REPRESENTASI PERDAGANGAN PEREMPUAN DALAM NASKAH DRAMA JAMILA DAN SANG PRESIDEN KARYA RATNA SARUMPAET.

(1)

REPRESENTASI PERDAGANGAN PEREMPUAN DALAM

NASKAH DRAMA JAMILA DAN SANG PRESIDEN KARYA

RATNA SARUMPAET

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syaratan mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

FPBS

oleh

Suci Purnama Sari

NIM 1103872

PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

REPRESENTASI PERDAGANGAN PEREMPUAN DALAM

NASKAH DRAMA JAMILA DAN SANG PRESIDEN KARYA

RATNA SARUMPAET

Oleh Suci Purnama Sari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

© Suci Purnama Sari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

REPRESENTASI PERDAGANGAN PEREMPUAN DALAM

NASKAH DRAMA JAMILA DAN SANG PRESIDEN KARYA

RATNA SARUMPAET

Suci Purnama Sari

1103972

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh bentuk-bentuk perdagangan perempuan yang menjadi awal terjadinya trafficking yang terdapat dalam naskah drama Jamila dan Sang Presiden karya Ratna Sarumpaet. Dalam naskah diceritakan tentang eksploitasi para tokoh perempuan karena rendahnya tingkat ekonomi, pendidikan, dan situasi psikologis inilah yang menjadi salah satu penyebab yang tidak disadari sebagai peluang munculnya perdagangan manusia.

Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) struktur teks dalam naskah drama Jamila dan Sang Presiden karya Ratna Sarumpaet yang menggambarkan perdagangan perempuan, (2) Representasi perdagangan perempuan yang terdapat dalam naskah drama Jamila dan Sang Presiden

karya Ratna Sarumpaet.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan tekhnik pengumpulan data berupa studi pustaka, dan sumber data penelitian ini adalah naskah drama Jamila dan Sang Presiden karya Ratna Sarumpaet. Melalui metode penelitian ini, peneliti akan nmenganalisis struktur dan representasi mengenai perdagangan perempuan dalam naskah drama Jamila dan Sang Presiden karya Ratna Sarumpaet.

Berdasarkan hasil penelitian menyimpulkan bahwa dalam skema aktan dan model fungsional memudahkan peneliti untuk merepresentasikan perilaku yang didominasi oleh setiap tokoh. Para tokoh yang terdapat dalam naskah drama tersebut berperan dalam proses perdagangan perempuan, namun yang menjadi tokoh utama ialah tokoh Jamila yang dianalisis sebagai objek dan korban dari perdagangan perempuan tersebut. Fungsi bahasa yang paling menonjol yang dominan digunakan dalam naskah drama tersebut ialah fungsi bahasa ekspresif dan fungsi bahasa konatif, sedangkan ragam bahasa yang dominan muncul dalam naskah drama Jamila dan Sang Presiden adalah ragam bahasa remaja yaitu naskah drama ini menggunakan penuturan atau pemakaian bahasa yang bersifat lokal dan temporal. Dalam naskah drama Jamila dan Sang Presiden tersebut merepresentasikan perdagangan perempuan dan juga terdapat bentuk-bentuk perdagangan perempuan yang meliputi; kemiskinan, kekerasan, dan ketidakadilan perempuan di mata hukum. Naskah drama ini mengangkat tema perdagangan perempuan (trafficking), gambaran kehidupan seorang perempuan yang ditakdirkan menjadi seorang pelacur dengan beberapa faktor yang mendasarinya.


(5)

REPRESENTATION OF WOMENTRAFFICKING IN JAMILA

DAN SANG PRESIDEN PLAY SCRIPT BY RATNA

SARUMPAET

Suci Purnama Sari

1103972

Abstract

This research is motivated by forms of women trafficking that became the first occurrence of trafficking in the play Jamila dan Sang Presidenby RatnaSarumpaet. The script is tell about the exploitation of women because of the low level of economic, education, and this kind psychological situation is becoming one of the unrecognized causeas opportunity for the emergence of human trafficking.

Based on these problems, the goal of this research is to describe: (1) the structure of the text in the play Jamila dan Sang Presiden by RatnaSarumpaetabout women trafficking, (2) Representation of womentrafficking in Jamila dan Sang Presiden play by Ratna Sarumpaet .

The method used in this research is descriptive analysis with data collection techniques in the form of book research, and the source of this research data is Jamila dan Sang Preside nplays byRatna Sarumpaet. Through this research method, researcher willstudy the structure and representation of women trafficking in Jamila dan Sang Presiden plays by Ratna Sarumpaet.

Based on the results of the study concluded that the aktan scheme and the functional model facilitate researcher to represent the behavior dominated by each character. The characterin the play take a role in the process of women trafficking, but that the main character is Jamila that are analyzed as objects and victims of woman trafficking. The most prominent language function used in the script is expressive language function and konatif language function, whereas the dominant variety of language appearing in Jamila dan Sang Presiden plays is teenage language that uses the narrative or the use of language that is local and temporary. In the Jamila dan Sang Presiden plays represent the women trafficking and there are also other forms of women trafficking which includes; poverty, violence, and injustice of women in the eyes of the law. The play theme is women trafficking, description of the woman life who was destined to become a prostitute with several base factors.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Masalah ... 7

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA TENTANG REPRESENTASI, DRAMA, FEMINISME, DAN PERDAGANGAN PEREMPUAN ... 8

2.1 Representasi ... 8

2.2 Pengertian Drama ... 10

2.3 Pengertian Naskah Drama ... 11

2.4 Unsur dan Struktur Drama ... 12


(7)

2.6 Sekilas tentang Ratna Sarumpaet dan Karyanya ... 19

2.7 Konsep Perdagangan Perempuan ... 21

2.7.1 Sejarah Perdagangan Perempuan ... 21

2.7.2 Definisi Perdagangan Perempuan / Trafficking ... 24

2.7.3 Perdagangan Anak Perempuan ... 26

2.7.4 Bentuk-Bentuk Perdagangan Perempuan dan Anak ... 29

2.7.4.1Kekerasan ... 29

2.7.4.2Kemiskinan ... 31

2.7.4.3Ketidakadilan bagi Perempuan di mata Hukum ... 32

2.8 Feminisme ... 33

2.9 Sejarah Pekembangan Feminisme ... 34

2.10 Jenis Kritik Sastra Feminisme ... 35

2.11 Model Pengkajian Drama dengan Menggunakan Model Semiotik ... 37

2.11.1 Semiotika Teks Drama ... 38

2.11.2 Aspek Sintaksis ... 39

2.11.3Aspek Semantik ... 43

2.11.3.1 Tokoh ... 43

2.11.3.2 Latar dan Ruang ... 44

2.11.3.3 Tema dan Amanat ... 44

2.12 Aspek Pragmatik ... 45

2.12.1 Teori Fungsi Bahasa menurut Selden ... 45

2.12.1.1 Fungsi Bahasa ... 46


(8)

2.13 Penelitian Terdahulu ... 48

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 50

3.1 Metode Penelitian ... 50

3.2 Sumber Data ... 51

3.3 Teknik Penelitian ... 51

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.3.4 Teknik Pengolahan Data ... 52

3.3.4.1 Pedoman Analisis Data ... 52

3.3.5 Langkah-langkah Penelitian ... 54

3.4 Kerangka Berpikir Penelitian ... 55

BAB 4 TEMUAN DAN PEMBAHASAN REPRESENTASI PERDAGANGAN PEREMPUAN DALAM NASKAH DRAMA JAMILA DAN SANG PRESIDEN KARYA RATNA SARUMPAET ... 56

4.1 Sinopsis ... 56

4.1 Aspek Cerita Naskah Drama Jamila dan Sang Presiden ... 57

4.1.1 Analisis Aspek Sintaksis ... 57

4.1.1.1 Skema Aktan dan Struktur Fungsional... 58

4.1.1.2 Kuantitas Aktan ... 92

4.1.1.3 Kesimpulan dari Model Aktan ... 95

4.1.2 Analisis Aspek Semantik ... 97

4.1.2.1 Analisis Tokoh ... 97


(9)

4.1.2.3 Analisis Tema ... 128

4.1.3 Analisis Aspek Pragmatik ... 129

4.1.3.1 Aspek Fungsi Bahasa dalam Naskah Drama Jamila dan Sang Presiden ... 129

4.1.3.1 Aspek Ragam Bahasa dalam Naskah Drama Jamila dan Sang Presiden ... 137

4.2 Representasi Perdagangan Perempuan dalam Naskah Drama Jamila dan Sang Presiden ... 146

4.2.1 Representasi Perdagangan Perempuan dan Anak ... 148

4.2.2 Bentuk-Bentuk Perdagangan Perempuan ... 161

4.2.2.1 Kekerasan ... 161

4.2.2.2 Kemiskinan ... 183

4.2.2.3 Ketidakadilan Bagi Perempuan di Mata Hukum ... 188

4.3 Model Representasi Perdagangan Perempuan ... 194

BAB 5 Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi... 201

5.1 Kesimpulan ... 201

5.2 Rekomendasi dan Implikasi... 204

DAFTAR PUSTAKA ... 206

LAMPIRAN ... 211


(10)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Klasifikasi Unsur Drama sebagai

Karya Sastra menurut Hasanudin

...

12

Bagan 2.2. Skema Aktan A.J Greimas (Aston dan Stavona)

...

40

Bagan 2.3. Model Fungsional A.J Greimas

...

41

Bagan 3.1. Kerangka Berpikir Penelitian

...

....53

Bagan 4.1. Skema Aktan Utama

...

...56

Bagan 4.2. Skema Aktan 1

...

...59

Bagan 4.3. Skema Aktan 2

...

...62

Bagan 4.4. Skema Aktan 3

...

...65

Bagan 4.5. Skema Aktan 4

...

...68

Bagan 4.6. Skema Aktan 5

...

...71

Bagan 4.7. Skema Aktan 6

...

...74

Bagan 4.8. Skema Aktan 6.2

...

...78

Bagan 4.9. Skema Aktan 7

...

...81


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Pedoman Analisis Karya Sastra

...

...52

Tabel 4.1. Model Fungsional Utama

...

...58

Tabel 4.2. Model Fungsional 1

...

...61

Tabel 4.3. Model Fungsional 2

...

...64

Tabel 4.4. Model Fungsional 3

...

...67

Tabel 4.5. Struktur Fungsional4

...

...70

Tabel 4.6. Struktur Fungsional 5

...

...73

Tabel 4.7. Struktur Fungsional 6

...

...77

Tabel 4.8. Struktur Fungsional 6.2

...

...80

Tabel 4.9. Struktur Fungsional 7

...

...85


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keputusan Skripsi ... 212 Lampiran 2. Naskah Drama Jamila dan Sang Presiden......213


(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bagian ini peneliti membahas mengenai (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, dan (4) manfaat penelitian yang akan dipaparkan sebagai berikut.

1.1Latar Belakang Masalah

“Pada tahun 2011, Indonesia menempati peringkat teratas dengan jumlah 3.943 korban perdagangan manusia. Dari jumlah itu, kasus terbanyak terjadi di Jawa Barat, yakni sebanyak 920 kasus atau 23,33% (IOM Report 2011). Negara Indonesia juga merupakan negara pensuplai orang yang diperdagangkan, terutama wanita.” (International Organization for Migration (IOM). 2011)

Dari kutipan di atas menggambarkan kasus perdagangan perempuan di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat tajam diibaratkan bak gunung es. Artinya, angka yang tersembunyi di bawah permukaan jauh lebih besar ketimbang yang terlihat di permukaan. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh PBB tahun 2010, perdagangan manusia menempati urutan ketiga sebagai tindakan kriminal terbesar lintas negara. Dari bisnis ini, diperkirakan para pelaku mendapat laba sebesar USD 7 miliar tiap tahunnya. Sejalan dengan data di atas, laporan dari ADB (Asia Development Bank), diperkirakan satu hingga dua juta manusia diperjual belikan setiap tahunnya di seluruh dunia. Indonesia tercatat menjadi salah satu negara dengan predikat tinggi atas pelanggaran kemanusiaan yaitu

human trafficking. Berdasarkan data yang dirilis International Organization for Migration (IOM) Indonesia tahun 2011, Indonesia menempati peringkat teratas dengan jumlah 3.943 korban perdagangan manusia. Dari jumlah itu, kasus terbanyak terjadi di Jawa Barat, yakni sebanyak 920 kasus atau 23,33% (IOM Report, 2011). Negara Indonesia juga merupakan negara pensuplai orang yang diperdagangkan, terutama wanita.


(14)

2

Modus tindak pidana trafficking sangat beragam, mulai dari dijanjikan pekerjaan, penculikan korban, menolong wanita yang melahirkan, penyelundupan bayi, hingga memperkerjakan sebagai PSK komersil. Umumnya para korban baru menyadari bahwa dirinya merupakan korban trafficking setelah tidak mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi, alias dieksploitasi di negeri rantau. Pada bulan Meret 2007, Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur, Malaysia berhasil menyelamatkan 19 orang wanita Indonesia yang menjadi korban perdagangan manusia. Pengungkapan kasus tersebut diawali dengan penangkapan polisi setempat terhadap empat wanita yang dituduh bekerja dengan memakai visa turis. Pihak Kepolisian RI kemudian dilibatkan dalam pemeriksaan terhadap empat wanita tersebut. Terungkap fakta bahwa mereka adalah korban penipuan perdagangan manusia dengan modus menawarkan magang kerja di hotel luar negeri (Farell, 2011).

Perdagangan manusia atau istilah Human Trafficking merupakan sebuah kejahatan yang sangat sulit diberantas dan disebut-sebut oleh masyarakat Internasional sebagai bentuk perbudakan masa kini dan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Kejahatan ini terus menerus berkembang secara nasional maupun internasional. Dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, informasi, komunikasi, dan transportasi, maka semakin berkembang pula modus kejahatannya yang dalam beroperasinya sering dilakukan secara tertutup dan bergerak diluar hukum. Dalam naskah drama Jamila dan Sang Presiden

menceritakan tentang pengekploitasian para tokoh perempuan karena rendahnya tingkat ekonomi, pendidikan dan situasi psikologis inilah menjadi salah satu penyebab yang tidak disadari sebagai peluang munculnya perdagangan manusia (Alkatiri, 2010). Modus yang digunakan dalam kejahatan ini sangat beragam dan juga memiliki aspek kerja yang rumit. Misalnya dalam naskah drama Jamila dan Sang Presiden muncul modus untuk dipekerjakan menjadi TKW namun karena kecantikan tokoh Jamila pun para agen langsung tergiur menjualnya ke mucikari. Karena lemahnya kondisi ekonomi maka akan membuat seseorang semakin terjerat dalam proses perdagangan perempuan tersebut.


(15)

3

Peneliti memilih menganalisis naskah drama Jamila dan Sang Presiden

karya Ratna Sarumpaet karena sudah banyak yang meneliti dari segi perfilman, peneliti mencoba ranah baru yaitu menganalisis lewat dialog-dialog dalam naskah drama yang diketahui lebih awal dicetak daripada produksi filmnya itu sendiri. Selain itu alasan peneliti memilih karya sastra tersebut karena maraknya perdagangan perempuan di Indonesia yang diiming-imingi sebagai TKW lalu dikelabui dan dipaksa terlibat dalam pelacuran atau pekerja seks komersial (Sarumpaet, 2007, hlm. 1). Rendahnya tingkat pendidikan dan perekonomian yang menjadi salah satu faktor terjadinya seseorang terjerat kasus perdagangan. Maraknya penipuan, pemalsuan identitas, dan kekerasan demi mendapatkan keuntungan demi dirinya sendiri membuat peneliti tertarik akan mengupas sisi perdagangan perempuan dalam naskah drama Jamila dan Sang Presiden karya Ratna Sarumpat ini.

Penindasan pada perempuan dalam perspektif ini lebih dikarenakan adanya sistem produksi kapitalis. Sistem produksi kapitalis ini yang akhir memunculkan budaya patriarki pada masyarakat yang akhir berdampak pada munculnya ketidakadilan gender, (Jacson dan Jackie, 1998, hlm. 26-27) menjelaskan bahwa sebagai akibat dari patriarki, penindasan gender laki-laki atas perempuan telah membuat perempuan tersubordinasi melalui struktur ekonomi, politik, hukum, sosial, dan budaya.

Tahun 2004 Ratna sangat prihatin tentang buruknya perdagangan anak di Indonesia. Dari tahun 2005 dengan bantuan UNICEF Ratna melakukan penelitian tentang berita tersebut, Ratna mengunjungi enam provinsi di Indonesia untuk menguji dan mengetahui kebenaran berita tersebut dan mengetahui penyebab perdagangan manusia di Indonesia sedemikian maraknya. Dari hasil penelitian itu, pada tahun 2006 Ratna menulis naskah Drama "Pelacur dan Sang Presiden" yang dipentaskan di lima kota besar di Indonesia. Tahun 2007 Ratna menyadur Pelacur & Sang Presiden ke dalam sebuah skenario film. 2008–2009 dia memperjuangkan skenarionya itu bisa diwujudkan dalam film layar lebar dan berhasil. Dia


(16)

4

Jamila dan Sang Presiden berhasil mendapat perhatian dunia di berbagai Festival. Bangkok International Film Festival, Hongkong International Film Festival, Asia Pacific Film Festival. Di Vesoul Asian International Film Festival, Jamila dan Sang Presiden memperoleh dua penghargaan, Youth Prize dan Public Prize. Di Asiatica Film Mediale Festival, Roma, "Jamila dan Sang Presiden" berhasil memperoleh NETPAC Award, dan pada 2010, film ini diterima oleh panitia Academy Award sebagai film yang mewakili Indonesia, kategori Film Berbahasa Asing Terbaik (Wikipedia, 2014).

Naskah drama Jamila dan Sang Presiden adalah naskah karya Ratna Sarumpaet, pentas Jamila dan Sang Presiden terdiri dari dua pentas di atas satu panggung pertunjukan. Di panggung, dua cerita (masa kini dan masa lalu) berjalan silih berganti, kadang paralel (Sarumpaet, 2007, hlm. 1). Perdagangan pekerja seks anak-anak di bawah umur yang terjadi di Indonesia umunya adalah penipuan oleh para agen pekerja, baik yang beroperasi secara ilegal dan ilegal termasuk penculikan. Korbannya adalah masyarakat di desa-desa yang miskin dan kurang pendidikan untuk dikirim ke kota-kota besar dipekerjakan sebagai pekerja seks komersil. Setidaknya 30% dari para pekerja seks perempuan di Indonesia berusia dibawah 18 tahun hingga berusia 10 tahun. Mereka dikelabui dan dipaksa terlibat dalam pelacuran. Diperkirakan terdapat 100.000 perempuan dan anak-anak yang diperdagangkan setiap tahunnya, kebanyakan sebagai pekerja seks komersial di Indonesia dan luar negri.

“Jamila dan Sang Presiden yang sangat berbeda dengan konsep naskah-naskah terdahulu. Tiga tahun menjadi Pejabat Kesenian (Ketua Umum DKJ), saya secara tegas menahan diri untuk berkarya. Saya bangga pada diri saya dan Satu Merah Panggung bisa patuh pada keputusan itu. Sebuah keputusan berat yang membuat saya mengalami kehausan yang panjang. Menghadapi proses Jamila dan Sang Presiden saya seperti kembali ke rumah kreatifitas saya, dimana fantasi-fantasi saya bisa dengan merdeka bergerak. Saya tidak pernah merasa bersalah mengomentari perilaku-perilaku para anggota DPR yang tidak bermutu atau mengecam kebijakan-kebijakan pemerintah yang mengecam. Tapi menuangkan dalam sebuah karya kesedihan dan kemarahan saya atas apa yang terjadi di Negeri ini, bagi saya sesungguhnya karya ini saya alamatkan.”(Sarumpaet, 2007, hlm. 3).


(17)

5

Adapun penelitian sebelumnya yang relevan pada tahun 2011 Liestianingsih Dwi Dayanti, Wacana Kekerasan dan Resistensi Perempuan dalam Karya dan Sutradara Perempuan meneliti cerpen Mereka Bilang Saya Monyet

berangkat dari keinginan untuk menyuarakan wacana kekerasan terhadap perempuan yang terlihat bahwa kumpulan cerpen ini mengantar kita pada wacana kekerasan terhadap perempuan terlihat bahwa cerita ini mengantar dalam kekerasan perempuan yang berbeda.

Penelitian kedua tahun 2011 Eka Heri M, Representasi Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan dalam Film “Perempuan Punya Cerita”. Penelitian ini membahas tentang representasi kekerasan seksual terhadap perempuan dan untuk mengetahui pesan yang tersirat dalam tanda atau simbol kekerasan seksual dalam film tersebut. Sehingga menghadirkan sebuah ideologi dalam proses representasi serta mengungkap ideologi partiarki di balik gender dan tindak kekerasan seksual terhadap perempuan.

Penelitian ketiga tahun 2013 Ari Puji Astuti, Representasi Perempuan dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita karya Robby Ertanto: Studi Analisis Semiotik. Peneliti mengupas berbagai masalah yang erat kaitannya dengan perempuan dan untuk memahami bagaimana perbedaan gender telah melahirkan ketidakadilan gender.

Penelitian keempat tahun 2010 Arga Fajar R, Representasi Feminisme dalam Film “Ku Tunggu Jandamu”: Studi Analisis Semiotika Representasi Feminisme melalui Tokoh Persik. Penelitian ini didasarkan pada sebuah fenomena mengenai feminisme yang sedang menuai pro kontra di masyarakat. Film

“Kutunggu Jandamu” merupakan film yang berani merekam gerakan emansipasi

wanita dan memproyeksikan melalui tokoh utama perempuannya yaitu Persik. Berbeda dengan penelitian sebelumnya peneliti lebih menitik beratkan penelitian ini pada representasi perdagangan perempuan dalam naskah drama

Jamila dan Sang Presiden karena di dalam naskah drama tersebut memunculkan tokoh perempuan yang mengalami penjulan atau perdagangan, penindasan,


(18)

6

ketidakadilan bahkan kekerasan baik fisik maupun batin. Untuk membahas permasalahan di atas dipaparkan oleh peneliti menggunakan aliran feminis Marxis, karena fokus aliran ini menuntut adanya pembebasan perempuan. Menurut Jackson dan Jackie (1998, hlm. 433) mengungkapkan bahwa, feminis marxis didasarkan pada penindasan yang dialami perempuan terkait dengan bentuk-bentuk eksploitasi kapitalisme terhadap buruh, dimana kerja perempuan baik yang diupah maupun tidak dianalisis dalam hubungannya dengan fungsi yang diperankan dalam ekonomi kapitalis. Di beberapa negara di dunia, perempuan hampir seluruhnya terkungkung di dalam rumah, dirampas hak demokratis dan ekonominya, dan akhirnya menjadi seorang pekerja seks sebagai korban penindasan laki-laki. Berikut tahapan yang akan dipaparkan oleh peneliti yaitu

pertama, peneliti menganalisis alur sesuai dengan skema aktan dan model fungsional menurut Aston dan Savona. Kedua, menganalisis tokoh mana yang menjadi korban dan dapat merepresentasikan bentuk-bentuk perdagangan perempuan dalam naskah drama tersebut. Ketiga, menganalisis model representasi yang terdapat dalam naskah drama tersebut.

1.2Rumusan Masalah

Masalah pokok dalam penelitian ini adalah mengetahui representasi perdagangan perempuan dan bentuk-bentuk dari perdagangan perempuan tersebut dalam naskah drama Jamila dan Sang Presiden karya Ratna Sarumpaet. Berikutnya, diberikan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

a. Bagaimana struktur teks cerita yang terdapat dalam naskah drama

Jamila dan Sang Presiden?

b. Bagaimana perdagangan perempuan direpresentasikan dalam teks cerita naskah drama Jamila dan Sang Presiden?


(19)

7

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan umum penelitian ini adalah mengkaji representasi perdagangan perempuan dalam naskah drama Jamila dan Sang Presiden karya Ratna Sarumpaet. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah memperoleh deskripsi tentang :

a. Struktur teks cerita yang terdapat dalam naskah drama Jamila dan Sang Presiden.

b. Representasi perdagangan perempuan yang terdapat dalam teks cerita naskah drama Jamila dan Sang Presiden.

1.4Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan deskripsi representasi perdagangan perempuan dalam naskah drama Jamila Sang Presiden karya Ratna Sarumpaet. Untuk itu diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut.

Secara teoritis, hasil penelitian ini memberikan kontribusi yang berarti karena dapat dimanfaatkan untuk (1) menambah kajian khazanah sastra Indonesia, (2) Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya tentang feminisme, (3) membahas perdagangan perempuan di Indonesia.

Secara praktis, hasil penelitian ini memberikan kontribusi yang berarti karena dapat dimanfaatkan untuk (1) Hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan bagi para pembaca, (2) untuk mengetahui tentang hak asasi perempuan, (3) untuk memahami representasi perdagangan perempuan.


(20)

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bagian ini peneliti membahas mengenai (1) metode penelitian, (2) sumber data, (3) tekhnik penelitian, (4) pedoman analisis karya sastra, dan (5) langkah-langkah penelitian, yang akan dipaparkan sebagai berikut.

1.1Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian yang sifatnya ilmiah diperlukan adanya metode penelitian. Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pemecahan terhadap berbagai permasalahan penelitian. Metode diperlukan agar tujuan penelitian dapat tercapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dengan menggunakan metode penelitian, peneliti akan dihadapkan pada sebuah strategi, proses, dan pendekatan dalam karakteristik dari data yang diperlukan. Berdasarkan paradigmanya, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Dinyatakan sebagai penelitian kualitatif karena pelaksanaan penelitian ini menggunakan beberapa konsep dan prinsip metodologis penelitian kualitatif (simak Bodgan & Biklen, 1982). Beberapa konsep dan prinsip metodologis yang dimaksud, di antaranya berupa konsep atau asas tentang sumber data, pengumpulan data, analisis data, dan keabsahan data. Metode yang digunakan dalam penelitian Representasi Perdagangan Perempuan Dalam Naskah Drama Jamila Dan Sang Presiden Karya Ratna Sarumpaet adalah metode deskriptif analisis. Deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta kemudian disusul dengan analisis. Secara etimologi deskripsi dan analisis berarti menguraikan. Meskipun demikian, analisis yang berasal dari bahasa yunani, analyein (‘ana’ = atas, ‘lyien

= lepas, urai), telah diberikan arti tambahan, tidak semata-mata menguraikan melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya (Ratna, 2004, hlm. 53).


(21)

51

Melalui metode penelitian ini, peneliti akan menganalisis struktur, representasi, dan mengenai perdagangan perempuan dalam Naskah Drama Jamila Dan Sang Presiden Karya Ratna Sarumpaet. Setelah mengumpulkan data, menyusun, mengklarifikasikan masalah-masalah, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis dengan menggunakan representasi perempuan sehingga didapatkan kesimpulan berupa perdagangan perempuan yang terdapat dalam Naskah Drama Jamila Dan Sang Presiden Karya Ratna Sarumpaet.

Adapun penggunaan beberapa konsep dan prinsip yang dimaksud disesuaikan dengan keperluan penelitian. Maksudnya konsep tersebut tidak diuraikan tersendiri secara teoritis, tetapi diuraikan secara terpadu dengan masalah perdagangan perempuan dalam naskah drama Jamila Dan Presiden karya Ratna Sarumpaet.

1.2Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah naskah drama Jamila dan Sang Presiden

karya Ratna Sarumpaet yang terdiri dari 8 babak, 10 adegan di dalamya, dan berisi 55 halaman. Naskah drama tersebut merupakan terbitan komunitas Teater Satu Merah Panggung. Meskipun dalam penelitian ini hanya meneliti dalam bidang naskah dramanya saja namun peneliti juga pernah mengapresiasi naskah drama tersebut dalam bentuk pertunjukan, peneliti berapresiasi sebagai pemain dalam pertunjukan drama tersebut. Selain itu memanfaatkan sumber-sumber buku yang berkaitan dengan Human Trafficking, salah satunya ialah: Trafficking Perempuan dan Anak (Penanggulangan Komprehensif Studi Kasus: Sulawesi Utara) karya L.M Gandhi Lapian & Hetty A. Geru tahun 2006.

1.3Teknik Penelitian

Agar tidak keluar dari konsep pemahaman tentang teknik penelitian yang akan dilakukan maka perlu kiranya penulis mengurai teknik penelitian yang dilakukan dalam mengkaji naskah drama Jamila dan Sang Presiden karya Ratna Sarumpaet.


(22)

52

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi dokumentasi atau kajian kepustakaan. Teknik ini digunakan karena sumber data penelitian ini merupakan dokumen.

3.3.4 Teknik Pengolahan Data

Setelah melakukan pengumpulan data dari berbagai sumber yang berkaitan dengan objek penelitian, peneliti kemudian melakukan langkah kedua yakni pengolahan data. Data penelitian peneliti adalah drama Jamila dan Sang Presiden

karya Ratna Sarumpaet. Dalam penelitian ini, bahan yang diteliti berupa drama sebagai naskah dianalisis dan dideskripsikan unsur-unsurnya sehingga tergambar dengan jelas mengenai kritik sastra feminisme yang ada didalamnya. Hal tersebut dilakukan melalui analisis struktur naskah drama dan tuturan setiap tokohnya berupa dialog-dialog pemainnya.

3.3.4.1Pedoman Analisis Karya Sastra

Masalah Fokus Analisis

Rambu Analisis

Penjelasan Perdagangan

Perempuan/Trafficking

1. Struktur teks Alur Menganalisis bagian hubungan antar tokoh dengan menggunakan teori skema aktan dan model fungsional A.J Greimas.

Mengetahui hubungan antar adegan / cerita dalam naskah tersebut berkaitan sehingga terbentuklah model representasi perdagangan perempuan.

Tokoh Menjelaskan aspek penokohan secara fisiologis, sosiologis,

Mengetahui karakter penokohan, maka peneliti dapat


(23)

53

dan psikologis mengungkapkan alasan logis terhadap tingkah laku tokoh yang menyebabkan

perdagangan perempuan. Latar Keterangan mengenai

waktu, ruang, dan suasana terajadinya lakuan / deretan peristiwa nyata atau fiksi yang membangan sebagian alur dramatik Ragam

Bahasa

Menganalisis bagimana komunikasi yang terjadi dalam teks / naskah drama tersebut.

Mengetahui hubungan antara ragam dan fungsi bahasa secara semantik dapat mengungkapkan tipe kebahasaan antar tokoh.

2. Representasi Perdagangan Perempuan

Menganalisis

bagaimana konsep perdagangan perempuan yang mucul dalam naskah drama tersebut. Kemiskinan Merupakan salah satu

faktor dari adanya

trafficking yang terjadi dalam naskah drama tersebut.

Kekerasan Terhadap

Segala bentuk kekerasan berbasis


(24)

54

Perempuan gender yang berakibat/ mungkin berakibat, menyakiti secara fisik, seksual/ penderitaan terhadap perempuan. Keadilan

Bagi Perempuan

Merupakan bentuk keadilan bagi perempuan dalam pandangan hakim dan keadilan perempuan dibalik penjara.

Tabel 3. 1. Pedoman analisis karya sastra.

3.3.5 Langkah-langkah Penelitian

Penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian kualitatif yakni penelitian yang memusatkan pada kualitas data, jadi langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah pencarian data atau tinjauan pustaka meliputi beberapa tahap diantaranya sebgai berikut.

1) Membaca naskah drama yang akan dianalisis.

2) Menelaah buku-buku teori sastra, metode penelitian sastra, kritik sastra feminis, kajian feminisme, atau sumber pustaka tentang drama lainnya yang berkaitan dan sesuai dengan objek penelitian. Contohnya: Kritik Sastra Feminis: Teori dan Aplikasinya karya Suharto Sugihastuti tahun 2007.

3) Menganalisis struktur drama, meliputi alur, tokoh, latar, ruang, dan tema.

4) Menganalisis kritik sastra feminis yang terdapat dalam naskah drama

Jamila dan Sang Presiden dan mengaitkannya dengan kondisi karya sastra (naskah drama).


(25)

55

3.4 Kerangka Berpikir Penelitian

Bagan 3.1. Kerangka berpikir penelitian.

Sumber data (Naskah drama Jamila dan Sang

Presiden) Membaca naskah drama yang akan

dianalisis

Teori yang akan digunakan dalam melakukan penelitian

Pengertian drama, naskah drama, dan unsur-unsur drama menurut beberapa ahli (Harymawan, Dewojati, Hasanudin, dll) Representasi perdagangan perempuan dalam naskah drama Jamila dan Sang Presiden Kritik sastra feminis marxis - tinjauan feminisme terhadap struktur naskah drama - tinjauan feminisme terhadap representasi dan bentuk perdagangan perempuan Analisis Struktur drama meliputi alur, tokoh, latar, ruang dan tema Kritik sastra feminis marxis REPRESENTASI PERDAGANGAN PEREMPUAN DALAM NASKAH DRAMA

JAMILA DAN SANG PRESIDEN KARYA RATNA SARUMPAET: Kajian Sastra Feminis


(26)

BAB 5

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Setelah melakukan analisis terhadap struktur dan analisis terhadap naskah drama Jamila dan Sang Presiden maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut.

a. Struktur Teks Cerita Naskah Drama Jamila dan Sang Presiden.

Secara keseluruhan dalam naskah drama Jamila dan Sang Presiden dapat disimpulkan bahwa dalam naskah drama tersebut memiliki 1 aktan utama, yang terdiri dari skema aktan dan model fungsional utama, dan juga memiliki 9 skema aktan bawahan yang menyempurnai keutuhan isi dalam drama tersebut. Terdapat beberapa fungsi dalam menganalisis skema aktan, peneliti menyimpulkan dalam keseluruhan aktan dan model fungsional tokoh yang paling menduduki sentral ialah tokoh Jamila, dari aktan-aktan tersebut tokoh Jamila selalu menjadi penerima, ia adalah sebagai korban dari proses perdagangan perempuan tersebut. Tokoh Jamila yang disoroti memang merupakan tokoh korban dari pelaku perdagangan perempuan yang dialaminya dalam naskah drama tersebut. Tokoh Jamila banyak merepresentasikan kejadian antara naskah dengan keadaan sebenarnya, adanya kaitan kausalitas antar naskah drama dan realitanya menyimpulkan bahwa naskah drama ini dibuat oleh penulis sebagai bentuk kritikan yang disampaikan dalam bentuk naskah drama tersebut. Latar sosial dalam naskah drama Jamila dan dan Sang Presiden adalah lingkungan kehidupan pelacur dan Kalimantan, lingkungan kehidupan narapidana perempuan, lingkungan masyarakat menengah ke atas (semasa Jamila tinggal di rumah keluarga Wardiman), lingkungan tindakan orang tua terhadap perdagangan (anak perempuan) sebagai objek.


(27)

202

Dalam drama ini menggunakan semua fungsi bahasa kecuali fungsi metalinguistik karena dalam suatu karya sastra biasanya tidak banyak digunakan fungsi metalinguistik karena fungsi ini digunakan untuk memberi penjelasan tentang unsur bahasa. Fungsi bahasa yang paling menonjol yang dominan digunakan dalam naskah drama tersebut ialah fungsi bahasa ekspresif dan fungsi bahasa konatif. Dikarenakan banyak tokoh yang menggunakan menuturkan atau menekankan pikiran atau perasaan, sedangkan ragam bahasa yang dominan muncul dalam naskah drama Jamila dan Sang Presiden adalah ragam bahasa remaja yaitu naskah drama ini menggunakan penuturan atau pemakaian bahasa yang sangat fleksibel dan mudah dicerena oleh semua kalangan. Dalam naskah drama menunjukan bahasa pergaulan yang bersifat lokal dan temporal.

b. Representasi Perdagangan Perempuan dalam teks cerita Naskah Drama

Jamila dan Sang Presiden.

Dalam naskah drama Jamila dan Sang Presiden tersebut merepresentasikan perdagangan perempuan dan bentuk-bentuk perdagangan perempuan yang meliputi; kemiskinan, kekerasan, dan ketidakadilan perempuan di mata hukum. naskah drama ini mengangkat tema perdagangan perempuan (trafficking), gambaran kehidupan seorang perempuan yang ditakdirkan menjadi seorang pelacur dengan beberapa faktor yang mendasarinya.

Representasi kekerasan pada perempuan dalam naskah drama tersebut mencangkup, kekerasan fisik, kekerasan seksual, psikologis, dan juga gejala post traumatic syndrome. Kekerasan fisik yang merupakan bentuk pemerkosaan yang dialami oleh tokoh Jamila yang direpresentasikan dalam skema aktan nomor 1. Bentuk penyiksaan yang dialami oleh tokoh Jamila dari semenjak ia kecil hingga dewasa, bentuk pelacuran (prostitution) yang sangat jelas hadir dalam naskah drama tersebut, bentuk pornografi yang direpresentasikan oleh tokoh Ayah Jamila terhadap anak perempuannya. Jenis kekerasan ini termasuk kekerasan nonfisik, yakni pelecehan terhadap kaum perempuan di mana tubuh Jamila dijadikan objek demi keuntungan Ayahnya sendiri. Bentuk pelecehan seksual yang diterima oleh


(28)

203

tokoh Jamila dalam satu bentuk yang disoroti dalam naskah drama ialah dalam hal menyakiti atau membuat malu seseorang dengan omongan kotor. Dan post traumatic syndrome yang dialami oleh tokoh Jamila merepresentasikan bagaimana dampak bagi para korban perdagangan perempuan.

Representasi kemiskinan direpresentasikan sebagai faktor yang paling mendominasi dalam naskah drama Jamila dan Sang Presiden ini adalah kemiskinan ekonomi, karena faktor kemiskinan ekonomi inilah bagaimana jalur ekonomi biasanya juga jatuh bersamaan dengan jalur trafficking. Skema aktan utama merepresentasikan bagaimana faktor kemiskinan ekonomi yang dihadapi oleh Ayahanda Jamila sehingga ia rela menjual anaknya sendir kecengkraman mucikari, faktor ekonomi yang sangat kental yang telah membudaya dalam masyarakat menyebabkan memposisikan perempuan sebagai makhluk yang bisa diperjual belikan dengan mudah. Oleh karena itu, kemiskinan yang dialami oleh perempuan bersifat spesifik sehingga juga diperlukan penanganan yang khusus seperti halnya pendekatan penanggulangan kemiskinan yang berspektif gender.

Representasi ketidakadilan terhadap tokoh Jamila dalam hal ini merupakan bentuk ketidakadilan dalam mata hukum. Akses tokoh Jamila sebagai korban dalam perdagangan perempuan tersebut menjadi terhambat, karena hakim tidak cukup mengetahui konvensi-konvensi tersebut. Ketidakadailan yang diterima oleh Jamila dalam naskah ini merupakan ketidakadilan di mata hukum yang langsung menjatuhi Jamila dengan eksekusi mati. Tokoh Jamila dipilih oleh Ratna Sarumpaet sebagai objek yang diceritakan mampu merepresentasikan melakukan pemberontakan sebagai wujud dari kesaadaran gender tersebut serta mampu menentang tekanan dalam hidupnya yang sudah ia alami semasa hidupnya.

Dalam naskah drama Jamila dan Sang Presiden tersebut peneliti menyimpulkan bahwa tokoh Jamila sebagai objek serta korban dari proses perdagangan perempuan dari sejak ia kecil hingga dewasa yang pada akhirnya ia terjatuh pada proses hukum dan mendapatkan hukuman mati. Tokoh Jamila merepresentasikan bagaimana proses para mucikari ataupun peran orang tua yang ikut serta terhadap proses perdagangan tersebut. Dalam merepresentasikan


(29)

204

perdagangan perempuan dan anak adanya kritikan dan keinginan penulis untuk menyadarkan para pembaca serta para pengapresiasi drama akan sadarnya hak asasi terhadap maka model representasi yang digunakan oleh peneliti ialah model aktif. Hal ini karena dalam representasi tersebut, terdapat pemaknaan yang berupa kritik terhadap kenyataan yang digambarkan dalam teks drama tersebut. Kritikan tersebut yaitu berupa gugatan, setelah memberikan gambaran tentang representasi perdagangan perempuan yang hadir dalam kehidupan masyarakat melalui teks drama kemudian mempermasalahkannya.Akhirnya dalam teks drama ini mengkritik perdagangan perempuan tersebut dan bermaksud mengubah tatanan yang ada serta menyadarkan kepada pemerintah untuk peka terhadap persoalan seperti ini. Perempuan yang saat ini sangat kurangnya kesadaran terhadap hal tersebut.Penulis atau sutradara berhasil dapat membuat pembaca ataupun penonton drama tersebut terlibat secara emosional, yaitu berempati terhadap tokoh Jamila yang dalam hal ini ialah tokoh yang menjadi korban dari perdagangan perempuan tersebut. Oleh karena itu, naskah drama Jamila dan Sang Presiden ini berusaha mengkritik dan menggugat sikap masyarakat dan pemerintah yang cenderung menerima dan tidak peka terhadap kemiskinan, kekerasan, dan ketidakadailan bagi perempuan di mata hukum. Melalui gugatan tersebut diharapkan masyarakat ataupun pembaca bisa mengkaji ulang pandangan mengenai prilaku dan pola pikir yang keliru tersebut. Dengan sadar dan mengkaji ulang bahwa semakin maraknya perdagangan perempuan yang diiming-imingi oleh materi agar lebih sadar terhadap apa yang di pilihnya dan kepekaan pemerintah terhadap perempuan dan anak terhadap hak-hak perempuan dan juga menindaklanjuti permasalahan kemiskinan, kekerasan, dan ketidakadilan bagi perempuan dalam hal apapun.

5.2 Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan uraian hasil analisis terhadap naskah drama Jamila dan Sang Presiden karya Ratna Sarumpaet, peneliti memberikan saran sebagai berikut.


(30)

205

a. Melalui penelitian ini peneliti dapat menganalisis dalam konsep representasi perdagangan perempuan, diharapkan kepada peneliti selanjutnya diharapkan mengadakan penelitian yang lebih mendalam terhadap naskah drama Jamila dan Sang Presiden dari sisi adaptasi drama sebagai filemisasi atau bisa dianalisis dari aspek drama sebagai pertunjukannya. Penelitian ini hanya menitikberatkan pada struktur teks cerita dalam naskah drama, representasi perdagangan perempuan serta bentuk-bentuknya, serta model representasinya.

b. Kepada pembaca diharapkan tidak hanya mengetahui sebuah karya sastra, namun juga mengetahui makna dan pesan serta nilai-nilai norma yang terkandung sehingga dapat memanfaatkan nilainilai moral yang terdapat dalam karya sastra khususnya naskah drama Jamila dan Sang Presiden

untuk menyikapi permasalahan yang dihadapi dan dapat dijadikan pedoman untuk menentukan sikap.

c. Untuk umum, agar adanya proses penyadaran akan peran sosial atau sosialisasi terhadap masyarakat dan tetap menghargai peran perempuan di dalam lingkungan masyarakat. Adanya kesamaan perolehan kesempatan dan hasil untuk perempuan dan laki-laki, termasuk penghapusan diskriminasi dan ketidaksetaraan struktural dalam mengakses sumber daya, kesempatan, dan jasa-jasa, seperti akses yang sama untuk kesehatan, pendidikan, sumber daya produktif, partisipasi sosial, dan ekonomi.peningkatan pendidikan maupun peningkatan wawasan khususnya bagi perempuan dan anak-anak yang berada di penjuru-penujuru kota maupun desa termasuk dengan sarana dan prasarananya. Serta hukuman, peraturan pemerintah baik berupa undung-undang, Perpes ataupun Perda memberikan sanksi yang berat dan tegas terhadap para pelaku Human trafficking terutama para sindikat/bos/mucikari. Dalam pelaksanaannya hukuman yang diberikan tidak boleh tebang pilih dan memberikan efek jera kepada para pelaku. Aturan yang sudah ada harus benar-benar dilaksanakan jangan hanya dijadikan tanpa ada realisasinya.


(31)

206

DAFTAR PUSTAKA

Adib, M,. (1993). Kenakalan dan perilaku seksual remaja perkotaan dalam masyarakat, kebudayaan, dan politik. FISIP Universitas Airlangga, 03-04 (7).

Agustina, S,. (2006). Perdagangan perempuan dan anak sebagai kejahatan transnasional: permasalahan dan penanggulangannya di Indonesia. Jurnal hukum Projustitia, 24 (1), 53-62.

Alkatiri, Z. ( 2010). Belajar memahami HAM. Jakarta: RUAS

Arivia, Gadis. 2002. Wacana tubuh perempuan. Yayasan Jurnal Perempuan. Jurnal Perempuan. The Foundation dan CIDA, 334-365.

Aston, E.& Savona, G. (1991). Theatre as sign-sistem “a semiotics of text and performance. USA dan Canada: Routledge.

Bachmid, T. (1985). “Pendekatan struktural pada sebuah lakon modern kapai

-kapai karya Arifin C. Noer” dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia.

Jakarta: Bhratara.

BPS. (2010). Data dan informasi kemiskinan. Jakarta.

Dewojati, C. ( 2010). Drama: sejarah, teori, dan penerapannya. Yogyakarta: UGM Press.

Djajanegara, S. ( 2000) . Kritik sastra feminis: sebuah pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Fakih, M. (Ed). (1996). Analisis gender & transformasi sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Farid, M. (1999) . “Kekerasan seksual, eksploitasi seksual, dan eksploitasi seksual komersial terhadap anak” dalam Irwanto et.al., anak yang membutuhkan perlindungan khusus di Indonesia analisis situasi. Jakarta: PPKM Unika Atma Jaya. Departemen Sosial, dan UNICEF.

Farell, C. (2011). Human trafficking. USA. Library Of Congress Cataloging-in-Publication Data


(32)

207

Hasanudin, WS. (2009). Drama: karya dalam dua dimensi. Bandung: percetakan Angkasa

Imelda, J.D., Marthini, T., & Setyawati, L. (Eds). (2004). Utang selilit pinggang. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada..

International Organization for Migration (IOM). (2011). ASEAN and trafficking.

Irianto,S., Meij,L.S., Purwanti,F., Widiastuti,L. (Ed). (2005). Perdagangan erempuan dalam jaringan pengedar narkotika. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Jabrohim. (1996). Pasar: dalam perspektif Greimas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jackson,S.,& Jackie,J. (1998). Pengantar teori-teori feminis kontemporer.

Yogyakarta& Bandung: Jalasutra

Komnas Perempuan. (2015). Korban perdagangan orang tak layak dieksekusi mati.

Kridalaksana, H. (2001). Kamus linguistik. Jakarta: Pt.Gramedia. Laelasari, N. (2008). Kamus istilah sastra. Bandung: Nuansa Aulia

Lapian,G.L.M., Geru,A,H,. (Ed). (2006). Trafficking perempuan dan anak: penanggulangan komprehensif studi kasus: Sulawesi Utara. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Mulyani,Y,. (Ed). (2010). Indramayu: potret suram dan berpacu melawan trafficking. Trafficking dan Kebijakan, 37-66.

Okezone.com,. (2015). Biadab, Ibu jual anak kandung ke pria hidung belang. Medan. 18/03/2015.

Prabosmoro, P,A. (2006). Kajian budaya feminis tubuh, sastra dan budaya pop. Bandung: Jalasutra

Rahman, A. (Eds). (2006). Pandangan islam terhadap penjualan anak dan hak anak. Traffiking perempuan dan anak. Jakarta: Yayaasan Obor Indonesia, 92-113.

Ratna, N,K,. (2004). Penelitian sastra: teori, metode, dan tekhnik. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.


(33)

208

Sadli, S. (Eds). (2006). Viktimisasi perempuan. Traficking perempuan dan anak. Jakarta: yayasan Obor Indonesia, 114-127.

Sahid, N,. (2008). Sosiologi teater. Yogyakarta: Prasista

Sahid, N,. (2001). Resensi Buku: Semiotika mengantar reformasi kritik teater dan sinema, 166-181.

Santi, S. (2007). Pembangunan, kebijakan, dan feminisasi kemiskinan. Jurnal Perempuan dan Kemiskinan, 4 (1), 1-12.

Santoso, T,. (2002). Teori-teori kekerasan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sarumpaet, R,. (2007). Naskah drama jamila dan sang presiden. Satu Merah Panggung.

Sayangi.com. (2013). Mengaku dijewer, anak kabur dari rumah. Jakarta, 26/08/2013.

Selden, R,. (1991). Panduan membaca teori sastra masa kini. (Terjemahan Rachmat Djoko Pradopo). Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Sindonews.com., (2012). Dijebak, gadis asal Malang dijual ke Kaltim.

23/12/2012.

Sugihastuti,S,. (2005). Kritik sastra feminis: teori dan aplikasinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suharto, E,. (2009). Konsep kemiskinan dan strategi penanggulangannya. Bandung.

Sumardjo, J,. 2000. Filsafat seni. Bandung: Penerbit ITB

Sumardjo, J,.& Saini K,M,. (1994). Apresiasi kesusastraan. Jakarta: Gramedia Suwondo,T,. (1994). “Analisis struktural ‘danawa sari putri raja raksasa’:

penerapan teori A.J. Greimas” dalam majalah widyaparwa. (nomor 43, Oktober 1994). Yogyakarta: Balai Penelitian Bahasa.

Tempo.co. (2012). Memey korban trafficking (lawan trafficking!). Jakarta, 17/10/2012.

The Jakarta Post. 1998. “Young girls told to becuare of syndicate”. 28 September.


(34)

209

Tribunnews.com. (2015). Inilah kisah gadis 15 tahun yang dipaksa jadi pelacur untuk melayani pejabat. Surabaya, 29/04/2015.

Yayasan LARAS Indonesia,. (2014). Meningkatnya jumlah pekerja seks anak Indonesia di Kalimantan Timur, 21/04/2014.

Wijaya, P,. (2007). Teater: pembelajaran seni dan budaya. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara.

Wikipedia. (2014). Ratna Sarumpaet (online). Diakses 3 Maret 2014. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Ratna_Sarumpaet.

Zaimar, O,. (2008). Metodologi kajian tradisi lisan. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).

Zulbahry, T,. (Ed). (2010). Menilai dampak kebijakan anti trafficking di Indonesia terhadap HAM kelompok rentan dan korban. Trafficking dan Kebijakan. Jurnal Perempuan, 37-66.


(1)

perdagangan perempuan dan anak adanya kritikan dan keinginan penulis untuk menyadarkan para pembaca serta para pengapresiasi drama akan sadarnya hak asasi terhadap maka model representasi yang digunakan oleh peneliti ialah model aktif. Hal ini karena dalam representasi tersebut, terdapat pemaknaan yang berupa kritik terhadap kenyataan yang digambarkan dalam teks drama tersebut. Kritikan tersebut yaitu berupa gugatan, setelah memberikan gambaran tentang representasi perdagangan perempuan yang hadir dalam kehidupan masyarakat melalui teks drama kemudian mempermasalahkannya.Akhirnya dalam teks drama ini mengkritik perdagangan perempuan tersebut dan bermaksud mengubah tatanan yang ada serta menyadarkan kepada pemerintah untuk peka terhadap persoalan seperti ini. Perempuan yang saat ini sangat kurangnya kesadaran terhadap hal tersebut.Penulis atau sutradara berhasil dapat membuat pembaca ataupun penonton drama tersebut terlibat secara emosional, yaitu berempati terhadap tokoh Jamila yang dalam hal ini ialah tokoh yang menjadi korban dari perdagangan perempuan tersebut. Oleh karena itu, naskah drama Jamila dan Sang Presiden ini berusaha mengkritik dan menggugat sikap masyarakat dan pemerintah yang cenderung menerima dan tidak peka terhadap kemiskinan, kekerasan, dan ketidakadailan bagi perempuan di mata hukum. Melalui gugatan tersebut diharapkan masyarakat ataupun pembaca bisa mengkaji ulang pandangan mengenai prilaku dan pola pikir yang keliru tersebut. Dengan sadar dan mengkaji ulang bahwa semakin maraknya perdagangan perempuan yang diiming-imingi oleh materi agar lebih sadar terhadap apa yang di pilihnya dan kepekaan pemerintah terhadap perempuan dan anak terhadap hak-hak perempuan dan juga menindaklanjuti permasalahan kemiskinan, kekerasan, dan ketidakadilan bagi perempuan dalam hal apapun.

5.2 Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan uraian hasil analisis terhadap naskah drama Jamila dan Sang Presiden karya Ratna Sarumpaet, peneliti memberikan saran sebagai berikut.


(2)

a. Melalui penelitian ini peneliti dapat menganalisis dalam konsep representasi perdagangan perempuan, diharapkan kepada peneliti selanjutnya diharapkan mengadakan penelitian yang lebih mendalam terhadap naskah drama Jamila dan Sang Presiden dari sisi adaptasi drama sebagai filemisasi atau bisa dianalisis dari aspek drama sebagai pertunjukannya. Penelitian ini hanya menitikberatkan pada struktur teks cerita dalam naskah drama, representasi perdagangan perempuan serta bentuk-bentuknya, serta model representasinya.

b. Kepada pembaca diharapkan tidak hanya mengetahui sebuah karya sastra, namun juga mengetahui makna dan pesan serta nilai-nilai norma yang terkandung sehingga dapat memanfaatkan nilainilai moral yang terdapat dalam karya sastra khususnya naskah drama Jamila dan Sang Presiden untuk menyikapi permasalahan yang dihadapi dan dapat dijadikan pedoman untuk menentukan sikap.

c. Untuk umum, agar adanya proses penyadaran akan peran sosial atau sosialisasi terhadap masyarakat dan tetap menghargai peran perempuan di dalam lingkungan masyarakat. Adanya kesamaan perolehan kesempatan dan hasil untuk perempuan dan laki-laki, termasuk penghapusan diskriminasi dan ketidaksetaraan struktural dalam mengakses sumber daya, kesempatan, dan jasa-jasa, seperti akses yang sama untuk kesehatan, pendidikan, sumber daya produktif, partisipasi sosial, dan ekonomi.peningkatan pendidikan maupun peningkatan wawasan khususnya bagi perempuan dan anak-anak yang berada di penjuru-penujuru kota maupun desa termasuk dengan sarana dan prasarananya. Serta hukuman, peraturan pemerintah baik berupa undung-undang, Perpes ataupun Perda memberikan sanksi yang berat dan tegas terhadap para pelaku Human trafficking terutama para sindikat/bos/mucikari. Dalam pelaksanaannya hukuman yang diberikan tidak boleh tebang pilih dan memberikan efek jera kepada para pelaku. Aturan yang sudah ada harus benar-benar dilaksanakan jangan hanya dijadikan tanpa ada realisasinya.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Adib, M,. (1993). Kenakalan dan perilaku seksual remaja perkotaan dalam masyarakat, kebudayaan, dan politik. FISIP Universitas Airlangga, 03-04 (7).

Agustina, S,. (2006). Perdagangan perempuan dan anak sebagai kejahatan transnasional: permasalahan dan penanggulangannya di Indonesia. Jurnal hukum Projustitia, 24 (1), 53-62.

Alkatiri, Z. ( 2010). Belajar memahami HAM. Jakarta: RUAS

Arivia, Gadis. 2002. Wacana tubuh perempuan. Yayasan Jurnal Perempuan. Jurnal Perempuan. The Foundation dan CIDA, 334-365.

Aston, E.& Savona, G. (1991). Theatre as sign-sistem “a semiotics of text and performance. USA dan Canada: Routledge.

Bachmid, T. (1985). “Pendekatan struktural pada sebuah lakon modern kapai -kapai karya Arifin C. Noer” dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Bhratara.

BPS. (2010). Data dan informasi kemiskinan. Jakarta.

Dewojati, C. ( 2010). Drama: sejarah, teori, dan penerapannya. Yogyakarta: UGM Press.

Djajanegara, S. ( 2000) . Kritik sastra feminis: sebuah pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Fakih, M. (Ed). (1996). Analisis gender & transformasi sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Farid, M. (1999) . “Kekerasan seksual, eksploitasi seksual, dan eksploitasi seksual komersial terhadap anak” dalam Irwanto et.al., anak yang membutuhkan perlindungan khusus di Indonesia analisis situasi. Jakarta: PPKM Unika Atma Jaya. Departemen Sosial, dan UNICEF.

Farell, C. (2011). Human trafficking. USA. Library Of Congress Cataloging-in-Publication Data


(4)

Hasanudin, WS. (2009). Drama: karya dalam dua dimensi. Bandung: percetakan Angkasa

Imelda, J.D., Marthini, T., & Setyawati, L. (Eds). (2004). Utang selilit pinggang. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada..

International Organization for Migration (IOM). (2011). ASEAN and trafficking. Irianto,S., Meij,L.S., Purwanti,F., Widiastuti,L. (Ed). (2005). Perdagangan

erempuan dalam jaringan pengedar narkotika. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Jabrohim. (1996). Pasar: dalam perspektif Greimas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jackson,S.,& Jackie,J. (1998). Pengantar teori-teori feminis kontemporer.

Yogyakarta& Bandung: Jalasutra

Komnas Perempuan. (2015). Korban perdagangan orang tak layak dieksekusi mati.

Kridalaksana, H. (2001). Kamus linguistik. Jakarta: Pt.Gramedia. Laelasari, N. (2008). Kamus istilah sastra. Bandung: Nuansa Aulia

Lapian,G.L.M., Geru,A,H,. (Ed). (2006). Trafficking perempuan dan anak: penanggulangan komprehensif studi kasus: Sulawesi Utara. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Mulyani,Y,. (Ed). (2010). Indramayu: potret suram dan berpacu melawan trafficking. Trafficking dan Kebijakan, 37-66.

Okezone.com,. (2015). Biadab, Ibu jual anak kandung ke pria hidung belang. Medan. 18/03/2015.

Prabosmoro, P,A. (2006). Kajian budaya feminis tubuh, sastra dan budaya pop. Bandung: Jalasutra

Rahman, A. (Eds). (2006). Pandangan islam terhadap penjualan anak dan hak anak. Traffiking perempuan dan anak. Jakarta: Yayaasan Obor Indonesia, 92-113.

Ratna, N,K,. (2004). Penelitian sastra: teori, metode, dan tekhnik. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.


(5)

Sadli, S. (Eds). (2006). Viktimisasi perempuan. Traficking perempuan dan anak. Jakarta: yayasan Obor Indonesia, 114-127.

Sahid, N,. (2008). Sosiologi teater. Yogyakarta: Prasista

Sahid, N,. (2001). Resensi Buku: Semiotika mengantar reformasi kritik teater dan sinema, 166-181.

Santi, S. (2007). Pembangunan, kebijakan, dan feminisasi kemiskinan. Jurnal Perempuan dan Kemiskinan, 4 (1), 1-12.

Santoso, T,. (2002). Teori-teori kekerasan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sarumpaet, R,. (2007). Naskah drama jamila dan sang presiden. Satu Merah Panggung.

Sayangi.com. (2013). Mengaku dijewer, anak kabur dari rumah. Jakarta, 26/08/2013.

Selden, R,. (1991). Panduan membaca teori sastra masa kini. (Terjemahan Rachmat Djoko Pradopo). Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Sindonews.com., (2012). Dijebak, gadis asal Malang dijual ke Kaltim.

23/12/2012.

Sugihastuti,S,. (2005). Kritik sastra feminis: teori dan aplikasinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suharto, E,. (2009). Konsep kemiskinan dan strategi penanggulangannya. Bandung.

Sumardjo, J,. 2000. Filsafat seni. Bandung: Penerbit ITB

Sumardjo, J,.& Saini K,M,. (1994). Apresiasi kesusastraan. Jakarta: Gramedia Suwondo,T,. (1994). “Analisis struktural ‘danawa sari putri raja raksasa’:

penerapan teori A.J. Greimas” dalam majalah widyaparwa. (nomor 43, Oktober 1994). Yogyakarta: Balai Penelitian Bahasa.

Tempo.co. (2012). Memey korban trafficking (lawan trafficking!). Jakarta, 17/10/2012.

The Jakarta Post. 1998. “Young girls told to becuare of syndicate”. 28 September. Todorov,T,. (1985). Tata sastra. Jakarta: Penerbitan Djambatan.


(6)

Tribunnews.com. (2015). Inilah kisah gadis 15 tahun yang dipaksa jadi pelacur untuk melayani pejabat. Surabaya, 29/04/2015.

Yayasan LARAS Indonesia,. (2014). Meningkatnya jumlah pekerja seks anak Indonesia di Kalimantan Timur, 21/04/2014.

Wijaya, P,. (2007). Teater: pembelajaran seni dan budaya. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara.

Wikipedia. (2014). Ratna Sarumpaet (online). Diakses 3 Maret 2014. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Ratna_Sarumpaet.

Zaimar, O,. (2008). Metodologi kajian tradisi lisan. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).

Zulbahry, T,. (Ed). (2010). Menilai dampak kebijakan anti trafficking di Indonesia terhadap HAM kelompok rentan dan korban. Trafficking dan Kebijakan. Jurnal Perempuan, 37-66.