ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK MANDIRI SYARIAH Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel Pada PT.Bank Mandiri Syariah (Periode 2006-2010).

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN
METODE CAMEL PADA PT BANK MANDIRI SYARIAH
(PERIODE 2006-2010)

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana
Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :
NUR FITRIANA
B100100192

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

ABSTRAK
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN
METODE CAMEL PADA PT.BANK MANDIRI SYARIAH
(PERIODE 2006-2010)


Penulis dalam skripsi ini mengambil judul mengenai analisis tingkat kesehatan
Bank Mandiri Syariah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan metode CAMEL. Analisis CAMEL memiliki lima aspek yaitu
permodalan menggunakan rasio CAR (Capital Adequacy Ratio), aspek kualitas
aktiva produktif menggunakan rasio KAP (Kualitas aktiva produktif), dan PPAP
(Penyisihan penghapusan aktiva produktif), aspek manajemen menggunakan rasio
NPM (Net Profit Margin), aspek rentabilitas menggunakan rasio ROA (Return On
Assets), dan BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional), dan
aspek Likuiditas menggunakan rasio NCM-CA (Net Call Money to Current
Assets), dan LDR (Loan to Deposit Ratio). Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan pada PT Bank Mandiri Syariah nilai CAMEL pada tahun 2006 sebesar
72,94%, adalah CUKUP SEHAT, tahun 2007 sebesar 73,95% adalah CUKUP
SEHAT, tahun 2008 sebesar 74,76% adalah CUKUP SEHAT, tahun 2009 sebesar
74,71% adalah CUKUP SEHAT, tahun 2010 sebesar 74,68% adalah CUKUP
SEHAT.
Kata Kunci : Bank Syariah, CAMEL, Tingkat Kesehatan Bank Mandiri Syariah

PENDAHULUAN
Lembaga keuangan perbankan mempunyai peran penting dalam menentukan

tingkat pertumbuhan perekonomian suatu negara terutama didalam era
perdagangan bebas. Peluang pasar internasional yang terbuka tersebut perlu
dimanfaatkan oleh bank-bank domestik yang besar. Kompetitif dan sehat untuk
menghadapi tantangan dan peluang baru dari unsur internal dan eksternal
sehingga mampu bersaing pada tingkat global dengan lembaga keuangan
internasional.Keberadaan bank-bank unum di Indonesia diatur oleh undangundang No. 14/1967, kemudian undang-undang No. 7/1992, dan diganti dengan
Undang-undang No. 10/1998. Perubahan aturan hukum perbankan disebabkan
karena peraturan hukum lama sudah tidak bisa mengatasi persoalan perbankan di
Indonesia. (eko,2012 : Vol.8)
Bank berdasarkan syariah Islam atau Bank Islam adalah suatu lembaga
perbankan yang menggunakan sistem dan operasinya berdasarkan syariat Islam.
Perkembangan bank syariah di Indonesia sangat pesat, didirikan pertama kali pada
tahun 1991 yaitu dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI). Pada awal
berdirinya bank syariah belum mendapatkan perhatian yang optimal dalam
tatanan perbankan nasional, setelah dikeluarkannya Undang-undang No. 7 Tahun
1992, bank syariah mulai menunjukan perkembangannya, Pemberlakuan Undangundang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang No. 7 Tahun 1992
tentang perbankan telah memberi kesempatan luas untuk pengembangan jaringan
perbankan syariah. Selain itu Undang-undang No.23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia. Telah menugaskan Bank Indonesia mempersiapkan perangkat
peraturan dan fasilitas–fasilitas penunjang yang mendukung operasional bank

syariah. kedua undang–undang tersebut menjadi dasar hukum penerapan dual
banking sistem di Indonesia. Dual banking
terselenggaranya

sistem

perbankan

sitem yang dimaksud adalah

(Kovensional

dan

Syariah)

secara

berdampingan, yang pelaksanaanya diatur dalam perundang-undangan yang
berlaku.

Kehadiran bank syariah di tengah-tengah perbankan konvensional adalah
untuk menawarkan sistem perbankan alternatif bagi umat Islam yang selama ini

menikmati pelayanan perbankan dengan sistem bunga. Namun sejak tahun 1992
umat Islam sudah dapat menikmati pelayanan jasa bank yang tidak menggunakan
sistem bunga, yaitu setelah didirikannya Bank Syariah Umum terbesar di
Indonesia.
Meskipun secara sistem perbankan syariah telah menunjukan kinerja
keuangan yang lebih baik, sistem perbankan syariah sementara ini masih
memberikan tingkat return yang rendah kepada nasabah dibandingkan dengan
yang dapat diberikan oleh perbankan konvensional. Peningkatan efisiensi
operasional yang berdampak pada perbaikan tingkat return kepada

nasabah

tentunya akan memacu para investor untuk bermitra dengan bank syariah yang
mana selain mengaharapkan jasa keuangan yang sesuai dengan syariah, juga
mengarapkan tingkat return yang lebih baik. Bank syariah beroperasi berdasarkan
sistem bagi hasil sebagai alternatif pengganti bunga pada bank – bank
konvensional yang dianggap kurang berhasil di dalam mengemban misi

utamanya, memiliki keistimewaan yaitu melekat pada konsep (build in concepts)
dengan berorientasi pada kebersamaan mendorong kegiatan investasi. Pada
tahun–tahun terakhir ini dunia perbankan syariah di Indonesia menunjukan
perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan meningkatanya pertumbuhan
ekonomi, pembiyaan perbankan syariah juga menunjukan kinerja yang membaik
dengan ditunjukan oleh membesarnya pembiyayaan bagi hasil, yaitu mudharobah
dan musyarokah hingga akhir tahun 2010. Agar suatu bank dapat menjalankan
seluruh kegiatanya dengan baik, maka tindakan yang perlu dilakukan adalah
perencanaan, pengoperasian, pengendalian, dan pengawasan. Proses aliran
keuangan secara terus menerus dan mencatatnya dalam laporan keuangan yang
terdiri dari neraca dan perhitungan rugi- laba. Pada mulanya laporan keuangan
bagi suatu perusahaan hanyalah suatu alat penguji dari pekerjaan suatu
pembukuan akan tetapi selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat
penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi
atau kondisi keuangan perusahaan tersebut. Dimana dengan hasil analisis
keuangan pihak-pihak yang berkepentingan seperti manajer, kreditur, dan
investor.

Dengan adanya analisis laporan keuangan dapat diketahui tingkat kinerja
suatu bank, karena tingkat kinerja merupakan salah satu alat pengontrol

kelangsungan hidup. Dari laporan keuangan maka akan diketahui tingkat kinerja
suatu bank (sehat/tidak sehat). Untuk mengetahui sehat atau tidak sehat dapat
dianalisis melalui aspek yang dilakukan oleh Bank Indonesia, yaitu CAMEL
(Capital,asset, management, earning, dan liquidity).

Rumusan Masalah
Bagaimana Tingkat Kesehatan Bank denga menggunakan metode CAMEL pada
PT Bank Mandiri Syariah (periode 2006-2010).

Tujuan Penelitian
Untuk mengukur tingkat kesehata PT Bank Mandiri Syariah pada tahun 20062010.

Hipotesis
Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. Diduga berdasarkan konsep tersebut diatas maka hipotesis yang akan
diajukan penulis dalam penelitian ini adalah: diduga kondisi tingkat kesehatan PT
Bank Mandiri Syariah, termasuk dalam kategori sehat apabila ditinjau dari rasio
Capital, Asset, Management, Rentabilitas, Likuiditas.


METODE PENELITIAN
Menurut Mahmud (2011:97) “Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang
digunakan untuk mendapatkan data yang objektif, valid, dan reliabel sehingga
dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah
dalam bidang tertentu”. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan
deskriptif, yaitu data yang dapat diukur dengan menggunakan skala numerik
(angka) dan dengan cara menganalisis data-data Laporan Keuangan yang
kemudian ditabulasikan untuk menentukan kategori perbankan tersebut dapat

dikatakan sehat atau tidak. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data
sekunder yaitu data yang diambil dari Laporan Keuangan Bank yang digunakan
atau

sudah

dipublikasikan

kepada

masyarakat


pengguna

data.

Teknik

Pengumpulan Data Observasi tidak langsung, yaitu dilakukan dengan membuka
website dari objek yang diteliti, sehingga diperoleh laporan keuangan yang
dibutuhkan. Studi Pustaka, yaitu untuk memilih data sekunder yang dikumpulkan
dengan cara membaca, mempelajari, dan mengutip berbagai bahan bacaan atau
literatur jurnal, hasil penelitian sejenis dan bahan – bahan lain yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti. Menurut Kasmir (2002 : 185-186), salah satu alat
untuk mengukur kesehatan bank adalah dengan analisis CAMEL. Unsur-unsur
penilaian dalam analisis CAMEL adalah sebagai berikut: Capital (CAR) , Asset
(KAP dan PPAP) , Earning (BOPO Dan ROE) , Manajemen (NPM), Likuiditas
(NPM-CA dan LDR) .

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti memperoleh hasil deskripsi

data penelitian antara lain sebagai berikut:
1. CAR Bank Syariah Mandiri per 31 Desember 2006 sebesar 12,59%, tahun
2007 sebesar 12,14%, tahun 2008 sebesar 13,33%, tahun 2009 sebesar 13,75%,
tahun 2010 sebesar 11,47%. Hal ini menunjukan rasio CAR Bank Mandiri
Syariah mengalami fluktuasi. Setelah melakukan perhitungan nilai rasio CAR,
maka selanjutnya adalah melakukan analisis nilai kredit rasio capital adequecy
ratio (CAR) pada bank mandiri syariah tahun 2006-2010. CAR lebih besar dari
kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
sebesar 8% maka rasio yang dicapai

Bank mandiri syariah dikategorikan

dalam kelompok SEHAT.
KAP Bank Mandiri Syariah per 31 Desember 2006 sebesar 491,64%, tahun
2007 sebesar 234,91%, tahun 2008 sebesar 124%, tahun 2009 sebesar 63,13%,
tahun 2010 sebesar 27,23. Hal ini menunjukan dari tahun 2006-2010 rasio
KAP Bank Mandiri Syariah mengalami fluktuasi.

2. Nilai Kredit PPAP Bank Mandiri Syariah per 31 Desember 2006 sebesar
100,53%, tahun 2007 sebesar 100,96%, tahun 2008 sebesar 100,57%, tahun

2009 sebesar 100,43%, tahun 2010 sebesar 100,52%,

berdaskan hasil

perhitungan Rasio PPAP pada tahun 2006-2010 menunjukan niali kredit PPAP
lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia sebesar 81%, maka rasio yang dicapai bank mandiri syariah
pada tahun tersebut dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Semakin besar
rasio PPAP akan semakin baik yang berati bank melakukan dengan benar
dalam mengantisipasi penghapusan kredit macet.
3. NPM Bank Mandiri Syariah per 31 Desember 2006 sebesar 6,06%, tahun 2007
sebesar 8,20%, tahun 2008 sebesar 9,64%, tahun 2009 sebesar 12,03%, tahun
2010 sebesar 12,55%. Hal ini menunjukan dari tahun 2006-2010 rasio NPM
Bank mandiri syariah mengalami fliktuasi. Untuk menentukan nilai kredit
NPM sama dengan nilai rasio NPM.
ROA bank mandiri syariah per 31 Desember 2006 sebesar 0,99%, tahun 2007
sebesar 1,30%, tahun 2008 sebesar 1,66%, tahun 2009 sebesar 1,89%, tahun
2010 sebesar 1,75%. Hal ini menunjukan dari tahun 2006-2010 rasio ROA
Bank mandiri syariah mengalami fliktuasi. Kenaikan rasio ROA ini
menunjukan semakin baiknya pengelolan assets bank dalam menghasilkan

laba. Selajutnya adalah melakukan analisis nilai kredit return on assets (ROA)
pada bank mandiri syariah tahun 2006-2010. Oleh karena itu nilai kredit
dibatasi maksimum 100 maka nilai rasio ROA pada tahun 2006-2010 lebih
besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia sebesar 1,22% maka rasio yang dicapai bank mandiri syariah
dikategorikan dalam kelompok SEHAT.
4. BOPO bank mandiri syariah per 31 Desember 2006 sebesar 644,25%, tahun
2007 sebesar 603,12%, tahun 2008 sebesar 658,37%, tahun 2009 sebesar
686,37%, tahun 2010 sebesar 652,87%. Berdasarkan hasil perhitungan nilai
kredit rasio BOPO pada tahun 2006-2010 lebih besar dari penilaian tingkat
kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 93,52% maka

rasio yang dicapai bank mandiri syariah dikategorikan dalam kelompok
SEHAT.
5. NCM-CA bank mandiri syariah per 31 Desember 2006 sebesar 92,99%, tahun
2007 sebesar 93,51%, tahun 2008 sebesar 95,32%, tahun 2009 sebesar 94,37%,
tahun 2010 sebesar 93,63%. Hasil perhitungan nilai kredit rasio NCM-CA pada
tahun 2006-2010 lebih besar dari penilaian tingkat kesehatan bank yang
ditetapkan Bank Indonesia sebesar 4,05% maka rasio yang dicapai bank
mandiri syariah dikategorikan dalam kelompok SEHAT.
6. LDR bank mandiri syariah per 31 Desember 2006 sebesar 133,34%, tahun
2007 sebesar 99,72%, tahun 2008 sebesar 111,48%, tahun 2009 sebesar
135,12%, tahun 2010 sebesar 133,44%. Maka nilai rasio LDR untuk tahun
2006-2010, karena kriteria penilaian kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia sebesar 94,75%, maka pada nilai rasio LDR tahun 2007 dan 2008
nilai rasio LDR berada diantara 98,50%-102,25% dan dikategorikan dalam
kelompok KURANG SEHAT, dan tahun 2006, 2009, 2010 nilai rasio LDR
>102,5% tergolong TIDAK SEHAT.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai bersih masing-masing rasio yang tertera
dalam tabel diatas terlihat penjumlahan nilai bersih keseluruhan aspek (CAMEL)
pada tahun 2010 sebesar 74,68, tahun 2009 sebesar 74,71. Pada tahun 2008
sebesar 74,76. Pada tahun 2007 sebesar 73,95. Pada tahun2006 sebesar 72,94.
Berdasarkan kriteria penilaian tersebut maka hasil penilaian aspek CAMEL PT
Bank Mandiri Syariah dari tahun 2006 adalah CUKUP SEHAT, tahun 2007
adalah CUKUP SEHAT, tahun 2008 adalah CUKUP SEHAT, tahun 2009 adalah
CUKUP SEHAT, tahun 2010 adalah CUKUP SEHAT.

Angka

rasio

CAR

Tahun 2006 menunjukan kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya
sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko
sebesar 12,59%. Angka rasio KAP menunjukan kemampuan bank dalam
mengantisipasi penghapusan kredit macet sebesar 100,53%. Angka NPM
menunjukan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak
(net income) ditinjau dari sudut pendapatan operasinya sebesar 6,06%. Angka
rasio ROA menunjukan kemampuan bank didalam memperoleh laba dan efisiensi

secara keseluruhan sebesar 0,99%. Angka rasio BOPO menunjukan tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya sebesar
48,46%. Angka Rasio NCM-CA menunjukan kemampuan aktiva lancar dalam
memenuhi kewajiban lancar yang segera jatuh tempo sebesar 7,01%. Angka rasio
LDR menunjukan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana
yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai
sumber likuiditasnya sebesar 81,64%. Nilai kotor rasio dan bobot yang diberikan
menggunakan standart yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Nilai rasio
kotor dengan bobot akan dijumlahkan dari seluruh rasio CAMEL dan diperoleh
nilai bersih rasio CAMEL. Nilai rasio CAMEL ini menunjukan predikat
kesehatan bank tersebut memenui standart yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia. Angka rasio CAR Tahun 2007 menunjukan kemampuan bank untuk
menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan
oleh aktiva yang beresiko 12,14%. Angka rasio KAP menunjukan aktiva produktif
yang bermasalah pada bank sebesar 234,91%. Angka rasio PPAP menunjukan
kemampuan bank dalam mengatasi penghapusan kredit macet sebesar 100,96%.
Angka rasio NPM menunjukan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih
sebelum pajak (net income) ditinjau dari pendapatan operasinya sebesar 8,20%.
Angka rasio ROA menjukan kemampuan bank didalam memperoleh laba dan
efisiensi secara keseluruhan sebesar 1,30%. Angka rasio BOPO menunjukan
tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya
sebesar 51,75%. Angka rasio NCM-CA menunjukan kemampuan aktiva lancar
dalam memenuhi kewajiban lancar yang segera jatuh tempo sebesar 6,49%.
Angka rasio LDR menunjukan kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang
diberikan sebagai sumber likuiditasnya sebesar 90,07%. Nilai kotor rasio dan
bobot yang diberikan menggunakan standart yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia. Nilai rasio kotor dengan bobot akan dijumlahkan dari seluruh rasio
CAMEL dan diperoleh nilai bersih rasio CAMEL. Nilai rasio CAMEL ini
menunjukan predikat kesehatan bank tersebut memenui standart yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Angka rasio CAR Tahun 2008 menunjukan

kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari
kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko 13,33%. Angka rasio
KAP menunjukan aktiva produktif yang bermasalah pada bank sebesar 124,24%.
Angka rasio PPAP menunjukan kemampuan bank dalam mengatasi penghapusan
kredit macet sebesar 100,57%. Angka rasio NPM menunjukan kemampuan bank
dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak (net income) ditinjau dari
pendapatan operasinya sebesar 9,64%. Angka rasio ROA menjukan kemampuan
bank didalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan sebesar 1,66%.
Angka rasio BOPO menunjukan tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasinya sebesar 47,33%. Angka rasio NCM-CA
menunjukan kemampuan aktiva lancar dalam memenuhi kewajiban lancar yang
segera jatuh tempo sebesar 4,68%. Angka rasio LDR menunjukan kemampuan
bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya sebesar
87,13%. Nilai kotor rasio dan bobot yang diberikan menggunakan standart yang
telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Nilai rasio kotor dengan bobot akan
dijumlahkan dari seluruh rasio CAMEL dan diperoleh nilai bersih rasio CAMEL.
Nilai rasio CAMEL ini menunjukan predikat kesehatan bank tersebut memenui
standart yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Angka rasio CAR Tahun
2009 menunjukan kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai
akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko 13,75%.
Angka rasio KAP menunjukan aktiva produktif yang bermasalah pada bank
sebesar 63,13%. Angka rasio PPAP menunjukan kemampuan bank dalam
mengatasi penghapusan kredit macet sebesar 100,43%. Angka rasio NPM
menunjukan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak
(net income) ditinjau dari pendapatan operasinya sebesar 12,03%. Angka rasio
ROA menjukan kemampuan bank didalam memperoleh laba dan efisiensi secara
keseluruhan sebesar 1,89%. Angka rasio BOPO menunjukan tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya sebesar 45,09%. Angka
rasio NCM-CA menunjukan kemampuan aktiva lancar dalam memenuhi
kewajiban lancar yang segera jatuh tempo sebesar 5,63%. Angka rasio LDR

menunjukan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya sebesar 81,22%. Nilai kotor rasio dan bobot yang diberikan
menggunakan standart yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Nilai rasio
kotor dengan bobot akan dijumlahkan dari seluruh rasio CAMEL dan diperoleh
nilai bersih rasio CAMEL. Nilai rasio CAMEL ini menunjukan predikat
kesehatan bank tersebut memenui standart yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia. Angka rasio CAR Tahun 2010 menunjukan kemampuan bank untuk
menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan
oleh aktiva yang beresiko 11,47%. Angka rasio KAP menunjukan aktiva produktif
yang bermasalah pada bank sebesar 27,23%. Angka rasio PPAP menunjukan
kemampuan bank dalam mengatasi penghapusan kredit macet sebesar 100,52%.
Angka rasio NPM menunjukan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih
sebelum pajak (net income) ditinjau dari pendapatan operasinya sebesar 12,55%.
Angka rasio ROA menjukan kemampuan bank didalam memperoleh laba dan
efisiensi secara keseluruhan sebesar 1,75%. Angka rasio BOPO menunjukan
tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya
sebesar 47,77%. Angka rasio NCM-CA menunjukan kemampuan aktiva lancar
dalam memenuhi kewajiban lancar yang segera jatuh tempo sebesar 6,37%.
Angka rasio LDR menunjukan kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang
diberikan sebagai sumber likuiditasnya sebesar 81,37%. Nilai kotor rasio dan
bobot yang diberikan menggunakan standart yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia. Nilai rasio kotor dengan bobot akan dijumlahkan dari seluruh rasio
CAMEL dan diperoleh nilai bersih rasio CAMEL. Nilai rasio CAMEL ini
menunjukan predikat kesehatan bank tersebut memenui standart yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan pada Bank Syariah Mandiri pada
tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

NO

CAMEL

RASIO

PREDIKAT

1

Capital (Modal)

CAR

Sehat

Asset Quality

KAP

Sehat

(Kualitas Asset)

PPAP/PPAPWD

Sehat

NPM

Sehat

Earning

ROA

Sehat

(Rentabilitas)

BOPO

Sehat

LDR

Kurang sehat

NCM-CA

Sehat

2

3

4

5

Management
(Manajemen)

Liquidity (likuiditas)

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka para calon nasabah serta calon
investor dapat mempercayakan uang mereka pada Bank Mandiri Syariah.

DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. 2002. Manajemen Perbankan. Edisi 1, Cetakan ke-3. PT. Raja Grafindo
Persada:Jakarta.
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Widiyanto, Adi Eko.2012. Analisis Tingkat Kesehatan dan Kinerja Keuangan
Bank Dengan Menggunakan Metode CAMEL (studi Kasus PT Bank
Mega Syariah Indonesia Periode 2008-2010). Jurnal Eksis Vol.8.
Samarinda.

Dokumen yang terkait

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE 2013-2015

0 5 81

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel Pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Dan Bni Syariah.

0 2 16

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel Pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Dan Bni Syariah.

2 8 13

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT.BANK MANDIRI SYARIAH Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel Pada PT.Bank Mandiri Syariah (Periode 2006-2010).

0 1 14

PENDAHULUAN Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel Pada PT.Bank Mandiri Syariah (Periode 2006-2010).

0 3 5

MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI Mengukur Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel Pada PT. Bank Syariah Mandiri Periode 2008-2011.

0 1 15

ANALISIS KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL Analisis Kesehatan Bank Syariah Dengan Menggunakan Metode Camel (Studi Kasus Pada PT Bank BRI Syariah Tahun 2008-2011).

0 1 15

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL (Studi Kasus pada PT BPR Syariah Sragen).

0 0 17

ANALISIS KINERJA BANK PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN METODE CAMEL Analisis kinerja Bank pada PT.Bank Syariah Mandiri dengan Metode Camel.

0 1 12

"Tingkat Kesehatan PT. Bank Syariah Mandiri menggunakan Metode Camel.".

0 0 23