Pengaruh Daun Katuk (Sauropus androgynus) Sebagai Galaktogogue (Studi Pustaka).

ABSTRAK
Pengaruh Daun Katuk (Sauropus androgynus) Sebagai Galaktogogue
M. Josephine Budhiniarti, 2004. Pembimbing : Winsa Husin, dr, MSc, Mkes.

Tingginya angka kematian bayi di negara-negara berkembang biasanya terjadi
karena ketidakmampuan bayi dalam proteksi diri terhadap gangguan dari lingkungan
luar. Sedangkan usaha proteksi diri seorang manusia tergantung dari seberapa
sempuma sistem imunitas tubuhnya. Pada bayi pertumbuhan dan perkembangan
sistem imunitas yang belum sempurna itu perlu didukung oleh makanan yang
mengandung banyak gizi. Sumber gizi yang paling sempurna untuk bulan-bulan
pertama kehidupan bayi adalah Air Susu Ibu (ASI). Di dalam Air Susu Ibu (ASI)
terdapat banyak zat yang dibutuhkan oleh tubuh bayi, yang masih dalam tahap
pertama pertumbuhan. Kualitas dan kuantitas ASI tergantung dari tubuh ibu baik dari
faktor psikologis maupun fisik yang meliputi struktur anatomis payudara yang
normal, kesehatan tubuh ibu dan konsumsi makanan selama menyusui. Salah satu
altematif untuk mengatasi kurangnya jumlah ASI yang dihasilkan seorang ibu adalah
dengan mengkonsumsi

daun katuk (Sauropus androgynus), yang sejak dulu

dipercaya masyarakat dapat meningkatkan kuantitas AS!. Kandungan yang terdapat

dalam daun katuk adalah vitamin A, B1, C, dan zat-zat lain seperti saponin, tannin,
dan alkaloid carpain. Kesimpulannya, daun katuk dapat meningkatkan produksi ASI
melalui peningkatan produksi beberapa hormon seperti oksitosin, prolaktin,
esterogen, progesteron dan hormon-hormon lain yang berguna selama masa laktasi
oleh zat-zat yang terkandung dalam daun katuk. Diharapkan adanya penelitian lebih
lanjut apakah daun katuk juga dapat meningkatkan kualitas Air Susu Ibu.

IV

ABSTRACT
The Influence of Katuk Leaf (Sauropus androgynus) as Galaktogogue
M. Josephine Budhiniarti, 2004. Tutor: Winsa Husin, dr, MSc, Mkes.

The increase of infant mortality rate in developing country usually can be
occurred caused by infant's less ability for protecting itself from outer disturbance.
While the effort for protecting itself depends on how perfect its immunity system. For
infant, the imperfect of growing and developing immunity system should be
supported by nutritious substances, and one of the best nutritious source is breast
milk. Breast milk contains a lot of important substances which are needed by infant
in its first growing step of life. The quality and quantity of breast milk depend on the

mother's psychology or pyshic such as the normal anatomy structure of the breast,
mother's health, and food consumption during nursing. One of the common
alternative wlry to solving that AS! problem which had been practiced for a long time
is consumpting katuk leaf (Sauropus androgynus) that is believed to increase AS!
quantity. Katuk leaf contains of vitamin A, BI, C, and the other substances like
saponin, tannin, alkaloid carpain. The conclusion is AS! quantity increased because
of katuk leaf substances increase some hormone like oxytocin, prolactin, esterogen,
progesterone and the other hormone during lactation. Hopefully there will befurther
observation whether katuk leaf could be able to increase AS! quality.

v

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

1

LEMBAR PERSETUJUAN

11


LEMBAR PERNY ATAAN

111

ABSTRAK

IV

ABSTl?ACT

V

PRAKA TA

VI

DAFTAR IS!

Vll1


DAFTAR TABEL

x

DAFT AR GAMBAR

Xl

DAFT AR GRAFIK
BAB

BAB

...

XlI

1. PENDAHULUAN
1.1.


Latar Belakang....................................................................

1

1.2.

Identifikasi Masalah ...........................................................

2

1.3.

Maksud dan Tujuan............................................................

3

1.4.

Lokasi dan Waktu


3

..............

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air Susu Ibu (ASI)

4

2.1.1. Anatomi Payudara

4

2.1.2. Fisiologi Menyusui

7

2.1.3. Proses Ejeksi ("Let Down")


V111

10

2.1.4. Hambatan Dalam Menyusui

12

2.1.5. Komposisi AS!

13

2.1.5.1. Protein dalam ASI

15

2.1.5.2. Lemak dalam AS!

16


2.1.5.3. Laktosa dalam ASI

17

2.1.5.4. Vitamin dalam AS!

18

2.1.5.5. Mineral dalam ASI

18

2.1.6. Aspek Imunologis AS!

19

2.1.6.1 Faktor Kekebalan Nonspesifik

20


2.1.6.2. Faktor Kekebalan Spesifik

21

2.1.7. Pemberian ASI

22

2.1.8. Air Susu Ibu (ASI) ekslusif

23

2.2 Daun Katuk

24

2.2.1. Uraian Tumbuhan dan Taksonomi

24


2.2.2. Kegunaan dan Kandungan Daun Katuk

27

2.2.3. Konsumsi Daun Katuk

32

2.2.4. Efek Samping Pemberian Daun Katuk

33

BAB III. PEMBAHASAN

34

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

37


DAFTAR PUSTAKA

Xill

RIWAYAT HIDUP

XVI

IX

DAFTAR TABEL

TabeI2.1. Tabel komposisi protein, lemak, dan karbohidrat dalam tiap
stadium laktasi

15

Tabel 2.2. Distribusi Imunoglobulin dan bahan-bahan lamt lainnya dalam
Kolostrum dan ASI yang diberikan pada bayi selama periode
24 jam

19

TabeI2.3. Tabel bahan-bahan yang terkandung dalam daun katuk.

31

Tabel2A. Tabel kandungan gizi per 100 gram daun katuk

32

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Anatomi payudara tampak depan dan samping
Gambar 2.2. Gambar refleks "Let Down" pada sekresi air susu

7
11

Gambar2.3. Gambar tanaman Katuk, (a) memperlihatkan tinggi tanamannya
sedangkan (b) menunjukkan daun dan buahnya

Xl

25

DAFTAR GRAFIK
Grafik 2. 1. Grafik perubahan horrnon pada masa kehamilan.

..

9

Grafik 2.2. Grafik kadar horrnon prolaktin, progesterone clanesterogen
selama 8 minggu sebelum persalinan dan 36 minggu
sesudahnya

10

xu

BABI
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masa bayi adalah tahap pertama dalam kehidupan, dOOana belum ada
kesempumaan baik dalam pembentukan organ maupun kemampuan proteksi diri
terhadap gangguan yang datangnya dari lingkungan luar. Kurang mampunya
seorang bayi untuk memproteksi

diri inilah yang sering menjadi masalah

tingginya angka kematian bayi di negara-negara berkembang, termasuk salah
satunya adalah Indonesia, yang mencapai 57.3 kematian per 1000 kelahiran hidup
pada tahun 1999 yang walaupun menurun pada tahun 2002 menjadi 39,40
kematian per 1000 kelahiran hidup, Indonesia masih termasuk peringkat 4 di
dunia setelah Laos, Myanmar dan Kamboja (CIA the Worldfact book, 2002).
Sistem pertahanan pertama bayi biasanya diperoleh dari tubuh ibu selama
dalam kandungan yaitu IgG yang dapat melewati sawar plasenta. Sedangkan
sistem pertahanan

yang lain, seperti antibodi humoral dan selular

akan

didapatkan seiring dengan pertumbuhannya. Untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan

sistem

imunitasnya,

seorang

bayi

perlu

makanan

yang

mengandung banyak gizi yang dibutuhkan tubuh (Behrman, 1999).
Organ pencemaan

bayi belum

sempuma,

seperti contohnya

belum

tumbuhnya gigi, dan enzim pencemaan yang belum sempurna, hal ini yang
menyebabkan perlunya pengaturan makanan pertama yang mudah diterima bayi.
Salah satu sumber gizi yang paling sempuma adalah Air Susu Ibu (ASI). Seperti
yang

dikemukakan oleh Frank Greer, seorang peneliti anggota komite nutrisi

dari American Academics of Pediatrics (AAP), bahwa ASI 1ah yang banyak
mengandung protein penting untuk pertumbuhan. Dan yang terpenting adalah
pada ASI yang keluar pertama kali, disebut sebagai kolostrum. Pada kolostrum
didapatkan banyak protein, laktosa, rendah lemak dan antibody yaitu IgA yang
dapat memberikan pertahanan pertama bagi bayi dalam masa-masa kehidupan

1

2

awalnya. Tidak setiap ibu

bisa menghasilkan ASI yang cukup, bahkan ada

wanita yang sama sekali tidak dapat mengeluarkan ASI sesudah melahirkan
bayinya,

baik

karena

kelainan

fisik, maupun

kurangnya

hormon

yang

menstimulasi pengeluaran air susu. Menurut UNICEF di antara 98% wanita
Indonesia yang menyusui bayinya hanya 3% saja yang memberikan ASI secara
ekslusif (Siswono, 2003).
Galaktogogue berasal dari bahasa Yunani. galaktos yang berarti bentuk
gabungan yang menunjukkan hubungan dengan air susu, dan agogos yang berarti
mengantarkan. Sehingga galaktogogue berarti melancarkan pembentukan air susu
(Dorland,1999).
Sejak jaman nenek moyang, di negara-negara Asia, seperti Indonesia,
Malaysia, China dan Thailand telah banyak dikemukakan cara-cara pengobatan
alternatif yang menggunakan bahan-bahan yang berada di alamo Tapi hanya
sedikit yang telah melalui uji klinis, dan diakui secara internasional. Salah satu
bahan disekitar kita yang sejak dulu digunakan adalah daun katuk (Sauropus
androgynus), yang dipercaya oleh masyarakat sejak dulu untuk meningkatkan
kuantitas AS!. Seorang guru besar

dari Fakultas Kedokteran

Universitas

Indonesia yaitu Sardjono O. Santoso, telah meneliti daun katuk yang secara
empiris mampu meningkatkan AS!. Karena itu dirasa perlu adanya pembahasan
tentang manfaat daun katuk dan hubungannya dengan peningkatan produksi air
susu (Hasanah,1999).

1.2.Identifikasi

Masalab

1. Apakah daun katuk dapat meningkatkan produksi ASI pada wanita
sesudah melahirkan?
2. Dan kandungan kimia apa yang terdapat dalam daun katuk yang dapat
meningkatkan produksi ASI?

3

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui lebih jauh efek
galaktogogue yang terdapat pada daun katuk terhadap ibu menyusui.
Pembahasan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan pada
masyarakat luas pada umumnya dan mahasiswa kedokteran pada khususnya
tentang manfaat daun katuk untuk meningkatkan produksi air susu pada ibu
menyusUl.
1.4. Lokasi dan Waktu
Studi pustaka

ini dilakukan

dalam lingkungan

Maranatha dalam bulan April- Desember 2003.

Universitas

Kristen

BAB IV
KESIMPULAN

DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Di dalam Air Susu lbu (ASI) terdapat banyak zat yang dibutuhkan oleh
tubuh, terutama oleh bayi, yang masih dalam tahap pertumbuhan pertama dalam
hidup. ASI pertama yang keluar disebut kolostrum, sangat penting bagi bayi.
Karena di dalam kolostrumlah banyak terdapat antibody IgA yang berguna untuk
proteksi pertama bagi tubuh bayi selain IgG yang didapat dari tubuh ibu yang
dapat melalui plasenta.
Kualitas dan kuantitas ASI bergantung dari tubuh ibu baik dari factor
psikologis yang mempengaruhi pengeluarannya maupun factor fisik ibu meliputi
struktur anatomis payudara yang nonnaI, kesehatan tubuh ibu dan konsumsi
makanan ibu yang mempengaruhi pengeluaran jumlah dan kandungan ASI yang
akan diberikan pada bayinya.
Daun katuk dapat meningkatkan kuantitas ASI dengan mempengaruhi
kerja alat tubuh yang meliputi peningkatan pengeluaran honnon yang berguna
untuk pengeluaran ASI, walau ada beberapa zat yang efeknya bertentangan satu
dengan yang lain seperti peningkatan esterogen yang berguna untuk pertumbuhan
saluran-saluran dalam payudara, tapi juga menghambat efek laktogog, dengan
peningkatan oksitosin yang sangat berperan untuk kontraksi mioepitel di sekitar
alveoli untuk pengeluaran ASI yang disebut proses "Let Down".

4.2. Saran
Untuk

meningkatkan

produksi

ASI

pada

ibu-ibu

yang

hendak

memberikan ASI pada bayinya sebaiknya seorang ibu banyak mengkonsumsi
sayur-sayuran yang dipercaya dan sudah terbukti dapat meningkatkan produksi
ASI, seperti daun jinten, daun pare, daun pepaya, daun selasih, daun tapak liman

37

38

dan daun katuk yang bersifat galaktogogue, terutama daun katuk yang merupakan
tanaman paling populer di kalangan masyarakat luas. Selain rasanya yang tidak
pahit dibandingkan daun pepaya dan daun pare, daun katuk juga paling mudah
didapat di pasar dengan harga yang murah.
Dengan diketahuinya manfaat daun katuk secara lebih jauh melalui
pembahasan ini, kiranya dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam
tentang kandungan kimia yang terdapat dalam daun katuk (Sauropus androgynus)
yang dapat meningkatkan kuantitas ASI dalam kemungkinannya untuk
meningkatkan kualitas ASIjuga.

DAFTAR PUSTAKA

Akre, James. 1994. Pemberian Makanan Untuk Bayi

-~

Dasar-dasar Fisiologis.

Jakarta: Perkumpulan Perinatologi Indonesia (Perinasia).
Bruneton, Jean. 1999. Pharmacognosy Phytochemistry Medicinal Plants. Paris:
Lavoisier Publishing Inc. p. 310-329, 347-353, 370-388, 672-684, 784-799,
863-865.
Gray, Henry. 1974. Anatomy,Descriptive and Surgical. Philadelphia: Running Press.
p. 1038-1040.
Guyton, Arthur C. 1994. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, bagian III, edisi 7. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC. p. 348-350, 355-358.
Mills, Simon. 2000. Principles and Practice of Phytotherapy Modern Herbal
Medicine. USA: Churcill Livingstone publishers Limited. P 22-26, 31-37, 4348,56-60,67-71,80-89,238-240,246,328,378.
Mohamed, S, and Ching, L.S. 2001. Journal of Agricultural and Food Chemistry, v
49. p. 3101 - 3105. http://libnts.avrdc.or~.tw/scriptslminisa.dIV144N AVLIB/
VAVLIB WEB REPORT/SISN+ 38484?COMMANDSEARCH
Muchtadi, Deddy. 2002. Gizi Untuk Bayi : ASI, Susu Formula dan Makanan
Tambahan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. p. 27-36.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar dasar Biokimia. Jakarta; Penerbit ill. p. 397

- 398,

405-407,454.
Roesli, Utami. 2001. Bayi Sehat Berkat ASI Ekslusif Jakarta: PT Elex Media
Komputindo. p.3-5.
Sangat, Harini M. 2000. Kamus Penyakit dan Tumbuhan Dbat Indonesia
(Etnofitomedika). Jakarta: Yayasan Obat Indonesia. P. 45,61,81,87.
Soetjiningsih. 1997. ASI: Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. p. 1-9,11,20-26,29-34.

Xlll

CIA The World Factbook. 2002 .http://web.hhs.se/personal/suzuki/a-English/poll.
html
http://mai12.factsoft.de/pipermail/national/2003-April/0 15800.html
http://www.aap.org/advocacy/bf/brhist.htm
http://www.aap.org/advocacy/releases/infantnutrition.htm
http://www.aap.org/advocacy/releases/decfeeding.htm
http://www.aap.org/advocacy/washing/brfdbll.htm
http://www.aap.orglfamily/brstguid.htm
http://www.aap. org/policy/O1094.html
http://www.aap.org/policy/01263tl.htm
http://www.aap.org/policv/01463t2.htm
http://www. aap.org/policv /re9729. html
http://www.balita-anda.indoglobal.comlinfo1.html
http://www.breastfeeding.co.uklarticles/articleOI8.html
http://www.gizi.net/arsip/arc7 -2002.html
http://www.gizi.net/asi/download/KEUNGGULAN%20ASI%20DAN%20MANF A
AT%20MENYUSUI.doc
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid 10305 87239,19070,
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsidl

049438240,640 17,

http://www.hayati-ipb.comlusers/rudyct/PPs702/NETTI.htm
http://www.indomedia.comlintisari/1999/september/kalsium.htm
http://www.litbang.depkes.go.id/Publikasi_ BPPKlMaskes _BPPKlTriwulan l/kurang
%20gizi.htm
http://www.photius.comlwfb 1999/indonesia/indonesia people.html
http://web.hhs.se/personal/suzuki/a- EnglishlIndonesia.html
Rani. 1999. Aksi.ibujari/comldetailart. p/id= 159
Aksi.ibujari/com/detailart. p/id= 197
www.balita-anda.comlasi2.html

XIV

Nusaindahtripod. comlaldaunkatukdanvitalitas. htm
www.asiamava.comliamu/isilkatuk

sanopusandrogynus.hnt

xv