Implikatur dan penanda kesantunan tuturan pada berita politik di surat kabar Tribun Jogja edisi Juni-Agustus 2011.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Rahayu, Veronica Tuwin. 2012. Implikatur dan Penanda Kesantunan Tuturan
pada Berita Politik di Surat Kabar Tribun Jogja Edisi Juni-Agustus 2011.
Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD.
Skripsi ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif karena pada langkah
awal peneliti mengumpulkan data tuturan dalam surat kabar dan konteksnya, yang
dijadikan sebagai sumber data langsung. Selain itu penelitian ini mendeskripsikan
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati (tuturan-tuturan yang
ada di surat kabar).
Rumusan masalah dari penelitian ini ada dua. Pertama, jenis-jenis
implikatur apa saja yang ada dalam berita politik di koran Tribun Jogja edisi Juni
sampai dengan Agustus 2011? Kedua, penanda-penanda kesantunan apa saja yang
ada di berita politik di koran Tribun edisi Juni sampai dengan Agustus 2011?
Tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan jenis-jenis implikatur
yang terdapat pada berita politik di koran Tribun Jogja edisi Juni sampai dengan
Agustus 2011 dan mendeskripsikan penanda-penanda kesantunan yang terdapat di
koran Tribun Jogja edisi Juni sampai dengan Agustus 2011.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode observasi. Pelaksanaan metode observasi diwujudkan dengan teknik sadap

sebagai teknik dasar dan teknik catat sebagai teknik selanjutnya. Penelitian ini
menemukan hasil yaitu jenis-jenis implikatur yang tedapat di koran Tribun Jogja
edisi Juni sampai dengan Agustus 2011 ada tiga, implikatur dalam tindak tutur
langsung tidak literal, implikatur dalam tindak tutur tidak langsung literal dan
implikatur dalam tindak tutur tidak langsung tidak literal. Penanda-penanda
kesantunanya yaitu pilihan kata denotatif bermakana halus, pilihan kata konotatif
bermakna halus, penyebut nama orang secara santun, pemakaian keterangan
modalitas (pemakaian keterangan modalitas keharusan, pemakaian keterangan
modalitas yang menyatakan pengingkaran), dan gaya bahasa (gaya bahasa
perumpamaan dan hiperbola). Sedangkan tuturan-tuturan yang dipersepsikan
kurang santun yang ada di dalam tuturan berita politik surat kabar Tribun Jogja
edisi bulan Juni sampai dengan bulan Agustus adalah pilihan kata denotatif
bermakana kasar, pilihan kata konotatif bermakna kasar, dan penyebut nama
kurang santun.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut bagi peneliti lain dapat
mengembangkan penelitian sejenis seperti implikatur konvensional dan implikatur
percakapan yang juga menarik dan bermanfaat bagi pembaca.

viii


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Rahayu, Veronica Tuwin. 2012. The Implicature and The Markers of Speech
Politeness on The Political News of Tribun Jogja Newspaper in June–
August 2011 Edition. Thesis. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD.
This thesis was a qualitative descriptive research because on the first step
the researcher gathered the speech data and the contexts on the newspaper, which
was made as the direct data sources. Besides that, this research described the
written and spoken words from the observed people (the speech which were on
the news paper).
There are two problems formulation from this research. Firstly, what are
the kinds of implicatures which were found on the political news of Tribun Jogja
Newspaper in June until August 2011 Edition? Secondly, what are the markers of
politeness which were found on the political news of Tribun Jogja Newspaper in
June until August 2011 Edition?
The objectives of this research were to describe the kinds of implicatures
which were found on the political news of Tribun Jogja News paper in June until
August 2011 Edition and to describe the markers of politeness which were found
on the political news of Tribun Jogja News paper in June until August 2011

Edition.
The data gathering method which was used on this research was
observation method. The implementation of the observation method was in the
form of recording technique as the basic technique and noting technique as the
next technique. This research found a result, there were three kinds of
implicatures which were found on the Tribun Jogja News paper in June until
August 2011 Edition; which were the the implicatures in the unilateral direct
speech, the implicatures in literal indirect speech, and the implicatures in
unilateral indirect speech. The markers of politeness were the fine denotative
meaning of word choice, the fine connotative meaning of word choice, the
dignified manner of denominating people’s names, the usage of the modality
adverb (the usage of compulsion and denial stating modality adverb), and
language style (language style of imagery and hyperbole). Meanwhile, the speech
on the Tribun Jogja News paper in June until August 2011 Edition which were
perceived less politely were the harsh denotative and connotative meaning of
word choices, and also less polite manner of denominating people’s names.
Based on the research result, for other researchers could develop similar
research, such as cconventional and conversational implicatures which are also
interesting and useful for the readers.


ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

IMPLIKATUR DAN PENANDA KESANTUNAN
TUTURAN PADA BERITA POLITIK DI SURAT KABAR TRIBUN JOGJA
EDISI JUNI-AGUSTUS 2011

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun Oleh:
Veronica Tuwin Rahayu
NIM 07 1224 047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

IMPLIKATUR DAN PENANDA KESANTUNAN
TUTURAN PADA BERITA POLITIK DI SURAT KABAR TRIBUN JOGJA
EDISI JUNI-AGUSTUS 2011

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun Oleh:
Veronica Tuwin Rahayu
NIM 07 1224 047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN
Terima kasih

untuk
Kedua orang tuaku yang dengan penuh kesabaran, kasih sayang
mendidik dan membesarkanku hingga saat ini.
Kedua kakakku yang senantiasa menyayangiku dan selalu
memeberikan apa yang terbaik untukku.
Teman yang selalu dihati yang selalu menemani disaat suka
maupun duka, serta bersama-sama berjuang menempuh
pendidikan ini.
Keluarga keduaku yang selalu menjadi tempat berbagi suka
maupun duka, bersama teman-teman yang selalu ada untuk
membantu
Teman-teman yang sama-sama berjuang, yang sudah berhasil
maupun yang sedang dalam proses.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTO
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban

berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Matius 11:28

Salam Maria
Salam maria penuh rahmat
Tuhan sertamu, terpujilah engkau diantara wanita
Dan terpujilah buah tubuhmu
Santa maria bunda Allah
Doakanlah kami yang berdosa ini
Sekarang dan selama-lamanya.
Amin

“Meneladani Bunda Maria, Bunda Yesus Kristus yang selalu
sabar dalam pengharapan dengan kasihNya yang tak
terhingga”

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 2 Juli 2012
Peneliti

Veronica Tuwin Rahayu

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama


: Veronica Tuwin Rahayu

Nomor Mahasiswa : 071224047
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Implikatur dan Penanda Kesantunan Tuturan pada Berita Politik di Surat Kabar Tribun
Jogja Edisi Juni-Agustus 2011

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 2 Juli 2012
Yang menyatakan


(Veronica Tuwin Rahayu)

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Rahayu, Veronica Tuwin. 2012. Implikatur dan Penanda Kesantunan Tuturan
pada Berita Politik di Surat Kabar Tribun Jogja Edisi Juni-Agustus 2011.
Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD.
Skripsi ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif karena pada langkah
awal peneliti mengumpulkan data tuturan dalam surat kabar dan konteksnya, yang
dijadikan sebagai sumber data langsung. Selain itu penelitian ini mendeskripsikan
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati (tuturan-tuturan yang
ada di surat kabar).
Rumusan masalah dari penelitian ini ada dua. Pertama, jenis-jenis
implikatur apa saja yang ada dalam berita politik di koran Tribun Jogja edisi Juni
sampai dengan Agustus 2011? Kedua, penanda-penanda kesantunan apa saja yang
ada di berita politik di koran Tribun edisi Juni sampai dengan Agustus 2011?
Tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan jenis-jenis implikatur
yang terdapat pada berita politik di koran Tribun Jogja edisi Juni sampai dengan
Agustus 2011 dan mendeskripsikan penanda-penanda kesantunan yang terdapat di
koran Tribun Jogja edisi Juni sampai dengan Agustus 2011.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode observasi. Pelaksanaan metode observasi diwujudkan dengan teknik sadap
sebagai teknik dasar dan teknik catat sebagai teknik selanjutnya. Penelitian ini
menemukan hasil yaitu jenis-jenis implikatur yang tedapat di koran Tribun Jogja
edisi Juni sampai dengan Agustus 2011 ada tiga, implikatur dalam tindak tutur
langsung tidak literal, implikatur dalam tindak tutur tidak langsung literal dan
implikatur dalam tindak tutur tidak langsung tidak literal. Penanda-penanda
kesantunanya yaitu pilihan kata denotatif bermakana halus, pilihan kata konotatif
bermakna halus, penyebut nama orang secara santun, pemakaian keterangan
modalitas (pemakaian keterangan modalitas keharusan, pemakaian keterangan
modalitas yang menyatakan pengingkaran), dan gaya bahasa (gaya bahasa
perumpamaan dan hiperbola). Sedangkan tuturan-tuturan yang dipersepsikan
kurang santun yang ada di dalam tuturan berita politik surat kabar Tribun Jogja
edisi bulan Juni sampai dengan bulan Agustus adalah pilihan kata denotatif
bermakana kasar, pilihan kata konotatif bermakna kasar, dan penyebut nama
kurang santun.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut bagi peneliti lain dapat
mengembangkan penelitian sejenis seperti implikatur konvensional dan implikatur
percakapan yang juga menarik dan bermanfaat bagi pembaca.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Rahayu, Veronica Tuwin. 2012. The Implicature and The Markers of Speech
Politeness on The Political News of Tribun Jogja Newspaper in June–
August 2011 Edition. Thesis. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD.
This thesis was a qualitative descriptive research because on the first step
the researcher gathered the speech data and the contexts on the newspaper, which
was made as the direct data sources. Besides that, this research described the
written and spoken words from the observed people (the speech which were on
the news paper).
There are two problems formulation from this research. Firstly, what are
the kinds of implicatures which were found on the political news of Tribun Jogja
Newspaper in June until August 2011 Edition? Secondly, what are the markers of
politeness which were found on the political news of Tribun Jogja Newspaper in
June until August 2011 Edition?
The objectives of this research were to describe the kinds of implicatures
which were found on the political news of Tribun Jogja News paper in June until
August 2011 Edition and to describe the markers of politeness which were found
on the political news of Tribun Jogja News paper in June until August 2011
Edition.
The data gathering method which was used on this research was
observation method. The implementation of the observation method was in the
form of recording technique as the basic technique and noting technique as the
next technique. This research found a result, there were three kinds of
implicatures which were found on the Tribun Jogja News paper in June until
August 2011 Edition; which were the the implicatures in the unilateral direct
speech, the implicatures in literal indirect speech, and the implicatures in
unilateral indirect speech. The markers of politeness were the fine denotative
meaning of word choice, the fine connotative meaning of word choice, the
dignified manner of denominating people’s names, the usage of the modality
adverb (the usage of compulsion and denial stating modality adverb), and
language style (language style of imagery and hyperbole). Meanwhile, the speech
on the Tribun Jogja News paper in June until August 2011 Edition which were
perceived less politely were the harsh denotative and connotative meaning of
word choices, and also less polite manner of denominating people’s names.
Based on the research result, for other researchers could develop similar
research, such as cconventional and conversational implicatures which are also
interesting and useful for the readers.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
melimpahkan berkat, pertolongan, dan pendampingan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Implikatur dan Penanda Kesantunan Tuturan
pada Berita Politik di Surat Kabar Tribun Jogja Edisi Juni-Agustus 2011. Skripsi ini

ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa,
Sastra Indonesia, dan Daerah. Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, maka perkenankanlah penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik yang secara
langsung maupun tidak langsung. Penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih selaku Ketua Program Studi PBSID, dan Rishe
Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. selaku Wakil Ketua Program Studi PBSID
Universitas Sanata Dharma.
3. Prof. Dr. Pranowo selaku dosen pembimbing pertama dan Dr. Y. Karmin,
M.Pd., selaku dosen pembimbing kedua yang dengan penuh kesabaran
membimbing dan selalu memberi semangat kepada penulis.
4. Dr. R Kunjana Rahardi, M.Hum dan para dosen PBSID yang dengan
sabar, semangat, dan setia mendidik penulis selama belajar di Program
Studi PBSID.
5. Robertus Marsidiq selaku staf sekretariat Program Studi PBSID yang ikut
membantu kelancaran skripsi ini.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Keluarga terkasih yang senantiasa memberi kasih sayang, Ayah dan ibuku
tercinta Yustinus Untung Waluya dan Theresia Siti, kakak-kakakku
tersayang, Chatarina Panggih Rahayu dan Agustina Murih Rahayu yang
selalu memberi dukungan besar untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman setiaku yang juga menjadi teman berbagi suka dan duka, Leo
Agung Nova TH, yang selalu juga memberi kesabaran, kasih sayang serta
semangat, kritik dan saran agar skripsi ini baik adanya. Serta bapak F. A
Maryanto dan ibu Ermina Sumiasih, kakak-kakaku, Mbak Agnes, Mbak
Ipung, Mas Kanis, Mas Dicky serta adik-adikku Nugi dan Server.
8. Keluarga Besar Lembaga Bahasa, yang telah menjadi keluarga kedua
untukku, Ibu Retno, Ibu Heny, Ibu Dewi, Mas Sandi, Mbak Yohana, Mas
Ari, Mas Adit, Mas Guntur, Mas Ade, Mas Endru, Mbak Ayu, Mbak Dewi
DP, Mbak Aci, Mbak Lia, Mbak Tika, Mbak Aree, Pak Kuntoyo, Mas
Simon, Mbak Dian, Mbak Novie, Mbak Sita, Mbak Uci, Marceel, dan
siapa saja yang pernah menjadi bagian dari keluarga Lembaga Bahasa
Universitas Sanata Dharma.
9. Sahabat setiaku Rooselina Ayu S. dan kakakku mbak Ajeng yang sangat
membantu penyelesaian skripsi ini.
10. Teman-teman Prodi PBSID angkatan 2007, kelas B Luisa Maria Sari,
Ikawahyuningsih, Wahyuni, Lukita Purnamasari, dan teman-teman lain
yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas dukungan
doa dan keakraban selama kuliah.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIHAN KARYA ................................... vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................... vii
HALAMAN ABSTRAK................................................................................. viii
HALAMAN ABSTRACT ............................................................................... ix
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................ x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4
E. Batasan Istilah ..................................................................................... 4
F. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 5
G. Sistematika Penelitian ......................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 7

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Kajian Pustaka ................................................................................... 8
1. Implikatur ..................................................................................... 8
2. Tindak Tutur ................................................................................. 10
3. Kesantunan Berbahasa ................................................................... 11
4. Prinsip Kesantunan ........................................................................ 16
5. Penanda Tingkat Kesantunan ......................................................... 19
6. Gaya Bahasa ................................................................................. 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.................................................................................... 23
B. Sumber Data ...................................................................................... 24
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 24
D. Instrumen Penelitian ........................................................................... 25
E. Analisis Data ...................................................................................... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ..................................................................................... 27
B. Analisis Data ...................................................................................... 27
1. Jenis Jenis Implikatur dalam Tuturan di Surat Kabar .................... 27
1.1 Tindak tutur langsung tidak literal ........................................... 28
1.1.1 Modus Kalimat Berita sebagai Pertanyaan ...................... 30
1.1.2 Modus Kalimat Saran sebagai Perintah .......................... 32
1.2 Tindak Tutur Tidak Langsung Literal ................................. 33
1.2.1 Modus Kalimat Berita sebagai Perintah ........................... 33
1.2.2 Modus kalimat Saran sebagai Perintah ............................ 34

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.3 Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal........................... 36
2

Jenis-Jenis Penanda Kesantunan Tuturan di Surat Kabar
Tribun Jogja ................................................................................. 37
2.1 Pemakaian Diksi sebagai Penanda Tingkat Kesantunan ........... 37
2.1.1 Pilihan Kata Denotatif Bermakna Halus ...................... 38
2.1.2 Pilihan Kata Denotatif bermakna Kasar ....................... 39
2.1.3 Pilihan Kata Konotatif Bermakna Kasar ...................... 41
2.1.4 Pilihan Kata Konotatif Bermakna Halus ...................... 43
2.2 Pemakaian Keterangan Modalitas ............................................ 44
2.2.1 Pemakaian Keterangan Modalitas Keharusan .............. 44
2.2.2 Pemakaian Keterangan Modalitas Menyatakan
Pengingkaran .............................................................. 47
2.2.3 Pemakaian Keterangan Modalitas Menyatakan
Keheranan ................................................................... 49
2.3 Pemakaian Gaya Bahasa Sebagai Penanda Tingkat
Kesantunan ............................................................................. 51
2.3.1 Perumpamaan .............................................................. 51
2.3.2 Hiperbola .................................................................... 51

C. Pembahasan ....................................................................................... 52

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 67
B. Saran .................................................................................................. 68

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 69
LAMPIRAN .................................................................................................. 71
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Warga masyarakat pasti melakukan komunikasi antara warga satu dengan
yang lainnya, dan alat utamanya adalah bahasa, karena itu dapat dikatakan bahwa
fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat komunikasi (Sumarsono, 2004:143).
Berkomunikasi tentunya kita akan berhadapan dengan orang lain, bisa dengan
satu orang atau lebih, dengan berkomunikasi kita akan berinteraksi dengan orang
lain. Sebuah interaksi sosial akan terjalin dengan baik jika syarat-syarat tertenru
terpenuhi, salah satunya adalah kesadaran akan bentuk sopan santun. Bentuk
sopan santun dapat diungkapkan dengan berbagai hal, salah satun penanda sopan
santun adalah penggunaan bentuk pronomina dalam percakapan (Kushartanti,
2005:105)
Bentuk lain dari sopan santun adalah pengungkapan suatu hal dengan cara
tidak langsung. Salah satu bentuk ketidaklangsungan dapat ditemukan di dalam
maksud yang tersirat didalam ujaran, didalam hal ini ketidaklangsungan
masyarakat dan kemampuan seseorang untuk menangkap maksud yang tersirat.
Misalnya menanggapi sebuah hal yang diujarkan orang lain sebagai sebuah
perintah, maksud yang terkandung di dalam ujaran disebut dengan implikatur
(Kushartanti,2005:106)
Media merupakan alat (sarana) untuk berkomunikasi, media dapat berupa
koran, majalah, radio, televisi, poster dan spanduk (KBBI:2007). Media cetak
khususnya koran merupakan sarana media massa yang dicetak dan diterbitkan

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

harian. Koran memberikan banyak informasi yang dibutuhkan masyarakat, koran
memuat cerita atau keterangan mengenahi suatu kejadian atau peristiwa yang
hangat (KBBI: 2007).
Berita merupakan sajian utama sebuah media massa disamping opini
(Syamsul: 2006), berita di dalam surat kabar merupakan sarana untuk
pemberitahuan ataupun memberi kabar kepada masyarakat umum. Berita adalah
laporan tentang suatu kejadian yang dapat menarik perharian pembaca,
pemberitaan yang mengandung unsur politik juga menarik untuk dibaca
masyarakat. Menurut Kardiyat berita khususnya berita politik menjadi menarik
karena di berita politik menyangkut orang-orang yang berkedudukan tinggi di
negara ini. Kehiduapan politik dan kenegaraan secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi kehidupan rakyat, karena itu setiap orang akan tertarik
dengan berita-berita politik. (Kardiyat, 2005: 28) pengertian politik disini adalah
dalam arti luas, yakni sebagai ilmu pemerintahan negara, jadi tidak terbataskepada
pengertian partai dan kegiatannya. Pengertian politik dalam arti luas yang
dimaksudkan itu akan mencakup tidak saja masalah-masalah kenegaraan, sejak
dari diplomasi internasional, pemilihan umum, dan krisis-krisis kabinet sampai
kepada masalah-masalah politik yang timbul di daerah-daerah, misalnya masalah
pilkada (Kardiyat, 2005: 28).
Peneliti tertarik untuk meneliti berita-berita politik yang disajikan di koran
lokal Tribun Jogja karena majalah tribun merupakan koran yang baru dan belum
pernah diteliti sebelumnya, khususnya berita politiknya. Didalam berita politik
kita sering mengalami kesulitan dalam menangkap maksud yang sebenarnya ingin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

disampaikan. Secara sepintas peneliti melihat penggunaan bahasa yang digunakan
dalam pemberitaan berita politik juga mengandung makna yang tersirat dan
pengungkapan yang tidak langsung maupun secara langsung, serta latar belakang
yang berbeda tentang sesuatu yang dituturkan dalam berita politik tersebut. Untuk
itu peneliti bermaksud mengungkapkan implikatur tuturan dalam surat kabar dan
penanda-penanda yang menandakan ujaran itu santun atau tidak.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, masalah yang ingin
diteliti oleh peneliti adalah:
1. Jenis-jenis implikatur apakah yang ada dalam berita politik yang terdapat
di koran Tribun Jogja edisi Juni sampai Agustus 2011?
2. Penanda-penanda kesantunan apakah yang ada dalam berita politik yang
terdapat di koran Tribun Jogja edisi Juni sampai dengan agustus 2011?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan jenis-jenis implikatur yang terdapat pada berita politik di
koran Tribun Jogja edisi Juni sampai dengan Agustus 2011.
2. Mendeskripsikan penanda-penanda kesantunan yang terdapat pada berita
politik di koran Tribun Jogja edisi Juni sampai Agustus 2011.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pembaca
Manfaat bagi pembaca adalah pembaca dapat menambah pengetahuan
tentang implikatur dan tingkat kesantunan yang terdapat dalam surat kabar.
2. Bagi penelitian lain
Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penulisan yang ingin
mengadakan penelitian yang serupa dan berhubungan dengan implikatur dan
penanda kesantunan.
3. Bagi masyarakat luas
Menambah pengetahuan yang berkenaan dengan ilmu bahasa, khususnya
implikatur dan penanda kesantunan tuturan-tuturan yang ada dalam berita politik
di sutar kabar.

E. Batasan Istilah
Pembatasan istilah dilakukan agar penelitian ini tidak keluar dari tujuan
penelitian yang telah ditentukan. Pembatasan istilah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Berita politik
Berita politik adalah sebuah laporan; pemberitahuan; kabar; dan cerita atau
keterangan mengenai kejadian atau berita yang hangat mengenahi ketatanegaraan
atau kenegaraan pemerintahan, dasar pemerintahan (Depdiknas, 2005: 386)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

2. Santun
Santun adalah struktur bahasa yang disusun oleh penutur/penulis agar
tidak menyinggung perasaan pendengar atau pembaca (Pranowo, 2009: 4).
3. Tuturan
Kridalaksana (1993: 222) menyatakan tuturan sebagai kalimat atau bagian
kalimat yang dilisankan.
4. Implikatur
Menurut Gunawan ( 2005:8 ) implikatur adalah apa yang tersirat dari suatu
ujaran tanpa diujarkan secara eksplist atau ada makna yang tidak tampak langsung
dalam ujaran tersebut.

F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini memiliki lima ruang lingkup, adalah sebagai berikut.
1. Peneliti menggunakan pendekatan implikatur untuk meneliti berita politik
di koran lokal Tribun Jogja edisi Juni sampai dengan Agustus 2011.
2. Peneliti memilih surat kabar Tribun Jogja sebagai sumber penelitian.
3. Rubrik yang digunakan peneliti adalah rubrik berita politik pada setiap
edisinya.
4. Peneliti memilih bulan Juni sampai dengan Agustus 2011 untuk bahan
penelitiannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

G. Sistematika Penelitian
Adapun sistematika penyajian dijabarkan menjadi 5 (lima) bab, yaitu Bab
I Pendahuluan, (2) Landasan Teori, (3) Metodologi Penelitian, (4) Hasil Penelitian
dan Pembahasan, (5) Penutup.
Bab 1 adalah pendahuluan, yang berisi beberapa sub bab (1) latar
belakang, (2) rumusan masalah, (3) ruang lingkup, (4) tujuan penelitian,
(5) manfaat penelitian, (6) pembatasan istilah, dan (7) sistematika penyajian.
Ketujuh hal tersebut yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian
Analisis Wacana Berita Politik Dengan Menggunakan Pendekatan Implikatur
Pada Surat Kabar Tribun Jogja Pada Pereode Juli –Agustus 2011.
Bab II adalah landasan teori, yang berisi berisi tiga pokok bahasan yaitu
(1) penelitian terdahulu yang relevan, (2) kajian pustaka, dan (3) kerangka
berpikir. Kajian hasil penelitian yang terdahulu harus memiliki relevansi dengan
penelitian yang akan dilakukan. Semua teori berkaitan dan menjadi landasan
penelitian.
Bab III metodologi penelitian berisi (1) jenis penelitian, (2) data dan
sumber data, (3) objek penelitian, (4) teknik pengumpulan data, (5) teknik analisis
data, dan (6) instrumen pengumpulan data. Bab IV hasil penelitian dan
pembahasan dan bab V berisi kesimpulan dan penutup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini ada tiga. Pertama
adalah penelitian yang dilakukan oleh Margareta Kety Virginia dengan judul
Implikatur dan penanda tingkat kesantunan tuturan di dalam surat kabar.
Penelitian

ini

merupakan jenis

penelitian deskriptif

kualitatif.

Metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi,
dan diwujudkan dengan teknik sadap sebagai teknik dasar dan teknik catat sebagai
teknik lanjutan. Ada tiga jenis implikatur dalam tuturan di surat kabar, yaitu
tindak tutur langsung tindak literal, tindak tutur tidak langsung literal dan tindak
tutur tidak langsung tidak literal.
Selain itu ditemukan enam jenis penanda tingkat kesantuanan tuturan di
dalam surat kabar yakni diksi, keterangan modalitas, gaya bahasa, penyebut nama
orang, bentuk tuturan dan analogi. Enam jenis penanda inilah yang
memungkinkan mitra tutur atau pendengar bisa berpersepsi atau memberikan
penilaian terhadap tinggi rendahnya (tingkat) kesantunan tuturan di dalam surat
kabar.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Reka Yuda Mahardika dengan
judul Kesantunan dan Permainan Gaya Bahasa Dalam Tuturan Langsung dan
Tidak Langsung ( Analisis Kesantunan Leech Dalam Tuturan Pelawak
Extravaganza). Hasil penelitian ini adalah ketidaksantunan sebuah tuturan
menjadi kekuatan utama tuturan utama humor terbentuk, terdapat banyak sekali
pelanggaran-pelanggaran maksim kesantunan Leech dari pada pematuhannya.
7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

Namun demikian, frekuensi terbesar dari ketidaksantunan itu adalah tuturantuturan yang melanggar maksim penghargaan dan kebijaksanaan. Adapun gaya
bahasa pertentangan, yang termasuk didalam ironi, sinisme, sarkasme masuk ke
dalam pelanggaran terhadap maksim penghargaan.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh I Dewa Putu Wijana yang berjudul
Implikatur Dalam Wacana Pojok. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa sebuah
tuturan, khususnya tuturan yang diutarakan untuk maksud mengkritik, mengecam,
memberiakn saran dengan cara-cara yang sopan, seperti halnya wacana pojok
dikreasikan sedemikian rupa dengan tuturan-tuturan yang berimplikatur.
Implikatur-implikatur wacana pojok diungkapkan dalam tindak tutur langsung,
tindak tutur tidak langsung dan tindak tutur tidak literal.

B. Kajian Pustaka
1. Implikatur
Implikatur merupakan salah satu kajian dari pragmatik, Mulyana (2005: 79)
membagi kajian pragmatik mencakup empat hal yaitu deiksis, tindak ujar,
pranggapan dan implikatur. Implikatur adalah ujaran yang menyiratkan sesuatu
yang berbeda dengan yang sebenarnya diucapkan.
Implikatur dipakai untuk memperhitungkan apa yang dikatakan atau apa
yang dimaksudkan oleh penutur sebagai hal yang berbeda dari apa yang
dinyatakan secara harafiah (Rani, 2006:170). Implikatur merupakan tebakan
secara tidak langsung dari suatu penggunaan bahasa, atau suatu tindak tutur, mulai
dari yang sederhana sampai yang rumit. Di dalam pertuturan yang sesungguhnya,
penutur dan mitra tutur dapat secara lancar berkomunikasi karena mereka berdua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

memiliki semacam kesamaan latar belakang pengetahuan tentang sesuatu yang
dipertuturkan itu. Di antara penutur dan mitra tutur terdapat semacam kontrak
percakapan tidak tertulis bahwa apa yang sedang dipertuturkan itu saling
dimengerti (Rahardi, 2005: 42). Grice (1975) di dalam artikelnya “Logic and
Conversation” menyatakan bahwa sebuah tuturan dapat mengimplikasikan
proposisi yang bukan merupakan bagian dari tuturan tersebut. Proposisi yang
diimplikasikan itu dapat disebut dengan implikatur percakapan.
Tuturan yang berbunyi Bapak datang, jangan menangis! tidak sematamata dimaksudkan untuk memberitahukan bahwa sang ayah sudah datang dari
tempat tertentu. Si penutur bermaksud memperingatkan mitra tutur bahwa sang
ayah yang bersikap keras dan kejam itu akan melakukan sesuatu terhadapnya
apabila ia terus menangis. Dengan perkataan lain, tuturan itu mengimplikasikan
bahwa sang ayah adalah orang yang keras dan sangat kejam dan sering marahmarah pada anaknya yang sedang menangis. Di dalam implikatur, hubungan
antara tuturan yang sesungguhnya dengan maksud yang tidak dituturkan itu
bersifat tidak mutlak atau tidak harus diungkapkan secara langsung (Rahardi,
2005: 43).
Menurut Parker (Wijana, 2001: 218) (dalam Marggareta) pengungkapan
implikatur (maksud) dalam berkomunikasi dapat diwujudkan sekurang-kurangnya
ke dalam empat macam tindak tutur. Keempat tindak tutur itu, yakni tindak tutur
langsung, tindak tutur tuur tidak langsung, tindak tutur literal dan tindak tutur
tidak literal. jika keempat jenis tindak tutur tersebut diinteraksikan, maka akan
didapatkan empat jenis tindak tutur yang lain, yakni tindak tutur langsung literal,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

tindak tutur langsung tidak literal, tindak tutur tidak langsung literal, dan tindak
tutur tidak langsung dan tidak literal.
Tindak tutur langsung literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus
tuturan dengan makna yang sama dengan maksud pengutarannya. Maksud
memerintah disampaikan denagan kalimat perintah, memberitakan dengan kalimat
perintah, memberitakan dengan kalimat berita, menanyakan sesuatu denagan
kalimat tanya, dan sebagainya. Tindak tutur langsung tidak literal adalah tindak
tutur yang diutarakan dengan modus kalimat yang sesuai dengan maksud tuturan,
tetapi kata-kata yang menyusunnya tidak memiliki makna yang sama dengan
maksud penuturnya.
Tindak tutur tidak langsung adalah tindak tutur yang diungkapkan dengan modus
kalimat yang tidak sesuai dengan maksud pengutaraannya, tetapi maka kata-kata
yang menyusunnya sesuai dengan apa yang dimaksudkan penutur (Subagyo,
2003: 69). Sependapat dengan Subagyo, Wijana (2001:218) menjelaskan bahwa
tindak tutur tidak langsung adalah tindak tutur yang situasi atau maksud
pertuturannya diutrakan dengan modus kalimat yang tidak bersusaian. Misalnya,
maksud memerintah diungkapkan dengan kalimat tanya, dan sebagainya. Tindak
tutur tidak langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan
modus kalimat dan makna kalimat yang tidak sesuai dengan maksud yang hendak
diutarakan (Subagyo, 2003: 70-71).
2. Teori Tindak Tutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

Menurut

Austin

(Gunarwan,

1994:

84-85)

kesantunan

dalam

berkomunikasi ada kaitannya dengan tindak tutur, bahwa setiap ujaran dalam
tindak komunikasi selalu mengandung tiga unsur, yaitu (1) tindak lokusi berupa
ujaran yang dihasilkan oleh penutur, (2) tindak ilokusi berupa maksud yang
terkandung dalam tuturan, dan (3) tindak perlokusi berupa efek yang dirimbulkan
oleh tuturan. Searle (1975: 59-82) membagi tindak tutur menjadi lima kategori.
a. Asertif yaitu tuturan yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas
apa yang dianjurkan.
b. Direktif yaitu tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar
pendengar melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu.
c. Ekspresif yaitu tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar
ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan
dalam tuturan itu.
d. Komisif yaitu tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk
melaksankan apa yang disebutkan di dalam tuturannya.
e. Deklarasi yaitu tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk
menciptakan hal yang baru (status, keadaan, dan lain-lain)

3. Teori Kesantunan Berbahasa
Beberapa

indikator

kesantunan

berbahasa

Indonesia

dapat

diindentifikasikan atas dasar pendapat para ahli maupun atas dasar data penelitian
yang dianalisis oleh peneliti. Indikator yang sudah dikemukakan oleh para ahli
antara lain Grice (2000). Grice (2000: 362) menyatakan bahwa santun tidaknya
pemakaian bahasa dapat ditandai dengan beberapa hal sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

a. Ketika berbicara harus mampu menjaga martabat mitra tutur agar tidak
merasa dipermalukan.
b. Ketika berkomunikasi tidak boleh mengatakan hal-hal yang kurang
baik mengenahi diri mitra tutur.
c. Tidak boleh mengungkapkan rasa senang atas kemalangan mitra tutur.
d. Tidak boleh menyatakan ketidaksetujuan dengan mitra tutur sehingga
mitra tutur merasa jatuh harga dirinya.
e. Tidak boleh memuji diri sendiri atau membaggakan nasib baik atau
kelebihan diri sendiri.
Pranowo (2005: 103- 104) mengemukakan bahwa agar komunikasi dapat
terasa santun, tuturan ditandai dengan hal-hal berikut.
a. Perhatikan suasana perasaan mitra tutur sehingga ketika bertutur dapat
membuat hati mitra tutur berkenanan (angon rasa).
b. Pertemukan perasaan anda dengan perasaan mitra tutur sehingga isi
komunikasi sama-sama dikehendaki karena sama-sama diinginkan
(adu rasa).
c. Jagalah agar tuturan dapat diterima oleh mitra tutur karena mitra tutur
sedang berkenaan di hati (eman papan).
d. Jagalah agar tuturan selalu memperhatikan rasa ketidakmampuan
penutur dihadapan mitra tutur (sifat rendah hati).
e. Jagalah agar uturan selalu memperhatikan bahwa mitra tutur
diposisikan pada tempat yang lebih tinggi (sikap hormat).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

f. Jagalah agar tuturan selalu memperhatikan bahwa apa yang dikatakan
kepada mitra tutur juga dirasakan oleh penutur (sikap tepa selira)
Kesantunan berbahasa didasari oleh sikap hormat oleh penutur terhadap
mitra tuturnya yang berupa kesantunan dalam penggunaan bahasa. Berikut ini
adalah teori-teori yang berkaitan dengan kesantunan berbahasa.
a. Prinsip Kerja sama Grice
Sesorang yang mengujarkan sesuatu pasti mengandung maksud tertentu,
agar pesan atau maksud dapat sampai dengan baik pada peserta tutur. Komunikasi
yang terjadi itu perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip, sebagai berikut.
1) Maksim Kuantitas
Dalam maksim kuantitas, seseorang penutur diharapkan dapat memberikan
informasi yang cukup, relatif memadai, dan seinformatif mungkin. Informasi yang
dibutuhkan mitra tutur tidak boleh melebihi atau mengurangi informasi yang
sesungguhnya.
2) Maksim Kualitas
Seorang peserta tutur diharapkan dapat menyampaikan sesuatu yang nyata
dan sesuai fakta yang sebenarnya di dalam bertutur, fakta yang dituturkan harus
didukung dan didasarnya pada bukti-bukti yang jelas.
3) Maksim Relevansi
Di dalam maksim relevansi, dinyatkan bahwa agar terjalin kerja sama
yang baik antara penutur dan mitra tutur, masing-masing hendaknya dapat
memberikan kontibusi yang relevan tentang suatu hal yang sedang dituturkan itu.
4) Maksim Pelaksanaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

Maksim pelaksanaan ini mengharuskan peserta pertuturan bertutur secara
langsung, jelas dan tidak kabur (Rahardi, 2005: 57).
b. Prinsip Kesantunan Leech
1) Maksim Kebijaksanaan
Dalam maksim kebijaksanaan ini peserta pertuturan hendaknya berpegang
pada prinsip untuk selalu mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan
memaksimalkan keuntungan pihak lain dalam kegiatan bertutur. Dalam maksim
kebijaksanaan berlaku prinsip kurangi kerugian orang lain, tambahi keuntungan
orang lain.
2) Maksim Kedermawanan
Maksim kedermawanan atau maksim kemurahan hati, para peserta
pertuturan diharapkan dapat menghormati orang lain. Penghormatan terhadap
orang lain akan terjadi apabila orang dapat mengurangi keuntungan bagi dirinya
sendiri dan memaksimalkan keuntungan bagi pihak lain.
3) Maksim Penghargaan
Maksim penghargaan dijelaskan bahwa orang akan dapat dianggap santun
apabila dalam bertutur selalu berusaha memberikan penghargaan kepada pihak
lain, dengan adanya maksim ini para peserta tutur hendaknya menghindari saling
mencaci, saling mengejek, atau saling merendahkan peserta tutur lain.
4) Maksim Kesederhanaan
Di dalam maksim ini peserta tutur diharapkan dapat bersikap rendah hati
dengan cara mengurangi pujian terhadap dirinya sendiri. Maksim kesederhanaan
ini sering disebut juga maksim kerendahan hati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

5) Maksim Permufakatan
Maksim permufakatan sering disebut dengan maksim kecocokan (Wijana,
1996:59). Di dalam maksim ini ditekankan agar para peserta tutur dapat saling
membina kecocokan atau kemufakatan di dalam kegiatan bertutur. Apabila
terdapat kemufakatan atau kecocokan antara diri penutur dan mitra tutur dalam
kegiatan bertutur, masing-masing dari mereka akan dapat dikatakan bersikap
santun.
6) Maksim Kesimpatisan
Maksim kesimpatisan diharapkan agar para peserta tutur dapat
memaksimalkan sikap simpati antara pihak yang satu dengan pihak lainya. Sikap
antipati terhadap salah seorang peserta tutur akan dianggap sebagai tindakan tidak
santun. (Rahardi, 2005: 56)
c. Kesantunan Berbahasa
Bahasa merupakan cermin kepribadian seseorang (Pranowo, 2009: 3) lebih
dalam Pranowo mengemukakan bahwa bahasa bisa menjadi kepribadian bangsa,
melalui bahasa sesorang dapat diketahui kepribadiaanya. Ungkapan kepribadian
sesorang yang perlu di kembangkan adalah ungkapan kepribadian yang baik,
benar dan santun sehingga mencerminkan budi halus dan pekerti luhur sesorang.
Budi halus dan pekerti luhur merupakan tolok ukur kepribadian baik sesorang.
Struktur bahasa yang santun adalah struktur bahasa yang disusun oleh
penutur/penulis agar tidak menyinggung perasaan pendengar atau pembaca
(Pranowo, 2009: 4). Seseorang yang mampu berbahasa secara baik berarti sudah
mampu menggunakan bahasa sesuai dengan ragam dan situasi. Pemakaian bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

terasa semakin santun, penetur dapat berbahasa menggunakan bentuk-bentuk yang
dapat dirasa sebagai bahasa santun, seperti:
1) Menggunakan tuturan tidak langsung biasanya terasa lebih santun jika
dibandingkan dengan tuturan yang diungkapkan secara langsung.
2) Pemakaian bahasa dengan kata-kata kias terasa lebih santun
dibandingkan dengan pemakaian bahasa dengan kata-kata lugas.
3) Ungkapan memakai gaya bahasa penghalus terasa lebih santun
dibandingkan dengan ungkapan biasa.
4) Tuturan yang dikatakan berbeda dengan yang dimaksudkan biasanya
tuturan lebih santun.
5) Tuturan yang dikatakan secara implisit biasanya lebih santun
dibandingkan dengan tuturan yang dikatakan secara eksplisit
(Pranowo, 2009: 7).
4. Prinsip Kesantunan
a.

Skala kesantunan Leech

Skala kesantunan yang disampaikan Leech dapat dimanfaatkan untuk
menentukan peringkat kesantunan sebuah tuturan, skala kesantunan Leech itu
sebagai berikut:
1) Skala kerugian dan keuntungan
Menunjuk kepada besar kecilnya kerugian dan keuntungan yang
diakibatkan oleh sebuah tindak tutur pada sebuah pertuturan. Semakin tuturan
tersebut merugikan diri penutur, akan semakin dianggap santunlah tuturan itu.
2) Skala pilihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

Menunjuk kepada banyak atau sedikitnya pilihan yang disampaikan
penutur kepada mitra tutur di dalam kegiatan bertutur. Semakin pertuturan itu
memungkinkan penutur atau mitra tutur menentukan pilihan yang banyak dan
leluasa, akan dianggap semakin santunlah tuturan itu.
3) Skala ketidaklangsungan
Menunjuk kepada peringkat langsung atau tidak langsungnya maksud
sebuah tuturan. Semakin tuturan itu bersifat langsung akan dianggap semakin
tidak tidak santunlah tuturan itu.
4) Skala keotoritasan
Menunjuk kepada hubungan status sosial antara penutur dan mitra tutur
yang terlibat dalam pertuturan. Semakin jauh jarak peringkat sosial antara penutur
dan mitra tutur, tuturan yang digunakan akan cenderung menjadi semakin santun.
5) Skala jarak sosial
Menunjuk kepada peringkat hubungan sosial antara penutur dan mitra
tutur yang terlibat dalam sebuah tuturan. Ada kecenderungan bahwa semakin
dekat jarak peringkat sosial di antra keduanya, akan semakin kurang santunlah
tuturan itu. (Rahardi, 2009: 68)
b. Skala Kesantunan Brown dan Levinson
Brown dan Levinson mengemukakan pendapat yang berbeda dengan yang
disampaikan oleh Leech, Brown dan Levinson menemukan tiga skala penentu
tinggi rendahnya peringkat kesantunan sebuah tuturan. Ketiga skala tersebut
adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

1) Skala peringkat jarak sosial. Antara penutur dan mitra tutur banyak
ditentuakan oleh peringkat jarak sosial, ditentuakan juga adanya
parameter perbedaan umur, jenis kelamin, dan latar belakang
sosiokultural.
2) Skala peringkat status sosial. Skala status sosial antara penutur dan
mitra tutur didasarkan pada kedudukan asimetrik antara penutur dan
mitra tutur.
3) Skala peringkat tindak tutur. Skala peringkat tindak tutur didasarkan
atas kedudukan relatif tindak tutur yang satu dengan tindak tutur
lainnya (Rahardi,2009: 69).
c.

Skala kesantunan Robin Lakoff

Robin lakof menyatakan ada tiga ketentuan untuk dapat dipenuhi
kesantunan di dalam kegiatan bertutur, ketiga skala itu adalah:
1) Skala Formalitas. Dinyatakan bahwa agar para peserta tutur dapat
merasa nyaman dan krasan dalam kegiatan bertutur, tuturan yang
digunakan tidak boleh bernada memaksa, dan tidak boleh berkesan
angkuh.
2) Skala Ketidaktegasan. Seringkali disebut dengan skala pilihan yang
menunjukkan bahwa agar penutur dan mitra tutur dapat saling merasa
nyaman dan krasan dalam bertutur, pilihan-pilihan dalam bertutur
harus diberikan oleh kedua belah pihak.
3) Skala Kesekawanan atau kesamaan. Menunjukan bahwa agar dapat
bersifat

santun,

orang

haruslah

bersikap

ramah

dan

selalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

mempertahankan persahabatan antara pihak yang satu dengan pihak
yang lain (Rahardi, 2009: 70).

5. Penanda Tingkat Kesantunan
a. Pemakaian Diksi
Faktor yang menentukan santun tidaknya pemakian bahasa dapat
ditentukan oleh faktor kebahasaan, yang dimaksud adalah segala unsur yang
berkaitan dengan masalah bahasa, baik bahasa verbal maupun bahasa non verbal.
Salah satunya adalah pemakaian diksi, ada beberapa diksi yang jika dipakai secara
tepat dapat mengakibatkan pemakaian bahasa menjadi santun (Pranowo, 2009:
90). Perhatikan beberapa contoh berikut :
1) Pada pembukaan gedung olah raga Gor Among Rogo di Sleman ini, kami
mohon kesediaan Bapak berkenan untuk memotong pita.
2) Kecelakaan kereta pada malam itu membawa korban 3 orang meninggal yaitu
warga sipil.
Pemilihan kata mohon, bapak dan berkenaan pada kalimat pertama
memiliki kadar yang lebih santun dibandingkan menggunakan kata-kata minta,
dia minta, begitu pula pada kalimat kedua, menggunkan kata-kata meninggal yang
terdengar lebih santun dibanding menggunakan kata-kata mati atau tewas.
Pranowo (2005: 104) mengemukakan pemakaian kata-kata tertentu
sebagai pilihan kata (diksi) yang dapat mencerminkan rasa santun, misalnya.
1) Gunakan kata “tolong” untuk meminta bantuan orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

2) Gunakan frasa “terima kasih” sebagai penghormatan atas kebaikan
orang lain.
3) Gunakan kata “maaf” untuk tuturan yang diperkirakan dapat
menyinggung perasaan orang lain.
4) Gunakan kata”berkenan” untuk meminta kesediaan orang lain
melakukan sesuatu.
5) Gunakan kata “beliau” untuk menyebut orang ketiga yang dinilai lebih
dihormati.
6) Gunakan kata ‘Bapak/ Ibu” untuk menyebut orang kedua dewasa.
6. Pemakaian gaya bahasa
Pemakaian gaya bahasa menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan
pemakaian bahasa menjadi santun. Gaya bahasa adalah optimalisasi pemakaian
bahasa dengan cara-cara tertentu untuk mengefektifkan komunikasi. Menurut
Keraf (1985:113) gaya bahasa dapat dibatasi cara mengungkapkan pikiran melalui
bahasa secara khas yang memperhatikan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai
bahasa)
a. Majas metafora
Majas metafora banyak dipakai untuk menghaluskan pemakaian bahasa
Indonesia agar terasa

Dokumen yang terkait

Analisis Peningkatan Kualitas Surat Kabar Waspada Berdasarkan Penilaian Terhadap Atributnya

0 17 136

KONSTRUKSI PEREMPUAN DALAM BERITA KASUS ANGELINA SONDAKH (KORUPSI WISMA ATLET) PADA SURAT KABAR HARIAN TRIBUN JOGJA DAN HARIAN JOGJA

0 3 137

Penggambaran Maskulinitas Pada Iklan (Studi Deskriptif Penggambaran Maskulinitas Dalam Iklan Mobil Di Surat Kabar Tribun Jogja Selama Bulan Juni-Agustus 2013).

0 3 15

PENGGUNAAN AKRONIM PADA RUBRIK POLITIK DAN HUKUM DALAM SURAT KABAR KOMPAS EDISI AGUSTUS-NOVEMBER 2013 Penggunaan Akronim Pada Rubrik Politik Dan Hukum Dalam Surat Kabar Kompas Edisi Agustus-November 2013.

0 1 11

Penggunaan konjungsi intrakalimat dan antarkalimat dalam feature surat kabar Tribun Jogja edisi Desember 2015.

0 1 2

Jenis tindak tutur, tingkat kesantunan tuturan, dan penanda lingual kesantunan tuturan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta dan para pendukung dalam berita beberapa surat kabar nasional tahun 2012.

10 49 323

Implikatur dan penanda tingkat kesantunan tuturan di dalam surat kabar

0 0 1

JENIS TUTURAN, IMPLIKATUR, DAN KESANTUNAN DALAM WACANA RUBRIK KONSULTASI SEKS DAN KEJIWAAN PADA TABLOID NYATA EDISI MARET s/d AGUSTUS 2006.

2 20 152

TINDAK ILOKUSI DAN PENANDA TINGKAT KESANTUNAN TUTURAN DI DALAM SURAT KABAR

0 2 240

Jenis tindak tutur, tingkat kesantunan tuturan, dan penanda lingual kesantunan tuturan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta dan para pendukung dalam berita beberapa surat kabar nasional tahun 2012 - USD Repository

0 2 321