Kebutaan.

Pikiran Rakyat
o Se/asa 0 Rabu 0 Kamis . Jumat
4

123
17

18

OJan

20

19
OPeb

5

.Mar

6

21
OApr

7
22

8
23

OMei

9

10
24

OJun

11
25


OJul

26

o Sabtu

~27

0 Ags OSep

0

13

Minggu
14

28
OOkt


15
29
ONov

Farida Sirlan

Kebutaan
ANGGUAN penglihatan memang
tidak sepopuler penyakit lainnya
karena tidak menyebabkan kematian. Akan tetapi, temyatajumlah penderita kebutaan di dunia terns mengalami peningkatan. Bahkan, setiap lima detik seorang
penduduk dunia menjadi buta dan seorang
anak menjadi buta setiap menitnya.
"Jika tidak ada peningkatan pelayanan kesehatan, diproyeksikanjumlah orang buta
dunia bisa meningkat dari 500 juta di 2008
menjadi 575juta orang di 2020 nanti," kata
Prof. Dr. Farida Sirlan, dr., Sp.M. (62),
saat menyampaikan orasi ilmiah berkenaan dengan penerimaanjabatan guru
besar nmu Kesehatan Mata Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran,


G

~
.

.

.

di AulaUnpadbeberapawaktulalu.
.

Menurut ibu dari empat anak ini,
sebagian besar atau hampir sembiIan puluh persen kebutaan diderita
olehmasyarakatmiskin, yang bera-

da di negara berkembang. Sebagian besar
penderita kebutaan pun temyata kaum
perempuan yang mencapai persentase enam

puluh persen. "Akan tetapi, perlujuga diketabui bahwa delapan puluh persen kebutaan
ini sebenamya bisa dicegah," ujamya.
Mantan Direktur Utama RS Mata Cicendo
yang kini menjadi Dirut RS Mata Aini Jakarta
ini mengatakan, dampak ekonomi dari kebutaan ini secara langsung akan menurunkan
produktivitas dan kualitas hidup manusia. Sebagian besar penderita buta juga tidak mampu menanggung biaya pengobatan. "Diajuga
akan kehilangan pendapatan dan pekerjaan.
Selain itu, dia juga kehilangan waktu akibat
kecacatan. Jadi, kebutaan ini berdampak luas
pada sosio ekonomi di semua tingkat
masyarakat. Bahkan, biaya langsung yang diakibatkan kebutaan diperkirtakan mencapai
28 miliar dolar AS per tabunnya. Sungguh
merupakandampak~ooomiyangruarro~
sa," katanya. (Nuryanif"PR")***

.
Kliping Humas Unpad 2010
--

-- - -


-

j

NURI'ANI/'PR"

16
30

31

ODes