Studi Deskriptif Mengenai Derajat Self Esteem Pada Remaja Wanita Overweight Yang Melakukan Kegiatan Fitness di Pusat Kebugaran Kota Bandung.

(1)

 

i Universitas Kristen Maranatha  

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai derajat self esteem pada remaja wanita overweight yang melakukan kegiatan fitness di Kota Bandung. Menurut Coopersmith, self esteem adalah penilaian tentang evaluasi diri guna mempertahankan penghargaan terhadap diri disertai keyakinan bahwa dirinya adalah orang yang mempunyai kemampuan, penting, berguna dan sukses, dimana di dalam self esteem terdapat empat komponen area self esteem yaitu peer, parent, school dan personal interest.

Penelitian ini dikelompokan pada penelitian deskriptif dan pemilihan sample menggunakan metode purposive sampling dan didapat 45 remaja wanita overweight yang memenuhi karakteristik sampel yaitu remaja wanita overweight yang berusia 18-21 tahun. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner derajat self esteem yang disusun peneliti berdasarkan teori self esteem oleh Coopersmith. Berdasarkan uji validitas dengan menggunakan SPSS 17.0 diperoleh 40 item yang diterima. Uji reliabilitas alat ukur diperoleh hasil reliabilitas 0.714 artinya reliabilitas tinggi. Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan distribusi frekuensi dan tabulasi silang.

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, disimpulkan bahwa sebanyak 57,8% remaja wanita overweight yang melakukan kegiatan fitness di Kota Bandung memiliki derajat self esteem tinggi dan 42,2% remaja wanita overweight memiliki derajat self esteem rendah.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengajukan saran untuk melakukan penelitian lanjutan dalam meneliti hubungan antara kategori self esteem dengan area self esteem. Bagi para remaja wanita overweight yang melakukan kegiatan fitness di kota Bandung, diharapkan memahami seberapa besar derajat self esteem yang dimiliki agar mereka dapat mengetahui area mana yang rendah pada dirinya sehingga dapat mencari sumber-sumber di lingkungan dan memanfaatkannya saat remaja wanita overweight membutuhkan. Bagi pusat kebugaran diharapkan memberikan pelatihan berupa aktivitas fisik dan menyampaikai pentingnya self esteem kepada remaja wanita overweight sehingga diharapkan pengetahuan self esteem mereka berkembang. Pengetahuan tersebut membuat para remaja wanita overweight paham akan pentingnya self esteem bagi mereka, dengan begitu mereka mampu meningkatkan self esteem yang mereka miliki yaitu mampu menerima diri secara positif di lingkungan.


(2)

 

v Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Lembar judul Lembar Pengesahan

Abstrak... i

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi... v

Daftar Tabel... ix

Daftar Bagan... x

Daftar Lampiran... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 14

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 14

1.3.1 Maksud Penelitian... 14

1.3.2 Tujuan Penelitian... 15

1.4 Kegunaan Penelitian... 15

1.4.1 Kegunaan Teoritis... 15

1.4.2 Kegunaan Praktis... 15

1.5 Kerangka Pikir... 16


(3)

 

vi Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Self Esteem... 28

2.1.1 Definisi self esteem... 28

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Self Esteem... 29

2.1.3 Komponen Self Esteem... 30

2.1.4 Kategori Self Esteem... 31

2.1.5 Faktor-faktor yang meningkatkan Self Esteem... 32

2.1.6 Derajat Self Esteem... 32

2.2 Remaja... 34

2.2.1 Definisi Remaja... 34

2.2.2 Ciri-ciri Remaja... 35

2.2.3 Tahap Perkembangan Remaja... 37

2.2.4 Perkembangan Remaja... 38

2.2.5 Tugas Perkembangan Remaja... 39

2.3 Overweight... 40

2.3.1 Definisi Overweight... 40

2.3.2 Etiologi... 40

2.3.3 Tatalaksana Overweight secara umum... 42

2.3.4 Risiko Overweight... 43

2.4 Fitness... 44

2.4.1 Definisi Fitness... 44


(4)

 

vii Universitas Kristen Maranatha BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian... 46

3.2 Bagan Rancangan Penelitian... 46

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 46

3.3.1 Variabel Penelitian... 46

3.3.2 Definisi Operasional... 47

3.4 Alat Ukur... 48

3.4.1 Alat Ukur Self Esteem... 48

3.4.2 Prosedur Pengisian... 50

3.4.3 Sistem Penilaian... 50

3.4.4 Data Pribadi danPenunjang... ... 51

3.5 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur... 52

3.5.1 Validitas... 52

3.5.2 Uji Reliabilitas... 52

3.6 Populasi Sasaran Teknik Penarikan Sampling... 53

3.6.1 Populasi sasaran... 53

3.6.2 Karakteristik Populasi... 53

3.6.3 Teknik Penarikan Sampel... 53

3.7 Teknik Analisis Data... 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Responden ………... 55


(5)

 

viii Universitas Kristen Maranatha 4.1.2. Persentase Responden Berdasarkan

Berat dan Tinggi Badan………...……. 56

4.2. Hasil Pengolahan Data ………... 57

4.2.1. Hasil Pengolahan Data ………... 57

4.2.2. Tabulasi Silang Derajat Self Esteem dengan Aspek Self Esteem ………... 57

4.3. Pembahasan ………... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ………... 65

5.2. Saran ………... 66

5.2.1. Saran Teoritis ………... 66

5.2.2. Saran Praktis ………... 66

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RUJUKAN


(6)

 

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.4.1. Pembagian Item Alat Ukur Self Esteem ………... 49

Tabel 3.4.2. Skor Jawaban Alat Ukur Self Esteem ………... 51

Tabel 3.4.3. Nilai Self Esteem ………... 51

Tabel 4.1.1 Gambaran Responden – Usia ……… ... 55

Tabel 4.1.2 Gambaran Responden – Berat dan Tinggi Badan... 56

Tabel 4.1.3 Klasifikasi Berat Badan... 56

Tabel 4.2.1 Derajat Self Esteem... 57

Tabel 4.2.2. Tabulasi silang Data Primer Dengan Aspek-aspek Self Esteem …... 57


(7)

 

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR SKEMA

Skema 1.5. Kerangka Pemikiran ………... 26 Skema 3.1. Rancangan Penelitian ………... 46


(8)

 

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur LAMPIRAN B Kuesioner Self Esteem dan Data Penunjang LAMPIRAN C Kuesioner Self Esteem Inventory

LAMPIRAN D Data Mentah Hasil Kuesioner


(9)

(10)

LAMPIRAN A

VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR

No. Item Validitas Keterangan 1 0,538 Diterima

2 0,081 Ditolak

3 0,185 Ditolak

4 0,427 Diterima

5 0,632 Diterima

6 0,487 Diterima

7 0,120 Ditolak

8 0,119 Ditolak

9 0,182 Ditolak

10 0,558 Diterima

11 0,271 Ditolak

12 0,475 Diterima

13 0,70 Ditolak

14 0,256 Diterima

15 0,19 Ditolak 16 0,240 Ditolak

17 0,416 Diterima

18 0,150 Ditolak 19 0,132 Ditolak 20 0,40 Ditolak

21 0,669 Diterima

22 0,267 Ditolak

23 0,536 Diterima

24 0,613 Diterima

25 0,418 Diterima

26 0,538 Diterima

27 0,635 Diterima

28 0,600 Diterima

29 0,646 Diterima

30 0,695 Diterima

31 0,498 Diterima

32 0,673 Diterima

33 -0,475 Ditolak

34 0,713 Diterima

35 0,696 Diterima

36 -0,252 Ditolak

37 0,660 Diterima

38 0,790 Diterima

39 0,560 Diterima

40 0,147 Ditolak

41 0,538 Diterima

42 0,597 Diterima

43 0,658 Diterima

44 0,744 Diterima

45 0,630 Diterima

46 0,625 Diterima

47 0,451 Diterima

48 0,402 Diterima

49 0,637 Diterima

50 0,158 Ditolak

51 0,627 Diterima

52 0,506 Diterima

53 0,411 Diterima

54 0,460 Diterima

55 0,67 Ditolak

56 0,488 Diterima

57 0,742 Diterima

58 0,658 Diterima

Cronbach’s Alpha

Jumlah Item

.714 58


(11)

LAMPIRAN B

KUESIONER SELF ESTEEM DAN DATA PENUNJANG

KATA PENGANTAR

Dalam rangka memenuhi syarat kelulusan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung, salah satu syarat kelulusan yang harus dipenuhi adalah mata kuliah Skripsi. Adapun judul Skripsi ini adalah Studi Deskriptif Mengenai Derajat Self esteem pada remaja wanita Overweight yang Melakukan kegiatan fitness di Pusat Kebugaran Kota Bandung

Sehubungan dengan hal tersebut, maka Anda dimohon kesediaannya untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner ini. Data yang diperoleh nantinya akan dipergunakan untuk penelitian ini.

Anda diharapkan untuk mengisi kuesioner ini dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya. Identitas dan kerahasiaan jawaban Anda akan dijaga.

Atas kesedian dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,


(12)

KUESIONER SELF ESTEEM

Petujuk Pengisian:

Dalam kuesioner ini terdapat sejumlah pernyataan mengenai perilaku Anda dalam situasi-situasi yang Anda alami selama menjalani kegiatan fitness di pusat kebugaran Kota Bandung. Jawablah setiap pernyataan dengan jujur. Berikanlah tanda silang pada salah satu kotak dari empat kotak yang tersedia. Terdapat empat alternatif sebagai jawaban, yaitu: Sesuai (S), Cukup Sesuai (CS), Kurang Sesuai (KS) dan Tidak Sesuai (TS).

Contoh:

No. PERNYATAAN S CS KS TS

1. Saya merasa diri saya menarik. X

Perlu Anda perhatikan bahwa tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban adalah benar. Jangan terlalu terpaku pada satu pernyataan dan jawablah dengan spontan. Jawaban yang Anda berikan akan dijamin kerahasiaannya.

Jawablah seluruh pernyataan yang tersedia. Jika sudah selesai harap diperiksa kembali kelengkapan jawaban yang Anda berikan, jangan sampai ada pernyataan yang tidak dijawab atau terlewat. Terima kasih atas partisipasi Anda dan selamat mengerjakan.

     


(13)

LAMPIRAN D

DATA MENTAH HASIL KUESIONER SELF ESTEEM

responden

/ item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3

2 2 2 2 2 2 3 3 1 3 2 2 2 3 2 3 1 1 1 3 3

3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4

4 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2

5 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2

6 2 2 3 1 1 3 3 2 3 2 2 2 3 1 2 2 3 1 3 3

7 4 3 4 1 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4

8 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 1 3 3

9 3 3 3 1 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3

10 3 3 3 3 4 2 3 2 3 2 4 3 4 3 2 1 1 1 4 2

11 2 3 4 3 2 4 2 2 4 4 3 2 3 2 3 4 2 3 4 3

12 3 3 4 2 3 1 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 4 2 4 4

13 2 2 4 1 3 4 3 2 2 3 4 1 3 2 3 2 3 2 4 4

14 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 1 3 2 2 2 2 4

15 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3

16 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 1 1 3 3

17 3 3 2 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 2 1 4 3 3

18 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 1 1 2 3

19 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 4 4

20 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 1 3 2 2 4 3 2 2 3 2

21 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4

22 4 4 3 3 3 4 2 4 4 2 4 4 3 3 3 4 2 3 4 4

23 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 4 4

24 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3

25 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 1 1 2 4 3

26 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2

27 3 2 3 1 2 4 3 2 4 2 4 4 2 2 4 3 2 2 4 4

28 3 3 2 1 4 3 3 3 4 3 2 3 2 3 4 4 2 4 3 3

29 3 3 4 3 2 3 3 4 4 1 2 3 4 4 3 4 1 3 3 4

30 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3

31 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 1 3 1 3

32 3 3 4 3 2 3 3 1 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 1

33 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4

34 1 3 2 2 2 1 3 2 2 2 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3

35 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 2 4 2 1 2 4 4

36 2 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 4 2 4 4

37 4 3 3 3 3 4 2 2 2 3 4 3 2 2 4 3 3 3 4 3

38 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3

39 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3

40 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3

41 4 3 4 1 3 4 3 3 4 3 4 1 3 3 3 3 3 3 4 4

42 3 3 4 2 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4

43 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 1 2 1 2 2 2 2

44 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3


(14)

responden

/ item 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Total

1 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 100

2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100

3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 139

4 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 96

5 2 2 3 3 1 3 2 2 1 2 2 1 3 2 3 3 3 2 2 3 100

6 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 95

7 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 136

8 3 3 3 3 3 4 3 2 4 2 2 3 4 4 3 1 3 3 4 2 109

9 3 3 3 1 3 2 2 1 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 98

10 4 1 3 1 4 2 3 3 2 2 3 1 3 2 3 1 3 3 2 1 100

11 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 121

12 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 121

13 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 122

14 3 2 3 4 2 3 3 2 3 3 2 4 3 2 1 3 4 1 2 2 99

15 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 130

16 3 3 3 2 2 3 1 3 3 3 2 1 3 2 2 3 3 4 3 3 100

17 3 3 4 3 4 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 123

18 3 2 2 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 4 2 2 3 4 4 4 100

19 2 4 4 3 4 4 3 3 2 2 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 126

20 2 3 2 2 3 2 2 1 3 2 2 3 4 2 3 3 3 2 2 2 98

21 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 149

22 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 144

23 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 142

24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 118

25 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 100

26 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 91

27 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 2 121

28 4 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 123

29 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 134

30 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 133

31 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 3 3 2 3 3 1 3 4 2 3 99

32 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 99

33 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 133

34 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 99

35 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 140

36 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 135

37 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 2 4 3 3 3 3 4 127

38 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 119

39 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 119

40 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 100

41 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 138

42 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 139

43 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 97

44 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 100


(15)

LAMPIRAN E

TABULASI SILANG DATA PRIMER DAN DATA PENUNJANG

Tabel 4.1 Tabulasi silang antara derajat Self esteem dengan Penilaian Orang Lain Terhadap Individu

Penilaian orang lain terhadap individu Dengan

pujian Acuh

Memberi

hadiah Total Self

Esteem

Tinggi Count 21 0 4 25

% 63,6 0 57 55,55

Rendah Count 12 5 3 20

% 36,3 100 42,8 44,44

Total Count 33 5 7 45

% 100 100 100 100

Tabel 4.2 Tabulasi silang antara Derajat Self esteem dengan Sejarah Kesuksesan

Sejarah kesuksesan Menang dalam perlombaan Mendapat posisi tertentu di perusahaan Masuk perguruan tinggi Total Self Esteem

Tinggi Count 4 6 15 25

% 57,1 75 50 55,55

Rendah Count 3 2 15 20

% 42,8 25 50 44,44

Total Count 7 8 30 45


(16)

Tabel 4.3 Tabulasi silang antara Derajat Self esteem dengan Sejarah Kesuksesan Sejarah kesuksesan Dalam bidang akademik Dalam bidang pekerjaan Dalam bidang keluarga Total

Self Tinggi

Count 8 13 4 25

% 40 72,2 57,1 55,55

Esteem

Rendah Count 12 5 3 20

% 60 27,7 42,8 44,44

Total Count 20 18 7 45

% 100 100 100 100

Tabel 4.4 Tabulasi silang antara Derajat Self esteem dengan Faktor Status

Status Posisi tinggi Posisi

sedang

Posisi

rendah Total Self Tinggi

Count 7 16 2 25

% 77,7 51,6 40 55,55

Esteem

Rendah Count 2 15 3 20

% 22,22 48,3 60 44,44

Total Count 9 31 5 45

% 100 100 100 100

Tabel 4.5 Tabulasi silang antara Derajat Self esteem dengan Sikap Individu dalam Merespon Kegagalan

Sikap individu dalam merespon kegagalan Bersedih Bercerita Mencoba hal baru

Biasa-biasa saja Total

Self tinggi

Count 3 9 9 2 23

% 21,4 64,2 90 28,5 51,11

Esteem

Rendah Count 11 5 1 5 22

% 78,5 35,7 10 71,4 48,8

Total Count 14 14 10 7 45


(17)

Tabel 4.6 Tabulasi silang antara Derajat Self esteem dengan Penilaian orang lain Terhadap Individu

Penilaian orang lain terhadap individu Penampilan Hasil kerja Nilai

pelajaran Total Self Tinggi

Count 12 9 3 24

% 48 75 16,6 53,33

Esteem

Rendah Count 13 3 5 21

% 52 25 83,3 46,66

Total Count 25 12 6 45

% 100 100 100 100

Tabel 4.7 Tabulasi silang antara Derajat Self esteem dengan Penerimaan Figur yang Signifikan

Penerimaan figur yang signifikan Dengan baik

Biasa-biasa saja

Kurang

baik Total

Self Tinggi

count 22 3 0 25

% 59,45 37,5 0 55,55 Esteem

Rendah Count 15 5 0 20

% 40,54 62,5 0 44,44

Total count 37 8 0 45

% 100 100 0 100

Tabel 4.8 Tabulasi silang antara Derajat Self esteem dengan Kelas Sosial

Kelas sosial Memberikan sumbangan Ikut hadir dalam acara Tidak

peduli Total

Self Tinggi

count 7 14 2 23

% 53,8 51,85 40 51,11

Esteem

Rendah Count 6 13 3 22

% 46,15 48,14 60 48,88

Total count 13 27 5 45


(18)

LAMPIRAN C

KUESIONER SELF ESTEEM INVENTORY (COOPERSMITH,1967)

Aspek Indikator Item

positif

Item negatif

Personal interest

Kemampuan untuk memanfaatkan

waktu 1,15

Kemampuan untuk menyatakan diri 2 50.51 Kemampuan untuk merasakan

sesuatu 6,19,56 16,49,57

Kemampuan untuk mengubah diri 9 Kemampuan untuk mengungkapkan

pendapat 10,13,44,47

Kemampuan untuk melakukan

sesutu dengan baik 20

Peer

Perasaan menjadi orang lain 3,8

Kemampuan untuk disukai orang

lain 4,11,17,45 43

Kemampuan untuk menunjukkan

keberhasilan 52

Kemampuan untuk mengerti orang

lain 54

Parent

Kemampuan untuk bergembira

dengan orang tua 5

Kemampuan untuk merasakan

sesuatu di rumah 12

Kemampuan orangtua untuk

mengeri anak 18,46 53

School

Kemampuan untuk mengungkapkan

diri 7

Kemampuan untuk menunjukkan

hasil karya 14

Kemampuan pengajar untuk


(19)

ALAT UKUR SELF ESTEEM

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini seakan-akan saudara sedang menggambarkan diri saudara sebagaimana adanya. Jawablah dengan respon pertama saudara. Jangan melewati 1 nomor pun. Bacalah setiap pernyataan baik-baik, lalu pilihlah salah satu jawaban dari 4 pilihan jawaban tersebut dengan memberi tanda silang (X) pada kolom yang saudara pilih.

Keterangan pilihan jawaban : SS : Sangat sesuai

S : Sesuai

KS : Kurang sesuai TS : Tidak sesuai


(20)

No Pernyataan SS S KS TS 1 Saya menghabiskan waktu saya untuk melamun

2 Saya mudah disukai orang lain

3 Saya dan orang tua bergembira bersama

4 Saya tidak pernah khawatir secara berlebihan soal apapun

5 Saya bisa mengutarakan pendapat saya, tanpa terlalu banyak masalah

6 Saya mudah merasa kecewa di rumah

7 Saya bangga terhadap prestasi akademik di sekolah 8 Saya merasa popular/terkenal di lingkungan teman

sebaya

9 Saya mudah menyerah

10 Saya cukup bahagia

11 Saya lebih memilih bergaul dengan orang yang lebih muda dari saya

12 Orang tua saya banyak berharap pada saya 13 Saya menyukai semua orang yang saya kenal 14 Saya senang menjadi seorang figur di dalam kelas 15 Saya mengerti diri saya

16 Sangat menyenangkan berpikir tentang saya 17 Semua hal bercampur aduk dalam hidup saya 18 Teman-teman selalu mengikuti ide saya

19 Tak ada satupun yang memberikan perhatian pada saya di rumah

20 Saya tidak terlalu baik di sekolah dan tidak seperti apa yag saya harapkan

21 Saya dapat mengutarakan pendapat dan berpegang kuat pada pendapat itu


(21)

saya

23 Saya tidak senang berada diantara orang lain 24 Seringkali saya ingin meninggalkan rumah 25 Saya sering merasa kecewa di sekolah 26 Saya sering malu pada diri saya

27 Jika ada yang ingin saya katakana, saya selalu mengungkapkannya

28 Saya disuksi oleh anak-anak

29 Orang tua saya mengerti tentang diri saya 30 Saya selalu mengatakan sesuatu dengan jujur 31 Pengajar membuat saya merasa kurang baik

32 Saya tidak peduli atas apa yang terjadi pada diri saya 33 Saya adalah orang yang gagal

34 Orang lain lebih baik daripada saya

35 Saya sering merasakan, seakan-akan orang tua saya sedang menghukum saya

36 Saya mengerti apa yang dikatakan orang lain 37 Saya kurang diberi semangat di sekolah 38 Saya tidak dibutuhkan orang lain 39 Saya tidak menarik seperti orang lain 40 Saya biasanya diarahkan orang lain


(22)

DATA PENUNJANG

IDENTITAS

Nama (inisial) :

Usia :

Tinggi badan :

Berat badan :

Di bawah ini terdapat beberapa pertanyaan mengenai hubungan saudara dengan orang lain. Mohon saudara menjawab sesuai dengan keadaan saudara yang sebenarnya. Lingkarilah pilhan jawaban yang sesuai dengan saudara.

1. Bagaimana cara orang lain menghargai prestasi yang pernah tercapai oleh saudara?

a. Dengan pujian b. Acuh

c. Memberi hadiah

2. Pengalaman yang paling saudara banggakan dan merupakan kesuksesan dalam hidup saudara adalah :

a. Menang dalam suatu perlombaan

b. Mendapat posisi tertentu di suatu perusahaan c. Masuk ke perguruan tinggi


(23)

Jelaskan alasannya:... ...

3. Menurut saudara, kesuksesan yang paling penting adalah : a. Dalam bidang akademik

b. Dalam bidang pekerjaan c. Dalam bidang keluarga

4. Saudara merasa status dan posisi saudaradalam masyarakat adalah :

a. Tergolong status dan posisi tinggi. Saya dianggap penting oleh masyarakat lain.

b. Tergolong status dan posisi sedang. Saya dianggap penting oleh sebagian masyarakat.

c. Tergolong status dan posisi rendah. Saya tidak dianggap penting oleh masyarakat lain.

5. Bagaimana sikap saudara dalam menghadapi kegagalan : a. Bersedih

b. Bercerita kepada orang lain c. Mencoba hal baru

d. Biasa-biasa saja

6. Hal-hal yang biasa dinilai oleh orang lain terhadap diri saudara adalah : a. Penampilan

b. Hasil kerja c. Nilai pelajaran


(24)

Sejauh mana hal tersebut mempengaruhi keadaan diri saudara ? Jelaskan alasannya

... ... ...

7. Bagaimana penerimaan dari lingkungan keluarga terhadap diri saudara :

a. Dengan baik

b. Biasa-biasa saja

c. Kurang baik

8. Bagaimana cara saudara menghadapi ajakan partisipasi sosial dari lingkungan saudara?

a.Memberikan sumbangan

b.Ikut hadir dalam acara


(25)

KETERANGAN

1. Pertanyaan nomor 1 menjaring faktor penilaian orang lain terhadap individu.

2. Pertanyaan nomor 2 menjaring faktor sejarah kesuksesan.

3. Pertanyaan nomor 3 menjaring faktor sejarah kesuksesan.

4. Pertanyaan nomor 4 menjaring faktor status.

5. Pertanyaan nomor 5 menjaring faktor sikap individu dalam merespon kegagalan..

6. Pertanyaan nomor 6 menjaring faktor penilaian orang lain terhadap individu.

7. Pertanyaan nomor 7 menjaring faktor penerimaan figur yang signifikan dari keluarga


(26)

1  

Universitas Kristen Maranatha  

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masa remaja dianggap sebagai periode perubahan dan merupakan masa yang kritis karena terjadi peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, yang ditandai dengan perubahan aspek fisik, psikis dan psikososial (Dariyo,2004). Berkaitan dengan pertumbuhan fisik tersebut, bentuk tubuh yang ideal merupakan hal yang paling diinginkan oleh semua orang terutama kaum remaja wanita yang mulai mengembangkan harga diri. Oleh karena itu, kecenderungan menjadi gemuk atau overweight dapat mengganggu sebagian remaja wanita pada masa puber dan menjadi sumber keprihatinan selama tahun-tahun awal masa remaja

(Hurlock,1980).

Tubuh adalah bagian utama dalam penampilan fisik setiap manusia dan merupakan cermin diri dari semua manusia yang mendambakan penampilan fisik yang menarik. Dalam kehidupan sosial, bentuk tubuh menjadi representasi diri yang pertama dan paling mudah terlihat. Hal ini menyebabkan orang kemudian menjadi terdorong untuk memiliki tubuh yang ideal (Breakey, 2003). Namun, jika membandingkan hasrat untuk berpenampilan menarik, terlihat lebih besar pada wanita daripada pria (Davies & Furnham, 2002; Whitaker dalam Thompson, 2004 Tobin-Richards dalam Thompson, 2004, Psychology Today dalam Thompson, Heinberg, Altabe, & Tantleff-Dunn, 2003). Kecenderungan lain adalah wanita lebih terpengaruh oleh bayangan ideal yang diajarkan oleh kebudayaan atau


(27)

2  

Universitas Kristen Maranatha  

lingkungan mereka. Dengan kata lain, wanita seringkali ditempatkan pada posisi yang ditekankan untuk menjadi seseorang dengan penampilan yang menarik.

Lebih besarnya keinginan wanita untuk berpenampilan menarik saling terkait dan juga merupakan penunjang bagi terbentuknya pandangan wanita tentang dirinya yang positif (Cash & Hicks dalam Plinner, Chaiken & Flett, 2004). Ada dua pendapat yang mendukung bahwa memiliki penampilan fisik yang baik itu sangat penting. Yang pertama, citra tubuh itu penting karena berkaitan erat dengan self esteem atau rasa penghargaan kita terhadap diri sendiri (Baumrind, 2001; Harter dalam Sternberg & Kolligan, Jr, 2001). Yang kedua, menurut Goffman (2003), citra tubuh yang merupakan bagian dari gambaran diri yang kita buat, dapat meningkatkan self esteem.

Penelitian WHO,1979 menyatakan bahwa pada kaum wanita di usia remaja akan ditandai dengan kematangan organ seksualnya yaitu mengalami menstruasi, dimana dalam fase ini, remaja wanita akan mengalami perubahan dalam bentuk fisiknya. Perubahan bentuk fisik inilah yang akan menyebabkan bentuk tubuh yang berbeda pada tiap individu, dimana setelah mengalami masa menstruasi, remaja wanita akan mengalami perubahan berat badan karena ada sebagian hormon yang meningkat sehingga menimbulkan kadar lemak dalam tubuh. Dalam situasi tertentu inilah yang akan membuat ukuran tubuh sebagian remaja wanita menjadi kurang menarik.   

Penilaian wanita terhadap penampilan fisiknya merupakan hal yang tidak terlepas dari penilaiannya terhadap dirinya secara keseluruhan. Sedangkan untuk melakukan suatu penilaian setidaknya dibutuhkan suatu


(28)

3  

Universitas Kristen Maranatha  

patokan untuk memperoleh makna dari penilaian tersebut. Saat ini patokan penampilan fisik wanita sudah terinternalisasi dalam budaya massa yaitu figur wanita yang dikarakteristikkan dengan tubuh yang ideal. Hal ini sangat mencolok bagi remaja putri dimana banyak didapatkan mereka memiliki ketidakpuasan terhadap penampilan fisiknya. Memiliki tubuh yang ideal merupakan dambaan setiap remaja wanita dan penampilan fisik yang baik memiliki daya tarik yang kuat.

Analisa hasil menunjukkan bahwa hanya kepuasaan terhadap tubuh, kebiasaan berpikir negatif tentang tubuh serta BMI (Body Mass Index) seseorang yang mampu memprediksi penampilan fisik. Evaluasi subyektif seseorang lebih berkontribusi terhadap pembentukan harga diri dibandingkan dengan pengukuran proporsi tubuh yang lebih obyektif seperti misalnya BMI. Selanjutnya nilai, penampilan fisik dan kebiasaan berpikir negatif tentang tubuh mampu memprediksi harga diri. Sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan pentingnya kebiasaan berpikir negatif tentang tubuh akan mempengaruhi self esteem melalui kontribusinya terhadap penampilan fisik.

Pada umumnya ukuran dan bentuk tubuh remaja wanita kerap kali diidentikan dengan kecantikan. Adanya perubahan fisik yang terjadi pada masa remaja antara lain tinggi badan, berat badan, proporsi tubuh dan organ seks. Banyak hal yang dilakukan oleh remaja wanita untuk mendapatkan penampilan fisik yang indah seperti diet dan berolahraga. Salah satu pengaruh budaya yang utama terhadap remaja wanita adalah mengenai penampilan fisik (Yusuf Syamsu 2007 Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja).  


(29)

4  

Universitas Kristen Maranatha  

Selain pada penampilan fisik, self esteem juga memiliki hubungan dengan kemampuan intelektual individu, problem solving individu, dan affective statesPada kemampuan intelektual, individu dengan self esteem yang yang tinggi cenderung memiliki karakteristik kepribadian yang dapat mengarahkan pada kemandirian sosial dan kreativitas yang tinggi. Individu yang mempunyai harga diri yang tinggi cenderung mampu mencapai tujuan-tujuan secara realistik dan efektif, dengan kata lain mereka lebih efektif dan efisien dalam menghadapi tantangan kehidupan selanjutnya(Coopersmith,1967).

Dapat diartikan self-esteem akan menghasilkan prestasi akademis level tertentu dan self esteem dibutuhkan individu untuk mencapai kesuksesan akademis. Self esteem dan prestasi akan saling memberi berkontribusi.

Berdasarkan hasil wawancara kepada 30 orang wanita, 60% diantaranya mengungkakpkan bahwa kebutuhan akademis sangat penting, dan mereka mengatakan bahwa nilai dari penampilan fisik kurang diperhatikan oleh lingkungan

Pada kemampuan problem solving, adalah kemampuan individu untuk menciptakan suatu solusi terhadap sesuatu yang dianggap menjadi suatu masalah. Hal ini akan menunjukkan perasaan mampu, yang ditunjukkan oleh kemampuan individu bahwa dirinya merasa mampu dan memiliki sikap optimis dalam menghadapi masalah kehidupan. Berdasarkan hasi wawancara kepada 30 orang wanita, 35% diantaranya mampu untuk bersikap optimis terhadap masalah kehidupannya. Menurut mereka penampilan fisik yang kurang ideal tidak mempengaruhi kemampuan untuk memecahkan masalah


(30)

5  

Universitas Kristen Maranatha  

Pada kemampuan affective states adalah perasaan berarti, dimana ditunjukkan oleh kemampuan individu menghargai dirinya sendiri, percaya diri dan menerima apa adanya atas keadaan dirinya. Berdasarkan hasil wawancara dengan 30 orang wanita, 30% diantaranya mengungkapkan bahwa mereka menerima dirinya apa adanya dan keberadaan mereka diterima oleh lingkungannya karena mereka mampu menunjukkan kelebihan pada bidang lain.

Bagi remaja wanita penampilan fisik sangat penting karena menurut mereka hal tersebut dapat membuat mereka lebih percaya diri dan akan menimbulkan kepuasan bagi remaja wanita. Adanya masalah perubahan berat badan yang terjadi pada usia remaja akan menimbulkan kekecewaan bagi remaja wanita (Desmita,2006.Psikologi Perkembangan.Bandung). Guna mengetahui berat badan ideal dapat menggunakan rumus Brocca sebagai berikut yaitu kelebihan berat badan yang tergolong Obesity bila melebihi 20% dari berat badan normal sedangkan bila melebihi 10% dari berat normal itu termasuk Over-weight. Overweight adalah keadaan dimana berat badan seseorang melebihi berat badan

normal (www.kabarindonesia.com).

Pada usia remaja, proporsionalitas tubuh merupakan hal penting karena dapat membangun harga dirinya di lingkungan. Penampilan yang menarik juga dapat memancarkan pengaruh yang menyenangkan untuk orang lain. Jika wanita itu mempunyai ukuran tubuh yang overweight, mereka biasanya akan diabaikan di lingkungannya terutama oleh kaum pria (The Adolescent, F.Philip,1998).

Adanya ketidakpuasan terhadap penampilan fisik, membuat remaja wanita melakukan berbagai cara untuk menjaga agar tetap mendapatkan proporsi tubuh


(31)

6  

Universitas Kristen Maranatha  

yang ideal dan menarik bagi orang lain. Salah satu cara tersebut adalah dengan olahraga. Olahraga bisa dengan berbagai cara antara lain dengan melakukan kegiatan fitness (Boyd and Hrycaiko,1997). Fitness adalah suatu gaya hidup sehat dimana disini akan melatih kebugaran badan agar membuat tubuh tetap proporsional (Majalah Tempo,Maret 2008).

Tradisi fitness memang sudah menjadi gaya hidup dimana remaja wanita yang melakukan fitness ini pun mempunyai tujuan yang sama antara lain menurunkan berat badan, membentuk otot, merampingkan badan atau menjaga kebugaran tubuh. Di pusat kebugaran terdapat suatu program khusus untuk mengurangi berat badan yang melebihi normal, yang ditangani langsung oleh seorang dokter ahli gizi dan pada aktivitas fitness ini akan didampingi oleh beberapa pelatih serta diberikan porsi beban yang sesuai dengan keadaan fisik masing-masing individu. Penanganan seperti ini akan membuat penurunan berat

badan yang lebih cepat.

Bagi remaja wanita dianugerahi penampilan fisik yang menarik adalah hal yang paling berharga karena dalam interaksi sosialnya mereka diterima dengan baik. Penampilan fisik yang menarik kemudian diasosiasikan dengan derajat harga diri seorang remaja wanita (Stenberg,1993). Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 orang remaja wanita, 70% diantaranya mengaku bahwa penampilan mereka sering kali dikritik oleh teman sebayanya. Penampilan fisik mereka kurang indah dilihat mata karena berat badan yang kurang proporsional. Mereka juga merasa dijauhi maka dari itu mereka hanya memiliki sedikit teman, selain itu mereka kurang mampu mengekspresikan diri di lingkungan karena kurang percaya diri.


(32)

7  

Universitas Kristen Maranatha  

Sebaliknya 30% yang lainnya, tidak merasa terganggu dengan bentuk tubuhnya, mereka tetap nyaman bergaul, percaya diri dan dihargai oleh teman sebayanya.

Dari fakta-fakta mengenai penampilan fisik ini akan memberikan gambaran pada penerimaan dan penghargaan diri atau disebut dengan self esteem. Penelitian Coopersmith,1967 mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara penampilan fisik dengan self esteem, dimana self esteem merupakan evaluasi atau penilaian seseorang mengenai dirinya sendiri yang disimpulkan seseorang dan tetap dipertahakannya, evaluasi diri ini mencerminkan sikap penerimaan atau penolakan dan merupakan indikasi sejauh mana terjadi yang bersangkutan menganggap dirinya sebagai seseorang yang mampu dan berarti.

Harga diri itu sendiri mengandung arti suatu hasil penilaian individu terhadap dirinya yang diungkapkan dalam sikap–sikap yang dapat bersifat positif dan negatif. Bagaimana seseorang menilai tentang dirinya akan mempengaruhi perilaku dalam kehidupannya sehari–hari. Harga diri yang positif akan membangkitkan rasa percaya diri, penghargaan diri, rasa yakin akan kemampuan diri, rasa berguna serta rasa bahwa kehadirannya diperlukan di dunia ini. Misalnya seorang remaja yang memiliki harga diri yang cukup positif, akan mampu mencapai prestasi yang individu dan orang lain harapkan. Pada kenyataannya, keyakinan itu akan memotivasi remaja tersebut untuk sungguh-sungguh mencapai apa yang diinginkan.

Sebaliknya, seorang remaja yang memiliki harga diri yang negatif akan cenderung merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga. Di samping itu remaja dengan harga diri yang negatif cenderung untuk tidak berani mencari


(33)

8  

Universitas Kristen Maranatha  

tantangan-tantangan baru dalam hidupnya, lebih senang menghadapi hal-hal yang sudah dikenal dengan baik serta menyenangi hal-hal yang tidak penuh dengan tuntutan, cenderung tidak merasa yakin akan pemikiran-pemikiran serta perasaan yang dimilikinya, cenderung takut menghadapi respon dari orang lain, tidak mampu membina komunikasi yang baik dan cenderung merasa hidupnya tidak bahagia.

Pada remaja yang memiliki harga diri negatif inilah sering muncul perilaku negatif. Berawal dari perasaan tidak mampu dan berharga, mereka mengkompensasikannya dengan tindakan lain yang, seolah-olah, membuat individu lebih berharga. Misalnya dengan mencari pengakuan dan perhatian dari teman-temannya. Dari sinilah kemudian muncul tingkah laku yang dilakukan remaja untuk mendapatkan pengakuan dari lingkungannya. Tidak semua kompensasi harga diri negatif menyebabkan perilaku negatif. Ada juga yang menyadari perasaan rendah diri kemudian mengkompensasikannya melalui prestasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam hal ini, prestasi apapun yang dicapai, akan meningkatkan harga diri seseorang. Berkaitan dengan masa remaja, hasil-hasil studi yang panjang di berbagai negara menunjukkan bahwa masa yang paling penting dan menentukan perkembangan harga diri seseorang adalah pada masa remaja. Pada masa inilah terutama seseorang akan mengenali dan mengembangkan seluruh aspek dalam dirinya, sehingga menentukan apakah ia akan memiliki harga diri yang positif atau negatif.

Pada remaja wanita dengan penampilan fisik yang kurang menarik akan mempengaruhi harga dirinya di masyarakat, karena pada saat ini penekanan


(34)

9  

Universitas Kristen Maranatha  

penilaian penampilan fisik remaja wanita terletak pada proporsionalitas fisik, yaitu pada ukuran dan bentuk tubuh (Barbara Schneider,1990). Tubuh yang ideal akan mendapatkan respon yang positif dari masyarakat, sementara yang kurang proporsional akan mendapatkan respon negatif. Tipe bentuk tubuh ideal sangat mendominasi, dan terdapat anggapan sosial yang positif sehingga akan membentuk derajat self esteem individu yang tinggi, sebaliknya anggapan sosial yang negatif dihubungkan pada kegemukan yang mengakibatkan derajat self esteem yang rendah. Kesan positif dan kesan negatif dari lingkungan tersebut akan mempengaruhi self esteem individu (Coopersmith,1967).

Penelitian Coopersmith,1967 menjelaskan bahwa terdapat aspek-aspek self esteem yang dapat menaikkan harga diri seseorang adalah dengan keberhasilan yang diperoleh selama dirinya berinteraksi dengan lingkungan. Keberhasilan itu sendiri antara lain adalah Power, Virtue, Sgnificance dan Competence. Power adalah kemampuan untuk mempengaruhi atau menguasai orang lain. Virtue adalah kesesuaian diri dan kecemasan dalam mengemukakan tentang dirinya. Significance adalah penerimaan perhatian dari keluarga. Competence adalah kesuksesan dan perasaan katidakpuasan.

Beberapa pendapat mengemukakan bahwa harga diri seseorang akan berbeda antara individu satu dengan individu yang lain, sehingga muncul penggolongan, yaitu individu dengan harga diri tinggi dan harga diri yang rendah. Individu yang mempunyai harga diri tinggi akan memiliki perasaan yang positif dan adanya penerimaaan diri sedangkan individu dengan harga diri yang rendah akan memiliki perasaan yang kurang positif dan kurangnya penerimaan diri.


(35)

10  

Universitas Kristen Maranatha  

Aspek-aspek dari self esteem tersebut akan berpengaruh pada empat komponen area dari self esteem yaitu peer, parent, school dan personal interest. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 30 orang wanita, 70% diantara remaja overweight, dilihat dari area peer mempunyai masalah dalam menjalin hubungan dengan teman sebayanya, mereka cenderung kurang percaya diri, dan mendapatkan penilaian yang negatif dari orang lain. Sedangkan 30% diantaranya merasa mampu untuk melakukan interaksi dengan teman sebaya, dan mampu menyesuaikan diri di lingkungan. Dalam area school, 60% remaja overweight mampu bersaing secara akademis dan mampu menyelesaikan tugas-tugas akademik, dan 40% nya tidak berhasil dalam bidang akademis dan kurang mampu menyusun evaluasi orientasi masa depan.

Di area parent, 75% diantaranya mengaku bahwa keluarga sangat mendukung dan memberikan harapan-harapan positif kepada individu. Mereka juga mengaku mampu untuk berinteraksi dan menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan keluarga. Hal ini menggambarkan derajat self esteem yang tinggi. Sedangkan 20% lainnya mengaku keluarga tidak memberikan dukungan, kurang menjalin komunikasi dan orang tua kurang responsif kepada anak. Selanjutnya area personal interest, 65% remaja wanita mengaku mampu memenekuni minat-minat pribadi dan melakukan kesukaannya terhadap sesuatu

Hasil wawancara selanjutnya mengungkapkan tentang faktor virtue. Di dalam area peer sekitar 73% remaja overweight kurang mampu untuk bersosialisasi di lingkungan karena mereka malu dengan bentuk tubuhnya dan kurang percaya diri. Mereka menarik diri dari lingkungan dan lebih banyak


(36)

11  

Universitas Kristen Maranatha  

melakukan aktivitas sendiri, maka dari itu mereka memiliki sedikit teman. Sedangkan 27% lainnya menunjukkan bahwa mereka mampu untuk bergaul, merasa puas dengan keadaan dirinya, keberadaan mereka diterima dan dihargai di

lingkungan sebayanya.

Hasil wawancara selanjutnya masih mengungkapkan tentang faktor virtue dalam area personal interest remaja overweight, 70% diantaranya mengungkapkan merasa malu dan stress dalam mengekspresikan dirinya di lingkungan karena takut ditolak keberadannya oleh orang lain. Sedangkan pada area parent, 60% diantaranya mampu mengemukakan dirinya dalam lingkungan keluarga, karena menurut mereka, keluarga selalu memberikan dukungan, sedangkan 40% lainnya mengaku bahwa dalam lingkungan keluarga sering kali membuat mereka merasa cemas karena mereka merasa dibandingkan dengan anggota keluarga lainnya. Selanjutnya pada area school, 60% diantaranya mengaku merasa mampu dalam mengaktualisasikan dirinya di lingkungan sekolah, mereka juga merasa mampu untuk bersaing secara akademis dengan teman sebayanya dan mengikuti aturan di sekolah dengan baik, sedangkan 30% lainnya kurang mampu mengaktualisasikan dirinya di sekolah dan kurang mampu dalam bersaing dalam bidang pendidikan.

Hasil wawancara ini merupakan gambaran dari faktor power dilihat dari area peer. Berdasarkan hasil wawancara dengan 30 orang wanita,75% diantaranya kurang mampu mengungkapkan pendapatnya di lingkungan teman sebaya, mereka cenderung bersikap pasif di lingkungannya, sedangkan 25% diantaranya mengaku selalu mengungkapkan sesuatu dengan benar dan mampu mengutarakan


(37)

12  

Universitas Kristen Maranatha  

pendapatnya. Hasil wawancara selanjutnya dilihat dari area personal interest, 65% diantaranya remaja wanita kurang mampu menyesuaikan diri di lingkungan yang sesuai dengan minat pribadinya karena cenderung menarik diri dari orang lain, sedangkan 35% lainnya merasa mampu dalam bekerja yang sesuai dengan kemampuannya

Selanjutnya dalam area parent, 70% remaja mampu untuk menjalin interaksi yang baik dengan keluarga dan mampu untuk memecahkan masalah dalam keluarga. Sedangkan pada area school, 60% remaja wanita mampu untuk bersaing secara akademis, dan mampu untuk mengungkapkan opininya di lingkungan sekolah

Hasil wawancara ini merupakan gambaran dari faktor significance dilihat dari area peer. Berdasarkan hasil wawancara dengan 30 orang wanita, 60% diantaranya merasa kurang diterima dan kurang diakui di lingkungan teman sebaya, hal ini membuat mereka kurang melakukan aktivitas sosial, karena kurangnya penerimaan dari orang lain. Hasil wawancara selanjutnya dilihat dari area personal interest, 65% remaja wanita mengaku dengan tubuh yang kurang ideal dapat membuatnya kurang merasa nyaman dalam mengekspresikan dirinya, menarik diri dan terbatas untuk bergaul di kalangan teman sebayanya, keadaan ini mencerminkan derajat self esteem yang rendah karena subjek kurang mampu mengemukakan dirinya sehingga mereka kurang diterima di lingkungannya.

Selanjutnya dalam area parent berdasarkan hasil wawancara dengan 30 orang wanita, 75% diantaranya mengakui bahwa mereka merasa dicintai oleh keluarga. Mereka mengaku bahwa keluarga tidak mempermasalahkan bentuk


(38)

13  

Universitas Kristen Maranatha  

tubuh yang ideal, situasi ini akan menunjukkan makna bahwa mereka masih dihargai, diterima dan dicintai di lingkungan keluarga. Selanjutnya pada area school 50% diantaranya mengaku sering mendapatkan penghargaan di sekolahnya karena berhasil dalam bidang akademisnya, sedangkan yang lainnya merasa gagal dalam bidang akademisnya, sehingga mereka merasa kurang

berharga di lingkungan sekolah.

Hasil wawancara selanjutnya merupakan gambaran dari faktor competence. Berdasarkan wawancara dengan 30 orang wanita, 70% diantaranya mengaku berhasil dalam bidang akademis, mereka juga cenderung merasa puas dengan hasil pekerjaannya, hal ini menggambarkan derajat self esteem yang tinggi. Sedangkan 30% lainnya mengungkapkan mereka kurang puas dengan kemampuan yang dimiliki karena mereka memiliki orientasi pada bentuk tubuhnya. Pada area personal interest, 80% mengangap masa remajanya adalah masa yang gagal karena bentuk tubuh yang kurang menarik sehingga remaja kurang mampu untuk mengaktualisasikan minat-minat pribadinya. Hal ini merupakan derajat self esteem yang rendah karena mereka kurang puas dan kurang menerima keberadan dirinya.

Selanjutnya dalam area peer, sekitar 80% remaja overweight kurang berhasil dalam membina relasi dan melakukan aktivitas sosial dengan teman sebaya. Mereka kurang mampu bergaul, karena merasa malu dan takut pada kritikan yang diberikan oleh orang lain. Dan dalam area parent, 63% diantaranya mampu memenuhi tugas-tugas keluarga, merasa puas akan keberadaan dirinya di lingkungan keluarga, dan mampu untuk bersaing dalam bidang lain dengan


(39)

14  

Universitas Kristen Maranatha  

anggota keluarga, hal ini menggambarkan derajat self esteem yang tinggi.

Berdasarkan aspek-aspek self esteem yang meliputi power, virtue, significance dan competence yang tercermin pada empat komponen area yaitu di peer, parent, school dan personal interest, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai fenomena pada penampilan fisik remaja wanita overweight yang melakukan kegiatan fitness di Pusat Kebugaran Kota Bandung. Dimana pada fenomena ini diketahui bahwa derajat self esteem remaja wanita overweight berbeda-beda.

1.2 Identifikasi masalah

Bagaimana derajat self esteem pada remaja wanita overweight yang melakukan kegiatan fitness di pusat kebugaran Kota Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud

Untuk memperoleh gambaran derajat self esteem pada remaja yang overweight yang melakukan kegiatan fitness.

Tujuan

Untuk mengetahui derajat self esteem pada remaja wanita overweight yang melakukan kegiatan fitness dilihat dari komponen area self esteem yaitu peer, parent, school dan personal interest.


(40)

15  

Universitas Kristen Maranatha  

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

• Untuk memberikan informasi pada bidang Psikologi Perkembangan Remaja mengenai gambaran self esteem pada remaja wanita overweight yang melakuan kegiatan fitness.

• Untuk memberikan informasi kepada peneliti selanjutnya untuk memahami gambaran self esteem pada remaja wanita overweight yang melakukan kegiatan fitness.

1.4.2 Kegunaan Praktis

• Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan dosen mengenai self esteem pada remaja wanita yang mengalami overweight.

Untuk memberikan informasi kepada remaja wanita overweight bahwa individu yang memiliki keadaan yang sama dapat memiliki derajat self esteem yang berbeda.

• Untuk memberikan informasi bagi remaja wanita tentang gambaran self esteem pada remaja wanita yang mengalami overweight.

Untuk Pusat kebugaran bahwa terdapat gambaran self esteem terhadap penampilan fisik.

1.5 Kerangka Pikir

Memiliki penampilan fisik yang menarik adalah keinginan setiap remaja wanita. Begitu berharganya penampilan fisik sehingga tidak jarang kaum remaja sangat terobsesi untuk mendapatkannya. Tempat-tempat kebugaran, spa, salon


(41)

16  

Universitas Kristen Maranatha  

kecantikan, dan berbagai institusi kecantikan yang lain menjadi tempat-tempat yang diminati perempuan untuk mengubah dirinya menjadi menarik. Remaja wanita meyakini bahwa ukuran dan bentuk tubuh adalah suatu nilai atau daya tarik seorang remaja wanita. Di usia remaja, remaja wanita berpikir bahwa penampilan akan mempengaruhi harga dirinya di lingkungan sehingga sering kali muncul permasalahan mengenai penampilan fisik dan salah satu dari masalah itu adalah overweight (Coopersmith,1967).

Overweight adalah keadaan dimana berat badan seseorang melebihi berat badan normal yang disebabkan oleh penimbunan jaringan lemak atau jaringan non lemak. Umumnya terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan overweight yaitu faktor genetik, dimana terjadi pola keturunan dalam terjadinya overweight, kemungkinan seorang anak menjadi gemuk 40% bila salah satu orang tuanya gemuk dan sebesar 80% bila kedua orang tuanya gemuk serta 7% bila kedua orang tuanya tidak gemuk (Sjarif,2002).

Faktor yang kedua yaitu faktor lingkungan, gaya hidup modern yang sering kali tidak menyadari jumlah masukan kalori dan kurang memperhatikan kaidah gizi seimbang, juga adanya pola makan, jumlah dan komposisi nutrisi dalam makanan serta intensitas aktivitas tubuh merupakan hal yang paling berpengaruh dalam terjadinya overweight. Penderita overweight juga diketahui sering berasal dari keluarga yang mempunyai kebiasaan makan dalam porsi besar, dan makan di luar waktu makan (Manson. 1997. Body Weight and mortality among women. The Nursess Health Study, 677-678).


(42)

17  

Universitas Kristen Maranatha  

Faktor yang ketiga adalah neuropsikologi, antara lain adalah stres yang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi berat badan. Perlakuan lingkungan terhadap individu seperti mengejek, menertawakan atau menganggu akan menyebabkan individu mengalami overweight karena individu akan menarik diri dari pergaulan dan aktivitas permainan sehingga makin mengurangi aktivitas fisiknya, dan hal ini justru akan dapat meningkatkan kegemukan (Nasar,1995).

Overweight merupakan masalah yang penting bagi siklus perkembangan remaja. Pada masa remaja biasanya mulai bersibuk diri terhadap penampilan fisiknya dan ingin mengubah penampilan mereka dengan memberikan perhatian yang lebih terhadap masalah-masalah tubuh, memiliki tubuh yang ideal dan tentu saja memiliki berat badan yang ideal. Keinginan ini disebabkan karena remaja sering merasa tidak puas terhadap penampilan dirinya. Ketidakpuasan ini akhirnya membuat remaja tidak percaya diri dan menganggap penampilannya sebagai suatu yang menakutkan. Pada remaja yang sangat mementingkan penampilan, penyimpangan dari tipe tubuh mereka dapat diasosiasikan dengan kehilangan harga diri (Sprinthall & Collins,1995).

Harga diri (self esteem) adalah evaluasi / penilaian seseorang mengenai dirinya sendiri yang dihayati seseorang dan tetap dipertahakannya, evaluasi diri ini mencerminkan sikap penerimaan atau penolakan dan merupakan indikasi sejauh mana terjadi yang bersangkutan menganggap dirinya sebagai seseorang yang mampu dan berarti (Coopersmith,1967). Self esteem juga diartikan sebagai persepsi yang dimilki oleh individu akan seberapa berharga diri individu


(43)

18  

Universitas Kristen Maranatha  

Penelitian Coopersmith, 1967 mengungkapkan bahwa terdapat komponen area self esteem, yaitu peer, parent, school, dan personal interest. Area-area tersebut akan mempengaruhi keberhasilan yang diperoleh selama dirinya berinteraksi dengan lingkungan. Keberhasilan itu sendiri antara lain adalah Power, virtue, significance, dan competence. Power yaitu kemampuan untuk mempengaruhi atau menguasai orang lain dan keberhasilan dalam mengendalikan minat pribadi dan sosial. Virtue yaitu kesesuaian diri dan kecemasan dalam mengemukakan dirinya sesuai dengan standar moral dan etika di masyarakat. Significance yaitu penerimaan dan perhatian dari orang lain terutama keluarga. Competence adalah kesuksesan dan perasaan ketidakpuasan pada minat pribadi

dan minat sosial.

Faktor Power lebih mengarah pada bagaimana individu mempengaruhi orang lain. Individu yang mampu mengendalikan minat pribadi dan sosialnya merupakan individu dengan derajat self esteem tinggi. Remaja yang overweight biasanya akan menarik diri dari lingkungannya seperti area school dan peer karena mereka cenderung dijauhi oleh lingkungan dan diasingkan. Dalam lingkungan tersebut, ada individu yang kurang mampu untuk mengungkapkan pendapatnya, hal ini tentunya dapat menghambat seseorang untuk berargumentasi dengan orang lain karena gagasan yang mereka keluarkan kurang dihargai, mereka juga selalu mengikuti apa yang ada di lingkungan, bersifat pasif, cenderung kurang kreatif dan mereka kurang mampu menanggapi masukkan yang


(44)

19  

Universitas Kristen Maranatha  

Remaja wanita overweight yang kurang mampu mengeluarkan pendapatnya dan kurang percaya diri dengan pendiriannya memiliki derajat self esteem yang rendah. Sebaliknya apabila mereka yakin dengan ide-ide yang dimiliki serta, merasa mampu mempengaruhi orang lain dan mau menerima kritikan dari orang lain adalah individu dengan derajat self esteem yang tinggi. Dalam area personal interest, remaja cenderung kurang giat dan semangat dalam mengaktualisasikan minat pribadinya. Selain itu di area parent pun, ada individu yang mampu melakukan interaksi dengan baik dan ada juga individu yang tidak berhasil membina hubungan baik dengan keluarga karena kurangnya penerimaan dari keluarga (Coopersmith,1967).

Faktor Virtue mengarah kepada apa yang dirasakan individu akan dirinya tentang kesesuaian dirinya di lingkungan dan bagaimana individu mengemukakan dirinya di lingkungan sesuai dengan standar moral dan etika. Remaja yang mengalami overweight cenderung mengalami depresi dan sedih. Mereka merasa sedih karena kurang diterima di lingkungan teman sebayanya karena penampilannya yang kurang menarik dan merasa rendah diri karena memiliki berbagai kekurangan, hal tersebut merupakan gambaran derajat self esteem yang rendah. Sedangkan apabila individu tetap merasa nyaman dengan kekurangannya, dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru, dan tidak merasa cemas, menandakan bahwa mereka mampu menerima dirinya dan selalu jujur dengan keadaan dirinya, inilah yang menggambarkan derajat self esteem yang tinggi. Di area school, remaja overweight yang mampu melakukan aturan di sekolah dengan baik dan mampu mengaktualisasikan kemampuan akademisnya


(45)

20  

Universitas Kristen Maranatha  

adalah individu dengan derajat self esteem yang tinggi. Dalam area parent, remaja yang mampu melakukan tugas-tugas di dalam keluarga dan mampu mengungkapkan perasaannya pada keluarga merupakan ciri dari self esteem yang tinggi. Selanjutnya juga dalam area personal interest, individu yang mampu menyesuaikan minat-minat pribadinya di lingkungan adalah individu dengan derajat self esteem tinggi sebaliknya mereka yang sulit untuk menyesuaikan dengan minat atau kesukaannya adalah individu dengan derajat self esteem rendah

(Coopersmith,1967).

Faktor Significance lebih mengarah kepada penerimaan dan penghargaan dari orang lain terutama dari keluarga. Individu akan merasa berharga dirinya apabila merasa diterima dan dihargai di lingkungan sedangkan bila individu yang memiliki harga diri rendah tidak dapat menerima dirinya dan menganggap dirinya tidak berguna dan serba kekurangan (Stenberg,1993). Dukungan dan peran dari lingkungan seperti teman sebaya sangat penting untuk membentuk dan meningkatkan self esteem karena internalisasi dari pendapat masyarakat akan menandakan bahwa self esteem seseorang tergantung pada bagaimana orang lain menilai diri orang tersebut.

Penerimaan dari masyarakat akan membuat individu lebih percaya diri dalam melakukan aktivitas sosial dengan orang lain dan menjalin hubungan sosial yang baik dengan masyarakat. Peran keluarga juga dapat membantu memberi dukungan pada remaja overweight agar dirinya tetap merasa disayangai dan dicintai. Bentuk penerimaan dan perhatian dari keluarga akan membantu krisis yang dialami oleh remaja overweight jika mereka merasa diabaikan di lingkungan


(46)

21  

Universitas Kristen Maranatha  

sebayanya. Orang tua juga menghormati individualitas anak dan menerima keunikan-keunikan anak-anaknya dalam batas dan struktur yang jelas

(Coopersmith,1967).

Di area school pun, bila individu mendapatkan penghargaan yang positif akan mempengaruhi harga dirinya, terutama penghargaan dalam meraih prestasi.  Jika individu di masa lalu banyak meraih prestasi yang dibanggakan, maka pengalaman ini akan menjadi dasar sebagai pengembangan harga-diri yang positif. Harga-diri yang positif dibentuk oleh prestasi-prestasi yang pernah diperoleh di masa lalu, sehingga semakin banyak prestasi yang diperoleh maka akan semakin positif harga diri individu (Mussen dkk,1994).

Faktor Competence lebih mengarah kepada kesuksesan dan perasaan ketidakpuasan individu. Pada usia remaja, kesuksesan terletak pada status akademik dan penampilan fisik. Di usia remaja, wanita yang memiliki bentuk tubuh yang ideal adalah kesuksesan yang utama agar merasa percaya diri, dan hal ini berbanding terbalik dengan kaum pria dimana akademik menunjukkan sebuah kesuksesan. Remaja wanita overweight yang merasa dirinya gagal karena bentuk tubuh yang kurang menarik dan menandakan ketidakpuasan pada dirinya, merupakan gambaran derajat self esteem yang rendah (Coopersmith,1967) .

Remaja yang memiliki berat badan yang kurang ideal akan mempengaruhi harga dirinya di hadapan lingkungan (Chaplin ,dalam Wahyuni,2007), sedangkan

remaja wanita overweight yang puas akan keberadaan dirinya sendiri dan mampu mencapai kesuksesan dalam bidang yang lain, merupakan gambaran derajat self esteem yang tinggi. Pada area school, individu yang mampu bersaing dengan


(47)

22  

Universitas Kristen Maranatha  

teman sebayanya dalam bidang akademis dan menunjukkan kesuksesannya dalam meraih sesuatu adalah individu dengan derajat self esteem tinggi.

Pada area peer, individu yang mampu menunjukkan potensi dirinya untuk berintraksi bersama teman-teman sebaya dan dalam lingkungan yang berbeda individu bisa menikmati situasi yang ideal sesuai dengan perkembangan usianya. Sedangkan dalam area parent, individu yang menunjukkan kemampuannya untuk menjalin relasi dengan baik dan melakukan tugas keluarga sesuai dengan peranannya adalah ciri dari self esteem yang tinggi. Selanjutnya di area personal interest, apabila individu menunjukkan ketidakpuasannya dalam melakukan tugas-tugasnya adalah individu dengan derajat self esteem yang rendah, sebaliknya bila individu berhasil dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya adalah individu dengan derajat self esteem tinggi.

Self esteem adalah kebutuhan yang sangat penting untuk setiap individu dan merupakan kebutuhan dasar yang berkontribusi dalam kehidupan individu selama proses hidupnya. Akhir-akhir ini, self esteem dianggap sangat penting karena dianggap merupakan sumber dari kebahagiaan hidup seseorang. Self esteem memiliki dua tingkatan yaitu self esteem yang tinggi dan self esteem yang rendah.

Individu yang memiliki self esteem yang tinggi memiliki sifat positif terhadap dirinya, merasa puas dan menghargai diri sendiri, yakin bahwa dirinya mempunyai sejumlah kualitas baik dan hal-hal yang patut dibanggakan, merasa superior dan mencintai diri sendiri (Coopersmith,1967). Berbeda dengan individu yang memilki self esteem yang rendah, mereka sering terlihat sebagai orang yang


(48)

23  

Universitas Kristen Maranatha  

putus asa, depresi, diasingkan, kurang dapat mengekpresikan dirinya, merasa malu dan takut serta kurangnya penerimaan diri. Individu dengan self esteem rendah akan mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungannya dan mereka juga mengalami kesulitan dalam menghadapi situasi hidup yang sulit karena sering merasa dirinya tidak berharga (Coopersmith,1967).

Pada penelitian terhadap remaja wanita overweight, bahwa remaja wanita overweight cenderung secara konsisten harga dirinya akan menurun. Harga diri memiliki hubungan yang erat terhadap berat badan ideal remaja. Remaja yang memiliki berat badan yang ideal cenderung dapat diterima di lingkungan sehingga remaja tersebut memiliki rasa percaya diri dan harga diri yang tinggi. Begitu juga sebaliknya, apabila remaja tersebut memiliki berat badan yang kurang ideal, maka dapat membuat remaja tersebut menjadi kurang percaya diri dan akhirnya merasa harga dirinya rendah (Mendelson & White dalam Shrafino,1994).

Selanjutnya, ada faktor-faktor yang mempengaruhi self esteem yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi hal sebagai berikut yaitu jenis kelamin. Beberapa bentuk penelitian menunjukkan bahwa remaja putri mudah terkena gangguan terhadap bentuk tubuh dibanding dengan kelompok usia lainnya. Remaja putri mudah merasa khawatir terhadap kondisi tubuhnya. Penyebabnya adalah sangat bermaknanya harga diri fisik agar diterima oleh kelompoknya (Rosenberg dan Simmons dalam Asmaradewi,2000).

Faktor yang kedua yaitu sikap individu dalam merespon devaluasi. Individu akan mengartikan kegagalannya sebagai reaksi dari tingkah laku orang lain. Individu mungkin akan menolak penilaian orang lain dan mungkin akan


(49)

24  

Universitas Kristen Maranatha  

menjadi sangat sensitif dan peka terhadap penilaian orang lain.

Faktor yang ketiga adalah adalah sejarah kesuksesan dan status. Kesuksesan individu umumnya membawa pengenalan individu akan statusnya dalam suatu komunitas. Kesuksesan adalah bentuk dasar yang nyata dari self esteem dan diukur dengan manifestasi berupa sukses dan adanya peneriman sosial. Kesuksesan dan penerimaan lingkungan sosial diinterpretasikan berbeda

bagi tiap-tiap individu.

Selanjutnya yang merupakan faktor eksternal yaitu jumlah penerimaan dan penghargaan yang diterima dari figur yang signifikan. Adanya penerimaan sosial yang baik akan membentuk harga diri seseorang. Individu menilai dirinya sebagaimana orang lain menilai dirinya dan hal ini membuat individu lebih memusatkan pada self image yang dimilikinya (Coopersmith,1967).

Faktor yang kedua adalah kelas sosial, penelitian menunjukkan bahwa kelas sosial remaja menengah yang ditandai oleh penampilan fisik yang menarik merupakan hal penentu yang penting dari harga diri. Usia remaja menunjukkan usia dimana pencarian jati diri mereka. Mereka ingin menunjukkan dirinya di hadapan orang lain dan mereka juga ingin mendapatkan pengakuan (Barbara

Schneider.Fuhrmann,1979).

Faktor yang ketiga adalah penilaian orang lain terhadap individu. Adanya kritikan atau penilaian, dan respon-respon dari lingkungan secara tidak langsung akan membentuk harga diri seseorang. Penilaian yang positif akan membentuk self esteem yang tinggi bagi seseorang, sebaliknya apabila ada penilaian yang negatif dapat membentuk self esteem yang berbeda-beda bagi tiap individu, ada


(50)

25  

Universitas Kristen Maranatha  

individu yang mampu menerima kritikan yang negatif (self esteem tinggi), adapun individu yang kurang mampu untuk menerimanya (self esteem rendah)

(Coopersmith,1967).

Self esteem pada remaja wanita yang overweight banyak dipengaruhi oleh penilaian dari orang lain terhadap individu. Penilaian orang lain yang cenderung bersifat negatif ini akan mempengaruhi derajat self esteem individu. Pengaruh penilaian terhadap remaja overweight ini juga berdampak pada proses penerimaan diri mereka di lingkungan sosial yang kurang berarti sehingga mereka menjadi kurang dihargai di lingkungannya( Sheaford & Horejski 2003).

Self esteem akan berkembang seiring dengan perkembangan seseorang dan merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang rentang kehidupan individu. Remaja wanita overweight yang melakukan kegiatan fitness di pusat kebugaran Kota Bandung memiliki derajat self esteem yang berbeda-beda, dimana remaja wanita yang mengalami overweight akan menunjukkan sejauh mana kemampuan mereka untuk menghargai dirinya sendiri sebagai seorang individu yang berharga.


(51)

26  

Universitas Kristen Maranatha  

Skema 1.5 Bagan Kerangka Pemikiran Remaja wanita

overweight yang melakukan kegiatan fitness di pusat kebugaran Kota Bandung

Faktor-faktor yang mempengaruhi self esteem :

Faktor internal : sikap individu dalam merespon devaluasi, sejarah kesuksesan dan status

Faktor eksternal : jumlah penerimaan yang diterima dari figur yang signifikan, kelas sosial, penilaian orang lain terhadap individu

Area komponen Self esteem : Peer Parent School

Personal interest

Self esteem

Aspek-aspek yang dapat meningkatkan self esteem

Power Virtue Significance Competence

Tinggi


(52)

27  

Universitas Kristen Maranatha  

1.6 Asumsi

Berdasarkan hal-hal yang telah disampaikan di atas, maka dapat diambil sejumlah asumsi sebagai berikut:

Penampilan fisik memberikan gambaran self esteem pada remaja wanita overweight.

Aspek-aspek yang dapat meningkatkan self esteem yaitu power, virtue, significance, dan competence.

Self Esteem mempunyai 4 komponen area yaitu peer, parent, school dan personal interest

Derajat self esteem pada remaja wanita yang mengalami overweight berbeda-beda.


(53)

65  

Universitas Kristen Maranatha  

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data dan pembahasan hasil data dari 45 orang dengan remaja wanita overweight yang melakukan kegiatan fitness di kota Bandung dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Remaja wanita overweight yang melakukan kegiatan fitness di pusat kebugaran kota Bandung memiliki derajat self esteem tinggi dan derajat self esteem rendah yang hampir seimbang, yaitu 57,8% individu dengan derajat self esteem tinggi dan 42,2% individu dengan derajat self esteem rendah

2. Derajat self esteem pada tiap area berbeda-beda. Untuk komponena area yang derajat self esteemnya paling tinggi yaitu area parent sebesar 86,7%, diikuti oleh area school 77,8%, diikuti oleh area personal interest 75,6% dan area peer 62,2%. Perbedaan derajat self esteem dipengaruhi oleh faktor-faktor secara menyebar dan berbeda bagi tiap responden. Tingginya derajat parent dikarenakan penerimaan yang positif dari orang tua. Sedangkan rendahnya derajat peer dikarenakan kurangnya penerimaan diri individu dari orang lain dan penilaian yang negatif dari orang lain.


(54)

66  

Universitas Kristen Maranatha  

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

5.2.1 Saran Teoritis

Sebagai acuan untuk psikologi perkembangan dan mental health. 5.2.2 Saran Praktis

1) Bagi remaja wanita overweight yang melakukan kegiatan fitness di kota Bandung

- Memahami seberapa tinggi derajat self esteem yang dimiliki agar remaja wanita overweight dapat mengetahui area mana yang rendah pada dirinya sehingga dapat mencari sumber-sumber di lingkungan dan memanfaatkannya saat remaja overweight membutuhkan.

2) Bagi orang tua remaja overweight

- Diharapkan meningkatkan kemampuan keempat komponen area self esteem anaknya, dengan cara para orang tua memberikan harapan-harapan dan dukungan kepada anak, dan juga melibatkan remaja wanita overweight untuk menyelesaikan masalah keluarga. Memberikan kesempatan kepada remaja wanita overweight untuk mengutarakan pendapat atau masukkannya di lingkungan keluarga. Diharapkan juga meningkatkan kemampuan peer anaknya, dengan cara para orang tua memberikan kesempatan kepada remaja wanita overweight untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan mendorong


(55)

67  

Universitas Kristen Maranatha  

remaja wanita overweight agar mampu menyesuaikan diri ke lingkungan dan bergaul dengan teman sebayanya.

- Diharapkan meningkatkan personal interest anak mereka, dengan cara para orang tua remaja wanita overweight memberikan harapan kepada remaja wanita overweight agar mereka dapat mengembangkan minat-minat pribadinya.

3) Bagi Pusat Kebugaran

- Melalui pelatihan yang berupa area fisik yang dapat membantu masalah tentang penampilan fisik dan dapat menyampaikan mengenai pentingnya self esteem kepada semua remaja wanita overweight yang melakukan fitness di pusat kebugaran Kota Bandung sehingga diharapkan pengetahuan self esteem mereka berkembang. Pengetahuan tersebut membuat para remaja wanita overweight paham akan pentingnya self esteem bagi mereka, dengan begitu mereka mampu meningkatkan self esteem yang mereka miliki yaitu mampu menerima diri secara positif di lingkungan.


(56)

 

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Coopersmith, Stanley.1967. The Antecedents of Self Esteem. San Fransisco : Freeman

Syamsu, Yusuf. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung

Philip, Frans. 1998. The Adolescent. New York : Greenberg

Dariyo, A. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta : Ghalia Indonesia Hurlock,E.B. 1980. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan (Edisi Kelima). Alih Bahasa : Istiwidayanti & Soedjarwo. Jakarta : Erlangga

Stenberg, Lawrence. 1993. Adolescence (third edition). United States Of America Fuhrmann, Barbara Schneider. 1990. Adolescence Adolescents (second edition).

United States Of America

Sjarif. 2002. Perkembangan Kesehatan. Jakarta :Ghalia Indonesia

Battle, James. 1992. Culture Free Self Esteem Inventories. Texas : Pro-ed an International Publisher

Branden, Nathaniel. 1992. The Power Of Self Esteem. Florida : Health Communications,Inc

Rice,F. Philip. 1998. The Adolescent (Development, Relationships, and Cullture nin edition). United States of America

Boyd and Hrycaiko.1997. Adolescence. New York : Greenberg Chaiken & Flett.2004. Body Image. New York

Santrock,John. 2001. The Adolescence. United States Of America

Breakey,William. 1998. Psychiatric and Mental Health Service. United States Of America


(57)

 

Universitas Kristen Maranatha Altabe. 2000. Assesment of eating. New York

Cash and Hicks. 2000. The Women’s Estate Planning Guide. Greenberg Sprinthal and Collins. 1997. Adolescent Pshicology. View Development Mendelson and White. 2000. Health Pshicology. Social Pshichologi. Mussen. 2000. Child Development. United States Of America


(58)

 

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

www.kabarindonesia.com/cetak/2008/102008/12/0901.htm, diakses Juni 2008 http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/092006/14/1101.htm, diakses Maret

2007

www.sportindo.com/cetak/2007/082007/12/1201.htm, diaksesMei 2008

Manson. 1997. Body Weight and Mortality Among Women. San Fransisco : Praeger.

Deliviana, Evi. 2007. Studi Deskriptif Mengenai Derajat Self esteem Pada Remaja yang Mengkonsumsi Napza di Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Atmajaya Jakarta.

Tempo interaktif. 2008. Harga Diri Remaja Yang Obesitas. Bandung: Majalah Tempo. (Online, diakses Maret 2008)


(1)

65  

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data dan pembahasan hasil data dari 45 orang dengan remaja wanita overweight yang melakukan kegiatan fitness di kota Bandung dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Remaja wanita overweight yang melakukan kegiatan fitness di pusat kebugaran kota Bandung memiliki derajat self esteem tinggi dan derajat

self esteem rendah yang hampir seimbang, yaitu 57,8% individu dengan

derajat self esteem tinggi dan 42,2% individu dengan derajat self esteem rendah

2. Derajat self esteem pada tiap area berbeda-beda. Untuk komponena area yang derajat self esteemnya paling tinggi yaitu area parent sebesar 86,7%, diikuti oleh area school 77,8%, diikuti oleh area personal interest 75,6% dan area peer 62,2%. Perbedaan derajat self esteem dipengaruhi oleh faktor-faktor secara menyebar dan berbeda bagi tiap responden. Tingginya derajat parent dikarenakan penerimaan yang positif dari orang tua. Sedangkan rendahnya derajat peer dikarenakan kurangnya penerimaan diri individu dari orang lain dan penilaian yang negatif dari orang lain.


(2)

66  

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

5.2.1 Saran Teoritis

Sebagai acuan untuk psikologi perkembangan dan mental health. 5.2.2 Saran Praktis

1) Bagi remaja wanita overweight yang melakukan kegiatan fitness di kota Bandung

- Memahami seberapa tinggi derajat self esteem yang dimiliki agar remaja wanita overweight dapat mengetahui area mana yang rendah pada dirinya sehingga dapat mencari sumber-sumber di lingkungan dan memanfaatkannya saat remaja overweight membutuhkan.

2) Bagi orang tua remaja overweight

- Diharapkan meningkatkan kemampuan keempat komponen area self

esteem anaknya, dengan cara para orang tua memberikan

harapan-harapan dan dukungan kepada anak, dan juga melibatkan remaja wanita overweight untuk menyelesaikan masalah keluarga.

Memberikan kesempatan kepada remaja wanita overweight untuk mengutarakan pendapat atau masukkannya di lingkungan keluarga. Diharapkan juga meningkatkan kemampuan peer anaknya, dengan cara para orang tua memberikan kesempatan kepada remaja wanita


(3)

67  

remaja wanita overweight agar mampu menyesuaikan diri ke lingkungan dan bergaul dengan teman sebayanya.

- Diharapkan meningkatkan personal interest anak mereka, dengan cara para orang tua remaja wanita overweight memberikan harapan kepada remaja wanita overweight agar mereka dapat mengembangkan minat-minat pribadinya.

3) Bagi Pusat Kebugaran

- Melalui pelatihan yang berupa area fisik yang dapat membantu masalah tentang penampilan fisik dan dapat menyampaikan mengenai pentingnya self esteem kepada semua remaja wanita overweight yang melakukan fitness di pusat kebugaran Kota Bandung sehingga diharapkan pengetahuan self esteem mereka berkembang. Pengetahuan tersebut membuat para remaja wanita overweight paham akan pentingnya self esteem bagi mereka, dengan begitu mereka mampu meningkatkan self esteem yang mereka miliki yaitu mampu menerima diri secara positif di lingkungan.


(4)

 

DAFTAR PUSTAKA

Coopersmith, Stanley.1967. The Antecedents of Self Esteem. San Fransisco : Freeman

Syamsu, Yusuf. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung

Philip, Frans. 1998. The Adolescent. New York : Greenberg

Dariyo, A. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta : Ghalia Indonesia Hurlock,E.B. 1980. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan (Edisi Kelima). Alih Bahasa : Istiwidayanti &

Soedjarwo. Jakarta : Erlangga

Stenberg, Lawrence. 1993. Adolescence (third edition). United States Of America Fuhrmann, Barbara Schneider. 1990. Adolescence Adolescents (second edition).

United States Of America

Sjarif. 2002. Perkembangan Kesehatan. Jakarta :Ghalia Indonesia

Battle, James. 1992. Culture Free Self Esteem Inventories. Texas : Pro-ed an International Publisher

Branden, Nathaniel. 1992. The Power Of Self Esteem. Florida : Health Communications,Inc

Rice,F. Philip. 1998. The Adolescent (Development, Relationships, and Cullture

nin edition). United States of America

Boyd and Hrycaiko.1997. Adolescence. New York : Greenberg Chaiken & Flett.2004. Body Image. New York

Santrock,John. 2001. The Adolescence. United States Of America

Breakey,William. 1998. Psychiatric and Mental Health Service. United States Of America


(5)

  Altabe. 2000. Assesment of eating. New York

Cash and Hicks. 2000. The Women’s Estate Planning Guide. Greenberg Sprinthal and Collins. 1997. Adolescent Pshicology. View Development Mendelson and White. 2000. Health Pshicology. Social Pshichologi. Mussen. 2000. Child Development. United States Of America


(6)

 

DAFTAR RUJUKAN

www.kabarindonesia.com/cetak/2008/102008/12/0901.htm, diakses Juni 2008 http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/092006/14/1101.htm, diakses Maret

2007

www.sportindo.com/cetak/2007/082007/12/1201.htm, diaksesMei 2008

Manson. 1997. Body Weight and Mortality Among Women. San Fransisco : Praeger.

Deliviana, Evi. 2007. Studi Deskriptif Mengenai Derajat Self esteem Pada

Remaja yang Mengkonsumsi Napza di Kota Bandung. Skripsi. Bandung:

Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Atmajaya Jakarta.

Tempo interaktif. 2008. Harga Diri Remaja Yang Obesitas. Bandung: Majalah Tempo. (Online, diakses Maret 2008)