Perancangan dan Uji Coba Teknik Konseling Individual dalam Menurunkan Derajat Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Magister Psikologi yang Sedang Mengerjakan Usulan Penelitian di Universitas 'X' Bandung.

(1)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah Perancangan dan Uji Coba Teknik Konseling Individual dalam Menurunkan Derajat Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Magister Psikologi Yang Sedang Mengerjakan Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung. Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang penurunan derajat prokrastinasi akademik sesudah mengikuti konseling individual. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat penurunan derajat prokrastinasi akademik yang terukur melalui area-area tugas akademik didalam mengerjakan usulan penelitian setelah menjalani konseling individual.

Sampel pada penelitian adalah tiga orang mahasiswa magister psikologi yang sedang mengerjakan usulan penelitian. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner prokrastinasi akademik yang dimodifikasi dari alat ukur procrastination assessmeny scale students (pass), terdiri dari 41 pernyataan. Validitas dan reliabilitas alat ukur dinilai dengan menggunakan teknik inter-rater/expert.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa derajat prokrastinasi akademik ketiga responden mengalami penurunan setelah mengikuti konseling individual. Penurunan derajat prokrastinasi akademik terlihat dari kemampuan mereka dalam melakukan problem solving, decision making dan planning.

Saran teoritis adalah sebaiknya mengatasi persoalan yang dapat berpengaruh terhadap perilaku prokrastinasi akademik terlebih dahulu seperti halnya permasalahan yang berkaitan dengan kondisi keluarga, setelah itu dilakukan konseling mengenai prokrastinasi akademik dan konselor mengevaluasi pelaksanaan action plan lebih lanjut

Saran guna laksana dari penelitian ini Bagi mahasiswa magister, khususnya mahasiswa Magister Psikologi Universitas ‘X’ Bandung berusaha mengurangi perilaku menunda dengan cara mengaplikasikan proses-proses yang terjadi dalam konseling individual khususnya ketika mengerjakan usulan penelitian Saran bagi praktisi dibidang pendidikan, program konseling individual ini dapat digunakan untuk mengatasi masalah prokrastinasi akademik bagi mahasiswa yang melakukan prokrastinasi akademik.


(2)

ABSTRACT

The title of this research is the design and Individual Counseling Testing Techniques in Reducing Degree of Academic Procrastination In Its Psychology Masters Student Working on Proposed Research at the University of 'X' Bandung. Purpose of this study was to gain an overview of academic procrastination degradation in Psychology Masters Students who are working in the University Research Proposal 'X' Bandung after individual counseling. While the purpose of this study was to determine whether there is a decrease in the degree of academic procrastination in university psychology master students 'x' Bandung measured through academic task areas within the proposed research work after undergoing individual counseling.

The sample in the study was three psychology masters student working on a research proposal. Measuring instrument used was a modified questionnaire of academic procrastination procrastination assessmeny scale measuring instrument students (pass), consists of 41 statements. The validity and reliability of measuring instruments valued using techniques inter-rater/expert.

The results showed that the degree of academic procrastination third of respondents experienced a decrease after passing through individual counseling. The decrease in the degree of academic procrastination looks of their ability to do problem solving, decision making and planning.

Theoretical suggestion is for student attempted to reduce delay behavior by applying the processes that occur in individual counseling, especially when working on a research proposal and counselors evaluate further the implementation of the action plan.

Applied suggestion is students attempted to reduce delay behavior by applying the processes that occur in individual counseling, especially when working on a research proposal. Suggestions for practitioners in the field of education, individualized counseling program can be used to overcome the problem of academic procrastination for students who do academic procrastination.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR ISI DAFTAR BAGAN DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah …...………...………... 1

1.2. Identifikasi Masalah…………...………... 13

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ……...………... 14

1.3.1 Maksud Penelitian ... 14

1.3.2 Tujuan Penelitian... 14

1.4. Kegunaan Penelitian ………...……...………... 14

1.4.1 Kegunaan Ilmiah... 14

1.4.2 Kegunaan Praktis... 15

1.5. Metodologi Penelitian...……… 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahasan Teoritis... 16


(4)

2.1.1.1 Pengertian Prokrastinasi…...…...………... 16

2.1.1.2 Prokrastinasi Akademik...……….... 19

2.1.1.3 Ciri-ciri Prokrastinasi ………...……...……… 21

2.1.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Prokrastinasi Akademik... 24

2.1.1.5 Jenis-Jenis Prokrastinasi Akademik...…...…………... 25

2.1.1.6 Akibat Prokrastinasi…...…………... 27

2.1.3 Konseling Individual ... 28

2.1.2.1 Definisi Konseling individual... 28

2.1.2.2 Tahap-tahap Konseling Individual... 28

2.1.2.3 Helping Skill For Understanding... 33

2.1.2.4 Problem Solving, Decision Making and Planning... 41

2.1.2.5 The Rational Problem-Solving Process... 42

2.1.2.6 Skill Required in Rational Problem Solving... 43

2.1.3 Masa Dewasa Awal... 43

2.2 Kerangka Pikir………. 46

2.3 Asumsi Penelitian……… 60

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian... 62


(5)

3.2.1 Variabel Penelitian... 63

3.2.2 Definisi Konseptual & Definisi Operasional ... 64

3.2.2.1 Prokrastinasi akademik ... 64

3.2.2.2 Konseling individual... 65

3.3 Alat Ukur... 65

3.3.1 Kisi-Kisi Alat Ukur... 66

3.3.2 Data Penunjang... 67

3.3.3 Sistem Penilaian Kuesioner Prokrastinasi Akademik... 68

3.4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur... 69

3.5 Karakteristik Subjek penelitian ... 69

3.6 Prosedur Penelitian... 69

3.6.1 Rancangan Program Konseling individu... 71

3.6.1.1 Tujuan Instruksional Umum... 71

3.6.1.2 Tujuan Instruksional Khusus... 71

3.7 Teknik Analisi Data ... 77

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Hasil penelitian... 78

4.1.1. Gambaran Subjek... 79

4.1.1.1. Kasus 1... 79

4.1.1.1.1. Identitas... 79


(6)

4.1.1.2. Kasus 2... 83

4.1.1.2.1. Identitas... 83

4.1.1.2.2. Anamnesa... 83

4.1.1.3. Kasus 3... 86

4.1.1.3.1. Identitas... 86

4.1.1.3.2. Anamnesa... 87

4.1.2 Perbedaan Skor Perubahan Derajat Prokrastinasi Akademik dalam Mengerjakan Usulan Penelitian Sebelum dan Sesudah Sesi Konseling 90 4.1.2.1. Kasus 1... 90

4.1.2.2. Kasus 2... 91

4.1.2.3. Kasus 3... 91

4.1.3 Perbedaan Skor Area Tugas Prokrastinasi Akademik dalam Mengerjakan Usulan Penelitian Sebelum dan Sesudah Sesi Konseling 92 4.1.2.1. Kasus 1... 92

4.1.2.2. Kasus 2... 96

4.1.2.3. Kasus 3... 100

4.2. Hasil Evaluasi Sesi Terapi... 104

4.2.1. Evaluasi per Sesi... 104

4.2.1.1. Evaluasi per Sesi Klien 1 (VM)... 104

4.2.1.2. Evaluasi per Sesi Klien 2 (NL) ... 108


(7)

4.2.2. Evalusi Sesi Terapi Secara Keseluruhan... 114

4.2.2.1. Evaluasi keseluruhan kasus 1 (VM) ... 114

4.2.2.2. Evaluasi keseluruhan kasus 2 (NL) ... 115

4.2.2.3. Evaluasi keseluruhan kasus 3 (RR) ... 115

4.3 Pembahasan... 116

4.3.1 Pembahasan Kasus 1 (VM)... 116

4.3.2 Pembahasan Kasus 2 (NL)... 123

4.3.3 Pembahasan Kasus 3 (RR)... 130

4.4 Perbandingan Kasus... 135

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 137 5.1 Kesimpulan... 137

5.2 Saran... 138

5.2.1. Saran Teoritis... 138

5.2.2. Saran Praktis... 138 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabulasi Rata-rata Mahasiswa Magister Melakukan Prokrastinasi Akademik...

11

Tabel 3.1 Area dan indikator Prokrastinasi Akademik... 66 Tabel 3.6 Rancangan Program Konseling... 73


(9)

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Pikir ... 60 Skema 3.1 Rancangan Penelitian... 63


(10)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Gambaran perubahan derajat prokrastinasi akademik dalam mengerjakan Usulan Penelitian sebelum dan sesudah sesi

konseling kasus 1... 90

Diagram 4.2 Gambaran perubahan derajat prokrastinasi akademik dalam mengerjakan Usulan Penelitian sebelum dan sesudah sesi konseling kasus 2 ...

91

Diagram 4.3 Gambaran perubahan derajat prokrastinasi akademik dalam mengerjakan Usulan Penelitian sebelum dan sesudah sesi

konseling kasus 3 ... 91

Diagram 4.4 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Prokrastinasi Akademik dalam Mengerjakan Usulan Penelitian Sebelum dan Sesudah Sesi Konseling Kasus 1 ...

92

Digram 4.5 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Mencari Sebelum dan Sesudah Sesi Konselin Kasus 1...

93

Digram 4.6 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Membaca Sebelum dan Sesudah Sesi Konseling Kasus 1...

94


(11)

dan Sesudah Sesi Konseling Kasus 1...

Digram 4.8 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Pertemuan dengan Pembimbing Sebelum dan Sesudah Sesi Konseling Kasus 1...

95

Digram 4.9 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Prokrastinasi Akademik dalam Mengerjakan Usulan Penelitian Sebelum dan Sesudah Sesi Konseling Kasus 2...

96

Digram 4.10 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Mencari Sebelum dan Sesudah Sesi Konseling Kasus 2...

97

Digram 4.11 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Membaca Sebelum dan Sesudah Sesi Konseling Kasus 2...

98

Digram 4.12 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Mengerjakan UP Sebelum dan Sesudah Sesi Konseling Kasus 2...

99

Digram 4.13 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Pertemuan dengan Pembimbing Sebelum dan Sesudah Sesi Konseling Kasus 2...

99

Diagram 4.14 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Prokrastinasi Akademik dalam Mengerjakan Usulan Penelitian Sebelum dan Sesudah Sesi Konseling Kasus 3...

100


(12)

Sesudah Sesi Konseling Kasus 3...

Digram 4.16 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Membaca Sebelum dan Sesudah Sesi Konseling Kasus 3...

102

Digram 4.17 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Mengerjakan UP Sebelum dan Sesudah Sesi Konseling Kasus 3...

103

Digram 4.18 Gambaran Perbedaan Skor Area Tugas Pertemuan dengan Pembimbing Sebelum dan Sesudah Sesi Konseling Kasus 3...


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A – Kuesioner Prokrastinasi Akademik Lampiran B – Data Penunjang

Lampiran C - Tabel Rencana Pelaksanaan konseling Individual Lampiran B – Data Penunjang

Lampiran C - Tabel Rencana Pelaksanaan konseling Individual Lampiran D – Daftar Riwayat Hidup

Lampiran E - Informed Consent Lampiran F - Angket Evaluasi Sesi

Lampiran G - Angket Evaluasi Konseling Keseluruhan Lampiran H - Verbatim Konseling Kasus


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG PENELITIAN

Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani jenjang pendidikan di universitas atau sekolah tinggi (KBBI, 1991). Dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 pengertian mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Berdasarkan Kepmendiknas No.232/U/2000T tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar mahasiswa, terdapat beberapa tuntutan dalam perguruan tinggi berdasarkan stratanya misalnya untuk strata satu (S1), seorang mahasiswa diharapkan mampu menguasai dasar-dasar ilmiah dan keterampilan, mampu menemukan, menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian masalah di bidangnya. Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan produktif dan pelayanan masyarakat. Mampu bersikap dan berperilaku sesuai bidang ilmunya. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan sesuai bidangnya. Untuk strata dua (S2), mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan dan memutakhirkan ilmu pengetahuan sesuai bidang dengan cara menguasai dan memahami pendekatan, metode, kaidah ilmiah disertai keterampilan penerapannya. Mempunyai kemampuan memecahkan permasalahan di bidang keahliannya melalui


(15)

2

kegiatan penelitian dan mengembangkan kinerja profesionalnya yang ditunjukkan dengan analisis permasalahan, keserbacakupan tinjauan, kepaduan pemecahan masalah atau profesi yang serupa. Sedangkan strata tiga (S3) diharapkan mampu mengembangkan konsep ilmu, tekonologi dibidang keahliannya melalui penelitian. Mampu mengelola, memimpin dan mengembangkan program penelitian serta mampu melakukan pendekatan interdisipliner.

Di dalam proses penyelesaian program pendidikan ini, mahasiswa strata dua, diharapkan untuk dapat membekali dirinya dengan pengetahuan keprofesionalan, membangun sikap dan keterampilan profesional, menerapkan ilmunya dalam merespon kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, untuk dapat mewujudkan hal tersebut mahasiswa magister diharapkan dapat memenuhi tugas-tugas yang diberikan baik secara akademis maupun non akademis dan untuk meraih gelar magister, memerlukan perjuangan dan usaha untuk dapat menyelesaikan tugas akhir yang disebut dengan tesis sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Pada umumnya penyusunan tesis sama halnya dengan penyusunan skripsi (tugas akhir strata satu) yaitu mahasiswa diwajibkan menyusun suatu karya ilmiah berupa paparan tulisan hasil peneltian yang membahas suatu topik sesuai dengan bidang ilmu yang dipilihnya namun terdapat beberapa perbedaan antara skripsi dan tesis tersebut seperti halnya terletak pada penulis tesis diharapkan memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan, tidak hanya menjelaskan keterkaitan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian lain dengan topik yang sama melainkan


(16)

3

juga menyebutkan secara jelas persamaan dan perbedaan antara penelitiannya dengan penelitian lain yang sejenis. (http://firsta-tesismanajemenkonflik.blogspot.com).

Tugas akhir adalah sebagai syarat untuk menempuh sidang, untuk lulus tugas akhir mahasiswa diwajibkan untuk mengontrak mata kuliah usulan penelitian terlebih dahulu. Mahasiswa dituntut untuk membuat usulan penelitian yang mereka lakukan dimulai dari bab I sampai bab III. Mahasiswa yang sedang mengontrak usulan penelitian pada umumnya diharapkan dapat lebih fokus dan memiliki prioritas untuk mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan usulan penelitian seperti mencari informasi dan membaca bahan referensi lainnya yang diperlukan, memaparkannya dalam bentuk tulisan lalu menemui dosen pembimbing untuk memperbaiki penulisan usulan penelitian hingga pada akhirnya mahasiswa dapat menyelesaikan usulan penelitiannya tersebut, memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya supaya dalam menyusun usulan penelitian dapat diselesaikan sesuai dengan batas waktu pengumpulan yang ditentukan

Pada kenyataannnya terdapat mahasiswa lebih memberikan prioritasnya kepada pekerjaan lain, mengurus rumah tangga dan hal lain yang dianggap lebih

menyenangkan hingga mahasiswa tersebut mengalami kegagalan dalam

menyelesaikan usulan penelitian sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan. Para mahasiswa menyadari pentingnya mengerjakan tugas akhir namun pada saat setelah bimbingan diminta untuk melengkapi data-data yang kurang, ia mengalami frustrasi karena merasa sulit untuk melengkapi data-data yang tepat sesuai dengan


(17)

4

untuk mengerjakaannya dan lebih memilih melakukan kegiatan lain seperti bermain dengan anak, nonton, tidur, bertemu teman atau melakukan kegiatan gereja. Mahasiswa memandang bahwa usulan penelitian adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan melelahkan sehingga menyebabkan mahasiswa menunda untuk mengerjakan usulan penelitian dalam waktu yang lama. Merasa lebih semangat untuk bekerja dikarenakan dari bekerja ia mendapatkan reward langsung yaitu berupa uang sehingga usulan penelitian bukan menjadi prioritas utama lagi. Pandangan dan penghayatan negatif yang dimiliki oleh mahasiswa mengenai usulan penelitian berdampak terhadap penyelesaian studinya di perguruan tinggipun menjadi terhambat bahkan mahasiswa dapat dikenakan dropout jika melebihi batas waktu yang telah ditentukan oleh universitas. Kegagalan dalam menyelesaikan masa studi (drop out) dapat menimbulkan kerugian berupa materi dan waktu yang telah dikeluarkan berkesan sia-sia, selain itu dampak dari segi psikologis dan non materil dapat menyebabkan krisis kepercayaan diri, gelisah, malu, stres, tertundanya masa bekerja, sampai ke penundaan rencana pernikahan.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian sebelumnya menunjukkan adanya penundaan yang dilakukan mahasiswa dalam menyusun tugas akhir (skripsi) dari berbagai universitas, seperti halnya pada penelitian mahasiswa Bina Nusantara (2012) menunjukkan sebagian besar subjek penelitian (65,63%) melakukan penundaan dalam menyusun tugas akhir. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Prima Ema, Mahasiswa Universitas Indonesia (2007) menunjukkan


(18)

5

61,40% dan Lea, mahasiswa dari Universitas Kristen Maranatha (2010) yang menemukan bahwa sebagian besar (85%) subjek penelitian melakukan penundaan dalam menyusun tugas akhir dalam derajat tinggi.

Mahasiswa yang melakukan penundaan di bidang akademis ini tidak hanya terjadi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi tetapi terdapat pula pada mahasiswa magister yang sedang menyusun usulan penelitian dan tesis, seperti halnya pada mahasiswa magister Psikologi Universitas ‘X’ Bandung. Universitas “X” merupakan salah satu perguruan tinggi favorit di kota Bandung juga menawarkan berbagai macam fakultas kepada calon mahasiswa tidak hanya strata satu melainkan juga tersedia program studi magister (strata dua) seperti halnya Magister Psikologi,. Secara normatif untuk menyelesaikan program magister dibutuhkan waktu selama 2 (dua) tahun dan untuk menempuh program magister di universitas ini, harus melalui syarat penerimaan antara lain memiliki ijasah sarjana, IPK S1 minimal 2.75, lulus semua tahap ujian saringan masuk. Syarat penerimaan ini bertujuan agar calon mahasiswa baru memiliki kemampuan akademik memadai dan dapat mengikuti program yang ada sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Program magister di universitas “X” ini memiliki tujuan dari masing-masing program studi seperti halnya untuk program studi magister psikologi para lulusannya diharapkan memiliki kompetensi yang mencakup pemberian jasa psikologi (lulusan Program Studi Psikologi Jenjang Magister Sain); jasa dan praktek psikologi (bagi psikolog/lulusan Program Studi Psikologi Profesi Jenjang Magister) jasa psikologi


(19)

6

psikologi sesuai dengan bidang keahliannya. Praktek psikologi meliputi kemampuan asesmen, diagnosis dan intervensi psikologis yang berdasarkan pemahaman dan penerapan prinsip-prinsip psikodiagnostika umum maupun klinis (Brosur program pascasarjana psikologi Universitas “X” Bandung tahun 2013).

Mahasiswa magister Psikologi ini dapat dinyatakan lulus dan mendapatkan gelar magister Psikologi apabila sudah menempuh 46 SKS dan telah menyelesaikan tesisnya melalui sidang akhir. Beberapa persyaratan sidang ujian akhir yang harus dipenuhi adalah sudah menempuh seminar usulan penelitian pada semester ketiga, usulan penelitian ini merupakan karya tulis ilmiah yang berisi paparan penelitian dimulai dari bab I sampai dengan bab III. Namun berdasarkan ketetapan fakultas untuk memperpanjang program studi praktek kerja yang disebabkan satu dan lain hal, berdampak pada mahasiswa magister mengontrak mata kuliah usulan penelitian pun bergeser pada semester berikutnya yaitu semester keempat. Kemudian dilanjutkan dengan mengontrak mata kuliah tesis di semester berikutnya yaitu semester kelima yang merupakan lanjutan dari usulan penelitian yaitu bab IV sampai dengan bab V. Berdasarkan waktu yang telah ditetapkan mahasiswa seharusnya mampu menyelesaikan program studi magister hingga akhir selama 2-2,5 tahun (pada semester 4 – semester 5). Kegagalan mahasiswa magister Psikologi di universitas ‘X’ dalam menyelesaikan tesis selama 2 semester sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan. Perilaku mahasiswa dalam menunda-nunda suatu tugas yang bermanfaat dan penting bagi dirinya dalam psikologi disebut dengan prokrastinasi.


(20)

7

Tidak semua penundaan merupakan prokrastinasi, misalnya mahasiswa yang menunda mengerjakan usulan penelitian karena hasil keputusan atau ketetapan fakultas untuk memperpanjang program studi praktek kerja lapangan, mahasiswa magister mengalami kecelakaan atau sakit yang mengharuskan mereka dirawat inap , ataupun mahasiswa yang terpaksa mengambil cuti dikarenakan kesulitan ekonomi, hal seperti ini tidak dapat dikatakan sebagai prokrastinasi akademik. Seseorang dikatakan melakukan prokrastinasi akademik apabila mahasiswa yang merasa mampu mengerjakan tugas, telah mencoba dan merencanakan dengan matang sesuai dengan tuntutan tugas pada umumnya tetapi tidak diselesaikan atau ditunda dalam mengerjakan tugas tersebut (Solomon & Rothblum, 1995).

Berdasarkan data yang diperoleh dari TU akademik mahasiswa magister Psikologi universitas ‘X’ Bandung ditemukan adanya mahasiswa yang terlambat lulus dan terus mengulang matakuliah Usulan Penelitian (UP). Selama 5 tahun terakhir dari angkatan VI sampai dengan angkatan XIII menunjukkan bahwa terdapat mahasiswa yang menyusun UP melewati masa studi yang telah ditetapkan yaitu melebihi tahun kedua program studi. Adapun data-data tersebut adalah sebagai berikut jumlah mahasiswa magister mulai angkatan VI sebanyak 4 orang, mahasiswa magister angkatan VII sebanyak 6 orang, mahasiswa magister angkatan VIII sebanyak 9 orang, mahasiswa magister angkatan IX sebanyak 5 orang, mahasiswa magister angkatan X sebanyak 9 orang, mahasiswa magister angkatan XI sebanyak 5 orang, mahasiswa magister angkatan XII sebanyak 20 orang dan mahasiswa magister


(21)

8

yang terdaftar dalam 5 tahun terakhir total berjumlah 69 mahasiswa namun yang mampu menyelesaikan mata kuliah UP tepat di semester 4 - semester 5 hanya 20 orang.

Prokrastinasi akademik terdiri dari enam area akademik yaitu tugas mencari bahan referensi, tugas membaca seperti buku referensi, jurnal yang terkait dengan perkuliahan atau penyusunan usulan penelitian, tugas mengarang seperti menulis makalah laporan dan menerjemahkan textbook, tugas belajar menghadapi ujian seperti halnya ujian tengah semester, ujian akhir semester ataupun kuis-kuis mingguan, tugas administratif yaitu penyelesaian administratif untuk dapat memenuhi tugas akademik, tugas menghadiri pertemuan dengan dosen pembimbing,

Dari keenam tugas akdemik yang telah dijelaskan, hanya empat area saja yang sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh mahasiswa yang sedang menyusun usulan penelitian. Keempat area akademik tersebut adalah tugas mencari dan membaca literatur, tugas mengarang dan tugas menghadiri dengan dosen pembimbing. Sedangkan area belajar menghadapi ujian dan tugas administratif tidak akan dibahas lebih lanjut karena tidak terkiat dengan penyusunan karya usulan penelitian.

Berdasarkan hasil survey awal pada lima mahasiswa magister Psikologi universitas ‘X” Bandung, terdapat lima mahasiswa magister Psikologi yang sudah menempuh mata kuliah usulan penelitian sebanyak dua semester namun dipenghujung akhir semester kelima mahasiswa tersebut belum juga menyelesaikan mata kuliah usulan penelitian yang berarti akan mengontrak kembali mata kuliah


(22)

9

mahasiswa magister Psikologi memiliki pandangan terhadap diri sendiri bahwa dirinya tidak dapat mengerjakan usulan penelitian dengan cukup baik (fear of failure) dan memiliki penghayatan yang negatif mengenai usulan penelitian sehingga mahasiswa magister Psikologi menjadi tidak menyukai tugas (task aversiveness) yang berkaitan dengan penyusunan usulan penelitian

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 5 orang mahasiswa magister Psikologi univeritas “X” Bandung yang sedang menyusun usulan penelitian, terdapat 3 orang mahasiswa magister Psikologi menunda untuk mencari dan membaca bahan referensi atau jurnal yang berkaitan dengan topik usulan penelitian. Mereka menyatakan sudah mulai mencari dan membaca bahan bacaan namun tidak selesai terbaca seluruhnya, Ia tidak meluangkan waktu secara intensif untuk mencari dan membaca, memiliki penghayatan bahwa bahan yang diperlukan dirasa terlalu banyak sehingga ia mengalami kelelahan untuk mencari dan membaca referensi terutama jika referensi tersebut berbahasa inggris. 2 orang mahasiswa lainnya berusaha untuk meluangkan waktu mencari dan membaca referensi atau jurnal yang mendukungnya untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penyusunan usulan penelitian.

Sebanyak 3 dari 5 mahasiswa magister Psikologi menyatakan bahwa mereka melakukan penundaan dalam penulisan untuk menyusun usulan penelitian, terutama bila sudah bertemu dengan kedua dosen pembimbing yang memiliki tuntutan yang berbeda. Mahasiswa magister Psikologi tersebut mengalami kebingungan untuk


(23)

10

cenderung untuk menunda mengerjakan usulan penelitian dalam waktu yang lama dan timbulah perasaaan malas untuk memulai kembali apa yang telah dilakukan sebelumnya. Dua mahasiswa magister Psikologi diantaranya merasa lebih memilih kegiatan lain yang lebih menyenangkan seperti halnya bermain dengan anak atau melakukan pekerjaannya karena ia merasa senang untuk mendapatkan uang yang ia terima, ia dapat gunakan untuk kebutuhan dan kesenangan pribadi. Ia merasa semangatnya dalam mengerjakan usulan penelitian mulai menurun dikarenakan ia tidak mendapatkan reward secara langsung dalam mengerjakan usulan penelitian bahkan ia memandang bahwa usulan peneliatian sebagai sesuatu hal yang membosankan dan melahkan. Seorang mahasiswa magister Psikologi menyatakan bahwa dirinya merasa kurang mampu untuk mengerjakan usulan penelitian dengan baik sesuai yang diharapkan dengan tuntutan dosen pembimbing, iapun seringkali terpengaruh teman untuk melakukan kegiatan bersama untuk jalan-jalan, mengobrol atau kegiatan lainnya dan dikarenakan usulan penelitian yang ia lakukan kurang mengalami kemajuan maka iapun menjadi malas untuk mengerjakannya. Dua orang mahasiswa magister Psikologi lainnya memiliki motivasi yang cukup untuk dapat menyelesaikan usulan penelitian dengan waktu yang tersedia.

Sebanyak 3 dari 5 mahasiswa magister Psikologi menyatakan bahwa mereka menunda waktu bimbingan dengan dosen pembimbing. Merasa bahwa dirinya belum mengerjakan usulan penelitian dengan cukup baik. Seorang mahasiswa magister Psikologi menyatakan bahwa dirinya menunda untuk bertemu dengan dosen karena ia


(24)

11

Seorang mahasiswa magister Psikologi menyatakan malas untuk mengatur waktu bimbingan dikarenakan setelah bimbingan terakhir banyak hal-hal yang harus direvisi. Seorang mahasiswa magister Psikologi lainnya menunda untuk bertemu dengan dosen pembimbing dalam waktu yang cukup lama karena ia merasa bingung untuk melakukan revisi disebabkan adanya perbedaan pendapat diantara kedua dosen pembimbing. Dua orang mahasiswa lainnya menyatakan ia berusaha untuk secara intensif bertemu dengan dosen pembimbing.

Tabel 1.1 Tabulasi Rata-rata Mahasiswa Magister Melakukan Prokrastinasi Akademik

Area Tugas Akademik Rata-rata waktu mahasiswa melakukan

prokrastinasi akademik Tugas Mencari

Tugas Membaca Tugas Mengarang

Tugas pertemuan dengan dosen pembimbing

1-2 Minggu 2 minggu 1-2 minggu 1-2 minggu

Berbagai program dapat dirancang untuk membantu mahasiswa magister dalam menurunkan derajat prokrastinasi. Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk membantu mahasiswa Magister Psikologi Universitas ‘X” Bandung dalam mengatasi


(25)

12

masalah prokrastinasi akademik ketika sedang mengerjakan Usulan Penelitian adalah dengan pemberian konseling individual sebagai bentuk intervensi yang dapat diberikan kepada mereka. Konseling individual merupakan proses membantu seseorang untuk berkembang menuju tujuan-tujuannya secara pribadi dan memperkuat kapasitasnya dalam mengatasi permasalahannya sendiri (Brammer & MacDonald, 2003).

Alasan peneliti memilih metode konseling individual sebagai bentuk intervensi bagi mahasiswa Magister Psikologi adalah penanganan permasalahan dapat dilakukan secara mendalam dan jumlah responden hanya tiga orang, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan metode intervensi training. Disamping itu, ketiga responden memiliki kondisi kehidupan, penghayatan dan pengalaman yang berbeda sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan metode intervensi konseling kelompok. Melalui konseling individual ini, diharapkan mahasiswa Magister Psikologi dapat mengolah pemikirannya dan menganalisis masalah didalam mengerjakan usulan penelitian yang mereka hadapi menjadi lebih objektif (probelm solving). Selanjutnya, mereka diharapkan mampu membuat keputisan (decision making) dan menyusun perancanaan (planning) berdasarkan keputusan yang diambil dalam mengatasi masalah yang dihadapi (Helping Skill for Positive Action and Behavior Change, Brammer & MacDonald, 2003). Setelah dilakukannya proses konseling individual diharapkan mahasiswa Magister Psikologi dapat menurunkan derajat prokrastinasi akademik ketika sedang mengerjakan usulan penelitian.


(26)

13

Program konseling individual ini secara spesifik akan dikaitkan dengan variabel penelitian yaitu prokrastinasi akademik. Dalam konseling individual ini, mahasiswa Magister Psikologi diberikan kesempatan untuk menggali kelemahan dan kelebihan mereka yang dapat mempengaruhi perilaku prokrastinasi akademik didalam area tugas mencari, tugas membaca, tugas mengarang dan tugas pertemuan dengan dosen pembimbing.

Berdasarkan fakta-fakta yang ada maka peneliti memiliki keinginan untuk meneliti apakah konseling individual dapat mempengaruhi terhadap penurunan derajat prokrastinasi akademik pada mahasiswa Magister Psikologi yang sedang mengerjakan Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung.

1.2IDENTIFIKASI MASALAH

Apakah pemberian konseling inidividual dapat berpengaruh terhadap penurunan derajat prokrastinasi akademik pada mahasiswa Magister Psikologi yang sedang mengerjakan Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung?

1.3MAKSUD DAN TUJUAN

1.3.1 Maksud Penelitian


(27)

14

mengerjakan Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung setelah mengikuti konseling individual.

1.3.2 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat penurunan derajat prokrastinasi akademik pada mahasiswa Magister Psikologi yang sedang mengerjakan Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung yang diukur dari aspek-aspeknya yaitu area tugas mencari, area tugas membaca, area tugas mengarang dan area tugas pertemuan dengan dosen pembimbing setelah mengikuti konseling individual.

1.4KEGUNAAN PENELITIAN

1.4.1 Kegunaan Ilmiah

• Memberikan informasi empiris bagi bidang psikologi khususnya psikologi klinis dan psikologi pendidikan untuk memperdalam pemahaman mengenai prokrastinasi akademik pada mahasiswa.

• Memberikan informasi empiris bagi bidang psikologi mengenai bentuk dan metode konseling individual sebagai intervensi untuk menangani prokrastinasi akademik.


(28)

15

1.4.2 Kegunaan Praktis

• Diharapkan dapat membantu Mahasiswa Magister Psikologi Universitas ‘X’ Bandung yang sedang mengerjakan usulan penelitian mendapatkan informasi dan memahami bagaimana pandangan dan perasaan negatif terhadap tugas dan penghayatan akan ketidakmampuan diri dapat menyebabkan perilaku prokrastinasi akademik.

• Diharapkan dapat membantu Praktisi yang menangani mahasiswa yang

melakukan prokrastinasi akademik untuk mempertimbangkan melakukan konseling individual untuk menurunkan derajat prokrastinasi akademik.

1.4.3 Metodologi penelitian

Pengukuran dari penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil perbandingan sebelum dan sesudah sesi konseling dilaksanakan (pre test dan post test design) yang digunakan untuk melihat apakah terjadi penurunan derajat prokrastinasi akademik setelah diberikan konseling inidividual.

Desain yang digunkana dalam penelitian ini adalah Single group evaluation design, observe before and after the program karena hanya menggunakan satu kelompok yang sama dan menggunakan analisa metode kualitatif dengan membandingkan prokrastinasi akademik sebelum dan sesudah konseling dilakukan.


(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian makan didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Konseling individual dapat menurunkan derajat prokrastinasi akademik pada Pada Mahasiswa Magister Psikologi Yang Sedang Mengerjakan Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung. Melalui proses konseling individual, mahasiswa Magister Psikologi dapat mengubah penghayatan dan pandangan negatif mengenai area tugas yang berkaitan dengan mengerjakan usulan penelitian menjadi lebih positif, mengambil keputusan untuk berubah (decision making), dan menyusun perencanaan berdasarkan keputusan yang telah diambil (planning).

2. Action plan yang disusun dan dikerjakan dapat menurunkan derajat prokrastinasi akademik Mahasiswa Magister Psikologi Yang Sedang Mengerjakan Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung

3. Kemampuan konselor dalam dalam melakukan konseling individual dapat memberikan rasa nyaman pada mahasiswa dan mendorong mereka untuk dapat lebih terbuka dalam mengungkapkan perasaaan dan pandangannya mengenai area tugas akademik.


(30)

137

5.2 Saran

Berkaitan dengan kesimpulam yang diperoleh dari penelitian mengenai perancangan dan uji coba konseling individual dalam rangka menurunkan derajat prokrastinasi akademik pada mahasiswa magister yang sedang mengerjakan usulan penelitian, peneliti memandang perlu mengajukan beberapa saran.

5.2.1 Saran Teoritis

- Konselor maupun Konselee sebaiknya mengatasi persoalan yang dapat berpengaruh terhadap perilaku prokrastinasi akademik terlebih dahulu seperti halnya permasalahan yang berkaitan dengan kondisi keluarga, setelah itu dilakukan konseling mengenai prokrastinasi akademik

- Konselor mengevaluasi pelaksanaan action plan secara lebih lanjut dan memberikan feedback kepada konselee berkaitan dengan action plan yang telah dibuat.

5.2.2 Saran Praktis

− Bagi mahasiswa magister, khususnya mahasiswa Magister Psikologi

Universitas ‘X’ Bandung berusaha mengurangi perilaku menunda dengan cara mengaplikasikan proses-proses yang terjadi dalam konseling individual khususnya ketika mengerjakan usulan penelitian.

− Bagi praktisi dibidang pendidikan, program konseling individual ini dapat digunakan untuk mengatasi masalah prokrastinasi akademik bagi mahasiswa yang melakukan prokrastinasi akademik.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Brammer, Lawrence M. 2003. The helping Relationship : Process and Skill. 8th ed. Boston: University of Washington.

Corey, G. 2005. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. USA : Thomson Learning, Inc.

Ferrari, J R., J L. Johnson, Willian G. McCown. 1995. Procrastination and Task Avoidance, Theory, Research, and Treatmen. New York and London: Plenum Press.

Santrock. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup

(Terjemahan) Jakarta: Erlangga.

Posavac,E.J & Carey, R.G.(2003). Program Evaluation-Methods and Case Studies 6th Edition. Pearson Education,Inc. New Jersey

Siegel, S. 1999. Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia

Solomon, L.J., Rothblum, E.D. 1995. Procrastination Assessmeny Scale Students (PASS). Dalam J. Fischer & K. Corcoran. Measures for Clinical Practice. New York: The Free Press.


(32)

DAFTAR RUJUKAN

Lea. 2010. Studi Deskripsi Mengenai Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Teknik Elektro yang sedang Menyusun Tugas Akhir di Universitas “X” Bandung. Skripsi. Fakultas Psikologi. Universitas Kristen Maranatha.

Magdalena Simamora. 2012. Penelitian cognitive behavior therapy pada Mahasiswa yang menjadi Prokrastinator Akademik karena Takut Gagal (Fear Of Failure). Penelitian Pada Mahasiswa Angkatan 2006 yang Sedang Mengerjakan Usulan Penelitian Lanjutan di fakultas “X” Universitas “Y” Kota Bandung. Tesis. Fakultas Magister Psikologi. Universitas Kristen Maranatha

Ghufron, M.N. 2003. Hubungan Kontrol Diri dan Persepsi Remaja Terhadap penerapan Disiplin Orang Tua Dengan Prokrastinasi Akademik .http://www.damandiri.or.id ( 3 Februari 2014)

ac.id/www.fk.unairpdfiles/Kepmendiknas (10 Januari 2014)

Brosur program pascasarjana psikologi Universitas “X” Bandung (12 Januari 2014)

http://ayuapriliyana.blogspot.com/ (5 Februari 2014) www.book.google.co.id (25 Januari 2014)


(1)

mengerjakan Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung setelah mengikuti konseling individual.

1.3.2 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat penurunan derajat prokrastinasi akademik pada mahasiswa Magister Psikologi yang sedang mengerjakan Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung yang diukur dari aspek-aspeknya yaitu area tugas mencari, area tugas membaca, area tugas mengarang dan area tugas pertemuan dengan dosen pembimbing setelah mengikuti konseling individual.

1.4KEGUNAAN PENELITIAN 1.4.1 Kegunaan Ilmiah

• Memberikan informasi empiris bagi bidang psikologi khususnya psikologi klinis dan psikologi pendidikan untuk memperdalam pemahaman mengenai prokrastinasi akademik pada mahasiswa.

• Memberikan informasi empiris bagi bidang psikologi mengenai bentuk dan metode konseling individual sebagai intervensi untuk menangani prokrastinasi akademik.


(2)

15

1.4.2 Kegunaan Praktis

• Diharapkan dapat membantu Mahasiswa Magister Psikologi Universitas ‘X’ Bandung yang sedang mengerjakan usulan penelitian mendapatkan informasi dan memahami bagaimana pandangan dan perasaan negatif terhadap tugas dan penghayatan akan ketidakmampuan diri dapat menyebabkan perilaku prokrastinasi akademik.

• Diharapkan dapat membantu Praktisi yang menangani mahasiswa yang melakukan prokrastinasi akademik untuk mempertimbangkan melakukan konseling individual untuk menurunkan derajat prokrastinasi akademik.

1.4.3 Metodologi penelitian

Pengukuran dari penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil perbandingan sebelum dan sesudah sesi konseling dilaksanakan (pre test dan post test design) yang digunakan untuk melihat apakah terjadi penurunan derajat prokrastinasi akademik setelah diberikan konseling inidividual.

Desain yang digunkana dalam penelitian ini adalah Single group evaluation design, observe before and after the program karena hanya menggunakan satu kelompok yang sama dan menggunakan analisa metode kualitatif dengan membandingkan prokrastinasi akademik sebelum dan sesudah konseling dilakukan.


(3)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian makan didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Konseling individual dapat menurunkan derajat prokrastinasi akademik pada Pada Mahasiswa Magister Psikologi Yang Sedang Mengerjakan Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung. Melalui proses konseling individual, mahasiswa Magister Psikologi dapat mengubah penghayatan dan pandangan negatif mengenai area tugas yang berkaitan dengan mengerjakan usulan penelitian menjadi lebih positif, mengambil keputusan untuk berubah (decision making), dan menyusun perencanaan berdasarkan keputusan yang telah diambil (planning).

2. Action plan yang disusun dan dikerjakan dapat menurunkan derajat prokrastinasi akademik Mahasiswa Magister Psikologi Yang Sedang Mengerjakan Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ Bandung

3. Kemampuan konselor dalam dalam melakukan konseling individual dapat memberikan rasa nyaman pada mahasiswa dan mendorong mereka untuk dapat lebih terbuka dalam mengungkapkan perasaaan dan pandangannya mengenai area tugas akademik.


(4)

137

5.2 Saran

Berkaitan dengan kesimpulam yang diperoleh dari penelitian mengenai perancangan dan uji coba konseling individual dalam rangka menurunkan derajat prokrastinasi akademik pada mahasiswa magister yang sedang mengerjakan usulan penelitian, peneliti memandang perlu mengajukan beberapa saran.

5.2.1 Saran Teoritis

- Konselor maupun Konselee sebaiknya mengatasi persoalan yang dapat berpengaruh terhadap perilaku prokrastinasi akademik terlebih dahulu seperti halnya permasalahan yang berkaitan dengan kondisi keluarga, setelah itu dilakukan konseling mengenai prokrastinasi akademik

- Konselor mengevaluasi pelaksanaan action plan secara lebih lanjut dan memberikan feedback kepada konselee berkaitan dengan action plan yang telah dibuat.

5.2.2 Saran Praktis

− Bagi mahasiswa magister, khususnya mahasiswa Magister Psikologi Universitas ‘X’ Bandung berusaha mengurangi perilaku menunda dengan cara mengaplikasikan proses-proses yang terjadi dalam konseling individual khususnya ketika mengerjakan usulan penelitian.

− Bagi praktisi dibidang pendidikan, program konseling individual ini dapat digunakan untuk mengatasi masalah prokrastinasi akademik bagi mahasiswa yang melakukan prokrastinasi akademik.


(5)

ed. Boston: University of Washington.

Corey, G. 2005. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. USA : Thomson Learning, Inc.

Ferrari, J R., J L. Johnson, Willian G. McCown. 1995. Procrastination and Task Avoidance, Theory, Research, and Treatmen. New York and London: Plenum Press.

Santrock. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup (Terjemahan) Jakarta: Erlangga.

Posavac,E.J & Carey, R.G.(2003). Program Evaluation-Methods and Case Studies 6th Edition. Pearson Education,Inc. New Jersey

Siegel, S. 1999. Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia

Solomon, L.J., Rothblum, E.D. 1995. Procrastination Assessmeny Scale Students (PASS). Dalam J. Fischer & K. Corcoran. Measures for Clinical Practice. New York: The Free Press.


(6)

DAFTAR RUJUKAN

Lea. 2010. Studi Deskripsi Mengenai Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Teknik Elektro yang sedang Menyusun Tugas Akhir di Universitas “X” Bandung. Skripsi. Fakultas Psikologi. Universitas Kristen Maranatha.

Magdalena Simamora. 2012. Penelitian cognitive behavior therapy pada Mahasiswa yang menjadi Prokrastinator Akademik karena Takut Gagal (Fear Of Failure). Penelitian Pada Mahasiswa Angkatan 2006 yang Sedang Mengerjakan Usulan Penelitian Lanjutan di fakultas “X” Universitas “Y” Kota Bandung. Tesis. Fakultas Magister Psikologi. Universitas Kristen Maranatha

Ghufron, M.N. 2003. Hubungan Kontrol Diri dan Persepsi Remaja Terhadap penerapan Disiplin Orang Tua Dengan Prokrastinasi Akademik .http://www.damandiri.or.id ( 3 Februari 2014)

ac.id/www.fk.unairpdfiles/Kepmendiknas (10 Januari 2014)

Brosur program pascasarjana psikologi Universitas “X” Bandung (12 Januari 2014)

http://ayuapriliyana.blogspot.com/ (5 Februari 2014) www.book.google.co.id (25 Januari 2014)


Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Locus of Control dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Sedang Menempuh Ulang Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Unversitas 'X' bandung.

0 0 34

Studi Deskriptif Mengenai Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Mengontrak Kembali Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

2 7 33

Perancangan dan Uji Coba Konseling Individual dalam Meningkatkan KOmpetensi Intelektual, Fisik Manual, dan Interpersonal pada Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas 'X' Bandung.

0 0 32

Perancangan dan Uji Coba Modul Pelatihan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Prokrastinator di Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung (Studi pada mahasiswa yang menunda mengerjakan Usulan Penelitian).

10 20 22

Hubungan Antara Self-Control dan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Yang Sedang Menyusun Usulan Penelitian di Fakultas "X" Universitas "Y" Bandung.

0 0 51

Studi Deskriptif Mengenai Optimisme Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Yang Sedang Mengerjakan Usulan Penelitian Lanjutan di Universitas "X" Kota Bandung.

0 0 34

Studi Deskriptif Mengenai Derajat Ersiliency Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung Yang Sedang Mengerjakan Usulan Penelitian (UP).

0 0 123

Studi Deskriptif Mengenai Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Yang Sedang Mengontrak Mata Kuliah Usulan Penelitian di Universitas 'X' Bandung.

4 6 26

Hubungan Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan dan Prokrastinasi Akademik (Penelitian Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang Sedang Menyelesaikan Usulan Penelitian di Universitas 'X' Bandung).

4 7 54

Hubungan Antara Prokrastinasi dengan State Anxiety pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang Sedang Mengerjakan Skripsi di Universitas 'X' Bandung.

0 0 62