Hubungan Antara Body Image dan Self Esteem pada Remaja Perempuan yang Mengikuti Aktivitas Aerobik di Pusat Kebugaran "X" di Kota Bandung.

(1)

ii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara body image dan self esteem pada remaja perempuan yang mengikuti aktivitas aerobik di pusat kebugaran “X” di kota Bandung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian korelasional. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja perempuan yang baru pertama kali datang maupun yang sudah menjadi anggota tetap dan berusia 15 – 22 tahun. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik snowball sampling, yang diawali dengan ukuran sampel yang sedikit lalu berkembang menjadi banyak.

Kuesioner body image dikembangkan berdasarkan self discrepancy theory dari Higgins (1987) dan kuesioner self esteem yang dikembangkan berdasarkan teori self esteem dari Branden (1994).

Berdasarkan hasil pengolahan statistik melalui uji korelasi Rank Spearman diperoleh hasil adanya hubungan antara body image dan self esteem (rs = 0,461) pada remaja perempuan yang mengikuti aktivitas aerobik di pusat

kebugaran “X” di kota Bandung.

Beranjak dari pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara body image dan self esteem karena keadaan fisik memunculkan belief system utama bagi responden dalam menilai dirinya sehingga self esteem remaja perempuan dapat dijelaskan oleh body image.


(2)

iv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……….i

ABSTRAK………...ii KATA PENGANTAR………...……….iii

DAFTAR ISI……..………..…...iv

DAFTAR BAGAN………...………..ix

DAFTAR TABEL………..……….x

DAFTAR LAMPIRAN………..xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah………1

1.2.Identifikasi Masalah………..6

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian………..7

1.4.Kegunaan Penelitian………..7

1.5. Kerangka Pemikiran………..8

1.6.Asumsi……….14 1.7. Hipotesis Penelitian……….14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Body Image...15

2.1.1. Pengertian Body Image………...15

2.1.2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Body Image………...….17


(3)

v Universitas Kristen Maranatha

2.2. Self Esteem………..29

2.2.1. Pengertian Self Esteem………..29

2.2.2. Akar Dari Kebutuhan Akan Self Esteem………...31

2.2.3. Bentuk – Bentuk Self Esteem………34

2.2.4. Ilusi pada Self Esteem………………39

2.2.5. Sumber – Sumber Internal dari Self Esteem………..40

2.2.6. Pengaruh Orang Tua pada Self Esteem Anak………....44

2.3. Masa Remaja………...47

2.3.1. Tugas Perkembangan Remaja………..48

2.3.2. Karakteristik Perkembangan Remaja………...49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan dan Prosedur Penelitian………55

3.2. Bagan Rancangan Penelitian………...55

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional……….56

3.3.1. Body Image…...………56

3.3.2. Self Esteem ………..………....56

3.4. Alat Ukur……….57

3.4.1. Alat Ukur Body Image………...………..57

3.4.2. Alat Ukur Self Esteem……….…..…………...58

3.5. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur………..…...……..60

3.5.1.Validitas Alat Ukur………...60

3.5.2. Reliabilitas Alat Ukur………..68


(4)

vi Universitas Kristen Maranatha

3.6.1. Populasi Sasaran………61

3.6.2. Karakteristik Sampel Penelitian………62 3.6.3. Teknik Pengambilan Sampel……….62

3.7. Teknik Analisa Data………62

3.8. Hipotesis Statistik…...….………64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Responden...………..……….…65

4.1.1. Tabel Persentase Usia…..……….………..……..65

4.1.2. Tabel Persentase Pendidikan……….………65

4.1.3. Tabel Alasan Berolah Raga di “X”……..……….66

4.2. Hasil Penelitian………...…66

4.2.1. Korelasi antara Body Image dan Self Esteem………...67

4.3. Pembahasan ………...69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………71

5.2. Saran………...71

5.2.1. Saran Teoritis………...…71

5.2.2. Saran Guna Laksana……….71

DAFTAR PUSTAKA………...……73

DAFTAR RUJUKAN……….…..74 LAMPIRAN


(5)

vii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1. Kerangka Pemikiran………13


(6)

viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.3 Alat Ukur Self Esteem……….………...59

Tabel 4.1.1 Persentase Usia...……….………….……….65

Tabel 4.1.2 Persentase Pendidikan……….………65

Tabel 4.1.3 Alasan Berolah Raga di “X”……….………..…66

Tabel 4.2.1 Korelasi Body Image dan Self Esteem……….……..……...………..67

Tabel 4.2.2 Golongan Body Image……….………...…68


(7)

ix Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Identitas Pribadi Lampiran 2 : Data Penunjang 1

Lampiran 3 : Body Image Ideal Questionare Lampiran 4 : Data Penunjang 2

Lampiran 5 : Kuesioner Self Esteem

Lampiran 6 : Hasil Hitung Korelasi Body Image dan Self Esteem Lampiran 7 : Skoring

Lampiran 8 : Crosstabulation


(8)

(9)

Lampiran 1

DATA IDENTITAS PRIBADI

Petunjuk Pengisian

Isilah pertanyaan – pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas ditempat yang disediakan.

Data Pribadi :

Usia :………tahun


(10)

Lampiran 2

1. Apa alasan Saudara berolahraga di tempat tersebut?

___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________ 2. Menurut Saudara, apakah berat badan Saudara sekarang sudah ideal?

Sudah / Belum (lingkari yang sesuai)

Bila belum ideal, berapa berat badan yang Saudara inginkan? ______kg.

3. Dengan penampilan fisik yang Saudara miliki saat ini, apakah sudah merasa puas? Mengapa?_________________________________________________________ _________________________________________________________________ 4. Menurut Saudara, bentuk tubuh yang ideal perempuan seperti apakah yang sedang tren saat ini?________________________________________________________


(11)

Lampiran 3

Body Image Ideal Questionaire

Berikut ini, Saudara diminta untuk memberikan jawaban berdasarkan perasaan Saudara terhadap keadaan tubuh Saudara yang mencakup bagian – bagian tubuh dan wajah. Berikanlah jawaban Saudara dengan cara membubuhkan tanda silang (X) pada salah satu kolom jawaban yang paling mewakili perasaan Saudara atas setiap bagian tubuh yang tertera pada table di halaman berikut.

Adapun pilihan jawaban yang disediakan adalah sebagai berikut :

Sangat puas jika Saudara merasa bagian tubuh tersebut ideal, yang berarti tidak memiliki kekurangan apapun. Sehingga Saudara merasa sangat puas dengan bagian tubuh tersebut.

Puas jika Saudara merasa bagian tubuh tersebut hampir ideal, yang berarti memiliki sedikit kekurangan yang bisa diabaikan, sehingga Saudara merasa puas dengan bagian tubuh tersebut.

Agak puas jika Saudara merasa bagian tubuh tersebut cukup ideal, yang berarti memiliki kekurangan yang tidak cukup mengganggu, sehingga Saudara merasa agak puas pada bagian tubuh tersebut.

Agak tidak puas jika Saudara merasa bagian tubuh tersebut agak tidak ideal, yang berarti memiliki sedikit kekurangan yang cukup mengganggu, sehingga Saudara merasa agak tidak puas dengan bagian tubuh tersebut.

Tidak puas jika Saudara merasa bagian tubuh tersebut tidak ideal, yang berarti memiliki banyak kekurangan yang

mengganggu, sehingga Saudara merasa tidak puas dengan bagian tubuh tersebut.


(12)

Sangat tidak puas jika Saudara merasa bagian tubuh tersebut sangat tidak ideal, yang berarti memiliki banyak kekurangan yang sangat mengganggu, sehingga Saudara merasa sangat tidak puas dengan bagian tubuh tersebut.

Contoh :

Bagian Tubuh SP P AP ATP TP STP

Jempol kaki X


(13)

No BAGIAN TUBUH PERASAAN SAUDARA Sangat

puas

Puas Agak puas Agak tidak puas Tidak puas Sangat tidak puas 1 Wajah secara keseluruhan

2 Kondisi kulit wajah

3 Mata (bentuk, warna, lipatan)

4 Hidung (bentuk, tinggi) 5 Bibir (bentuk, warna) 6 Gigi (warna, susunan) 7 Rambut (warna, tebal,

tekstur, jenis) 8 Warna kulit 9 Jenis kulit 10 Bentuk bokong 11 Ukuran bokong 12 Lingkar pinggul 13 Paha (bentuk, panjang) 14 Betis (bentuk, panjang) 15 Lingkar pinggang 16 Perut atas

17 Perut bawah 18 Perut samping 19 Bentuk payudara 20 Ukuran payudara 21 Lebar bahu 22 Bentuk bahu

23 Lengan (bentuk, ukuran) 24 Berat badan

25 Tinggi badan

26 Penampilan secara keseluruhan


(14)

Pada bagian berikut, berikanlah jawaban berdasarkan pada pemikiran penting tidaknya mencapai kondisi ideal pada setiap bagian tubuh yang ditanyakan dibawah ini.

Adapun pilihan jawaban yang disediakan adalah :

Sangat penting jika Saudara berpikir kondisi ideal tersebut sangat penting bagi Saudara. Dengan kata lain Saudara akan

berusaha sangat keras untuk mencapai atau mempertahankan kondisi ideal tersebut.

Penting jika Saudara berpikir kondisi ideal tersebut penting bagi Saudara. Dengan kata lain Saudara akan berusaha keras untuk mencapai dan mempertahankan kondisi ideal tersebut.

Cukup penting jika Saudara berpikir bahwa kondisi ideal tersebut cukup penting bagi Saudara. Dengan kata lain Saudara akan berusaha semampunya untuk mencapai kondisi ideal tersebut.

Tidak cukup penting jika Saudara berpikir bahwa kondisi ideal tersebut tidak cukup penting bagi Saudara. Dengan kata lain, Saudara tidak cukup berusaha untuk mencapai kondisi ideal tersebut.

Tidak penting jika Saudara berpikir bahwa kondisi ideal tersebut tidak penting bagi Saudara. Dengan kata lain, Saudara jarang berusaha untuk mencapai kondisi ideal tersebut.

Sangat tidak penting jika Saudara berpikir bahwa kondisi ideal tersebut sangat tidak penting bagi Saudara. Atau dengan kata lain Saudara tidak berusaha sama sekali untuk mencapai kondisi ideal dari bagian tubuh tersebut.


(15)

Berikanlah tanda silang (X) pada salah satu kolom yang disediakan sesuai dengan pemikiran Saudara pada setiap bagian tubuh yang dicantumkan. Setiap soal yang ada harus dijawab, jangan sampai ada yang terlewat. Tidak ada jawaban yang salah, semuanya benar karena inilah diri Saudara yang sesungguhnya.

Contoh :

Bagian Tubuh SP P CP TCP TP STP

Jempol kaki X


(16)

NO BAGIAN TUBUH PEMIKIRAN SAUDARA

Sangat penting

Penting Cukup penting Tidak cukup penting Tidak penting Sangat tidak penting 1 Wajah secara keseluruhan

2 Kondisi kulit wajah

3 Mata (bentuk, warna, lipatan)

4 Hidung (bentuk, tinggi)

5 Bibir (bentuk, warna)

6 Gigi (warna, susunan)

7 Rambut (warna, tebal, tekstur, jenis)

8 Warna kulit

9 Jenis kulit

10 Bentuk bokong

11 Ukuran bokong

12 Lingkar pinggul

13 Paha (bentuk, panjang)

14 Betis (bentuk, panjang)

15 Lingkar pinggang

16 Perut atas

17 Perut bawah

18 Perut samping

19 Bentuk payudara

20 Ukuran payudara

21 Lebar bahu

22 Bentuk bahu

23 Lengan (bentuk, ukuran)

24 Berat badan

25 Tinggi badan

26 Penampilan secara keseluruhan


(17)

Lampiran 4

Data Penunjang

Cultural Socialization

1. Meski trend mode saat ini tidak sesuai dengan bentuk tubuh saya, tetap saya ikuti. a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

Interpersonal Experiences

2. Lawan jenis saya sangat senang bergaul dengan saya karena keadaaan fisik saya: a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

Physical Characteristic

3. Teman – teman saya bersedia berteman dengan saya karena penampilan fisik saya yang menarik.

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju 4. Apakah perubahan hormonal pada diri Saudara menyebabkan banyak perubahan yang mengganggu pada diri Saudara?

a. Sangat Setuju b. Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju

Personality Attributes

5. Keinginan saya untuk tampil cantik dan menarik terkadang memaksa saya untuk mengubah keadaan fisik saya.


(18)

Lampiran 5

Kuesioner Self Esteem Petunjuk Pengisian :

Pada halaman berikut terdapat 56 pernyataan mengenai pikiran, perasaan dan tindakan Saudara. Bacalah dengan cermat setiap pernyataan yang ada, kemudian Saudara diminta untuk membubuhkan tanda silang (X) pada salah satu kolom jawaban disamping setiap pernyataan yang Saudara anggap paling mewakili diri Saudara.

Adapun kolom jawaban yang disediakan adalah sebagai berikut : SS : sangat sesuai

S : sesuai CS : cukup sesuai ATS : agak tidak sesuai TS : tidak sesuai

STS : sangat tidak sesuai

Karena ini bukanlah suatu tes, maka tidak ada jawaban yang salah. Semua jawaban yang Saudara berikan adalah benar karean merupakan perwujudan dari diri Saudara yang sebenarnya. Oleh karena itu jawablah setiap pernyataan tersebut secara spontan, tidak usah dipikirkan terlalu lama dan jangan sampai ada yang tidak dijawab. Contoh :

Pernyataan : SS S CS ATS TS STS Saya merasa bahwa saya adalah orang

yang baik

X


(19)

No. PERNYATAAN : SS S CS ATS TS STS 1 Meskipun tidak bertindak sesuai dengan

pikiran buruk yang terlintas, saya menerima pemikiran itu sebagai bagian dari diri saya.

2 Saya lebih suka menghindari perdebatan meskipun tahu bahwa pendapat saya benar. 3 Saya berusaha menyeimbangkan waktu

untuk belajar dan waktu untuk menikmati hasil belajar tersebut.

4 Nasehat yang saya berikan pada orang lain, belum tentu bisa saya lakukan.

5 Saya suka mempelajari hal baru yang dapat menambah pengetahuan saya.

6 Terkadang saya berharap bahwa saya adalah orang lain.

7 Saya tidak merasa bersalah apabila menolak permintaan seorang teman, karena memang saya tidak dapat mengerjakan hal tersebut.

8 Saya bukan orang yang suka menunda pekerjaan.

9 Meskipun belum tentu berhasil, saya berusaha melakukan sesuatu yang saya yakini kebenarannya.

10 Saya tipe orang yang sulit mengatakan pada teman saya bahwa ada beberapa dari sikapnya yang tidak saya sukai.

11 Saya mencurahkan seluruh perhatian saya saat sedang mengerjakan sesuatu.

12 Saya akan tetap bertahan dalam kondisi pekerjaan yang sulit karena pekerjaan itu adalah pilihan saya.


(20)

No. PERNYATAAN : SS S CS ATS TS STS 13 Saya tidak meniru gaya hidup orang lain

hanya karena saya berteman dengan mereka.

14 Saya bisa diandalkan oleh orang lain dalam setiap situasi.

15 Saya tidak mempunyai rencana masa depan karena saya lebih suka menjalaninya langkah demi langkah.

16 Saya adalah orang yang bertanggung jawab atas kesuksesan maupun kegagalan yang terjadi dalam hidup saya.

17 Saya seringkali tidak merasa sedang marah walaupun orang – orang mengatakan saya sedang marah.

18 Saya berusaha menepati janji meskipun berada dalam situasi yang tidak menguntungkan.

19 Seandainya ada orang yang dapat mencintai saya dengan tulus, saya akan merasa lebih bahagia daripada saat ini. 20 Saya adalah orang yang dapat memilih

secara tepat maksud dan tujuan hidup saya karena tidak ada orang lain yang punya hak untuk itu.

21 Saya merasa sulit untuk bersikap adil pada semua orang, terutama orang yang tidak saya sukai.

22 Bila tidak menyukai seseorang, tindakan orang tersebut biasanya buruk di mata saya. 23 Saya sering menutup – nutupi kesalahan yang terjadi karena merasa bahwa hal tersebut memalukan.


(21)

No. PERNYATAAN : SS S CS ATS TS STS 24 Saya seringkali sulit untuk menjelaskan

mengapa saya merasa uring – uringan. 25 Saya tipe orang yang kesulitan untuk

mengatakan “tidak” pada orang lain.

26 Saya membiasakan diri sendiri untuk mengevaluasi hasil pekerjaan saya, apakah sudah sesuai dengan tujuan masa depan atau belum.

27 Saya tidak suka berbohong dengan alasan apapun karena itu bukanlah ciri diri saya. 28 Saat mengetahui akan bekerja sama dengan

seseorang yang kurang menyenangkan, saya akan mencari alasan untuk tidak melakukannya.

29 Saya memilih untuk mengatakan secara jujur pendapat saya, meskipun menurut orang lain pendapat itu aneh.

30 Saat melakukan kesalahan, saya berharap orang lain akan membereskannya untuk saya.

31 Saya lebih memilih untuk memutuskan hubungan dengan pacar saat tidak lagi dapat menyamakan prinsip hidup berdua. 32 Saya menerima segala kelebihan dan

kekurangan diri, tanpa ada penyesalan terhadap kekurangan tersebut.

33 Salah satu kelemahan saya adalah sulit untuk mendisiplinkan diri sendiri dalam melakukan sesuatu.


(22)

No. PERNYATAAN : SS S CS ATS TS STS 34 Saya tidak akan berpura – pura tertawa saat

mendengar lelucon yang kasar dan tidak lucu, meskipun semua teman saya merasa lelucon itu lucu.

35 Biasanya saya meluangkan waktu untuk mengevaluasi sejauh mana karir saya sesuai dengan apa yang dicita-citakan. 36 Saya menerima kenyataan tidak menyukai

seseorang tanpa merasa bersalah terhadap diri sendiri dan orang itu, karena hal ini sangat manusiawi.

37 Saya berpikir bahwa keberhasilan yang saya dapatkan saat ini terjadi karena keberuntungan.

38 Salah satu kelebihan saya adalah kesediaan untuk mempelajari hal – hal baru.

39 Saya tipe orang yang jujur dalam mengungkapkan perasaan saya pada orang lain.

40 Saya memiliki bayangan yang jelas mengenai bagaimana hidup saya lima tahun yang akan datang.

41 Saya merasa perlu untuk menyangkali “dosa” kecil yang pernah saya perbuat karena hal tersebut akan sangat memalukan jika diketahui orang lain.

42 Saya memiliki gambaran yang jelas mengenai bagaimana karir saya lima tahun yang akan datang.

43 Saya berusaha mengerjakan tugas dengan sepenuh hati, karena hanya dengan cara inilah saya akan berhasil.


(23)

No. PERNYATAAN : SS S CS ATS TS STS 44 Jika diperlakukan secara tidak adil oleh

seseorang, saya lebih memilih menggerutu dalam hati daripada harus ribut karena mempertahankan hak pribadi.

45 Saat hasil belajar saya dikritik oleh orang lain, biasanya saya merasa kesal dan malas untuk mendengarkannya.

46 Saat apa yang saya inginkan itu membutuhkan keterampilan baru untuk mencapainya, biasanya saya menjadi malas untuk mewujudkan keinginan tersebut. 47 Saya bukan tipe orang yang akan menjauhi

orang yang tidak disukai oleh teman saya dengan alasan solidaritas.

48 Jika diperlukan, biasanya saya meminta masukan dari guru tentang pelajaran yang sedang dipelajari.

49 Saya dapat menerima bagian – bagain tubuh yang tidak saya sukai karean itu adalah bagian dari diri saya.

50 Saya percaya bahwa setiap manusia hidup sesuai dengan garis nasib tanpa memiliki kuasa untuk melakukan intervensi apapun. 51 Meskipun sadar akan mengecewakan orang

yang dicintai, saya tetap akan melakukan keinginan saya yang tidak mereka sukai. Karena hanya dengan cara itulah saya bisa jujur pada keinginan hati.

52 Saat pendapat orang lain berbeda dengan pendapat saya mengenai sesuatu, biasanya saya akan mempertahankan pendapat itu dengan berdebat.


(24)

No. PERNYATAAN : SS S CS ATS TS STS 53 Saya merasa takut untuk jujur

mengungkapkan pendapat saya di saat pendapat semua orang lain berbeda dengan pendapat saya.

54 Saat ingin mencapai sesuatu, saya akan merencanakannya secara cermat dan melakukan rencana itu supaya dapat mencapainya.

55 Sulit bagi diri saya untuk menerima kenyataan saat sedang mengalami masalah. 56 Keberhasilan saya lebih banyak terjadi

karena bantuan dari orang lain daripada karena usaha sendiri.


(25)

Lampiran 6 Correlations

Spearman's

rho Self Esteem

Body Image Correlation

Coefficient ,461(*)

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(26)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu sama lain. Perbedaan bentuk tubuh satu sama lain seringkali membuat beberapa orang merasa tidak puas dengan penampilan fisiknya sehingga mencari cara untuk bisa tampil lebih baik. Peran media massa yang sering memperlihatkan sosok dengan bentuk tubuh yang ideal, merupakan salah satu hal yang dapat menimbulkan ketidakpuasan pada diri seseorang. Hal ini seringkali dimunculkan karena penayangan penggunaan model – model iklan dengan postur tubuh yang tinggi, langsing, kulit putih, rambut berkilau seperti pada penayangan kontes kecantikan dengan syarat berat dan tinggi badan tertentu (http://www.e.psikologi.com). Penggambaran tersebut terkadang semakin menguatkan masyarakat bahwa bentuk tubuh yang ideal adalah langsing sedangkan bentuk tubuh yang tidak langsing adalah yang tidak diinginkan.

Para perempuan seringkali dituntut untuk senantiasa tampil menarik dan feminim. Perempuan yang feminim, dihargai karena mereka memiliki ciri-ciri yang menandakan mereka memiliki sikap dan penampilan untuk memenuhi peran gender sebagai seorang perempuan. Salah satu hal yang dianggap merupakan bagian dari sifat feminim adalah kemampuan seorang perempuan untuk dapat tampil cantik dan menarik. Dengan tampil cantik, perempuan tidak hanya diterima oleh lingkungan sosial tetapi juga mendatangkan berbagai keuntungan sosial


(27)

2

Universitas Kristen Maranatha lainnya (paling tidak seperti yang dipersepsikan sebagian dari kaum perempuan itu sendiri) misalnya lebih mudah diterima dalam lingkungan pekerjaan, menjadi lebih populer diantara teman sebaya. (Femina, 1997). Karena itu, dengan penampilan yang menarik, akan dianggap lebih mampu menjalankan perannya.

Adanya anggapan bahwa penampilan yang menarik menjadi sebuah syarat kesuksesan, membuat para perempuan berlomba-lomba untuk dapat tampil cantik dan menarik sesuai dengan tuntutan lingkungan. Karena itu, tidaklah mengherankan jika mayoritas perempuan jaman sekarang berusaha keras agar penampilannya menjadi lebih menarik. Fenomena yang dapat kita lihat misalnya melalui maraknya kosmetik yang banyak dijual di pasaran, salon kecantikan yang tersebar dimana-mana, bahkan tidak sedikit perempuan yang merasa perlu untuk melakukan operasi plastik agar dapat tampil menarik. Dalam majalah Femina, kerap dihadirkan artikel mengenai perempuan dan tubuhnya diantaranya dituliskan mengenai perempuan yang mengoperasi wajahnya sampai tiga kali agar bisa merasa puas dengan dirinya, atau mengenai perempuan yang tidak mau keluar rumah karena merasa salah satu bagian wajahnya tidak menarik. (Femina, Agustus 2002 & November 1999). Namun di samping itu ada juga perempuan yang menjaga penampilannya dengan mengatur pola makan, berkonsultasi dengan ahli gizi, dan lain sebagainya.

Bentuk tubuh, merupakan salah satu hal yang menjadi bagian dari penampilan dan seringkali menjadi hal yang yang dianggap penting oleh kebanyakan perempuan. Saat memilih pakaian, perhiasan, dan berbagai hal yang dapat mempercantik penampilannya, seringkali membuat para perempuan


(28)

3

Universitas Kristen Maranatha berpikir, apakah akan sesuai dengan bentuk tubuhnya. Saat penampilan mereka cukup sesuai dengan kriteria yang ideal, maka mereka akan merasa nyaman dalam beraktivitas. Namun, sebaliknya jika seorang perempuan memiliki bentuk tubuh yang dianggapnya kurang atau tidak memenuhi bentuk tubuh yang dianggap “indah”, maka dapat membuatnya merasa tidak percaya diri atau minder.

Hal – hal diatas ternyata bukan saja menjadi permasalahan bagi para perempuan, namun juga menjadi masalah bagi perempuan yang menginjak masa remaja. Mereka ingin membuat penampilan mereka semenarik mungkin dan menjaganya agar dapat diterima dalam lingkungan pertemanan dan menarik bagi lawan jenisnya. Remaja perempuan sangat peka terhadap penampilan dirinya.

Adapun cara yang dipilih oleh para remaja agar tetap menjaga penampilan salah satunya yaitu dengan mengikuti kegiatan olah raga. Salah satu jenis olah raga adalah senam aerobik yang ada di pusat kebugaran aerobik “X” yang terkenal di Bandung.

Pusat kebugaran aerobik ini didirikan tahun 1984 oleh Ibu L. T. Pelatih maupun anggotanya semuanya perempuan yang berusia 15 – 60 tahun. Tujuan dari didirikannya pusat kebugaran ini adalah agar para perempuan maupun remaja perempuan mempunyai badan yang sehat dan dapat mencapai bentuk badan sesuai yang diharapkan dengan dilatih oleh 12 orang instruktur perempuan. Aerobik ini mempunyai kelas yang berlainan setiap harinya sehingga para anggota dapat menyesuaikan dengan waktu luang yang dimilikinya. Para anggota di pusat kebugaran ini terdiri atas kurang lebih 50% para perempuan dewasa dan kurang lebih 50% para remaja perempuan. Dalam setiap kelasnya dihadiri kurang lebih


(29)

4

Universitas Kristen Maranatha 40 anggota. Di tempat ini, kegiatan aerobik dibagi menjadi dua tujuan, yaitu untuk pembentukan tubuh dan cardiovaskular (menaikkan denyut jantung).

Untuk menunjang pembentukan tubuh yang didapakan melalui kegiatan aerobik, maka pusat kebugaran inipun mengadakan program diet yang dinamakan

“training make over” pada setiap tahunnya. Menurut salah satu pelatih aerobik, program ini diadakan dengan tujuan bagi para anggota yang ingin diet dengan makanan khusus dan latihan khusus yang sudah diatur oleh para pelatih. Program ini banyak diikuti oleh para remaja perempuan yang ingin menguruskan badannya agar dapat tampil menarik. Menurut salah seorang trainer di pusat olahraga ini, kegiatan tersebut diadakan untuk dapat menjaga penampilan yang telah didapat setelah kegiatan berolahraga. Setelah pembentukan tubuh dilakukan dan para peserta mencapai bentuk tubuh yang ideal, maka perlu terus menerus dijaga dengan pola makan dan carbohydrate intake yang sesuai dengan aktivitasnya.

Menurut trainer tersebut, cara menjaga penampilan melalui kegiatan olahraga dan menjaga pola makan ini sangat dibutuhkan, karena pada masa remaja, terjadi perubahan hormonal yang menyebabkan perubahan yang pesat pada tubuh seorang perempuan. Remaja perempuan umumnya sangat peka terhadap penampilan dirinya daripada remaja laki – laki yang mana berhubungan dengan body image mereka.

Body image menurut Cash (2002) merupakan sikap yang dimiliki individu

terhadap tubuhnya. Ada yang meresponnya dengan positif seperti menerima perubahan fisik yang ada, melakukan hal – hal yang positif yang membuatnya


(30)

5

Universitas Kristen Maranatha bahagia. Sebaliknya yang meresponi secara negatif seperti tidak mau bergaul, terus menerus memikirkan kekurangan dirinya (Val J. Peter & Ron Herron, 1998).

Dalam diri para remaja perempuan, self esteem akan membantu untuk menghadapi Body Image yang dimiliki oleh mereka. Nathaniel Branden (1994) mengatakan bahwa self esteem dapat pula dilihat dari bagaimana seseorang menghargai keberadaan orang lain di lingkungannya. Self Esteem sendiri merupakan disposisi untuk menghayati diri sebagai seseorang yang mampu menangani berbagai tantangan dasar dalam hidup dan berharga untuk mendapatkan kebahagiaan.

Remaja perempuan dengan self esteem yang tinggi berarti memiliki keyakinan yang cukup tinggi bahwa dirinya mampu mengatasi berbagai tantangan dan tidak merasa bergantung secara berlebihan pada orang lain atau hal – hal lain untuk mencapai kesuksesan. Namun tidak demikian dengan remaja perempuan dengan self esteem rendah.

Dari paparan di atas, terlihat body image dan self esteem memainkan peranan yang cukup besar bagi keberhasilan remaja perempuan. Meskipun tidak berarti seorang remaja perempuan pasti memiliki body image dan self esteem yang tinggi.

Ke dua belas remaja perempuan yang mengikuti aktivitas aerobik di pusat kebugaran “X” yang di wawancara mengatakan bahwa pada awalnya dirinya kurang puas dengan beberapa bagian tubuhnya seperti bagian perut yang buncit, bokong yang rata dan paha yang besar. Pengalaman dikomentari oleh teman - temannya membuat mereka merasa kesal, merasa tidak dihargai dan membuat


(31)

6

Universitas Kristen Maranatha mereka menjadi tidak nyaman dengan hal tersebut (menjadi tidak percaya diri). Bukan saja komentar dari teman – teman yang membuat mereka merasa tidak nyaman, namun juga saat mereka bercermin melihat tubuh yang tidak ideal menurut mereka, kemudian menimbang berat badan yang bagi mereka tidak sesuai dengan berat badan ideal. Salah satu cara untuk mengatasi ketidaknyamanan tersebut mereka berusaha mengikuti kelas aerobik secara rutin. Setelah mengikuti kegiatan senam untuk beberapa saat, maka para remaja putri mengungkapkan, bahwa mereka menghayati diri mereka cenderung lebih ceria, tidak merasa terlalu minder, namun menikmati perubahan tubuh yang terjadi, sebagai akibat dari kegiatan senam yang dilakukan.

Melihat adanya kebutuhan dan keinginan para remaja perempuan untuk berpenampilan seideal mungkin yang kemudian dipandang dapat mewujudkan pandangan menarik pada seorang remaja perempuan yang mana hal ini berkaitan dengan self esteem individu, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai hubungan antara Body Image dan Self Esteem Remaja Perempuan yang Mengikuti Aktivitas Aerobik di Pusat Kebugaran “X”di Kota Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan hal–hal tersebut di atas, maka identifikasi masalah yang diajukan adalah sejauh mana hubungan antara body image dan self esteem pada remaja perempuan yang mengikuti aktivitas aerobik di pusat kebugaran “X” di Kota Bandung.


(32)

7

Universitas Kristen Maranatha 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang body

image dan data tentang self esteem pada remaja perempuan yang mengikuti

aktivitas aerobik di pusat kebugaran “X” di kota Bandung. 1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui hubungan body image dan self esteem pada remaja perempuan yang mengikuti aktivitas aerobik dipusat kebugaran “X” di kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Memberikan informasi tambahan dalam bidang Psikologi Perkembangan tentang hubungan antara body image dan self esteem para remaja perempuan yang mengikuti aktivitas aerobik.

2. Memberikan masukan bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lanjutan mengenai body image dan self esteem.

1.4.2. Kegunaan Praktis Sebagai bahan masukan bagi :

1. Pihak pusat kebugaran sebagai bahan untuk membuat program yang lebih memperhatikan pada self esteem remaja perempuan.


(33)

8

Universitas Kristen Maranatha 2. Remaja perempuan bukan saja memperhatikan pada perkembangan fisik tapi juga memperhatikan serta meningkatkan self esteem dalam diri mereka.

1.5 Kerangka Pemikiran

Saat memasuki masa remaja, salah satu tugas perkembangan yang harus dipenuhi menurut Havighurst (1972) adalah menerima fisiknya dan menggunakannya secara efektif. Lebih jauh dijelaskan oleh Havighurst mengenai tugas perkembangan ini adalah “menjadi bangga atau setidaknya toleran terhadap tubuhnya ; untuk menggunakan dan melindungi tubuhnya secara efektif dan dengan kepuasan personal.” Tugas perkembangan ini menurut Havighurst pada umumnya tercapai saat seorang menginjak usia 17 tahun. Kepuasan akan keadaan fisik (yang berasal dari body evaluation) serta nilai kepentingan yang ditempatkan pada keadaan fisik (body investment) merupakan dua dimensi dari body image yang dikemukakan oleh Cash (2002).

Body image menurut Cash (2002) merupakan sikap yang dimiliki individu

terhadap tubuhnya yang dibentuk oleh body image schema. Aaron Beck (dalam Cash, 2002) mengatakan bahwa Body Image Schema adalah belief system tentang penting tidaknya dan pengaruh penampilan fisik seseorang dalam hidup mereka, termasuk seberapa “sentral” penampilan dalam penghayatannya sebagai suatu pribadi. Belief system ini akan dijadikan acuan oleh individu dalam menilai sesuatu sehingga mempengaruhi pikiran, emosi dan perilaku individu.


(34)

9

Universitas Kristen Maranatha

Body image pada umumnya lebih berhubungan dengan remaja perempuan

daripada remaja laki-laki, karena remaja perempuan cenderung lebih memperhatikan penampilan fisik (Mappiare, 1982). Mereka sangat peka terhadap penampilan dirinya dan berpikir tentang wajahnya apakah orang lain akan menyukai wajahnya serta selalu menggambarkan dan mengembangkan seperti apa tubuhnya dan apa yang diinginkan dari tubuhnya.

Kaum remaja perempuan pada umumnya mengutamakan segi – segi kesempurnaan dan kecantikan sehingga akan menimbulkan reaksi – reaksi tertentu jika didapati dirinya memiliki kekurangan dalam segi penampilan fisik, misalnya memiliki kulit yang gelap, tinggi badan yang kurang ataupun berat yang berlebih yang kemudian mengarah pada rasa tidak percaya diri. Mereka menjadi terpicu untuk memiliki tubuh yang ideal sesuai dengan trend yang berlaku di dalam kelompoknya saat ini. Trend yang ada pada masyarakat saat ini menjadikan suatu gambaran ideal mengenai body image pada diri seorang remaja perempuan. Hal ini sesuai dengan pengertian body image, menurut Schilder (1935/ 1950, dalam Cash, 2002) yaitu gambaran mengenai tubuh sendiri yang dibentuk oleh individu dalam pikiran masing – masing.

Menurut Thomas Cash (2002) sikap seseorang terhadap tubuhnya sebagai

body image terdiri atas dua dimensi yaitu body evaluation dan body investment. Body evaluation merujuk pada penilaian puas atau tidaknya individu akan

tubuhnya. Body investment merujuk pada seberapa penting penampilan fisik bagi individu.


(35)

10

Universitas Kristen Maranatha Dalam penjelasan pandangan kognitif – behavioral tentang body image, Cash (2002) menjelaskan adanya empat hal yang melatarbelakangi pembentukan

body image seseorang. Hal yang pertama adalah cultural socialization berupa

pesan – pesan dari lingkungan yang menyisipkan suatu standar atau harapan mengenai penampilan dan karakteristik fisik, dalam hal ini media massa memegang peranan penting. Kedua, interpersonal experiences yaitu proses – proses interpersonal yang meliputi tiga bentuk utama : ungkapan penilaian (merujuk pada opini yang diberikan oleh seseorang), pada remaja perempuan yang mendapat penilaian positif dari lingkungannya seperti : “Badan kamu bagus seperti model.”, dapat memberikan penilaian positif juga terhadap body image mereka. Umpan balik mengenai penampilan fisik (diartikan sebagai persepsi individu mengenai bagaimana orang lain menilai dirinya), remaja perempuan mempersepsikan dirinya cantik, karena orang lain menilai mereka cantik. Perbandingan sosial (merupakan proses lain yang membentuk penilaian diri mengenai kemenarikan fisik), contoh : “Badannya lebih bagus dan ideal daripada kamu.” Ketiga adalah physical characteristic yang meliputi penyimpangan pada tinggi badan dan otot, kondisi – kondisi seperti jerawat, cacat yang diperoleh, perubahan elastisitas kulit, ketebalan rambut dan lain sebagainya, seperti pada remaja perempuan yang mukanya terdapat bekas luka jahitan karena kecelakaan atau luka bakar. Faktor terakhir yang melatarbelakangi perkembangan body image adalah personality attributes misalnya self esteem, contoh bagi mereka walaupun bertubuh gemuk, tapi mereka tetap merasa puas. Attachment system (kasih sayang dan penerimaan atau attachment yang aman dapat meningkatkan sikap body


(36)

11

Universitas Kristen Maranatha

image yang positif), dukungan dan penerimaan keadaan remaja perempuan apa

adanya, akan membantu dan meningkatkan body image mereka. Nilai dan sikap yang berbasis gender (perempuan yang mendukung sikap gender tradisional dalam hubungan mereka dengan laki – laki akan lebih memperhatikan penampilan) dalam arti pada umumnya laki – laki menilai perempuan yang menarik adalah yang tinggi, cantik parasnya, berkulit putih dan mulus serta bentuk tubuh yang ideal.

Nathaniel Branden (1994) menyebutkan, Self Eesteem adalah disposisi untuk menghayati diri sebagai seorang yang mampu menangani berbagai tantangan dasar dalam hidup dan berharga untuk mendapatkan kebahagiaan. Self

Esteem terdiri atas dua aspek yaitu Self Efficacy dan Self Respect. Self Efficacy

adalah kepercayaan diri dalam memfungsikan pikiran, mengerti, mempelajari, mengambil tindakan; kepercayaan diri bahwa seseorang mampu memahami realitas dalam bidang yang diminati dan dibutuhkan atau dengan perkataan lain keyakinan bahwa diri sendiri bisa diandalkan. Sedangkan Self Respect adalah keyakinan akan nilai yang dianut. Sebuah sikap yang menyetujui hak untuk hidup dan berbahagia, kenyamanan untuk menyatakan pendapat, kebutuhan dan hak, perasaan bahwa kebahagiaan dan pemenuhan adalah hak yang dibawa sejak lahir.

Hal diatas dapat terjadi karena saat seseorang khususnya remaja perempuan menempatkan keadaan fisiknya sebagai sesuatu yang utama dalam menilai dirinya, maka stimulus – stimulus dari lingkungan yang berhubungan dengan body image dan self esteem dijelaskan dari sudut pandang kognitif- behavioral, dimana saat seorang remaja perempuan mendapat stimulus dari


(37)

12

Universitas Kristen Maranatha lingkungan maka ia akan secara otomatis menterjemahkan rangsang ini, sehingga akan menimbulkan sikap berupa emosi dan perilaku tertentu dari individu.

Remaja perempuan memiliki body image yang positif dan self esteem tinggi karena kepuasan fisik menjadi nilai tambah bagi dirinya dalam melakukan penilaian terhadap diri. Umumnya ukuran penilaian diri seseorang tidak ditempatkan pada daya tarik tetapi pada hal – hal lain yang menjadi minat, cita – cita, dan nilai yang dipegang.

Cash (2002) mengatakan bahwa self esteem akan menjadi pelindung bagi

body image saat mendapatkan feedback negatif terhadap tubuh dari lingkungan.

Hal ini terjadi karena individu dengan self esteem tinggi tidak menggantungkan penghayatan dirinya pada faktor – faktor eksternal seperti penampilan fisik, akan tetapi pada pemfungsian faktor – faktor internal seperti penerimaan diri, hidup dengan tujuan dan lain – lain (Branden, 1994). Menurut Branden (1994), individu dengan self esteem tinggi mampu memisahkan antara sesuatu yang merupakan realita dengan persepsi yang mudah dipengaruhi secara negatif oleh emosi sehingga feedback negatif dari lingkungan mengenai tubuh tidak membuat individu dengan self esteem tinggi mengidentifikasikan dirinya dengan feedback negatif tersebut.

Remaja perempuan dengan self esteem yang tinggi diharapkan memiliki rasa hormat terhadap dirinya, menganggap dirinya sebagai individu yang berharga. Namun sebaliknya mereka dengan self esteem yang rendah menunjukkan penolakan terhadap dirinya dan perasaan yang tidak puas dengan dirinya (Bachman, 1977). Remaja perempuan yang memiliki konsep body image


(38)

13

Universitas Kristen Maranatha yang positif akan merasa puas dengan dirinya, hal ini dapat dikatakan bahwa kemungkinan mereka memiliki self esteem yang tinggi.

Dari penjelasan di atas maka dapat diasumsikan bahwa apabila seorang remaja perempuan memiliki body image yang positif diasumsikan self esteem pada remaja perempuan tersebut akan tinggi atau sedang. Namun bila body image seorang remaja perempuan itu negatif, diasumsikan self esteem yang dimilikinya akan menjadi rendah. Untuk membantu memahami kerangka pemikiran ini, maka akan dibuat skema sebagai berikut :

Bagan 1.1. Bagan Kerangka Pemikiran Remaja Perempuan

Di Pusat Kebugaran “X” Stimulus Lingkungan :

- Cultural Socialization - Interpersonal Experiences - Physical Characteristic - Personality Attributes

Self Esteem

- Self Efficacy

- Self Respect

Body Image

- Body Investment


(39)

14

Universitas Kristen Maranatha 1.6. Asumsi

 Lingkungan sosial memiliki tuntutan yang tinggi terhadap daya tarik seorang remaja perempuan dalam interaksinya.

 Faktor – faktor penting yang mempengaruhi body image adalah cultural

socialization, interpersonal experiences, physical characteristic dan personality attributes.

Body evaluation dan body investment yang membuat remaja perempuan

menilai keadaan fisiknya akan menentukan body image.

1.7. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

“Terdapat hubungan antara body image dan self esteem pada remaja perempuan


(40)

71 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang sudah diungkapkan, maka peneliti menemukan bahwa:

a. Terdapat hubungan yang moderat (rs:.461) antara Body Image dan Self Esteem pada remaja perempuan, yang berarti bahwa remaja perempuan yang memiliki Body Image yang tinggi akan memiliki Self Esteem yang tinggi juga.

b. Self Esteem yang tinggi didasari oleh keberadaan Body Investment yang rendah dalam diri individu, artinya para remaja perempuan tidak memiliki persepsi terhadap tubuh yang lebih ideal.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

- Peneliti menyarankan digunakannya data penunjang yang lebih banyak jumlahnya, untuk memastikan dinamika intraindividual yang terjadi, untuk menjelaskan apa yang dapat muncul dalam diri individu. 5.2.2. Saran Guna Laksana

- Menginformasikan kepada instruktur aerobik untuk dapat mendorong kegiatan aerobik yang lebih memfasilitasi pengembangan diri para


(41)

72

Universitas Kristen Maranatha remaja perempuan, untuk menerima bentuk tubuh yang saat ini sudah dimiliki dan tidak memberikan gambaran yang terlalu ideal. Hal ini ditujukan, sehingga individu dapat memiliki Self Esteem yang lebih tinggi, dan menghindari diadaptasinya Body Investment yang terlalu ideal, yang dapat mengurangi Self Esteem individu

- Menginformasikan kepada pengelola tempat senam, untuk dapat menciptakan lingkungan yang dapat memberikan umpan balik berupa konsep bentuk tubuh yang sehat pada setiap remaja perempuan untuk meningkatkan bentuk tubuhnya sesuai dengan potensi yang dimiliki, dan menghindari munculnya ketidakpuasan yang terlalu besar akan tubuhnya pada saat ini.


(42)

73 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Edisi ke-3. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Branden , Nathaniel. 1992. The Power of Self Esteem. Florida : Health Communications, Inc.

_______, Nathaniel. 1994. Six Pillars of Self Esteem.

New York : Bantam Doublebay Dell Publishing Group, Inc.

Cash, Thomas F. & Thomas Pruzinsky. 2002. Body Image : A Hand Book of

Theory, Research, and Clinical Practise.

New York : Guilford Press

Coopersmith, Stanley. 1967. The Antecendent of Self Esteem. Davis : University of California

Herron, Ron & Van J. Peter. 1998. I Love Me : Gimana Jadi Remaja Pede ‘n

Smart. Diterjemahkan oleh Ibnu Setiawan, Bandung: Kaifa.

Siegel, Sidney & N. John Castellan, Jr. 1988. Non Parametric Statistics : For The

Behavioral Sciences. Singapore : McGraw Hill, Inc. International Edition

Sitepu, Nirwana SK. 1995. Analisis Korelasi. Bandung : Universitas Padjajaran

Thornburg, Hershel. 1982. Development in Adolescence. 2 nd edition. California : Brooks / Cole Publishing Company


(43)

74 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Anandiya, Dwi. 2006. Studi Deskriptif Mengenai Body Image Pada Mahasiswa

Universitas ‘X’ di Bandung Yang Sedang Melakukan Program Diet. Outline. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Halim, Yohana. 2003. Hubungan Antara Body Image dan Self Esteem Pada

Model Perempuan Pemula Di Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas

Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Nurfadila, Frila. Suatu Penelitian Mengenai Hubungan Antara Body Image Dengan Self Esteem Pada Karyawan Wanita Majalah Fashion “X” Bandung. Outline. Bandung:Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, 2008.

(http://www.e.psikologi.com/epsi/individual-detail.asp?id=392,diakses 10 Maret 2009)


(1)

Universitas Kristen Maranatha yang positif akan merasa puas dengan dirinya, hal ini dapat dikatakan bahwa kemungkinan mereka memiliki self esteem yang tinggi.

Dari penjelasan di atas maka dapat diasumsikan bahwa apabila seorang remaja perempuan memiliki body image yang positif diasumsikan self esteem pada remaja perempuan tersebut akan tinggi atau sedang. Namun bila body image seorang remaja perempuan itu negatif, diasumsikan self esteem yang dimilikinya akan menjadi rendah. Untuk membantu memahami kerangka pemikiran ini, maka akan dibuat skema sebagai berikut :

Bagan 1.1. Bagan Kerangka Pemikiran Remaja Perempuan

Di Pusat Kebugaran “X” Stimulus Lingkungan :

- Cultural Socialization - Interpersonal Experiences - Physical Characteristic - Personality Attributes

Self Esteem

- Self Efficacy

- Self Respect

Body Image

- Body Investment


(2)

14

Universitas Kristen Maranatha 1.6. Asumsi

 Lingkungan sosial memiliki tuntutan yang tinggi terhadap daya tarik seorang remaja perempuan dalam interaksinya.

 Faktor – faktor penting yang mempengaruhi body image adalah cultural

socialization, interpersonal experiences, physical characteristic dan personality attributes.

Body evaluation dan body investment yang membuat remaja perempuan

menilai keadaan fisiknya akan menentukan body image.

1.7. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

“Terdapat hubungan antara body image dan self esteem pada remaja perempuan


(3)

71 Universitas Kristen Maranatha 5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang sudah diungkapkan, maka peneliti menemukan bahwa:

a. Terdapat hubungan yang moderat (rs:.461) antara Body Image dan Self Esteem pada remaja perempuan, yang berarti bahwa remaja perempuan yang memiliki Body Image yang tinggi akan memiliki Self Esteem yang tinggi juga.

b. Self Esteem yang tinggi didasari oleh keberadaan Body Investment yang rendah dalam diri individu, artinya para remaja perempuan tidak memiliki persepsi terhadap tubuh yang lebih ideal.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

- Peneliti menyarankan digunakannya data penunjang yang lebih banyak jumlahnya, untuk memastikan dinamika intraindividual yang terjadi, untuk menjelaskan apa yang dapat muncul dalam diri individu. 5.2.2. Saran Guna Laksana

- Menginformasikan kepada instruktur aerobik untuk dapat mendorong kegiatan aerobik yang lebih memfasilitasi pengembangan diri para


(4)

72

Universitas Kristen Maranatha remaja perempuan, untuk menerima bentuk tubuh yang saat ini sudah dimiliki dan tidak memberikan gambaran yang terlalu ideal. Hal ini ditujukan, sehingga individu dapat memiliki Self Esteem yang lebih tinggi, dan menghindari diadaptasinya Body Investment yang terlalu ideal, yang dapat mengurangi Self Esteem individu

- Menginformasikan kepada pengelola tempat senam, untuk dapat menciptakan lingkungan yang dapat memberikan umpan balik berupa konsep bentuk tubuh yang sehat pada setiap remaja perempuan untuk meningkatkan bentuk tubuhnya sesuai dengan potensi yang dimiliki, dan menghindari munculnya ketidakpuasan yang terlalu besar akan tubuhnya pada saat ini.


(5)

73 Universitas Kristen Maranatha Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Branden , Nathaniel. 1992. The Power of Self Esteem. Florida : Health Communications, Inc.

_______, Nathaniel. 1994. Six Pillars of Self Esteem.

New York : Bantam Doublebay Dell Publishing Group, Inc.

Cash, Thomas F. & Thomas Pruzinsky. 2002. Body Image : A Hand Book of

Theory, Research, and Clinical Practise.

New York : Guilford Press

Coopersmith, Stanley. 1967. The Antecendent of Self Esteem. Davis : University of California

Herron, Ron & Van J. Peter. 1998. I Love Me : Gimana Jadi Remaja Pede ‘n

Smart. Diterjemahkan oleh Ibnu Setiawan, Bandung: Kaifa.

Siegel, Sidney & N. John Castellan, Jr. 1988. Non Parametric Statistics : For The

Behavioral Sciences. Singapore : McGraw Hill, Inc. International Edition

Sitepu, Nirwana SK. 1995. Analisis Korelasi. Bandung : Universitas Padjajaran

Thornburg, Hershel. 1982. Development in Adolescence. 2 nd edition. California : Brooks / Cole Publishing Company


(6)

74 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Anandiya, Dwi. 2006. Studi Deskriptif Mengenai Body Image Pada Mahasiswa

Universitas ‘X’ di Bandung Yang Sedang Melakukan Program Diet. Outline. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Halim, Yohana. 2003. Hubungan Antara Body Image dan Self Esteem Pada

Model Perempuan Pemula Di Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas

Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Nurfadila, Frila. Suatu Penelitian Mengenai Hubungan Antara Body Image Dengan Self Esteem Pada Karyawan Wanita Majalah Fashion “X” Bandung. Outline. Bandung:Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, 2008.

(http://www.e.psikologi.com/epsi/individual-detail.asp?id=392,diakses 10 Maret 2009)