Peranan Botulinum Toxin Dalam Pengobatan Penyakit.

ABSTRAK
PERANAN TOKSIN BOTULINUM DALAM
PENGOBATAN PENYAKIT
Fionna Felicia, 2003. Pembimbing : Widura, dr., MS dan Djaja Rusmana, dr., MSi
Toksin botulinum merupakan salah satu toksin paling poten apabila memasuki
tubuh manusia, yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum. Toksin botulinum
bekeIja pada sinaps saraf dengan cara menghambat pelepasan asetilkolin sehingga
menimbulkan flasid paralisis. Atas dasar inilah dibuat suatu produk yang berasal dari
toksin botulinum yang bermanfaat dalam terapi, terutama yang berkaitan dengan
hiperaktivitas kontraksi oto1. Toksin ini pertama kali digunakan dalam terapi
strabismus. Seiring dengan perkembangan dalam dunia kedokteran kegunaan toksin
botulinum dalam terapi semakin bertambah, terutama dalam terapi distonia fokal,
hiperhidrosis dan kerutan kuli1. Toksin botulinum memecah protein-protein yang
membantu pelepasan asetilkolin, yaitu .\YflGplobrevin. suatu vesicle-associated
membrane protein ( VAMP ) dan .\ynaptosomal m.sociated protein ( SNAP 25 ).
Terapi dengan toksin botulinum merupakan terapi simptomatik, yang hanya
mengurangi gejala sehingga membutuhkan suntikan ulangan. Penyuntikan yang
berulang inilah yang dapat menimbulkan antibodi yang dapat menyebabkan
kegagalan terapi.

IV


ABSTRACT
THE ROLES OF BOTULINUM TOXIN
AS A THERAPEUTIC AGENT
Fionna Felicia, 2003. Tutor: Widura, dr., MS and Djaja Rusmana, dr., MSi
The Botulinum Toxin is one of the most potent toxins after entering the human
body. It is produced by Clostridium botulinum, a bacteria. Botox act on synaps, and it
inhibits the release of acetylcholine and causes flaccid paralysis as a sign of
botulinum intoxication. Based on this evidence, botulinum toxin can be used for
therapeutic purposes. The indications are conditions with overactive muscular
contraction. For the first time botox was used to treat strabismus, as the medical
technology is getting more advanced, more and more cases are treated by botulinum
toxin, now it is used to treat focal dystonia, hyperhydrosis, and wrinkles. Botulinum
toxin cleaves the proteins which takes part in acetylcholine releases, synaptobrevin.
a vesicle-associated membrane protein (VAMP). and !'ynaptosomal associated
protein (SNAP 25). Botulinum toxin therapy is a symptomatic therapy, it only
reduces the .\ymptomps and it needs to be repeated as long as the !'ymptomps exist.
711eseinjections can induce antibody formation and cause treatment failure.

v


DAFT AR ISI
Halaman
II
1Il

LEMBAR PERSETUJUAN
SURA T PERNY ATAAN
ABSTRAK.
ABSTRACT
KAT A PENGANT AR
DAFT AR IS I

...

.. .. .... ... .. .. . .. .. . ... .. .. . .. .. .. .. .. ... . .... . .. .. . .. . .. . .... .. . .. .. ... .. . .. .. .. .. .. .. . ... .. .. ..

IV
V
VI

VII

DAFT AR GAMBAR

IX

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Maksud dan Tujuan
1.4. Kegunaan Studi Pustaka
1.5. Metode Peneli tian
1.6. Lokasi dan Waktu

1
2
2
2
2
3


...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah ... ... ...
2.2. Clostridium botulinum
2.3. Toksin Botulinum ... ...
2.3.1. Mekanisme KeIja Toksin Botulinum... ... ... ... ... ... ... ...
2.4. Toksin Botulinum sebagai Obat
... ... ...
... .,.
2.5. Penggunaan Klinis Toksin Botulinum
2.6. Dystonia Fokal
'"
2.6.1. Cervical Dystonia
2.6.2. Blepharospasme
2.6.3. Writer's Cramp
2.6.4. Oromandibular Dystonia
2.6.5. Spasmodic Dysfonia
2.7. Hiperhidrosis

2.8. Potensi Botox untuk Aktivitas Kandung Kencing yang
Berlebihan
2.9. Botox sebagai Penghilang Rasa Sakit
2.10. Kegunaan Botox untuk Kosmetik
2.11. Penggunaan Botox untuk Strabismus
2.12. Antibodi Penyebab Kegagalan Terapi Botox

VII

4
5
7
8
11
11
12
12
13
14
16

17
17
18
19
20
21
22

BAB III RINGKASAN

.............................................................................

24

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran

27
27


DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP PENULIS

28
30

V111

DAFT AR GAMBAR

Gambar

2.1. Spora Clostridium

Gambar

2.2. Clostridium

Gambar


2.3. Struktur

botulinum...

botulinum

Botox...

... ... .., .., ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ..6

Dengan Pewamaan

... ...

... ... ... ... ... ...

Gram...

.,. ... ... ... ... ... ... ..6


... ... ... ... ... ... ... ... ...8

Gambar 2.4. Mekanisme Kerja BotOx

..10

Gambar 2.5. Target Botulinum Toxin

10
13

Gambar 2.6. Cervical Dystonia
Gambar

2.7.

... .,. .., ... _.. ... ... ... '" ... ... .., .,. .., ... ... ... ... ... ... .14

Blepharospasme...


15

Gambar 2.8. Writer's Cramp
Gambar 2.9. Oromandihular

Dystonia

...16
...21

Gambar 2.1O.Lokasi Penyuntikan

IX

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Toksin botulinum merupakan salah satu toksin paling poten bila masuk ke
dalam tubuh manusia (http://www.fda.gov/f.dac).

Toksin ini diproduksi oleh bakteri

Clostridium botulinum. Bakteri ini menghasilkan tujuh serotipe toksin, yang ditandai
dengan huruf A-G. Toksin botulinum merupakan neurotoksin yang bekerja pada
sinaps saraf dan menghambat pelepasan asetilkolin sehingga otot kehilangan fungsi
motoriknya. lntoksikasi oleh racun ini untuk pertama kalinya digambarkan pada awal
tahun 1820 oleh seorang dokter Jerman yang bernama Justinus Kerner, yang juga
melihat

potensi kegunaan klinis dari toksin ini untuk kondisi aktivitas otot yang

berlebihan (http://www. wemove. orglpdf/toxin2002).
Pada akhir tahun 1970, perkiraan Kerner menjadi kenyataan, melalui
penemuan produk toksin botulinum yang telah dimumikan. Dr. Alan Scott yang
pertama kali menggunakan produk ini untuk mengatasi strabismus (juling), selain itu
juga ada bukti-bukti efektif untuk mengatasi focal dystonia, yaitu dalam pengobatan
cervical dystonia, blepharospasm, spasmodic dysphonia, dan writer's cramp yang
hingga sekarang dikenal sebagai pilihan pengobatan yang penting untuk kondisikondisi tersebut. Sekarang telah dikembangkan pula indikasi baru ::mtara lain untuk
hiperhidrosis,

rasa

sakit,

overaktivitas

kandung

kemih

dan

kosmetik.

(http://www.wemove.org/pdf/toxin2002).
S.:;jiLk.P(;ilgguiiiLiLlilJiiiis Jit.iig ptli.