PROFIL KONDISI FISIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI ATLET PUTRA CABANG OLAHRAGA TENIS MEJA DI PTM SAHABAT MEDAN TAHUN 2012/2013.

(1)

PROFIL KONDISI FISIK DAN MOTIVASI BERPRESTASI ATLET PUTRA CABANG OLAHRAGA TENIS MEJA DI PTM SAHABAT MEDAN

TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

���� �� � �� � :� �

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

PENGESAHAN

Skripsi yang Diajukan oleh Nur Rifani Ulfah, NIM 608321121 Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Program

Pendidikan Kepelatihan Olahraga Telah Dipertahankan di Depan Tim

Penguji Pada Tanggal 08 Maret 2013

Medan, 08 Maret 2013 Panitia Penguji

Drs. H. Basyaruddin Daulay, M.Kes ( )

Ketua/Penguji

Drs. Zulfan Heri, M.Pd ( )

Sekretaris/Penguji

Drs. H. Ibrahim Wiyaka, M. Kes, AIFO ( )

Pembimbing

Drs.H. M. Nustan Hasibuan , M. Kes, AIFO ( ) Penguji

Doris Apriani, S. Psi. MA ( )

Penguji

Drs. Nono Hardinoto, M. Pd ( )


(3)

PERSETUJUAN

Skripsi Yang Diajukan Oleh: Nur Rifani Ulfah, NIM: 608321121 Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan

Telah Diperiksa Dan Disetujui Untuk Diuji Dalam Ujian Mempertahankan Skripsi

Medan, Maret 2013 Dosen Pembimbing Skripsi

Drs. H. Ibrahim Wiyaka, M. Kes, AIFO NIP. 19661018 199203 1 005


(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas segala rahmat dan karunianya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan walaupun dalam wujudnya yang sangat sederhana. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini banyak mendapat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Selanjutnya penulis sadar bahwa sebagai manusia biasa, manusia biasa tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan mohon maaf yang setinggi-tingginya dan terima kasih yang tidak terhingga kepada Yth.:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta staf jajarannya.

2. Bapak Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes selaku Dekan FIK Unimed yang telah memberikan izin dan kemudahan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan dan juga kepada Drs. Suharjo, M.Pd selaku pembantu Dekan I, Bapak Drs. Mesnan, M.Kes, AIFO selaku pembantu Dekan II, serta kepada Bapak Dr. Budi Valianto, M.Pd selaku pembantu Dekan III di Fakultas Ilmu Keolahragaan.

3. Bapak Drs. Zulfan Heri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga (PKO) FIK Unimed dan Bapak Drs. Nono Hardinoto, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga (PKO) FIK Unimed. 4. Bapak Drs. H. Ibrahim Wiyaka, M.Kes, AIFO selaku pembimbing skripsi

yang telah banyak meluangkan waktu serta kesempatan yang begitu banyak kepada penulis.

5. Bapak Drs. H. M. Nustan Hasibuan, M. Kes selaku Dosen penguji I dan juga

Ibu Doris Apriani Ritonga, S. Psi, M A selaku Dosen penguji II yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berharga dalam penulisan skripsi ini.


(5)

iv

6. Seluruh civitas akademik FIK Unimed yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Teristimewa kepada keluarga saya, Ibunda Dra. Hj. Farida Yusmini, M.Pd dan adik perempuan saya Nabila Khairunnisa yang telah memberikan dukungan moral maupun moril dan mendoakan penulis hingga dapat menyelesaikan studi ini.

8. Kepada ketua umum PTM Sahabat Medan, para pengurus, pelatih serta

atlet-atlet yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian.

9. Kepada sahabat penulis yaitu: Fadhillah Husni Nasution, Imam Sidiq Siregar, Aditya Syahputra, Dedi Andika, Novi Yanti, Rizkei Kurniawan, Murviyana, Fadhilah Rizkya Sagala, Arif Sumarno, Bahri, Aprianto, Haris HDP, Dedi Irawan, Yenny Wahyuni, Adi Ermanto serta rekan-rekan mahasiswa PKO Reguler dan Ekstensi yang telah banyak mebantu dalam penyelesaian skripsi ini.

10.Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut serta memberikan bantuan dan sumbangan pemikiran selama penulis mengikuti perkuliahan.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua untuk pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, dan prestasi olahraga pada khususnya. Semoga segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal ibadah yang diterima oleh Allah SWT.

Amin.. ya.. Rabbal’ Alamin.

Medan, Maret 2013 Penulis

Nur Rifani Ulfah NIM. 608321121


(6)

i ABSTRAK

NUR RIFANI ULFA, Profil Kondisi Fisik dan Motivasi Berprestasi Atlet Putra Cabang Olahraga Tenis Meja di PTM Sahabat Medan Tahun

2012/2013.

(Pembimbing: IBRAHIM WIYAKA)

Skripsi Medan: Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED 2012/2013.

Pada saat ini olahraga permainan tenis meja telah digemari oleh masyarakat, karena cabang olahraga tenis meja merupakan cabang olahraga prestasi, rekreasi dan olahraga pendidikan. Salah satu klub tenis meja yang memiliki manajemen pembinaan bagi atlet tenis meja sejak usia dini adalah PTM (Persatuan Tenis Meja) Sahabat Medan. PTM Sahabat Medan telah melakukan pembinaan dan melahirkan atlet-atlet handal sejak tahun 1968. Dengan fokus pembinaan dikondisi fisik dan kondisi psikologis atlet. PTM Sahabat membentuk altlet yang berprestasi. Pada prinsipnya untuk mencapai tujuan prestasi optimal kita harus mengetahui seperti apa profil dan kondisi atlet juara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran profil kondisi fisik dan motivasi atlet-atlet berprestasi di Medan dan juga dapat menjadi acuan bagi altet, pelatih, dan klub-klub tenis meja baik di Medan maupun daerah lain yang juga ingin melahirkan atlet-atlet tenis meja berprestasi.

Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran serta penyebaran angket atau kuesioner dalam mengumpulkan data penenelitian untuk pemecahan masalahnya. Adapun jumlah sampel sebanyak 5 orang yang diperoleh melalui purposive sampling (sampel bersyarat). Yang menjadi syarat sampel penelitian ini adalah altet putra yang berusia 13-17 tahun, lama latihan 2 tahun, dan telah memiliki prestasi. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kondisi fisik dan menjaring data motivasi berprestasi atlet putra PTM Sahabat Medan tahun 2012/2013 adalah angket yang sebelum dilakukan penelitian angket terlebih dahulu diuji cobakan, setelah diuji cobakan kemudian dicari validitas dan reliabilitas angket. Setelah dapat validitas dan reliabilitas angket dari 60 butir angket ternyata yang valid 26 butir. Dengan menggunakan tes kondisi fisik dan angket dapat diketahui profil kondisi fisik dan motivasi berprestasi atlet putra cabang olahraga tenis meja di PTM Sahabat Medan tahun 2012/2013.

Dapat disimpulkan bahwa profil kondisi fisik dan motivasi berprestasi atlet putra cabang olahraga tenis meja PTM Sahabat Medan tahun 2012/2013 nilai jumlah keseluruhan adalah untuk profil kondisi fisik atlet putra di PTM Sahabat Medan secara keseluruhan berada dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata 3,2 dan motivasi berprestasi dengan nilai persentase jumlah keseluruhan adalah 81,54% termasuk dalam kategori sangat tinggi. Untuk komponen fisik kecepatan


(7)

ii

nilai rata-rata 3,2 dengan kategori sedang. Untuk komponen fisik daya ledak otot tungkai nilai rata-rata 3,0 dengan kategori sedang. Untuk komponen fisik otot perut nilai rata-rata 2,8 dengan kategori sedang. Untuk komponen fisik kekuata otot lengan nilai rata-rata 3,2 dengan kategori sedang. Untuk komponen fisik daya tahan anaerobik nilai rata-rata 2,4 dengan kategori sedang. Untuk komponen fisik kelincahan nilai rata-rata 3,6 dengan kategori sedang. Untuk komponen fisik kelentukan nilai rata-rata 3,8 dengan kategori baik. Untuk komponen fisik daya tahan aerobik nilai rata-rata 2,8 dengan kategori sedang. Hasil analisis data deskriptif persentase menunjukkan bahwa motivasi berprestasi atlet putra PTM Sahabat Medan tahun 2012/2013 berdasarkan indikator dan sub indikator diperoleh hasil sebagai berikut: 1). Ingin sukses melalui: - Tanggung jawab 81,66% dengan kategori sangat tinggi, - Kompetisi 90% dengan kategori sangat tinggi, - Semangat berlatih 76% dengan kategori tinggi, - Tabah menghadapi rintangan 81,66% dengan kategori sangat tinggi. 2). Menghindari kegagalan 77,5% dengan kategori tinggi.


(8)

vi DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... . 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 10

A. Kerangka Teoritis ... 10

1. Hakikat Permainan Tenis Meja ... 10

2. Hakikat Kondisi Fisik ... 12

3. Hakikat Motivasi 25

4. Motivasi Berprestasi ... 29

B. Kerangka Berfikir ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

B. Populasi dan Sampel ... 36

C. Metode Penelitian ... 37

D. Instrumen Penelitian ... 37

E. Uji Coba Angket ... 39

F. Prosedur Penelitian ... 43


(9)

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Hasil Penelitian ... 54

B. Pembahasan penelitian ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(10)

vii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 : Kisi-kisi Angket ... 39

Tabel 2 : Interpretasi Nilai r ... 42

Tabel 3 : Norma dan Komponen Kondisi Fisik Pemain Tenis Meja ... 49

Tabel 4 : Konversi Nilai ... 51


(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gambar Model Sederhana Pemrosesan Informasi……… 18

2. Gambar Diagram Persentase Responden Yang Menjawab Sub Indikator SSB

Sebagai Tempat Pembinaan Usia Muda………... 35

3. Gambar Diagram Persentase Responden Yang Menjawab Sub Indikator SSB

Sebagai Wadah Pengembangan Fisik, Mental, Karakter, dan Kesehatan…… 36

4. Gambar Diagram Persentase Responden Yang Menjawab Sub Indikator SSB

Menciptakan Pemain Muda Berbakat………... 37

5. Gambar Diagram Persentase Responden Yang Menjawab Sub Indikator SSB

Memberikan Latihan Yang Berkualitas……… 38

6. Gambar Diagram Persentase Responden Yang Menjawab Sub Indikator

Tanggapan Terhadap Pembinaan di SSB………. 39

7. Gambar Diagram Persentase Responden Yang Menjawab Sub Indikator

Tanggapan Terhadap Sarana dan Prasarana SSB………. 40

8. Gambar Diagram Persentase Responden Yang Menjawab Sub Indikator


(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Hal Lampiran 1 : Angket Motivasi Berprestasi Atlet Putra Cabang Olahraga

Tenis Meja di PTM Sahabat Medan ... 66

Lampiran 2 : Daftar Nama Sampel Penelitian ... 68

Lampiran 3 : Hasil Uji Coba Angket ... 71

Lampiran 4 : Perhitungan Kuadrat dan Perkalian Tiap Variabel Untuk Menghitung Validitas dan Reliabilitas Angket ... 73

Lampiran 5 : Perhitungan Validitas Angket ... 74

Lampiran 6 : Perhitungan Reliabilitas Angket ... 75

Lampiran 7 : Distribusi Butir Angket Motivasi Berprestasi ... 77

Lampiran 8 : Hasil Tes Dan Pengukuran ... 78

Lampiran 9 : Hasil Perhitungan Item Tes Kondisi Fisik Atlet Putra Cabang Olahraga Tenis Meja di PTM Sahabat Medan Tahun 2012/2013 ... 82

Lampiran 10 : Rekapitulasi Data Angket Motivasi Berprestasi ... 83

Lampiran 11 : Cara Perhitungan Persentase Tiap Indikator/sub indikator 84

Lampiran 12 : Deskripsi Data Hasil Penelitian Angket Motivasi Berprestasi Atlet Putra Cabang Olahraga Tenis Meja di PTM Sahabat Medan Tahun 2012/2013 ... 86

Lampiran 13 : Harga Kritik dari r Product-Moment ... 87


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan salah satu bentuk aktifitas fisik yang memiliki dimensi kompleks. Dalam berolahraga individu mempunyai tujuan yang berbeda-beda, antara lain untuk berprestasi, kesegaran jasmani, ataupun rekreasi. Pencapaian prestasi dibidang olahraga didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi olahraga merupakan usaha yang dapat diperhitungkan secara matang melalui pembinaan dini, penguasaan kemampuan teknik, taktik dan strategi serta melalui berbagai pendekatan. Salah satu pendekatan yang efektif dan dapat dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik Mutohir (dalam diktat Sosiologi Olahraga, 2011:13) mengungkapkan bahwa

“Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong, mengembangkan dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau

anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/

pertandingan dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila.”

Pada saat ini olahraga permainan tenis meja telah digemari oleh masyarakat, karena cabang olahraga tenis meja merupakan cabang olahraga prestasi, rekreasi dan cabang olahraga pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya perkumpulan olahraga tenis meja ditingkat regional, nasional, maupun internasional. Bahkan di Indonesia sendiri permainan tenis meja ini


(14)

2

sudah merupakan cabang olahraga ekstra kulikuler di sekolah-sekolah, dari tingkat SD hingga Perguruan Tinggi.

Permainan tenis meja dikenal bangsa Indonesia kira-kira pada tahun 1930. Pada waktu itu, permainan tenis meja hanya dimainkan oleh keluarga-keluarga dari Belanda dan suatu kelompok masyarakat tertentu saja, dan juga waktu itu olahraga tenis meja dimainkan guna mengisi waktu luang atau hanya untuk rekreasi orang-orang Belanda di balai-balai pertemuan.

Tenis meja mempunyai ciri khas tersendiri, hal ini disebabkan karena jenis bola, cara memukul, alat pukul, lapangan dan peraturannya. Tenis meja merupakan olahraga yang dapat dilakukan di mana saja karena dengan tinggi meja 76 cm, lebar 1,52 m dan panjang 2,71 m, maka olahraga ini tidak terlalu membutuhkan tempat atau ruangan yang besar. Dengan bola yang kecil, tenis meja merupakan olahraga yang membutuhkan kecepatan, selain itu bet atau racket yang digunakan kedua sisi-sisinya dilapisi karet dengan pantulan yang bervariasi.

Salah satu klub tenis meja yang memiliki manajemen pembinaan bagi atlet tenis meja sejak usia dini adalah PTM Sahabat Medan. PTM Sahabat Medan merupakan wadah olahraga tenis meja baik untuk atlet-atlet berprestasi maupun sebagai sarana sosial masyarakat. Sebagai PTM tertua yang ada dikota Medan, PTM Sahabat telah melakukan pembinaan dan melahirkan atlet-atlet handal sejak tahun 1968.

Di PTM Sahabat Medan, para atlet berlatih pada malam hari dengan menggunakan lokasi latihan di area Pertokoan Pasar Ramai Jln. Thamrin Baru


(15)

3

No.2 Lt. III. Sebenarnya lokasi latihan merupakan lokasi yang tidak strategis, karena pada siang hari lokasi latihan dijadikan area berdagang dan juga lokasi ini sangat mengganggu konsentrasi sebab daerah sekitar lokasi latihan ini merupakan pusat perbelanjaan sehingga menimbulkan keributan. Tetapi walaupun begitu, PTM Sahabat telah mencetak atlet-atlet berprestasi khususnya untuk Sumatera Utara.

Berbagai prestasi yang telah diraih oleh atlet-atlet di PTM Sahabat Medan, yakni meraih juara 1 Kadet Nasional pada tahun 1986, meraih juara IV Kejurnas Junior Indonesia di Kediri pada tahun 1986, meraih 8 besar dalam Kejurnas Junior Perorangan pada tahun 1987, pada tahun 2008 diutus oleh KONI Sumut untuk mengikuti PON dan juga pada tahun 2012 kembali diutus oleh KONI Sumut untuk mengikuti PON.

Pada prinsipnya untuk mencapai tujuan prestasi optimal dalam tiap-tiap cabang olahraga tentunya harus berdasar prinsip-prinsip pendekatan ilmu pengetahuan olahraga. Prinsip-prinsip latihan modern dari tiap cabang olahraga memiliki kekhususan.

Telah dikenal empat macam kelengkapan yang perlu dimiliki, apabila seseorang akan mencapai suatu prestasi optimal. Seperti yang dikemukakan M. Sajoto (1995:7) sebagai berikut: “Untuk meningkatkan dan mencapai prestasi yang setinggi-tingginya, seorang atlet harus memiliki empat kelengkapan pokok, yaitu: 1) Pengembangan Fisik (Physical Build-up), 2) Pengembangan Teknik (Technical Build-up), 3) Pengembangan Taktik (Tactical Buid-up), 4) Pengembangan Mental (Mental Build-up)”.


(16)

4

Kondisi fisik adalah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi. Kalau tidak didukung dengan kondisi fisik yang prima, seorang atlet tidak akan mampu melakukan latihan sesuai dengan program latihannya.

Nilai fisik antara lain kualitas otot berdasarkan kinerja faal dan mekanisme otot yang sedang bekerja yang diperhitungkan pada kekuatan otot, kapasitas anaerobik, power, fleksibilitas, disamping kecepatan, daya tahan, koordinasi gerak, kelentukan, dan sebagainya. Status kondisi fisik seorang atlet dapat diketahui setelah yang bersangkutan mengikuti tes kondisi fisik, dengan latihan diharapkan ada peningkatan prestasi sesuai dengan tujuan itu sendiri.

Kemampuan teknik dan taktik akan dilakukan secara sempurna apabila kondisi fisiknya prima. Selain itu juga akan menambah kepercayaan diri dan mental atlet ketika menghadapi latihan ataupun suatu pertandingan.

Bompa (1999:54) mengemukakan “Perfect fitness results in the best

psychology! Why? Because you have more self-confidence and psychological

energy if psychological factors rely on psysical improvements”. Dari

pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi fisik merupakan faktor yang penting dalam pencapaian suatu prestasi olahraga dan juga mempengaruhi mental atlet.

Unsur kondisi fisik yang perlu ditingkatkan bagi pemain tenis meja adalah kekuatan otot lengan dan bahu, daya tahan otot perut, daya tahan otot


(17)

5

tungkai, kelincahan, kecepatan, kelentukan, kapasitas daya tahan anaerobik

dan daya tahan umum (VO2Max). Kondisi fisik yang baik akan memudahkan

seorang pemain tenis meja untuk melakukan gerakan-gerakan yang sulit khususnya dalam menempatkan diri, untuk dapat mengembalikan bola yang datang dari lawan, tidak mudah jatuh atau cedera ketika melakukan berbagai gerakan fisik dalam permainan tenis meja, dan mempermudah seorang pemain tenis meja untuk melakukan berbagai teknik-teknik dalam permainan tenis meja, seperti teknik memegang bet (grip), teknik siap sedia (stance), gerakan kaki (footwork), dan melakukan berbagai jenis-jenis pukulan (stroke). Sajoto (1988:12) mengemukakan bahwa:

“Kondisi fisik merupakan suatu kesatuan utuh dari komponen

-komponen yang tidak dapat dipisahkan, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Komponen-komponen kondisi fisik antara lain kekuatan, daya tahan, koordinasi, keseimbangan, kelentukan, dan kelincahan. Untuk dapat menguasai teknik-teknik dasar bermain tenis meja yang akan menunjang kemampuannya dalam bermain tenis meja seorang pemain harus memiliki kondisi fisik yang bagus, salah satunya kelincahan. Hal tersebut dikarenakan kelincahan tubuh seorang pemain tenis meja akan memudahkan seorang pemain untuk melakukan berbagai gerakan-gerakan agar dapat menjangkau bola yang datang dari lawan kemudian mengembalikan bola tersebut pada lawan dalam permainan tenis meja dengan optimal tanpa kehilangan keseimbangan ataupun mengalami cedera.”

Selain kondisi fisik, kondisi psikologis juga menjadi hal yang harus diperhatikan dalam pencapaian prestasi maksimal. Seorang atlet adalah individu yang memiliki bakat tersendiri, pola perilaku, dan kepribadian tersendiri serta latar belakang kehidupan yang mempengaruhi secara spesifik pada dirinya. Sekalipun dalam beberapa cabang olahraga, atlet harus


(18)

6

melakukannya secara berkelompok atau beregu, pertimbangan bahwa seorang atlet sebagai individu yang unik perlu tetap dijadikan landasan pemikiran.

Kondisi psikologis yang baik sangat dibutuhkan oleh seorang atlet, karena dengan memiliki kondisi psikologis yang baik kemungkinan besar seorang atlet akan memiliki ketegaran psikologis dalam setiap kompetisi atau kejuaraan. Memperhatikan hal tersebut, tugas seorang pelatih memang tidak ringan, apalagi atlet dalam waktu bertanding, akan selalu berada di bawah tekanan atau stress, baik stress fisik maupun stress mental yang disebabkan oleh lawan, kawan bermain, penonton, pengaruh lingkungan dan lain sebagainya.

Menurut M. Sajoto (1988: 2-4) bahwa “Faktor-faktor penentu pencapaian prestasi prima dalam olahraga dapat dikelompokkan dalam 4 aspek, yaitu:

(1) Aspek biologi, meliputi: potensi/kemampuan dasar tubuh, fungsi organ-organ tubuh, postur dan struktur tubuh, dan gizi. (2) Aspek psikologis, meliputi: intelektual, motivasi, kepribadian, dan koordinasi kerja otot dan saraf. (3) Aspek lingkungan (environment), meliputi: sosial, sarana-prasarana olahraga yang ada dan medan, cuaca iklim sekitar, orang tua keluarga dan masyarakat (dorongan dan penghargaan). (4) Aspek penunjang, meliputi: pelatih yang berkualitas tinggi, program yang tersusun secara sistematis, penghargaan dari masyarakat dan pemerintah.”

Faktor psikologis yang difokuskan dalam penelitian ini adalah motivasi. Prestasi atlet dapat berkaitan dengan motivasi berprestasi karena motif merupakan penggerak dan dorongan manusia bertindak dalam melakukan sesuatu. Menurut beberapa studi kepribadian dalam Cox (2006), “salah satu karakteristik yang menentukan kesuksesan atlet adalah tingginya


(19)

7

kebutuhan untuk berprestasi”. Kebutuhan inilah yang dikenal sebagai achievement motivation. Hal ini dikarenakan, setiap manusia pada dasarnya berbuat sesuatu karena adanya dorongan oleh suatu motivasi tertentu.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menganggap penting untuk mengangkat masalah ini dalam penelitian dengan harapan hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai gambaran profil kondisi fisik dan motivasi atlet-atlet berprestasi di Medan dan juga dapat menjadi acuan bagi atlet-atlet tenis meja, pelatih tenis meja ataupun klub-klub tenis meja lain baik di Medan ataupun daerah lain yang juga ingin melahirkan atlet-atlet tenis meja yang berprestasi. Oleh karena itu penulis ingin lebih lanjut meneliti tentang profil kondisi fisik dan psikologis atlet tenis meja, dan mengambil judul “Profil Kondisi Fisik dan Motivasi Berprestasi Atlet Putra Cabang Olahraga Tenis Meja di PTM Sahabat Medan Tahun 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah dapat diidentifikasikan berupa masalah sebagai berikut : Faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi peningkatan kemampuan bermain tenis meja? Bagaimana profil kondisi fisik atlet putra di PTM Sahabat Medan? Apa saja unsur kondisi fisik yang dapat meningkatkan kemampuan bermain tenis meja? Apakah unsur kondisi fisik kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, dan daya tahan tubuh (VO2Max)

dapat berpengaruh terhadap kemampuan bermain tenis meja? Bagaimana profil motivasi berprestasi atlet putra di PTM Sahabat Medan?


(20)

8

C. Pembatasan masalah

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka dalam penelitian ini perlu kiranya menentukan pembatasan masalah pada hal-hal pokok saja dengan tujuan mempertegas sasaran yang dicapai yaitu untuk melihat profil kondisi fisik dan motivasi berprestasi atlet putra cabang olahraga tenis meja di PTM Sahabat Medan tahun 2012/2013.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti yakni: Bagaimana profil kondisi fisik dan motivasi berprestasi atlet putra cabang olahraga tenis meja di PTM Sahabat Medan tahun 2012/2013?

E.Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk mengetahui profil kondisi fisik dan motivasi berprestasi atlet putra cabang olahraga tenis meja di PTM Sahabat Medan tahun 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dapat berguna bagi pelatih, pembina tenis meja, atlet tenis meja, dan masyarakat untuk:

1. Memberikan informasi tentang profil kondisi fisik dan psikologis atlet putra cabang olahraga tenis meja di PTM Sahabat Medan tahun 2012. 2. Menjadi masukan bagi pelatih dan pembina cabang olahraga lain yang ada


(21)

9

dibutuhkan dalam peningkatan kemampuan beraktivitas olahraga, sehingga dapat menjadi perhatian dalam pembinaan olahraga selanjutnya. 3. Sebagai bahan masukan bagi atlet umumnya, di PTM Sahabat khususnya

untuk mengetahui peranan kondisi fisik dan psikis.

4. Sebagai acuan bagi para atlet tenis meja untuk mempertahankan serta mengembangkan ataupun meningkatkan kondisi fisik dan juga motivasi berprestasinya agar atlet dapat memiliki prestasi yang baik dan maksimal. 5. Sebagai bahan masukan bagi klu-klub tenis meja lain yang ingin

menghasilkan atlet-atlet berprestasi, baik itu di Sumatera Utara ataupun di Indonesia.


(22)

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah dijelaskan pada deskripsi data penelitian dengan cara tes pengukuran dan penyebaran angket, maka dapat disipulkan bahwa :

1. Kondisi fisik atlet putra cabang olahraga tenis meja di PTM Sahabat Medan tahun 2013 dalam kategori sedang.

2. Motivasi berprestasi atlet putra cabang olahraga tenis meja di PTM Sahabat Medan tahun 2013 dalam kategori sangat tinggi.

B. Saran

Berdasarkan penelitian di atas, maka perlu disampaikan beberapa saran yang berhubungan dengan penelitian ini sebagai berikut:

1. Kepada pelatih dan atlet untuk lebih meningkatkan kondisi fisik atlet putra cabang olahraga tenis meja di PTM Sahabat Medan melalui suatu program yang berkualitas, baik ditinjau dari intensitas dan dosis latihan serta terukur dengan prinsip overload. Serta dapat memberikan perhatian serius kepada pengembangan kondisi fisik atlet putra di PTM Sahabat Medan yang nantinya akan mendukung penampilan dalam bertanding.

2. Kepada atlet agar dapat mempertahankan dan terus meningkatkan

monivasi berprestasi untuk mencapai prestasi yang lebih baik lagi.

3. Kepada pelatih juga disarankan agar memperhatikan unsur-unsur kondisi


(23)

63

kecepatan, daya tahan otot perut dan kelincahan sedang unsur kondisi fisik yang sudah dalam kategori baik disarankan agar tetap ditingkatkan untuk dapat lebih baik lagi.

4. Hasil penilitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu masukan yang berguna untukmeningkatkan serta mengembangkan kondisi fisik dan motivasi berprestasi atlet-atlet tenis meja baik di PTM Sahabat maupun PTM lainnya.

5. Kepada pembaca diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini dengan ruang lingkup yang lebih luas lagi.


(1)

melakukannya secara berkelompok atau beregu, pertimbangan bahwa seorang atlet sebagai individu yang unik perlu tetap dijadikan landasan pemikiran.

Kondisi psikologis yang baik sangat dibutuhkan oleh seorang atlet, karena dengan memiliki kondisi psikologis yang baik kemungkinan besar seorang atlet akan memiliki ketegaran psikologis dalam setiap kompetisi atau kejuaraan. Memperhatikan hal tersebut, tugas seorang pelatih memang tidak ringan, apalagi atlet dalam waktu bertanding, akan selalu berada di bawah tekanan atau stress, baik stress fisik maupun stress mental yang disebabkan oleh lawan, kawan bermain, penonton, pengaruh lingkungan dan lain sebagainya.

Menurut M. Sajoto (1988: 2-4) bahwa “Faktor-faktor penentu pencapaian prestasi prima dalam olahraga dapat dikelompokkan dalam 4 aspek, yaitu:

(1) Aspek biologi, meliputi: potensi/kemampuan dasar tubuh, fungsi organ-organ tubuh, postur dan struktur tubuh, dan gizi. (2) Aspek psikologis, meliputi: intelektual, motivasi, kepribadian, dan koordinasi kerja otot dan saraf. (3) Aspek lingkungan (environment), meliputi: sosial, sarana-prasarana olahraga yang ada dan medan, cuaca iklim sekitar, orang tua keluarga dan masyarakat (dorongan dan penghargaan). (4) Aspek penunjang, meliputi: pelatih yang berkualitas tinggi, program yang tersusun secara sistematis, penghargaan dari masyarakat dan pemerintah.”

Faktor psikologis yang difokuskan dalam penelitian ini adalah motivasi. Prestasi atlet dapat berkaitan dengan motivasi berprestasi karena motif merupakan penggerak dan dorongan manusia bertindak dalam melakukan sesuatu. Menurut beberapa studi kepribadian dalam Cox (2006), “salah satu karakteristik yang menentukan kesuksesan atlet adalah tingginya


(2)

7

kebutuhan untuk berprestasi”. Kebutuhan inilah yang dikenal sebagai achievement motivation. Hal ini dikarenakan, setiap manusia pada dasarnya berbuat sesuatu karena adanya dorongan oleh suatu motivasi tertentu.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menganggap penting untuk mengangkat masalah ini dalam penelitian dengan harapan hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai gambaran profil kondisi fisik dan motivasi atlet-atlet berprestasi di Medan dan juga dapat menjadi acuan bagi atlet-atlet tenis meja, pelatih tenis meja ataupun klub-klub tenis meja lain baik di Medan ataupun daerah lain yang juga ingin melahirkan atlet-atlet tenis meja yang berprestasi. Oleh karena itu penulis ingin lebih lanjut meneliti tentang profil kondisi fisik dan psikologis atlet tenis meja, dan mengambil judul “Profil Kondisi Fisik dan Motivasi Berprestasi Atlet Putra Cabang Olahraga Tenis Meja di PTM Sahabat Medan Tahun 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah dapat diidentifikasikan berupa masalah sebagai berikut : Faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi peningkatan kemampuan bermain tenis meja? Bagaimana profil kondisi fisik atlet putra di PTM Sahabat Medan? Apa saja unsur kondisi fisik yang dapat meningkatkan kemampuan bermain tenis meja? Apakah unsur kondisi fisik kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, dan daya tahan tubuh (VO2Max) dapat berpengaruh terhadap kemampuan bermain tenis meja? Bagaimana profil motivasi berprestasi atlet putra di PTM Sahabat Medan?


(3)

C. Pembatasan masalah

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka dalam penelitian ini perlu kiranya menentukan pembatasan masalah pada hal-hal pokok saja dengan tujuan mempertegas sasaran yang dicapai yaitu untuk melihat profil kondisi fisik dan motivasi berprestasi atlet putra cabang olahraga tenis meja di PTM Sahabat Medan tahun 2012/2013.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti yakni: Bagaimana profil kondisi fisik dan motivasi berprestasi atlet putra cabang olahraga tenis meja di PTM Sahabat Medan tahun 2012/2013?

E.Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk mengetahui profil kondisi fisik dan motivasi berprestasi atlet putra cabang olahraga tenis meja di PTM Sahabat Medan tahun 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dapat berguna bagi pelatih, pembina tenis meja, atlet tenis meja, dan masyarakat untuk:

1. Memberikan informasi tentang profil kondisi fisik dan psikologis atlet putra cabang olahraga tenis meja di PTM Sahabat Medan tahun 2012. 2. Menjadi masukan bagi pelatih dan pembina cabang olahraga lain yang ada


(4)

9

dibutuhkan dalam peningkatan kemampuan beraktivitas olahraga, sehingga dapat menjadi perhatian dalam pembinaan olahraga selanjutnya. 3. Sebagai bahan masukan bagi atlet umumnya, di PTM Sahabat khususnya

untuk mengetahui peranan kondisi fisik dan psikis.

4. Sebagai acuan bagi para atlet tenis meja untuk mempertahankan serta mengembangkan ataupun meningkatkan kondisi fisik dan juga motivasi berprestasinya agar atlet dapat memiliki prestasi yang baik dan maksimal. 5. Sebagai bahan masukan bagi klu-klub tenis meja lain yang ingin

menghasilkan atlet-atlet berprestasi, baik itu di Sumatera Utara ataupun di Indonesia.


(5)

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah dijelaskan pada deskripsi data penelitian dengan cara tes pengukuran dan penyebaran angket, maka dapat disipulkan bahwa :

1. Kondisi fisik atlet putra cabang olahraga tenis meja di PTM Sahabat Medan tahun 2013 dalam kategori sedang.

2. Motivasi berprestasi atlet putra cabang olahraga tenis meja di PTM Sahabat Medan tahun 2013 dalam kategori sangat tinggi.

B. Saran

Berdasarkan penelitian di atas, maka perlu disampaikan beberapa saran yang berhubungan dengan penelitian ini sebagai berikut:

1. Kepada pelatih dan atlet untuk lebih meningkatkan kondisi fisik atlet putra cabang olahraga tenis meja di PTM Sahabat Medan melalui suatu program yang berkualitas, baik ditinjau dari intensitas dan dosis latihan serta terukur dengan prinsip overload. Serta dapat memberikan perhatian serius kepada pengembangan kondisi fisik atlet putra di PTM Sahabat Medan yang nantinya akan mendukung penampilan dalam bertanding. 2. Kepada atlet agar dapat mempertahankan dan terus meningkatkan

monivasi berprestasi untuk mencapai prestasi yang lebih baik lagi.

3. Kepada pelatih juga disarankan agar memperhatikan unsur-unsur kondisi fisik yang masih dalam kategori sedang seperti unsur kondisi fisik


(6)

63

kecepatan, daya tahan otot perut dan kelincahan sedang unsur kondisi fisik yang sudah dalam kategori baik disarankan agar tetap ditingkatkan untuk dapat lebih baik lagi.

4. Hasil penilitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu masukan yang berguna untukmeningkatkan serta mengembangkan kondisi fisik dan motivasi berprestasi atlet-atlet tenis meja baik di PTM Sahabat maupun PTM lainnya.

5. Kepada pembaca diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini dengan ruang lingkup yang lebih luas lagi.