PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH

SKRIPSI

Oleh: DAMAR ADY SETIAWAN K5607005

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Damar Ady Setiawan NIM : K5607005

Jurusan / Program Studi : POK / Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH ” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 31 Juli 2012 Yang membuat pernyataan

Damar Ady Setiawan

Oleh: DAMAR ADY SETIAWAN K5607005

SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Damar Ady Setiawan. PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 31 Juli 2012.

Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) Kepengurusan organisasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (2) Pembinaan Prestasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (3) Prasarana dan sarana yang ada di PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (4) Metode latihan yang dilaksanakan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (5) Prestasi yang pernah diraih PPLP Tenis Meja Jawa Tengah.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif . Subyek penelitian ini adalah PPLP Tenis Meja Jawa Tengah. Teknik pengumpiulan data menggunakan teknik dokumen, observasi/pengamatan dan wawancara secara langsung terhadap para pengurus, pelatih dan atlet. Teknik analisis data yang digunakan adalah Model Analisis yang meliputi komponen (1) Pengumpulan data (2) Reduksi data (3) Sajian data (4) Penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: (1) Organisasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena di dalam organisasi tersebut telah dilengkapi dengan unsur-unsur yang mendukung jalannya organisasi dan adanya pembagian kerja yang baik. (2) Pembinaan prestasi yang dilaksanakan oleh PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena pembinaan yang dilakukan melalui tahap-tahap pembinaan yang meliputi unsur pemassalan, pembibitan dan pemanduan bakat. (3) Prasarana dan sarana yang dimiliki PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena dapat mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam memajukan pembinaan prestasi atlet. (4) Program latihan yang dilakukan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah cukup baik, karena tidak adanya periodesasi latihan dalam menghadapi kejuaraan, yang ada hanya program latihan dalam sehari-hariyang meliputi latihan teknik dasar dan latihan fisik. (5) Prestasi yang diraih oeh PPLP Tenis Meja Jawa Tengah di tingkat Nasional adalah baik, hal ini dapat dilihat dari setiap kejuaraan-kejuaraan yang diadakan di tingkat Nasional.

Simpulan penelitian ini adalah Profil PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik dalam proses pembinaan dan prestasi atlet.

Kata kunci: Profil, PPLP Jawa Tengah, Tenis Meja

Damar Ady Setiawan. PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 31 Juli 2012.

Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) Kepengurusan organisasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (2) Pembinaan Prestasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (3) Prasarana dan sarana yang ada di PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (4) Metode latihan yang dilaksanakan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah (5) Prestasi yang pernah diraih PPLP Tenis Meja Jawa Tengah.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif . Subyek penelitian ini adalah PPLP Tenis Meja Jawa Tengah. Teknik pengumpiulan data menggunakan teknik dokumen, observasi/pengamatan dan wawancara secara langsung terhadap para pengurus, pelatih dan atlet. Teknik analisis data yang digunakan adalah Model Analisis yang meliputi komponen (1) Pengumpulan data (2) Reduksi data (3) Sajian data (4) Penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: (1) Organisasi PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena di dalam organisasi tersebut telah dilengkapi dengan unsur-unsur yang mendukung jalannya organisasi dan adanya pembagian kerja yang baik. (2) Pembinaan prestasi yang dilaksanakan oleh PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena pembinaan yang dilakukan melalui tahap-tahap pembinaan yang meliputi unsur pemassalan, pembibitan dan pemanduan bakat. (3) Prasarana dan sarana yang dimiliki PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik, karena dapat mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam memajukan pembinaan prestasi atlet. (4) Program latihan yang dilakukan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah cukup baik, karena tidak adanya periodesasi latihan dalam menghadapi kejuaraan, yang ada hanya program latihan dalam sehari-hariyang meliputi latihan teknik dasar dan latihan fisik. (5) Prestasi yang diraih oeh PPLP Tenis Meja Jawa Tengah di tingkat Nasional adalah baik,

Nasional. Simpulan penelitian ini adalah Profil PPLP Tenis Meja Jawa Tengah adalah baik dalam proses pembinaan dan prestasi atlet.

Kata kunci: Profil, PPLP Jawa Tengah, Tenis Meja

ƒ Ekspesikan Dirimu Seperti Yang Kau Mau (Penulis)

ƒ Orang dikatakan hebat ababila mampu melawan kebiasaan buruk yang ada pada dirinya. (penulis)

ƒ Sesungguhnya shalatku , ibadatku , hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah , Tuhan alam semesta (Al An’aam : 162)

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

— Bapak dan Ibu

Doamu yang tiada pernah terputus, kerja kerasmu yang tiada henti, pengorbanan dan kasih sayangmu yang tiada terbatas. Semuanya membuatku bangga memiliki kalian. Inilah sebagai tanda bakti dan hormatku, terimakasih banyak atas segala apa yang kalian berikan.

— Adikku Dimas Kurniawan

Terima kasih karena selalu mendukungku dan mendoakanku hingga terselesaikan skripsi ini dengan baik.

— Ghuank, Budeng, Aples, Gepenk, Kotak, Ari-joe, Pati, Ucil, Doni

Terima kasih karena selalu menemani, mendukungku dan memberi semangat saat kujatuh. Terima kasih atas perjuangan dan kerjasamanya. Terima kasih juga atas persahabatan dan kekeluargaannya selama ini. Terimakasih karena kalian selalu ada untukku. “ ALWAYS!! REMEMBER OUR FRIENDSHI ”

— Paguyuban Kepor 07

Terima kasih atas semangat, perjuangan dan kerjasamanya .

— PPLP Tenis Meja Jawa Tengah

Terima kasih atas ijinnya dan bantuannya, sehingga penelitian saya berjalan dengan lancar.

Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.,Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H.Mulyono, M.M, Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Agustiyanta, M.Pd, Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, juga selaku pembimbing I .

4. Bapak Drs. Sugiyoto. M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

5. Pengurus PPLP Tenis Meja Jawa Tengah, beserta staf dan jajarannya.

6. Atlet PPLP Tenis Meja Jawa Tengah yang telah bersedia menbantu dalam proses penelitian ini.

7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat.

Surakarta, 31 Juli 2012

Penulis

Tabel 1.

Perlengkapan Kantor Sekretariat PPLP Tenis Meja Jawa Tengah Dari Tahun 2007-2011 ....................................................

Tabel 2. Peralatan Latihan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah Dari

Tahun 2007-2011 .........................................................................

Tabel 3. Jadwal Latihan PPLP Tenis Meja Jawa Tengah .......................... Tabel 4 Lanjutan Jadwal Latihan PPLP Tenis Meja Jawa

Tengah. .........................................................................................

Tabel 5. Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2007 ............................. Tabel 6. Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2008 ............................. Tabel 7. Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2009 ............................. Tabel 8. Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2010…………………. Tabel 9. Daftar Prestasi PPLP Tenis Meja Tahun 2011 .............................

52

52

53

54

55

57

58

60

62

Gambar 1. Shakehands Grip……………………………………………...... Gambar 2. Penhold grip…………………………………………………….. Gambar 3. Seemiller Grip………………………………………………….. Gambar 4. Tiga tipe dasar spin....................................................................... Gambar 5. Sudut-sudut bet mulai dari posisi bet terbuka sampai

Bet tertutup………………………………………………………

Gambar 6. Posisi siap………………………………………………………. Gambar 7. Rangkaian gerakan pukulan forehand........................................... Gambar 8. Rangakian gerakan pukulan backhand.......................................... Gambar 9. Urutan pelaksanaan servis forehand topspin................................. Gambar 10. Urutan pelaksanaan servis backhand topspin.............................. Gambar 11. Urutan pelaksanaan servis forehand backspin............................ Gambar 12. Urutan pelaksanaan servis backhand backspin........................... Gambar 13. Penempatan diri yang benar........................................................ Gambar 14. Kunci keberhasilan : gerakan kaki two-step. Hodges L..............

10

10

11

12

13

14

15

17

18

18

19

20

20

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga telah membudaya di masyarakat indonesia. Berbagai lapisan masyarakat banyak yang gemar berolahraga. Hal ini menunjukkan bahwa, orang telah menyadari akan pentingnya manfaat berolahraga bagi pelakunya. Olahraga dapat meningkatkan derajat kesehatan baik fisik maupun mental. Olahraga juga dapat berfungsi sebagai media pendidikan dan untuk mencapai prestasi.

Berbagai macam cabang olahraga prestasi telah berkembang di indonesia, salah satunya adalah cabang olahraga tenis meja. Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga warisan dari nenek moyang. Namun pada kenyataanya cabang olahraga Tenis meja sebetulnya memasyarakat namun masih kurang populer dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya. Hal ini dikarenakan cabang olahraga tenis meja membutuhkan prasarana dan sarana khusus dan lebih mahal.

Meskipun cabang olahraga tenis meja kurang populer, namun saat ini mengalami perkembangaan dan kemajuan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari segi aspek organisasi, pembinaan, dan banyaknya kegiatan pertandingan di tingkat daerah maupun tingkat nasional. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan cabang olahraga tenis meja, maka untuk mencapai prestasi harus selalu diupayakan.

Mencapai prestasi tenis meja secara maksimal tidaklah mudah. Untuk mencapai prestasi yang tinggi harus dipersiapkan sejak dini, usaha keras dan didukung faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi. Pembinaan dan pelatihan sejak usia dini harus dilakukan, karena proses untuk mencapai prestasi membutuhkan waktu yang lama. Pembinaan dan pelatihan sejak usia dini memungkinkan untuk mencapai prestasi seperti yang diharapkan. Seperti dikemukakan Soeharsono (1991) dalam Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996:41) bahwa, “ Pembinaan dan pengembangan atlet hendaknya sudah Mencapai prestasi tenis meja secara maksimal tidaklah mudah. Untuk mencapai prestasi yang tinggi harus dipersiapkan sejak dini, usaha keras dan didukung faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian prestasi. Pembinaan dan pelatihan sejak usia dini harus dilakukan, karena proses untuk mencapai prestasi membutuhkan waktu yang lama. Pembinaan dan pelatihan sejak usia dini memungkinkan untuk mencapai prestasi seperti yang diharapkan. Seperti dikemukakan Soeharsono (1991) dalam Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996:41) bahwa, “ Pembinaan dan pengembangan atlet hendaknya sudah

Anak-anak merupakan sasaran yang sangat strategis bagi perkembangan prestasi olahraga, khususnya cabang olahraga tenis meja di masa mendatang. Langkah-langkah yang perlu dilakukan di antaranya peningkatan pengadaan prasarana dan sarana, pemassalan, pemanduan bakat, peningkatan kualitas pembinaan dan lain sebagainya.

Pembinaan dan pelatihan sejak usia dini merupakan salah satu langkah untuk menciptakan petenis meja yang berprestasi. Anak-anak merupakan kelompok individu yang usianya relatif muda. Melalui pembinaan dan pelatihan yang berkualitas diharapkan menjadi bibit-bibit petenis yang berpotensi, sehingga mampu mengangkat prestasi tenis meja indonesia di tingkat internasional.

Unsur-unsur yang penting serta mendukung di dalam upaya meningkatkan prestasi tenis meja antara lain pembinaan teknik, pembinaan fisik, dan pembinaan kematangan juara. Di samping pembinaan tersebut di atas, masih banyak faktor eksternal yang dapat mempengaruhi peningkatan prestasi misalnya Manajemen, Organisasi, Pengurus, Pelatih dan lain sebagainya. Sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi olahraga perlu terus dilaksanakan pembinaan sedini mungkin melalui pencarian dan pemantauan bakat, Pembibitan, Pendidikan dan Pelatihan olahraga prestasi yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi secara lebih efektif dan efisien serta peningkatan kualitas organisasi keolahragaan baik ditingkat pusat maupun daerah.

Organisasi olahraga merupakan suatu wadah yang bergerak dalam olahraga bertujuan untuk mencapai prestasi yang maksimal dalam olahraga. Kerjasama antar orang-orang yang terlibat di dalamnya harus terjalin dengan baik, mempunyai rencana atau program kerja yang jelas. Melalui organisasi, maka akan lebih jelas langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mewujudkan tujuannya. Hubungan yang harmonis, kerjasama yang kompak, program kerja yang baik, sehingga organisasi dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan prestasi maksimal dapat tercapai Organisasi olahraga merupakan suatu wadah yang bergerak dalam olahraga bertujuan untuk mencapai prestasi yang maksimal dalam olahraga. Kerjasama antar orang-orang yang terlibat di dalamnya harus terjalin dengan baik, mempunyai rencana atau program kerja yang jelas. Melalui organisasi, maka akan lebih jelas langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mewujudkan tujuannya. Hubungan yang harmonis, kerjasama yang kompak, program kerja yang baik, sehingga organisasi dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan prestasi maksimal dapat tercapai

Kelancaran dan kualitas latihan dari aktivitas olahraga harus didukung prasarana dan sarana yang baik. Kemajuan sarana yang serta modern merupakan tuntutan yang harus dipenuhi guna menunjang pelaksanaan latihan. Prasarana dan sarana yang mendukung pelaksanaan latihan dapat berjalan dengan lancar serta kualitas dari latihan meningkat lebih baik. Kelengkapan sarana yang dibutuhkan sesuai dengan cabang olahraga yang dibina, maka kemampuan atletnya akan meningkat lebih baik. Faktor-faktor yang mendukung pencapaian prestasi dapat dikembangkan secara maksimal, sehingga kualitas atlet akan meningkat dan prestasi maksimal dapat diwujudkan.

Prestasi maksimal merupakan obsesi dari setiap atlet yang menekuni olahraga yang dipelajarinya. Keberhasilan prestasi atlet tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Seorang pelatih yang berkualitas memegang peranan penting terhadap peningkatan kemampuan atlet. Pelatih mempunyai peranan penting, dimana seorang pelatih harus mampu menerapkan program latihan yang sesuai dengan kemampuan atletnya, harus memantau setiap latihan yang dilakukan serta membina terus menerus. Di samping itu juga seorang pelatih harus mampu menyalurkan dan mengembangkan prestasi yang dimiliki atlet.

PPLP tenis meja Jawa Tengah merupakan salah satu PPLP di Indonesia yang baru berdiri pada tahun 2007. Meskipun PPLP Tenis Meja Jawa Tengah baru berdiri 4 tahun namun sudah cukup berprestasi baik ditingkat Daerah maupun Nasional. Hal ini dapat dilihat prestasi yang dihasilkan satu tahun terakhir, dimana PPLP Tenis meja Jawa Tengah mampu menjadi juara 1 putra dan putri PPLP tenis meja Jawa Tengah merupakan salah satu PPLP di Indonesia yang baru berdiri pada tahun 2007. Meskipun PPLP Tenis Meja Jawa Tengah baru berdiri 4 tahun namun sudah cukup berprestasi baik ditingkat Daerah maupun Nasional. Hal ini dapat dilihat prestasi yang dihasilkan satu tahun terakhir, dimana PPLP Tenis meja Jawa Tengah mampu menjadi juara 1 putra dan putri

Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang kegiatan pembinaan olahraga tenis meja dengan judul ”PROFIL PPLP TENIS MEJA JAWA TENGAH”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat mengarah pada pemikiran adanya berbagai masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Cabang olahraga tenis meja di Indonesia perlu penanganan yang lebih baik.

2. Pembinaan olahraga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, termasuk di dalamnya pengelola, pelatih dan atlit.

3. Adanya kepengurusan organisasi yang baik sebagai sarana pembinaan olahraga yang baik.

4. Pembinaan olahraga merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas olahraga.

5. Perlu prasarana dan sarana yang memadai untuk kelancaran pembinaan olahraga.

6. Program latihan yang baik merupakan faktor penting untuk meningkatkan prestasi tenis meja.

7. Prestasi maksimal merupakan tujuan dalam pembinaan olahraga.

Dari masalah yang diidentifikasikan, perlu adanya pembatasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut :

1. Kepengurusan organisasi PPLP Tenis meja Jawa Tengah.

2. Pembinaan prestasi pada PPLP Tenis meja Jawa Tengah.

3. Prasarana dan Sarana PPLP Tenis meja Jawa Tengah.

4. Program metode latihan yang dilaksanakan pada PPLP Tenis meja Jawa Tengah.

5. Prestasi yang pernah diraih oleh PPLP Tenis meja Jawa Tengah.

D. Perumusan Masalah

Dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah ada, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kepengurusan organisasi PPLP Tenis meja Jawa Tengah ?

2. Bagaimana metode pembinaan prestasi yang dilaksanakan PPLP Tenis meja Jawa Tengah ?

3. Bagaimana keadaan prasarana dan sarana yang digunakan PPLP Tenis meja Jawa Tengah ?

4. Bagaimana metode latihan yang diterapkan oleh PPLP Tenis meja Jawa Tengah ?

5. Prestasi apakah yang pernah diraih PPLP Tenis meja Jawa Tengah ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui perkembangan organisasi PPLP Tenis meja Jawa Tengah.

2. Mengetahui metode pembinaan prestasi pada PPLP Tenis meja Jawa Tengah.

3. Mengetahui prasarana dan sarana PPLP Tenis meja Jawa Tengah.

5. Mengetahui prestasi yang pernah diraih dan PPLP Tenis meja Jawa Tengah.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :

1. Bagi PPLP Tenis meja Jawa Tengah dapat sebagai bahan evaluasi untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas prestasi atletnya.

2. Dapat memberikan rangsangan yang positip bagi pengurus, atlit dan pelatih PPLP Tenis meja Jawa Tengah.

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tenis Meja

a. Permainan Tenis Meja

Permainan tenis meja merupakan olahraga yang dapat dilakukan dua orang atau lebih dengan menggunakan peralatan dan peraturan tertentu. Permainan ini bukanlah suatu permainan yang rumit dan dapat dimainkan di dalam rumah atau di dalam ruangan dengan peralatan sederhana yang tidak memerlukan tempat ataupun ruangan yang luas.

Olahraga tenis meja merupakan suatu olahraga yang cepat dan tepat sehingga seseorang yang bermain memerlukan kemampuan-kemampuan tertentu atau seseorang akan terbawa kepada tingkat kemampuan yang dimiliki. Hal ini akan terlihat pada saat melakukan latihan secara kontinyu sehingga seseorang atau atlet akan mengalami peningkatan kemampuan keterampilannya (Hanik. L, 2004: 4).

Permainan tenis meja merupakan olahraga yang membutuhkan keterampilan gerak. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mangi, Jolk, dan Dayton dalam M. Furqon (2002: 16) mengemukakan syarat- syarat kesegaran jasmani untuk bermain tenis meja, dimana keterampilan menempati urutan pertama dengan kategori sangat penting. Keterampilan gerak dapat diartikan sebagi suatu kemampuan melaksanakan tugas-tugas gerak tertentu dengan baik. “Cronback dalam Agus Dama dalam Sudjarwo dan Budi Satyawan (1994: 17) mendefinisikan keterampilan dengan kata seperti otomatik cepat dan akurat”. Lebih lanjut disebutkan gerakan keterampilan menurut “ Sugiyanto dan Sudjarwo (1992: 222) adalah gerakan yang memerlukan koordinasi dan kontrol gerak yang cukup komplek, untuk menguasainya diperlukan proses belajar gerak, dan gerakan yang terampil menunjukkan sifat efisien dalam pelaksanaannya”.

unsur kemampuan yang ada pada individu secara menyeluruh. Unsur yang mendukung kemampuan gerak agar efisien tidak hanya kemampuan fisik saja tetapi dibutuhkan kemampuan mental dan kemampuan emosional. Ketiga komponen tersebut harus berfungsi dalam mekanisme yang serasi dan saling mendukung. “Ada tiga prasyarat untuk gerakan yang efisien yaitu komponen fisik, mental, dan emosional” Broer dan Zernicker, dalam Sudjarwo dan Budi Satyawan (1994: 19), ketiga komponen tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Komponen fisik, meliputi:

4) Power otot

5) Akuitas indera penglihat, pendengar, pembau, peraba, kinestetik, dan impresi dari kanal semisirkular.

b. Komponen mental, meliputi:

1) Kesadaran akan keadaan keterampilan.

2) Kemampuan mengerti dengan cepat, membuat keputusan yang cepat untuk mengatasi problem gerak, menangkap hubungan special, memaksir objek yang bergerak, menaksir lamanya waktu, menaksir tekanan dan intensitas, mengingat gerakan lampau (memori kinestetik), dan mengerti mekanika gerakan.

c. Komponen emosional, meliputi:

1) Ketiadaan gangguan emosional.

2) Adanya kebutuhan atau keinginan mempelajari atau melakukan gerakan.

3) Memiliki sifat positif terhadap gerakan dan kontrol diri.

Besarnya peranan setiap unsur kemampauan tidak selalu sama pada setiap gerakan. Untuk mendapatkan kualitas gerakan sangat tergantung pada perpaduan antara aspek sensorik dan aspek motorik sistem syaraf secara efisien. Perpaduan yang baik dari kedua aspek ini dapat dicapai melalui proses belajar gerak dimana proses ini menuntut kesungguhan, keteraturan, dan intensitas yang memadai. Semakin sering melakukan gerakan, individu semakin terbiasa. Hal ini akan mendorong tercapainya kebenaran gerak yang dilakukan dan pada akhirnya, akan nampak penampilan gerak yang terampil.

Tenis meja merupakan olahraga permainan, dimana di dalam memainkannya dibutuhka keterampilan yang cukup tinggi. Oleh karena itu agar mampu bermain tenis meja dengan terampil, maka seorang pemain pemula harus menguasai teknik permainan tenis meja. Menurut Hodges L (1996: 17) “Ada lima langkah utama bermain tenis meja untuk pemula yaitu:

1) Cara memegang dan mengontrol bet.

2) Spin dan sudut bet (permainan spin).

3) Posisi siap, pukulan forehand dan backhand.

4) Servis permulaan.

5) Penempatan dan pengaturan kaki.

Langkah-langkah bermain tenis meja adalah sebagai berikut:

1) Cara Memegang dan Mengontrol Bet

Menurut Hodges L (1996: 14) ada tiga cara memegang bet dalam bermain tenis meja yaitu:

a) Shakehands grip

Shakehands artinya “berjabat tangan”. Kelebihan pegangan Shakehands grip adalah dengan grip ini seorang pemain dapat melakukan forehand stroke dan backhand stroke tanpa merubah grip (pegangan), pegangan ini paling baik untuk bermain jauh dari meja, cara memegangnya adalah: (1) Bidang bet berstandar pada lekuk antara ibu jari dan jari telunjuk. (2) Kuku ibu jari tegak lurus dengan permukaan bet. (3) Jari telunjuk berada di bawah permukaan bet. (4) Untuk memperkuat pukulan forehand putar bagian atas bet

kearah anda. (5) Untuk memperkuat pukulan backhand, putas bagian atas bet

menjauh dari anda, seperti cara berjabat tangan.

Gambar 1. Shakehands Grip (Hodges L, 1996: 16)

Penhold artinya “memegang pena”. Cara memegang bet ini adalah seperti memegang pena. Style ini lebih popular di Asia. Dengan grip ini hanya mempergunakan salah satu sisi dari bet. Kelebihannya antara lain sangat baik untuk pukulan forehand, pukulan backhand yang cepat, mudah menggunakan pergelangan tangan pada setiap pukulan, khususnya saat melakukan servis. Cara memegang bet gaya penhold grip adalah: (1) Pegang bet mengarah ke bawah dengan pegangan mengarah ke atas

(Gambar 2a), pegang bet tepat dimana pegangan menyatu dengan bidang bet dengan menggunakan ibu jari dan ibu telunjuk (cara ini sama dengan cara memegang pena).

(2) Tekukkan tiga jari yang lainnya pada sisi bet yang lain, (penhold grip gaya China, Lihat gambar 2b) atau meluruskannya mengarah ke bagian bawah bet dengan jari yang dirapatkan, (penhold grip gaya Korea, lihat gambar 2c).

Gambar 2. Penhold grip (Kertamanah A., 2003 : 2-3)

c) Seemiller Grip

Seemiller grip yang juga dikenal dengan American grip, adalah versi dari Shakehands grip. Kelebihannya antara lain memberikan kesempatan para pemain untuk melakukan blok yang baik. Adapun cara memegang bet adalah sebagai berikut: (1) Pegang bet dengan shakehands grip. (2) Putar bagian atas bet dari 20 menjadi 90 derajat ke arah tubuh

(gambar 3). (3) Lekukan jari telubnjuk di sepanjang sisi bet.

Gambar 3. Seemiller Grip (Hodges L.,1996 : 17)

Tenis meja adalah sebuah permainan putaran. Hampir setiap pukulan dan servis yang dilakukan menyebabkan bola berputar, dan untuk memahami cara melakukannya maka setiap pemain harus memahami tipe putaran (spin). Setiap pemain yang baik harus menggunakan spin pada setiap pukulan mereka. Pemain penterang menggunakan top spin untuk mengontrol serangannyan sedangkan pemain yang bertahan menggunakan back spin untuk mengontrol pertahanannya. Hampir semua pemain menggunakan side spin untuk melakukan servis agar lawan tidak dapat mengembalikan bola dengan keras. “Tanpa spin, permainan akan menjadi berbeda dan tidak menarik”.

Menurut Hodges L.(1996 : 25) ada tiga tipe dasar spin yaitu: Topspin, Backspin, dan Sidespin (lihat gambar 4)

Gambar 4. Tiga tipe dasar spin. Hodges L.(1996 : 25)

a)

Topspin

Topspin dilakukan dengan memukul bagian belakang bola (biasanya mengarah ke atas) dengan pukulan mengarah ke atas. Ciri- ciri pukulan topspin adalah : (1) Bola bergerak mengarah ke bawah, ini berarti bola yang dipukul dengan keras biasanya akan menuju bagian ujung meja dan masih tetap bisa menyentuh meja. (2) bola memantul setelah menyentuh meja, menjauh dari jangkauan lawan sehingga sulit dikembalikan. (3) Pengembalian bola tinggi atau keluar dari meja.

b) Backspin Backspin dilakukan dengan memukul bagian belakang bola (biasanya mengarah ke bawah) dengan pukulan mengarah ke bawah. Ciri-ciri pukulan backspin adalah : (1) Bola bergerak lurus. Ini membuat bola berada dalam ketinggian yang sama dalam periode yang lebih lama dari bola lainnya. (2) Apabila backspin tidak diperhitungkan maka pengembalian akan tersangkut di net. (3) Bola akan melambat setelah memantul di meja.

Sidespin dilakukan dengan memukul bagian belakang bola (biasanya mengarah ke samping) dengan pukulan mengarah ke samping. Bola berputar seperti piringan hitam. Ciri-ciri sidespin adalah: (1) Bola berputar menyamping. (2) Bola akan memantul ke bagian samping saat menyentuh meja. (3) Bila spin tidak diperhitungkan sebelumnya bola akan keluar dari sisi meja. (4) Sidespin sangat efektif dilakukan pada saat servis.

Pengembalian bola dalam permainan tenis meja sangat bervariatif sesuai dengan apa yang dikehendaki berdasarkan respon yang diterima. Hal ini disebabkan sudut-sudut bet saat mengembalikan bola mempunyai ciri khas tersendiri. Simpson P. (1986: 19) menggambarkan diagram sudut-sudut bet saat mengembalikan bola seperti dalam gambar 5 berikut:

Gambar 5. Sudut-sudut bet mulai dari posisi bet terbuka sampai bet tertutup.(Simpson P., 1989 : 19)

3) Posisi Siap, Pukulan Forehand, dan Pukulan Backhand.

Posisi siap adalah posisi terpenting sebelum bermain tenis meja. Menurut Hodges L. (1996: 34), “Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pemain pemula dalam mengambil posisi siap yaitu:

a) Tubuh harus di seimbangkan.

b) Kaki mengarah tegakl lurus terhadap endline (garis ujung meja).

c) Kaki kanan diletakkan sedikit ke belakang, dengan tubuh tetap menghadap meja atau arah datangnya bola.

e) Lutut harus diletakkan, dengan badan yang sedikit dicondongkan.

f) Jaga posisi dengan tetap rileks, lihat gambar 6.

Gambar 6. Posisi siap. Hodges L.(1996 : 34).

Tahapan selanjutnya adalah melakukan pukulan forehand dan backhand. Pukulan forehand adalah setiap pukulan yang dilakukan dengan bet yang digerakkan ke arah kanan siku untuk pemain yang menggunakan tangan kanan, dan ke kiri untuk pemain yang menggunakan tangan kiri. Pukulan backhand pukulan yang dilakukan dengan bet yang digerakkan ke arah kiri untuk pemain yang menggunakan tangan kanan, dan ke kanan untuk pemain yang menggunakan tangan kiri.

Adapun langkah-langkah pukulan forehand adalah sebagai berikut:

a) Dalam posisi siap.

b) Tangan dilemaskan.

c) Bet sedikit di buka untuk menghadapi backspin, sedikit di tutup untuk menghadapi topspin.

d) Pergelangan tangan lemas dan sedikit dimiringkan ke bawah.

e) Bergerak untuk mengatur posisi, kaki kanan sedikit ke belakang untuk melakukan forehand. (Gambar 7a)

Tahap pelaksanaan pukulan forehand dalam tenis meja adalah sebagai berikut:

(1) Putar tubuh ke belakang dengan bertumpu pada pinggang dan

pinggul. (2) Putar tangan ke belakang dengan bertumpu pada siku. (3) Berat badan dipindahkan ke kaki kanan. (4) Untuk menghadapi backspin bet harus digerakkan lebih rendah.

(Gambar 7b)

b) Fordwardswing. (1) Berat badan dipindahkan ke kaki kiri (2) Tubuh di putar ke belakang bertumpu pada pinggang dan pinggul. (3) Tangan diputar ke depan dengan bertumpu pada siku. (4) Kontak bola dilakukan di depan sisi kanan tubuh. (Gambar 7c).

Tahap akhir Tahap akhir pukulan forehand adalah : (1) Bet bergerak ke depan dan sedikit di naikkan ke atas. (2) Kembali ke posisi siap. (Gambar 7d)

Gambar 7. Rangkaian gerakan pukulan forehand (Hodges L. 1996 : 35-37).

Untuk teknik pelaksanaan pukulan backhand di bagi menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Untuk tahap persiapan adalah sebagai berikut:

1) Dalam posisi siap.

2) Tangan dilemaskan.

untuk menghadapi topspin.

4) Pergelangan tangan lemas dan sedikit dimiringkan ke bawah.

5) Bergerak untuk mengatur posisi, kaki kanan sedikit ke belakang untuk melakukan backhand. (Gambar 8).

Tahap pelaksanaan pukulan forehand dalam tenis meja adalah sebagai berikut:

a) Backswing (1) Bet digerakkan sejajar dengan pinggang. (2) Untuk menghadapi underspin, bet direndahkan sedikit. (3) Pergelangan tangan dimiringkan ke belakang. (4) Bet dalam keadaan tegak lurus atau sedikit ditutup untuk

menghadapi topspin dan sedikit di buka untuk menghadapi backspin.

b) Forward Swing (1) Bet langsung diayunkan ke depan. (2) Siku bergerak sedikit ke arah depan. (3) Kontak dilakukan di depan sisi kiri tubuh. (4) Gerakan pada ujung pergelangan tangan ke bawah saat

melakukan pukulan sehingga pergelangan tangan menghadap meja dengan bet dalam keadaan tertutup, lihat gambar 8a untuk back swing dan gambar 8b. untuk forward swing berikut. Tahap akhir dari pukulan backhand adalah bet bergerak ke arah

bola dan kembali posisi siap, seperti pada gambar 8 berikut:

Gambar 8. Rangakian gerakan pukulan backhand

(Hodges L, 1996: 35-37)

Servis adalah pukulan bola pertaman yang dilakukan oleh server. Pukulan ini dimulai dengan bola yang dilambungkan ke atas dari telapak tangan dan kemudian di pukul dengan bet. Dalam bermain tenis meja, servis merupakan hal yang penting dan sangat perlu dilakukan. Anda dapat saja memukul bola tinggi di atas net saat anda melakukan servis, hanya untuk memulai permainan. Tapi servis ini akan memberikan kesempatan pada lawan anda untuk melepaskan pukulan yang akan memulai rally. Karena lawan anda pasti telah melewati banyak waktu untuk menyempurnakan servisnya, ia akan menggunakan inisiatif saat melakukan servis, dan anda akan rugi sekali jika tidak melakukan hal yang sama.

Sebelum melakukan servis seorang pemain harus mengetahui peraturan- peraturan dalam melakukan servis. Peraturan-peraturan tersebut berdasarkan peraturan terbaru PP-PTMSI tahun 2003 adalah sebagai berikut:

a) Pada permulaan servis, bola harus diam secara bebas di atas permukaan telapak tangan, terbuka dala genggaman tangan server, di belakang garis akhir dan di atas permukaan meja.

b) Server harus melambungkan bola ke atas tanpa memberikan spin, bola dilambungkan sedikitnya 16 cm dari permukaan telapak tangan bebas dan kemudian turun tanpa menyentuh apapun sebelum dipukul.

c) Ketika bola turun, server harus memukulnya sehingga pertama kali yang disentuhnya adalah bagian mejanya. Dan setelah melewati net lalu menyentuh bagian meja penerima bola. Pada ganda, bola harus menyentuh bagian kanan dari server dan receiver secara berturut-turut.

d) Bola dan bet harus di atas permukaan meja dari waktu terkhir, dimana bola dalam keadaan diam sebelum dilambungkan untuk dipukul.

e) Pada saat bola dipukul, bola harus berada di belakang garis akhir server tetapi tidak melewati bagian dari badan bagian belakang server kecuali tangannya. Kepalanya atau kaki yang terlalu jauh dari garis akhir mejanya.

Menurut Hodges L, (1996: 43) ada empat cara yang perlu di pelajari dari awal bagaimana cara mempelajari servis, yaitu: forehand topspin, backhand topspin, forehand backspin, dan backhand backspin . Adapun penjelasannya adalah sebagi berikut:

(a) Tahap persiapan, bet kira-kira tegak lurus dengan lantai, pergelangan tangan bebas agak dimiringkan kea rah bawah serta tangan tidak kaku, (lihat gambar 9a).

(b) Tahap pelaksanaan, tarik bet ke belakang kira-kira satu kaki jaraknya lantai, dan lemparkan bola ke atas kira-kira 6 inchi atau setinggi mata, (lihat gambar 9b).

(c) Bet digerakkan ke depan, serempet bagian bawah bola ke atas untuk menimbulkan topspin yang lebih kuat, pukul bagian belakang bola dengan sangat mendatar agar bola bergerak lebih cepat, (lihat gambar 9c).

(d) Tahap akhir, ikuti gerak bet secara alami, bagian akhir sedikit ke atas untuk topspin yang lebih cepat dan bagian akhir gerakan lurus ke depan untuk bola yang cepat. (lihat gambar 9d).

Gambar 9. Urutan pelaksanaan servis forehand topspin

(Hodges L, 1996 : 45-47)

(2) Servis backhand topspin (a) Tahap persiapan, bet kira-kira tegak lurus dengan lantai, pergelangan tangan bebas agak dimiringkan ke arah bawah serta tangan tidak kaku, (lihat gambar 10a).

(b) Tahap pelaksanaan, tarik bet ke belakang kira-kira satu kaki jaraknya lantai, dan lemparkan bola ke atas kira-kira 6 inchi atau setinggi mata, (lihat gambar 10b).

(c) Bet digerakkan ke depan, serempet bagian bawah bola ke atas untuk menimbulkan topspin yang lebih kuat, pukul bagian belakang bola dengan sangat mendatar agar bola bergerak lebih cepat, (lihat gambar 10c).

(d) Tahap akhir, ikuti gerak bet secara alami, bagian akhir sedikit ke atas untuk topspin yang lebih cepat dan bagian akhir gerakan lurus ke depan untuk bola yang cepat. (lihat gambar 9d).

Gambar 10. Urutan pelaksanaan servis backhand topspin (Hodges L, 1996 : 45-47)

(3) Servis forehand backspin (a) Tahap persiapan, bet bet dalam keadaan sangat terbuka, pergelangan tangan sedikit dilemaskan dan dimiringkan ke atas serta tangan tidak kaku, (lihat gambar 11a).

(b) Tahap pelaksanaan, tarik bet ke arah belakang sedikit ke atas dan lambungkan bola ke atas kira-kira 6 inchi atau setinggi mata, (lihat gambar 11b).

(c) Serempet bagian bawah pada bagian belakang bola dengan gerakan menyerempet yang lebih kuat untuk menimbulkan backspin yang lebih keras, (lihat gambar 11c).

(d) Tahap akhir, ikuti gerak bet secara alami, dan cobalah untuk membuat bola mendarat dengan pendek, (lihat gambar 11d).

Gambar 11. Urutan pelaksanaan servis forehand backspin (Hodges L, 1996 : 48-49)

(4) Servis forehand backspin (a) Tahap persiapan, bet bet dalam keadaan sangat terbuka, pergelangan tangan sedikit dilemaskan dan dimiringkan ke atas serta tangan tidak kaku, (lihat gambar 12a).

lambungkan bola ke atas kira-kira 6 inchi atau setinggi mata, (lihat gambar 12b).

(c) Serempet bagian bawah pada bagian belakang bola dengan gerakan menyerempet yang lebih kuat untuk menimbulkan backspin yang lebih keras, (lihat gambar 12c).

(d) Tahap akhir, ikuti gerak bet secara alami, dan cobalah untuk membuat bola mendarat dengan pendek, (lihat gambar 12d).

Gambar 12. Urutan pelaksanaan servis backhand backspin (Hodges L, 1996 : 48-49)

5) Penempatan dan Pengaturan Kaki (Bagaimana Cara Bergerak ke Arah

Bola)

Cara menempatkan diri di dekat meja seringkali menentukan permainan. Apabila pemain menempatkan diri dengan benar, maka pemain tersebut cenderung bermain dengan benar apabila tidak maka ia tidak mungkin dapat bermain dengan benar. Menurut Hodges L (1996: 55) bahwa:

“ Terdapat tiga hal yang harus diperhitungkan sebelum menempatkan diri yang harus dilaksanakan secara otomatis yaitu : (1) Siku tangan yang menandakan titik tengaa antara forehand dan backhand , (2) Kebanyakan pemain memiliki forehand yang lebih kuat dari backhand dan oleh sebab itu harus dibantu selama memungkinkan, (3) Posisi lawan harus dimasukkan dalam perhitungan. Posisi terbaik adalah posisi siap berada kira-kira agak ke sebelah kiri garis tengah meja.

Gambar 13. Penempatan diri yang benar (Hodges L, 1996: 56)

Untuk tingkat pemula menggunakan metode dua langkah (two-step) sebagai metode pengaturan kaki (footwork). Tipe ini adalah metode footwork yang paling terkenal, dan banyak digunakan oleh hampir semua pemain top yang bersifat menyerang. Footwork two-step digunakan untuk bergerak menyamping kedua sisi. Salah satu versi dari footwork two-step juga digunakan untuk bergerak ke arah atau menjauh dari meja.

Adapun langkah-langkah melakukan footwork dengan metode two-step menurut Hodges L. (1996: 12) adalah:

a) Lutut sedikit ditekukkan.

b) Berat badan dibagi secara rata pada kedua kaki.

c) Berat badan di tumpukan pada bagian ujung.(gambar 14a).

d) Kaki kiri melakukan langkah pendek.

e) Berat badan mulai dipindahkan ke kiri.

f) Kaki kiri menahan. (gambar 14b).

g) Kedua kaki diseret ke kiri.

h) Kaki dirapatkan pada pertengahan gerakan. (gambar 14c).

i) Kaki kiri digerakkan ke kiri. j) Apabila akan melakukan pukulan forehand, kaki kanan sedikit ditarik

ke belakang. k) Di akhiri dengan posisi untuk melakukan pukulan. l) Mulai melakukan backswing setelah melakukan footwork.

Gambar 14. gerakan kaki two-step. Hodges L, (1996 : 58-5) Gambar 14. gerakan kaki two-step. Hodges L, (1996 : 58-5)

2. Organisasi

a. Pengertian Organisasi

Organisasi merupakan suatu wadah untuk melaksanakan suatu kegiatan. Tingkat kemajuan dan meluasnya orang melakukan kegiatan olahraga menuntut adanya pengorganisasian suatu perkumpulan olahraga dengan baik dan benar.

Unsur-unsur yang menimbulkan terbentuknya organisasi antara lain:

1. Kumpulan orang-orang.

2. Hubungan yang saling mempengaruhi.

3. Adanya kerjasama.

4. Adanya tujuan yang sama antar anggota. Meskipun batasan atau definisi organisasi yang dikemukakan di atas bervariasi, namun dapat disimpulkan pengertian organisasi sebagai berikut, Organisasi adalah suatu kerangka atau wadah kegiatan dari sistem kerjasama antar sekelompok orang yang secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

b. Organisasi Olahraga

Organisasi terdiri bermacam-macam bentuknya, baik dilihat dari kegiatan yang dilaksanakan dan tujuan yang hendak dicapai. Organisasi olahraga tidaklah berbeda dengan organisasi pada umumnya. Perbedaanya hanya terletak pada kegiatan atau aktivitas yang dijalankan dalam suatu organisasi dan tujuan dari organisasi olahraga tersebut. Organisasi olahraga merupakan usaha dari sekelompok orang yang bergerak dalam bidang olahraga tertentu dan saling kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu prestasi maksimal.

khusus sebagai organisasi olahraga, sehingga organisasi tersebut merupakan organisasi yang sehat, baik dan berjalan dengan lancar. Tanpa memenuhi syarat sebagai organisasi olahraga tujuan yang telah ditetapkan bersama tidak dapat tercapai. Cabang olahraga indonesia terdiri dari beberapa macam cabang, sehingga antara organisasi olahraga yang satu dengan organisasi olahraga yang lain berbeda-beda. Akan tetapi setiap cabang olahraga mempunyai struktur organisasi sendiri-sendiri baik di tingkat daerah maupun ditingkat pusat.

Sebagai induk organisasi olahraga di Indonesia adalah Komite Olahraga Nasional atau KONI Pusat berkedudukan di Jakarta. KONI pusat ini membawahi dan mengkoordinir semua organisasi olahraga di Indonesia. Dengan demikian akan terjalin kerjasama yang baik antara organisasi olahraga baik di tingkat daerah maupun tingkat pusat, sehingga tujuan organisasi olahraga yaitu prestasi maksimal akan dicapai dengan baik.

c. Sruktur dan Bagan Organisasi

Struktur organisasi merupakan gambaran kedudukan seseorang dalam sebuah organisasi. Dengan melihat struktur organisasi , maka akan diketahui tugas dan hubungan kerjasama yang harus dijalankan. Menurut Sutarto (1989: 37) mengemukan bahwa, “struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan satuan- satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas wewenang yang saling mempunyai tugas tertentu dalam kesatuan yang utuh”. Untuk menentukan dan menempatkan seseorang dalam organisasi harus sesuai dengan kedudukanya dan mempunyai potensi yang baik, Sehingga akan terjadi proses kerja yang lebih efektif dan efisien serta menghasilkan kualitas kerja yang baik. Seperti dikemukakan Sutarto ( 1989: 39 ) bahwa “struktur organisasi sehat berarti tiap- tiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan perananya dengan tertib, struktur organisasi efisien berarti dalam menjalankan perananya tersebut mencapai perbandingan terbaik antara usaha dan hasil”.

Sedangkan yang dimaksud dengan bagan organisasi merupakan gambar dari struktur organisasi yang berupa kotak-kotak yang disalurkan dengan garis Sedangkan yang dimaksud dengan bagan organisasi merupakan gambar dari struktur organisasi yang berupa kotak-kotak yang disalurkan dengan garis

Menurut Sutarto (1989: 194) mengemukakan bahwa “bagan organisasi adalah gambar struktur organisasi yang ditunjukkan dengan kotak-kotak atau garis-garis yang disusun menurut kedudukanya yang masing-masing memuat fungsi tertentu dan satu sama lain dihubungkan dengan garis-garis saluran wewenang”. Sedangkan menurut Soebagio Hartoko (1996: 6) mengemukakan bahwa “bagan organisasi adalah gambar struktur organisasi yang ditunjukkan dengan kotak-kotak atau garis-garis yang disusun menurut kedudukanya yang masing-masing memuat fungsi tertentu, yang satu sama lain dihubungkan dengan garis-garis saluran wewenang dan tanggung jawab”.

Organisasi yang sehat dan baik adalah organisasi apabila setiap satuan tertentu mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan menghasilkan kualitas kerja yang baik pula, sehingga membawa kemajuan organisasi. Setiap bagian tertentu harus mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan menghasilkan kerja yang efektif dan efisien. Soebagio Hartoko (1996: 2) mengemukakan bahwa rangkaian aktivitas dalam organisasi meliputi:

1. Menyusun bentuk dan pola usaha kerjasama.

2. Menggolongkan tindakan yang harus dijalankan dalam kesatuan- kesatuan tertentu.

3. Menentukan tugas pekerjaan bagi orang-orang yang tergabung dalam usaha kerjasama itu.

4. Membagi wewenang masing-masing.

5. Menetapkan jalinan hubungan kerja diantaranya mereka serta saluran pemerintah dan tanggung jawab.

Kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan kedudukanya merupakan cermin kerja yang baik. Rangkaian kerja yang harus Kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan kedudukanya merupakan cermin kerja yang baik. Rangkaian kerja yang harus

d. Unsur-unsur dalam Organisasi

Di dalam sebuah organisasi terdapat beberapa unsur atau unit pejabat yang menduduki suatu bidang tertentu. Unsur-unsur organisasi tersebut mempunyai tugas tertentu yang sesuai jabatanya dan saling berhubungan satu sama lainnya. Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan oleh setiap unsur organisasi bertujuan untuk menghasilkan kualitas kerja yang baik dan kemajuan organisasi, sehingga organisasi menjadi sehat dan berjalan dengan baik. Adapun unsur-unsur di dalam sebuah organisasi antara lain:

1) Pengurus Pengurus merupakan orang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab cukup besar dalam suatu organisasi. Pengurus merupakan orang yang memegang kendali jalanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi. Maju atau mundurnya suatu organisasi tergantung dari aktivitas para pengurusnya. Pengurus dalam suatu organisasi, biasanya dipegang oleh seorang pejabat tertentu. Pejabat yang bertindak sebagai pengurus dalam organisasi dapat disusun dengan format sebagai berikut:

a) Ketua umum

Adalah seorang yang bertugas sebagai penanggung jawab dari seluruh kepengurusan yang ada didalam organisasi. Ketua umum merupakan pejabat tertinggi dalam suatu kepengurusan organisasi. Fungsi ketua umum dalam sebuah organisasi dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) Sebagai penanggung jawab dalam organisasi. (2) Sebagai pimpinan organisasi. (3) Sebagai supervisi dalam organisasi.

Bertugas membantu ketua umum dalam menjalankan tugasnya. Tugas seorang sekretaris yang paling pokok adalah mengurusi semua kelancaran administrasi, membuat surat-surat, mengatur hubungan surat menyurat, mencatat arsip-arsip dan mengagendakan arsip atau surat-surat penting.

c) Bendahara

Adalah unsur organisasi yang bertanggung jawab mengenai harta kekayaan milik organisasi, memegang pembukuan kas, yang paling utama adalah bertugas mengatur keluar masuknya keuangan dalam organisasi.

d) Penasehat

Adalah unsur organisasi yang bertugas untuk memberi nasehat dan petunjuk kepada ketua umum pada setiap diadakan rapat atau pertemuan.

e) Seksi-seksi

Adalah unsur organisasi yang bertanggung jawab terhadap bidang yang menjadi tanggung jawabnya yang diberikan oleh organisasi untuk menangani salah satu bidang usaha. Setiap seksi dipimpin oleh ketua seksi, banyak sedikitnya seksi tergantung dari kebutuhan serta besar kecilnya organisasi.

2) Anggota Anggota adalah orang-orang yang ikut andil dalam organisasi. Keterlibatan seorang anggota di dalam suatu organisasi sangat diperlukan, meskipun keberadaan anggota dalam organisasi tidak begitu aktif bila dibandingkan dengan keterlibatan seorang pengurus. Kewajiban pokok seorang anggota dalam organisasi adalah mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan.

Anggaran Dasar merupakan landasan pokok dan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan yang memuat aturan-aturan yang berlaku sesuai dengan ketentuan dalam organisasi. Anggaran Rumah Tangga merupakan petunjuk pelaksanaan kegiatan dalam organisasi. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga keduanya merupakan dasar dan petunjuk bagi pelaksanaan kegiatan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

4) Rencana Kerja Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perlu dibuat adanya rencana kerja. Dalam rencana kerja tersebut memuat kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Agar rencana kerja dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan kerja sama yang baik antar unsur-unsur yang terlibat di dalam organisasi.

5) Anggaran Belanja Anggaran Belanja merupakan salah satu bentuk dari berbagai rencana kerja yang telah disusun dalam organisasi. Dalam menyusun Anggaran Belanja harus disesuaikan dengan keadaan organisasi. Anggaran Belanja yang dibuat hendaknya bersifat realistis, luwes dan kontinyu. Anggaran Belanja yang dibuat harus mampu mengatasi kemungkinan- kemungkinan yang akan terjadi dan dapat berubah sesuai dengan keadaan, serta jangan sampai Anggaran Belanja yang dibuat tidak sesuai dengan perhitungan yang sudah direncanakan.

e. Pengertian Manajemen

Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit karena dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sarana-sarana dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak yang berkepentingan Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit karena dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sarana-sarana dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak yang berkepentingan

Ada baiknya dikutipan tentang manajemen dari beberapa ahli yang dirangkap oleh Subagio Hartoko, Dalimin dan Soemarno ( 1998):

1. DR. Sp. Siagian, MPA: Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain.

2. GR Terry: Manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan melalui atau menggunakan kegiatan orang lain.

3. Drs. The Liang Gie: Manajeman itu sebagai tindakan-tindakan atau proses menggerakkan tindakan dalam usaha kerjasama manusia sehingga tujuan yang telah ditentukan benar-benar tercapai.

f. Pengertian Administrasi