Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komodifikasi Budaya Jawa (Wayang) Dalam Program Acara Opera Van Java di Trans 7 T1 362008021 BAB VI
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan yang dilakukan sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa adanya komodifikasi pada tayangan Opera Van Java.
Dari ketiga jenis komodifikasi yang ada, yaitu komodifikasi konten/ isi,
komodifikasi audience, dan komodifikasi pekerja terlihat bahwa komodifikasi
konten atau isi yang paling dominan dalam tayangan Opera Van Java. Karena
dapat dilihat cenderung lebih kepada adanya komodifikasi pada isi cerita yang
disajikan, ketika cerita yang dibawakan adalah cerita yang juga mengangkat tema
yang diadopsi dari lakon dalam pewayangan Jawa, dikemas dalam tayangan
media massa sebagai media, sehingga kemudian mendapatkan perubahan baik itu
dari alur cerita, penokohan, kemudian tata panggung, dan juga nilai dalam hal ini
adalah pesan dari cerita, yang disajikan kepada khalayak, sedangkan komodifikasi
audience sendiri terlihat bahwa pengikutsertaan audience dalam acara tersebut
tentu saja tidak lepas dari faktor media dalam mendapatkan iklan- iklan sebagai
pemasukan bagi media itu sendiri dan terakhir komodifikasi perkerja dimana
pekerja membuat program acara semenarik mungkin dari segi kemasan acara dan
isi sehingga khalayak maupun pengiklan menyukai program acara yang dibuat
oleh media melalui tim kreatifnya. Selain itu pula para pekerja media tersebut
diikut sertakan dalam acara tersebut dengan tujuan yang pastinya memilki
keuntungan bagi media yang berkaitan.
6.2 Saran
Media sebagai sebuah perusahaan yang mempunyai kekuatan dalam
membangun dan mengembangkan budaya seharusnya dapat berlaku lebih arif dan
bijaksana dalam mengeksploitasi kebuadayaan lokal yang ada sebagai konten
program dengan tidak mengkesampingkan nilai Adhiluhung dari budaya itu
sendiri. Sehingga program yang disajikan memiliki sisi edukasi bagi khalayak.
64
Serta perlu adanya kontrol baik dari masyarakat pelaku media serta pihak
berwenang dalam hal ini KPI (Komisi Penyiaran Indonesia ) sehingga budaya
tradisional dapat ditampilkan secara proposional dan nilai yang terkandung
didalamnya tidak tergeser dan tergusur dalam arus global budaya dimana saat ini
media cenderung memproduksi budaya massa dan menggeser nilai- nilai
tradisional yang ada.
65
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan yang dilakukan sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa adanya komodifikasi pada tayangan Opera Van Java.
Dari ketiga jenis komodifikasi yang ada, yaitu komodifikasi konten/ isi,
komodifikasi audience, dan komodifikasi pekerja terlihat bahwa komodifikasi
konten atau isi yang paling dominan dalam tayangan Opera Van Java. Karena
dapat dilihat cenderung lebih kepada adanya komodifikasi pada isi cerita yang
disajikan, ketika cerita yang dibawakan adalah cerita yang juga mengangkat tema
yang diadopsi dari lakon dalam pewayangan Jawa, dikemas dalam tayangan
media massa sebagai media, sehingga kemudian mendapatkan perubahan baik itu
dari alur cerita, penokohan, kemudian tata panggung, dan juga nilai dalam hal ini
adalah pesan dari cerita, yang disajikan kepada khalayak, sedangkan komodifikasi
audience sendiri terlihat bahwa pengikutsertaan audience dalam acara tersebut
tentu saja tidak lepas dari faktor media dalam mendapatkan iklan- iklan sebagai
pemasukan bagi media itu sendiri dan terakhir komodifikasi perkerja dimana
pekerja membuat program acara semenarik mungkin dari segi kemasan acara dan
isi sehingga khalayak maupun pengiklan menyukai program acara yang dibuat
oleh media melalui tim kreatifnya. Selain itu pula para pekerja media tersebut
diikut sertakan dalam acara tersebut dengan tujuan yang pastinya memilki
keuntungan bagi media yang berkaitan.
6.2 Saran
Media sebagai sebuah perusahaan yang mempunyai kekuatan dalam
membangun dan mengembangkan budaya seharusnya dapat berlaku lebih arif dan
bijaksana dalam mengeksploitasi kebuadayaan lokal yang ada sebagai konten
program dengan tidak mengkesampingkan nilai Adhiluhung dari budaya itu
sendiri. Sehingga program yang disajikan memiliki sisi edukasi bagi khalayak.
64
Serta perlu adanya kontrol baik dari masyarakat pelaku media serta pihak
berwenang dalam hal ini KPI (Komisi Penyiaran Indonesia ) sehingga budaya
tradisional dapat ditampilkan secara proposional dan nilai yang terkandung
didalamnya tidak tergeser dan tergusur dalam arus global budaya dimana saat ini
media cenderung memproduksi budaya massa dan menggeser nilai- nilai
tradisional yang ada.
65