Hubungan status gizi, interaksi sosial, pola asuh anak dan pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif anak.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Masa periode anak merupakan masa yang penting dalam proses tumbuh
kembangnya. Dalam masa ini diupayakan mampu berjalan dengan optimal agar
kelak dewasa nanti bisa menjadi manusia yang sehat baik fisik dan psikologis.
Untuk menjadi generasi bangsa yang berkualitas diperlukan proses pembelajaran
yang baik dan berkesinambungan sejak dini.
Pola perkembangan anak sangatlah unik, pola yang kompleks terdiri dari
proses biologis, kognitif dan sosioemosional (Santrock, 2010). Perkembangan
kognitif adalah perkembangan yang menunjukkan perubahan struktur atau proses
mental yang terjadi sebagai hasil individu menerima informasi dan membangun
pemahaman secara mental (Schunk, 2012). Perkembangan kognitif mencakup
perkembangan bahasa dan visual motorik. Perkembangan kognitif melibatkan tiga
komponen yaitu atensi, pengolahan informasi, dan memori (Damayanti & Herlina,
2009). Sebuah penelitian menyatakan bahwa rendahnya tingkat perkembangan
kognitif pada anak usia dini akan berpengaruh terhadap kesejahteraan pada masa
dewasa nanti (Paxson & Schady, 2007). Pernyataan ini juga didukung oleh
penelitian Venom tahun 1976 bahwa pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif
pada anak lebih cepat pada tahun tahun pertama kehidupan dan 92% kapasitas

intelektual orang dewasa didapatkan sebelum mencapai umur 13 tahun (Chowdhury
& Ghosh Tusharkanti, 2009).
Dalam proses tumbuh kembang, diperlukan zat makanan yang adekuat yang
bisa memenuhi kebutuhan gizi anak (Depkes, 2005). Status gizi berhubungan
signifikan dengan tingkat perkembangan kognitif. Semakin meningkat status gizi
makan akan semakin meningkat pula tingkat perkembangan kognitif (Solihin dkk,
2013). Penelitian yang dilakukan oleh Nahar dkk di Bangladesh menyatakan bahwa
standar perawatan gizi yang dikombinasikan dengan intervensi psikososial pada
anak-anak kekurangan gizi mampu mengurangi efek negatif kekurangan gizi pada
perkembangan kognitif anak-anak berusia 6-24 bulan (Santrock, 2011). Namun,

1

2

penelitian lain yang dilakukan oleh Santos menyatakan bahwa tidak ada hubungan
antara perkembangan kognitif dan status gizi. Ada pengaruh yang lebih kuat dari
faktor sosial ekonomi dan psikososial anak yang berpengaruh terhadap
perkembangan kognitif anak. Malnutrisi tidak akan mempengaruhi perkembangan
kognitif awal ketika anak sudah terintegrasi dalam lingkungan yang buruk dengan

sumber daya pendidikan dan ekonomi yang tidak memadai (Santos, et al, 2008).
Dalam proses perkembangan anak, selain adanya proses kognitif juga
dibutuhkan proses sosioemosional yang bisa dibangun melalui interaksi sosial.
Interaksi sosial sangatlah penting dimana pengetahuan yang dibangun antara dua
orang atau lebih (Schunk, 2012). Interaksi sosial dibutuhkan anak untuk mengenal
lingkungannya

dimana

ia

tinggal

karena

akan

sangat

mempengaruhi


perkembangannya. Interaksi sosial sebaiknya diajarkan pada anak sedini mungkin
karena peningkatan keahlian sosial akan lebih mudah jika anak berusia dibawah 10
tahun (Santrock,2010). Perkembangan kognitif tidak hanya terjadi secara bertahap,
budaya dan interaksi sosial juga berperan penting dalam perkembangan kognitif
anak. Interaksi sosial dapat membantu mereka untuk beradaptasi dan membangun
pengetahuan dengan orang lain melalui kegiatan-kegiatan yang kooperatif
(Santrock, 2011).
Orangtua selalu mempunyai andil dan tanggung jawab yang besar terhadap
setiap perkembangan anak mereka. Anak tumbuh dalam keluarga dengan latar
belakang yang berbeda-beda dan orangtua mempunyai cara tersendiri dalam
mengasuh anak. Orangtua memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan
anak, terlibat secara langsung dengan anak-anak dan merangsang perkembangan
kognitif anak mereka (Santrock, 2011).

Perkembangan anak bergantung pada

kepekaan dan ketanggapan ibu dalam mengasuh anaknya (Noordiati dkk, 2011).
Perkembangan anak yang progresif tidak lepas dari pengaruh orangtua.
Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor yang mempunyai kontribusi) besar

terhadap perkembangan kognitif anak. Hubungan antara pendidikan ibu dengan
perkembangan kognitif anak berbanding lurus. Semakin tinggi pendidikan ibu,
maka akan semakin tinggi pula kemampuan kognitif anak (Hastuti dkk, 2010).

3

Anak usia prasekolah merupakan masa dimana anak dipersiapkan untuk
mulai mengenal lingkungan sekolah dan belajar. Pada masa ini terjadi
perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya
ketrampilan dan proses berpikir (Depkes, 2005). Dalam perkembangannya anak
usia pra sekolah sering dihadapkan dengan defisiensi gizi yang secara tidak
langsung mempengaruhi kemampuan kognitifnya. Pada tahun 2003 prevalensi gizi
buruk pada anak usia pra sekolah 8,3% dan gizi kurang 27,5%, sedangkan pada
tahun 2001 prevalensi stunting laki-laki sebesar 46,6% dan perempuan 45,5%
(Sunarti, 2013). Angka prevalensi kekurangan gizi anak di Jawa Tengah pada tahun
2010, adalah sebesar 15,7% sedangkan target MDGs adalah sebesar 15,5%
(Riskesdas, 2010).
Sebuah penelitian menyatakan bahwa diperkirakan lebih dari 200 juta anak
dengan usia di bawah lima tahun mengalami kegagalan dalam mencapai potensial
perkembangan kognitif yang optimal karena kemiskinan, kesehatan dan gizi yang

buruk serta kurangnya perawatan (Mc Gregor et al, 2007). Sekitar 12-16% anakanak di Amerika Serikat mengalami gangguan perkembangan dan perilaku.
Gangguan komunikasi dan gangguan kognitif adalah bagian dari gangguan
perkembangan yang terjadi pada 8% anak (Dhamayanti dan Herlina, 2009).
Di Provinsi Jawa Tengah, jumlah anak balita dan anak usia pra sekolah pada
tahun 2009 sebanyak 2.239.357. Cakupan deteksi dini tumbuh kembang balita dan
anak usia pra sekolah sebesar 53,44 % pada tahun 2006, 33,58 % pada tahun 2007,
44,76 % pada tahun 2008, dan mengalami kenaikan sebesar 50,29 % pada tahun
2009 (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009). Pada tahun 2012, cakupan
deteksi dini tumbuh kembang anak sebesar 35,66%. Data tersebut masih jauh dari
target cakupan Standar Pelayanan Minimal tahun 2010 sebesar 95 %.
Kabupaten Karanganyar merupakan kabupaten yang mempunyai cakupan
deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah pada tahun 2009 yaitu
sebesar 95,58% melebihi cakupan Standar Pelayanan Minimal sebesar 95% (Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009). Pada tahun 2012, cakupan jumlah anak
usia dini (0-6 tahun) di Kabupaten Karanganyar yang belum terlayani masih rendah
yaitu sebesar 39,18% (Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2012). Puskesmas

4

Kebakkramat I merupakan Puskesmas yang mempunyai cakupan deteksi dini

tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah 2014 sebanyak 80,92%. Puskesmas
Kebakkramat mempunyai wilayah kerja yang terdiri dari lima desa antara lain
Kemiri, Nangsri, Macanan, Kebak dan Waru (Laporan Bulanan Puskesmas
Kebakkramat I, 2014).
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang hubungan status gizi anak, interaksi sosial, pola asuh ibu, pendidikan ibu
dengan perkembangan kognitif pada anak di Puskesmas Kebakkramat I, Kabupaten
Karanganyar.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah Hubungan Antara
Status Gizi, Interaksi Sosial, Pola Asuh Ibu, Pendidikan Ibu Dengan Perkembangan
Kognitif Anak di Puskesmas Kebakkramat I, Kabupaten Karanganyar.” ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisis hubungan status gizi, interaksi sosial, pola asuh ibu, pendidikan
ibu dengan perkembangan kognitif pada anak di Puskesmas Kebakkramat I
Kabupaten Karanganyar.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis hubungan status gizi anak dengan perkembangan kognitif
pada anak di Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar.

b. Menganalisis hubungan interaksi sosial anak dengan perkembangan kognitif
pada anak di Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar.
c. Menganalisis hubungan pola asuh ibu dengan perkembangan kognitif pada
anak di Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar.
d. Menganalisis hubungan pendidikan ibu dengan kognitif pada anak di
Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar.
e. Menganalisis hubungan status gizi, interaksi sosial, pola asuh ibu,
pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif pada anak di Puskesmas
Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar.

5

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat menjadi bukti empiris tentang adanya hubungan status gizi
anak, interaksi sosial, pola asuh ibu, pendidikan ibu dengan perkembangan
kognitif pada anak di Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi panduan bagi kader dan petugas
Puskesmas Kebakkramat I Kabupaten Karanganyar dalam meningkatkan status

gizi, pelayanan tumbuh dan kembang anak, serta pola asuh makan gizi seimbang
pada anak.

Dokumen yang terkait

Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura kabupaten Langkat Tahun 2008

5 71 83

Hubungan Pola Asuh Anak Dengan Status Gizi Balita Umur 24-59 Bulan Di Wilayah Terkena Tsunami Kabupaten Pidie Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008

1 38 105

Hubungan Status Gizi Balita Dan Pola Asuh Di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2006

0 41 93

Hubungan Pola Asuh ibu dengan kematangan Sosial Anak Remaja

0 4 131

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH IBU DENGAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK USIA PRASEKOLAH DI KELOMPOK Hubungan Antara Pola Asuh Ibudengan Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Prasekolahdi Kelompok Bermainbaiturrahmankarangasem.

0 3 14

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH IBU DENGAN PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL ANAK USIA PRASEKOLAH DI KELOMPOK Hubungan Antara Pola Asuh Ibudengan Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Prasekolahdi Kelompok Bermainbaiturrahmankarangasem.

0 4 16

HUBUNGAN POLA ASUH IBU TENTANG MAKANAN DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI KELURAHAN Hubungan Pola Asuh Ibu Tentang Makanan Dengan Status Gizi Anak Prasekolah Di Kelurahan Semanggi Dan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta.

0 1 16

HUBUNGAN POLA ASUH IBU TENTANG MAKANAN DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI Hubungan Pola Asuh Ibu Tentang Makanan Dengan Status Gizi Anak Prasekolah Di Kelurahan Semanggi Dan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta.

0 1 12

Hubungan Status Gizi, Interaksi Sosial, Pola Asuh Anak, Pendidikan Ibu dengan Perkembangan Kognitif Anak IMG 20151216 0001

0 0 1

Tesis Septalia Isharyanti S021308076

1 4 108