ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel Pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Dan Bni Syariah.

(1)

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA,

BANK SYARIAH MANDIRI, DAN BNI SYARIAH

ARTIKEL PUBLIK ILMIAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh:

SEMI ENDRA PURWANTI B100110034

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI,

DAN BNI SYARIAH Oleh:

Semi Endra Purwanti B100110034

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAKSI

Tujuan dari penelitian ini adalah penulis ingin mengetahui kondisi tingkat kesehatan keuangan pada Bank Mualamat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah dengan menggunakan metode CAMEL yang terdiri dari Capital,

Asset Quaity, Manajement, Earning, Liquidity pada periode tahun 2011-2013.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang mendeskripsikan keadaan berdasarkan data yang berupa angka yang telah dikumpulkan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan yang berfokus pada laporan neraca dan laporan laba rugi tahun 2011- 2013 pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah. Sumber data dalam penelitian ini adalah pada laporan keuangan yang dapat diperoleh dari website. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data sekunder yang sudah didokumentasikan yang berupa laporan keuangan tahunan yang diperoleh dari website masing-masing dari bank untuk mendapatkan data laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba.

Berdasarkan hasil analisis penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMEL ditinjau dari penghitungan rasio diketahui bahwa dari analisis Capital (Permodalan) ketiga Bank Umum Syariah yang dimulai dari tahun 2011 hingga tahun 2013 yang dihitung dengan rasio CAR tersebut semuanya mencapai predikat sehat kecuali untuk Bank Muamalat Indonesia tahun 2012 yang mencapai predikat kurang sehat. Asset Quality (Kualitas Aktiva) ketiga Bank Umum Syariah yang dimulai dari tahun 2011 hingga tahun 2013 yang dihitung dengan rasio KAP dan rasio PPAP tersebut semuanya mencapai predikat

sehat. Management (Manajemen) ketiga Bank Umum Syariah yang dimulai dari

tahun 2011 hingga tahun 2013 yang dihitung dengan rasio NPM tersebut semuanya mencapai predikat sehat. Earning (Rentabilitas) yang dihitung dengan rasio ROA untuk Bank Muamalat Indonesia dari tahun 2011 hingga tahun 2013 mencapai predikat cukup sehat. Sedangkan untuk Bank Syariah Mandiri dari tahun 2011 hingga tahun 2013 semuanya mencapai predikat sehat. Selanjutnya untuk BNI Syariah tahun 2011 mencapai predikat cukup sehat, sedangkan untuk tahun 2012 dan 2013 mencapai predikat sehat. Earning yang dihitung dengan rasio BOPO untuk ketiga Bank Umum Syariah dari tahun 2011 hingga tahun 2013 tersebut mencapai predikat sehat. Liquidity (Likuiditas) ketiga Bank Umum Syariah yang dimulai dari tahun 2011 hingga tahun 2013 yang dihitung dengan


(3)

rasio CR dan rasio LDR tersebut semuanya mencapai predikat sehat. Penilaian tingkat kesehatan bank dengan metode CAMEL dari ketiga Bank Umum Syariah tersebut semuanya masuk dalam kategori sehat karena melebihi dari ketetapan Bank Indonesia yaitu lebih dari 81% (>81%). CAMEL untuk masing-masing Bank Umum Syariah dari tahun 2011, 2012, dan 2013 yaitu untuk Bank Muamalat Indonesia adalah sebesar 88,08%, 86,58%, dan 91,23%. Sedangkan Bank Syariah Mandiri adalah sebesar 88,44%, 93,36%, dan 87,65%. Selanjutnya BNI Syariah adalah sebesar 84,68%, 88,01%, dan 85,11%.


(4)

/{/

vH

PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca Artikel Publik Ilmiah dengan judul:

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI,

DAN BNI SYARIAH Yang Disusun Oleh: SEMI

ENDRA PURWANTI B100110034

Penandatanganan berpendapat bahwa Artikel Publik Ilmiah tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima.

Surakarta, Januari 2015

. Farid Wajdi, Ph.D.)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Surakarta

_.


(5)

PENDAHULUAN

Pelaksanaan penilaian kesehatan bank dilakukan dengan cara menghitung setiap rasio dari kelima komponen CAMEL yaitu Capital dengan menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Asset Quality dengan menggunakan rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), Management menggunakan rasio Net

Profit Margint (NPM), Earning dengan menggunakan rasio Return On Asset

(ROA) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan

Liquidity dengan menggunakan rasio Cash Ratio (CR) dan Loan to Deposit Ratio

(LDR) yang pada akhirnya akan terlihat kondisi kesehatan suatu bank berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Dengan jalan menggunakan penghitungan metode CAMEL, akan dapat menentukan predikat suatu bank, apakah suatu bank tersebut sehat atau sebaliknya.

Bank yang dikatagorikan sebagai bank yang sehat merupakan bank yang bebas dari masalah. Bank yang sehat harus mempertahankan dan memelihara kepercayaan masyarakat. Hal yang harus dilakukan oleh Bank Syariah dan UUS adalah melaksanakan kewajibannya yang telah ditentukan dalam perundang undangan dalam Pasal 51 ayat (1) Undang Undang Nomor 21 Tahun 2008 yaitu tentang kewajiban Bank Syariah dan UUS untuk menjaga tingkat kesehatannya dimaksudkan dalam rangka memelihara kepercayaan masyarakat. Selain itu, untuk memelihara kepercayaan masyarakat, perbankan syariah diwajibkan pula dalam menerapkan prinsip kehati-hatian bagi Bank Syariah dan UUS seperti dalam ketentuan Pasal 35 ayat (1) Undang Undang Nomor 21 Tahun 2008. Prinsip kehati-hatian merupakan pedoman pengelolaan Bank Syariah dan UUS dalam rangka mewujudkan perbankan yang sehat, kuat, dan efisien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Di samping menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengelola bank, perbankan syariah diwajibkan pula untuk tidak melakukan cara-cara yang dapat merugikan perbankan syariah (Bank Syariah dan UUS) serta nasabah yang mempercayakan dananya dalam melakukan kegiatan usahanya. Ketentuan dalam Pasal 36 Undang Undang Nomor 21 Tahun 2008 secara tegas menyatakan, bahwa


(6)

“Dalam menyalurkan pembinaan dan melakukan kegiatan usaha lainnya, Bank Syariah dan UUS wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan Bank Syariah dan/atau UUS dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya.

Untuk mempertahankan kondisi keuangan bank yang sehat, hal yang dilakukan bank selain wajib menjaga kesehatan keuangannya, wajib berhati-hati dalam beroperasi, bank juga wajib melakukan tata kelola yang sehat atau baik yang sering disebut dengan Good Corporate Governance (GCG). Dapat dijumpai dalam ketentuan Pasal 34 ayat (1) Undang Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang kewajiban Bank Syariah untuk menerapkan prinsip Good Corporate Governance

(GCG). GCG adalah suatu tata kelola usaha industri perbankan yang sehat yang berlandaskan kepada lima prinsip dasar pengelolaan perbankan yaitu transparasi

(transpararency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban

(responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness), sehingga

dapat meningkatkan kinerja bank, melindungi kepentingan stakeholders serta meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku umum pada indistri perbankan.

Sedangkan bank yang tidak sehat, menurut Supramono (2009) dalam Usman (2012: 376) menyatakan bahwa suatu bank dikatakan sebagai bank bermasalah apabila bank yang bersangkutan tidak sehat. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Bank Indonesia akan terungkap apakah sebuah bank kondisinya sehat atau tidak. Apabila ditemukan sebuah bank tidak sehat, maka Bank Indonesia akan mengambil langkah-langkah untuk mengobati “penyakit” bank agar dapat sehat kembali dan tidak sampai membahayakan sistem perbankan. Memburuknya kondisi tingkat kesehatan perbankan disebabkan oleh faktor utama yang hampir dihadapi oleh seluruh perbankan yaitu membengkaknya jumlah kredit yang bermasalah dan kredit macet. Semakin banyaknya kredit bermasalah dan kredit macet, maka akan semakin memperkeruh suasana bahkan menjadi dampak kesulitan perbankan saat ini. Terdapat bank yang memiliki predikat sehat dan terdapat pula bank yang rasio keuangan banknya cukup sehat, kurang sehat dan bahkan tidak sehat. Untuk itu perlu diadakan penelitian untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan perbankan.


(7)

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank Syariah

Pengertian Bank Syariah menurut Ibid dalam Usman adalah sebagai berikut. “Bank islam adalah bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al Qur’an dan Al-Hadits, yakni bank yang tata cara beroperasinya itu mengikuti suruhan dan larangan yang tercantum dalam Al Qur’an dan Al-Hadits. Sesuai dengan suruhan dan larangan itu maka yang dijauhi adalah praktik-praktik yang mengandung unsur riba, sedang yang diikuti adalah praktik-praktik usaha yang dilakukan di zaman Rasulullaah atau bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya tetapi tidak dilarang oleh beliau (Ibid dalam Usman, 2012: 34).”

B. Pengertian Laporan Keuangan

Pengertian laporan keuangan menurut Umam adalah sebagai berikut. “Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta merupakan ringkasan dari transaksi keuangan itu disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan mengenai perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagia bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi. Oleh karena itu, laporan keuangan merupakan sumber informasi utama untuk berbagai pihak yang membutuhkan (Umam, 2013: 332).”

Sedangkan tujuan laporan keuangan menurut Nurhayati (2013: 99) adalah untuk menyediakan informasi, menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

C. CAMEL

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, berikut ini adalah perincian dan setiap variable yang akan dianalisis dalam rasio CAMEL yaitu:


(8)

a. Capital (Permodalan)

Penilaian didasarkan pada Capital atau struktur modal dengan metode CAR (Capital Adequacy Ratio) yaitu dengan membandingkan modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).

b. Asset Quality (Kualitas Aktiva)

Penilaian didasarkan pada kualitas aktiva yang dimiliki bank. Rasio yang diukur ada dua macam yaitu rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP).

c. Management (Manajemen)

Penilaian didasarkan pada manajemen permodalan, aktiva, rentabilitas, likuiditas dan umum.

d. Earning (Rentabilitas)

Pada aspek rentabilias ini yang dilihat adalah kemampuan bank dalam meningkatkan laba dan efisiensi usaha yang dicapai. Penilaian dalam unsur ini yaitu rasio laba terhadap total asset (Return On Asset/ROA), rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). e. Liquidity (Likuiditas)

Suatu bank dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan mampu membayar sewa hutangnya, terutama hutang-hutang jangka pendek antara lain adalah simpanan masyarakat, seperti simpanan tabungan, giro dan deposito. Dikatakan likuid jika pada saat ditagih bank mampu membayar.

D. Arti Penting Tingkat Kesehatan Bank

Arti Penting Penilaian Kesehatan menurut Kasmir adalah sebagai berikut. “Penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana masyarakat yang dipercayakan kepada bank. Masyarakat pemilik dana dapat kapan saja menarik dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang dipakainya jika ingin tetap dpercaya oleh nasabah. Penilaian kesehatan bank bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup sehat, kurang sehat atau


(9)

tidak sehat. Bagi bank yang sehat agar tetap mempertahankan kesehatannya, sedangkan bank yang sakit untuk segera mengobati penyakitnya” (Kasmir, 2002: 41).

Nilai Kredit dan Predikat Tingkat Kesehatan Bank

Nilai Kredit Predikat

81 – 100 66 – < 80 51 – < 66 0 < 51

Sumber: Rivai (2013: 466)

METODOLOGI PENELITIAN

Sehat Cukup Sehat Kurang

Sehat Tidak Sehat

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang mendeskripsikan keadaan yang menjadi fokus dalam penelitian berdasarkan data yang berupa angka yang telah dikumpulkan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Sumber data dalam penelitian ini dapat diperoleh dari website. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data sekunder yang sudah didokumentasikan yang berupa laporan keuangan tahunan pada masing-masing Bank yang diperoleh dari website masing-masing dari bank untuk mendapatkan data laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil analisis CAMEL pada Bank Muamalat Indonesia, telah terhitung seluruh nilai kredit pada tahun 2011 sebesar 88,06%, selanjutnya nilai kredit pada tahun 2012 mengalami penurunan yakni menjadi 86,68%. Sedangkan nilai kredit untuk tahun 2013 mengalami kenaikan yakni menjadi 91,21%. Dari keseluruhan hasil analisis CAMEL pada Bank Muamalat Indonesia, yang dimulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 adalah mencapai predikat sehat,


(10)

karena nilai kredit faktor keseluruhan dari ketiga tahun tersebut adalah lebih dari 81% (>81%), yakni sesuai dengan peraturan Bank Indonesia.

Berdasarkan hasil analisis CAMEL pada Bank Syariah Mandiri, telah terhitung seluruh nilai kredit pada tahun 2011 sebesar 88,37%, selanjutnya nilai kredit pada tahun 2012 mengalami kenaikan yakni menjadi 88,34%. Sedangkan nilai kredit untuk tahun 2013 mengalami penurunan yakni menjadi 87,48%. Dari keseluruhan hasil analisis CAMEL pada Bank Syariah Mandiri, yang dimulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 adalah mencapai predikat sehat, karena nilai kredit faktor keseluruhan dari ketiga tahun tersebut adalah lebih dari 81% (>81%), yakni sesuai dengan peraturan Bank Indonesia.

Berdasarkan hasil analisis CAMEL pada BNI Syariah, telah terhitung seluruh nilai kredit pada tahun 2011 sebesar 84,68%, selanjutnya nilai kredit pada tahun 2012 mengalami kenaikan yakni menjadi 88,02%. Sedangkan nilai kredit untuk tahun 2013 mengalami penurunan yakni menjadi 85,13%. Dari keseluruhan hasil analisis CAMEL pada Bank Syariah Mandiri, yang dimulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 adalah mencapai predikat sehat, karena nilai kredit faktor keseluruhan dari ketiga tahun tersebut adalah lebih dari 81% (>81%), yakni sesuai dengan peraturan Bank Indonesia.

PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMEL pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah tahun 2011-2013 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Capital (Permodalan) ketiga Bank Umum Syariah yang dimulai dari tahun 2011 hingga tahun 2013 yang dihitung dengan rasio CAR tersebut semuanya mencapai predikat sehat kecuali untuk Bank Muamalat Indonesia tahun 2012 yang mencapai predikat kurang sehat.


(11)

2. Asset Quality (Kualitas Aktiva) ketiga Bank Umum Syariah yang dimulai dari tahun 2011 hingga tahun 2013 yang dihitung dengan rasio KAP maupun rasio PPAP tersebut semuanya mencapai predikat sehat.

3. Management (Manajemen) ketiga Bank Umum Syariah yang dimulai dari tahun 2011 hingga tahun 2013 yang dihitung dengan rasio NPM tersebut semuanya mencapai predikat sehat.

4. Earning (Rentabilitas) yang dihitung dengan rasio ROA untuk Bank Muamalat Indonesia dari tahun 2011 hingga tahun 2013 mencapai predikat cukup sehat. Sedangkan untuk Bank Syariah Mandiri dari tahun 2011 hingga tahun 2013 semuanya mencapai predikat sehat. Selanjutnya untuk BNI Syariah tahun 2011 mencapai predikat cukup sehat, sedangkan untuk tahun 2012 dan 2013 mencapai predikat sehat. Earning yang dihitung dengan rasio BOPO untuk ketiga Bank Umum Syariah dari tahun 2011 hingga tahun 2013 tersebut mencapai predikat sehat.

5. Liquidity (Likuiditas) ketiga Bank Umum Syariah yang dimulai dari tahun 2011 hingga tahun 2013 yang dihitung dengan rasio CR maupun rasio LDR tersebut semuanya mencapai predikat sehat.

6. Diantara ketiga Bank Umum Syariah tersebut, hanya Bank Syariah Mandiri yang dapat mencapai predikat sehat yang dimulai dari tahun 2011 hingga tahun 2013 dengan menggunakan penghitungan rasio CAR, KAP, PPAP, NPM, ROA, BOPO, CR, dan LDR.

7. Penilaian tingkat kesehatan bank dengan metode CAMEL dari ketiga Bank Umum Syariah tersebut semuanya masuk dalam kategori sehat karena melebihi dari ketetapan Bank Indonesia yaitu lebih dari 81% (>81%). CAMEL untuk masing-masing Bank Umum Syariah dari tahun 2011, 2012, dan 2013 yaitu untuk Bank Muamalat Indonesia adalah sebesar 88,08%, 86,58%, dan 91,23%. Sedangkan Bank Syariah Mandiri adalah sebesar 88,44%, 93,36%, dan 87,65%. Selanjutnya BNI Syariah adalah sebesar 84,68%, 88,01%, dan 85,11%.


(12)

B. Saran

Setelah mengadakan penelitian tingkat kesehatan bank pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah tahun 2011-2013, maka peneliti memberikan saran kepada ketiga Bank Umum Syariah, kepada investor dan nasabah, serta kepada peneliti lain yang akan menjadikan penelitian ini sebagai rujukan.

1. Bagi Bank Umum Syariah yang masuk dalam predikat sehat, diharapkan mampu menjaga dan mempertahankan tingkat kesehatannya, lebih meningkatkan kinerjanya dan lebih berhati-hati dalam melakukan kegiatan operasinal perbankan. Untuk rasio CAR pada Bank Muamalat Indonesia tahun 2012 yang memiliki predikat kurang sehat diharapkan lebih meningkatkan kecukupan modalnya atau bank harus mampu menyediakan modal dalam jumlah yang besar. Sedangkan untuk rasio ROA pada Bank Muamalat Indonesia tahun 2011-2013 dan BNI Syariah tahun 2011 yang memiliki predikat cukup sehat diharapkan lebih maksimal dalam pengelolaan bank karena dengan adanya pengelolaan bank yang baik maka asset bank dalam menghasilkan laba akan semakin membaik pula.

2. Bagi nasabah dan calon investor diharapkan untuk memilih bank yang tepat dalam menginvestasikan dananya ataupun untuk melakukan simpanan atau tabungan. Diharapkan untuk memilih bank yang memiliki predikat sehat dalam semua rasio keuangannya, contohnya Bank Syariah Mandiri.

3. Bagi peneliti yang hendak melakukan penelitian yang serupa dan menggunakan penelitian ini sebagai rujukan, sebaiknya membandingkan serta menggabungkan hasil penelitian ini dengan penelitian lainnya, agar menghasilkan penelitian yang lebih baik kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainul. 2002. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: AlvaBet. Budisantoso, Totok. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba


(13)

Danupranata, Gita. 2013. Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba Empat.

Erawati, Erlin. 2014. “Analisis Kinerja Keuangan pada PT Bank Rakyat Indonesia Syariah (Persero), Tbk”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hidayati, Inas Septa. (2013). “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Mandiri Syariah Tahun 2009-2012 Menggunakan Metode CAMEL (Capital, Asset,

Management, Earning, Liquidity)”. 14 Desember 2014.

http://eprints.stainsalatiga.ac.id/832/1/ANALISIS%20TINGKAT%20KESEHATAN%

20BANK%20MANDIRI%20SYARIAH%20-STAIN%20SALATIGA.pdf.

Kasmir. 2002. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Muhammad dan Dwi Suwikyo. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah. Yogyakarta: Trust Media.

Muhammad. 2013. Akuntansi Syari’ah Teori dan Prkaik untuk Perbankan Sariah. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Nurhayati, Sri. 2013. Akuntansi Syariah Di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Rahman, Zia Rizqi. 2013. “Analisis Kesehatan Bank Syariah dengan

Menggunakan Metode CAMEL (Studi Kasus pada PT Bank BRI Syariah Tahun 2008-2011)”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rivai, Veithzal. 2013. Commercial Bank Management Manajemen Perbankan

dari Teori Ke Praktik. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Umam, Khaerul. 2013. Manajemen Perbankan Syariah. Bandung: Pustaka Setia. Usman, Rachmadi. 2012. Aspek Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia. Jakarta:

Sinar Grafika.

Yaya, Rizal dkk. 2014. Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik

Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.

http://www.bi.go.id/

http://www.syariahmandiri.co.id/ http://www.bankmuamalat.co.id/ http://www.bnisyariah.co.id/


(1)

a. Capital (Permodalan)

Penilaian didasarkan pada Capital atau struktur modal dengan metode CAR (Capital Adequacy Ratio) yaitu dengan membandingkan modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).

b. Asset Quality (Kualitas Aktiva)

Penilaian didasarkan pada kualitas aktiva yang dimiliki bank. Rasio yang diukur ada dua macam yaitu rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) dan rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP).

c. Management (Manajemen)

Penilaian didasarkan pada manajemen permodalan, aktiva, rentabilitas, likuiditas dan umum.

d. Earning (Rentabilitas)

Pada aspek rentabilias ini yang dilihat adalah kemampuan bank dalam meningkatkan laba dan efisiensi usaha yang dicapai. Penilaian dalam unsur ini yaitu rasio laba terhadap total asset (Return On Asset/ROA), rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). e. Liquidity (Likuiditas)

Suatu bank dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan mampu membayar sewa hutangnya, terutama hutang-hutang jangka pendek antara lain adalah simpanan masyarakat, seperti simpanan tabungan, giro dan deposito. Dikatakan likuid jika pada saat ditagih bank mampu membayar.

D. Arti Penting Tingkat Kesehatan Bank

Arti Penting Penilaian Kesehatan menurut Kasmir adalah sebagai berikut. “Penilaian kesehatan bank amat penting disebabkan karena bank mengelola dana masyarakat yang dipercayakan kepada bank. Masyarakat pemilik dana dapat kapan saja menarik dana yang dimilikinya setiap saat dan bank harus sanggup mengembalikan dana yang dipakainya jika ingin tetap dpercaya oleh nasabah. Penilaian kesehatan bank bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup sehat, kurang sehat atau


(2)

tidak sehat. Bagi bank yang sehat agar tetap mempertahankan kesehatannya, sedangkan bank yang sakit untuk segera mengobati penyakitnya” (Kasmir, 2002: 41).

Nilai Kredit dan Predikat Tingkat Kesehatan Bank Nilai Kredit Predikat

81 – 100 66 – < 80 51 – < 66 0 < 51

Sumber: Rivai (2013: 466)

METODOLOGI PENELITIAN

Sehat Cukup Sehat Kurang

Sehat Tidak Sehat

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang mendeskripsikan keadaan yang menjadi fokus dalam penelitian berdasarkan data yang berupa angka yang telah dikumpulkan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Sumber data dalam penelitian ini dapat diperoleh dari website. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data sekunder yang sudah didokumentasikan yang berupa laporan keuangan tahunan pada masing-masing Bank yang diperoleh dari website masing-masing dari bank untuk mendapatkan data laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil analisis CAMEL pada Bank Muamalat Indonesia, telah terhitung seluruh nilai kredit pada tahun 2011 sebesar 88,06%, selanjutnya nilai kredit pada tahun 2012 mengalami penurunan yakni menjadi 86,68%. Sedangkan nilai kredit untuk tahun 2013 mengalami kenaikan yakni menjadi 91,21%. Dari keseluruhan hasil analisis CAMEL pada Bank Muamalat Indonesia, yang dimulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 adalah mencapai predikat sehat,


(3)

karena nilai kredit faktor keseluruhan dari ketiga tahun tersebut adalah lebih dari 81% (>81%), yakni sesuai dengan peraturan Bank Indonesia.

Berdasarkan hasil analisis CAMEL pada Bank Syariah Mandiri, telah terhitung seluruh nilai kredit pada tahun 2011 sebesar 88,37%, selanjutnya nilai kredit pada tahun 2012 mengalami kenaikan yakni menjadi 88,34%. Sedangkan nilai kredit untuk tahun 2013 mengalami penurunan yakni menjadi 87,48%. Dari keseluruhan hasil analisis CAMEL pada Bank Syariah Mandiri, yang dimulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 adalah mencapai predikat sehat, karena nilai kredit faktor keseluruhan dari ketiga tahun tersebut adalah lebih dari 81% (>81%), yakni sesuai dengan peraturan Bank Indonesia.

Berdasarkan hasil analisis CAMEL pada BNI Syariah, telah terhitung seluruh nilai kredit pada tahun 2011 sebesar 84,68%, selanjutnya nilai kredit pada tahun 2012 mengalami kenaikan yakni menjadi 88,02%. Sedangkan nilai kredit untuk tahun 2013 mengalami penurunan yakni menjadi 85,13%. Dari keseluruhan hasil analisis CAMEL pada Bank Syariah Mandiri, yang dimulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 adalah mencapai predikat sehat, karena nilai kredit faktor keseluruhan dari ketiga tahun tersebut adalah lebih dari 81% (>81%), yakni sesuai dengan peraturan Bank Indonesia.

PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMEL pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah tahun 2011-2013 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Capital (Permodalan) ketiga Bank Umum Syariah yang dimulai dari tahun 2011 hingga tahun 2013 yang dihitung dengan rasio CAR tersebut semuanya mencapai predikat sehat kecuali untuk Bank Muamalat Indonesia tahun 2012 yang mencapai predikat kurang sehat.


(4)

2. Asset Quality (Kualitas Aktiva) ketiga Bank Umum Syariah yang dimulai dari tahun 2011 hingga tahun 2013 yang dihitung dengan rasio KAP maupun rasio PPAP tersebut semuanya mencapai predikat sehat.

3. Management (Manajemen) ketiga Bank Umum Syariah yang dimulai dari tahun 2011 hingga tahun 2013 yang dihitung dengan rasio NPM tersebut semuanya mencapai predikat sehat.

4. Earning (Rentabilitas) yang dihitung dengan rasio ROA untuk Bank Muamalat Indonesia dari tahun 2011 hingga tahun 2013 mencapai predikat cukup sehat. Sedangkan untuk Bank Syariah Mandiri dari tahun 2011 hingga tahun 2013 semuanya mencapai predikat sehat. Selanjutnya untuk BNI Syariah tahun 2011 mencapai predikat cukup sehat, sedangkan untuk tahun 2012 dan 2013 mencapai predikat sehat. Earning yang dihitung dengan rasio BOPO untuk ketiga Bank Umum Syariah dari tahun 2011 hingga tahun 2013 tersebut mencapai predikat sehat.

5. Liquidity (Likuiditas) ketiga Bank Umum Syariah yang dimulai dari tahun 2011 hingga tahun 2013 yang dihitung dengan rasio CR maupun rasio LDR tersebut semuanya mencapai predikat sehat.

6. Diantara ketiga Bank Umum Syariah tersebut, hanya Bank Syariah Mandiri yang dapat mencapai predikat sehat yang dimulai dari tahun 2011 hingga tahun 2013 dengan menggunakan penghitungan rasio CAR, KAP, PPAP, NPM, ROA, BOPO, CR, dan LDR.

7. Penilaian tingkat kesehatan bank dengan metode CAMEL dari ketiga Bank Umum Syariah tersebut semuanya masuk dalam kategori sehat karena melebihi dari ketetapan Bank Indonesia yaitu lebih dari 81% (>81%). CAMEL untuk masing-masing Bank Umum Syariah dari tahun 2011, 2012, dan 2013 yaitu untuk Bank Muamalat Indonesia adalah sebesar 88,08%, 86,58%, dan 91,23%. Sedangkan Bank Syariah Mandiri adalah sebesar 88,44%, 93,36%, dan 87,65%. Selanjutnya BNI Syariah adalah sebesar 84,68%, 88,01%, dan 85,11%.


(5)

B. Saran

Setelah mengadakan penelitian tingkat kesehatan bank pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah tahun 2011-2013, maka peneliti memberikan saran kepada ketiga Bank Umum Syariah, kepada investor dan nasabah, serta kepada peneliti lain yang akan menjadikan penelitian ini sebagai rujukan.

1. Bagi Bank Umum Syariah yang masuk dalam predikat sehat, diharapkan mampu menjaga dan mempertahankan tingkat kesehatannya, lebih meningkatkan kinerjanya dan lebih berhati-hati dalam melakukan kegiatan operasinal perbankan. Untuk rasio CAR pada Bank Muamalat Indonesia tahun 2012 yang memiliki predikat kurang sehat diharapkan lebih meningkatkan kecukupan modalnya atau bank harus mampu menyediakan modal dalam jumlah yang besar. Sedangkan untuk rasio ROA pada Bank Muamalat Indonesia tahun 2011-2013 dan BNI Syariah tahun 2011 yang memiliki predikat cukup sehat diharapkan lebih maksimal dalam pengelolaan bank karena dengan adanya pengelolaan bank yang baik maka asset bank dalam menghasilkan laba akan semakin membaik pula.

2. Bagi nasabah dan calon investor diharapkan untuk memilih bank yang tepat dalam menginvestasikan dananya ataupun untuk melakukan simpanan atau tabungan. Diharapkan untuk memilih bank yang memiliki predikat sehat dalam semua rasio keuangannya, contohnya Bank Syariah Mandiri.

3. Bagi peneliti yang hendak melakukan penelitian yang serupa dan menggunakan penelitian ini sebagai rujukan, sebaiknya membandingkan serta menggabungkan hasil penelitian ini dengan penelitian lainnya, agar menghasilkan penelitian yang lebih baik kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainul. 2002. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: AlvaBet. Budisantoso, Totok. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba


(6)

Danupranata, Gita. 2013. Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba Empat.

Erawati, Erlin. 2014. “Analisis Kinerja Keuangan pada PT Bank Rakyat Indonesia Syariah (Persero), Tbk”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hidayati, Inas Septa. (2013). “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Mandiri Syariah Tahun 2009-2012 Menggunakan Metode CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity)”. 14 Desember 2014.

http://eprints.stainsalatiga.ac.id/832/1/ANALISIS%20TINGKAT%20KESEHATAN%

20BANK%20MANDIRI%20SYARIAH%20-STAIN%20SALATIGA.pdf.

Kasmir. 2002. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Muhammad dan Dwi Suwikyo. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah. Yogyakarta: Trust Media.

Muhammad. 2013. Akuntansi Syari’ah Teori dan Prkaik untuk Perbankan Sariah. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Nurhayati, Sri. 2013. Akuntansi Syariah Di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Rahman, Zia Rizqi. 2013. “Analisis Kesehatan Bank Syariah dengan

Menggunakan Metode CAMEL (Studi Kasus pada PT Bank BRI Syariah Tahun 2008-2011)”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rivai, Veithzal. 2013. Commercial Bank Management Manajemen Perbankan dari Teori Ke Praktik. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Umam, Khaerul. 2013. Manajemen Perbankan Syariah. Bandung: Pustaka Setia. Usman, Rachmadi. 2012. Aspek Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia. Jakarta:

Sinar Grafika.

Yaya, Rizal dkk. 2014. Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.

http://www.bi.go.id/

http://www.syariahmandiri.co.id/ http://www.bankmuamalat.co.id/ http://www.bnisyariah.co.id/


Dokumen yang terkait

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel Pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Dan Bni Syariah.

0 2 16

PENDAHULUAN Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel Pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Dan Bni Syariah.

0 4 13

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT.BANK MANDIRI SYARIAH Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel Pada PT.Bank Mandiri Syariah (Periode 2006-2010).

0 1 14

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK MANDIRI SYARIAH Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel Pada PT.Bank Mandiri Syariah (Periode 2006-2010).

0 1 13

MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI Mengukur Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel Pada PT. Bank Syariah Mandiri Periode 2008-2011.

0 1 15

ANALISIS KINERJA BANK PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk DENGAN METODE CAMEL Analisis Kinerja Bank Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk Dengan Metode Camel.

0 2 14

ANALISIS KINERJA BANK PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk DENGAN METODE CAMEL Analisis Kinerja Bank Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk Dengan Metode Camel.

0 2 15

METODE CAMEL SEBAGAI ALAT ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA METODE CAMEL SEBAGAI ALAT ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA.

0 1 14

PENDAHULUAN METODE CAMEL SEBAGAI ALAT ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA.

0 1 10

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL (Studi Kasus pada PT BPR Syariah Sragen).

0 0 17