Deskripsi tingkat penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DESKRIPSI TINGKAT PENERIMAAN DIRI SISWA KELAS X
SMA BUDYA WACANA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN KLASIKAL
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:
Rosalia Desy Kristianingrum
NIM: 081114020

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DESKRIPSI TINGKAT PENERIMAAN DIRI SISWA KELAS X
SMA BUDYA WACANA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN KLASIKAL
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:
Rosalia Desy Kristianingrum
NIM: 081114020

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


Halaman Persembahan
"Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di
sebelah kananku, aku tidak goyah."
Mazmur 16: 8
“Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk
berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak
akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.”
Bung Karno
“Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi
bangkit kembali setiap kali kita jatuh.”
Confusius
“Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil;
kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.”

Karya yang sederhana ini saya persembahkan kepada:
Bapak Agustinus Sumanto & Ibu M.B Marti Astuti
Keluarga besar Ign. Pujo Sumarto & Y. Kasban
Semua saudara, sahabat, teman, dan kekasih yang saya kasihi

iv


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 7 Juni 2013
Penulis

Rosalia Desy Kristianingrum

v

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta:
Nama
NIM

: Rosalia Desy Kristianingrum
: 081114020

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
DESKRIPSI TINGKAT PENERIMAAN DIRI SISWA KELAS X SMA BUDYA
WACANA

YOGYAKARTA
TAHUN
AJARAN
2012/2013
DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN
KLASIKAL
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
ke dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademi tanpa perlu meminta ijin dari saya ataupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 7 Juni 2013

Rosalia Desy Kristianingrum


vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
DESKRIPSI TINGKAT PENERIMAAN DIRI SISWA KELAS X
SMA BUDYA WACANA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN KLASIKAL
Rosalia Desy Kristianingrum
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi tingkat penerimaan diri siswa
kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya
terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal. Jenis penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta
tahun ajaran 2012/2013. Jumlah subjek penelitian adalah 64 siswa. Instrumen
penelitian berbentuk kuesioner. Kuesioner yang disusun terdiri dari 46 item. Teknik
analisis data yang digunakan adalah perhitungan persentase dan tingkat
pendistribusiannya berdasarkan rumus Penilaian Acuan Patokan Tipe 1.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) 4 siswa (6,25%) memiliki tingkat
penerimaan diri yang sangat tinggi, (2) 34 siswa (53,13%) memiliki tingkat
penerimaan diri yang tinggi, (3) 26 siswa (40,63%) memiliki tingkat penerimaan diri
yang cukup, (4) Tidak ada siswa yang memiliki tingkat penerimaan diri yang rendah,
dan (5) Tidak ada siswa yang memiliki tingkat penerimaan diri yang sangat rendah.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diusulkan topik-topik bimbingan klasikal yang
bersifat pengembangan untuk membantu meningkatkan penerimaan diri siswa kelas
X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Topik-topik yang
diusulkan yaitu Menjadi Diri Sendiri, Kecerdasan Emosional, Aku Mampu
Mengungkapkan Perasaanku, Bersikap Asertif, dan Keberanian dalam
Mengungkapkan Pendapat.

vii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
DESCRIPTION OF THE SELF-ACCEPTANCE OF THE TENTH GRADE
STUDENTS AT SMA BUDYA WACANA YOGYAKARTA IN 2012/2013
ACADEMIC YEAR AND ITS IMPLICATIONS FOR THE SUGGESTED
TOPICS OF CLASSICAL GUIDANCE
by:
Rosalia Desy Kristianingrum
Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
This research aims to find out the description of the self-acceptance of the tenth
grade students at SMA Budya Wacana Yogyakarta in 2012/2013 academic year and
its implications for the suggested topics of classical guidance. This study belongs to a
descriptive research using the survey method.

The subject in this research is students of grade X at SMA Budya Wacana
Yogyakarta in 2012/2013 academic year. The number of the subject in this research is
64 students. The instrument used in this research is questionnaire which consists of
46 items. The technique of data analysis used is percentage counting and the level
distribution is based on formula of Criteria Reference Test Type 1.
The results show that: (1) 4 students (6.25%) have very high self-acceptance, (2)
34 students (53.13%) have high self-acceptance, (3) 26 students (40.63%) have
average self-acceptance, (4) No students have low self-acceptance, and (5) No
students have very low self-acceptance. Based on these results, the researcher
proposed some developmental classical guidance topics in order to help the students
increase the self-acceptance. The suggested topics are Being Yourself, Emotional
Intelligence, I Am Able to Express Feelings, Being Assertive, and Courage in
Delivering Opinions.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat melimpah yang telah
diberikan selama berproses di Universitas Sanata Dharma, hingga pada akhirnya
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik sebagai tugas akhir dan gelar
sarjana dapat diperoleh. Begitu banyak pelajaran berharga yang diperoleh selama
berproses di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.
Berkat dan kasih Tuhan tidak pernah putus diberikan melalui orang-orang yang
begitu berarti dalam perjalanan studi selama ini. Oleh karena itu ucapan terima kasih
dipersembahkan kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dra. M. J. Retno Priyani, M.Si., sebagai dosen pembimbing yang telah
membimbing dengan begitu sabar selama penulisan skripsi ini. Terima kasih
atas dukungan, motivasi dan pelajaran berharga yang telah diberikan selama
proses penulisan skripsi ini.
4. Bapak Ismunawan Wibawa, S.P, sebagai Kepala Sekolah SMA Budya
Wacana Yogyakarta, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
5. Bu Ria dan Pak Dwi, sebagai guru Bimbingan dan Konseling SMA Budya
Wacana Yogyakarta yang telah membantu pada saat penelitian.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6. Para Siswa SMA Budya Wacana Yogyakarta
7. SMA Santa Maria Yogyakarta, yang telah membantu dalam pengambilan data
uji coba.
8. Orang tua, Bapak Agustinus Sumanto dan Ibu Maria Bernadeta Marti Astuti
yang tidak pernah lelah mendoakan untuk segera menyelesaikan studi,
mengusahakan dana untuk studi selama ini. Doa dan dukungan Bapak dan Ibu
selama ini sungguh luar biasa.
9. Mas Pascalis Aditya Kristianto, terima kasih atas motivasi dan bantuan dana
penelitian yang telah diberikan. Adik Maria Tiara Ovi Kristiana yang telah
membantu dalam pengolahan data dan yang selalu mengingatkan untuk segera
lulus.
10. Keluarga besar Ign. Pujo Sumarto dan Y. Kasban, atas dukungan dan doanya
selama ini.
11. Sahabat dan kekasih, Silverius Yudo Adrianto, yang telah membantu dalam
penulisan skripsi ini. Terima kasih atas dukungan, doa, dan kasih sayangmu
selama ini.
12. Mbak Ida BK 2002 dan Alm. Mas Agustinus Saptono Nugroho yang telah
memberikan buku-buku pendukung kuliah dan penulisan skripsi. Terima
kasih atas dukunganmu selama ini.
13. Teman-teman Yayasan Sahabat Gloria.
14. Teman-teman fasilitator Sanggar Cantrik SD Bopkri Temon; Dita, Mbak
Nina, Mbak Nanda, Artha, dan Yudo.
x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15. Sahabat-sahabat,

Cinta,

Rani,

Dita,

Westry

atas

dukungan

dan

penghiburannya selama ini.
16. Teman-teman BK 2008, terima kasih atas dukungan, penghiburan, dan
kebersamaannya selama ini.
17. Mbak Asti BK 2007, Rani BK 2008, Dita BK 2008, Ao BK 2008, Moshe BK
2008, Lilis BK 2008, terima kasih sudah bersedia belajar bersama, berbagi
suka duka mengerjakan skripsi.
18. Pak Yose, sebagai pemeriksa abstrak dalam Bahasa Inggris.
19. Mas Moko, yang berkali-kali direpotkan dengan urusan surat menyurat.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca.

Penulis

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..........................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
E. Definisi Operasional .......................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Penerimaan Diri ................................................................................. 8
1. Definisi penerimaan diri ............................................................... 8
2. Aspek-aspek penerimaan diri........................................................ 11
3. Faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan diri ....................... 14
4. Dampak dari penerimaan diri ....................................................... 16
B. Remaja ............................................................................................... 17
x ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Pengertian remaja ........................................................................ 17
2. Karakteristik remaja ...................................................................... 18
3. Tugas perkembangan remaja ........................................................ 21
4. Remaja dan penerimaan diri ......................................................... 22
C. Bimbingan Klasikal untuk Meningkatkan Penerimaan Diri Remaja 23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 25
B. Subjek Penelitian ............................................................................... 26
C. Instrumen Penelitian .......................................................................... 26
D. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................. 29
1. Tahap persiapan ............................................................................ 29
2. Tahap pelaksanaan pengumpulan data ......................................... 37
E. Teknik Analisis Data ......................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 40
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 40
B. Pembahasan ....................................................................................... 44
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 54
A. Kesimpulan ........................................................................................ 54
B. Saran .................................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 57
LAMPIRAN ....................................................................................................... 59

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Data Siswa Kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta
Tahun Ajaran 2012/2013 ...................................................................... 26
Tabel 2 Kisi-kisi Instrumen Penerimaan Diri .................................................... 28
Tabel 3 Hasil Analisis Validitas Instrumen Penerimaan Diri ............................ 33
Tabel 4 Jadwal Pelaksanaan Pengumpulan Data SMA Budya Wacana ............ 37
Tabel 5 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe 1 ................................................ 39
Tabel 6 Penggolongan Tingkat Penerimaan Diri Siswa Kelas X
SMA Budya Wacana Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ................ 41
Tabel 7 Penggolongan Skor Item Penerimaan Diri Siswa Kelas X
SMA Budya Wacana Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ................ 43
Tabel 8 Topik-topik Bimbingan Klasikal untuk meningkatkan
Penerimaan Diri Siswa Kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta ..... 51

x iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Satuan Pelayanan Bimbingan .................................................. 60
Lampiran 2 Kuesioner Uji Coba ................................................................. 107
Lampiran 3 Tabulasi Data Uji Coba Kuesioner ......................................... 112
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas Penerimaan Diri ....................................... 117
Lampiran 5 Hasil Analisis Reliabilitas ....................................................... 119
Lampiran 6 Kuesioner Penelitian ............................................................... 122
Lampiran 7 Tabulasi Data Penelitian .......................................................... 126
Lampiran 8 Kualifikasi Penerimaan Diri Siswa Kelas X SMA Budya
Wacana Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ........................ 131
Lampiran 9 Analisis Butir Item Penelitian ................................................. 133
Lampiran 10 Surat Ijin Uji Coba................................................................. 135
Lampiran 11 Surat Ijin Penelitian ............................................................... 136
Lampiran 12 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ................. 137

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Jersild (dalam Hurlock, 1974) individu yang menerima diri mampu
mengenali

dan

mengakui

kelebihan-kelebihannya

serta

mampu

untuk

mengembangkannya, dan juga mampu untuk mengenali dan mengakui
kekurangan-kekurangannya tanpa harus menyalahkan dirinya. Penerimaan diri
merupakan kesediaan individu untuk menerima diri, yang mencakup keseluruhan
aspek dalam dirinya, yaitu aspek kognisi, afeksi, fisik, dan sosial dari segi
kelebihan maupun kekurangan yang dimiliki.
Kekurangan dan kelebihan merupakan dua hal yang pasti dimiliki oleh setiap
individu. Individu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang diri akan
mampu mengenal serta memahami kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.
Individu yang memiliki pemahaman diri akan mampu menerima diri. Individu
yang dapat memahami dirinya dengan baik, akan baik pula dalam menerima
dirinya (Hurlock, 1974), namun proses menerima diri tersebut bukanlah pekerjaan
yang mudah dan cepat terutama bagi remaja.

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa.
Hal tersebut membuat remaja berusaha mencari identitas dirinya dengan menjalin
relasi dengan teman sebayanya dan mencoba-coba hal yang baru. Penerimaan diri
menjadi hal yang penting bagi remaja, sebab penerimaan diri merupakan dasar
bagi remaja untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi pada dirinya
maupun lingkungan tempat remaja menjalin relasi dengan orang lain.
Proses penyesuaian diri terlebih dahulu diawali dengan penerimaan diri. Taraf
penerimaan diri remaja akan menentukan jenis penyesuaian dirinya (Hurlock,
1973).

Remaja yang mampu menerima diri akan lebih mudah untuk

menyesuaikan diri. Misalnya, remaja yang mengetahui keadaan fisiknya yang
gemuk mampu menerima keadaannya tanpa merasa malu dan minder dengan
keadaan dirinya akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan keadaan yang
dimiliki dan mampu berinteraksi positif dengan lingkungan sekitarnya.
Sebaliknya, bila tidak mampu menerima diri, maka remaja tersebut akan
cenderung mengembangkan reaksi negatif bagi dirinya seperti terus menerus
mengeluh, putus asa, frustrasi, mengacuhkan diri, dan menarik diri dari interaksi
sosial.

Reaksi tersebut menunjukkan bahwa remaja berupaya melakukan

penolakan terhadap dirinya (self-rejection) dan jika keadaan ini dibiarkan maka
remaja tidak akan mampu menerima diri.
Melihat kenyataan di atas, diperlukan dukungan serta perhatian dari orangtua,
guru pembimbing atau dari teman sebaya, karena bagaimanapun juga penerimaan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

diri dan penolakan diri dipengaruhi oleh lingkungan sekitar remaja tersebut
tinggal dan berinteraksi (Hurlock, 1973). Dukungan dan perhatian yang diberikan
akan memunculkan rasa percaya diri pada remaja untuk berani menampilkan
keaslian dirinya, hal tersebut akan membuat individu tersebut puas dengan yang
ia miliki dan hal ini akan membantu individu untuk menerima diri.
Pendidikan yang pada dasarnya mengupayakan pengembangan manusia
seutuhnya perlu diselenggarakan secara luas dan mendalam mencakup segenap
segi kehidupan manusia. Pengajaran di kelas-kelas saja ternyata tidak cukup
memadai untuk menjawab tuntutan penyelenggaraan pendidikan yang luas dan
mendalam itu. Pelayanan bimbingan merupakan unsur yang perlu dipadukan ke
dalam upaya pendidikan secara menyeluruh, baik di sekolah maupun di luar
sekolah (Prayitno, 2004).
Sekolah mengadakan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk membantu
siswa dalam mencapai perkembangan yang optimal. Salah satu kegiatan yang
dapat membantu siswa dalam mencapai perkembangan yang optimal ialah
bimbingan pribadi sosial. Bimbingan pribadi sosial merupakan kegiatan yang
dapat membantu siswa dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri, mengatasi
berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri, mengatur diri sendiri di bidang
kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, serta kegiatan dalam
membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan (Winkel
& Hastuti, 2006).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing untuk membantu
siswa agar mampu menerima diri adalah dengan memberikan layanan bimbingan
klasikal yang tersusun dan terencana dalam satu program bimbingan. Usulan
topik-topik bimbingan klasikal hendaknya berdasarkan sikap dan tingkah laku
yang ditunjukkan oleh remaja yang mengalami masalah dalam menerima diri,
namun bagi remaja yang telah menunjukkan sikap menerima diri juga perlu
didampingi untuk terus mengembangkan serta mempertahankan kemampuannya
dalam menerima diri. Dalam hal ini diharapkan dengan adanya bimbingan
klasikal, remaja dapat terbantu untuk lebih memahami dan menerima keadaan
dirinya secara optimal.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan diri remaja.
Remaja yang dipilih adalah siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun
ajaran 2012/2013. Melalui penelitian ini, akan diperoleh gambaran mengenai
penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran
2012/2013 yang dapat digunakan sebagai bahan untuk mengusulkan topik-topik
bimbingan yang sesuai.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

B. Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah tingkat penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana
Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013?
2. Berdasarkan analisis butir instrumen penerimaan diri, topik-topik bimbingan
klasikal apa saja yang implikatif diusulkan dan sesuai bagi penerimaan diri
siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan tingkat penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana
Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.
2. Merumuskan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai bagi penerimaan diri
siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta berdasarkan analisis butir
instrumen penerimaan diri.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan gambaran mengenai tingkat penerimaan diri siswa kelas X SMA
Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru Pembimbing
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai salah satu alternatif bagi
guru pembimbing dalam membimbing dan membantu siswa agar memiliki
kemampuan dan kemauan untuk mengakui dan menerima diri dalam aspek
kognisi, afeksi, fisik, dan sosialnya.
b. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para siswa agar siswa lebih
optimal dalam menerima dirinya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

E. Definisi Operasional
Berikut ini dijelaskan definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan
dalam penelitian ini:
1. Penerimaan diri adalah suatu kondisi dimana individu memiliki kemauan dan
kemampuan untuk mengakui dan menerima diri apa adanya dalam aspek
kognisi, afeksi, fisik, dan sosial yang ada pada diri individu .
2. Remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini
merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan
perubahan sosial.
3. Bimbingan klasikal adalah proses pemberian layanan bimbingan yang diikuti
oleh seluruh siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran
2012/2013 dan dilakukan pada jam pelajaran yang telah ditentukan.
4. Siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013
adalah siswa yang terdaftar aktif di SMA Budya Wacana Yogyakarta pada
kelas X tahun ajaran 2012/2013.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang beberapa hal yang berhubungan dengan topik penelitian
yaitu penerimaan diri, remaja, dan bimbingan klasikal.
A. Penerimaan Diri
Berikut ini dijelaskan mengenai definisi penerimaan diri, aspek-aspek
penerimaan diri, faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan diri, dan dampak
dari penerimaan diri.
1.

Definisi penerimaan diri
Penerimaan diri adalah sikap diri yang memiliki penilaian yang realistis
terhadap kelebihan-kelebihan dirinya, memiliki keyakinan akan standarstandar dan prinsip-prinsip dirinya tanpa harus diperbudak oleh opini orang
lain. Individu tersebut memiliki kemampuan untuk memandang dirinya
secara realistis tanpa harus menjadi malu akan keadaannya. Individu mampu
mengenali dan mengakui kelebihan-kelebihannya serta mampu untuk
mengembangkannya dan juga mampu untuk mengenali serta mengakui
kekurangan-kekurangannya tanpa harus menyalahkan dirinya, Jersild (dalam
Hurlock, 1974). Schneiders (dalam Gunarsa, 2008) menyatakan bahwa
sebelum seseorang dapat menerima keadaan diri sendiri, ia harus mengenal
terlebih dahulu kemampuan serta keterbatasannya, sehingga ia mudah
mengatasi kesukaran yang dialaminya dalam usaha untuk menyesuaikan diri

8

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

terhadap lingkungannya. Hal yang diperlukan untuk mengenal diri sendiri
secara lebih mendalam yaitu penilaian atau kesadaran akan keadaan diri
sendiri yang meliputi hal-hal yang mendasari tingkah laku; pola pemikiran,
perasaan, serta kebiasaan-kebiasaan.
Penerimaan diri berkaitan dengan individu yang sehat secara psikologis
yang memiliki penerimaan terhadap dirinya. Individu mampu menerima
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki serta memiliki pemikiran yang
realistis tentang hal-hal yang dapat dicapai dan yang sekiranya tidak dapat
dicapai sesuai dengan batas kemampuannya. Individu mampu memikul
tanggung jawab terhadap kehidupannya sendiri, Perls (dalam Schultz, 1991).
Individu yang menerima diri mampu menerima kelebihan dan
kekurangan dalam dirinya, Jung (dalam Schultz, 1991). Pendapat tersebut
didukung oleh pendapat dari Pannes (dalam Hurlock, 1973) yang
menyatakan bahwa penerimaan diri adalah suatu keadaan dimana individu
memiliki keyakinan akan karakteristik dirinya, serta mampu dan mau untuk
hidup dengan keadaan tersebut. Individu dengan penerimaan diri memiliki
penilaian

yang

realistis

tentang

potensi

yang

dimilikinya,

yang

dikombinasikan dengan penghargaan atas dirinya secara keseluruhan.
Individu ini memiliki kepastian akan kelebihan-kelebihannya, dan tidak
mencela

kekurangan-kekurangan

dirinya.

Individu

yang

memiliki

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

penerimaan diri mengetahui potensi yang dimilikinya dan dapat menerima
kelemahannya.
Individu yang menerima diri memiliki toleransi terhadap kegagalan atau
kejadian-kejadian yang menjengkelkan dan toleransi terhadap kekurangan
dirinya tanpa harus menjadi sedih atau marah. Individu ini dapat menerima
dirinya sebagai seorang manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan
(Hjelle dan Ziegler, 1981).
Individu yang menerima diri memiliki penghargaan yang tinggi terhadap
diri sendiri dan tidak bersikap sinis terhadap diri sendiri. Penerimaan diri
berkaitan dengan tiga hal yaitu kerelaan individu untuk membuka atau
mengungkapkan aneka pikiran, perasaan, serta reaksi individu kepada orang
lain; kesehatan psikologis individu; dan penerimaan individu terhadap orang
lain (Supratiknya, 1995).
Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh di atas, penerimaan diri adalah
suatu kondisi dimana individu memiliki kemauan dan kemampuan untuk
dapat mengakui dan menerima diri apa adanya dengan diawali proses
mengenali kelebihan, kekurangan, serta keseluruhan aspek dalam dirinya
antara lain kognisi, afeksi, fisik, dan sosial. Selanjutnya individu mampu
menyesuaikan diri dengan keadaannya dengan cara memanfaatkan yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

dimiliki secara efektif dan memiliki tanggung jawab untuk melakukan
perubahan ke arah positif.
2.

Aspek-aspek penerimaan diri
Penerimaan diri memiliki beberapa aspek, berikut adalah aspek-aspek
dari penerimaan diri:
a. Fisik
Individu yang mampu menerima kondisi tubuhnya dengan apa
adanya berarti memiliki kemampuan menerima diri sendiri dalam aspek
fisik. Individu tersebut mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang
unik dengan fisik yang dimiliki, baik itu dari segi wajah, warna kulit,
tinggi badan, bentuk badan, berat badan, ciri-ciri tubuh yang dimiliki,
serta kondisi fisik yang lainnya. Individu yang mampu menerima diri
dalam aspek fisik juga akan menerima peran seksnya sebagai laki-laki
maupun sebagai perempuan. Individu tersebut nyaman dengan dirinya
sebagai laki-laki maupun sebagai perempuan serta mampu untuk
menerima perkembangan seksual yang normal dialami oleh remaja lakilaki maupun perempuan. Misalnya untuk remaja laki-laki akan
mengalami mimpi basah, tumbuhnya kumis, munculnya jakun. Remaja
perempuan mengalami menstruasi dan tumbuhnya payudara.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

b. Afeksi
Individu yang mampu menerima diri dalam aspek afeksi memiliki
kemampuan untuk menerima segala macam emosi yang dialami. Individu
tersebut tidak berusaha menyangkal emosi yang sedang dialami namun
mampu menyadari dan mengakui bahwa individu tersebut sedang
mengalami suatu emosi. Individu yang mampu menerima diri dalam
aspek afeksi memiliki kemampuan dalam mengelola emosi yang sedang
dialami dengan cara yang konstruktif. Hal tersebut senada dengan
pendapat dari Sheerer (dalam Sutadipura, 1984) yang mengungkapkan
bahwa individu yang menerima diri mampu mengungkapkan perasaannya
secara

wajar

dan

mampu

menyalurkan emosinya.

menggunakan

katarsis

emosi

untuk

Individu yang mampu menerima diri dalam

aspek afeksi memiliki kematangan emosi dan penerimaan emosi yang
dialami.
c. Kognisi
Menurut Jersild (dalam Hurlock, 1974) penerimaan diri adalah
kemampuan yang dimiliki individu untuk memandang dirinya secara
realistis tanpa harus menjadi malu akan keadaannya. Individu yang
mampu menerima diri dalam aspek kognisi memiliki kemampuan dalam
menilai dirinya dengan realistis. Individu tersebut memiliki penilaian
yang realistis terhadap dirinya terkait dengan bakat yang dimiliki dalam
bidang tertentu, pengetahuan yang dimiliki, keterbatasan yang dimiliki,

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

serta kemampuan untuk terus mengembangkan diri, misalnya saat
individu mengalami kesulitan dalam

memahami salah satu mata

pelajaran, maka individu tersebut mampu mengakui ketidakpahamannya
dengan cara berani bertanya dengan guru ataupun dengan teman terkait
dengan materi pelajaran tersebut. Selain itu individu tersebut juga berani
untuk menyumbangkan ide ataupun pendapat yang dimiliki tanpa takut
bila ide ataupun pendapatnya akan ditolak.
Individu yang mampu menerima diri dalam aspek kognisi memiliki
aspirasi yang realistis. Individu tersebut memiliki cita-cita yang
disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki.
d. Sosial
Individu yang mampu menerima diri dalam aspek sosial memiliki
kemampuan bergaul yang baik, individu tersebut nyaman dalam
kehidupan sosialnya dengan teman dan sesama anggota organisasi yang
diikutinya. Individu tersebut dapat dengan mudah berbaur dan
berkomunikasi dengan orang lain dan menganggap bahwa semua orang
memiliki derajat yang sama. Individu tersebut juga mampu bersikap
jujur mengungkapkan tentang keadaan diri yang sebenarnya, tidak malu
bila orang lain mengetahui kondisi dirinya dan keluarga.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3.

14

Faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan diri
Hurlock (1974) mengemukakan faktor-faktor yang memengaruhi
penerimaan diri yaitu:
a. Pemahaman diri
Pemahaman diri dan penerimaan diri merupakan dua hal yang saling
berkaitan. Individu yang dapat memahami dirinya dengan baik, akan baik
pula dalam menerima dirinya.
b. Harapan yang realistik
Individu yang memiliki harapan realistis akan memiliki kesempatan
yang lebih besar dalam pencapaian harapan tersebut. Pencapaian harapan
yang diraih tersebut akan menimbulkan kepuasan diri yang merupakan
dasar dari penerimaan diri. Individu yang memiliki harapan yang realistis
mampu menyesuaikan kemampuan serta keterbatasan yang dimiliki
dalam mencapai sebuah tujuan.
c. Dukungan lingkungan sekitar
Ketidakmampuan individu untuk mencapai tujuan bisa berasal dari
rintangan di lingkungan sekitarnya yang mana individu tersebut tidak
memiliki kontrol untuk mengatasinya, seperti diskriminasi yang
berdasarkan pada ras, jenis kelamin, atau agama. Ketika hal tersebut
terjadi, individu akan kesulitan untuk menerima diri. Apabila rintangan
tersebut tidak ada, dan ketika orang tua, guru, dan teman sebaya
mendukung individu tersebut dan meyakinkan bahwa individu tersebut

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

mampu untuk meraih prestasi, maka akan membuat individu tersebut
puas dengan yang ia raih dan hal ini akan membantu individu untuk
menerima diri.
d. Tidak adanya tekanan emosional yang berat
Ketiadaan tekanan emosional yang berat memungkinkan individu
untuk melakukan hal dengan lebih baik. Ketiadaan tekanan emosional
juga membuat individu lebih relaks dan bahagia daripada harus merasa
marah, sebal, dan frustrasi. Kondisi tersebut membantu individu dalam
memperoleh penilaian sosial yang baik yang dapat membentuk penilaian
diri yang baik dan penerimaan diri.
e. Keberhasilan yang dialami
Keberhasilan yang dialami individu dapat menimbulkan penerimaan
diri dan sebaliknya jika kegagalan yang dialami individu dapat
mengakibatkan adanya penolakan diri. Pengaruh keberhasilan bisa secara
kualitatif maupun kuantitatif.
f. Identifikasi dengan orang lain yang memiliki penyesuaian diri yang baik
Individu yang mengidentifikasikan dengan individu yang memiliki
penyesuaian diri yang baik akan dapat membangun sikap-sikap yang
positif terhadap diri sendiri dan bertingkah laku dengan baik yang
menimbulkan penilaian diri dan penerimaan diri yang baik.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

g. Perspektif diri
Perspektif diri yaitu memandang diri sebagaimana orang lain
memandangnya. Perspektif yang luas diperoleh melalui pengalaman dan
belajar. Dalam hal ini usia dan tingkat pendidikan memegang peranan
penting bagi seseorang untuk mengembangkan perspektif dirinya.
h. Pola asuh di masa kecil yang baik
Seorang anak yang diasuh secara demokratis akan cenderung
berkembang sebagai individu yang dapat menghargai dirinya sendiri.
i. Konsep diri yang stabil
Individu yang tidak memiliki konsep diri yang stabil akan sulit
menunjukkan pada orang lain tentang dirinya yang sebenarnya.
4.

Dampak dari penerimaan diri
Semakin baik individu dapat menerima dirinya, maka akan semakin baik
pula penyesuaian diri dan sosialnya (Hurlock. 1974). Dampak dari
penerimaan diri dibagi dalam 2 kategori (Hurlock, 1974) yaitu:
a. Dampak pada penyesuaian diri
Dampak dari penerimaan diri nampak pada kemampuan individu
dalam mengenali kelebihan dan kekurangan, kepercayaan dirinya (selfconfidence), dan penghargaan atas dirinya (self-esteem). Individu tersebut
mampu menerima kritik dari individu lain dan mampu menilai diri secara
realistis. Selain itu individu tersebut mampu jujur dengan dirinya sendiri
dan orang lain serta mampu mengembangkan potensinya secara efektif.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

b. Dampak pada penyesuaian sosial
Individu yang menerima diri akan mampu menerima individu lain
serta mampu menunjukkan minat untuk berinteraksi dengan individu lain,
dan bisa berempati dengan keadaan sesama. Individu tersebut memiliki
toleransi terhadap sesama dan memiliki dorongan untuk membantu
sesama yang membutuhkan. Sikap tersebut akan meningkatkan
penerimaan sosial pada individu.

B. Remaja
Berikut ini dijelaskan mengenai pengertian remaja, ciri-ciri remaja, tugas
perkembangan remaja, serta remaja dan penerimaan diri.
1. Pengertian remaja
Adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere yang berarti
“tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescence memiliki arti
yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik
(Hurlock, 1996). Menurut Piaget (dalam Hurlock. 1996) remaja didefinisikan
sebagai usia ketika individu secara psikologis berinteraksi dengan masyarakat
dewasa. Pada masa remaja, anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah
tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.
Masa remaja dimulai pada usia 11 atau 12 sampai masa remaja akhir atau
awal usia dua puluhan. Pada masa itu, remaja mengalami banyak perubahan
yang saling bertautan seiring dengan perkembangan dirinya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah
tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara
penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak dan
orang dewasa. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan
secara maksimal fungsi fisik maupun

psikisnya, namun yang perlu

ditekankan disini adalah bahwa fase remaja merupakan fase perkembangan
yang tengah berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif,
emosi, maupun fisik.
Berdasarkan uraian di atas, remaja dapat diartikan sebagai salah satu
periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan
atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi
perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial.
2. Karakteristik remaja
Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang
kehidupan,

masa

remaja

mempunyai

karakteristik

tertentu

yang

membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Berikut ini
dijelaskan mengenai karakteristik remaja dalam tiap aspek:
a. Aspek fisik
Pertumbuhan fisik masih jauh dari sempurna pada saat masa puber
berakhir, dan juga belum sepenuhnya sempurna pada akhir masa remaja
awal. Hanya sedikit remaja yang mengalami kepuasan pada tubuhnya,
ketidakpuasan lebih banyak dialami di beberapa bagian tubuh tertentu.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

Kegagalan mengalami kepuasan pada tubuhnya menjadi salah satu
penyebab timbulnya konsep diri yang kurang baik. Selain itu, remaja juga
akan mengalami kesulitan dalam menerima dan menghargai diri (Hurlock,
1996).
Keprihatinan remaja timbul karena adanya kesadaran bahwa daya tarik
fisik berperan penting dalam hubungan sosial. Para remaja lebih
menyadari daripada anak-anak, bahwa remaja yang menarik biasanya
diperlakukan dengan lebih baik daripada remaja yang kurang menarik. Hal
ini akan mengakibatkan remaja berpenampilan mengikuti trend yang
sedang terjadi dalam masyarakat dan berusaha menjadi seperti orang lain
yang lebih menarik menurut pandangan remaja.
b. Aspek afeksi
Masa remaja dianggap sebagai suatu masa di mana ketegangan emosi
meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Meningginya
emosi terutama karena remaja berada di bawah tekanan sosial dan
menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak, individu
kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu
(Hurlock, 1996). Pola emosi masa remaja sama dengan pola emosi masa
kanak-kanak yaitu marah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira,
sedih, kasih sayang. Perbedaannya terletak pada rangsangan yang
membangkitkan emosi remaja.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

Remaja tidak lagi mengungkapkan amarahnya dengan gerakan amarah
yang meledak-ledak, melainkan dengan menggerutu, tidak mau berbicara,
atau dengan suara keras mengritik orang-orang yang menyebabkan
amarah (Hurlock, 1996).
c. Aspek kognisi
Masa remaja merupakan masa yang tidak realistik. Remaja melihat
dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan
bagaimana adanya. Ketidakbahagiaan remaja lebih-lebih karena masalahmasalah pribadi daripada masalah-masalah lingkungan. Remaja yang
memiliki tingkat aspirasi tinggi yang tidak realistis bagi dirinya sendiri
dan bila prestasinya tidak memenuhi harapan akan timbul rasa tidak puas
dengan diri sendiri dan bersikap menolak diri (Hurlock, 1996).
Wawasan terhadap diri sendiri perlu digali dan dikelola dengan baik
agar remaja mampu mengetahui kemampuannya dan keterbatasan yang
dimiliki. Remaja yang realistis tentang kemampuannya lebih banyak
mengalami keberhasilan daripada kegagalan, hal ini akan menimbulkan
kepercayaan diri dan kepuasan diri yang lebih besar.
d. Aspek sosial
Remaja cenderung lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan
teman-teman sebaya, maka peran teman sebaya dalam proses penerimaan
diri remaja sangat besar.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

Semakin banyak partisipasi sosial, semakin besar kompetensi sosial
remaja, dengan begitu remaja akan memiliki penerimaan diri yang
diungkapkan melalui sikap yang tenang dan mampu menyesuaikan diri
dalam situasi sosial (Hurlock, 1996).
3. Tugas perkembangan remaja
Setiap rentang kehidupan memiliki tugas perkembangan yang berbedabeda namun saling mempengaruhi. Tugas perkembangan adalah tugas yang
muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu.
Menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1996) tugas perkembangan remaja
adalah sebagai berikut:
a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya
baik pria maupun wanita
b. Mencapai peran sosial pria dan wanita
c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa
lainnya
f. Mempersiapkan karier ekonomi
g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk
berperilaku mengembangkan ideologi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

Tugas perkembangan yang terkait dengan penerimaan diri ialah
individu menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara
efektif.
4. Remaja dan penerimaan diri
Masa remaja merupakan masa dimana semuanya masih begitu labil dan
rentan karena mereka baru saja melepaskan status anak, akan tetapi tidak bisa
dikatakan sebagai orang dewasa juga. Pada kenyataannya tidak semua orang
atau bahkan memang setiap orang sulit untuk bisa menerima diri apa adanya,
terlebih bagi remaja. Segala sesuatu bagi remaja baik besar atau kecil akan
mempunyai pengaruh terhadap penilaian tentang dirinya sendiri dan hal
tersebut berpengaruh juga pada penerimaan diri dan penyesuaian dirinya.
Hurlock

(1996) berpendapat

bahwa ketidakmampuan

remaja dalam

menyesuaikan diri merupakan petunjuk bahwa remaja tidak puas pada diri
sendiri dan mempunyai sikap-sikap menolak diri. Penolakan diri dapat
mengakibatkan remaja mengalami ketidakbahagiaan.
Remaja merupakan individu yang idealis namun tidak realistis dalam segi
perkembangan kognisinya. Remaja memiliki harapan-harapan yang ideal bagi
dirinya, segala sesuatunya diharapkan sempurna tanpa diimbangi dengan
pemikiran yang realistis bahwa setiap individu memiliki keterbatasan dan
tidak mungkin dapat mencapai kesempurnaan, hal ini yang mengakibatkan
remaja kesulitan untuk menerima diri dengan apa adanya sesuai realita yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

23

dimiliki remaja. Kalau remaja realistis tentang derajat penerimaan yang dapat
mereka capai dan merasa puas pada orang-orang yang menerima mereka dan
menunjukkan kasih sayang pada orang-orang tersebut, kemungkinan untuk
merasa bahagia akan meningkat.
Sikap menerima diri sendiri menimbulkan perilaku yang membuat orang
lain menyukai dan menerima remaja. Sikap terhadap diri sendiri menentukan
kebahagiaan remaja (Hurlock, 1996).

C. Bimbingan klasikal untuk meningkatkan penerimaan diri remaja
Bimbingan klasikal adalah bantuan terhadap individu yang dilaksanakan
dalam suasana kelompok (Nurihsan, 2006). Menurut Gazda (dalam Prayitno,
2004) bimbingan klasikal di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada
sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan
yang tepat. Bimbingan klasikal lebih bersifat preventif dan berorientasi pada
pengembangan pribadi siswa yang meliputi bidang pembelajaran, bidang sosial,
dan bidang karir.
Menurut Winkel (2006) bimbingan mempunyai tujuan supaya individu yang
dilayani menjadi mampu mengatur kehidupannya sendiri, memiliki pandangannya
sendiri dan tidak sekedar meniru pendapat orang lain, mampu mengambil sikap
sendiri, dan berani menanggung sendiri akibat dan konsekuensi dari tindakantindakannya. Menurut Yusuf & Nurihsan (2010), bimbingan bertujuan untuk

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

24

membantu individu untuk memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara
obyektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan kelebihan maupun kekurangan.
Dilihat dari tujuan bimbingan yang telah diuraikan sebelumnya menurut para
ahli, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan bimbingan klasikal mengarahkan
individu untuk memahami dirinya sendiri sehingga mereka mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan tempat mereka berada.
Bimbingan klasikal memiliki peran yang cukup besar dalam membantu siswa
dalam meningkatkan penerimaan diri karena melalui bimbingan klasikal, siswa
memperoleh gambaran dan pengetahuan tentang diri mereka, tujuan mereka, dan
cara mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan kelebihan yang ada di dalam
diri mereka sehingga siswa terbantu untuk melihat dirinya secara obyektif dan
mampu menetapkan tujuan sesuai dengan kemampuannya. Dalam hal ini guru
pembimbing memiliki peran dalam membimbing peserta didik untuk mengenali
diri peserta didik termasuk kemampuan potensinya, mengutuhkan perkembangan
diri peserta didik agar mampu membuat pilihan yang tepat serta bertanggung
jawab, dan agar peserta didik mencapai perkembangan diri yang optimal.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memuat beberapa hal yang berhubungan dengan metodologi penelitian,
yaitu jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, prosedur pengumpulan
data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti termasuk dalam penelitian deskriptif
dengan metode survei. Penelitian deskriptif merupakan gambaran situasi dan
kondisi yang akan dipaparkan oleh penulis dalam kurun waktu tertentu sesuai
dengan waktu penelitian berlangsung.
Penelitian deskriptif merupakan sarana untuk mendapatkan informasi suatu
gejala pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif diarahkan untuk
menetapkan sifat suatu situasi pada waktu penelitian itu dilakukan. Tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk melukiskan variabel atau kondisi yang
sebenarnya dalam suatu situasi. (Furchan, 1982).
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran penerimaan diri
siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013, serta
memberikan

masukan

tentang

topik-topik

bimbingan

klasikal

untuk

meningkatkan penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta
tahun ajaran 2012/2013.

25

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

26

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta
tahun ajaran 2012/2013. Seluruh data yang diperoleh adalah data tahun
2012/2013.
Tabel 1
Data Siswa Kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta
Tahun Ajaran 2012/2013
NO
1
2
3

KELAS
XA
XB
XC
Total

JUMLAH
24
24
24
72

C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert
untuk mengukur penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta
tahun ajaran 2012/2013. Skala Likert yaitu suatu ukuran subjektif yang memuat
sejumlah pernyataan. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban
setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari
sangat positif sampai sangat negatif yaitu mulai da

Dokumen yang terkait

hubungan tingkat stressor psikososial dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa baru tahun ajaran 2012/2013 Fakultas Kedokteran Universitas Jember

0 6 16

pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan menulis karangan pada siswa kelas IV SDIT Al-Mubarak Jakarta pusat tahun ajaran 2014/2015

4 24 258

Campur kode dan gejala bahasa pada cerpen siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri 19 Jakarta tahun pelajaran 2012/2013

1 19 121

Hubungan antara persepsi siswa terhadap bimbingan konseling dan intensitas pemanfaatan layanan bimbingan konseling di SMA PGRI 109 Tangerang

2 15 105

Pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan abstraksi siswa di kelas VII SMPN 01 Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 20172018

0 0 6

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 28

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29