimanya jika melakukan kecurangan dalam hal ini manajemen laba.

2.2.6.

Corporate Governance

2.2.6.1. Definisi Corporate Governance
FCGI (2001) dalam Ningsaptiti (2010) mendefinisikan corporate governance
sebagai seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang
saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang
kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan
kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan.
Menurut Khomsiyah (2007) mendefinisikan bahwa “corporate governance”
merupakan upaya yang dilakukan oleh semua pihak yang berkepentingan dengan
perusahaan untuk menjalankan usahanya secara baik sesuai dengan hak dan
kewajiban masing-masing dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan semua
pihak”.
Menurut Daniri (2005:7) dalam Novyana (2010) corporate governance adalah
sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan, agar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh
perusahaan,

untuk

menjamin

kelangsungan

eksistensinya

dan

pertanggungjawaban kepada stakeholders.
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa corporate governance
merupakan suatu sistem yang dibentuk oleh perusahaan sebagai upaya untuk
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar berjalan dengan baik sesuai
tugas dan wewenang masing-masing pihak yang terlibat di dalamnya serta
memperoleh hasil sesuai yang diharapkan.

2.2.6.2. Manfaat Corporate Governance
Manfaat corporate governance menurut Forum for Corporate Governance in
Indonesia (FCGI, 2001 dalam Ningsaptiti, 2010) adalah:
1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan
keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan
serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.
2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah sehingga
dapat lebih meningkatkan corporate value.
3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di
Indonesia.
4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena
sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan dividen.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

2.2.6.3. Prinsip-prinsip Corporate Governance
Prinsip-prinsip dasar penerapan Good Corporate Governance Indonesia dalam
pedoman umum yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance
(KNKG) tahun 2006 terdiri dari lima prinsip dasar GCG, yaitu:
1. Transparansi (Transparency)
merupakan Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan
relevan mengenai perusahaan kepada stakeholders terkait.
2. Akuntabilitas (Accountability)
yaitu Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ
perusahaan, sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
3. Responsibilitas (Responsibility)
yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip perusahaan yang
sehat. Jadi perusahaa harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan.
4. Independensi (Independency)
yaitu pengelolaan perusahaan secara profesional tanpa berbenturan dengan
kepentingan dan pengaruh/ tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Kesetaraan dan kewajaran (Fairness)
Perusahaan menjamin bahwa setiap pemegang saham mendapatkan
perlakuan yang wajar dan adil, dan dapat menggunakan hak-haknya sesuai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga dengan
adanya prinsip ini perusahaan menjamin bahwa pemegang saham dan
pihak berkepentingan lainnya mendapatkan perlakuan yang wajar dan
seimbang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.2.6.4. Mekanisme Corporate Governance
Mekanisme corporate governance adalah suatu prosedur dan hubungan yang
jelas antara pihak yang mengambil keputusan dengan pihak yang melakukan
kontrol atau pengawasan terhadap keputusan. Menurut Benhart dan Rosenstein
(1998) dalam Setyantomo (2011) menyatakan beberapa mekanisme (mekanisme
corporate governance) yang terdiri dari dua macam mekanisme, yaitu:
1. mekanisme internal seperti struktur dewan direksi, kepemilikan manajerial
dan kompensasi eksklusif.
2. mekanisme eksternal seperti pasar untuk kontrol perusahaan, kepemilikan
institusional dan tingkat pendanaan dengan hutang.
Ada beberapa mekanisme corporate governance yang peneliti gunakan dalam
penelitian untuk mengetahui pengaruhnya terhadap manajemen laba, diantaranya
adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris
independen, komite audit
1. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan saham dalam suatu perusahaan sangat mempengaruhi praktik
manajemen laba. Dari sudut pandang teori akuntansi, manajemen laba

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

sangat ditentukan oleh motivasi manajer perusahaan. Motivasi yang
berbeda menghasilkan besaran manajemen laba yang berbeda seperti
diantara manajer yang juga sebagai pemegang saham dengan manajer yang
tidak sebagai pemegang saham. Hal ini sesuai dengan sistem pengelolaan
perusahaan yang terdiri dari dua kriteria, yaitu perusahaan dipimpin oleh
manajer dan pemilik (owner-manager), perusahaan yang dipimpin oleh
manajer non pemilik. Adanya dua kriteria tersebut dapat menjadi
penyebab adanya perbedaan motivasi yang akan berakibat pada perbedaan
besaran manajemen laba yang dihasilkan, dimana kepemilikan manajerial
akan menentukan suatu kebijakan yang akan diterapkan pada perusahaan
yang mereka kelola.
Jensen dan Meckling (1976) dalam Praditia (2010) menemukan bahwa
kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi
masalah keagenan dari manajer dengan menyelaraskan kepentingankepentingan manajer dengan pemegang saham.
kepemilikan manajerial akan memotivasi seorang manajer untuk
menyamakan persepsi dan motivasi dengan pemilik. Sehingga masalah
keagenan akan berkurang dan manajer akan meningkatkan kinerjanya
untuk mencapai hasil yang maksimal dan memperoleh keuntungan sesuai
yang diharapkan pemegang saham dan dirinya sendiri.
2. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional oleh beberapa peneliti dianggap berpengaruh
besar terhadap manajemen laba. Dimana kepemilikan institusional akan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

mempengaruhi kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan
yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Karena kepemilikan institusional
memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui
proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi tindakan
manajemen untuk melakukan manajemen laba.
Menurut Siregar dan Utama (2006) menyatakan bahwa jika pengelolaan
laba dilakukan dengan efisien maka kepemilikan institusional yang tinggi
akan meningkatkan pengelolaan laba (berhubungan positif), tetapi jika
pengelolaan laba yang dilakukan perusahaan bersifat menguntungkan
pihak tertentu saja maka kepemilikan institusional yang tinggi akan
mengurangi pengelolaan laba (berhubungan negatif).
3. Dewan Komisaris Independen
Dewan komisaris merupakan pihak yang melakukan fungsi monitoring
terhadap kinerja manajemen dan mempunyai peran penting di dalam
penentuan strategi perusahaan.
Keberadaan komisaris independen diatur dalam peraturan BAPEPAM
yang menyatakan bahwa setiap perusahaan publik harus membentuk
komisaris independen yang anggotanya paling sedikit 30% dari jumlah
keseluruhan anggota dewan komisaris. Semakin tinggi komposisi dewan
komisaris pada perusahaan maka semakin tinggi pula

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 – 2014

0 6 103

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008).

0 1 9

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA Pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 15

PENDAHULUAN Pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 7

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 14

PENDAHULUAN PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 7

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, CORPORATE GOVERNANCE, DAN KOMPENSASI BONUS TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2008-2012).

0 0 17

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI BONUS, UKURAN PERUSAHAAN, MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011)

0 0 16

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KOMPENSASI BONUS TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2014

0 0 18