PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI TANAH GAMBUT LINTONGNIHUTA DENGAN PEREKAT TETES TEBU.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Yesus Kristus, karena atas kasih
dan berkat-Nya yang begitu luar biasa yang telah dirasakan penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik sesuai dengan waktu yang
direncanakan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Sains, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Negeri Medan. Adapun yang menjadi judul skripsi ini adalah
“Pembuatan Briket Arang dari Tanah Gambut Lintongnihuta dengan
Perekat Tetes Tebu”.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mengalami banyak hambatan dan
kesulitan. Namun karena penyertaan dan karunia-Nya melalui bantuan dari
berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak yang telah
membimbing dan memberikan dukungan moral, petunjuk, saran-saran, motivasi
dan nasihat-nasihat yang besar nilainya dalam penulisan skripsi ini, terutama
ditujukan kepada Bapak Drs. Henok Siagian, M.Si selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah banyak memberikan waktu, arahan dan bimbingan kepada
penulis selama proses penulisan skripsi ini. Kepada Bapak Alkhafi Maas Siregar
M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama
menjadi mahasiswa. Ibu Rita Juliani, S.Si, M.Si, Bapak Dr. Nurdin Bukit, M.Si,
dan Bapak Abdul Rais, S.Pd, M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak

membimbing, memberikan saran dan kritik yang tentunya bersifat membangun
dalam penulisan skripsi ini.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Ir. Minrod
Sigalingging selaku kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Humbang
Hasundutan yang telah memberikan izin untuk mengambil bahan penelitian serta
kepada Bapak Yanto S.T yang telah bersedia memberikan arahan dan bimbingan
kepada penulis.

iii

PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI TANAH GAMBUT
LINTONGNIHUTA DENGAN PEREKAT TETES TEBU
Henni Elika Simanungkalit
408221025

ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kalor briket arang
gambut Lintongnihuta dengan variasi tekanan, variasi lama pengeringan dan
variasi komposisi perekat dan mengetahui perbandingan nilai kalor briket arang
gambut dengan nilai kalor standard jepang.

Briket arang ini dibuat dari bahan tanah gambut Lintongnihuta yang sudah
dibakar selama 5-6 jam di dalam drum pembakaran dan menjadi arang. Kemudian
arang terlebih dahulu diayak dengn ukuran 100 mesh, ditimbang dengan neraca
digital 90 gr, 85 gr, 80 gr, 75 gr dan 70 gr yang dicampur dengan menggunakan
perekat tetes tebu/molase 10%, 15%, 20%, 25% dan 30%. Setelah dicetak dengan
menggunakan mesin hidrolik, briket arang dikeringkan ke dalam oven dengan
suhu 80oC. Lalu dilakukan pengukuran nilai kalor dengan menggunakan
kalorimeter bom.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa briket arang gambut dengan variasi
komposisi perekat tetes tebu, tekanan dan lama pengeringan. Untuk perekat 10%
nilai kalor tertinggi 5433 kal/gr dengan tekanan 5 ton, lama pengeringan 4 jam
dan nilai kalor terendah 4364 kal/gr. Perekat 15% nilai kalor tertinggi 6038 kal/gr
dengan tekanan 5 ton, lama pengeringan 4 jam dan nilai kalor terendah 4294
kal/gr. Perekat 20% nilai kalor tertinggi 5271 kal/gr dengan tekanan 5 ton, lama
pengeringan 4 jam dan nilai kalor terendah 3411 kal/gr. Perekat 25% nilai kalor
tertinggi 5666 kal/gr dengan tekanan 7 ton, lama pengeringan 6 jam dan nilai
kalor terendah 2458 kal/gr. Untuk perekat 30% nilai kalor tertinggi didapat 6573
kal/gr dengan tekanan 5 ton, lama pengeringan selama 6 jam dan nilai kalor
terendah 4201 kal/gr. Dari semua keseluruhan nilai kalor briket arang tertinggi
adalah 6573 kal/gr dengan perekat 30% dan nilai kalor terendah adalah 2458

kal/gr dengan perekat 25%. Nilai kalor tertinggi yang paling banyak didapat pada
tekanan 5 ton. Ini menunjukkan bahwa campuran arang gambut dengan perekat
tetes tebu 100 gr yang dicetak dalam cetakan bentuk silinder diameter 5 cm dan
tinggi 10 cm hanya sampai pada tekanan 5 ton untuk mendapatkan nilai kalor
yang tinggi. Briket arang yang memiliki perekat lebih banyak memiliki nilai kalor
yeng lebih tinggi.. Konsentrasi perekat dan lama pengeringan sangat berpengaruh
terhadap nilai kalor. Nilai kalor briket arang penelitian ini memenuhi standart
jepang 6000-7000 kal/gr.

iv

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Pengesahan
Daftar Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel

Daftar Lampiran

i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Batasan Masalah
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan Penelitian

1
1
3

4
4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanah Gambut
2.2 Pembentukan Tanah Gambut
2.3 Sifat-sifat Tanah Gambut
2.3.1 Sifat Kimia
2.3.2 Sifat Fisik
2.4 Gambut Lintongnihuta
2.5 Arang
2.6 Briket Arang
2.7 Proses Pembentukan Briket Arang
2.8 Bahan Perekat
2.9 Perekat tetes tebu
2.10 Material dan Pengujian

5
5
5

9
9
10
10
11
12
16
17
19
20

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian
3.1.2 Waktu Penelitian
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Pembuatan Arang
3.3.2 Pencampuran Bahan Perekat
3.3.3 Pembuatan Briket Arang

3.4 Diagram Alir Penelitian
3.5 Pengujian Briket Arang
3.6 Teknik Analisis Data

21
21
21
21
21
22
22
22
23
24
25
28

iv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil briket arang gambut perekat 10%
4.1.2 Hasil briket arang gambut perekat 15%
4.1.3 Hasil briket arang gambut perekat 20%
4.1.4 Hasil briket arang gambut perekat 25%
4.1.5 Hasil briket arang gambut perekat 30%
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hubungan perekat dengan nilai kalor
4.2.2 Hubungan tekanan dengan nilai kalor
4.2.3 Hubungan lama pengeringan dengan nilai kalor

29
29
30
31
33
35
36
38
38

39
39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

42
42
42

DAFTAR PUSTAKA

44

LAMPIRAN

iv

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Kandungan Karbon diatas Permukaan Tanah
Tabel 2.2 Komposisi Gambut Hutan Tropik
Tabel 2.3 Harga-harga Kalor
Tabel 2.4 Standarisasi Mutu Briket Arang
Tabel 3.1 Alat-alat Penelitian
Tabel 3.2 Bahan Penelitian
Tabel 3.3 Pengambilan Data
Tabel 4.1 Briket Arang Fraksi Perekat 10%
Tabel 4.2 Briket Arang Fraksi Perekat 15%
Tabel 4.3 Briket Arang Fraksi Perekat 20%
Tabel 4.4 Briket Arang Fraksi Perekat 25%
Tabel 4.5 Briket Arang Fraksi Perekat 30%

8
9
13
14
21
22

25
29
31
33
35
37

iv

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tanah Gambut
Gambar 2.2 Proses Pembentukan Gambut
Gambar 2.3 Briket
Gambar 2.4 Kalorimeter Bom
Gambar 2.5 Mesin Hidrolik
Gambar 2.6 Tetes Tebu
Gambar 4.1 Grafik Tekanan dan Nilai Kalor 10%
Gambar 4.2 Grafik Lama Pengeringan dan Nilai Kalor 10%
Gambar 4.3 Grafik Tekanan dan Nilai Kalor 15%
Gambar 4.4 Grafik Lama Pengeringan dan Nilai Kalor 15%
Gambar 4.5 Grafik Tekanan dan Nilai Kalor 20%
Gambar 4.6 Grafik Lama Pengeringan dan Nilai Kalor 20%
Gambar 4.7 Grafik Tekanan dan Nilai Kalor 25%
Gambar 4.8 Grafik Lama Pengeringan dan Nilai Kalor 25%
Gambar 4.9 Grafik Tekanan dan Nilai Kalor 30%
Gambar 4.10 Grafik Lama Pengeringan dan Nilai Kalor 30%
Gambar 4.11 Grafik hubungan perekat dengan nilai kalor
Gambar 4.12 Grafik hubungan tekanan dengan nilai kalor tertinggi
Gambar 4.13 Grafik hubungan tekanan dengan nilai kalor terendah
Gambar 4.14 Grafik hubungan lama pengeringan dengan nilai kalor
Gambar 4.15 Grafik hubungan nilai kalor dengan lama pengeringan

5
7
12
15
17
20
30
30
32
32
33
34
35
35
36
37
38
39
39
40
4

iv

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Perhitungan Nilai Kalor
Lampiran 2 Deskripsi Batuan
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

46
47
49

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Sumber utama energi seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam yang

merupakan cadangan dari bahan bakar fosil jumlahnya semakin menipis. Hal ini
dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya kelangkaan bahan bakar dimasa
yang akan datang. Menurut Abdullah (2002), Indonesia dalam waktu 10 – 20
tahun ke depan akan menjadi negara pengimpor minyak bersih (Net Oil Importing
Country) jika kondisi ini tetap dibiarkan dan belum ada upaya-upaya yang
signifikan. Demikian pula harga minyak bumi pada tahun 2005 tercatat memiliki
rekor tertinggi dalam sejarah harga minyak dunia yaitu US$ 70. Situasi ini
memacu para peneliti untuk mencari sumber energi alternatif yang murah dan
mudah didapat.
Gambut merupakan sumber energi alternatif yang dapat menggantikan
minyak dan gas bumi sebagai bahan bakar, mengingat keberadaan tanah gambut
dijumpai pada berbagai cekungan di Indonesia dan pemanfaatannya belum
optimal. Indonesia memiliki lahan gambut terluas di antara negara tropis, yaitu
sekitar 21 juta ha, yang tersebar terutama di Sumatera, Kalimantan dan Papua (BB
Litbang SDLP, 2008). Namun karena variabilitas lahan ini sangat tinggi, baik dari
segi ketebalan gambut, kematangan maupun kesuburannya, tidak semua lahan
gambut layak untuk dijadikan areal pertanian. Dari 18,3 juta ha lahan gambut di
pulau-pulau utama Indonesia, hanya sekitar 6 juta ha yang layak untuk pertanian.
Pemanfaatan gambut untuk keperluan lain yang sifatnya non pertanian antara lain
sebagai sumber energi atau pengganti bahan bakar minyak yaitu dengan
pembuatan briket arang gambut.

2

Lahan gambut hanya meliputi 3% dari luas daratan di seluruh dunia,
namun menyimpan 550 Gigaton C atau setara dengan 30% karbon tanah, 75%
dari seluruh karbon atmosfir, setara dengan seluruh karbon yang dikandung
biomassa (massa total makhluk hidup) daratan dan setara dengan dua kali
simpanan karbon semua hutan di seluruh dunia. Unsur-unsur pembentuk gambut
sebagian besar terdiri dari Karbon (C), Hidrogen (H), Nitrogen (N) dan Oksigen
(O). selain unsur utama terdapat juga unsur lain seperti Al, Si, S, P, Ca dalam
bentuk terikat. Di daerah tropis karbon yang disimpan tanah dan tanaman pada
lahan gambut bisa lebih dari 10 kali karbon yang disimpan oleh tanah dan
tanaman pada tanah mineral. Oleh karena itu gambut dapat diolah menjadi arang
aktif.
Penggunaan tanah gambut menjadi bahan bakar juga memiliki kelebihan
yaitu: diversifikasi sumber energi, memperluas lahan pertanian, mengurangi emisi
CH4 ke atmosfer dan melestarikan lingkungan (Slamet, 2001)
Pembuatan arang dari tanah gambut dapat dilakukan dengan cara
penambahan perekat tetes tebu dimana bahan baku diarangkan terlebih dahulu
agar pembakarannya sangat baik dan tidak memiliki asap beracun akan tetapi
temperatur panasnya kurang (Berita iptek, 2006), dihaluskan, dicampur perekat
kemudian dicetak selanjutnya dikeringkan. Pemakaian tetes sebagai bahan perekat
menghasilkan briket yang mempunyai kekuatan tinggi, tetapi hanya menimbulkan
sedikit asap jika dibakar.
Briket arang merupakan bahan bakar padat alternatif atau pengganti bahan
bakar minyak. Teknologi pembuatan briket arang sangat sederhana. Pada dasarnya
briket arang adalah arang yang telah diubah bentuk, ukuran, dan kerapatannya
menjadi produk yang lebih praktis sebagai bahan bakar.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Deqi Rizkivia mengenai
pembuatan briket berbahan dasar sampah organik dengan cara karbonisasi
(pengarangan) menggunakan tetes tebu sebagai perekat. Disimpulkan bahwa
briket sampah organik dengan perekat tetes tebu menghasilkan nilai kalor 5219,41
kkal/gr (Deqi, 2009).

3

Selanjutnya penelitian oleh Sutiyono dalam pembuatan briket arang dari
tempurung kelapa dengan bahan pengikat tetes tebu dan tapioka yaitu dengan cara
melakukan pengarangan dan lama pengeringan 3-6 jam dalam oven dengan suhu
80ᴼ. Didapat hasil nilai kalor ± 6050 kal/gr dengan bahan pengikat tetes tebu
(Sutiyono).
Penelitian yang dilakukan oleh Sinukaban tentang campuran briket gambut
dengan tapioka sebagai perekat untuk menghasilkan energi pengganti minyak
bumi. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa nilai kalor briket arang aktif dengan
konsentrasi perekat 3,5 % (8374,18 kkal/kg), 5 % (8403,33 kkal/kg), 10 %
(7381,67 kkal/kg), 15 % (8315,83 kkal/kg), dan 20 % (7723,28 kkal/kg). Kalor
briket tertinggi dari gambut adalah (8403,33 kkal/kg) pada konsentrasi 5 % pada
tekanan tetap 4 ton (Sinukaban, 2008).
Setelah memperhatikan hasil dan kesimpulan dari penelitian-peneltian
diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pembuatan
Briket Arang dari Tanah Gambut Lintongnihuta dengan Perekat Tetes
Tebu” Briket ini diharapkan akan digunakan sebagai bahan bakar alternatif
dengan teknologi pengolahan yang sederhana dan murah.

1.2

Batasan Masalah
Batasan masalah penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi

perekat, tekanan dan lama pengeringan terhadap nilai kalor briket arang dari
gambut agar didapatkan briket arang yang berkualitas. Adapun bahan dasar briket
arang yang digunakan adalah tanah gambut dengan perekat tetes tebu. Arang
dibuat dari gambut yang dikarbonisasi, hasil karbonisasi gambut dicampur perekat
dengan variasi 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% . Lalu dicetak dengan cetakan
briket bentuk silinder . Briket dalam cetakan ditekan dengan tekanan variasi 5 ton
dan 7 ton dengan lama pengeringan 2 jam, 4 jam, 6 jam dalam oven dengan suhu
80 ᴼC. Kemudian briket arang gambut tersebut diukur nilai kalornya.

4

1.3

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Berapakah nilai kalor briket arang gambut dengan variasi komposisi
perekat, variasi tekanan, dan variasi lamanya waktu

pengeringan

briket arang gambut?
2. Bagaimana perbandingan nilai kalor briket arang gambut dengan nilai
kalor standard jepang?

1.4

Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui nilai kalor briket arang gambut dengan variasi
tekanan, variasi lama pengeringan dan variasi komposisi perekat.
2. Untuk mengetahui perbandingan nilai kalor briket arang gambut
dengan nilai kalor standard jepang.

1.5

Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain
sebagai berikut :
1. Dapat memberikan informasi mengenai komposisi dan parameter
dalam pembuatan briket arang gambut.
2. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat, pihak industri, dan
instansi terkait tentang pembuatan briket arang dari gambut sebagai
bahan alternatif pengganti minyak tanah.
3. Mengoptimalkan potensi gambut di Indonesia.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Briket arang gambut dengan variasi komposisi perekat tetes tebu 10% nilai
kalor tertinggi (5433 kal/gr) dengan tekanan 5 ton dan lama pengeringan 4 jam
nilai kalor rata-rata yang didapat dari lama pengeringan adalah (5076 kal/gr).
Perekat 15% (6038 kal/gr) dengan tekanan 5 ton dan lama pengeringan 6 jam
didapat nilai kalor rata-ratanya (5643 kal/gr). Perekat 20% (5271 kal/gr) dengan
tekanan 5 ton dan lama pengeringan 4 jam untuk nilai kalor rata-rata diperoleh
(5143 kal/gr) . Perekat 25% (5666 kal/gr) dengan tekanan 7 ton dan lama
pengeringan 6 jam untuk nilai kalor rata-rata dari lama pengeringan diperoleh
(4538,5 kal/gr). Perekat 30% (6573 kal/gr) dengan tekanan 5 ton dan lama
pengeringan 6 jam untuk nilai kalor rata-rata dari lama pengeringan diperoleh
(5387 kal/gr) . Kalor tertinggi dari gambut adalah (6573 kal/gr) pada konsentrasi
30 % pada tekanan 5 ton dan lama pengeringan selama 6 jam. Diperoleh nilai
kalor rata-rata tertinggi dari lama pengeringan adalah 5643 kal/gr perekat 15%.
Nilai kalor briket arang tertinggi 6573 kal/gr memenuhi standart jepang 60007000 kal/gr.

5.2. Saran
Untuk mendapatkan briket arang gambut secara optimal disarankan:
1. Studi lebih lanjut tentang jenis perekat lainnya untuk mendapatkan nilai
kalor yang tinggi.
2. Untuk briket arang gambut perlu dilakukan pengujian titik nyala dan kuat
tekan agar dapat diketahui lama pembakaran briket dan ketahanannya.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Henni Elika Simanungkalit dilahirkan di Rantauprapat kabupaten
Labuhan Batu pada tanggal 09 Juni 1989, Ayah bernama E. Simanungkalit dan
Ibu bernama S. Simamora, merupakan anak ketiga dari 4 (Empat) bersaudara.
Pada tahun 1994 penulis memasuki pendidikan taman kanak-kanak di TK
Methodist II Rantauprapat dan lulus pada tahun 1995. Pada tahun 1995 penulis
melanjutkan sekolah ke SD Negeri 3 No.112137 Rantauprapat dan lulus pada
tahun 2001. Pada tahun 2001 penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 3
Rantauprapat dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan
sekolah ke SMA Negeri 2 Rantau Utara Kecamatan Rantauprapat dan lulus pada
tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis diterima di Program Studi Fisika Jurusan
Fisika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan, dan lulus ujian pada Bulan Juli 2012. Kegiatan Ekstrakulikuler yang
pernah diikuti adalah Ikatan Keluarga Besar Kristen Fisika (IKBKF) UNIMED.

DAFTAR PUSTAKA
Abdulah, K., (2002), Biomass Energy Potential and Utilization in Indonesia
Institut Pertanian Bogor, Bogor
Berita Iptek, (2006), Briket Sebagai Alternatif Pengganti Minyak Tanah,
http://www.beritaiptek.com/zberita-berita iptek-2006-03-01 Briket-batubara-sebagai-alternatif-pengganti-minyak-tanah, shtml (20/10/2011 17:25)
Deqi, R.R., (2009), Eko-Briket Dari Komposit Sampah Plastik High-Density
Polyethylena (HDPE) Dan Arang Sampah Organik Kota, Skripsi, Institut
Teknik Sepuluh Nopember, Surabaya
Dinas Pertambangan dan Kehutanan Kabupaten Humbang Hasundutan,
(2006),Kegiatan Inventarisasi Data Base Pertambangan dan Kehutanan
10 Kecamatan di Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi
Sumatera utara Tahun Anggaran 2006, Dolok Sanggul
Fakultas Matematika dan Ilu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2010), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program
Studi Sain, FMIPA Unimed, Medan
Masturin, A., (2002), Sifat Fisika dan Kimia Briket Arang dari Campuran Arang
Limbah Gergajian Kayu, Skripsi, Fakultas Kehutanan, IPB, Bogor
Noor, M, (2001), Pertanian Lahan Gambut, Potensi dan Kendala, edisi 5,
kansius, Yogyakarta
Pari, G., ( 2002), Teknologi Alternatif Pemanfaatan Limbah Industri Pengolahan
Kayu, Makalah Falsafah Sains (PPS 702), Program Pasca Sarjana IPB,
Bogor
Prasetyo, I., (1989), Pengaruh Tekanan Pengempaan dan Jenis Perekat Terhadap
Briket Arang Dengan Bahan Baku Arang Pasar, Skripsi, IPB, Bogor
Slamet, L., (2001), Pemanfaatan Gas Metan Sebagai Sumber Energi, Jurnal
Berita Dirgantara, Vol.2, No.1, Maret 2001, Halaman 31-34, Bidang
Aplikasi Dan Lingkungan Atmosfer
Standad Departement, (2006), Instruction Manual for Advance Bomb
Calorimeter, Toshniwal Instruments (Madras) PVT. LTD Unit 30, SDFIII-Madras Export Processing Zone Tambaram, India

Subroto, (2006), Karakteristik Pembakaran Biobriket Campuran Batu Bara Ampas
Tebu dan Jerami, Jurnal Media Mesin, Vol.7, No.2, Juli 2006, Halaman
47-54, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakata, Surakarta
Sutiyono, (1999), Pembuatan Briket Arang Dari Kelapa Dengan Bahan Pengikat
Tetes Tebu Dan Tapioka, Jurnal Teknik Kimia Vol.10, No.1, Halaman216-222, Fakultas Teknologi Industri, Jawa Timur
Triono, A., (2006), Karakteristik Briket Arang dari Campuran Serbuk Gergaji
Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl) dan Sengon (Paraserianthes
falcataria L. Nielsen) dengan Penambahan Tempurung Kelapa (Cocos
nucifera L), Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.
Widjaja-Adhi, I.P.G, (1988), Physical and chemical characteristic of peat soil of
Indonesia, ISRD, Jakarta