Peserta Tak Tahu Tes Potensi.

KOMPAS
.

o Selasa o Rabu
4

6

5
20

21

o Mar

OApr

7
22

8

23

OMei

Kamis
9

OJun

0

10
24

o Sabtu o Minggu

Jumat
11

25

.Jul

12

14

13

26

27

0 Ags

OSep

28
OOkt

15

29
ONov

16
30
ODes

Peserta Tak Tabu
Tes Potensi
-

-

-

--

------.---

-


-

SNMPTN Diwarnai Kecurangan
JAKARTA, KOMPAS - Sebagianpeserta Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri di
sejumlah kota belum paham, bahkan terkejut,
tentang adanya tes potensi akademik mulai tahun
ini. Sosialisasi perubahan sistem penilaian dianggap
tidak optimal.
Hany Munawaroh (18), salah
seorang peserta yang menderita
low vision, kaget mendapatkan
kabar jika mekanisme penilaian
SNMPTN tahun ini berbeda.
Apalagi, mengenai adanya TPA
"Saya poor itu mata uji Matematika," ujar alumnus SLBANegeri Bandung ini ditemui seusai
mengeIjakan mata uji TPAdalam
SNMPTN hari pertama, Rabu
(1/7) pagi. Awalnya, ia berpikir,


mata tes bidang studi dasar nantinya tinggal mengujikan Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris.
Ita Fitriati Husein (18), peserta asal Tasikmalaya, mengakui, meskipun pernah mendengar adanya perubahan sistem
penilaian SNMPTN pada tahun
ini, ia tidak tahu persis di mana
letak perubahan itu.
Terkait hal ini, Ketua Panitia
SNMPTN Lokal Bandung Adang
Surahman mengakui, sosialisasi
perubahan penilaian SNMPTN
yang dimulai tahun ini belum
optimal. "Karena barn, pasti sangat sedikit yang tahu. Di koran
pun penjelasannya belum rind,"
tutur Waki! Rektor Bidang Akademik ITB ini.
la menjelaskan, di dalam sistem penilaian yang baru, setiap
mata uji dibuatkan peringkat lebili dahulu, diberi skala HOO,
kemudlan dijumlahkan. Dengan
sistem persentil ini, siswa tidak
bisa meremehkan salah satu pelajaran.

Selain itu, peserta juga tidak
bisa memprediksi peluangnya diterima. Tahun lalu ini masih bisa
dilakukan. "Bisa saja diprediksi,
asalkan tahu perolehan nilai rekan-rekannya yang lain di tiap

Kliping

Humos

Un pod

mata uji," ujarnya.
S Hamid Hasan, pakar evaluasi
dari Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, mengatakan,
TPA untuk mengetahui kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif yang lebih tinggi
lagi. "Itu bisa memberi gambaran
bagaimana kemampuan peserta
menjalani pendidikan tinggi," kata S Hamid Hasan.
Menurut Hamid, sebenarnya
kurikulum pendidikan yang diberlakukan di sekolah-sekolah

itu adalah kurikulum berbasis
kompetensi. Dengan demikian,
tes TPAyang mulai diberlakukan
dalam SNMPTN bisa dipelajari
siswa selama menjalani pendidikan. "Bukan untuk mengetahui
soalnya, tetapi mengukur kemampuan siswa," ujarnya.
Kecurangan
Di Solo, pada hari pertama
SNMPTN, panitia memergoki seorang peserta menerima jawaban
melalui telepon seluler. Modusnya, telepon seluler disembunyikan di balik pakaian berlengan
panjang.
Rektor Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (UNS)
Prof Dr dr Syamsulhadi mengatakan, peserta berinisial AA tersebut langsung dinyatakan gugur
dan dilaporkan ke kepolisian.
"Pengakuan yang bersangkutan, ia membayar Rp 500.000 untuk jawaban soal SNMPTN. Peserta ctArupmemberikan nomor
telepon seluler yang dimilOOnya,
dan jawaban dikirim saat ujian,"
kata Syamsulhadi.

2009'


(JON/ELN/SONfH.AN)

31

-

-

-

.................

Flandria
Agia Arlium,
peserta Seleksi
Nasional
Masuk
Perguruan
Tinggi Negeri

(SNMPTN)
mengerjakan
soal ujian di
Rumah Sakit
Panti Waluyo,
Solo, Jawa
Tengah, Rabu
(1/7). Flandria
sudah dirawat
di rumah sakit
seIama dua
hari karena
penyakit tifus
dan demam
berdarah.