PENERAPAN INKUIRI MORAL BERBASIS NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL MINANGKABAU “ALAM TAKAMBANG JADI GURU” UNTUK PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA.

(1)

Selatan Padangpada Mata PelajaranPKn.

TESIS

DiajukanuntukMemenuhiSebagiandarisyaratMemperolehGelar Magister Pendidikan Program StudiPendidikanDasar

Disusunoleh:

RONALD FRANSYAIGU

1200951

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

Selatan Padangpada Mata PelajaranPKn.

Oleh

RONALD FRANSYAIGU 1200951

sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M. Pd) pada Fakultas Pendidikan Dasar

©

Ronald Fransyaigu 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

Tawar Selatan Padangpada Mata PelajaranPKn.

RONALD FRANSYAIGU 1200951

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I

Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, M.S

NIP. 196001211985032001

Pembimbing II

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed

NIP. 196308201988031001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar

Dr. Ernawulan Syaodih, M.Pd.


(4)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

GURU” UNTUK PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA

Analisis Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas oleh Guru Kelas V SDN 18 Air Tawar Selatan Padang pada Mata Pelajaran PKn.

Ronald Fransyaigu 1200951 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi metode inkuiri moral dalam mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Minangkabau yang digunakan untuk membentuk karakter siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian tindakan kelas dan data diperoleh melalui observasi, wawancara, serta lembar pengamatan sikap. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 18 Air Tawar Selatan Kota Padang. Teknik analisis data yang digunakan terdiri atas tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Desain direncanakan sesuai kaidah penyusunan RPP serta langkah-langkah pembelajaran inkuiri moral. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa implementasi metode inkuri moral berbasis kearifan lokal Minangkabau untuk pembentukan karakter siswa menunjukkan peningkatan yang baik dari data awal yang diperoleh sebelum dilakukan tindakan. Data awal menunjukkan sebagian besar siswa berada dalam tahap ”Mulai Terlihat” untuk setiap karakter dan pada siklus ketiga berada dalam tahap “Membudaya” untuk setiap karakter, rata-rata dikuasai 24 siswa dari 28 siswa. Penggunaan metode inkuri moral dapat membuat pembelajaran disajikan secara konkrit dan kontekstual dengan memberikan wacana moral kemudian peserta didik menemukan sendiri penyelesaian tersebut dengan melakukan diskusi sesuai aturan-aturan yang telah disepakati dalam pembentukan karakter. Kendala yang ditemukan dalam implementasi metode inkuiri moral berbasis kearifan lokal Minangkabau pada mata pelajaran PKn berasal dari faktor guru, faktor siswa dan faktor lingkungan. Rekomendasi penelitian ditujukan kepada guru di lapangan agar dapat mencari format pengembangan pembelajaran PKn dalam pengembangan nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau pada penyelenggaraan pendidikan karakter di masing-masing sekolah. Terakhir, bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian terkait implementasi metode inkuiri moral pada pembelajaran PKn di sekolah dasar, hendaknya lebih memperluas kajian konsep-konsep PKn dengan nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau serta menggali lebih banyak nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau yang cocok dengan karakteristik siswa, sehingga potensi kearifan lokal Minangkabau dalam implementasi pembelajaran karakter di sekolah berjalan secara berkesinambungan.

KataKunci: Inkuiri Moral, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Karakter, Kearifan Lokal Minangkabau


(5)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii

APPLICATION INQUIRY MORAL VALUES BASED LOCAL WISDOM MINANGKABAU “ALAM TAKAMBANG JADI GURU” CHARACTER

FOR THE ESTABLISHMENT OF STUDENT Ronald Frasyaigu

1200951 ABSTRACK

This study aimed to analyze the implementation of moral inquiry method in integrating the values of local wisdom Minangkabau society that is used to form the character of students in Citizenship Education in the Elementary School. This study used a qualitative approach with action research methods and data obtained through observation, interviews, and observation sheets attitude. Subjects in this study were teachers and students of class V Elementary School 18 South Freshwater Padang. Data analysis technique used consists of three flow of activities: data reduction, data presentation, drawing conclusions / verification. Design is planned according to the rules drafting lesson plans and measures of moral inquiry learning. Results of the study revealed that the implementation method based on local wisdom moral inkuri Minangkabau for character formation of students showed good improvement from the initial data obtained prior to action. Initial data showed that most of the students are in the stage of "Start Visible" for each character and the third cycle are in the stage of "entrenched" for each character, an average of 24 students from 28 master students. The use of moral inkuri method can make the learning is presented in a concrete and contextual to provide moral discourse then learners find themselves with a discussion of the completion of the appropriate rules agreed upon in the formation of character. Obstacles in the implementation of moral inquiry method based on local wisdom on subjects Civics Minangkabau derived from factors teacher, student factors and environmental factors. Research recommendations addressed to teachers in the field in order to find a format Civics learning development in the development of local wisdom values Minangkabau on the implementation of character education in each school. Finally, for the next researchers who are interested in doing research related to the implementation of moral inquiry method in teaching civics in elementary school, should further expand the study of civics concepts with local wisdom values Minangkabau and explore more local wisdom values Minangkabau match characteristics of the students, so that the potential of local wisdom in the implementation of learning Minangkabau character in school is sustainable.

Keywords: Moral Inquiry, Learning Citizenship Education, Character Education, Local Wisdom Minangkabau


(6)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

PERNYATAAN ……… I

ABSTRAK ……… Ii

KATA PENGANTAR ……….. iii

DAFTAR ISI ……… vi

DAFTAR LAMPIRAN ……… viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ………. 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah………... 8

C. Tujuan Penelitian ……….. 9

D. Manfaat Penelitian ……… 9

E. Struktur Organisasi Tesis ………... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar Konstruktivisme dalam Metode Inkuiri Moral …. 11 B. Metode Pembelajaran Inkuiri Moral dalam Pembentukan Karakter ………. 14

C. Hakekat PKn ………. 18

D. Tinjauan Tentang Pendidikan Karakter dalam PKn ………. 21

E. Kearifan lokal ……… 30

F. Nilai-nilai karakter yang terkandung dalam Alam Takambang Jadi Guru………. 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian ………... 37

B. Setting Penelitian ……… 40

C. Klarifikasi Konsep ……….. 40


(7)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi

guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Teknik Pengumpulan Data ……… 48

F. Teknik Analisis Data ………. 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.HasilPenelitian ………... 52

B. Pembahasan ……….. 94

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ……… 119

B. Saran ………. 121

DAFTAR PUSTAKA ……….. 123


(8)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi

guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat izin melakukan penelitian

2. Rekapitulasi penilaian lembar observasi guru dan siswa 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

4. Pedoman obsevasi karakter siswa 5. Lembar pengamatan karakter siswa


(9)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang

jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dampak dari globalisasi, komunikasi, dan internet yang semakin cepat menjadikan dunia tanpa batas. Menurut Efendi & Setiadi (2010) kemajuan teknologi komunikasi dan informasi disamping menambah pengetahuan, juga berdampak negatif, seperti televisi, film, internet dan sebagainya, menyebarkan gaya hidup konsumtif, nilai-nilai dan etika kesopanan semakin hilang. Pornografi dan pornoaksi, serta tayangan lain yang tidak mendidik membentuk individu-individu menjadi tidak beradab.

Kagan (Hariyanto, 2011) mengungkapkan bahwa, sejumlah angka statistik mengenai perilaku kenakalan remaja terbilang mengejutkan. 180.000 siswa, membolos setiap hari sebab takut akan di-bullies; lebih dari satu di antara tiga siswa melaporkan jika mereka tidak aman di sekolah; 54% siswa SMP dan 70% siswa SMA mengaku berbuat curang saat ujian tahun sebelumnya; terakhir, 47 % siswa SMA mengaku juga mengutil toko-toko swalayan selama 12 bulan terakhir. Purwaningsih (2010:1) memaparkan data tentang kasus video porno yang ternyata 90% pembuatnya adalah remaja, pemerkosaan, aborsi, penyalahgunaan narkoba, penjiplakan karya ilmiah (skripsi) dan lain-lainnya. Data ini seakan menegaskan rusaknya moral anak bangsa, yang mengarah pada perbuatan yang berbeda arah dengan tujuan pendidikan nasional.

Kutipan di atas mengisyaratkan pentingnya pendidikan karakter. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakininya dan digunakannya sebagai landasan untuk cara pandang, bersikap dan bertindak (Kemendiknas, 2010). Karakter bukanlah sesuatau yang secara alamiah/dibawa sejak lahir, melainkan suatu proses yang dipengaruhi oleh berbagai masukan yang diterima dari lingkungannya, mulai dari keluarga, lingkungan pertemanan, sekolah atau tempat bekerja (Alfian, 2012).


(10)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang

jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 disebutkan "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."

Tujuan pendidikan nasional di atas telah jelas mengokohkan dasar-dasar yang kuat untuk mengkonstruk karakter dan jati diri bangsa. Sayangnya itu baru sekedar pada tataran konsep, pada tataran implementasi di lapangan, terkesan masih jauh dari harapan atau mengalami kemunduran dari tujuan pendidikan nasional itu sendiri.

Menurut Zubaedi (2011) dari kesemua itu sekolah merupakan tempat yang paling strategis dalam membentuk karakter peserta didik, karena di sekolah pendidikan karakter dapat terprogram dengan baik, baik melalui program kurikuler maupun program ekstrakurikuler. Dapat dikatakan bahwa sekolah memiliki tanggung jawab besar terhadap pembentukan karakter peserta didik. Jadi peran sekolah bukan hanya sebagai tempat untuk mentransfer ilmu belaka, melainkan juga tempat atau wadah pembentukan karakter bangsa.

Degradasi moral tersebut mempertontonkan gagalnya peran sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan nasional dan sebagai salah satu pranata kontrol sosial. Praksis pendidikan yang terjadi di kelas-kelas tidak lebih dari latihan-latihan skolastik, seperti mengenal, membandingkan, melatih, dan menghapal, yakni kemampuan kognitif yang sangat sederhana, di tingkat paling rendah (Surachmad, dkk, 2003).

Winataputera (Haris, 2011) mengemukakan bahwa Pkn merupakan bidang studi yang bersifat multifaset dengan konteks lintas bidang keilmuan. Sifat multidimensional PKn dapat disikapi sebagai pendidikan kewarganegaraan, pendidikan politik, pendidikan nilai dan moral, pendidikan kebangsaan,


(11)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang

jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan kemasyarakatan, pendidikan hukum dan hak azasi manusia, dan pendidikan demokrasi.

Di Indonesia, pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan baik sebagai program pendidikan maupun mata pelajaran wajib diatur dalam pasal 37 undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 37). Mata pelajaran ini memiliki potensi dan posisi strategis sebagai pendidikan kewarganegaraan untuk mengantarkan warga negara agar menjadi cerdas dan berkarakter dalam kehidupan politik bangsa yang demokratis, (Sapriya dkk, 2009).

Tujuan negara mengembangkan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah agar setiap warga negara menjadi warga negara yang baik (to be good

citizens), yakni warga yang memiliki kecerdasan (civic intelligence) baik

intelektual, emosional, sosial, maupun spiritual; memiliki rasa bangga dan tanggung jawab (civic Responsibility); dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara (civic participation) agar tumbuh rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

Khusus mengenai pendidikan karakter, dalam penjelasan pasal 37 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional secara khusus tidak menyebutkan, namun secara implisit terangkum dalam muatan PKn, yang secara subtantif dan pedagogis mempunyai arti mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebanggaan dan cinta tanah air. Hal itu juga ditopang oleh rumusan landasan kurikulum yang dalam pasal 36 ayat 3 secara eksplisit perlu memperhatikan persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni, keragaman potensi daerah dan lingkungan dan peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik. Ini menandakan esensi dari pendidikan karakter itu sangat melekat erat dengan tujuan dari pendidikan nasional itu sendiri. Pendidikan karakter tidak hanya meluluskan manusia-manusia Indonesia yang memiliki skill teknis yang tinggi tetapi juga hati nurani dan nasionalisme yang sama tingginya pula.


(12)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang

jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pkn dalam proses pembelajaran untuk menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik memerlukan strategi yang tepat. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan pembelajaran berbasis kearifan lokal, karena pada dasarnya kearifan lokal adalah kebenaran yang telah menjadi tradisi dalam suatu daerah dan merupakan perpaduan antara nilai-nilai keTuhanan dan berbagai nilai baik dan arif yang ada. Meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat universal. Menginternalisasikan kearifan lokal dalam desain pembentukan karakter anak, secara tidak langsung anak akan mendapatkan gambaran atas indentitas dirinya sebagai individu, serta identitas dirinya sebagai anggota masyarakat. Berlakunya otonomi pendidikan membawa implikasi bagi setiap satuan pendidikan berhak mengembangkan bahan ajar berbasis lokal, namun di pihak lain tetap harus mengacu pada standar nasional yang sudah ditentukan. Untuk dapat mengembangkan pembelajaran PKn berbasis nilai-nilai kearifan lokal, diperlukan guru yang memiliki dan memahami secara konsep dan mampu menginternalisasi nilai-nilai kearifan lokal tersebut ke dalam proses pembelajaran secara utuh. Sehingga jelas pola pembelajarannya.

Mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal menjadi hal yang urgen sebagai salah satu bagian pembentuk kekayaan budaya bangsa dan filterisasi dari pengaruh budaya luar terhadap peserta didik. Brady (Sapriya, dkk, 2009) mengungkapkan apabila sekolah ingin berfungsi sebagai cermin masyarakatnya maka sekolah harus memperhatikan perubahan sosial budaya dalam pengembangan kurikulumnya.

Kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari masyarakat sehingga manusia sebagai bagian dari masyarakat (makhluk sosial) tidak dapat terlepas dari konteks sosial budaya, yaitu nilai-nilai budaya dimana dia berada. Karakteristik manusia sedikit banyak dibentuk dari budaya masyarakatnya. Segala aktifitas kebudayaan itu sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan naluri makhluk manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupannya, (Malinowski dalam Koentjaraningrat, 2009).


(13)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang

jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kearifan lokal tidak terlepas dari budaya. Faturrahman (2012) mengatakan bahwa budaya menyebabkan peserta didik tumbuh dan berkembang, dimulai dari budaya lingkungan setempat berkembang ke lingkungan yang lebih luas yaitu budaya nasional bangsa dan budaya universal yang dianut oleh umat manusia. Apabila peserta didik menjadi asing dari budaya terdekat maka dia tidak mengenal dengan baik budaya bangsa dan dia tidak mengenal dirinya sebagai anggota budaya bangsa. Dalam situasi demikian, dia sangat rentan terhadap pengaruh budaya luar dan bahkan cenderung untuk menerima budaya luar tanpa proses pertimbangan. Kecenderungan itu terjadi karena dia tidak memiliki norma dan nilai budaya nasionalnya yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pertimbangan.

Oleh karena itu, alasan yang melatari pentingnya budaya lokal sebagai salah satu sarana membangun karakter adalah sebagai berikut:

1. Secara filosofis, pembangunan karakter bangsa merupakan sebuah kebutuhan asasi dalam proses berbangsa karena hanya bangsa yang memiliki karkater dan jati diri yang kuat yang akan eksis.

2. Secara ideologis, pembangunan karakter merupakan upaya mengejawantahkan ideologi pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

3. Secara normatif, pembangunan karakter bangsa merupakan wujud nyata langkah mencapai tujuan negara.

4. Secara historis, pembangunan karakter bangsa merupakan sebuah dinamika inti proses kebangsaan yang terjadi tanpa henti dalam kurun sejarah, baik pada zaman penjajahan maupun pada zaman kemerdekaan. 5. Secara sosio kultural, pembangunan karakter bangsa merupakan suatu

keharusan dari suatu bangsa yang multikultural. (Desain Induk pembangunan karakter bangsa tahun 2010-2025, 2010).

Apabila pembangunan karakter itu tidak mengandung nilai-nilai budaya bangsa Indonesia maka berakibat pada hilangnya ketidakpastian jati diri dan karakter bangsa yang menurut Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2010-2025, (2010:1) akan terjadi:

(1) Disorientasi dan belum dihayati nilai-nilai Pancasila sebagai filosofi dan ideologi bangsa, (2) keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai esensi Pancasila, (3) bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, (4)


(14)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang

jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai berbudaya berbangsa dan bernegara, (5) ancaman disintegrasi bangsa, dan (6) melemahnya kemandirian bangsa.

Salah satu bagian penting dalam proses pendidikan adalah kegiatan pembelajaran di kelas. Kegiatan pembelajaran di kelas sangat besar pengaruhnya terhadap pengembangan karakter siswa. Hal ini terutama kegiatan pembelajaran yang mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang disertai dengan pembiasaan keseharian. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara perbaikan proses pembelajaran oleh guru yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran bervariasi yang disesuaikan dengan materi pembelajaran, hal ini juga ditekankan oleh Rusman (2010: 62) bahwasannya guru harus menyiapkan metode pembelajaran yang sinerjik dengan potensi peserta didik, serta mengintegrasikan nilai-nilai pengembangan karakter ke dalam proses pembelajaran.

Salah satu metode yang tepat untuk mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal menjadi pembentuk karakter adalah metode inkuiri moral. Metode ini memberikan guru kesempatan lebih dan memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi moral dan etika dalam konteks sosial untuk membentuk karakter siswa. Metode ini juga menjadi alternatif dari kekurangan yang terdapat dari metode klarifikasi nilai dan analisis nilai atas kritikan para ahli. Peneliti mengusulkan sebuah model karakter dan pendidikan moral, moral yang reflektif penyelidikan, berakar pada pendekatan yang ada saat ini digunakan di sekolah-sekolah.

Metode ini memberikan guru dengan pendekatan pedagogis yang memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi moral dan dilema etika dalam konteks studi sosial. Kelebihan dari metode inkuiri moral adalah sebuah metode yang menarik dan bermakna bagi pengajaran yang mengintegrasikan pendidikan akademik dan moral dan mendorong kesadaran global dan budaya di kalangan siswa (Guidry, 2008).

Indonesia negara yang sangat kaya dengan budaya lokal. Salah satunya adalah budaya lokal suku Minangkabau. Suku Minangkabau merupakan salah satu


(15)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang

jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

suku besar di Indonesia. Suku Minang adalah suku bangsa yang berasal dari

Ranah Minang yang sistem kekerabatannya berdasarkan garis keturunan ibu

(Amir, 1999). Suku Minang memiliki tiga ciri utama yang selalu melekat dan merupakan ciri khas yang berbeda dibandingkan dengan suku lainnya. Ketiga ciri tersebut yaitu ketentuan yang kuat terhadap Islam, sistem kekerabatan matrilinial dan kebiasaan merantau yang menyebabkan penyebaran suku Minang ke berbagai daerah (Hasan, 2007). Ketiga ciri khas tersebut tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan perbedaan kekuatan karakter yang menonjol dan memberikan sumbangan pada kebahagiaan suku Minang. Karakter yang menonjol berdasarkan rerata tertinggi dari 24 kekuatan karakter yang ada adalah berterima kasih, ke-baikan, keadilan, integritas, dan kepen-dudukan berdasarkan hasil penelitian Sari Zakiah Akmal dan Fivi Nurwianti pada tahun 2009.

Nilai-nilai karakter masyarakat Minangkabau itu pada saat ini cenderung mengalami kemerosotan, terutama di daerah perkotaan seperti kota Padang. Dari pengamatan yang saya lakukan di SDN 18 Air Tawar Selatan Padang kelas V pada mata pelajaran PKn, terlihat bahwa peserta didik di sana terlihat memiliki karakter yang kurang baik, ini terlihat dari ketika guru menyampaikan materi pelajaran peserta didik ada yang bermain, berbicara dengan temanya, menggambar di buku catatan. Bahkan ketika di tegur oleh gurunya peserta didik tersebut berani melawan gurunya dengan perkataan yang tidak seharusnya digunakan oleh murid terhadap guru. Ini ditambah dalam proses pembelajaran guru hanya meyampaikan materi dengan metode ceramah, yang terlihat sangat membosankan.

Berdasarkan uraian di atas, saya tertarik untuk mengatasi permasalahan di atas melalui penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan Inkuiri Moral Berbasis Nilai-Nilai Kearifan lokal Minangkabau Alam Takambang Jadi Guru Untuk Pembentukan Karakter Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Di SDN 18 Air Tawar Selatan Padang).


(16)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang

jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang terjadi diantaranya :

a. Proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah yang membosankan, perencanaan pembelajaran masih kurang maksimal tanpa mempergunakan desain pembelajaran yang tepat.

b. Peserta didik memiliki karakter yang kurang baik seperti dalam proses pembelajaran ketika guru menyampaikan materi pelajaran peserta didik ada yang bermain, berbicara dengan temannya, menggambar di buku catatan. Bahkan ketika di tegur oleh gurunya peserta didik tersebut berani melawan gurunya dengan perkataan yang tidak seharusnya digunakan oleh murid terhadap guru. Ini disebabkan salah satunya karena peserta didik kurang mendapat pembiasaan melihat dan melakukan karakter baik di sekolah. c. Pengintergrasian nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau untuk membentuk

karakter siswa dalam proses pembelajaran di sekolah yang semakin pudar.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini secara umum adalah bagaimana penerapan metode inkuiri moral serta integrasi nilai-nilai Karakter yang terkandung dalam masyarakat Minangkabau dengan filosofi Alam Takambang

Jadi Guru sehingga dapat dikembangkan dan diadobsi dalam pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan di SD untuk membentuk karakter siswa? Secara khusus dapat dirinci sebagai berikut:

a. Bagaimana desain inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal suku Minangkabau untuk pembentukan karakter siswa pada mata pelajaran PKn? b. Bagaimana perubahan karakter peserta didik melalui penerapan metode inkuiri

moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal suku Minangkabau?

c. Bagaimana kendala guru dalam menerapkan metode inkuri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau pada mata pelajaran PKn?


(17)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang

jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, secara umum tujuan penelitian ini adalah bagaimana penerapan metode inkuiri moral serta mengintegrasikan nilai-nilai karakter yang terkandung dalam masyarakat Minangkabau dengan filosofi

Alam Takambang Jadi Guru sehingga dapat dikembangkan dan diadobsi dalam

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD untuk membentuk karakter siswa. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mendekripsikan:

1. Mengetahui desain inkuiri moral berbasis kearifan lokal masyarakat Minangkabau untuk pembentukan karakter siswa.

2. Mengetahui perubahan karakter peserta didik melalui penerapan metode inkuiri moral berbasis kearifan lokal masyarakat Minangkabau.

3. Mengetahui kendala guru dalam menerapkan metode inkuri moral berbasis kearifan lokal Minangkabau.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan memperkaya khasanah kajian ilmiah dalam bidang ilmu pendidikan, khususnya dalam penerpan metode inkuiri moral berbasis kearifan lokal dalam pembelajaran PKn di Sekolah Dasar.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak terkait diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Bagi Siswa SD

Pengembangan potensi siswa merupakan tujuan utama pendidikan, oleh karena itu penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi siswa SD agar dapat membentuk karakter sesuai nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau yang bersifat universal seperti, raso pareso, sakato, duduak samo randah tagak samo


(18)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang

jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi lebih menarik karena kontekstual dengan lingkungannya. Selain itu, siswa SD diharapkan akan menjadi lebih mencintai budaya daerah sebagai kebudayaan nasional.

b. Bagi Guru SD

Guru yang profesional niscaya akan senantiasa meningkatkan kemampuan dan berupaya menyesuaikan materi dengan kebutuhan siswanya. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru dalam hal menambah wawasan pengetahuan, meningkatkan kemampuan, mampu menciptakan inovasi-inovasi baru dalam poroses pembelajaran dan menghargai budaya daerah sebagai kebudayaan nasional.

E. Struktur Organisasi Tesis Bab I. PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, serta manfaat penelitian. Dalam sub bab latar belakang diuraikan berbagai problem aktual yang mendorong penulis melakukan penelitian.

Bab II. KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan diuraikan kajian teoritis yang berfungsi sebagai landasan dalam menyusun pertayaan penelitian serta tujuannya. Dalam bab ini dibahas tentang teori belajar kontruktivisme, metode pembelajaran inkuiri moral, hakikat PKn, pendidikan karakter, kearifan lokal Minangkabau Alam Takambang jadi Guru.

Bab III. METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan subjek, metode, dan pendekatan penelitian serta teknik pengumpulan data serta teknik analisis data. Pada sub bab subjek penelitian dipaparkan kondisi siswa yang akan menjadi subjek penelitian yakni siswa kelas V SDN 18 Air Tawar Selatan, serta pembatasan yang dilakukan agar penelitian lebih fokus. Pada sub bab pendekatan akan disampaikan bahwa penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian tindakan kelas.


(19)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang

jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab hasil penelitian dan pembahasan ada dua hal utama yang dibahas yakni, pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan pembahasan atau analisis temuan.

Bab V. SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab simpulan dan saran dipaparkan penafsiran dan pemaknaan penulis terhadap hasil temuan penelitian.


(20)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja guru dan proses pembelajaran.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk siklus. Adapun alur yang digunakan adalah model yang dikemukakan oleh Kemmis & Taggart (Wiriaatmadja, 2005). Model ini biasa disebut model spiral dari Kemmis dan Taggart yang dikembangkan pada tahun 1988. Pada model ini Kemmis dan Taggart melakukan 4 kegiatan dalarn PTK yang terjadi pada setiap siklus, yaitu: Perencanaan (plan), Pelaksanaan (act), Pengamatan (observe), Refleksi (reflect) Adapun bagan dari model ini adalah sebagai berikut:

Model PTK Kemmis & Taggart (Wiriaatmadja, 2005) 1. Studi pendahuluan/refleksi awal

Peneliti melakukan studi pendahuluan berupa observasi awal terhadap pembelajaran Pkn di kelas V SD Negeri 18 Air Tawar Selatan kota Padang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi guru dan siswa berkaitan dengan pembelajaran PKn di kelas tersebut.

Studi pendahuluan dilakukan dengan mengamati proses belajar mengajar dalam pelajaran PKn yang sudah dilakukan selama ini. Dari hasil studi


(21)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendahuluan diidentifikasi masalah pembelajaran PKn di kelas V SD. Dari hasil observasi tersebut diketahui permasalahan yang dihadapi siswa, yaitu karakter yang kurang baik yang dimiliki siswa, atas dasar itu guru merasa kesulitan dalam menentukan pendekatan yang cocok untuk digunakan dalam merancang pembelajaran PKn dalam membentuk karakter siswa.

Peneliti dan guru merumuskan permasalahan yang akan diangkat sebagai permasalahan penelitian, yakni melaksanakan pembelajaran PKn dengan menggunakan metode Inkuri Moral.

2. Perencanaan

Sesuai dengan rumusan masalah hasil studi pendahuluan, peneliti membuat rencana tindakan yang akan dilakukan. Tindakan itu berupa pembelajaran yang dengan menggunakan Metode Inkuiri Moral. Kegiatan itu dimulai dengan merumuskan rancangan tindakan pembelajaran dengan mengunakan Metode Inkuri Moral, dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Menyusun rancangan pembelajaran. Hal ini meliputi tujuan pembelajaran, memilih dan menetapkan materi, proses pembelajaran, melakukan persiapan dan instruksi, diskusi, serta evaluasi inkuri moral. b. Menyusun alat perekam data berupa pedoman observasi, dan

dokumentasi.

c. Mendiskusikan dengan guru kelas tentang tata cara pengumpulan data dalam pelaksanaan observasi saat kegiatan dilakukan, agar tidak terjadi penyimpangan dalam pengambilan data.

3. Pelaksanaan

Tahap ini dimulai dari pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Metode Inkuiri moral dalam materi PKn. Setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Kegiatan dilakukan oleh guru kelas sebagai guru praktisi dan peneliti sebagai observer didampingi teman sejawat. Peneliti melakukan kegiatan pembelajaran di kelas berupa kegiatan interaksi antara guru dan siswa, dan antara siswa dengan siswa. Kegiatan yang dilakukan antara lain:


(22)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Guru kelas sebagai guru praktisi melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri moral sesuai dengan rancangan pembelajaran yang dibuat.

b. Observer melakukan pengamatan dengan menggunakan format observasi, yang terdapat dalam lampiran.

c. Peneliti dan guru melakukan diskusi terhadap tindakan yang dilakukan, kemudian melakukan refleksi. Hasilnya dimanfaatkan untuk perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya.

Fokus tindakan pada tahap pelaksanaan setiap siklus berupa penerapan pembelajaran dengan menggunakan strategi metode inkuiri moral sesuai dengan langkah-langkahnya.

4. Pengamatan

Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran PKn dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Hal ini dilakukan secara intensif, objektif, dan sistematis. Pengamatan dilakukan oleh observer pada waktu guru praktisi melaksanakan tindakan pembelajaran.

Peneliti dan guru kelas dalam kegiatan ini berusaha mengenal, merekam dan mendokumentasikan semua indikator dari proses hasil perubahan yang terjadi, baik yang disebabkan oleh tindakan terencana maupun dampak intervensi dalam pembelajaran. Keseluruhan hasil pengamatan direkap dalam bentuk lembaran observasi.

Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai tiap siklus. Pengamatan yang dilakukan pada satu siklus dapat mempengaruhi penyusunan tindakan pada siklus selanjutnya. Hasil pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan guru dan diadakan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya.

5. Refleksi

Refleksi diartikan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang terjadi, yang telah dihasilkan tidak atau belum tuntas pada langkah sebelumnya, sebagai bahan pertimbangan melakukan tindakan berikutnya. Refleksi diadakan setiap satu kali


(23)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tindakan berakhir. Dalam tahap ini peneliti dan observer mengadakan diskusi terhadap tindakan yang baru dilakukan.

Pada penelitian ini hasil yang dicapai pada tindakan yang dilakukan pada siklus I menjadi pedoman untuk melakukan tindakan pada siklus ke II. Apa saja kekurangan pada siklus pertama diperbaiki pada siklus kedua. Apabila proses pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan, tetapi hasil yang dicapai belum seperti yang diharapkan maka penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan di kelas V SDN 18 Air Tawar Selatan Padang dengan pertimbangan pada sekolah tersebut, guru belum mampu menerapkan model pembelajaran karakter berbasis kearifan lokal. 2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini penelitian ini siswa kelas V SDN 18 Air Tawar Selatan Padang, dengan jumlah siswa 28 orang, yaitu 17 orang perempuan dan 11 orang laki-laki. Pelaksana penelitian ini adalah guru sendiri dengan dibantu oleh observer lain, yaitu teman sejawat sebagai kolaborator.

3. Waktu penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan mulai dari bulan Maret sampai bulan mei 2014.

C. Klarifikasi Konsep

Agar tidak terjadi kerancuan penafsiran istilah yang digunakan, peneliti memberi definisi sebagai berikut:

1. Metode inkuiri moral merupakan sebuah cara yang lebih responsif unutuk mengajarkan pendidikan karakter dalam masyarakat sekolah, yang diwujudkan melalui penyelidikan moral yang reflektif Model pendidikan karakter dengan pendekatan inkuiri moral tersebut adalah dengan


(24)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengkonfrontasikan siswa antara pengalaman historis dengan problem empiris di masyarakat yang menimbulkan dilema moral.

2. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial kultur, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. 3. Kearifan lokal dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai,

pandangan-pandangan setempat (lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya, kearifan lokal juga dapat dikatakan sebagai usaha manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu. Pendidikan berbasis kearifan lokal merupakan penyelenggaraan pembelajaran yang memberikan pandangan hidup, ilmu pengetahuan, dan berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat setempat untuk menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. 4. Falsafah “alam takambang jadi guru” merupakan landasan berfikir orang

Minang. Ungkapan ini merupakan manifestasi masyarakat Minang dalam menjalankan kehidupan. Pola asuh dan penanaman adat istiadat/internalisasi dilakukan melalui tradisi lisan dan tradisi tulis dalam bentuk analog. Alam dengan segala isinya menjadi sebuah wacana pembelajaran hidup bagi masyarakat Minang.

Nilai-nilai karakter Minangkabau yang dikembangkan dalam setiap pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Raso Pareso b. Sakato

c. Duduak samo rendah, tagak samo tinggi, duduak sahamparan, tagak sapamatang

5. Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau


(25)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pelaksanaan pendidikan karakter mengacu kepada pedoman implementasi pendidikan karakter bahwa pendidikan karakter bersifat komprehensip, sistemik, dan didukung oleh kultur yang positif serta fasilitas yang memadai.

D. Instrumen Penelitian 1. Lembar Observasi

Lembar obsevasi yang disusun dalam penelitian dibagi menjadi 3 macam yakni lembar observasi perencanaan pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran dan lembar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Lembar observasi disusun bertujuan untuk mengetahui peningkatan yang terjadi pada setiap siklusnya.

a) Indikator Penilaian Kemunculan Karakter

Untuk melakukan penilaian pada perkembangan karakter kriteria pengamatan dibuat secara kualitatif dengan format sebagai berikut.

BT: Belum Terlihat = Apabila siswa belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator (memenuhi satu indikator pada nilai karakter yang hendak dicapai) MT: Mulai Terlihat = Apabila siswa sudah mulai memperlihatkan adanya

tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten (memenuhi dua indikator pada nilai karakter yang hendak dicapai) MB: Mulai Berkembang = Apabila siswa sudah memperlihatkan berbagai tanda

perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten (memenuhi tiga indikator pada nilai karakter yang hendak dicapai)

MK: Menjadi

Kebiasaan/Membudaya

= Apabila siswa terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten


(26)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(memenuhi empat indikator pada nilai karakter yang hendak dicapai)

2. Lembar Wawancara

Lembar wawancara dibuat untuk mengungkap kendala apa saja yang guru rasakan pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuri moral berbasis kearifan lokal Minangkabau. Wawancara dilaksanakan selama berlangsungnya pembelajaran dan setelah proses pembelajaran berakhir.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini terdiri 3 siklus. Setiap siklus melakukan empat kegiatan sebagai berikut:

Siklus 1

1. Tahap Persiapan

a. Menyusun Instrumen Pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Inkuiri moral berbasis kearifan lokal Minangkabau Alam Takambang Jadi Guru.

b. Menyusun Instrumen penelitian pengumpul data berupa lembar observasi, lembar wawancara, lembar pengamatan sikap.

c. Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing. Hal ini dilakukan agar instrumen yang dibuat memiliki kualitas yang baik.

d. Merevisi instrumen jika diperlukan 2. Tahap Pelaksanaan

Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode Inkuiri moral. Adapun langkah pada metode Inkuari Moral sebagai berikut:

a. Mengenalkan siswa dengan sebuah kasus moral yang dilematis atau akar masalah dalam studi-studi kemasyarakatan. Langkah ini bisa dilakukan dengan memberikan contoh kasus tentang pengambilan keputusan oleh duo datuak di Minangkabau.


(27)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Mengarahkan siswa dalam menyusun hipotesis terhadap masalah dilema moral tersebut. Langkah ini dilakukan dengan arahan oleh guru dalam situasi kelompok.

c. Meminta siswa untuk mengeksplorasi dan mengevaluasi bukti-bukti untuk mendukung hipotesis mereka. Langkah ini dilakukan dengan cara guru guru bertanya kepada masing-masing kelompok mengenai alasan dari hipotesis mereka.

d. Meminta siswa untuk memberikan refleksi dan interpretasi terhadap berbagai bukti yang dikumpulkan. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara guru mengarahkan siswa membuat suatu kriteria dari prinsip-prinsip musyawarah yang baik.

e. Mengarahkan siswa dalam mengevaluasi hipotesis mereka sampai menuju pada klaim moral tertentu. Langkah ini dapat dilakukan dengan tiga langkah:

1) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

2) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

3) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

f. Mengarahkan siswa dalam menyelami permasalahan, dimana pengalaman tersebut dibawa dalam sebuah formasi nilai-nilai karakter. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara siswa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.

3. Tahap Observasi

a. Observer melakukan observasi. Observasi dilakukan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran menggunakan Metode Inkuiri moral.


(28)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Mengamati sikap siswa dalam pemebelajaran melalui lembar pengamatan sikap.

c. Melakukan wawancara kepada siswa setelah pembelajaran selesai. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan Metode Inkuiri Moral.

4. Analisis dan refleksi

Data yang diperoleh dianalisis sesegera mungkin berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Setelah dianalisis kemudian direfleksikan sebagai bahan evaluasi dan koreksi untuk memperbaiki siklus berikutnya.

Siklus 2

1. Tahap Persiapan

a. Menyusun instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Inkuiri moral berbasis kearifan lokal Minangkabau Alam Takambang Jadi Guru.

b. Menyusun instrumen penelitian pengumpul data berupa lembar observasi, lembar wawancara, lembar pengamatan sikap.

c. Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing. Hal ini dilakukan agar instrumen yang dibuat memiliki kualitas yang baik.

d. Merevisi instrumen jika diperlukan. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Mengenalkan siswa dengan sebuah kasus moral yang dilematis atau akar masalah dalam studi-studi kemasyarakatan. Langkah ini bisa dilakukan dengan memberikan contoh kasus tentang pengambilan keputusan oleh duo datuak di Minangkabau.

b. Mengarahkan siswa dalam menyusun hipotesis terhadap masalah dilema moral tersebut. Langkah ini dilakukan dengan arahan oleh guru dalam situasi kelompok.


(29)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Meminta siswa untuk mengeksplorasi dan mengevaluasi bukti-bukti untuk mendukung hipotesis mereka. Langkah ini dilakukan dengan cara guru guru bertanya kepada masing-masing kelompok mengenai alasan dari hipotesis mereka.

d. Meminta siswa untuk memberikan refleksi dan interpretasi terhadap berbagai bukti yang dikumpulkan. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara guru mengarahkan siswa membuat suatu kriteria dari prinsip-prinsip musyawarah yang baik.

e. Mengarahkan siswa dalam mengevaluasi hipotesis mereka sampai menuju pada klaim moral tertentu. Langkah ini dapat dilakukan dengan tiga langkah:

1) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

2) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

3) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

f. Mengarahkan siswa dalam menyelami permasalahan, dimana pengalaman tersebut dibawa dalam sebuah formasi nilai-nilai karakter. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara siswa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.

3. Tahap Observasi

a. Observer melakukan observasi. Observasi dilakukan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran menggunakan metode inkuiri moral.

b. Mengamati sikap siswa dalam pemebelajaran melalui lembar pengamatan sikap.


(30)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Melakukan wawancara kepada siswa setelah pembelajaran selesai. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan metode inkuiri moral.

4. Analisis dan refleksi

Data yang diperoleh dianalisis sesegera mungkin berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Setelah dianalisis kemudian direfleksikan sebagai bahan evaluasi dan koreksi untuk memperbaiki siklus berikutnya.

Siklus 3

1. Tahap Persiapan

a. Menyusun instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Inkuiri moral berbasis kearifan lokal Minangkabau Alam Takambang Jadi Guru.

b. Menyusun instrumen penelitian pengumpul data berupa lembar observasi, lembar wawancara, lembar pengamatan sikap.

c. Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing. Hal ini dilakukan agar instrumen yang dibuat memiliki kualitas yang baik.

d. Merevisi instrumen jika diperlukan.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Mengenalkan siswa dengan sebuah kasus moral yang dilematis atau akar masalah dalam studi-studi kemasyarakatan. Langkah ini bisa dilakukan dengan memberikan contoh kasus tentang pengambilan keputusan oleh duo datuak di Minangkabau.

b. Mengarahkan siswa dalam menyusun hipotesis terhadap masalah dilema moral tersebut. Langkah ini dilakukan dengan arahan oleh guru dalam situasi kelompok.

c. Meminta siswa untuk mengeksplorasi dan mengevaluasi bukti-bukti untuk mendukung hipotesis mereka. Langkah ini dilakukan dengan cara guru


(31)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru bertanya kepada masing-masing kelompok mengenai alasan dari hipotesis mereka.

d. Meminta siswa untuk memberikan refleksi dan interpretasi terhadap berbagai bukti yang dikumpulkan. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara guru mengarahkan siswa membuat suatu kriteria dari prinsip-prinsip musyawarah yang baik.

e. Mengarahkan siswa dalam mengevaluasi hipotesis mereka sampai menuju pada klaim moral tertentu. Langkah ini dapat dilakukan dengan tiga langkah:

1) peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

2) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

3) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

f. Mengarahkan siswa dalam menyelami permasalahan, dimana pengalaman tersebut dibawa dalam sebuah formasi nilai-nilai karakter. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara siswa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.

3. Tahap Observasi

a. Observer melakukan observasi. Observasi dilakukan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran menggunakan metode inkuiri moral.

b. Mengamati sikap siswa dalam pemebelajaran melalui lembar pengamatan sikap.

c. Melakukan wawancara kepada siswa setelah pembelajaran selesai. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan metode inkuiri moral.


(32)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang diperoleh dianalisis sesegera mungkin berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Setelah dianalisis kemudian membuat kesimpulan. F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara mendalam, studi dokumentasi, dan gabungan ketiganya atau triangulasi (wiriaatmadja, 2005). Metode pengumpulan data menggunakan beberapa instrumen yaitu observasi, wawancara, dan tes.

1. Observasi digunakan untuk meperoleh data tentang aktivitas guru dan siswa dalam penerapan metode inkuri moral berbasis kearifan lokal Minangkabau

Alam Takambang Jadi Guru untuk membentuk karakter siswa.

2. Wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang pendapat siswa dalam penerapan metode inkuri moral berbasis kearifan lokal Minangkabau Alam

Takambang Jadi Guru untuk membentuk karakter siswa.

3. Lembar pengamatan sikap digunakan untuk mengetahui sikap siswa dalam penerapan metode inkuri moral berbasis kearifan lokal Minangkabau Alam

Takambang Jadi Guru untuk membentuk karakter siswa.

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan model analisis kualitatif, yaitu analisis data dengan refleksi sejak pengumpulan data sampai seluruh data terkumpul. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya, dapat dianalisis secara kualitatif.

Tahapan analisis data yang dikemukakan oleh IGAK (2007) yaitu analisis data dapat dilakukan secara bertahap, pertama dengan menyeleksi dan mengelompokkan, kedua dengan memaparkan atau mendeskripsikan data, dan terakhir menyimpulkan atau memberi makna. Aktivitas dalam analisis data berdasarkan model Miles dan Huberman (dalam wiriaatmadja, 2005 ) yaitu:


(33)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Penyajian Data

Dalam penelitian kuantitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, pictogram, dan sejenisnya. Tetapi dalam penelitian kualitatif, yang sering digunakan untuk menyajikan data adalah teks yang bersifat naratif. Melalui penyajian data tersebut maka data dapat terorganisasi dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. 3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah berupa temuan-temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga setelah diteliti menjadi jelas.


(34)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi

guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 119

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Desain pembelajaran yang diterapkan pada penelitian ini merujuk pada 5 komponen utama desain pembelajaran dengan pengembang proses pembelajaran menggunakan langkah pembelajaran inkuiri moral. Lima komponen pembelajarannya yaitu: (1) Tujuan pembelajaran (umum dan khusus) adalah penjabaran yang akan dikuasai oleh pembelajar; (2) Pembelajar (pihak yang menjadi fokus) yang meliputi, karakteristik, kemampuan awal dan pra syarat; (3) Analisis pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari; (4) Strategi pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun waktu satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar adalah format materi yang akan diberikan kepada pembelajar; (5) Penilaian belajar, tentang pengukuran kemampuan atau kompetensi yang sudah dikuasai atau belum. Perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan dalam penelitian secara umum sudah menggambarkan 5 komponen desain tersebut dengan langkah-langkah pembelajaran dari metode inkuiri moral.

Gambaran proses pembelajaran dengan menerapkan inkuiri moral lebih meningkatkan kualitas proses pembelajaran baik dari segi aktivitas guru maupun aktivitas siswa sehingga terjadi peningkatan hasil belajar dan pengembangan karakter siswa. Ini dapat dilihat bahwa inkuiri moral lebih membuat proses pembelajaran lebih bermakna, siswa menjadi lebih aktif dan diskusi untuk musyawarah mufakat yang menjadi ciri khas kearifan lokal suku Minangkabau telah berjalan dengan sangat baik. Tentunya dalam proses pembelajaran PKn yang berlangsung saat penelitian juga mengembangkan langkah-langkah pembelajaran PKn yang dipandu dengan dengan nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan kriteria ilmiah untuk membangun pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), watak kewarganegaraan (civic disposition), serta


(35)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi

guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penerapan nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau untuk pembentukan karakter siswa menjadi lebih optimal.

Pembentukan karakter dengan penerapan metode pembelajaran inkuri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau pada pembelajaran PKn sudah memperlihatkan dampak yang cukup positif pada beberapa aspek keterampilan kewarganegaraan siswa terutama pada aspek keterampilan menjawab, bertanya, berdiskusi, dan berpartisipasi aktif, yang ditandai dengan siswa terlihat lebih kritis, lebih antusias dalam bertanya, lebih menggunakan kecerdasan berpikir selama proses pembelajaran berlangsung.

Karakter yang terbentuk dan berkembang dalam pembelajaran yakni “Raso

Pareso” (alua jo patuik, lamak dek awak katuju dek urang) anak dari yang tidak

menaati aturan kelompok jadi menaati aturan kelompok, anak dari yang tidak menghargai pendapat teman jadi menghargai pendapat teman, anak biasa menyela penadapat teman jadi tidak menyela pendapat teman, anak dari yang tidak percaya diri mengemukakan pendapat jadi percaya diri mengemukakan pendapat, “Saiyo

Sakato” (bulek aia ka pambuluah bulek kato dek mungakaik, sapikua sajinjiang),

anak dari yang suka memaksakan kehendak menjadi lebih sabar dengan tidak memaksakan kehendak, anak jadi tahu tugas dan peran masing-masing dan lebih bertanggung jawab dalam kelompok “Duduk Samo Randah Tagak Samo Tinggi” (nan buto pahambuih lasuang, nan pakak palapeh badie, nan lumpuah paunyi rumah,

nan kuek pambaok baban, nan binguang kadi suruah-suruah, nan cadiak lawan barundiang), anak dapat mengerjakan tugas sesuai peran masing-masing dan dapat

berdiskusi dengan kelompok yang berbeda. Pembentukan karakter dilaksanakan dalam tiga siklus lima tindakan, secara berkesinambungan dalam setiap tindakan pembentukan karakter yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau mengalami perubahan dan peningkatan yang cukup memuaskan. Karakter terbentuk sejalan dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode inkuri moral, dimana siswa melakukan diskusi dengan menjunjung tinggi musyawarah mufakat yang


(36)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi

guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mana dapat membuat pembelajaran disajikan secara kongkrit dan kontekstual dengan diberikan permasalahan kemudian peserta didik menemukan sendiri penyelesaian tersebut dengan melakukan diskusi sesuai dengan aturan-aturan yang telah disepakati dalam mengembangkan nilai-nilai karakter saat diskusi kelompok.

Kendala dalam implementasi metode inkuiri moral berbasis kearifan lokal Minangkabau pada mata pelajaran PKn adalah faktor guru, faktor siswa dan faktor lingkungan. Untuk meminimalisir berbagai kendala yang muncul dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri moral, beberapa upaya yang harus dilakukan guru adalah: pertama, adanya komitmen yang kuat dari guru untuk mempersiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin, kedua menciptakan proses pembelajaran yang variatif sehingga dapat memicu antusiasme siswa, memotivasi siswa agar siswa tidak jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketiga, selalu melakukan kerjasama antar sesama guru dan meminta peran kepala sekolah dalam mengatasi segala kendala guru terkait implementasi berbagai pendekatan dalam pembelajaran PKn.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian ini menyarankan beberapa hal yang berkaitan dengan implementasi metode pembelajaran inkuiri moral pada pembelajaran PKn di Sekolah Dasar, yaitu sebagai berikut:

1. Kepada pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Pendidikan kota Padang selalu mengadakan kontrol, evaluasi dan peningkatan kualitas pengembangan kurikulum pembelajaran PKn dalam pelaksanaan pendidikan karakter yang berbasis budaya Minangkabau yang telah menjadi kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat. Pengembangan kurikulum pendidikan karakter yang berbasis budaya Minangkabau juga dengan melakukan inventarisasi nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat di Minangkabau menjadi kebijakan pendidikan karakter dalam


(37)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi

guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu karakter yang ideal.

2. Guru dilapangan diharapkan dapat menggunakan format pengembangan pembelajaran PKn dalam pengembangan nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau pada penyelenggaraan pendidikan karakter di masing-masing sekolah. Dalam pengembangan pembelajaran PKn mengharuskan usaha guru dalam meningkatkan kompetensi guru terutama kompetensi profesional dan pedagogik dalam mengembangkan nilai-nilai karakter dalam keanekaragaman diri siswa.

3. Peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian terkait implementasi metode inkuiri moral pada pembelajaran PKn di sekolah dasar, hendaknya lebih memperluas kajian konsep-konsep PKn dengan nilai-nilai universal kearifan lokal Minangkabau yang dapat di implementasikan di sekolah dasar. Menggali lebih banyak nilai-nilai universal kearifan lokal Minangkabau yang cocok dengan karakteristik siswa, sehingga potensi kearifan lokal Minangkabau dalam implementasi pendidikan karakter untuk membentuk dan mengembangkan karakter siswa di sekolah berjalan secara berkesinambungan.


(38)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 123

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2012) Model penilaian otentik dalam pembelajaran membaca pemahaman beroreintasi pendidikan karakter. Jurnal Pendidikan Karakter. 2 (2), hlm 164-178.

Alfian, Magdalia. (2011) “Ketahanan Budaya Betawi dalam Pembentukan Jatidiri Bangsa”, makalah yang disampaikan pada Seminar Nasional Ketahanan Budaya Lokal di Indonesia, FIB-UI, 29 November 2011.

Amir, M.S. (1999). Adat Minangkabau, pola dan tujuan hidup orang Minang. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya.

Asmani, Ma’mur. (2011). Pendidikan Karakter Disekolah. Yogyakarta: Diva

Press.

Asriarti, N. (2012) Mengembangkan karakter peserta didik berbasis kearifan lokal melalui pembelajaran di sekolah. Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan

Humaniora. 3 (2), hlm 106-119.

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Balitbang, Dikbud. (1997). Pedoman Pembelajaran Budi Pekerti. Jakarta: Pusbang kurrandik.

Dahar, R. W. (2011). Teori-teori Belajar & Pembelajran. Jakarta: Erlangga.

Elkin, David dan Sweet, Freddy. (2004). How to Do Character Education. Today’s School Magazine. Edisi September/Oktober 2004.

Draf Panduan Guru Mata pelajaran PKn. (2010). Pendidikan Karakter

Terintegrasi dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta:

Kementerian Pendidikan Nasional.

Efendi, Ridwan & Setiadi, Eli M. (2010). Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya

dan Teknologi. Bandung: UPI Press.

Endraswara, Suwardi. (2010). Falsafah Hidup Jawa, Menggali Mutiara

Kebijakan dari Intisari Filsafat Kejawen. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer

(Kompas Gramedia Group).

Faturrahman, dkk. (2012). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.


(39)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fosnot, C. T. (1989). Enquiring Teachers, Enquiring Learners: A constructivist

Approach for Teaching. New York: Teachers College Press.

Gani, E. (2009) Kajian terhadap landasan filosofi pantun Minangkabau. Jurnal

Bahasa dan Seni. 10 (1), hlm 1-10 .

Guidry, Allen O.(2008) Character Education Through a Reflective Moral Inquiry: A Revised Model That Answer Old Question‖. Journal of Curriculum and Instruction (JoCI), January 2008, Volume 2 Number 1.

Hernawan, dkk. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Upi Press.

Hidayanti, Nina., Fatimah, dan Akhyar., Zainul. (2012). “Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pkn pada Materi Persamaan Kedudukan Warga Negara dengan Model Pembelajaran Student

Teams-Achievement Division di Kelas XII SMA PGRI 4 Banjarmasin”. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan. 2, (10) 30-38.

Hurlock B Elizabeth, Child Developmental; Mc Grow Hill, Inc, 1978, Alih Bahasa,dr. Med. Meitasari Tjandrasa dan Dra. Muslichah Zarkasih, Perkembangan Anak, Jakarta, Erlangga.

Ibrahim, Anwar dkk. (1985). Ungkapan-Ungkapan Tradisional Yang Berkaitan

dengan Sila-Sila dalam Pancasila Daerah Sumatera Barat. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Karli, H. dan Yuliariatiningsih, M.S. (2003). Model-Model Pembelajaran. Bandung : Bina Media Informasi.

Kemendiknas. (2010). Desain Induk Pendidikan Karakter. Jakarta: Depdiknas.

Kemendiknas. (2010). Kerangka Acuan Pendidikan Karakter. Jakarta: Depdiknas.

Koentjaraningrat(1985). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan.

---. (2009). Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: UI Press.

Mohanan, K.P. (2013). Designing a Course on moral Inquiry.

Musfiroh, Tadkirotun. (2011). Karakter Sebagai SariPati Tumbuh Kembang Anak


(40)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

M.S, Amir. (2003). Adat Minangkabau Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya.

Muryati, Sri. (2013). Inkuiri moral sebagai alternatif metode pendidikan karakter siswa di SMP. Majalah Ilmiah Pawiyatan. 10 (4), hlm 1-14.

Musanna, A. (2011) Rasionalitas dan aktualitas kearifan lokal sebagai basis pendidikan karakter. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 17 (6), hlm 588-598.

Navis, A, A. (1984). Alam Takambang Jadi Guru Adat dan Kebudayaan

Minangkabau. Jakarta: Grafiti Pers.

Nursarastriya Haris, Y. (2011) Filsafat dan eksistensi ekstrakurikuler dan pendidikan kewarganegaraan. Prospektus. 9 (2), hlm 145-158

Purwaningsih, E. (2010) Keluarga dalam mewujudkan pendidikan nilai sebagai upaya mengatasi degradasi nilai moral. Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan

Humaniora. 1 (1), hlm. 43-55.

Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses.

Ramli, T. (2003). Pendidikan Moral dalam Keluarga. Grasindo; Jakarta.

Ridwan, N, A. (2007). Landasan Keilmuan Kearifan Lokal . Jurnal Ibda`. 5 (1), hlm 27-38.

Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta : Rajawali PRESS.

Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada.

Samani Muchlas dan Hariyanto. (2011). Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. (2008). Pembelajaran dan Kurikulum. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Sapriya, et al. (2009). Konsep Dasar PKn. Bandung: UPI Press.

Sapriya, et al. (2009). Pembelajaran Kewarganegaraan. Bandung: UPI Press.

Silbermen, Mel. (2007). 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.


(1)

122

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendorong usaha sekolah dan guru-guru dalam menyelenggarakan pendidikan karakter yang ideal.

2. Guru dilapangan diharapkan dapat menggunakan format pengembangan pembelajaran PKn dalam pengembangan nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau pada penyelenggaraan pendidikan karakter di masing-masing sekolah. Dalam pengembangan pembelajaran PKn mengharuskan usaha guru dalam meningkatkan kompetensi guru terutama kompetensi profesional dan pedagogik dalam mengembangkan nilai-nilai karakter dalam keanekaragaman diri siswa.

3. Peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian terkait implementasi metode inkuiri moral pada pembelajaran PKn di sekolah dasar, hendaknya lebih memperluas kajian konsep-konsep PKn dengan nilai-nilai universal kearifan lokal Minangkabau yang dapat di implementasikan di sekolah dasar. Menggali lebih banyak nilai-nilai universal kearifan lokal Minangkabau yang cocok dengan karakteristik siswa, sehingga potensi kearifan lokal Minangkabau dalam implementasi pendidikan karakter untuk membentuk dan mengembangkan karakter siswa di sekolah berjalan secara berkesinambungan.


(2)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 123

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2012) Model penilaian otentik dalam pembelajaran membaca pemahaman beroreintasi pendidikan karakter. Jurnal Pendidikan Karakter. 2 (2), hlm 164-178.

Alfian, Magdalia. (2011) “Ketahanan Budaya Betawi dalam Pembentukan Jatidiri Bangsa”, makalah yang disampaikan pada Seminar Nasional Ketahanan Budaya Lokal di Indonesia, FIB-UI, 29 November 2011.

Amir, M.S. (1999). Adat Minangkabau, pola dan tujuan hidup orang Minang. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya.

Asmani, Ma’mur. (2011). Pendidikan Karakter Disekolah. Yogyakarta: Diva Press.

Asriarti, N. (2012) Mengembangkan karakter peserta didik berbasis kearifan lokal melalui pembelajaran di sekolah. Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora. 3 (2), hlm 106-119.

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Balitbang, Dikbud. (1997). Pedoman Pembelajaran Budi Pekerti. Jakarta: Pusbang kurrandik.

Dahar, R. W. (2011). Teori-teori Belajar & Pembelajran. Jakarta: Erlangga.

Elkin, David dan Sweet, Freddy. (2004). How to Do Character Education. Today’s School Magazine. Edisi September/Oktober 2004.

Draf Panduan Guru Mata pelajaran PKn. (2010). Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.

Efendi, Ridwan & Setiadi, Eli M. (2010). Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung: UPI Press.

Endraswara, Suwardi. (2010). Falsafah Hidup Jawa, Menggali Mutiara Kebijakan dari Intisari Filsafat Kejawen. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer (Kompas Gramedia Group).

Faturrahman, dkk. (2012). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.


(3)

124

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fosnot, C. T. (1989). Enquiring Teachers, Enquiring Learners: A constructivist Approach for Teaching. New York: Teachers College Press.

Gani, E. (2009) Kajian terhadap landasan filosofi pantun Minangkabau. Jurnal Bahasa dan Seni. 10 (1), hlm 1-10 .

Guidry, Allen O.(2008) Character Education Through a Reflective Moral Inquiry:

A Revised Model That Answer Old Question‖. Journal of Curriculum and Instruction (JoCI), January 2008, Volume 2 Number 1.

Hernawan, dkk. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Upi Press.

Hidayanti, Nina., Fatimah, dan Akhyar., Zainul. (2012). “Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pkn pada Materi Persamaan Kedudukan Warga Negara dengan Model Pembelajaran Student Teams-Achievement Division di Kelas XII SMA PGRI 4 Banjarmasin”. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan. 2, (10) 30-38.

Hurlock B Elizabeth, Child Developmental; Mc Grow Hill, Inc, 1978, Alih Bahasa,dr. Med. Meitasari Tjandrasa dan Dra. Muslichah Zarkasih, Perkembangan Anak, Jakarta, Erlangga.

Ibrahim, Anwar dkk. (1985). Ungkapan-Ungkapan Tradisional Yang Berkaitan dengan Sila-Sila dalam Pancasila Daerah Sumatera Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Karli, H. dan Yuliariatiningsih, M.S. (2003). Model-Model Pembelajaran. Bandung : Bina Media Informasi.

Kemendiknas. (2010). Desain Induk Pendidikan Karakter. Jakarta: Depdiknas. Kemendiknas. (2010). Kerangka Acuan Pendidikan Karakter. Jakarta: Depdiknas. Koentjaraningrat(1985). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan.

---. (2009). Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: UI Press. Mohanan, K.P. (2013). Designing a Course on moral Inquiry.

Musfiroh, Tadkirotun. (2011). Karakter Sebagai SariPati Tumbuh Kembang Anak Usia Dini. Yogyakarta: Inti Media.


(4)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

M.S, Amir. (2003). Adat Minangkabau Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya.

Muryati, Sri. (2013). Inkuiri moral sebagai alternatif metode pendidikan karakter siswa di SMP. Majalah Ilmiah Pawiyatan. 10 (4), hlm 1-14.

Musanna, A. (2011) Rasionalitas dan aktualitas kearifan lokal sebagai basis pendidikan karakter. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 17 (6), hlm 588-598.

Navis, A, A. (1984). Alam Takambang Jadi Guru Adat dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta: Grafiti Pers.

Nursarastriya Haris, Y. (2011) Filsafat dan eksistensi ekstrakurikuler dan pendidikan kewarganegaraan. Prospektus. 9 (2), hlm 145-158

Purwaningsih, E. (2010) Keluarga dalam mewujudkan pendidikan nilai sebagai upaya mengatasi degradasi nilai moral. Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora. 1 (1), hlm. 43-55.

Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses. Ramli, T. (2003). Pendidikan Moral dalam Keluarga. Grasindo; Jakarta.

Ridwan, N, A. (2007). Landasan Keilmuan Kearifan Lokal . Jurnal Ibda`. 5 (1), hlm 27-38.

Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali PRESS.

Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada.

Samani Muchlas dan Hariyanto. (2011). Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. (2008). Pembelajaran dan Kurikulum. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Sapriya, et al. (2009). Konsep Dasar PKn. Bandung: UPI Press.

Sapriya, et al. (2009). Pembelajaran Kewarganegaraan. Bandung: UPI Press. Silbermen, Mel. (2007). 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka


(5)

126

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana Nana. (2005). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sukadi. (2011). “ Pendidikan Karakter bangsa berideologi Pancasila”, dalam Budimansyah, D dan Komalasari, K (ed). Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung: Widya Akasara Press.

Sunarto, H. Dan B. Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Surasmi, Wuwuh Asrinining. (2012). Menggugah Kesadaran Guru dalam Kearifan Lokal pada Era Globalisasi. UPBJJ: Surabaya.

Suyitno, I. (2012) Pengembangan pendidikan karakter dan budaya bangsa berwawasan kearifan lokal. Jurnal Pendidikan Karakter. 2 (1), hlm 1-13. Tobroni. 2012. Relasi Kemanusiaan dalam Keagamaan (Mengembangka Etika

Sosial Melalui Pendidikan). Bandung: CV. Karya Putra Darwati. Undang-undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wagiran. 2012. Pengembangan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Hamemayu Hayuning Bawana. Jurnal Pendidikan Karakter. Tahun II no 3. Hal 329-338.

Wahab, Abdul Azis dan Sapriya. (2011). Teori & Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.

Winarno Surakhmad, dkk. (2003). Mengurai Benang Kusut Pendidikan. Jakarta: Transformasi.

Wiriaatmadja. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Zakiah Akmal, S dan Nurwianti F. (2009) Kekuatan karakter dan kebahagiaan pada Suku Minang. Jurnal Psikologi. 3 (1), hlm 16-24.

Zubaedi. (2012). Desain Pendidika Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(6)

Ronald Fransyaigu, 2014

Penerapan inkuiri moral berbasis nilai-nilai kearifan lokal minangkabau “alam takambang jadi guru” untuk pembentukan karakter siswa