PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN TEKNIK TUTOR SEBAYA TERHADAP KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA.

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED
INDIVIDUALIZATION DENGAN TEKNIK TUTOR SEBAYA
TERHADAP KEAKTIFAN DAN PRESTASI
BELAJAR KIMIA
THE EFFECT OF COOPERATIVE LEARNING TEAM ASSISTED
INDIVIDUALIZATION WITH PEER TUTORING TECHNIQUE
TOWARD LEARNING ACTIVITY AND STUDENT’S
ACHIEVEMENT IN CHEMISTRY
Nining Istiqomah, Eli Rohaeti
Program Studi Pendidikan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
e-mail : eli_rohaeti@uny.ac.id
ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan keaktifan dan prestasi
belajar kimia antara siswa yang tidak dan yang mengikuti model pembelajaran
kooperatif tipe TAI dengan teknik tutor sebaya apabila pengetahuan awal
dikendalikan secara statistik.
Penelitian eksperimen ini dilakukan di kelas X SMA XXX Yogyakarta
dengan sampel 64 siswa yang diambil secara teknik purposive. Data keaktifan
belajar siswa diperoleh melalui teknik angket dan diamati menggunakan lembar
observasi, sedangkan data prestasi belajar kimia diperoleh melalui posttest. Teknik
analisis keaktifan belajar siswa diperoleh dengan uji-t beda subjek. Analisis data

terhadap prestasi belajar menggunakan analisis kovariat satu jalur dengan
pengetahuan awal sebagai kovariat.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada
keaktifan belajar, namun terdapat perbedaan yang signifikan pada prestasi belajar
kimia siswa yang tidak dan yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TAI
dengan teknik tutor sebaya, apabila pengetahuan awal dikendalikan secara
statistik.
Kata kunci : Keaktifan belajar kimia, pembelajaran kooperatif, prestasi belajar
kimia, team assisted individualization (TAI), tutor sebaya.

1

ABSTRACT
The objectives of this study was to investigate the significant difference on
student’s learning activity and student’s achievement between them who weren’t
and following cooperative learning model type TAI with peer tutoring technique if
student’s prior knowledge controlled statistically.
This experimental study was carried out with samples 64 students grade X
from two classes of SMA XXX Yogyakarta taken by purposive sampling.
Student’s learning activity was collected by questionere and observation method,

while the student’s achievement was collected by test method. The means of
student’s learning activity were analyzed by independent t-test, while the means of
student’s achievement were analyzed by covarian analysis with the prior
knowledge as the covariate.
The result of this study showed that there was no significant difference on
student’s learning activity but there was a significant difference on student’s
achievement between them who weren’t and following cooperative learning
model type TAI with peer tutoring technique if student’s prior knowledge
controlled statistically.
Key words: Student’s learning activity, cooperative learning, student’s
achievement, peer tutoring, team assisted individualization (TAI).

PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil pengamat-

yang

belum

memahami


materi

an peneliti di salah satu SMA di

pembelajaran tidak menanyakannya

Yogyakarta,

model

kepada

eksplorasi,

elaborasi,

pembelajaran

guru.


Pelaksanaan

pem-

konfirmasi

belajaran model EEK yang kurang

(EEK) dari kurikulum 2006 yang

optimal juga mengakibatkan rendah-

mempunyai

men-

nya pencapaian prestasi belajar kimia

yang


siswa. Fakta ini didukung dengan

ciptakan

tujuan

untuk

pembelajaran

interaktif masih mendominasi dan

rendahnya

pelaksanaannya

siswa dalam ulangan harian I yang

belum


optimal,

persentase

sehingga suasana pembelajaran yang

berkisar

interaktif belum terlaksana dengan

kriteria ketuntasan minimal (KKM)

baik. Akibatnya, siswa kurang aktif

sebesar 78.

dan tidak antusias dalam mengikuti

antara


ketuntasan

Salah

pelajaran kima. Selain itu, siswa

12-44%

satu

model

dengan

yang

banyak dikembangkan untuk me2

ningkatkan prestasi belajar sekaligus


kan siswa yang kurang aktif dapat

membuat siswa belajar secara aktif

bertanya dan mengeluarkan pendapat

adalah pembelajaran kooperatif [1].

secara bebas [4].

Model

pembelajaran

merupakan

kooperatif
kerja


membantu siswa untuk meningkat-

pe-

kan prestasi belajar, mengeratkan

menerapkan

hubungan antarteman, mengembang-

pengetahuan dan keterampilan dalam

kan kepribadian, meningkatkan moti-

rangka mencapai tujuan pembelajar-

vasi belajar, serta menjadikan siswa

an. Salah satu tipe dari model


sebagai pembelajar yang aktif [1].

pembelajaran kooperatif adalah tipe

Siswa yang aktif dapat ditunjuk-kan

Team

Individualization

melalui keaktifan siswa dalam ber-

(TAI), yaitu suatu model pem-

tanya kepada teman maupun guru,

belajaran

menggabungkan


berdiskusi, serta mengerjakan tugas

pembelajaran kooperatif dan pem-

dan latihan soal. Keaktifan siswa

belajaran individu untuk mengatasi

perlu dioptimalkan karena siswa

kebutuhan siswa yang beragam [2].

akan lebih mudah mengkonstruksi

sama

mengutamakan

Teknik tutor sebaya mampu

dalam

rmasalahan

menyelesaikan
untuk

Assisted
yang

Pelaksanaan

model

pem-

pengetahuan melalui interaksi aktif

belajaran kooperatif tipe TAI dapat

siswa dalam proses belajar.

dipadukan

METODE PENELITIAN

dengan

teknik

tutor

sebaya. Menurut Derrick [3] banyak

Penelitian

eksperimen

sekali manfaat dari tutor sebaya,

menerapkan

sehingga banyak penelitian yang me-

teknik

ngembangkan teknik tutor sebaya

ekperimen dan model EEK pada

dalam beragam tipe, usia, tahap

kelas kontrol. Populasi penelitian

sekolah, dan materi pelajaran. Siswa

sebanyak 256 siswa dari kelas X

yang memiliki kemampuan lebih

SMA

daripada teman yang lainnya dan

pengambilan

mampu berkomunikasi dengan baik

secara purposive sampling. Kelas

akan menjadi tutor dalam kelompok-

eksperimen dan kelas kontrol dipilih

nya. Adanya tutor sebaya menjadi-

dengan melihat kemampuan belajar
3

tutor

XXX

model

TAI

ini

sebaya

dengan

pada

Yogyakarta.
sampel

kelas

Teknik

dilakukan

kimia yang normal dan homogen

dengan pengetahuan awal sebagai

secara statistik. Kemampuan belajar

kovarian.

kimia dilihat melalui perolehan nilai

Sebelum melaksanakan pem-

pada ulangan kimia materi ikatan

belajaran, tutor-tutor dilatih terlebih

kimia. Nilai ulangan ikatan kimia

dahulu

sekaligus

pengetahuan

konsepsi. Saat pembelajaran di kelas,

awal sebagai variabel yang di-

langkah-langkah pelaksanaan model

kendalikan secara statistik, karena

pembelajaran kooperatif tipe TAI

pengetahuan

dengan teknik tutor sebaya adalah 1)

terhadap

dijadikan

awal

prestasi

berpengaruh
belajar

untuk

menghindari

mis-

[5,6].

pembentukan tim 2) tes penguatan 3)

Sampel penelitian adalah 64 siswa

presentasi guru 4) belajar kelompok

dari kelas XB sebagai kelas kontrol

5) penghargaan tim.

dan XD sebagai kelas eksperimen.

HASIL

Data keaktifan belajar siswa

Data

penelitian

dihasilkan

keaktifan

belajar dan data prestasi belajar

sebelum dan sesudah perlakuan.

kimia siswa. Data tersebut kemudian

Lembar observasi digunakan untuk

diuji menggunakan uji hiotesis. Uji

mengamati keaktifan siswa di kelas

hipotesis yang digunakan yaitu uji-t

saat pembelajaran berlangsung. Data

beda subjek dan uji ANAKOVA.

prestasi belajar diperoleh dengan tes

Hasil uji-t beda subjek menunjukkan

pada akhir pertemuan, sedangkan

nilai sig sebesar 0,568 sehingga

data pengetahuan awal diperoleh dari

dalam

hasil ulangan siswa pada materi

perbedaan

ikatan kimia.

keaktifan belajar antara siswa yang

mengisi

angket

Data keaktifan belajar di-

tidak

yaitu

penelitian

dan

yang

data

yang

observasi.

Siswa

lembar

DAN

PEMBAHASAN

diperoleh dengan teknik angket dan
menggunakan

PENELITIAN

ini

keaktifan

tidak

signifikan

mengikuti

ada
pada

model

analisis menggunakan uji-t beda

pembelajaran TAI dengan teknik

subjek,

prestasi

tutor sebaya. Hasil uji ANAKOVA

belajar kimia dianalisis mengguna-

menunjukkan nilai sig sebesar 0,003

kan

sehingga dapat disimpulkan terdapat

uji

sementara
kovarian

data

(ANAKOVA)
4

perbedaan

yang

pada

oleh guru, mereka menanyakannya

prestasi belajar kimia antara siswa

kepada tutor maupun teman pada

yang tidak dan mengikuti model

kelompok masing-masing. Berbeda

pembelajaran TAI dengan teknik

dengan siswa dalam kelas kontrol

tutor sebaya.

yang

Tidak
keaktifan

signifikan

adanya

belajar

perbedaan

cenderung

individualis

dimungkinkan

dalam

pasif

dan

mengerjakan

latihan soal. Ketika siswa dalam

karena beberapa hal: 1) waktu yang

kelas

digunakan terlalu singkat. Untuk

materi, siswa memilih untuk diam. 2)

dapat meningkatkan keaktifan siswa,

siswa dalam kelas eksperimen lebih

dibutuhkan waktu yang relatif lama

aktif berdiskusi. Siswa dalam kelas

dengan usaha yang terus-menerus.

TAI memiliki kesempatan untuk

Proses

kemauan

berdiskusi dengan teman dan tutor.

sampai tindakan atau perbuatan juga

Siswa saling bertukar pikiran untuk

melalui beberapa tingkat/tahap [7,8].

menyelesaikan tugas dan memahami

2) siswa belum dapat menerima cara

materi lebih mendalam.

perubahan

dari

kontrol

tidak

memahami

pengajaran baru yang diterapkan oleh

Hasil penelitian menunjukkan

guru [9,10]. 3) siswa mengartikan

terdapat perbedaan yang signifikan

keaktifan

pada prestasi belajar kimia antara

belajar

pada

semua

pelajaran, bukan hanya kimia.
Berdasarkan

analisis

model pembelajaran TAI dengan

hasil data angket keaktifan belajar

teknik tutor sebaya. Prestasi belajar

tidak ada perbedaan keaktifan belajar

siswa kelas eksperimen memiliki

kimia antara kelas eksperimen dan

rata-rata yang lebig tinggi yaitu

kelas kontrol, namun dilihat dari

74,84 dibandingkan 66,09. Hasil ini

hasil observasi saat pembelajaran,

sejalan dengan penelitian Lord [11],

siswa

eksperimen

Topping [12], Eskay, et al. [2],

cenderung lebih aktif, karena: 1)

Hudgson, Brack, & Benson [13],

siswa dalam kelas eskperimen aktif

Alrajhi & Aldhafri [14], & Georgia

dalam bertanya. Siswa yang tidak

[15].

dalam

hasil

siswa yang tidak dan yang mengikuti

kelas

memahami materi yang disampaikan
5

tutor

Pembelajaran kooperatif dan

agar dapat memberi kontribusi dalam

sebaya

kesuksesan kelompok.

memberikan

siswa

kesempatan untuk berdiskusi, meng-

Sebelum memasuki materi

ungkapkan pendapat, bekerja sama,

baru,

dan saling membantu antarteman

penguatan secara individu, sehingga

sehingga proses pembelajaran lebih

sebelum memasuki materi selanjut-

berarti. Pembelajaran kooperatif juga

nya, siswa sudah berusaha belajar

menciptakan

dan memahami materi yang sudah

suasana

kompetitif

siswa

mengerjakan

yang positif, dan menimbulkan rasa

dipelajari

menghargai antarteman [16].

dengan kelas kontrol yang tidak ada

Pembelajaran kooperatif akan

tuntutan

secara
untuk

utuh.

tes

belajar

Berbeda
sebelum

berjalan sukses apabila dua unsur

mengikuti pelajaran. Ketika siswa

didalamnya terpenuhi, yaitu tujuan

sudah memahami materi sebelum-

kelompok

nya, lebih mudah bagi siswa untuk

dan

tanggung

jawab

individu [1]. Ketika suatu kelompok

mengkontruksi

memiliki sebuah tujuan kelompok

yang diterima [17].

yang hanya bisa dipenuhi apabila
setiap

anggota

baru

Kelemahan mengajar dalam

ber-

kelas besar adalah guru tidak dapat

tanggung jawab atas tujuan tersebut,

memperhatikan siswa secara me-

maka setiap anggota kelompok akan

nyeluruh. Namun pada model TAI

mengerahkan kemampuan mereka

dengan teknik tutor sebaya, siswa

semaksimal mungkin. Setiap kelom-

yang kurang memahami materi dapat

pok

menjadi

menanyakannya pada tutor maupun

kelompok terbaik. Namun tujuan ini

teman dalam kelompok tanpa merasa

akan tercapai apabila nilai hasil tes

malu.

memiliki

penguatan

setiap

kelompok

pengetahuan

tujuan

siswa

dalam

Sumbangan

model

pem-

kelompok mendapatkan skor yang

belajaran TAI dengan teknik tutor

tinggi. Dengan sistem seperti ini,

sebaya

terhadap

prestasi

belajar

setiap individu dalam kelompok

sebesar

13,8%.

Sisanya

sebesar

merasa memiliki peran yang penting

86,2% dipengaruhi oleh model pem-

sehingga akan belajar sebaik-baiknya

belajaran
6

yang

digunakan

serta

faktor-faktor

lain

yang

mem-

and
Collaborative
Learning:
Implication for Reducing Antisocial Behavior of Schooling
Adolescents. US-China Education
Review. 11: 932-945.

pengaruhi prestasi belajar. Faktorfaktor yang mempengaruhi prestasi
belajar dapat berasal dari faktor
internal dan eksternal. Faktor internal

[3] Derrick,
Deirdere.
(2015).
Engaging Student as Tutors,
Trainers, and Leaders. English
Teaching Forum.

dapat berupa faktor jasmaniah seperti
penglihatan, pendengaran, dan faktor
pskologis seperti kebiasaan, minat,

[4] K. Arie Wahyunin, M Candiasa,
dan A Marhaeni. (2013). Pengaruh
model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TAI dengan Teknik Tutor
Sebaya terhadap Prestasi Belajar
Matematika dengan Pengendalian
Kemampuan Penalaran Formal
Siswa Kelas VIII Bilingual SMP
RSBI
Denpasar.
E-Journal
Program
Pasca
Sarjana
Universitas Pendidikan Ganesha.
Vol 3.

kebutuhan, emosi, dan lain-lain.
Sementara

faktor

eksternal

bisa

berupa lingkungan sosial, seperti
lingkungan

keluarga,

sekolah,

masyarakat, lingkungan budaya, dan
lingkungan fisik [8].
SIMPULAN
Kesimpulan penelitian adalah
tidak ada perbedaan yang signifikan

[5] Hailikari, T., Katajavuori, N.,
Ylanne, S.L,. (2008). American
Journal
of
Pharmaceutical
Education.
Diakses
melalui:
www.ncbi.nlm.gov/pmc/articles/P
MC2630138 pada 10 April 2016.

pada keaktifan belajar kimia siswa
namun

terdapat

perbedaan

yang

signifikan pada prestasi belajar kimia
antara

siswa

mengikuti

yang

model

tidak

dan
[6] Hailikari, T. (2009). Assessing
University
Students’
Prior
Knowledge
Implications
for
Theory and Practice. Dissertation
Abstract International.

pembelajaran

kooperatif tipe TAI dengan teknik
tutor sebaya.
DAFTAR PUSTAKA

[7] Abu Ahmadi dan Widodo
Supriyono. (2004). Psikologi
Belajar.
Jakarta:
PT Asdi
Mahasatya.

[1] Slavin, R.E. (2008). Cooperative
Learning, Succes for All, and
Evidence-Based
Reform
in
Education.
Education
&
Didactique. 2(2): 151-159.

[8] Muhibbin Syah. (2012). Psikologi
Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

[2] Eskay M, Onu V.C, Obiyo N,
Obidoa M. (2012). Use of Peer
Tutoring, Cooperative Learning,
7

[9] Svinicki, M. (2006). From Passive
to Active Learning: Helping
Students Make the Shift. The
Professional & Organizational
Development Network in Higher
Education. 17 (5).

[14]
Alrajhi, Marwa N., dan
Aldhafri, Said S. (2015). Peer
Tutoring Effects on Omani
Students’ English Self-Consept.
Canadian Center of Science and
Education. 8 (6): 184-193.

[10]
Eison, J. (2010). Using Active
Learning Instructional Strategies
to Create Excitement and
Enhance Learning. Universitas
Florida Selatan. Diakses dari
www.cte.cornell.edu/documents/p
resentation/Eison-Handout.pdf
pada 04 April 2016.

[15]
Georgina Maria Tinungki.
(2015). The Role of Cooperative
Learning Type Team Assisted
Individualization to Improve
Student’s
Mathematics
Communication Ability in Subject
Probability Theory. Journal of
Education and Practice. 6(32):
27-31.

[11]
Lord, T.R. (2011). 101
Reasons for Using Cooperative
Learning in Biology Teaching.
The American Biology Teacher.
63 (1): 30-38.

[16]
Sisovic, D., dan Bojovic, S.
(2000).
Approaching
The
Concepts of Acids and Bases by
Cooperative Learning. Chemistry
Education: Research and Practice
in Europe. 1(2): 263-275.
[17]
Svinicki, M. (1994). What
They Don’t Know Can Hurt
Them: The Role of Prior
Knowledge in Learning. The
Professional & Organizational
Development Network in Higher
Education. 5 (4).

[12]
Topping, K.J. (2005). Trends
in Peer Learning. Educational
Psychology. 5 (6): 631-645.
[13]
Hodgson, Y., Brack, C., &
Benson, R. (2014). Introducing
case-based peer-assisted learning
in a professional course. Journal
of University Teaching &
Learning Practice. 11 (2): 1-15

8

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

HUBUNGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED Hubungan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization Dengan Prestasi Belajar Ditinjau Dari Taksonomi Bloom.

0 2 15

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

0 2 16

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DENGAN MEDIA ISIS DRAW TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA.

0 0 11

PENGARUH METODE KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION YANG DIPADUKAN DENGAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

0 0 37

PENGARUH METODE KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION YANG DIPADUKAN DENGAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI.

0 0 43

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI TUTOR SEBAYA DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA (Pokok Bahasan Hidrokarbon Kelas X Semes

1 2 21

PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING BERBANTUAN TUTOR SEBAYA DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA | Arifianingsih | Jurnal Pendidikan Kimia 6640 14171 1 PB

0 0 10

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI TUTOR SEBAYA DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA (Pokok Bahasan Hidrokarbon Kelas X SMA |

0 1 10