Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Pengetahuan serta Dukungan Keluarga terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Puskesmas Tegalrejo T1 462011054 BAB IV
43 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Responden Penelitian dengan Analisis Univariat
Data demografi yang diperoleh dari 40 responden dalam penelitian ini, berisi tentang karakteristik : usia, pendidikan, pekerjaan, paritas, dan pendapatan terhadap pemberian ASI eksklusif.
Tabel 4.1 : Distribusi Usia Responden di Wilayah Puskesmas Tegalrejo
Usia Frekuensi Presentase
17-25 8 20%
26-35 25 63%
36-45 7 18%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa responden yang berusia 17-25 tahun yaitu sebanyak 8 responden (20%), berusia 26-35 tahun yaitu sebanyak 25 responden (63%), berusia 36-45 tahun yaitu sebanyak 7 responden (18%)
(2)
44 Tabel 4.2 : Distribusi Pendidikan Responden
di Wilayah Puskesmas Tegalrejo
Pendidikan Frekuensi Presentase
SD 3 8%
SMA 30 75%
SARJANA 7 18%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa responden yang pendidikan SD yaitu sebanyak 3 responden (8%), pendidikan SMA yaitu sebanyak 30 responden (75%), pendidikan SARJANA yaitu sebanyak 7 responden (18%)
. Tabel 4.3 : Distribusi Pekerjaan Responden di Wilayah Puskesmas Tegalrejo
Pekerjaan Frekuensi Presentase
Bekerja 16 40%
Tidak Bekerja 24 60%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa responden yang bekerja yaitu sebanyak 16 responden (40%), dan yang tidak bekerja yaitu sebanyak 24 responden (60%).
(3)
45 Tabel 4.4 : Distribusi Jumlah Anak (Paritas) Responden
di Wilayah Puskesmas Tegalrejo Paritas Frekuensi Presentase
Primipara 16 40%
Multipara 24 60%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa responden yang primipara yaitu sebanyak 16 responden (40%), dan yang multipara yaitu sebanyak 24 responden (60%).
Tabel 4.5 : Distribusi Pendapatan Keluarga Responden di Wilayah Puskesmas Tegalrejo
Pendapatan Frekuensi Presentase
Rendah 6 15%
Sedang 26 65%
Tinggi 8 20%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa responden yang berpenghasilan rendah yaitu sebanyak 6 responden (15%), berpenghasilan sedang yaitu sebanyak 26 responden (65%), berpenghasilan tinggi yaitu sebanyak 8 responden (20%).
(4)
46 Tabel 4.6 : Distribusi Karakteristik 40 Responden
terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Puskesmas Tegalrejo
Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa dari karakteristik usia yang mayoritas memberikan dan tidak memberikan ASI eksklusif ada pada usia 26-35 tahun sebanyak 10 responden (40%) yang memberikan dan 15 responden (60%) yang tidak memberikan, pada karakteristik pendidikan yang mayoritas memberikan dan tidak Kategori
Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
Ya Tidak Jumlah
n % N % N
Usia
17-25 2 25% 6 75% 8
26-35 10 40% 15 60% 25
36-45 1 14% 6 86% 7
Pendidikan
SD 2 67% 1 33% 3
SMA 8 27% 22 73% 30
SARJANA 3 43% 4 57% 7
Pekerjaan
Bekerja 5 31% 11 69% 16
Tdk Bekerja 8 33% 16 67% 24
Paritas
Primipara 7 44% 9 56% 16
Multipara 6 25% 18 75% 24
Pendapatan
Rendah 3 50% 3 50% 6
Sedang 8 31% 18 69% 26
(5)
47 memberikan ASI eksklusif ada pada tingkat pendidikan SMA sebanyak 8 responden (27%) yang memberikan dan 22 responden (73%) yang tidak memberikan, pada karakteristik pekerjaan yang mayoritas memberikan dan tidak memberikan ASI eksklusif ada pada yang tidak bekerja yaitu sebanyak 8 responden (33%) yang memberikan dan 16 responden (67%) yang tidak memberikan, pada karakteristik paritas yang mayoritas memberikan ASI eksklusif ada pada primipara yaitu sebanyak 7 responden (44%) dan yang tidak memberikan ASI eksklusif ada pada multipara yaitu sebanyak 18 responden (75%), dan pada karakteristik pendapatan yang paling banyak memberikan dan tidak memberikan ASI eksklusif ada pada tingkatan pendapatan sedang sebanyak 8 responden (31%) yang memberikan dan 18 responden (69%) yang tidak memberikan. Namun dari setiap kategori dan setiap sub kategori ada yang mewakili dalam pemberian ASI Eksklusif.
(6)
48 Tabel 4.7 Perilaku Pemberian ASI Eksklusif dengan Tingkat Pengetahuan dan Dukungan Keluarga
Kategori
Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
Ya Tidak Jumlah
n % n % N
Pengetahuan
Baik 13 33% 27 68% 40
Kurang 0 0 0
Dukungan Keluarga
Baik 7 58% 5 42% 12
Sedang 6 29% 15 71% 21
Kurang 0 0% 7 100% 7
Berdasarkan penelitian didapati hasil bahwa pengetahuan responden tentang ASI eksklusif baik semua, namun sebagian besar responden justru tidak memberikan ASI eksklusif dengan jumlah 27 responden (68%). Begitu juga dengan dukungan keluarga, semua responden mendapat dukungan keluarga namun jumlah yang tidak memberian ASI eksklusif juga lebih besar dari pada yang memberikan ASI eksklusif.
(7)
49 4.1.2 Ringkasan Hasil Uji Bivariate dengan Chi-Square (X2)
Hasil dari uji Chi-Square hubungan antara pengetahuan tentang ASI eksklusif dan dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Puskesmas Tegalrejo, dapat dilihat pada tabel 4.8
Kategori
Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
Nilai
sig Hipotesis
Ya Tidak Jumlah
N % N % N
Pengetahuan
Tidak ada hubungan
Baik 13 33% 27 68% 40
0,307
Kurang 0 0 0
Dukungan Keluarga
Baik 7 58% 5 42% 12
0,220
Sedang 6 29% 15 71% 21
Kurang 0 0% 7 100
% 7
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hubungan Pengetahuan tentang ASI Eksklusif Terhadap Pemberian ASI Eksklusif
Dari hasil uji statistik chi-square (X2) didapatkan bahwa nilai p>0,05, dimana nilai sig 0,307>0,05 yang berati bahwa H0 diterima. Sehingga didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif
(8)
50 Hasil dari spss menyatakan bahwa tidak ada hubungan, karena dari hasil penelitian didapati bahwa semua responden memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif namun tidak semua responden memberikan ASI eksklusif, karena responden hanya mengetahui tentang ASI eksklusif tapi belum memahami dan mengerti bagaimana memberikan ASI eksklusif. Dimana responden
mengatakan bahwa “saya masih memberikan ASI”,
dimana hal itu mereka pahami bahwa mereka memberikan ASI eksklusif, padahal mereka sudah memberikan makanan tambahan. Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : faktor internal (pendidikan, pekerjaan, usia) dan faktor eksternal ( lingkungan dan sosial budaya). Dimana menurut Ann. Mariner lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Dan sosial budaya merupakan sistem sosial budaya yang ada di masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
(9)
51 Sikap ibu sendiri juga menjadi faktor utama, dimana menurut (Thomas dan Znaniecki 1920 dalam A., Wawan dan Dewi M., 2011) bahwa sikap adalah predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu, sehingga sikap bukan hanya kondisi internal psikologis yang murni dari individu, tetapi sikap lebih merupakan proses kesadaran yang sifatnya individual. Sikap juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengalaman pribadi, pengaruh orang yang dianggap penting, budaya, dan sebagainya. Ketika responden menerima informasi dari petugas kesehatan bahwa lebih baik memberikan ASI eksklusif, namun dari lingkungan sekitar dan budaya memberikan informasi untuk memberikan makanan tambahan agar bayi kenyang dan tidak rewel, membuat responden bersikap menerima informasi tersebut, karena percaya akan apa yang sudah lebih dulu ada itu hal yang baik. Sehingga di dalam penelitian ini didapati bahwa pengetahuan tidak berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif.
(10)
52 4.2.2 Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap
Pemberian ASI Eksklusif
Dari hasil uji statistik chi-square (X2) didapatkan bahwa nilai p>0,05, dimana nilai sig 0,220>0,05 yang berati bahwa H0 di terima. Sehingga didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif. Secara uji statistik hasil penelitian ini didapati bahwa dukungan keluarga tidak ada hubungannya dengan pemberian ASI eksklusif, hal ini dikarenakan mayoritas responden tinggal serumah dengan mertua atau ibu kandung, dimana hal ini mempengaruhi pemberian MP-ASI yang terlalu dini, karena kebiasaan yang dulu dialami oleh mereka akan diberikan kepada si bayi, seperti pemberian makanan tambahan selain ASI. Hal ini sesuai dengan penelitian Afifah (2007) yang menyatakan bahwa subjek (yang diteliti) yang tinggal serumah dengan ibu (nenek) mempunyai peluang sangat besar untuk memberikan MP-ASI dini pada bayi, walaupun subjek mengetahui bahwa pemberian MP-ASI terlalu dini dapat mengganggu kesehatan bayi namun mereka beranggapan bahwa jika bayi
(11)
53 tidak mengalami gangguan maka pemberian MP-ASI dapat dilanjutkan, dan hal ini telah dilakukan turun-temurun dan tidak pernah menimbulkan masalah.
Selain itu, suami seharusnya ikut menemani dan mendengarkan ketika si ibu melakukan pemeriksaan dan memperoleh informasi tentang ASI eksklusif dari petugas kesehatan, sehingga suami juga ikut termotivasi untuk memberi dukungan kepada ibu agar memberikan ASI eksklusif, tetapi hal ini tidak diperoleh oleh responden. Hal ini sesuai dengan penelitian Ramadani (2010) yang menyatakan bahwa dukungan dari suami memberikan peluang kepada ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif 5 kali lebih besar daripada ibu yang tidak mendapatkan dukungan dari suami, dan tidak adanya keluhan dari suami akan perubahan bentuk fisik ibu setelah melahirkan maupun karena menyusui bayi, serta suami juga menyarankan kepada ibu untuk menyusui bayi, keikutsertaan suami ketika ibu memeriksakan kehamilan, bersalin dan kunjungan neonatal juga mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif.
(12)
54 Friedman et al. (2003) menyatakan bahwa keluarga memiliki beberapa fungsi/jenis dukungan yaitu dukungan informasional dalam bentuk keluarga sebagai penyebar informasi, dukungan penilaian dimana keluarga bertindak membimbing dan menengahi permasalahan, dukungan instrumental yaitu keluarga sebagai sumber pertolongan praktis dan konkrit, dan dukungan emosional yaitu keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan. Dukungan keluarga berkaitan dengan pembentukan keseimbangan mental dan kepuasan psikologis. Anggota keluarga memandang bahwa orang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Manaf,2010). Dukungan keluarga akan membantu dalam keberhasilan suatu tindakan (Wong, et al., 2006). Pemberian dukungan dari suami dan keluarga dapat meningkatkan kepercayaan diri, kenyamanan, dan pengalaman keberhasilan ibu dalam menyusui (Lowdermilk & Perry, 2004; Basavanthappa, 2006).
(13)
55 4.3 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengalami keterbatasan, dimana data jumlah populasi ibu menyusui tidak ada dan waktu saat melakukan penelitian dengan responden kondisi yang kurang nyaman, sehingga apa yang peneliti harapkan dapat diperoleh dari responden tidak terpenuhi.
Pertanyaan dalam kuesioner yang peneliti siapkan hanya mencangkup dua variabel bebas saja, sehingga yang lainnya hanya masuk dalam karakteristik responden.
(1)
50 Hasil dari spss menyatakan bahwa tidak ada hubungan, karena dari hasil penelitian didapati bahwa semua responden memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif namun tidak semua responden memberikan ASI eksklusif, karena responden hanya mengetahui tentang ASI eksklusif tapi belum memahami dan mengerti bagaimana memberikan ASI eksklusif. Dimana responden mengatakan bahwa “saya masih memberikan ASI”, dimana hal itu mereka pahami bahwa mereka memberikan ASI eksklusif, padahal mereka sudah memberikan makanan tambahan. Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : faktor internal (pendidikan, pekerjaan, usia) dan faktor eksternal ( lingkungan dan sosial budaya). Dimana menurut Ann. Mariner lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Dan sosial budaya merupakan sistem sosial budaya yang ada di masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
(2)
51 Sikap ibu sendiri juga menjadi faktor utama, dimana menurut (Thomas dan Znaniecki 1920 dalam A., Wawan dan Dewi M., 2011) bahwa sikap adalah predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu, sehingga sikap bukan hanya kondisi internal psikologis yang murni dari individu, tetapi sikap lebih merupakan proses kesadaran yang sifatnya individual. Sikap juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengalaman pribadi, pengaruh orang yang dianggap penting, budaya, dan sebagainya. Ketika responden menerima informasi dari petugas kesehatan bahwa lebih baik memberikan ASI eksklusif, namun dari lingkungan sekitar dan budaya memberikan informasi untuk memberikan makanan tambahan agar bayi kenyang dan tidak rewel, membuat responden bersikap menerima informasi tersebut, karena percaya akan apa yang sudah lebih dulu ada itu hal yang baik. Sehingga di dalam penelitian ini didapati bahwa pengetahuan tidak berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif.
(3)
52
4.2.2 Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap
Pemberian ASI Eksklusif
Dari hasil uji statistik chi-square (X2) didapatkan bahwa nilai p>0,05, dimana nilai sig 0,220>0,05 yang berati bahwa H0 di terima. Sehingga didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif. Secara uji statistik hasil penelitian ini didapati bahwa dukungan keluarga tidak ada hubungannya dengan pemberian ASI eksklusif, hal ini dikarenakan mayoritas responden tinggal serumah dengan mertua atau ibu kandung, dimana hal ini mempengaruhi pemberian MP-ASI yang terlalu dini, karena kebiasaan yang dulu dialami oleh mereka akan diberikan kepada si bayi, seperti pemberian makanan tambahan selain ASI. Hal ini sesuai dengan penelitian Afifah (2007) yang menyatakan bahwa subjek (yang diteliti) yang tinggal serumah dengan ibu (nenek) mempunyai peluang sangat besar untuk memberikan MP-ASI dini pada bayi, walaupun subjek mengetahui bahwa pemberian MP-ASI terlalu dini dapat mengganggu kesehatan bayi namun mereka beranggapan bahwa jika bayi
(4)
53 tidak mengalami gangguan maka pemberian MP-ASI dapat dilanjutkan, dan hal ini telah dilakukan turun-temurun dan tidak pernah menimbulkan masalah.
Selain itu, suami seharusnya ikut menemani dan mendengarkan ketika si ibu melakukan pemeriksaan dan memperoleh informasi tentang ASI eksklusif dari petugas kesehatan, sehingga suami juga ikut termotivasi untuk memberi dukungan kepada ibu agar memberikan ASI eksklusif, tetapi hal ini tidak diperoleh oleh responden. Hal ini sesuai dengan penelitian Ramadani (2010) yang menyatakan bahwa dukungan dari suami memberikan peluang kepada ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif 5 kali lebih besar daripada ibu yang tidak mendapatkan dukungan dari suami, dan tidak adanya keluhan dari suami akan perubahan bentuk fisik ibu setelah melahirkan maupun karena menyusui bayi, serta suami juga menyarankan kepada ibu untuk menyusui bayi, keikutsertaan suami ketika ibu memeriksakan kehamilan, bersalin dan kunjungan neonatal juga mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif.
(5)
54 Friedman et al. (2003) menyatakan bahwa keluarga memiliki beberapa fungsi/jenis dukungan yaitu dukungan informasional dalam bentuk keluarga sebagai penyebar informasi, dukungan penilaian dimana keluarga bertindak membimbing dan menengahi permasalahan, dukungan instrumental yaitu keluarga sebagai sumber pertolongan praktis dan konkrit, dan dukungan emosional yaitu keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan. Dukungan keluarga berkaitan dengan pembentukan keseimbangan mental dan kepuasan psikologis. Anggota keluarga memandang bahwa orang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Manaf,2010). Dukungan keluarga akan membantu dalam keberhasilan suatu tindakan (Wong, et al., 2006). Pemberian dukungan dari suami dan keluarga dapat meningkatkan kepercayaan diri, kenyamanan, dan pengalaman keberhasilan ibu dalam menyusui (Lowdermilk & Perry, 2004; Basavanthappa, 2006).
(6)
55 4.3 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengalami keterbatasan, dimana data jumlah populasi ibu menyusui tidak ada dan waktu saat melakukan penelitian dengan responden kondisi yang kurang nyaman, sehingga apa yang peneliti harapkan dapat diperoleh dari responden tidak terpenuhi.
Pertanyaan dalam kuesioner yang peneliti siapkan hanya mencangkup dua variabel bebas saja, sehingga yang lainnya hanya masuk dalam karakteristik responden.