Kebutaan Menyerang Usia Produktif.

Pikiran Rakyat
o Sen;n
17

2
18

() Jan

3
19

0

Peb

.

0

Selasa


Rab'J

456
20

21

7
22

o Mar

OApr

.Me;

o Kam;s 0 Jumat 0 Sabtu o M;nggu
8
23


9

24

OJun

10

25

OJUI

11

26

~ 27

0 Ags OSep


~3

14

15
29

28

OOkt

ONov

16
30

31

OD~


Kebutaan Menyerang Usia Produktif
BANDUNG, (PR).Masalah kebutaan di Indonesia, bukan hanya soal kesehatan semata. Kebutaan telah
menjadi pennasalahan sosial di Indonesia.
Pasalnya, kebutaan di Indonesia telah menyerang sejak usia produktif yakni sejak usia
empat puluh tabun ke atas. Sementara, di negara-negara lain, kebutaan barn menyerang
warganya pada usia lima puluh tabun ke atas.
"Jumlah penderita kebutaan di Indonesia,
juga salah satu yang tertinggi di dunia. Jumlah pengidap kebutaan di Indonesia mencapai 1,5% darijumlah penduduk atau sekitar
3,sjutajiwa," ujar Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit (RS) Mata Cicendo,
dr. Hikmat Wangsaatmadja, Sp.M., M.Kes.,
M.M., seusai kunjungan Menteri Kesehatan
(Menkes) Siti Fadilah Supari ke RS Mata Cicendo di kantornya, Senin (11/5).
Hikmat yang juga Ketua Persatuan Dokter
Ahli Mata Indonesia (perdami) Jabar mengatakan, kebutaan tidak hanya'memberikan
efek pad a saat itu atau pad a penderita saja.
Apalagi, jika kebutaan tersebut menyerang
pada usia produktif.
Oleh karena itu, perlu
dilakukan suatu

~_...

upaya penanganan untuk masalah tersebut
tennasuk political will dari pemerintab.
"Kami ingin mengetuk pemerintab agar bisa memberikan political will, yang lebih nyata dalam hal infonnasi dan penanggulangan
berikutnya. Sebab, kalau masyarakat sudah
tahu maka kunjugan ke RS Mata bisa lebih
banyak. Saya berharap, RS Mata di Indonesia bisa melayani masyarakat dengan baik sehingga kebutaan di Indonesia bisa ditanggulangi," katanya.
Untuk itu, RS Mata Cicendo sebagai RS
pemerintab harus ikut berkiprah memerangi
kebutaan, karena memiliki alat yang memadai. "Di RS Mata Cicendo sudah terbagi sepuluh subbagian dan masing-masing subbagian, sudah memiliki peralatan yang sangat
memadai dibiayai pemerintah. ltu artinya,
RS Mata harns berperan aktif secara nasional. Apalagi, kami sudah menjadi rujukan
nasional," ujarnya.
Setiap harinya kata Hikmat, pasien yang
berobat sebanyak empat ratus hingga enam
ratus orang. Namun, tempat duduk pasien
masih kurang. Demikian juga dengan perawatan. "Saya berharap, ::idaperbaikan secara
-


('

.\ ,

nyata mengenai keluasan gedung ini. Pasien
yang sudah masuk ke gedung, dapat diberikan pelayanan terbaik melalui semua fasilitas
yang ada di gedung, khususnya pelayanan
medis dan perawatan. Sebab, keperluan alat
untuk kepentingan pasien secara keseluruhan sudah hampir ada," ujarnya.
"Pilot project"
Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.J.P.
(K). mengatakan, kedatangannya.ke RS Mata Cicendo ingin melihat secara dekat bagaimana pelayanan RS tersebut sebagai pusat
rujukan mata nasional. "Tadi saya tanya satu
per satu pasien. Hasilnya, saya mendapat kesan yang baik misalnya dari pasien peserta
Jamkesmas," kata Menkes.
Menkes juga memberikan apresiasi baik,
dengan adanyapilot project yang dilaksanakan
RS Mata Cicendobersama Fakultas Kedokteran Unpad dan Dinkes Jabar, yang mendatangi
pasien tidak mampu untuk dilakukan operasi
katarak kalau dibutuhkan. "Setelah,bisamelihat kembali, mereka juga diberikan intensif

agar bisa bekeIja. Dengan cara seperti itu, setidaknya bisa mandiri dan tidak jadi beban
orang lain," katanya. (A-62/ A-t88)***
--

).
ANDRI GURNITA/"PR"

MENTERl Kesehatan Siti Fadilah Supari didampingi Direktur Utama RS Mata Cicendo Kautsar
Boesoirie memberikan penjelasan di depan sejumlah wartawan seusai melakukan sidak di RS Cicendo Bandung, Senin (11/5). Sebelum acara tersebut, Menkes meninjau sejumlahfasilitas rumah
sakit dan berbincang-bincang dengan beberapa pasien. *

--~

--- --n

----

Kliping
--


Humos
---

Unpod

2009-.