Kajian Tata Akustik Ruang Kelas Musik Di Sekolah Musik.

(1)

ABSTRAKSI

Setiap ruang dengan aktifitas dan sumber bunyi yang berlainan akan menghasilkan kualitas bunyi yang berbeda. Kualitas bunyi dalam ruang dipengaruhi oleh bentuk dan volume ruang, jumlah dan jenis material penyerap ruang, serta upaya pengendalian bising antar ruang yang digunakan secara bersamaan. Waktu dengung dan tingkat kebisingan antar ruang dapat menjadi alat ukur dalam menentukan kenyamanan akustik

Sekolah musik memiliki ruang kelas musik yang dibagi berdasarkan kriteria tertentu, salah satunya jenis alat musik. Ruang kelas musik dengan jenis alat musik berbeda memerlukan syarat akustik masing-masing menurut frekuensi dan tingkat tekanan bunyinya. Namun, masih banyak sekolah musik yang menyamakan seluruh material ruang kelas musik meskipun sumber bunyinya berbeda. Letak ruang kelas musik yang berdekatan juga dapat menimbulkan permasalahan akustik.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitan terhadap sekolah musik dengan kasus serupa. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan acuan desain yang memenuhi tata akustik ideal berdasarkan waktu dengung dan tingkat kebisingan. Acuan desain berupa jumlah, jenis, dan kriteria material, dapat digunakan untuk mendesain atau merenovasi ruang kelas musik di sekolah musik.


(2)

ABSTRACT

The different activity and sound source in room will provide different sound quality. Sound quality is influenced by the shape and the volume of the room, absorption material, and many more. Time of droning sound and noise level on each room could measure the conveniences of room acoustic.

Music schools have classroom which is divided by specific criteria. Music classroom with different music instrument need specific requirement of acoustic material to reach the standard of comfort level. But most music schools don’t think concernedly about it.

Based on the problem, the writer will do research in one of the music schools. The research purpose is to gain the standard of acoustic design measured by time of droning sound and noise level in classroom. The standard of acoustic design could fix the inappropriate classroom in music schools.


(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN

PRAKATA i

ABSTRAKSI iii

ABSTRACT iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 3

1.3 Rumusan Masalah 3

1.4 Tujuan & Manfaat 4

1.5 Metoda Penelitian 5

1.5.1 Pengumpulan Data 5

1.5.2 Pemilihan Objek 6

1.5.3 Analisa Data 8

1.5.4 Tahapan Penelitian 9

1.5.5 Penarikan Simpulan 10

1.6 Kerangka Pemikiran 11


(4)

BAB II. BUNYI, TATA AKUSTIK RUANG, MUSIK DAN ALAT MUSIK, SERTA BENTUK DAN MATERIAL RUANG KELAS MUSIK

2.1 Bunyi 13

2.1.1 Sifat dan Perilaku Bunyi 13

2.1.2 Isolasi Bunyi 18

2.2 Tata Akustik Ruang 19

2.2.1 Waktu Dengung 20

2.2.2 Bising 21

2.3 Musik dan Alat Musik 24

2.4 Pengolahan Elemen Interior Ruang Kelas Musik 25

2.4.1 Dinding 25

2.4.2 Lantai 28

2.4.3 Plafon 29

2.5 Material Ruang Kelas Musik 30

2.5.1 Material Berpori 31

2.5.2 Panel Penyerap 31

2.5.3 Panel Serap Nada Rendah 32

2.5.4 Material Berserat 33

BAB III. TATA AKUSTIK RUANG KELAS MUSIK PURWACARAKA MUSIK STUDIO

3.1 Deskripsi Purwacaraka Musik Studio 35

3.2 Tata Letak Ruang Kelas Musik 37

3.2.1 Lantai I 37

3.2.2 Lantai II 37

3.2.3 Lantai III 38

3.3 Tata Akustik Ruang Kelas Musik 39

3.3.1 Ruang Kelas Vokal I 39

3.3.2 Ruang Kelas Drum 42

3.3.3 Ruang Kelas Band 44


(5)

3.3.5 Ruang Kelas Gitar Akustik 49

3.3.6 Ruang Kelas Piano I 52

3.3.7 Ruang Kelas Vokal III 54

3.3.8 Ruang Kelas Keyboard/Organ/Biola 56

3.3.9 Ruang Kelas Gitar Elektrik 58

3.3.10 Ruang Kelas Bass 61

3.3.11 Ruang Kelas Piano II 63

3.4 Bising Interior 65

3.4.1 Lantai I 65

3.4.2 Lantai II 66

3.4.3 Lantai III 67

3.4.4 Eksterior 67

BAB IV. ANALISA TATA AKUSTIK RUANG KELAS MUSIK PURWACARAKA MUSIK STUDIO

4.1 Analisa Tata Akustik Ruang Kelas Musik 69

4.1.1 Ruang Kelas Vokal I 71

4.1.2 Ruang Kelas Drum 73

4.1.3 Ruang Kelas Band 75

4.1.4 Ruang Kelas Vokal II 77

4.1.5 Ruang Kelas Gitar Akustik 79

4.1.6 Ruang Kelas Piano I 81

4.1.7 Ruang Kelas Vokal III 83

4.1.8 Ruang Kelas Keyboard/Organ/Biola 85

4.1.9 Ruang Kelas Gitar Elektrik 87

4.1.10 Ruang Kelas Bass 89

4.1.11 Ruang Kelas Piano II 90

4.2 Analisa Bising Interior 92

4.2.1 Ruang Kelas Vokal I 94

4.2.2 Ruang Kelas Drum 95


(6)

4.2.4 Ruang Kelas Vokal II 97

4.2.5 Ruang Kelas Gitar Akustik 98

4.2.6 Ruang Kelas Piano I 99

4.2.7 Ruang Kelas Vokal III 100

4.2.8 Ruang Kelas Keyboard/Organ/Biola 101

4.2.9 Ruang Kelas Gitar Elektrik 103

4.2.10 Ruang Kelas Bass 104

4.2.11 Ruang Kelas Piano II 106

4.3 Analisa Bising Eksterior 107

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan 109

5.2 Saran 113

DAFTAR PUSTAKA 119

LAMPIRAN 120


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1.1 Diagram Kerangka Pemikiran 11

Gambar 2.1.1 Jangkauan Frekuensi Sumber-sumber Bunyi 14

Gambar 2.1.2 Kelakuan Bunyi Dalam Ruang Tertutup 16

Gambar 2.1.3 Pemantulan Bunyi Dari Permukaan Bentuk Berbeda 16

Gambar 2.4.1 Pintu Ganda Dengan Rangka Baja dan Penyerapan 27

Gambar 2.4.2 Pintu yang Diselang-seling 27

Gambar 2.4.3 Gambar Perbaikan Insulasi Lantai Beton 29

Gambar 2.5.1 Unit Akustik Siap Pakai Berlubang dan Bercelah 31

Gambar 2.5.2 Panel Penyerap 32

Gambar 2.5.3 Penerapan Panel Penyerap Pada Plafon dan Dinding 32

Gambar 2.5.4 Bahan Akustik Karpet 34

Gambar 3.1.1 Purwacaraka Konser Balai Sarbini 36

Gambar 3.1.2 Eksterior Purwacaraka Musik Studio Sriwijaya 36

Gambar 3.2.1 Denah Lantai I 37

Gambar 3.2.2 Denah Lantai I 38

Gambar 3.2.3 Denah Lantai III 39

Gambar 3.3.1 Ruang Kelas Vokal I 39

Gambar 3.2.2 Layout Ruang Kelas Vokal I 40

Gambar 3.3.3 Ruang Kelas Vokal I dan Area Sekitarnya 41

Gambar 3.3.4 Ruang Kelas Drum 42

Gambar 3.2.5 Layout Ruang Kelas Drum 42

Gambar 3.3.6 Ruang Kelas Drum dan Area Sekitarnya 44

Gambar 3.3.7 Ruang Kelas Band 44

Gambar 3.2.8 Layout Ruang Kelas Band 45

Gambar 3.3.9 Ruang Kelas Band dan Area Sekitarnya 47

Gambar 3.3.10 Ruang Kelas Vokal II 47


(8)

Gambar 3.3.12 Ruang Kelas Vokal II dan Area Sekitarnya 49

Gambar 3.3.13 Ruang Kelas Gitar Akustik 50

Gambar 3.2.14 Layout Ruang Kelas Gitar Akustik 50

Gambar 3.3.15 Ruang Kelas Gitar Akustik dan Area Sekitarnya 51

Gambar 3.3.16 Ruang Kelas Piano I 52

Gambar 3.2.17 Layout Ruang Kelas Piano I 52

Gambar 3.3.18 Ruang Kelas Piano I dan Area Sekitarnya 53

Gambar 3.3.19 Ruang Kelas Vokal III 54

Gambar 3.2.20 Layout Ruang Kelas Vokal III 54

Gambar 3.3.21 Ruang Kelas Vokal III dan Area Sekitarnya 56

Gambar 3.3.22 Ruang Kelas Keyboard/Organ/Biola 56

Gambar 3.2.23 Layout Ruang Kelas Keyboard/Organ/Biola 57

Gambar 3.3.24 Ruang Kelas Keyboard/Organ/Biola dan Area Sekitarnya 58

Gambar 3.3.25 Ruang Kelas Gitar Elektrik 59

Gambar 3.2.26 Layout Ruang Kelas Gitar Elektrik 59

Gambar 3.3.27 Ruang Kelas Gitar Elektrik dan Area Sekitarnya 60

Gambar 3.3.28 Ruang Kelas Bass 61

Gambar 3.2.29 Layout Ruang Kelas Bass 62

Gambar 3.3.30 Ruang Kelas Bass dan Area Sekitarnya 63

Gambar 3.3.31 Ruang Kelas Piano II 63

Gambar 3.2.32 Layout Ruang Kelas Piano I I 64

Gambar 3.3.33 Ruang Kelas Piano II dan Area Sekitarnya 65

Gambar 3.4.1 Tekanan Bunyi Lantai I 66

Gambar 3.4.2 Tekanan Bunyi Lantai II 66

Gambar 3.4.3 Tekanan Bunyi Lantai III 67

Gambar 3.4.4 Tekanan Bunyi Eksterior 68

Gambar 4.1.1 Ruang Kelas Vokal I dan Penyerapannya 71

Gambar 4.1.2 Ruang Kelas Drum dan Penyerapannya 73

Gambar 4.1.3 Ruang Kelas Band dan Penyerapannya 75

Gambar 4.1.4 Ruang Kelas Vokal II dan Penyerapannya 77


(9)

Gambar 4.1.6 Ruang Kelas Piano I dan Penyerapannya 81

Gambar 4.1.7 Ruang Kelas Vokal III dan Penyerapannya 83

Gambar 4.1.8 Ruang Kelas Keyboard/Organ/Biola dan Penyerapannya 85

Gambar 4.1.9 Ruang Kelas Gitar Elektrik dan Penyerapannya 87

Gambar 4.1.10 Ruang Kelas Bass dan Penyerapannya 89

Gambar 4.1.11 Ruang Kelas Piano II dan Penyerapannya 90

Gambar 4.2.1 Aplikasi Material Penyerap dan Pemantul Bunyi 93

Gambar 4.2.2 Bising yang Menembus Ruang Kelas Vokal I 94

Gambar 4.2.3 Bising yang Menembus Ruang Kelas Drum 95

Gambar 4.2.4 Bising yang Menembus Ruang Kelas Band 96

Gambar 4.2.5 Bising yang Menembus Ruang Kelas Vokal II 97

Gambar 4.2.6 Bising yang Menembus Ruang Kelas Gitar Akustik 98

Gambar 4.2.7 Bising yang Menembus Ruang Kelas Piano I 99

Gambar 4.2.8 Bising yang Menembus Ruang Kelas Vokal III 100

Gambar 4.2.9 Bising yang Menembus R.Kelas Keyboard/Organ/Biola 101

Gambar 4.2.10 Bising yang Menembus Ruang Kelas Gitar Elektrik 103

Gambar 4.2.11 Bising yang Menembus Ruang Kelas Bass 104

Gambar 4.2.12 Bising yang Menembus Ruang Kelas Piano II 106

Gambar 4.3.1 Bising Eksterior 107


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.1 Pengaruh Kekerasan Bunyi Pada Manusia 15

Tabel 2.1.2 Waktu Dengung Musik Klasik dan Pop 22

Tabel 2.3.1 Frekuensi Alat Musik 25

Tabel 2.4.1 Kemampuan Redam Partisi atau Dinding 26

Tabel 2.4.2 Kemampuan Redaman Material Ringan Tipis Transparan 28

Tabel 2.5.1 Jenis Peredam dan Kegunaannya 30

Tabel 3.3.1 Konstruksi dan Material Interior Ruang Kelas Vokal I 41

Tabel 3.3.2 Konstruksi dan Material Interior Ruang Kelas Drum 43

Tabel 3.3.3 Konstruksi dan Material Interior Ruang Kelas Band 46

Tabel 3.3.4 Konstruksi dan Material Interior Ruang Kelas Vokal II 49

Tabel 3.3.5 Konstruksi dan Material Interior R.Kelas Gitar Akustik 51

Tabel 3.3.6 Konstruksi dan Material Interior Ruang Kelas Piano I 53

Tabel 3.3.7 Konstruksi dan Material Interior Ruang Kelas Vokal III 55

Tabel 3.3.8 Konstruksi dan Material Interior R.Kelas Keyboard 58

Tabel 3.3.9 Konstruksi dan Material Interior R.Kelas Gitar Elektrik 60

Tabel 3.3.10 Konstruksi dan Material Interior Ruang Kelas Bass 62

Tabel 3.3.11 Konstruksi dan Material Interior Ruang Kelas Piano II 64

Tabel 4.1.1 Perhitungan RT Ruang Kelas Vokal I 71

Tabel 4.1.2 Saran Material Ruang Kelas Vokal I 72

Tabel 4.1.3 Perhitungan Ulang RT Ruang Kelas Vokal I 73

Tabel 4.1.4 Perhitungan RT Ruang Kelas Drum 73

Tabel 4.1.5 Saran Material Ruang Kelas Drum 74

Tabel 4.1.6 Perhitungan Ulang RT Ruang Kelas Drum 75

Tabel 4.1.7 Perhitungan RT Ruang Kelas Band 75

Tabel 4.1.8 Saran Material Ruang Kelas Band 76

Tabel 4.1.9 Perhitungan Ulang RT Ruang Kelas Band 77


(11)

Tabel 4.1.11 Saran Material Ruang Kelas Vokal II 78

Tabel 4.1.12 Perhitungan Ulang RT Ruang Kelas Vokal II 79

Tabel 4.1.13 Perhitungan RT Ruang Kelas Gitar Akustik 80

Tabel 4.1.14 Saran Material Ruang Kelas Gitar Akustik 80

Tabel 4.1.15 Perhitungan Ulang RT Ruang Kelas Gitar Akustik 81

Tabel 4.1.16 Perhitungan RT Ruang Kelas Piano I 81

Tabel 4.1.17 Saran Material Ruang Kelas Piano I 82

Tabel 4.1.18 Perhitungan Ulang RT Ruang Kelas Piano I 82

Tabel 4.1.19 Perhitungan RT Ruang Kelas Vokal III 83

Tabel 4.1.20 Saran Material Ruang Kelas Vokal III 84

Tabel 4.1.21 Perhitungan Ulang RT Ruang Kelas Vokal III 84

Tabel 4.1.22 Perhitungan RT Ruang Kelas Keyboard/Organ/Biola 85

Tabel 4.1.23 Saran Material Ruang Kelas Keyboard/Organ/Biola 86

Tabel 4.1.24 Perhitungan Ulang RT R.Kelas Keyboard/Organ/Biola 86

Tabel 4.1.25 Perhitungan RT Ruang Kelas Gitar Elektrik 87

Tabel 4.1.26 Saran Material Ruang Kelas Gitar Elektrik 88

Tabel 4.1.27 Perhitungan Ulang RT Ruang Kelas Gitar Elektrik 88

Tabel 4.1.28 Perhitungan RT Ruang Kelas Bass 89

Tabel 4.1.29 Saran Material Ruang Kelas Bass 90

Tabel 4.1.30 Perhitungan Ulang RT Ruang Kelas Bass 90

Tabel 4.1.31 Perhitungan RT Ruang Kelas Piano I I 91

Tabel 4.1.32 Saran Material Ruang Kelas Piano II 91

Tabel 4.1.33 Perhitungan Ulang RT Ruang Kelas Piano II 92

Tabel 4.2.1 Eksisting Bising Pada Ruang Kelas Vokal I 94

Tabel 4.2.2 Eksisting Bising Pada Ruang Kelas Drum 95

Tabel 4.2.3 Eksisting Bising Pada Ruang Kelas Band 96

Tabel 4.2.4 Eksisting Bising Pada Ruang Kelas Vokal II 97

Tabel 4.2.5 Eksisting Bising Pada R.Kelas Gitar Akustik 98

Tabel 4.2.6 Eksisting Bising Pada Ruang Kelas Piano I 99

Tabel 4.2.7 Eksisting Bising Pada Ruang Kelas Vokal III 100


(12)

Tabel 4.2.9 Eksisting Bising Pada R.Kelas Gitar Elektrik 103

Tabel 4.2.10 Eksisting Bising Pada Ruang Kelas Bass 105

Tabel 4.2.11 Eksisting Bising Pada Ruang Kelas Piano II 106

Tabel 4.2.1 Eksisting Bising Eksterior 108

Tabel 5.1.1 Waktu Dengung R.Kelas Musik Purwacaraka 110

Tabel 5.1.2 Volume dan Penyerapan R.Kelas Musik Purwacaraka 110

Tabel 5.1.3 Kebisingan R.Kelas Musik Purwacaraka Musik Studio 111

Tabel 5.2.1 Saran Material R.Kelas Musik Purwacaraka Musik Studio 117

Tabel 5.2.2 Saran TL dan Material R.Kelas Musik Purwacaraka 117


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penggunaan Ruang Kelas Purwacaraka Musik Studio 120

Lampiran 2 Bagan Metoda Penelitian & Tabel Langkah Penelitian 121

Lampiran 3 Tabel Koefisien Serap Material & Kehilangan Transmisi 122

Lampiran 4 Perhitungan Waktu Dengung & Bising Ruang Kelas Musik 123 Lampiran 5 Perhitungan Ulang Material Ruang Kelas Musik Disarankan 124


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perancangan interior suatu ruang berfungsi untuk memberikan kenyamanan bagi penghuninya, baik secara fisik maupun non-fisik. Salah satu kenyamanan tersebut adalah kenyamanan akustik. Akustik erat kaitannya dengan pendengaran dan ruang sebagai media rambat bunyi

yang didengar. 1Bentuk dan volume ruang, kapasitas dan jumlah orang,

serta lapisan akustik pada permukaan berperan pada karakteristik akustik ruang tertentu. Selain itu, perbedaan aktifitas dalam setiap ruang juga mempengaruhi karakteristik dan kualitas bunyi yang disajikan dalam ruang.

Doelle dalam bukunya yang berjudul Environmental Acoustic menyatakan bahwa akustik ruang mempengaruhi kualitas musik. Ruang kelas musik pada sekolah musik merupakan salah satu ruang yang memerlukan penataan akustik yang baik. Ruang kelas musik dengan alat musik (sumber


(15)

bunyi) yang berbeda akan menghasilkan 2kualitas dan karakteristik bunyi masing-masing, sehingga penataan akustik setiap ruang kelas musik tersebut tidak dapat disamakan. Selain itu, letak ruang kelas musik yang berdekatan dapat menjadi sumber bising yang saling mengganggu pada waktu ruang-ruang tersebut digunakan bersamaan. Oleh karena itu, penataan akustik ruang perlu memperhatikan kualitas bunyi yang terdengar di dalam maupun di luar ruangan.

Sekolah Musik Purwacaraka merupakan salah satu sekolah musik ternama di Indonesia dengan 76 cabang sekolah musik yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia. Kota Bandung (kota asal pendiri Sekolah Musik Purwacaraka) memiliki 4 cabang sekolah dengan nama Purwacaraka Musik Studio. Masing-masing cabang terletak di Jalan Sriwijaya, Bungur, Karapitan, dan Mangga. Purwacaraka Musik Studio Sriwijaya merupakan pusat dari keempat cabang tersebut. Sekolah musik ini memiliki jumlah dan jenis ruang kelas musik paling banyak dibandingkan cabang lainnya.

Purwacaraka Musik Studio telah memiliki standar akustik ruang yang diterapkan pada seluruh ruang kelas musik. Setiap ruang kelas musik dibagi berdasarkan jenis alat musik yang berbeda, namun hampir seluruh ruang kelas memiliki tata akustik ruang yang sama. Hal ini akan memperngaruhi kualitas bunyi dalam ruang. Di samping itu, potensi bising yang saling mengganggu antar ruang kelas musik cukup besar karena letak ruang tersebut berdekatan (bersebelahan). Berdasarkan kondisi eksisting tersebut, maka tata akustik ruang kelas musik di Purwacaraka Musik Studio Sriwijaya masih perlu dioptimalkan untuk meningkatkan kenyamanan akustik ruang serta meminimalkan potensi bising.

2


(16)

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Sekolah musik dengan jumlah ruang kelas musik yang banyak dan jenis ruang kelas musik yang beragam, memiliki permasalahan akustik sebagai berikut. Perbedaan ruang kelas musik berdasarkan jenis alat musik (sumber bunyi) mempengaruhi kualitas dan karakteristik bunyi dalam ruang, sehingga tata akustik masing-masing ruang kelas musik tidak dapat disamakan seluruhnya. Selain itu, tata akustik ruang juga perlu memperhatikan permasalahan bising Ruang kelas musik yang terletak berdekatan memiliki potensi bising yang besar antar ruang kelas musik pada waktu ruang tersebut digunakan bersamaan.

1.3 RUMUSAN MASALAH

Untuk mengetahui tata akustik ruang yang ideal bagi setiap ruang kelas musik di sekolah musik, maka terdapat beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1) Apakah tata akustik setiap ruang kelas musik di Purwacaraka Musik

Studio telah ideal berdasarkan:

a. Waktu dengung (Reverberation Time) dari karakteristik jenis

alat musiknya?

b. Kebisingan yang diijinkan/ ditoleransi (Masking Noise)

sehingga tidak mengganggu kenyamanan murid yang sedang berlatih musik?

2) Bagaimana material interior yang sesuai untuk setiap ruang kelas

musik di sekolah musik berkaitan dengan:

a. Waktu dengung (Reverberation Time) dari karakteristik jenis

alat musiknya?

b. Kebisingan yang diijinkan/ ditoleransi (Masking Noise)

sehingga tidak mengganggu kenyamanan murid yang sedang berlatih musik?


(17)

c. Kombinasi material yang memenuhi persyaratan waktu dengung dan kebisingan yang diijinkan/ ditoleransi?

3) Bagaimana pesyaratan ruang kelas musik yang cocok untuk setiap

jenis alat musiknya berdasarkan volume ruangan dan material?

1.4 TUJUAN & MANFAAT PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Memperoleh acuan dalam mendesain (volume dan material) ruang

kelas musik di sekolah musik yang sesuai berdasarkan jenis alat musiknya.

2) Memperoleh acuan dalam meminimalkan tingkat kebisingan antar

ruang kelas musik di sekolah musik.

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1) Memberikan saran berupa acuan desain (volume dan material) ruang

kelas musik di sekolah musik berdasarkan jenis alat musik yang berbeda yang berlaku umum.

2) Memberikan saran (volume dan material) untuk memperbaiki ruang

kelas musik di Purwacaraka Musik Studio Sriwijaya berdasarkan jenis alat musik yang berbeda.

3) Memberikan saran berupa acuan untuk memilih material ruang dalam

meminimalkan tingkat kebisingan antar ruang kelas musik dan memberikan contoh material yang dapat diterapkan di Purwacaraka Musik Studio


(18)

1.5 METODA PENELITIAN

Metoda penelitian3 dibagi dalam beberapa tahapan : (1) mendapatkan data

mengenai sekolah musik dan mengamati permasalahan yang terjadi, (2) melakukan perhitungan mengenai waktu dengung dan tingkat kebisingan berdasarkan kondisi eksisting baik di dalam maupun di luar ruang kelas musik pada waktu musik dimainkan maupun pada waktu musik tidak dimainkan, (3) menganalisa hasil perhitungan waktu dengung dan tingkat bising untuk mengetahui kenyamanan akustik setiap ruang kelas musik berdasarkan jenis alat musik yang dimainkan di setiap kelasnya, (4) melakukan perhitungan volume ruang untuk mendapatkan waktu dengung yang ideal berdasarkan perubahan volume ruangan tanpa merubah material pelingkup ruang yang ada, (5) melakukan perhitungan berdasarkan pemantulan material pelingkup ruang tanpa merubah volume ruang untuk mendapatkan acuan material yang cocok di setiap ruang kelas musik dengan alat musik yang berbeda. (6) melakukan perhitungan terhadap penyerapan total material untuk meminimalkan tingkat kebisingan hingga memenuhi jangkauan bising yang diperbolehkan, (7) mengajukan jenis material yang dapat dipergunakan untuk ruang kelas musik, baik menambah atau mengganti material sesuai dengan perhitungan waktu dengung yang dibutuhkan. (8) melakukan perhitungan ulang terhadap kombinasi material yang diajukan sehingga mendapatkan kombinasi material yang tepat memenuhi persyaratan waktu dengung dan penyerapan bising yang diijinkan untuk setiap ruang kelas musik dengan alat musik yang berbeda.

1.5.1 PENGUMPULAN DATA

Untuk mengetahui waktu dengung(RT) setiap ruang kelas musik

dibutuhkan data:

 Volume ruang


(19)

 Frekuensi bunyi masing-masing alat musik / sumber bunyi

 Data material ruang dan besar koefisien serapnya

Untuk mengetahui tingkat tekanan bunyi setiap ruang kelas musik dibutuhkan data:

 Tekanan bunyi (dalam dB) setiap sumber bunyi yang

diukur dengan menggunakan alat ukur desibel meter. Pengukuran dilakukan dengan cara membunyikan sumber bunyi dalam ruang yang akan dihitung tekanannya dan sumber bunyi lain di sekitarnya diam.

Untuk mengetahui tingkat bunyi di suatu ruang oleh sumber bunyi lain (bising yang tembus) antar ruang kelas musik dibutuhkan data:

 Gambar bangunan (denah, tampak, potongan)

 Arah hadap bangunan

 Tingkat bunyi sumber

 Penyerapan total material ruang penerima bunyi

 Kehilangan transmisi (TL) dinding kedua ruang

bersangkutan

 Luas pembatas ruang

Pengukuran bising yang tembus dilakukan dengan menggunakan rumus NR (Noise Reduction), sedangkan rumus TL digunakan untuk menghitung pengurangan bunyi oleh dinding / partisi yang membatasi.

1.5.2 PEMILIHAN OBJEK

Pada pemilihan objek studi diberikan batasan-batasan untuk mempertajam ruang lingkup penelitian, berikut batasan tersebut:

 Sekolah musik di Indonesia sangat banyak. Salah satu


(20)

Sekolah Musik ini tersebar di kota-kota besar di Indonesia, Bandung salah satunya. Kota Bandung merupakan kota asal pendiri Sekolah Musik Purwacaraka.

 Sekolah musik dengan sistem belajar privat pada umumnya

memiliki ruang kelas musik yang lebih spesifik. Ruang kelas musik dibagi berdasarkan kriteria tertentu. Untuk sistem belajar privat, pembagian ruang kelas musik dilakukan berdasarkan jenis alat musik. Purwacaraka Musik Studio Sriwijaya (pusat Sekolah Musik Purwacaraka Bandung) memiliki jumlah dan jenis ruang paling lengkap dibandingkan cabang lainnya. Pembagian ruang kelas berdasarkan jenis alat musik yang tersedia.

 Bangunan sekolah yang terletak dekat jalan raya memiliki

potensi bising eksterior lebih tinggi sehingga upaya pengendalian bising lebih optimal.

Dari kriteria tersebut maka peneliti mendata Sekolah Musik Purwacaraka yang ada di Bandung. Kemudian dipilih Purwacaraka Musik Studio Sriwijaya karena dapat mewakili permasalahan akustik yang seringkali terjadi pada sekolah musik, khususnya sekolah musik privat. Dengan dipilihnya objek studi ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk sekolah musik lain yang akan mendesain ruang kelas musik berdasarkan jenis alat musik, atau dapat digunakan untuk peneliti berikutnya dalam meneliti ruang kelas musik di sekolah musik lain yang memiliki permasalahan serupa.

Penelitian dilakukan pada setiap ruang kelas musik di Purwacaraka Musik Studio Sriwijaya yang terletak di lantai satu, dua, dan tiga. Ruang kelas tersebut terdiri dari ruang kelas vokal, drum, band, piano, gitar akustik, keyboard/organ/biola, gitar elektrik, dan ruang


(21)

kelas bass. Parameter akustik yang digunakan dalam tata akustik ruang untuk menilai tingkat kenyamanan ruang adalah waktu dengung. Tata akustik ruang yang diteliti meliputi volume dan material ruang.

Perhitungan tingkat bising dilakukan berdasarkan sumber bising interior dan eksterior. Bising interior berasal dari setiap ruang kelas musik pada lantai yang sama (letak ruang bersebelahan) maupun pada lantai yang berbeda (letak ruang di atas ruang lainnya). Bising eksterior berasal dari aktifitas penduduk dan kendaraan bermotor di Jalan Sriwijaya.

1.5.3 ANALISA DATA

Analisia data dilakukan dengan 2 perhitungan berikut ini:

A. REVERBERATION TIME (RT)

Dengan menggunakan rumus ini akan diketahui seberapa panjang waktu dengung yang terjadi dalam ruang kelas musik. Setiap mengajukan volume dan penyerapan material total ruang untuk memenuhi waktu dengung ideal, dilakukan perhitungan ulang dengan menggunakan rumus ini.

B. PENGURANGAN KEBISINGAN, NOISE REDUCTION

(NR) ANTAR RUANG

Dengan menggunakan rumus ini maka akan diketahui tingkat bunyi di suatu ruang oleh sumber bunyi lain. Tingkat bising di luar jangkauan yang diperbolehkan perlu diminimalkan dengan cara menambah material penyerap pada ruang atau dengan memperbesar nilai TL dinding/partisi.


(22)

1.5.4 TAHAPAN PENELITIAN

Penelitian dibagi dalam beberapa tahapan berikut ini:

Tahap 1. Dilakukan perhitungan RT berdasarkan kondisi eksisting, kemudian dilakukan perubahan waktu dengung untuk memenuhi jangkauan ideal dengan mengubah besar volume ruang atau penyerapan total ruang. Kemudian dilakukan perhitungan koefisien serap untuk masing-masing elemen interior berdasarkan penyerapan total yang diajukan.

Tahap 2. Pada tahap ini diajukan contoh perubahan material dengan cara memilih material yang memiliki koefisien serap sesuai hasil perhitungan tahap 1.

Pada akhir penelitian tahap ini akan didapatkan acuan koefisien serap yang diperlukan untuk setiap ruang kelas musik dalam memperoleh waktu dengung dan tingkat bising ideal.

Tahap 3. Dilakukan perhitungan NR antar ruang kelas musik, kemudian dilakukan perubahan tingkat bising hingga berada pada jangkauan yang diperbolehkan dengan memperbesar nilai TL dinding/partisi. Kemudian dilakukan pemilihan material yang memenuhi nilai TL tersebut.

Tahap 4. Dilakukan perhitungan ulang terhadap kombinasi

material yang diajukan sehingga mendapatkan

kombinasi tepat baik untuk waktu dengung maupun penyerapan bising yang diijinkan untuk setiap ruang kelas musik dengan alat musik yang berbeda.


(23)

1.5.5 PENARIKAN SIMPULAN

Setelah dilakukan perhitungan RT dan NR berdasarkan kondisi eksisting maka dapat dinyatakan tata akustik ruang kelas musik di Purwacaraka Musik Studio Sriwijaya telah ideal atau masih perlu dioptimalkan. Apabila tata akustik belum optimal, maka hasil perhitungan volume dan material yang diajukan dapat menjadi acuan desain atau renovasi ruang kelas musik di Purwacaraka maupun di sekolah musik lainnya yang memiliki permasalahan serupa.


(24)

1.6 KERANGKA PEMIKIRAN

1.6.1 Kerangka Penelitian Sumber:dokumentasi pribadi

Topik

Kajian Tata Akustik Ruang Kelas Musik Di Sekolah Musik

Permasalahan

Perbedaan persyaratan akustik setiap ruang kelas berdasarkan jenis sumber bunyinya

Adanya permasalahan bising antar ruang kelas (interior) dan bising luar (eksterior)

Simpulan

Diperoleh acuan dalam mendesain sekolah musik dengan ruang kelas musik beragam sesuai jenis alat musiknya, atau acuan merenovasi ruang kelas musik di

Purwacaraka Musik Studio

Elemen Interior Dinding Lantai Plafon Ruang Kelas

Vokal Drum Band Piano Gitar akustik

Bass Gitar Elektrik Keyboard/organ/biola Literatur

Bunyi, Akustik Ruang, RT, NR, Bentuk dan Material Ruang Kelas Musik

Objek Studi Purwacaraka Musik Studio,

Sriwijaya 44, Bandung

Saran

Besaran volume ruang dan koefisien serap material di setiap ruang kelas musik di sekolah musik, serta contoh material yang dapat digunakan

Analisis data kuantitatif

Melakukan analisa berdasarkan data yang diperoleh dari literatur dengan kondisi eksisting, berupa perhitungan (kuantitatif) RT dan NR

Parameter Waktu Dengung


(25)

1.7 SITEMATIKA PENULISAN

Bab I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metoda penelitian, analisa data, tahapan penelitian, kerangka penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi literatur tentang bunyi, akustik ruang, serta bentuk dan material ruang kelas musik.

Bab III DESKRIPSI OBJEK STUDI

Berisi kondisi eksisting yang terdiri dari deskripsi Purwacaraka Musik Studio, tata letak ruang kelas musik, dan permasalahan bising yang terjadi.

Bab IV DATA ANALISA

Berisi analisa tata akustik ruang kelas musik berdasarkan waktu dengung dan penyerapan bising, serta pemilihan material.

Bab V SIMPULAN DAN SARAN

Berisi simpulan dari seluruh hasil analisa dan sebagai jawaban dari rumusan masalah, serta saran yang ditujukan secara umum kepada sekolah musik/pembaca dan secara khusus kepada Purwacaraka Musik Studio.


(26)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

A. Waktu Dengung (Reverberation Time)

Berdasarkan waktu dengung (Reverberation Time), tata akustik ruang kelas musik di Purwacaraka Musik Studio Sriwijaya belum ideal. Seluruh ruang kelas musik memiliki waktu dengung di bawah jangkauan yang disarankan (standar/ideal). Berikut ini adalah data hasil perhitungan waktu dengung setiap ruang kelas musik di Purwacaraka.


(27)

Ruang Kelas Waktu Dengung (s) Kriteria Eksisting Standar

Vokal I 0.52 1.5 – 2.0 Eksisting < dari

standar : TIDAK MEMENUHI

Vokal II 0.13

Vokal III 0.46

Drum 0.10

Keyboard/Biola/Organ 0.43

Gitar Elektrik 0.41

Bass 0.39

Band 0.30 1.5 – 2.0

Gitar Akustik 0.42 1.7 – 2.3

Pinao I 0.40

Piano II 0.41

Tabel 5.1.1 Waktu Dengung Ruang Kelas Musik Purwacaraka Musik Studio Sumber: dokumentasi pribadi

Terdapat dua metoda untuk meningkatkan waktu dengung hingga memenuhi jangkauan ideal. Metoda pertama adalah dengan memperbesar volume ruang, sedangkan metoda kedua adalah dengan memperkecil penyerapan total dalam ruang. Kedua metoda tersebut dilakukan melalui perhitungan dengan menggunakan rumus RT.

Ruang Kelas Volume (m3) Penyerapan Total (m2 Sabin) Standar

RT (s) Eksisting Saran Eksisting Saran

Vokal I 31.42 91 – 121 9.69 2.51 – 3.35 1.5 – 2.0 Vokal II 33.75 376 – 502 40.14 2.70 – 3.60

Vokal III 38.3 126 – 168 13.45 3.06 – 4.09 Drum 24.6 355 – 474 37.91 1.97 – 2.62 Keyboard/Biola/

Organ

24.7 86 – 114 9.13 1.98 – 2.63 Gitar Elektrik 19.4 72 – 96 7.64 1.55 – 2.07 Bass 13.6 52 – 69 5.52 1.09 – 1.45

Band 131 443 – 532 70.94 17.47 – 20.96 1.5 – 2.0 Gitar Akustik 17.1 69 – 94 6.53 1.19 – 1.61 1.7 – 2.3 Pinao I 13.92 58 – 79 5.5 0.97 – 1.31

Piano II 14.9 62 – 84 5.83 1.04 – 1.40

Tabel 5.1.2 Volume dan Penyerapan Ruang Kelas Musik Purwacaraka Musik Studio


(28)

B. Kebisingan (Masking Noise)

Berdasarkan tingkat kebisingan (Masking Noise), sebagian ruang kelas musik Purwacaraka Musik Studio Sriwijaya telah memiliki material interior yang tepat sehingga dapat memenuhi jangkauan tingkat bising yang ideal. Namun sebagian ruang kelas masih memerlukan optimasi desain berkaitan dengan material interior yang digunakan. Berikut ini adalah data hasil analisa terhadap tingkat kebisingan di Purwacaraka Musik Studio.

Ruang Kelas/ Sumber

Bunyi

Bising yang Tembus (dB) Ruang Kelas/ Penerima

Bunyi

Kriteria Eksisting Standar

40 – 45 dB < 48 dB

Eksterior Drum

49.94 44.98

> 47 dB < 45 dB

Vokal I Tidak

memenuhi

Vokal II 44.39 < 45 dB Drum Memenuhi

- - - Band -

Drum 44.36 < 45 dB Vokal II Memenuhi

Piano I 44.95 < 45 dB Gitar Akustik Memenuhi

Gitar Akustik 35.03 < 45 dB Piano I Memenuhi

Keyboard/Org an/Biola

52.76 > 47 dB Vokal III Tidak

memenuhi

Gitar Elektrik 48.79 > 47 dB Keyboard/Org

an/Biola

Tidak memenuhi Keyboard/Org

an/Biola

52.87 > 47 dB Gitar Elektrik Tidak

memenuhi

Gitar Elektrik 49.07 > 47 dB Bass Tidak

memenuhi

Bass 44.06 < 45 dB Piano II Memenuhi

Tabel 5.1.3 Kebisingan Ruang Kelas Musik Purwacaraka Musik Studio Sumber: dokumentasi pribadi

Untuk memenuhi tingkat bising yang ideal, maka material dinding pembatas perlu disesuaikan kembali. Makin besar TL dinding, maka tingkat bising yang tembus semakin kecil.


(29)

C. Material Interior

Material pemantul bunyi akan memperpanjang waktu dengung, sebaliknya material penyerap bunyi akan mempersingkat waktu dengung. Berkaitan dengan waktu dengung dan kebisingan, maka penambahan material pemantul bunyi sebaiknya dilakukan di depan material penyerap bunyi. Dengan demikian, bunyi akan mengenai permukaan pantul dalam jumlah yang lebih banyak (memperpanjang waktu dengung) tanpa mengurangi transmisi dinding / partisi (meminimalkan kebisingan).

Gambar 5.1.1 Aplikasi Material Penyerap dan Pemantul Bunyi Sumber: dokumentasi pribadi

Permasalahan bising dapat diatasi dengan menambahkan jumlah penyerap bunyi di belakang material pemantul bunyi. Penambahan material penyerap bunyi dapat dilakukan dengan meningkatkan nilai TL dinding / partisi, yakni dengan mengganti atau

menambahkan material penyerap bunyi. Material penyerap bunyi1

tersebut antara lain: glasswool, rockwool, plywood, papan gipsum, kayu, logam, dan batu bata. Kombinasi material seperti ini

memerlukan perhitungan2 yang tepat agar waktu dengung dan

tingkat bising memenuhi standar ideal.

1 Daftar material terdapat pada lampiran 4


(30)

5.2 Saran

Waktu dengung ruang kelas musik Purwacaraka Musik Studio Sriwijaya dapat ditingkatkan dengan cara mengubah volume ruang atau penyerapan ruang (tabel 5.1.2). Penyerapan total ruang yang mendukung waktu dengung ideal dapat diperoleh melalui material dengan koefisen dan jenis yang tercantum pada tabel di bawah ini.

Petunjuk pembacaan tabel:

 Tulisan dengan warna biru menunjukkan kondisi eksisting dalam

ruang.

 Warna yang sama pada kolom koefisien serap dan jenis material

memiliki korelasi yang bertujuan untuk mempermudah pembacaan informasi. Contoh: dinding ruang kelas vokal I memerlukan material pemantul dengan koefisien serap 0.02.

 Pemakaian material dengan kolom berwarna biru menunjukkan

saran jumlah pemakaian material pada bidang masing-masing. Contoh: dinding ruang kelas vokal I memerlukan material pemantul koefisien serap 0.02 dengan jumlah pemakaian 100% dari bidang dinding. Untuk kombinasi material seperti pada lantai ruang kelas vokal I, cara pembacaan berurutan dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan. Contoh: lantai ruang kelas vokal I dapat menggunakan material pemantul (koefisein serap 0.17) dengan jumlah pemakaian 100% atau dapat juga menggunakan material

pemantul (0.07) dengan jumlah pemakaian 82.7% dan

dikombinasikan dengan material penyerap (0.65) dengan jumlah pemakaian 18.3%.

 Pembacaan material juga berurutan dari atas ke bawah dan kiri ke

kanan. Contoh: Lantai ruang vokal I dapat menggunakan material parket kayu dengan jumlah 82.7% bidang lantai dan dikombinasikan dengan material karpet (eksisting) 18.3% bidang dinding.


(31)

 Material yang digunakan dapat diubah dengan material lain yang tercantum pada lampiran 4 atau material dari sumber lain dengan koefisien serap sesuai dengan kebutuhan masing-masing elemen interior dalam ruang.

RUANG KELAS VOKAL I Elemen

Interior

Koefisien serap

Material

Bahan Jenis Pemakaian

Dinding 0.02 Marmer / baja Pemantul 100%

Pintu 0.02 Keping diglasir / baja 100%

Jendela 0.02 Kaca berat (lebar) 100%

Lantai 0.17

0.07 + 0.65

Logam (metal) atau Parket kayu +

karpet

Pemantul Pemantul + Penyerap

100% 82.7% +

18.3%

Plafon 0.02 Beton Pemantul 100%

RUANG KELAS DRUM Elemen

Interior

Koefisien serap

Material

Bahan Jenis Pemakaian

Dinding 0.05 Kayu 1” dengan rongga udara

di belakangnya

Pemantul 100%

Pintu 0.02 Keping diglasir 100%

Kusen 0.05 Kayu 1” dengan rongga udara 100%

Lantai 0.02

0.02 + 0.65

Marmer atau

Marmer / keping diglasir +

karpet Pemantul + Penyerap 100% 97% + 3%

Plafon 0.02 Beton Pemantul 100%

RUANG KELAS BAND Elemen

Interior

Koefisien serap

Material

Bahan Jenis Pemakaian

Dinding 0.10 +

0.30 + 0.38 + 0.17 + 0.03

Papan kayu 5 mm dengan rongga + panel kayu 2 cm

diberi jarak + rockwoll + logam (metal)+

plester dan cat dinding

Pemantul Penyerap Penyerap Pemantul Pemantul 18% 34% 3% 23% 22%


(32)

Kusen 0.63 + 0.07

Karpet berat di atas busa + parketkayu

Pemantul + Penyerap

50% + 50%

Lantai 0.07 +

0.65

Parket kayu / kayu +

karpet

Pemantul + Penyerap

98% + 2%

Plafon 0.09 Papan gipsum digantung

setebal ½”

Pemantul 100%

RUANG KELAS VOKAL II Elemen

Interior

Koefisien serap

Material

Bahan Jenis Pemakaian

Dinding 0.05 +

0.07

Kayu ¼” dengan rongga udara di belakangnya +

Kayu

Pemantul 96% +

14%

Pintu 0.02 Karet Pemantul 100%

Kusen 0.06 Kayu ¼” diberi rongga Pemantul 100%

Lantai 0.07 +

0.02

Kayu /parket kayu +

marmer / keping diglasir / baja

Pemantul 70% +

30%

Plafon 0.02 Beton / Karet Pemantul 100%

RUANG KELAS GITAR AKUSTIK Elemen

Interior

Koefisien serap

Material

Bahan Jenis Pemakaian

Dinding 0.02 Marmer / baja /keping berglasir Pemantul 100%

Pintu 0.02 Karet Pemantul 100%

Lantai 0.07 +

0.65

Parket kayu +

karpet

Pemantul + penyerap

85% + 15%

Plafon 0.02 Beton / karet Pemantul 100%

RUANG KELAS PIANO I Elemen

Interior

Koefisien serap

Material

Bahan Jenis Pemakaian

Dinding 0.02 Marmer / baja /keping berglasir Pemantul 100%

Pintu 0.02 Karet Pemantul 100%

Lantai 0.07 +

0.65

Parket kayu +

karpet

Pemantul + penyerap

90% + 10%

Plafon 0.02 Beton / karet Pemantul 100%

RUANG KELAS VOKAL III


(33)

Interior serap Bahan Jenis Pemakaian

Dinding 0.02 Marmer / baja /keping berglasir Pemantul 100%

Pintu 0.02 Karet Pemantul 100%

Jendela 0.02 Kaca berat lebar Pemantul 100%

Lantai 0.17 +

0.07

Logam (metal) + parket kayu

Pemantul 80% +

20%

Plafon 0.02 Beton / karet Pemantul 100%

RUANG KELAS KEYBOARD/ORGAN/BIOLA Elemen

Interior

Koefisien serap

Material

Bahan Jenis Pemakaian

Dinding 0.02 Marmer / baja /keping berglasir Pemantul 100%

Pintu 0.02 Karet Pemantul 100%

Jendela 0.02 Kaca berat lebar Pemantul 100%

Lantai 0.17 +

0.07

Logam (metal) + parket kayu

Pemantul 80% +

20%

Plafon 0.02 Beton / karet Pemantul 100%

RUANG KELAS GITAR ELEKTRIK Elemen

Interior

Koefisien serap

Material

Bahan Jenis Pemakaian

Dinding 0.02 Marmer / baja /keping berglasir Pemantul 100%

Pintu 0.02 Karet Pemantul 100%

Jendela 0.02 Kaca berat lebar Pemantul 100%

Lantai 0.17 +

0.07

Logam (metal) + parket kayu

Pemantul 80% +

20%

Plafon 0.02 Beton / karet Pemantul 100%

RUANG KELAS BASS Elemen

Interior

Koefisien serap

Material

Bahan Jenis Pemakaian

Dinding 0.02 Marmer / baja /keping berglasir Pemantul 100%

Pintu 0.02 Karet Pemantul 100%

Lantai 0.17 Logam (metal) Pemantul 100%

Plafon 0.02 Beton / karet Pemantul 100%

RUANG KELAS PIANO Elemen

Interior

Koefisien serap

Material


(34)

Dinding 0.02 Marmer / baja /keping berglasir Pemantul 100%

Pintu 0.02 Karet Pemantul 100%

Bukaan 0.02 Glass block Pemantul 100%

Lantai 0.07 +

0.65

Parket kayu +

karpet

Pemantul + penyerap

85% + 15%

Plafon 0.02 Beton / karet 100%

*Warna ungu menunjukkan ruang kelas yang berada di lantai I, warna kuning ruang kelas yang berada di lantai II, dan warna hijau menunjukan ruang kelas yang berada di lantai III.

Tabel 5.2.1 Saran Material Ruang Kelas Musik Purwacaraka Musik Studio Sumber: dokumentasi pribadi

Tingkat bising setiap ruang kelas yang melebihi standar ideal dapat diatasi dengan meningkatkan TL dinding/partisi pembatas. Peningkatan TL dapat dilakukan dengan menambahkan material penyerap pada dinding/partisi yang membatasi kedua ruang tersebut.

Ruang Kelas TL dinding Material

Eksisting (dB) Saran (dB)

Vokal I 50 59 Batu bata 4 ½” pada bagian luar

dinding (eksterior), bagian

tengahnya diberi rongga 2” yang

diisi serat kaca

Vokal III 42 50 Selimut isolasi rockwool 6 cm di

depan bata 10 cm atau bata biasa tebal 23 cm diplester kedua sisi 1.3 cm

Keyboard/Organ/Biola 42 50

Gitar Elektrik 42 50

Bass 42 50

Tabel 5.2.2 Saran TL dan Material Ruang Kelas Musik Purwacaraka Musik Studio

Sumber: dokumentasi pribadi

Cara lain3 yang dapat dilakukan untuk penanganan bising antar ruang yaitu

dengan mengatur zoning area (mengelompokkan area bising dan tenang), menjauhkan bukaan dan pintu dari sumber bising (pengaturan jarak), serta memberi tabir/penghalang/peredam bunyi.


(35)

Jenis Peredam Aplikasi

Peredam berpori dan berserat Ruang kelas vokal, biola, dan piano

Peredam membrane Ruang kelas drum dan bass

Peredam resonan Ruang kelas dengan peralatan elektrik: band, gitar

elektrik, dan keyboard Peredam panil berongga

(Helmholtz resonators)

Ruang kelas gitar akustik

Tabel 5.2.3 Saran Jenis Peredam Pada Ruang Kelas Musik Sumber: dokumentasi pribadi


(36)

DAFTAR PUSTAKA

 SUMBER ACUAN: BUKU

Doelle, Leslie E. 1990. Akustik Lingkungan. Jakarta: Erlangga

Leslie L.Doelle, E. (1972).Environmental Acoustic. New York: McGraw-Hill,Inc. Lord, Peter dan Duncan T. 2001. Detail Akustik. 2001, Jakarta:Erlangga

Mediastika, Christina E. 2009. Material Akustik Pengendali Kualitas Bunyi Pada

Bangunan. Yogyakarta: Andi

Mill, Edward D. 1986. Planning, London: Newness-Butterworth Satwiko, Prasasto. 2004. Fisika Bangunan I. Yogyakarta: Andi

Tambunan, Marsha. 2004. Sejarah Musik Dalam Ilustrasi. Jakarta: Progres L.E. Kinsler, Austin R. Frey, Alan B. Coppens, dan James V. Sanders. 2000.

Fundamentals of Acoustic. London: Newness-Butterworth

 SUMBER ACUAN: JURNAL/TESIS

Ambarwati, Dwi Retno. 2009. Perancangan Akustik Interior Gedung

Pertunjukan. Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni FBS

Atmaja, Franky Wirya. Kelayakan Akustik Ruang Konser dan Sinema Pada

Usmar Ismail Hall. Bandung: Universitas Katolik Parahyangan

 SUMBER ACUAN: INTERNET

Acoustic.com. (2003). Discover the Advantage in Design.

http://www.acoustics.com/ra_sustainable.asp . Diakses pada Senin, 6 Juni 2011


(1)

Material yang digunakan dapat diubah dengan material lain yang

tercantum pada lampiran 4 atau material dari sumber lain dengan

koefisien serap sesuai dengan kebutuhan masing-masing elemen

interior dalam ruang.

RUANG KELAS VOKAL I Elemen

Interior

Koefisien serap

Material

Bahan Jenis Pemakaian

Dinding 0.02 Marmer / baja Pemantul 100%

Pintu 0.02 Keping diglasir / baja 100%

Jendela 0.02 Kaca berat (lebar) 100%

Lantai 0.17 0.07 +

0.65

Logam (metal) atau Parket kayu +

karpet

Pemantul Pemantul + Penyerap

100% 82.7% +

18.3%

Plafon 0.02 Beton Pemantul 100%

RUANG KELAS DRUM Elemen

Interior

Koefisien serap

Material

Bahan Jenis Pemakaian

Dinding 0.05 Kayu 1” dengan rongga udara di belakangnya

Pemantul 100%

Pintu 0.02 Keping diglasir 100%

Kusen 0.05 Kayu 1” dengan rongga udara 100%

Lantai 0.02 0.02 +

0.65

Marmer atau

Marmer / keping diglasir +

karpet Pemantul + Penyerap 100% 97% + 3%

Plafon 0.02 Beton Pemantul 100%

RUANG KELAS BAND Elemen

Interior

Koefisien serap

Material

Bahan Jenis Pemakaian

Dinding 0.10 + 0.30 + 0.38 + 0.17 + 0.03

Papan kayu 5 mm dengan rongga + panel kayu 2 cm

diberi jarak + rockwoll + logam (metal)+

plester dan cat dinding

Pemantul Penyerap Penyerap Pemantul Pemantul 18% 34% 3% 23% 22% Pintu 0.05 Kayu 1” dengan rongga udara Pemantul 100%


(2)

Kusen 0.63 + 0.07

Karpet berat di atas busa + parketkayu

Pemantul + Penyerap

50% + 50% Lantai 0.07 +

0.65

Parket kayu / kayu +

karpet

Pemantul + Penyerap

98% + 2% Plafon 0.09 Papan gipsum digantung

setebal ½”

Pemantul 100%

RUANG KELAS VOKAL II Elemen

Interior

Koefisien serap

Material

Bahan Jenis Pemakaian

Dinding 0.05 +

0.07

Kayu ¼” dengan rongga udara di belakangnya +

Kayu

Pemantul 96% + 14%

Pintu 0.02 Karet Pemantul 100%

Kusen 0.06 Kayu ¼” diberi rongga Pemantul 100%

Lantai 0.07 + 0.02

Kayu /parket kayu +

marmer / keping diglasir / baja

Pemantul 70% + 30%

Plafon 0.02 Beton / Karet Pemantul 100%

RUANG KELAS GITAR AKUSTIK Elemen

Interior

Koefisien serap

Material

Bahan Jenis Pemakaian

Dinding 0.02 Marmer / baja /keping berglasir Pemantul 100%

Pintu 0.02 Karet Pemantul 100%

Lantai 0.07 + 0.65

Parket kayu +

karpet

Pemantul + penyerap

85% + 15%

Plafon 0.02 Beton / karet Pemantul 100%

RUANG KELAS PIANO I Elemen

Interior

Koefisien serap

Material

Bahan Jenis Pemakaian

Dinding 0.02 Marmer / baja /keping berglasir Pemantul 100%

Pintu 0.02 Karet Pemantul 100%

Lantai 0.07 + 0.65

Parket kayu +

karpet

Pemantul + penyerap

90% + 10%

Plafon 0.02 Beton / karet Pemantul 100%

RUANG KELAS VOKAL III


(3)

Interior serap Bahan Jenis Pemakaian Dinding 0.02 Marmer / baja /keping berglasir Pemantul 100%

Pintu 0.02 Karet Pemantul 100%

Jendela 0.02 Kaca berat lebar Pemantul 100%

Lantai 0.17 + 0.07

Logam (metal) + parket kayu

Pemantul 80% + 20%

Plafon 0.02 Beton / karet Pemantul 100%

RUANG KELAS KEYBOARD/ORGAN/BIOLA Elemen

Interior

Koefisien serap

Material

Bahan Jenis Pemakaian

Dinding 0.02 Marmer / baja /keping berglasir Pemantul 100%

Pintu 0.02 Karet Pemantul 100%

Jendela 0.02 Kaca berat lebar Pemantul 100%

Lantai 0.17 + 0.07

Logam (metal) + parket kayu

Pemantul 80% + 20%

Plafon 0.02 Beton / karet Pemantul 100%

RUANG KELAS GITAR ELEKTRIK Elemen

Interior

Koefisien serap

Material

Bahan Jenis Pemakaian

Dinding 0.02 Marmer / baja /keping berglasir Pemantul 100%

Pintu 0.02 Karet Pemantul 100%

Jendela 0.02 Kaca berat lebar Pemantul 100%

Lantai 0.17 + 0.07

Logam (metal) + parket kayu

Pemantul 80% + 20%

Plafon 0.02 Beton / karet Pemantul 100%

RUANG KELAS BASS Elemen

Interior

Koefisien serap

Material

Bahan Jenis Pemakaian

Dinding 0.02 Marmer / baja /keping berglasir Pemantul 100%

Pintu 0.02 Karet Pemantul 100%

Lantai 0.17 Logam (metal) Pemantul 100%

Plafon 0.02 Beton / karet Pemantul 100%

RUANG KELAS PIANO Elemen

Interior

Koefisien serap

Material


(4)

Dinding 0.02 Marmer / baja /keping berglasir Pemantul 100%

Pintu 0.02 Karet Pemantul 100%

Bukaan 0.02 Glass block Pemantul 100%

Lantai 0.07 + 0.65

Parket kayu +

karpet

Pemantul + penyerap

85% + 15%

Plafon 0.02 Beton / karet 100%

*Warna ungu menunjukkan ruang kelas yang berada di lantai I, warna kuning ruang kelas yang berada di lantai II, dan warna hijau menunjukan ruang kelas yang berada di lantai III.

Tabel 5.2.1 Saran Material Ruang Kelas Musik Purwacaraka Musik Studio Sumber: dokumentasi pribadi

Tingkat bising setiap ruang kelas yang melebihi standar ideal dapat diatasi

dengan meningkatkan TL dinding/partisi pembatas. Peningkatan TL dapat

dilakukan dengan menambahkan material penyerap pada dinding/partisi

yang membatasi kedua ruang tersebut.

Ruang Kelas TL dinding Material

Eksisting (dB) Saran (dB)

Vokal I 50 59 Batu bata 4 ½” pada bagian luar

dinding (eksterior), bagian tengahnya diberi rongga 2” yang diisi serat kaca

Vokal III 42 50 Selimut isolasi rockwool 6 cm di

depan bata 10 cm atau bata biasa tebal 23 cm diplester kedua sisi 1.3 cm

Keyboard/Organ/Biola 42 50

Gitar Elektrik 42 50

Bass 42 50

Tabel 5.2.2 Saran TL dan Material Ruang Kelas Musik Purwacaraka Musik Studio

Sumber: dokumentasi pribadi

Cara lain

3

yang dapat dilakukan untuk penanganan bising antar ruang yaitu

dengan mengatur zoning area (mengelompokkan area bising dan tenang),

menjauhkan bukaan dan pintu dari sumber bising (pengaturan jarak), serta

memberi tabir/penghalang/peredam bunyi.


(5)

Jenis Peredam

Aplikasi

Peredam berpori dan berserat Ruang kelas vokal, biola, dan piano Peredam membrane Ruang kelas drum dan bass

Peredam resonan Ruang kelas dengan peralatan elektrik: band, gitar elektrik, dan keyboard

Peredam panil berongga (Helmholtz resonators)

Ruang kelas gitar akustik

Tabel 5.2.3 Saran Jenis Peredam Pada Ruang Kelas Musik Sumber: dokumentasi pribadi


(6)

DAFTAR PUSTAKA

SUMBER ACUAN: BUKU

Doelle, Leslie E. 1990. Akustik Lingkungan. Jakarta: Erlangga

Leslie L.Doelle, E. (1972).Environmental Acoustic. New York: McGraw-Hill,Inc.

Lord, Peter dan Duncan T. 2001. Detail Akustik. 2001, Jakarta:Erlangga

Mediastika, Christina E. 2009. Material Akustik Pengendali Kualitas Bunyi Pada

Bangunan. Yogyakarta: Andi

Mill, Edward D. 1986. Planning, London: Newness-Butterworth

Satwiko, Prasasto. 2004. Fisika Bangunan I. Yogyakarta: Andi

Tambunan, Marsha. 2004. Sejarah Musik Dalam Ilustrasi. Jakarta: Progres

L.E. Kinsler, Austin R. Frey, Alan B. Coppens, dan James V. Sanders. 2000.

Fundamentals of Acoustic. London: Newness-Butterworth

SUMBER ACUAN: JURNAL/TESIS

Ambarwati, Dwi Retno. 2009. Perancangan Akustik Interior Gedung

Pertunjukan. Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni FBS

Atmaja, Franky Wirya. Kelayakan Akustik Ruang Konser dan Sinema Pada

Usmar Ismail Hall. Bandung: Universitas Katolik Parahyangan

SUMBER ACUAN: INTERNET

Acoustic.com. (2003). Discover the Advantage in Design.

http://www.acoustics.com/ra_sustainable.asp . Diakses pada Senin, 6 Juni 2011