Hubungan Antara Locus of Control dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Sedang Menempuh Ulang Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Unversitas 'X' bandung.
i
Universitas Kristen Maranatha Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara locus of control dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menempuh Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode accidental sampling dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 82 orang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian korelasional. Penelitian ini menggunakan dua Alat ukur, yaitu mengukur prokrastinasi akademik dengan skala-likert yang mengacu pada Procrastination Academic Scale Student (PASS) dari Solomon dan Rothblum (1984) dan mengukur locus of control dengan I-E Scale oleh Rotter (1972). Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini dengan korelasi koefisien kontingenci C. Besarnya koefisien kontingensi adalah 0,456, dan nilai �2ℎ�� = 21,488 dengan tingkat signifikasi nilai p = 0,000 (p< 0,05). Berdasarkan hasil korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat dan signifikan antara locus of control dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menempuh Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ Bandung. Semakin rendah pusat kendali akan tingkah laku dan ditentukan di luar dirinya maka akan semakin tinggi tingkat prokrastinasi akdemik mahasiswa dalam menyelesaikan Usulan Penelitian. Uji validitas untuk prokrastinasi akademik menggunakan korelasi Pearson sebesar 0.564 hingga 0.896 dan uji reliabilitas yang digunakan Alpha Cronbach sebesar 0.873. Sedangkan uji validitas untuk locus of control menggunakan chi-square sebesar 0.472 hingga 0,707 dan uji reliabilitas yang digunakan KR-20 sebesar 0,931. Ini dilakukan dengan SPSS for windows 19,0. Peneliti mengajukan saran kepada peneliti selanjutnya agar dilakukan penelitian dengan menggunakan skala pengukuran yang berbeda untuk melihat hubungan setiap dimensi locus of control. Untuk dosen pembimbing untuk mengetahui tingkat kesulitan mahasiswa dalam menyelesaikan Usulan Penelitian dan saran kepada mahasiswa untuk meningkatkan pusat kendali akan tingkah laku lebih ditentukan oleh dirinya sendiri dalam menyelesaikan Usulan Penelitian.
(2)
ABSTRACT
The research was conducted to determine the relationship between locus of control and academic procrastination in college students who is currently studying the Proposed Research in the Faculty of Psychology, University of 'X' Bandung. The selection of samples using accidental sampling method and sample in this study amounted to 82 people. The design used in this study is a correlational research design. The research was using two measuring instrument, which measures the academic procrastination with the Likert scale-Procrastination refers to the Student Academic Scale (PASS) of Solomon and Rothblum (1984) and measure the locus of control with I-E Scale by Rotter (1972). The method of analysis used in this study with correlation coefficients C Contingency. It is contingency coefficient of 0.456, and the value of �2ℎ�� = 21.488 with a significance level of p = 0.000 (p <0.05). Based on the correlation results indicate that there is a fairly strong and significant correlation between locus of control with academic procrastination in college students who is currently studying the Proposed Research at the Faculty of Psychology, University of 'X' Bandung. The lower center will control the behavior and set out himself, the higher the academic level of the student procrastination in completing the research the Proposed. Test the validity of academic procrastination using Pearson correlation for 0564 to 0896 and used test Cronbach alpha reliability for 0873. While testing the validity of locus of control using chi-square of 0.472 to 0.707 and a reliability test used KR-20 was 0.931. This was done with SPSS for Windows 19.0. Researchers propose suggestions for further research in order to do research using different measurement scales to see the relationship of each dimension of locus of control. For the supervisor to determine the level of difficulty the student in completing the research the Proposed and advise the student to improve behavior control center will be determined by himself in completing the research the Proposed.
(3)
v
Universitas Kristen Maranatha HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ...i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ...ix
DAFTAR BAGAN...x
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 10
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Kegunaan Penelitian ... 11
1.4.1. Kegunaan Teoritis ... 11
1.4.2. Kegunaan Praktis ... 11
(4)
1.6 Asumsi ... 21
1.7 Hipotesis ... 21
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi ... 22
2.1.1 Definisi Prokrastinasi...22
2.1.2 Prokrastinasi Akademik... ... 25
2.1.3 Area Prokrastinasi Akademik ... 26
2.1.4 Akibat Prokrastinasi Akademik ... 27
2.2 Locus of Control ... 29
2.2.1 Pengertian Locus of Control ... 29
2.2.2 Dimensi Locus of Control ... 29
2.2.3 Karateristik Individu dengan Locus of Control Internal Dan Eksternal...31
2.3 Masa Dewasa Awal ... 31
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 36
3.2 Bagan Rancangan Penelitian...36
3.3 Variabel Penelitian, Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ... 37
3.3.1 Variabel Penelitian ... 37
3.3.2 Definisi Operasional ... 37
(5)
vii
Universitas Kristen Maranatha
3.4.1 Kuesioner Prokrastinasi Akademik ... 39
3.4.2 Kuesioner Locus of Control ... 41
3.4.3 Data Sosiodemografi ... 43
3.4.4 Validitas Alat Ukur ... 44
3.4.4.1 Validitas Alat Ukur Prokrastinasi Akademik ... 44
3.4.4.2 Validitas Alat Ukur Locus of Control ... 44
3.4.5 Reliabilitas Alat Ukur ... 45
3.4.5.1 Reliabilitas Alat Ukur Prokrastinasi Akademik ... 45
3.4.5.2 Reliabilitas Alat Ukur Locus of Control ... 46
3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampling ... 46
3.5.1 Populasi Sampel ... 46
3.5.2 Karakteristik Sampel ... 46
3.5.3 Teknik Penarikan Sampel ... 46
3.6 Teknik Analisis Data ... 47
3.6.1 Analisis Korelasi Koefisien Kontingensi C ... 47
3.6.2 Analisis Deskriptif ... 49
3.7 Hipotesis Statistik ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Sosiodemografis ... 50
(6)
4.2.1 Hubungan antara Locus of Control dan Prokrastinasi Akademik ... 54
4.3 Pembahasan ... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 61
5.2 Saran ... 61
5.2.1 Saran Teoretis... 62
5.2.2 Saran Praktis ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 63
DAFTAR RUJUKAN ... 64
(7)
ix
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi alat ukur Prokrastinasi Akademik ... 39
Tabel 3.2 Bobot penilaian Prokrastinasi Akademik ... 40
Tabel 3.3 Kisi-kisi Alat Ukur Locus of Control ... 43
Tabel 3.4 Kriteria Derajat Asosiasi ... 48
Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 50
Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51
Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan IPK ... 51
Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Status Pekerjaan ... 52
Tabel 4.5 Gambaran Responden Berdasarkan Kegiatan di Luar Akademik…...52
Tabel 4.6 Berdasarkan Derajat Prokrastinasi Akademik ... 53
Tabel 4.7 Gambaran Berdasarkan kategori Locus of Control ... 53
Tabel 4.8 Hubungan Locus of Control dan Prokrastinasi Akademik ... 54
(8)
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran... 20 Bagan 3.1 Rancangan Penelitian ... 36
(9)
1
Universitas Kristen Maranatha PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perguruan tinggi merupakan institusi pendidikan yang bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, menyebarluaskan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kehidupan nasional (Peraturan pemerintah No. 30 Tahun 1990). Dengan tujuan tersebut, perguruan tinggi merupakan wadah atau penampung bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan studinya ke tingkat yang lebih tinggi, harus dapat melahirkan mahasiswa yang mampu bersaing dalam berbagai jurusan yang ada di perguruan tinggi tersebut (Rahmat, 2011).
Perguruan tinggi akan memberikan gelar akademik kepada mahasiswa sesuai dengan jalur pendidikan yang ditempuhnya. Gelar sarjana atau strata 1 adalah gelar akademik yang diberikan kepada lulusan program pendidikan sarjana (S-1). Jika seseorang sudah dinyatakan lulus oleh sebuah perguruan tinggi, dia berhak menyandang gelar sarjana. Untuk memeroleh gelar sarjana, secara normatif dibutuhkan waktu perkuliahan selama 4 – 4,5 tahun atau telah menempuh perkuliahan setara dengan 140-150 SKS. Kurikulum pendidikan yang menggunakan Sistem Kredit Semester (SKS) yang telah ditentukan sejak awal
(10)
2
hingga delapan semester (paket). Mahasiswa wajib mengatur studi dan waktu mereka untuk setiap semester sehingga dapat menyelesaikan studi di perguruan
tinggi. (www.duniapendidikan.com)
Sebelum mendapatkan gelar sarjana, mahasiswa diwajibkan melakukan penyusunan skripsi dalam satu semester. Skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa program sarjana pada akhir masa studinya berdasarkan hasil penelitian, atau kajian kepustakaan, atau pengembangan terhadap suatu masalah yang dilakukan secara seksama (Darmono dan Hasan, 2002). Dalam prosesnya, mahasiswa harus menemukan fenomena yanng sedang terjadi di lingkungan, kemudian mengangkat masalah tersebut menjadi fenomena yang layak untuk diteliti. Para mahasiswa diharuskan mencari informasi melalui literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian dan mampu menjelaskan penelitian tersebut berdasarkan teori-teori psikologi.
Di Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ Bandung untuk lulus dan mengontrak mata kuliah Skripsi dalam satu semester, mahasiswa diharuskan untuk mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian yang ditempuh dalam satu semester. Sebelum mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian, mahasiswa diwajibkan mengontrak mata kuliah Metodologi Penelitian dan Metodologi Penelitian Lanjutan yang menjadi salah satu prasyarat untuk mengontrak mata kuliah tersebut. Selain itu, mahasiswa juga harus memiliki IPK minimal 2.0 dan telah menempuh mata kuliah sebanyak 121 SKS. Dengan terpenuhinya prasyarat tersebut mahasiswa dapat mengontrak mata kuliah Usulan penelitian. (Pedoman Skripsi Fakultas Psikologi Universitas ‘X’, 2009)
(11)
Universitas Kristen Maranatha Tujuan mahasiswa mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian adalah sebagai salah satu prasyarat mengontrak mata kuliah Skripsi. Mahasiswa diberikan waktu untuk menyelesaikan Usulan Penelitian dalam jangka waktu satu semester dengan melakukan bimbingan di luar kelas yang telah disepakati bersama dosen pembimbing. Mahasiswa diharapkan dapat meneruskan rancangan penelitian yang telah dibuatnya sampai bab III untuk mengontrak mata kuliah Skripsi setelah disetujui di forum seminar Usulan Penelitian. Namun, kenyataannya beberapa mahasiswa memerlukan waktu lebih dari satu semester untuk menyelesaikan mata kuliah tersebut sehingga pada akhirnya mahasiswa wajib mengontrak ulang mata kuliah tersebut di semester berikutnya.
Mahasiswa merupakan generasi akademik yang dituntut untuk belajar, menuntut ilmu dan menyelesaikan studinya dalam rangka menyelesaikan masa studi. Idealnya mahasiswa harus menyelesaikan masa studi tepat waktu dan juga menyelesaikan berbagai tugas akademik dengan baik. Seluruh fakultas mengharapkan setiap mahasiswa dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktu dengan Indeks Prestasi Kumulatif yang memuaskan. Namun, ternyata proses penyelesaian Usulan Penelitian bukanlah hal yang mudah bahkan sulit sehingga banyak mahasiswa yang menyelesaikan Usulan Penelitian dalam jangka waktu yang lama. Hal ini terjadi di setiap fakultas, khususnya Fakultas Psikologi di Universitas ‘X’ Bandung.
Data yang diperoleh peneliti dari Tata Usaha Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ pada periode semester ganjil tahun ajaran 2013-2014 mengenai jumlah mahasiswa yang masih menempuh mata kuliah Usulan Penelitian yaitu
(12)
4
sebanyak 194 orang. Hal ini di antaranya pada angkatan 2005 terdapat 6 mahasiswa yang mengontrak ulang mata kuliah Usulan Penelitian, angkatan 2006 terdapat 11 mahasiswa yang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian lanjutan. Angkatan 2007 terdapat 48 mahasiswa yang mengontrak ulang mata kuliah Usulan Penelitian, angkatan 2008 terdapat 58 mahasiswa yang masih mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian dan angkatan 2009 terdapat 71 mahasiswa yang mengontrak mata kuliah Usulan Penelitian.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak Tata Usaha Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ dapat terlihat bahwa cukup banyak mahasiswa yang menunda atau tidak segera menyelesaikan tugas dalam satu semester. Pada akhirnya menyebabkan mahasiswa mengalami keterlambatan untuk mengontrak Skripsi dan lulus tepat waktu. Dalam ilmu psikologi penundaan penyelesaian tugas dikenal dengan istilah prokrastinasi. Prokrastinasi sebagai perilaku menunda untuk memulai suatu pekerjaan atau kegagalan untuk menyelesaikan pekerjaan yang ditangani dengan waktu yang ditetapkan (Ferrari, 1995). Begitu pula Solomon dan Rothblum (1984) mengartikan penundaan atas tugas yang penting, dilakukan berulang-ulang dengan kesengajaan dan menimbulkan perasaan tidak nyaman, seperti rasa cemas. Seseorang yang memunyai kecenderungan menunda menyelesaikan pekerjaan atau tugas disebut prokrastinator. Perilaku ini juga melibatkan kesadaran prokrastinator yang seharusnya berusaha untuk melakukan tugas, namun gagal mengendalikan dan mengarahkan dirinya sendiri untuk melakukan tugas tersebut dalam jangka waktu yang diharapkan. Prokrastinator menyadari bahwa dirinya menghadapi tugas atau kewajiban yang penting dan
(13)
Universitas Kristen Maranatha bermanfaat bagi dirinya, tetapi ia tetap melakukan penundaan secara berulang-ulang dan disertai perasaan cemas dalam dirinya. Bahkan beberapa orang melakukan prokrastinasi untuk menghasilkan sesuatu yang sempurna, sehingga ia cenderung melakukan penundaan yang berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Solomon dan Rothblum (1984) juga memperkirakan persentase mahasiswa yang mengalami prokrastinasi cukup tinggi dan cenderung meningkat seiring dengan lamanya masa studi. Artinya semakin lama kuliah, semakin tinggi derajat kecenderungan prokrastinasinya.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 18 mahasiswa yang menempuh ulang mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari satu semester di Fakutas Psikologi Universitas ‘X’ Bandung, terlihat bahwa mahasiswa mengalami berbagai hambatan dan kesulitan saat mengerjakan Usulan Penelitian. Sebanyak delapan mahasiswa diantaranya menyatakan bahwa hambatannya dalam menyelesaikan Usulan Penelitian berasal dari dalam diri, yaitu kesulitan menuangkan pikiran ke dalam bentuk tulisan untuk setiap sub-bab seperti latar belakang masalah, kerangka pemikiran, kerangka wawancara dan merancang alat ukur. Mahasiswa mengatakan malas untuk membaca teori dan referensi yang berbahasa inggris, kurangnya kemampuan dalam menguasai konsep. Selain itu, mahasiswa kesulitan untuk menentukan variabel penelitian dan teori yang dibutuhkan untuk melengkapi materi penelitian. Mahasiswa kurang mampu mempertahankan judul Usulan Penelitian yang telah dibuatnya sehingga terpaksa mengganti salah satu variabel dalam judul penelitiannya atau bahkan mengganti judul penelitian dengan menemukan fenomena yang baru. Mahasiswa khawatir umpan balik dari dosen
(14)
6
pembimbing sehingga mahasiswa menjadi cemas dan takut untuk melakukan bimbingan selanjutnya, mahasiswa menjadi tidak bersungguh-sungguh karena tugas yang dikerjakannya hanya sia-sia.
Sebanyak enam orang diantaranya mengatakan bahwa hambatan mereka dalam menyelesaikan Usulan Penelitian berasal dari luar diri, yaitu mahasiswa mengeluh beberapa dosen pembimbing yang sangat sulit ditemui karena dosen pembimbing ke luar kota sehingga tidak dapat menentukan jadwal bimbingan dengan baik. Selain itu mahasiswa kesulitan menghadapi dosen pembimbing yang tidak memiliki kesamaan persepsi dengan mahasiswa sehingga mahasiswa enggan untuk melakukan bimbingan selanjutnya dan mahasiswa merasa kesulitan mencari referensi karena kurang tersedia di perpustakaan. Kurangnya komunikasi antar dosen pembimbing membuat mahasiswa sulit menyelesaikan Usulan Penelitian.
Mahasiswa terpengaruh ajakan teman-temannya untuk menonton film, shopping,
dan melakukan kegiatan menyenangkan lainnya.
Kesulitan yang dihadapi mahasiswa sering tidak melakukan bimbingan dalam waktu yang cukup lama karena mahasiswa menghindari dosen pembimbing sehingga mahasiswa kurang berusaha menyelesaikan Usulan Penelitiannya dalam satu semester. Selain itu, mahasiswa menganggap dirinya sudah berusaha namun karena pembimbing yang menyediakan jadwal bimbingan yang pasti dan optimal membantu mahasiswa menjalani proses penyelesaian Usulan Penelitian, melakukan revisi di sub-bab kerangka pemikiran yang berulang-ulang, mahasiswa menjadi tidak bersungguh-sungguh karena tugas yang dikerjakannya hanya sia-sia. Mahasiswa lebih termotivasi untuk mengerjakan Usulan Penelitian
(15)
Universitas Kristen Maranatha diperpustakaan bersama teman-temannya. Mahasiswa juga kesulitan dalam membagi waktu dalam menyelesaikan Usulan Penelitian dengan mata kuliah lain sehingga mahasiswa lebih fokus ke mata kuliah lain dibandingkan menyelesaikan Usulan Penelitian.
Sebanyak empat mahasiswa diantaranya mengatakan bahwa hambatan mereka dalam menyelesaikan Usulan Penelitian berasal dari dalam maupun dari luar, lamanya mahasiswa mengerjakan Usulan Penelitian disebabkan nasib yang kurang beruntung dibandingkan dengan teman mahasiswa lainnya yang dapat menyelesaikan Usulan Penelitian dalam satu semester. Mahasiswa yakin bahwa keberuntungan sedang tidak berpihak kepada mereka sehingga mereka belum bisa menyelesaikan Usulan Penelitian dalam waktu yang telah ditentukan. Mahasiswa merasa kurang beruntung dengan mendapatkan dosen pembimbing tidak sesuai dengan keinginannya sehingga mahasiswa merasa pasrah untuk bimbingan dengan dosen pembimbing tersebut. Mahasiswa mengeluh karena adanya masalah keluarga yang menyebabkan pikiran mahasiswa lebih mengabaikan tugasnya dan menyelesaikan masalah keluarga, jika tidak mahasiswa akan mengalami stres dengan adanya konflik pada dirinya. Selain itu mahasiwa menjadi sulit tidur karena kejar tayang untuk menyelesaikan Usulan Penelitian.
Hasil survei awal menunjukkan jelas bahwa masih banyak hambatan atau kesulitan yang menjadi alasan mahasiswa dalam melakukan penundaan dalam mencapai keberhasilan akademik khususnya menyelesaikan Usulan Penelitian dalam satu semester, sehingga mahasiswa memandang dirinya kurang berusaha mengendalikan dirinya sendiri terhadap segala situasi yang muncul baik dalam
(16)
8
diri maupun di luar dirinya. Alasan-asalan tersebut dapat berupa ketidakpercayaan diri dalam mengerjakan tugas, merasa takut salah mengerjakan tugas tersebut dan disertai kecemasan yang berlarut sehingga mahasiswa memutuskan untuk menunda dan penelitian tersebut terabaikan. Dalam hal ini, tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa akan semakin meningkat seiring dengan makin lamanya studi mahasiswa tersebut (Solomon dan Rothblum, 1984).
Berbagai kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam menyelesaikan Usulan Penelitian, mencerminkan adanya faktor kepribadian yang memengaruhi prokrastinasi akademik pada mahasiswa khususnya pola pikir dan tingkah laku mereka yang lebih memacu dalam menyelesaikan Usulan Penelitian. Menurut Solomon, Rothblum dan Murakami (1986) melihat prokrastinasi dari segi kognitifnya, bahwa seseorang yang mengalami kegagalan atau keberhasilan pada suatu tugas yang dikerjakan ditentukan oleh pusat kendali yang berasal dari dalam diri atau di luar dirinya. Pemecahan masalah dan solusi untuk mendorong keberhasilan seseorang khususnya penyelesaian Usulan Penelitian dalam satu semester, diperlukan pemahaman kepribadian mahasiswa melalui pemahaman
yaitu locus of control.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh locus of control
terhadap munculnya tingkah laku prokrastinasi akademis, di antaranya hasil penelitian Milgram dan Tenne (dalam Amber, 2005) menemukan bahwa
kepribadian, khususnya aspek kepribadian locus of control memengaruhi
beberapa orang yang melakukan penundaan. Menurut Rotter (dalam Ghufron &
(17)
Universitas Kristen Maranatha
sumber penentu perilakunya, sehingga locus of control merupakan salah satu
faktor yang sangat menentukan perilaku individu. Rotter (1972) membagi Locus
of Control individu ke dalam dua jenis, yaitu Internal Locus of Control dan External Locus of Control.
Internal dan eksternal mewakili dua ujung kontinum, bukan secara terpisah. Apabila mahasiswa, memiliki kayakinana bahwa segala sesuatu yang telah dicapainya (prestasi belajarnya) akibat dari usaha dan upayanya selama ini, keberhasilannya tersebut diyakinan atas kemampuan-kemampuan dari dalam
dirinya maka tipe locus of control tersebut mengarah internal. Sebaliknya, jika
keberhasilan tersebut diyakini akibat dari keberuntungan-keberuntungan dari luar dirinya (membutuhkan bantuan teman, menunggu upan balik atau menyalahkan
dosen pembimbing) maka locus of control lebih mengarah eksternal. Mahasiswa
yang menilai hasil yang diperolehnya disebabkan oleh perilakunya maka mahasiswa tersebut akan mengendalikan perilakunya untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Sebaliknya apabila mahasiswa menilai hasil yang diperolehnya disebabkan oleh faktor dari luar dirinya maka mahasiswa merasa tidak dapat
mengendalikan perilakunya. Adanya perbedaan orientasi locus of control seseorang
akan sangat berpengaruh dalam menghadapi stimulus yang muncul.
Dalam hal ini mahasiswa yang yang memiliki locus of control yang baik
mampu, lebih berusaha, lebh berinsiatif dan aktif dalam mencari informasi untuk menyelesaikan Usulan Penelitian dalam satu semester. Sedangkan, sebesar apapun usaha yang dilakukannya dalam mengerjakan tugas, hasilnya dipengaruhi oleh
(18)
10
faktor luar, sehingga membuat mahasiswa tersebut menjadi enggan berusaha dengan sungguh-sungguh dan cenderung melakukan prokrastinasi.
Berdasarkan hasil penelitian dan fenomena mengenai prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas ‘X’, peneliti ingin
mengetahui apakah terdapat hubungan antara Locus of Control dan Prokrastinasi
Akademik pada mahasiswa yang menempuh Usulan Penelitian pada Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ Bandung.
1.2 Identifikasi Masalah
Penelitian ini ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara locus of
control dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menempuh ulang Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai locus of
control dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menempuh Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ Bandung.
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang apakah
terdapat hubungan antara locus of control dan prokrastinasi akademik pada
mahasiswa yang menempuh Usulan Penelitian lebih dari satu semester di Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ kota Bandung.
(19)
Universitas Kristen Maranatha
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoretis
• Memberikan informasi mengenai hubungan antara locus of control dan
prokrastinasi akademik pada mahasiswa ke dalam bidang ilmu psikologi, khususnya Psikologi Pendidikan.
• Memberikan masukan kepada peneliti selanjutnya yang berminat
melakukan penelitian lanjutan mengenai locus of control dan prokrastinasi
akademik.
1.4.2 Kegunaan Praktis
• Memberikan informasi kepada dosen wali mengenai mengenai locus of
control memengaruhi munculnya perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa, sehingga dosen wali mengetahui langkah-langkah yang dapat dilakukan, misalnya dengan memberikan konseling, sehingga dapat mengoptimalkan waktu dan usaha agar dapat menyelesaikan Usulan Penelitian sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
• Memberikan informasi kepada dosen pembimbing mengenai kesulitan
mahasiswa dalam menyelesaikan Usulan Penelitian sehingga dosen pembimbing memberikan dorongan dan membantu mahasiswa yang melakukan prokrastinasi dalam menyelesaikan Usulan Penelitian.
(20)
12
• Memberikan informasi mengenai prokrastinasi akademik kepada
mahasiswa sebagai evaluasi diri yang cenderung melakukan prokrastinasi akademik sehingga mahasiswa tersebut mampu berperan sebagai pusat kendali dan pusat pengarahan tingkah lakunya untuk melakukan perubahan diri dan menghindari perilaku prokrastinasi.
1.5 Kerangka Pemikiran
Tugas akhir atau skripsi adalah salah satu syarat agar seorang mahasiswa
dapat dinyatakan lulus kuliah. Menurut Schaie (dalam Santrock, 2003) pada masa
dewasa awal, mahasiswa berada pada fase mencapai prestasi (achieving stage)
yaitu fase yang melibatkan penerapan intelektualitas pada situasi yang memiliki konsekuensi besar dalam mencapai tujuan jangka panjang, seperti pencapaian karier dan pengetahuan. Masa dewasa awal dengan rentang usia antara 20 sampai 30 tahun, dihadapkan pada tugas-tugas perkembangan yang lebih kompleks daripada masa sebelumnya. Salah satu tugas perkembangan yang dituntut dari masa ini adalah tugas mengerjakan laporan yang bersifat mandiri sehingga mahasiswa dituntut untuk menetapkan jadwal dalam menyelesaikan tugas akhir. Mahasiswa memiliki kebebasan untuk mengerjakan atau tidak mengerjakan, tetapi
saat waktu mendekati deadline, mahasiswa mendapat konsekuensi buruk dengan
tertunda untuk lulus dalam waktu yang ditetapkan (Schaie dalam Santrock, 2003). Di Fakultas Psikologi Universitas “X”, sebelum dapat menempuh mata kuliah Skripsi, seorang mahasiwa harus menyelesaikan mata kuliah Usulan Penelitian. Namun, banyak mahasiswa yang terhambat di mata kuliah Usulan
(21)
Universitas Kristen Maranatha Penelitian ini dan tidak dapat menyelesaikannya dalam satu semester sehingga mereka tidak dapat langsung menempuh mata kuliah Skripsi. Bagi mahasiswa, Usulan Penelitian merupakan kewajiban yang harus diselesaikan namun juga merupakan suatu beban dalam pengerjaannya. Mahasiswa menghayati ada banyak faktor yang menjadi penghambat dalam memperoleh keberhasilan khususnya dalam menyelesaikan Usulan Penelitian. Salah satu yang menjadi hambatan yang seringkali dialami oleh para mahasiswa berasal dari dalam diri maupun di luar diri mahasiswa sehingga hambatan dan kesulitan tersebut menjadi alasan mahasiswa untuk menunda menyelesaikan Usulan Penelitian.
Kesulitan atau hambatan yang berasal dari dalam diri di antaranya adalah rasa malas yang dirasakan mahasiswa saat harus menuangkan kata-kata dalam bentuk tulisan, membaca bahan untuk melengkapi materi Usulan Penelitian, sulit menentukan variabel yang menjadi topik penelitian, kurang percaya diri dalam menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, kesulitan menemukan alasan-alasan rasional dalam pemilihan permasalahan yang diajukan sebagai tema dalam Usulan Penelitiannya. Selain itu, Usulan Penelitian menjadi sesuatu yang menakutkan dan sulit untuk dikerjakan, sehingga saat mahasiswa mengerjakan, mereka sering mengurungkan niatnya dan lebih memilih untuk melakukan hal-hal yang lebih menyenangkan.
Hambatan yang berasal dari luar mahasiswa di antara adalah ketidakcocokan pemikiran dengan dosen pembimbing setelah beberapa kali melakukan bimbingan; mahasiswa merasa kurang beruntung mendapatkan dosen pembimbing yang sesuai dengan keinginannya sehingga mahasiswa menjadi tidak
(22)
14
bersemangat dan kurang optimis mengerjakan penelitiannya. Selain itu, banyaknya kritikan yang diajukan oleh dosen pembimbing sehingga mahasiswa menunda untuk melakukan pertemuan bimbingan.
Mahasiswa yang mengalami kesulitan-kesulitan ini seringkali mengalami
keterlambatan dalam mengumpulkan draft penelitiannya. Biasanya, mereka akan
melakukan penundaan terhadap penyelesaian Usulan Penelitian dengan berbagai perilaku-perilaku yang menyebabkan mereka terhambat. Salah satu bentuk perilaku yang muncul sebagai akibat dari keterhambatan dalam menyelesaikan Usulan Penelitian adalah prokrastinasi. Prokrastinasi adalah suatu kecenderungan untuk menunda tugas-tugas yang bermanfaat dan penting bagi diri, termasuk tugas-tugas prioritas utama, hingga muncul perasaan cemas dan bersalah akan tetapi tindakan ini dilakukannya berulang-ulang (Solomon & Rothblum, dalam Ferrari, 1995). Selain itu, dikatakan prokrastinasi jika tingkat prokrastinasi meningkat seiring dengan makin lamanya masa studi seseorang (Solomon dan Rothblum, 1984).
Penundaan dapat terjadi di berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah dalam bidang akademik yang biasanya disebut prokrastinasi akademik. Solomon, Rothblum, dan Murakami (1986) mengemukakan bahwa prokrastinasi akademik adalah perilaku menunda tugas atau hampir selalu menunda untuk memulai tugas-tugas akademik ataupun kegagalan untuk menyelesaikan tugas yang dikerjakan dengan tepat waktu, dan hampir atau selalu bermasalah dengan kecemasan yang terkait dengan penundaan sehingga menghambat kinerja
(23)
Universitas Kristen Maranatha (homework), belajar untuk mempersiapkan ujian atau pengerjaan tugas makalah yang dilakukan di saat-saat terakhir sebelum tugas dikumpulkan atau ujian dilaksanakan (Solomon & Rothblum, 1984).
Menurut Solomon dan Rothblum (1984) terdapat enam area prokrastinasi
akademik, yaitu: 1) tugas menulis laporan ilmiah, 2) tugas belajar untuk ujian, 3)
tugas membaca mingguan, 4) melakukan tugas-tugas administratif, 5) tugas menghadiri pertemuan, dan 6) melakukan tugas-tugas akademik secara keseluruhan. Namun, dengan penyesuaian terhadap penundaan tugas-tugas akademik khususnya dalam pengerjaan Usulan Penelitian lebih difokuskan pada 3 area, yaitu 1) tugas menulis laporan ilmiah, pada area ini mahasiswa memilih menunda membuat usulan penelitian dalam setiap sub-bab, sehingga mahasiswa tidak dapat mengumpulkan dengan batas waktu yang ditetapkan atau tepat waktu namun hasilnya tidak memuaskan, menunda memperbaiki hasil revisi dari bimbingan; 2) tugas membaca, mahasiswa melakukan penundaan untuk membaca buku referensi atau teori yang berkaitan dengan materi penelitian, tidak menyelesaikan membaca jurnal yang didapat dari internet, dan 3) tugas menghadiri pertemuan, pada area ini mahasiswa menunda atau terlambat untuk bimbingan dengan kedua dosen pembimbing, menunda atau terlambat untuk menghadiri seminar mahasiswa lain sebagai prasyarat untuk mengikuti seminar. Ketiga area lainnya tidak menjadi fokus penelitian karena tidak memiliki hubungan secara langsung dengan kegiatan pengerjaan Usulan Penelitian. Ketiga area yang difokuskan peneliti bertujuan untuk mencakup frekuensi mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik. Hal ini ditegaskan oleh Solomon dan
(24)
16
Rothblum sendiri dilakukan penghitungan jumlah skor secara terpisah untuk masing-masing area.
Dalam pencapaian kesuksesan khususnya mengerjakan Usulan Penelitian, mahasiswa melakukan usaha yang berbeda-beda. Adanya perbedaan intensitas usaha yang dikerahkan mahasiswa serta tingkah laku yang ditampilkan dalam mencapai keberhasilan tersebut dapat disebabkan oleh keyakinan mahasiswa mengenai kendali kehidupannya. Menurut Rothblum, Solomon dan Murakami (1986) melihat prokrastinasi dari segi kognitifnya, seseorang yang melakukan prokrastinasi akademik merasa bahwa apabila ia mengalami kegagalan atau keberhasilan pada suatu tugas yang ia kerjakan, hal itu terjadi karena adanya kekuatan dari dalam diri maupun di luar dirinya. Ellis & Knaus (1977); Solomon & Rothblum (1984) menyebutkan prokrastinasi merupakan hasil dari keyakinan
irasional salah satunya adalah locus of control.
Menurut Rotter (1972) locus of control menggambarkan posisi seberapa
kuat kendali yang ada pada diri individu, baik bersumber dari dalam diri (internal) maupun dari luar diri (eksternal) yang berperan sebagai pusat kendali dan pusat
pengarahan tingkah laku. Hjele dan Ziegler (dalam Febrina, 2008) menyebutkan
Locus of Control sebagai persepsi seseorang tentang penyebab kesuksesan atau kegagalan dalam melaksanakan tugasnya. Menurut Rotter (dalam Ghufron, 2010) locus of control dibagi dua, yaitu locus of control internal dan locus of control
eksternal. Locus of control internal merupakan hasil yang diterimanya adalah
fungsi dari perilaku individu sendiri, sedangkan locus of control eksternal yakin
(25)
Universitas Kristen Maranatha
dirinya (nasib, keberuntungan dan orang lain). Perbedaan locus of control akan
menentukan seseorang cenderung melakukan penundaan dalam menyelesaikan
Usulan Penelitian lebih dari satu semester. Oleh karena itu, Locus of control
merupakan aspek kepribadian yang kontinum (Rotter, dalam Ghufron, 2010)
sehingga setiap individu memiliki locus of control internal ataupun eksternal.
Berdasarkan penjelasan mengenai locus of control, mahasiswa mampu
mengendalikan perilakunya dalam menghindari kegagalan dengan cara pandang mahasiswa yang menentukan penyelesaian Usulan Penelitian lebih ditentukan oleh di luar dirinya (membutuhkan bantuan teman, menyalahkan atau menunggu umpan balik dosen pembimbing dan peran keberuntungan) atau dari dalam dirinya (usaha, kemampuan dan percaya diri) meliputi ketiga area prokrastinasi sehingga dapat diselesaikan dalam satu semester. Namun kenyataannya mayoritas mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas ’X’ Bandung menyelesaikan Usulan Penelitian lebih dari satu semester.
Orang yang memiliki locus of control yang internal yakin bahwa dirinya
bertanggung jawab dan memiliki kontrol atas kejadian-kejadian yang dialaminya.
Individu dengan locus of control meyakini bahwa kesuksesan atau kegagalannya
merupakan buah dari perilakunya sendiri. Saat mahasiswa sukses dalam
menyelesaikan Usulan Penelitian, maka sangat mungkin bahwa mahasiswa akan
beranggapan dirinya memang memiliki kemampuan untuk mengerjakan Usulan Penelitian dari setiap sub-bab, mengerjakan revisi yang telah diberikan tanpa menundanya dan usaha keras dalam mengerjakan setiap sub-bab, berusaha mencari referensi yang berkaitan dengan Penelitian dan berinsiatif untuk melakukan
(26)
18
bimbingan untuk bertanya tentang hal yang tidak dimengerti. Begitu pula saat mengalami kegagalan, mahasiswa akan beranggapan bahwa usaha yang dilakukannya mungkin belum maksimal sehingga tidak mencapai tujuan yang diinginkan.
Sedangkan mahasiswa yang memiliki locus of control yang eksternal yakin
bahwa sesuatu yang terjadi di dalam hidupnya dipengaruhi oleh kekuatan di luar dirinya. Ketika mahasiswa mencapai kesuksesan atau kegagalan maka ia akan beranggapan bahwa semua itu terjadi bukan karena dirinya. Misal, seorang mahasiswa menyelesaikan Usulan Penelitian dalam melakukan bimbingan dan memeroleh referensi untuk dibaca, ia akan menganggap pencapaian itu merupakan keberuntungan semata. Mungkin saja berpendapat bahwa dosen berbaik hati memberikan umpan balik yang mendukung Usulan Penelitian. Jika ia tidak melakukan bimbingan dan tidak memeroleh referensi, maka ia akan menyalahkan situasi atau menganggap bahwa kegagalannya merupakan takdir. Kemungkinan ia akan beranggapan bahwa kurang beruntung mendapatkan dosen pembimbing yang baik. Selain itu, dosen pembimbing yang terlalu idealis sehingga melakukan revisi berulang-ulang dan mungkin juga ia menganggap bahwa nasibnya memang kurang baik.
Solomon dan Rothblum (dalam Ferrari, 1995) terdapat beberapa faktor lain seseorang melakukan prokrastinasi akademik, yaitu takut akan kegagalan (fear or failure) yang meliputi kecemasan dievaluasi, perfeksionis dan percaya
diri yang rendah; dan tidak menyukai tugas (aversive of the task). Fear of failure
adalah kecenderungan individu mengalami rasa bersalah dan kurang percaya diri karena tidak dapat menggapai suatu tujuan atau gagal dalam bidang akademik.
(27)
Universitas Kristen Maranatha Rasa takut menyebabkan mahasiswa merasa kurang yakin untuk menyelesaikan Usulan Penelitian sehingga mahasiswa cenderung membutuhkan waktu yang lama untuk mempersiapkan Usulan Penelitian dan melewati batas waktu yang
ditentukan. Tidak menyukai tugas (Aversive of the task) yaitu perasaan tidak
menyukai suatu tugas yang berkaitan dengan perasaan terbebani tugas yang berlebihan, tidak puas dengan tugas yang didapat dan perasaan tidak senang atau benci terhadap tugas yag diberikan sehingga dalam menyelesaikan tugas akademik kurang bertenaga dan menimbulkan rasa malas. Misalnya, mahasiswa cenderung merasa jenuh dengan revisi yang berulang-ulang sehingga mahasiswa kurang berusaha, jenuh dan malas untuk menyelesaikan dan akhirnya mahasiswa tidak bertanggung jawab menyelesaikan Usulan Penelitian dalam satu semester.
Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa kecenderungan locus of control
yang dimiliki mahasiswa berhubungan dengan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan Usulan Penelitian lebih dari satu semester. Untuk lebih jelasnya
mengenai hubungan antara locus of control dan prokrastinasi akademik pada
mahasiswa yang menyelesaikan Usulan Penelitian Fakultas Psikologi di Universitas ‘X’ Bandung, dapat digambarkan pada bagan kerangka pikir berikut:
(28)
20
Bagan 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran Mahasiswa yang
mengontrak Usulan Penelitian
Locus Of Control
Locus of Control internal
• Meyakini keberhasilan lebih ditentukan oleh
diri sendiri
• Yakin akan usaha dan kerja keras dari diri
sendiri
• Yakin akan keaktifan diri dalam
memecahkan masalah
• Memanfaatkan kesempatan yang ada untuk
menyelesaikan masalah
Prokrastinasi Akademik
Tiga area prokrastinasi akademik:
- Tugas menulis ilmiah
- Tugas membaca ilmiah
- Tugas menghadiri pertemuan
Locus of Control external
• Meyakini keberhasilan lebih ditentukan oleh
pihak lain, nasib, keberuntungan.
• Penghayatan mengenai usaha ditentukan
oleh pihak lain, nasib, keberuntungan
• Pasif dalam memecahkan masalah
• Pemanfaatan kesempatan dalam
(29)
Universitas Kristen Maranatha
1.6 Asumsi Penelitian
Dari uraian di atas maka dapat diambil asumsi sebagai berikut:
1. Mahasiswa yang sedang menempuh ulang Usulan Penelitian di Fakultas
Psikologi Universitas ‘X’ Bandung dipengaruhi oleh locus of control.
2. Prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang menempuh mata kuliah Usulan
Penelitian lebih dari satu semester di Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ Bandung dapat dilihat melalui ketiga area, yaitu tugas menulis laporan ilmiah, tugas membaca referensi atau jurnal, dan tugas menghadiri pertemuan.
3. Mahasiswa yang memiliki kecenderungan locus of control akan menunjukkan
perilaku prokrastinasi akademik yang tergolong tinggi maupun rendah dalam menyelesaikan Usulan Penelitian lebih dari satu semester.
1.7 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diapaparkan sebelumnya, peneliti mengajukan hipotesis penelitian, yaitu:
Ho: Tidak terdapat hubungan antara locus of control dan prokrastinasi
akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang menyelesaikan Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ kota Bandung.
H1: Terdapat hubungan antara locus of control dan prokrastinasi akademik
pada mahasiswa Psikologi yang menyelesaikan Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ kota Bandung.
(30)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Secara umum locus of control memiliki hubungan yang cukup kuat dan
signifikan dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menempuh ulang Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ Bandung.
2. Mahasiswa yang sedang menempuh ulang Usulan Penelitian di Fakultas
Psikologi Universitas ‘X’ Bandung memiliki kecenderungan locus of control
yang dominan mengarah eksternal.
3. Mahasiswa yang sedang menempuh ulang Usulan Penelitian di Fakultas
Psikologi Universitas ‘X’ Bandung menunjukkan perilaku prokrastinasi akademik yang tergolong tinggi.
4. Mahasiswa yang sedang menempuh ulang Usulan Penelitian di Fakultas
Psikologi Universitas ‘X’ Bandung melakukan prokrastinasi akademik pada area tugas menulis, tugas membaca dan tugas menghadiri pertemuan yang tergolong tinggi.
(31)
Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran
5.2.1 Saran Teoretis
• Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti prokrastinasi dalam
menyelesaikan Usulan Penelitian disarankan agar menggunakan skala pengukuran yang berbeda sehingga dapat melihat hubungan yang lebih
erat pada setiap dimensi dari locus of control.
• Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian
selanjutnya dengan meneliti variabel lain dari penyebab prokrastinasi akademik dari konsep untuk dipertimbangkan dalam penelitian, seperti self-management, perfeksionisme, takut gagal, dan lainnya.
5.2.2 Saran Praktis
• Bagi pidak dosen wali untuk lebih memerhatikan pusat kendali dan
tingkah lakunya mahasiswanya dengan memberikan konseling, sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan Usulan Penelitian dalam satu semester
dengan batas deadline yang telah ditetapkan.
• Bagi dosen pembimbing Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi
Universitas ‘X’ Bandung, hasil penelitian dari area prorkastinasi yang tergolong tinggi sebagai bahan pertimbangan untuk mengarahkan langkah-langkah penulisan penelitian kepada mahasiswa, membuat jadwal bimbingan teratur dengan mahasiswa bimbingannya.
(32)
63
• Mahasiswa lebih meningkatkan locus of control dengan berusaha, lebih
aktif dalam mencari informasi dan lebih berinsiatif menyelesaikan masalah yang terjadi dalam proses penyelesaian Usulan Penelitian.
• Mahasiswa memanfaatkan waktu dengan efektif, menghilangkan rasa
malas untuk mengurangi perilaku prokrastinasi akademik bahwa sesungguhnya selesai dengan segera atau tidaknya Usulan Penelitian tergantung seberapa besar usaha dan kemampuan untuk mengerjakannya.
• Mahasiswa harus segera melakukan revisi Usulan Penelitian dan sesegera
mungkin untuk melakukan konsultasi kepada dosen pembimbingin demi tercapainya tujuan yang baik untuk menyelesaikan Usulan Penelitian dalam satu semester.
(33)
63
Universitas Kristen Maranatha
Amber, E.H. 2005. Locus of Control and Procrastination. Epistimi 2005.
(http://www.capital.edu/23769.pdf) [diakses 25 januari 2013].
Burka & Yuen. 1983. Why You Do It, What To Do About It. New York: Perseus
Books
Darmono, A & Hasan, A. 2002. Menyelesaikan skripsi dalam satu semester.
Karya Ilmiah-Teknik Penulisan. Jakarta: Grasindo.
Ferrari, J.R., Jhonson, J.L., & McCown, W.G. 1995. Procrastination And Task
Avoidance : Theory, Research and Treatment. New York : Plenum Press.
Friedenberg, L. 1995. Psychological Testing Design, Analysis, and Use. USA:
Allyn dan Bacon.
Ghufron, N. M & Rini R. S. 2010. Teori-Teori Psikologi.Yogyakata: Ar-Ruzz
Media
Janssen, T. & Carton, J.S. 1999. The effects of locus of control and task difficulty
on procrastination. Journal of Genetic Psychology.
Kaplan, R. M, & Saccuzzo, D. P. 2005. Psychological Testing: Principle,
applications, and issues (edition 6�ℎ). Belmont. Thomson Wadsworth. Nugrasanti, R. 2005. Locus of Control dan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa.
Jurnal Provitae. Volume 2. No.1 [diakses 25 Januari 2012].
Rotter, J B, Chance, J. E, and Phares E.J. 1972. Application of Social Learning of
Personality. New York: Holt, Reinhart, and Winston, Inc.
Santrock, John W. 2003. Adolescene, 6�ℎedition. Jakarta: Erlangga.
Solomon, L.J. & Rothblum, E.D. 1984. Academic Procrastination: Frequency and
Cognitive- Behavioral Correlates. Journal of Counseling Psychology.
Volume 31 No. 4.
Solomon, L.J., Rothblum, E.D., & Mukarami. J. 1986. Affective, Cognitive,
Behavior Differences Between High & Low Procrastinators. Journal of
Counseling Psychology, 33, 387-394.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,
(34)
DAFTAR RUJUKAN
Febrina, R. 2008. Hubungan antara Locus of Control dan Strategi Penanggulangan
yang Mengontrak Skripsi di Fakultas Psikologi. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung.
Pane, S. 2006. Hubungan Antara Prokrastinasi Akademik dan Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa Angkata 2006 Fakultas Psikologi di Universitas ‘X’ Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.
Rahmat, A. S. 2011. Model Pengembangan Pendidikan Nilai di Perguruan Tinggi. Jurnal Pendidikan Bahasa Arab. Melalui (http://www.file.upi.edu) . [diakses 17 September, 2013].
Sudrajat, A. 2012. Menjadi Sarjana. Melalui (http://akhmadsudrajat.wordpress.com). [17 September 2013].
Winajah, N R. 2013. Hubungan antara Locus of Control dan Stres Akademik
Peserta Didik (Studi Korelasional terhadap Peserta Didik Kelas X SMAIT As Syifa Boarding School Subang Tahun Ajaran 20120 - 2013). Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
(1)
1.6 Asumsi Penelitian
Dari uraian di atas maka dapat diambil asumsi sebagai berikut:
1. Mahasiswa yang sedang menempuh ulang Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ Bandung dipengaruhi oleh locus of control.
2. Prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang menempuh mata kuliah Usulan Penelitian lebih dari satu semester di Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ Bandung dapat dilihat melalui ketiga area, yaitu tugas menulis laporan ilmiah, tugas membaca referensi atau jurnal, dan tugas menghadiri pertemuan.
3. Mahasiswa yang memiliki kecenderungan locus of control akan menunjukkan perilaku prokrastinasi akademik yang tergolong tinggi maupun rendah dalam menyelesaikan Usulan Penelitian lebih dari satu semester.
1.7 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diapaparkan sebelumnya, peneliti mengajukan hipotesis penelitian, yaitu:
Ho: Tidak terdapat hubungan antara locus of control dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi yang menyelesaikan Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ kota Bandung.
H1: Terdapat hubungan antara locus of control dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Psikologi yang menyelesaikan Usulan Penelitian di Universitas ‘X’ kota Bandung.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Secara umum locus of control memiliki hubungan yang cukup kuat dan signifikan dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menempuh ulang Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ Bandung.
2. Mahasiswa yang sedang menempuh ulang Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ Bandung memiliki kecenderungan locus of control yang dominan mengarah eksternal.
3. Mahasiswa yang sedang menempuh ulang Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ Bandung menunjukkan perilaku prokrastinasi akademik yang tergolong tinggi.
4. Mahasiswa yang sedang menempuh ulang Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ Bandung melakukan prokrastinasi akademik pada area tugas menulis, tugas membaca dan tugas menghadiri pertemuan yang tergolong tinggi.
(3)
5.2 Saran
5.2.1 Saran Teoretis
• Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti prokrastinasi dalam menyelesaikan Usulan Penelitian disarankan agar menggunakan skala pengukuran yang berbeda sehingga dapat melihat hubungan yang lebih erat pada setiap dimensi dari locus of control.
• Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan meneliti variabel lain dari penyebab prokrastinasi akademik dari konsep untuk dipertimbangkan dalam penelitian, seperti
self-management, perfeksionisme, takut gagal, dan lainnya.
5.2.2 Saran Praktis
• Bagi pidak dosen wali untuk lebih memerhatikan pusat kendali dan tingkah lakunya mahasiswanya dengan memberikan konseling, sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan Usulan Penelitian dalam satu semester dengan batas deadline yang telah ditetapkan.
• Bagi dosen pembimbing Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ Bandung, hasil penelitian dari area prorkastinasi yang tergolong tinggi sebagai bahan pertimbangan untuk mengarahkan langkah-langkah penulisan penelitian kepada mahasiswa, membuat jadwal bimbingan teratur dengan mahasiswa bimbingannya.
(4)
63
• Mahasiswa lebih meningkatkan locus of control dengan berusaha, lebih aktif dalam mencari informasi dan lebih berinsiatif menyelesaikan masalah yang terjadi dalam proses penyelesaian Usulan Penelitian.
• Mahasiswa memanfaatkan waktu dengan efektif, menghilangkan rasa malas untuk mengurangi perilaku prokrastinasi akademik bahwa sesungguhnya selesai dengan segera atau tidaknya Usulan Penelitian tergantung seberapa besar usaha dan kemampuan untuk mengerjakannya. • Mahasiswa harus segera melakukan revisi Usulan Penelitian dan sesegera
mungkin untuk melakukan konsultasi kepada dosen pembimbingin demi tercapainya tujuan yang baik untuk menyelesaikan Usulan Penelitian dalam satu semester.
(5)
Amber, E.H. 2005. Locus of Control and Procrastination. Epistimi 2005. (http://www.capital.edu/23769.pdf) [diakses 25 januari 2013].
Burka & Yuen. 1983. Why You Do It, What To Do About It. New York: Perseus Books
Darmono, A & Hasan, A. 2002. Menyelesaikan skripsi dalam satu semester.
Karya Ilmiah-Teknik Penulisan. Jakarta: Grasindo.
Ferrari, J.R., Jhonson, J.L., & McCown, W.G. 1995. Procrastination And Task
Avoidance : Theory, Research and Treatment. New York : Plenum Press.
Friedenberg, L. 1995. Psychological Testing Design, Analysis, and Use. USA: Allyn dan Bacon.
Ghufron, N. M & Rini R. S. 2010. Teori-Teori Psikologi.Yogyakata: Ar-Ruzz Media
Janssen, T. & Carton, J.S. 1999. The effects of locus of control and task difficulty on procrastination. Journal of Genetic Psychology.
Kaplan, R. M, & Saccuzzo, D. P. 2005. Psychological Testing: Principle,
applications, and issues (edition 6�ℎ). Belmont. Thomson Wadsworth.
Nugrasanti, R. 2005. Locus of Control dan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa.
Jurnal Provitae. Volume 2. No.1 [diakses 25 Januari 2012].
Rotter, J B, Chance, J. E, and Phares E.J. 1972. Application of Social Learning of
Personality. New York: Holt, Reinhart, and Winston, Inc.
Santrock, John W. 2003. Adolescene, 6�ℎedition. Jakarta: Erlangga.
Solomon, L.J. & Rothblum, E.D. 1984. Academic Procrastination: Frequency and Cognitive- Behavioral Correlates. Journal of Counseling Psychology. Volume 31 No. 4.
Solomon, L.J., Rothblum, E.D., & Mukarami. J. 1986. Affective, Cognitive, Behavior Differences Between High & Low Procrastinators. Journal of
Counseling Psychology, 33, 387-394.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,
(6)
DAFTAR RUJUKAN
Febrina, R. 2008. Hubungan antara Locus of Control dan Strategi Penanggulangan yang Mengontrak Skripsi di Fakultas Psikologi. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung.
Pane, S. 2006. Hubungan Antara Prokrastinasi Akademik dan Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa Angkata 2006 Fakultas Psikologi di Universitas ‘X’ Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.
Rahmat, A. S. 2011. Model Pengembangan Pendidikan Nilai di Perguruan Tinggi.
Jurnal Pendidikan Bahasa Arab. Melalui (http://www.file.upi.edu) .
[diakses 17 September, 2013].
Sudrajat, A. 2012. Menjadi Sarjana. Melalui (http://akhmadsudrajat.wordpress.com). [17 September 2013].
Winajah, N R. 2013. Hubungan antara Locus of Control dan Stres Akademik Peserta Didik (Studi Korelasional terhadap Peserta Didik Kelas X SMAIT As Syifa Boarding School Subang Tahun Ajaran 20120 - 2013). Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia