Tes dan Non Tes Evaluasi Peserta Didik

EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR
“Analisis Tes Hasil Belajar Matematika dan Angket Cara Belajar Matematika
Pada Peserta Didik”

OLEH :
Jennie Givany Subagiyo
2015.V.1.0001

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) PGRI BALI
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, karena berkat rahmatnya makalah dengan judul “Analisis Tes Hasil Belajar Matematika
dan Angket Cara Belajar Matematika Pada Peserta Didik” dapat terselesaikan tepat waktu.
Makalah ini disusun dalam rangka tugas mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar.
Dalam penyusunan makalah ini berbagai bantuan, petunjuk, saran, dan masukan penulis
dapatkan dari banyak pihak.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik

dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dalam rangka penyempurnaan.
Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan dan pengetahuan secara luas.

Denpasar, 26 Desember 2016

Penulis

1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
TES
1.

Tujuan Pembuatan Tes Hasil Belajar Matematika...............................................................1

2.


Telaah Konsep Tentang Hasil Belajar..................................................................................1
2.1. Pengertian Belajar.......................................................................................................1
2.2. Pengertian Hasil Belajar.............................................................................................2
2.3. Pengertian Matematika...............................................................................................2

3.

Variabel Pengukuran............................................................................................................3

4.

Definisi Konsep....................................................................................................................3

5.

Definisi Operasional............................................................................................................4

6.

Analisis Konten Tes Hasil Belajar Matematika...................................................................4

6.1. Analisis Kurikulum.....................................................................................................4
6.2. Analisis Buku Pelajaran..............................................................................................5

7.

Kisi – Kisi Butir Soal Tes Hasil Belajar Matematika..........................................................6

8.

Butir Soal Tes Hasil Belajar Matematika.............................................................................9

9.

Uji Coba.............................................................................................................................14
9.1. Lembar Jawaban Siswa............................................................................................14
9.2. Hasil Uji Coba Kepada Peserta didik.......................................................................15
9.3. Kunci Jawaban..........................................................................................................17
9.4. Hasil Jawaban Siswa Setelah Dilakukan Penskoran................................................17

10.


Analisis Butir Soal Tes Hasil Belajar Matematika Secara Kuantitatif...............................19
10.1. Uji Validitas Tes Hasil Belajar Matematika..............................................................19
10.2. Perhitungan Koefisien Reliabilitas Tes Hasil Belajar Matematika...........................21
10.3. Daya Pembeda Tes Hasil Belajar Matematika..........................................................21
10.4. Indeks Kesukaran Tes Hasil Belajar Matematika.....................................................24
10.5. Pengecoh Tes Hasil Belajar Matematika..................................................................26

11.

Interprestasi Atau Perangkat Tes Jadi................................................................................28

2

NON TES
1.

Tujuan Pembuatan Angket Cara Belajar Matematika Siswa.............................................30

2.


Telaah Konsep Tentang Angket Cara Belajar Matematika Siswa......................................30
2.1. Pengertian Cara Belajar............................................................................................30
2.2. Cara Belajar Efektif..................................................................................................31

3.

Variabel Pengukuran..........................................................................................................31

4.

Definisi Konsep..................................................................................................................31

5.

Definisi Operasional..........................................................................................................32

6.

Kisi – Kisi Butir Soal Angket Cara Belajar Matematika Siswa.........................................32


7.

Butir Pernyataan Angket Cara Belajar Matematika Siswa................................................33

8.

Uji Coba Angket Cara Belajar Matematika Siswa.............................................................35

9.

Analisis Butir Angket Cara Belajar Matematika Siswa.....................................................36
9.1. Uji Validitas Angket Cara Belajar Matematika Siswa..............................................37
9.2. Perhitungan Reliabilitas Tes Cara Belajar Matematika Siswa.................................38

10.

Interprestasi Atau Non Tes Jadi Angket Cara Belajar Matematika Siswa.........................39

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................40


3

TES

1. Tujuan Pembuatan Tes Hasil Belajar Matematika
Dalam pembuatan tes hasil belajar matematika pada makalah ini bertujuan untuk mengetahui
hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan dengan setepat – tepatnya. Penilaian tersebut
tidak dilakukan dalam jangka pendek melainkan pada jangka waktu tertentu. Pada makalah ini
materi yang digunakan adalah materi aljabar, dimana aljabar memiliki lima indikator yaitu Unsur
– unsur aljabar, Operasi hitung tambah, kurang, kali, bagi, dan pangkat pada bentuk aljabar,
Menerapkan operasi hitung pada bentuk aljabar untuk menyelesaikan soal, Menentukan
penyelesaian PLSV, dan Mengubah masalah ke dalam matematika berbentuk persamaan linear
satu variabel.
2. Telaah Konsep Tentang Hasil Belajar
2.1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang,
perubahan tersebut sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti


perubahan

pengetahuannya,

pemahamannya,

sikap

dan

tingkah

lakunya,

keterampilan, kecakapan, dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan
aspek-aspek lain yang ada pada individual (Sudjana, 2009:28).
Menurut Hilgard dalam Mulyono ( 2003:35 ), mengemukakan bahwa Belajar adalah
proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan yang dibedakan
dari perubahan-perubahan oleh faktor - faktor yang tidak termasuk latihan.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2).
Gagne dalam Tri Anni (2006:2) berpendapat bahwa belajar merupakan perubahan
disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan
perubahan itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Belajar adalah proses mental yang
terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku.

1

Djamarah (2002:13) menjelaskan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu
dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dari beberapa pengertian mengenai belajar diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, maupun
sikap. Perubahan tersebut akan ditunjukkan melalui tingkah laku dalam rangka mencapai
tujuan.
2.2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang di peroleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh

suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap (Mulyono, 2003:38).
Anni (2010:5) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh
pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar, peroleh perubahan perilaku tersebut ter
gantung apa yang dipelajari oleh siswa, apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang
konsep maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah pengetahuan tentang konsep.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan
keterampilan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan
yang sehari - hari. Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri
siswa dan faktor dari luar diri siswa. Dengan demikian hasil belajar adalah kemampuan
keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan
yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam
kehidupan sehari - hari.
2.3. Pengertian Matematika
Menurut Abraham S Lunchins dan Edith N Luchins (Erman Suherman, 2001), matematika
dapat dijawab secara berbeda-beda tergantung pada bilamana pertanyaan itu dijawab, dimana
dijawabnya, siapa yang menjawabnya, dan apa sajakah yang dipandang termasuk dalam
matematika.
Mustafa (Tri Wijayanti, 2011) menyebutkan bahwa matematika adalah ilmu tentang
kuantitas, bentuk, susunan, dan ukuran, yang utama adalah metode dan proses untuk
2


menemukan dengan konsep yang tepat dan lambang yang konsisten, sifat dan hubungan
antara jumlah dan ukuran, baik secara abstrak, matematika murni atau dalam keterkaitan
manfaat pada matematika terapan.
Berdasarkan Elea Tinggih (Erman Suherman, 2001), matematika berarti ilmu pengetahuan
yang diperoleh dengan bernalar. Hal ini dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak
melalui penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia
rasio (penalaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau
eksperimen di samping penalaran.
James dan James (Erman Suherman, 2001), mengatakan bahwa matematika adalah ilmu
tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, konsep – konsep yang berhubungan satu
dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu
aljabar, analisis, dan geometri.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu
pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar yang menggunakan istilah yang didefinisikan
dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan lambang-lambang atau simbol dan
memiliki arti serta dapat digunakan dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan
bilangan.
3. Variabel Pengukuran
Variabel yang akan diukur pada makalah ini adalah Hasil Belajar Matematika Peserta Didik
dimana alat yang diukur berupa tes objektif. Tes objektif merupakan alat ukur yang digunakan
untuk mengukur hasil belajar matematika peserta didik pada ranah kognitif setelah melalui
proses pembelajaran.
4. Definisi Konsep
Pada telaah konsep hasil belajar, telah diuraikan pengertian dari hasil belajar dan matematika.
Maka, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah hasil yang diperoleh peserta
didik dalam jangka waktu tertentu dan merupakan hasil maksimal yang dicapai peserta didik.
Prestasi belajar matematika peserta didik diperoleh dari hasil menjawab soal – soal tes dan
merupakan hasil yang nyata sesuai dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik.

3

5. Definisi Operasional
Hasil belajar matematika siswa secara operasional adalah hasil yang diperoleh siswa selama
proses belajar mengajar di sekolah. Hasil yang diperoleh tersebut merupakan total skor yang
diperoleh siswa dari hasil menjawab tes yang telah diberikan oleh guru atau pihak sekolah. Tes
yang diberikan kepada siswa bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dalam
menguasai pelajaran matematika yang telah disajikan oleh guru atau pihak sekolah. Data yang
diperoleh setelah pelaksanaan tes adalah skor hasil belajar matematika dalam skala interval.
6. Analisis Konten Tes Hasil Belajar Matematika
6.1. Analisis Kurikulum
Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan
(sekolah) bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai
kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya yang sesuai
dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Kurikulum tidak hanya sekedar mempelajari mata pelajaran, tetapi lebih mengembangkan
pikiran, menambah wawasan, serta mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Ia lebih
mempersiapkan peserta didik atau subjek belajar yang baik dalam memecahkan masalah
individualnya maupun masalah lingkungannya. Karena itu kurikulum diberi konotasi sebagai
usaha sekolah untuk mempengaruhi anak agar mereka dapat belajar dengan baik di kelas, di
halaman sekolah, maupun di luar lingkungan sekolah serta semua kegiatan untuk
mempengaruhi subjek belajar sehingga menjadi pribadi yang diharapkan.
Analisis kurikulum bertujuan untuk menentukan bobot soal pada masing - masing pokok
bahasan, dimana pokok bahasan tersebut nantinya akan digunakan untuk membuat kisi - kisi
tes. Hasil yang diperoleh dari analisis kurikulum mata pelajaran matematika kelas VII
semester 1 adalah tes yang disusun dari dua pokok bahasan, yaitu bentuk aljabar dan
persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel. Dari dua pokok bahasan tersebut
memiliki alokasi waktu 12 x jam pelajaran atau 12 x 40 menit (1 jam pelajaran = 40 menit).
Berikut adalah tabel dari hasil analisis kurikulum.

4

Tabel 1.1. Hasil Analisis Kurikulum
NO.

Pokok Bahasan

Alokasi Waktu

Bobot

1

Bentuk Aljabar
Persamaan dan Pertidaksamaan Linier

8 × Jampel

9 Butir

4 × Jampel

6 Butir

2

Satu Variabel
Total

15 Butir

6.2. Analisis Buku Pelajaran
Dalam interaksi belajar – mengajar bukan hanya memerlukan seorang pengajar dan peserta
didik, melainkan juga diperlukan sebuah alat pembelajaran, salah satunya adalah buku teks
atau buku pelajaran. Dengan adanya buku teks, guru dan siswa akan terbantu dalam
memperlancar proses belajar - mengajar. Buku pelajaran yang dipakai harus sesuai nilai –
nilai kebaikan yang terkandung di dalamnya, diantaranya adalah keimanan dan ketakwaan,
budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan, dan lain – lain.
Analisis buku pelajaran memiliki tujuan yang sama dengan analisis kurikulum, yaitu untuk
menentukan bobot soal. Dalam hal ini, buku yang akan dianalisis adalah buku Matematika
Kelas VII dan Pegangan Belajar Matematika Kelas VII semester 1. Lalu, kedua buku tersebut
dibandingkan dari jumlah masing - masing halaman tiap sub pokok bahasan dan dirata ratakan. Dari rata - rata halaman inilah kemudian ditentukan bobot soal masing - masing sub
pokok bahasan. Hal ini dilakukan agar guru lebih memahami materi mana yang harus lebih
ditekankan pada siswa, sehingga masing - masing pokok bahasan memiliki bobot yang
berbeda tergantung penekananya.

5

Tabel 1.2. Hasil Analisis Buku Pelajaran

No

Pokok

Matematik

Peganga

.

Bahasan

a

n Belajar

1

Bentuk Aljabar

14 Halaman

10
Halaman

Rata - Rata

Bobot
Soal

12 Halaman

9 Butir

9 Halaman

6 Butir

Persamaan dan
2

Pertidaksamaan
Linier

Satu

8 Halaman

10
Halaman

Variabel
Total

15 Butir

7. Kisi – Kisi Butir Soal Tes Hasil Belajar Matematika
Setelah menentukan analisis kurikulum dan analisis buku pelajaran, selanjutnya adalah
membuat kisi – kisi soal guna menentukan ruang lingkup dan tekanan tes yang setepat - tepatnya,
sehingga dapat menjadi petunjuk dalam menulis soal. Syarat dalam penulisan kisi – kisi butir
soal adalah mewakili isi kurikulum yang akan diujikan, komponen - komponennya rinci, jelas,
dan mudah dipahami serta soal - soalnya dapat dibuat sesuai dengan Indikator dan bentuk yang
akan ditetapkan. Suatu tes dapat dikatakan baik apabila materi yang terdapat pada butir – butir
soal dapat mewakili seluruh materi yang diajarkan oleh guru dan sebaliknya apabila suatu tes
dikatakan kurang baik apabila materi yang terdapat pada butir – butir soal hanya mewakili
sebagian kecil dari materi yang diajarkan oleh guru. Berikut ini adalah kisi – kisi butir soal yang
akan digunakan untuk mengukur hasil belajar matematika peserta didik.

6

Tabel 1.3. Hasil Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar Matematika Peserta Didik
Kompetensi Inti
(Materi)

Kompetensi

Indikator

Dasar
Mengenali

Menjelaskan pengertian,

bentuk aljabar

koefisien, variabel,

dan unsur

konstanta, faktor , suku

unsurnya

dan suku sejenis.
 Melakukan operasi

Nomor

Tingkatan

Butir

Kognitif

1,2,3

C2

-

4,5,6

C3

-

7,8,9

C3

-

10,11,12

C3

-

13,14,15

C2

-

Ket.

hitung, tambah,
kurang, kali, bagi dan
Melakukan

pangkat pada bentuk

operasi pada
Memahami

bentuk aljabar

aljabar.
 Menerapkan operasi

bentuk aljabar,

hitung pada bentuk

persamaan dan

aljabar untuk

pertidaksamaan

menyelesaikan soal.

linear satu

Menyelesaikan

variabel dalam

persamaan

menyelesaikan

linear

masalah

Menentukan
satu penyelesaian PLSV

variabel.
Membuat
matematika dari
masalah

yang

berkaitan

dalam matematika

dengan
persamaan dan
pertidaksamaan
linear

Mengubah masalah ke
berbentuk persamaan
linear satu variabel

satu

variabel.

7

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi intinya terdiri dari satu kompetensi
inti yaitu Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dalam
menyelesaikan masalah. Selanjutnya kompetensi dasar yang terdiri dari empat kompetensi dasar
yaitu, mengenali bentuk aljabar dan unsur – unsurnya, melakukan operasi pada bentuk aljabar,
Menyelesaikan persamaan linear satu variabel, dan Membuat matematika dari masalah yang
berkaitan dengan persamaan dan pertidaksama-an linear satu variabel. Indikator yang ingin
dicapai dalam proses belajar tersebut adalah menjelaskan pengertian, koefisien, variabel,
konstanta, faktor , suku dan suku sejenis, melakukan operasi hitung, tambah, kurang, kali, bagi
dan pangkat pada bentuk aljabar, menerapkan operasi hitung pada bentuk aljabar untuk
menyelesaikan soal, Menentukan penyelesaian PLSV serta Mengubah masalah ke dalam
matematika berbentuk persamaan linear satu variabel dimana total dari indikator tersebut adalah
sebanyak lima indikator. Nomor butir adalah nomor soal yang terdapat dalam tes hasil belajar
matematika peserta didik yang akan dibuat yang terdiri dari 15 butir soal.

8

8. Butir Soal Tes Hasil Belajar Matematika
TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA
Mata Pelajaran

: Matematika

Semester/Kelas

: I/VII

Hari/Tanggal

: 8 Desember 2016

Alokasi Waktu: 50 Menit
Petunjuk Umum
1. Berdoalah sebelum menjawab tes.
2. Tulislah Nama, Kelas, dan Nomor Absen pada lembar jawaban yang telah disediakan.
3. Perhatikan dengan seksama setiap butir soal yang disediakan pada lembar soal.
4. Bacalah setiap butir soal dengan teliti sebelum menjawab.
5. Mohon periksa kembali lembar jawaban sebelum diserahkan ke pengawas.
Petunjuk Khusus
Silanglah jawaban yang paling tepat pada lembar jawaban yang disediakan.
Contoh Soal:

1. Bentuk aljabar berikut yang terdiri atas tiga suku adalah…
A. abc + pqr
B. ab + ac – bc
C. ab – pq

D. 3ab – 3cd
Jika ingin memperbaiki jawaban, lakukanlah contoh berikut ini

1. Bentuk aljabar berikut yang terdiri atas tiga suku adalah…
A. abc + pqr
B. ab + ac – bc
C. ab – pq

D. 3ab – 3cd

9

SOAL

1.

Koefisien dari x pada bentuk aljabar 2 x 2−24 x+7

adalah…

A. –24
B. 24
C. –7
D. 2
2.

Konstanta dari bentuk aljabar

3
2
x + 4 x + x−3 adalah…

A. -3

3.

4.

5.

B.

x

C.

x

2

D.

x

3

Bentuk aljabar berikut yang terdiri dari lima suku adalah…

A.

5 x2 +10

B.

6 x −12 y +10

C.

7 a+8 b+ c−10

D.

8 x +16 x +18 x−18 y−10

2

3

2

Hasil dari 2 a2 +3 a−5

dan 3 a2−5 a+ 7 adalah…

2

A.

5 a −2 a+ 4

B.

5 a2−2 a−3

C.

5 a −2 a+2

D.

5 a2−2 a−2

2

Bentuk sederhana dari
A.

4 ( 4 p−3 q )

B.

3 ( 4 p+3 q )

C.

2 ( 4 p+3 q )

D.

−2 ( 4 p−3 q )

24 p 2 q +18 pq 2
3 pq

adalah…

10

6.

Perhatikan pernyataan dibawah ini
(i)

3 x2 +12=3 x ( x+ 4 )

(ii)

25 x2 −36=( 5 x +9 ) ( 5 x−4 )

(iii)

x 2−2 x −35=( x +5 ) ( x−7 )

(iv)

2 x 2−x −6=( 2 x−3 ) ( x+ 2 )

Pernyataan yang benar adalah…
A. (i) dan (iii)
B. (i) dan (ii)
C. (ii) dan (iii)
D. (ii) dan (iv)
7.

Diketahui usia ayah empat kali usia anaknya. Lima tahun kemudian, usia ayah tiga kali usia
anaknya. Berapakah masing - masing umur ayah dan anaknya…
A. Umur ayah 40 tahun dan umur anaknya 10 tahun.
B. Umur ayah 40 tahun dan umur anaknya 12 tahun.
C. Umur ayah 50 tahun dan umur anaknya 15 tahun.
D. Umur ayah 50 tahun dan umur anaknya 20 tahun.

8.

Panjang sisi suatu segitiga diketahui berturut-turut

p cm, 2 p

cm, dan ( p +4 ) cm.

keliling segitiga tersebut adalah ….

9.

A.

(3 p +4)

B.

(4 p+ 4) cm

C.

(5 p +6) cm

D.

(6 p+2) cm

cm

Pak Bromo memiliki satu meter kain. Untuk keperluan tertentu dipotong

y

cm. sisanya

adalah….cm
A.

y

B.

1− y

C.

100+ y

D.

100− y

11

10.

Penyelesaian dari 4 y+ 2=3 y +5 adalah…
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4

11.

Penyelesaian dari 8 y−14=5 y−2 adalah…
A. 4
B. -4
C. 3
D. -3

12.

Penyelesaian dari 16 m=64

adalah…

A. 2
B. 3
C. 4
D. 5
13.

Seorang petani mempunyai sebidang tanah berbentuk persegi panjang. Lebar tanah tersebut
6 m lebih pendek daripada panjangnya. Jika keliling tanah 60 m, luas tanah petani tersebut
adalah... m2
A. 215 m2
B. 216 m2
C. 217 m2
D. 218 m2

14.

Dua orang penjelajah gua sedang menelusuri dua cabang yang berbeda dari suatu gua
bawah tanah. Penjelajah pertama dapat turun 77 meter lebih jauh daripada penjelajah
kedua. Jika penjelajah pertama telah turun 433 meter dari permukaan tanah, berapa
meterkah panjang cabang gua yang telah di turuni oleh penjelajah kedua?

A. 326 meter
B. 336 meter
12

C. 346 meter
D. 356 meter
15.

Jembatan gantung terpanjang di dunia adalah Akashi Kaikyo (Jepang) yang memiliki
panjang 1.991 meter. Selain itu Jepang juga memiliki jembatan Shimotsui Straight.
Jembatan Akashi Kaikyo memiliki panjang 111 meter lebih panjang dari dua kali panjang
jembatan Shimotsui Straight. Berapakah panjang dari jembatan Shimotsui Straight?
A. 840 meter
B. 940 meter
C. 1.400 meter
D. 2.400 meter

13

9. Uji Coba
9.1.

Lembar jawaban siswa

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

A

Nama

:

Nomor/Kelas

:

Mata Pelajaran

:

Hari/Tanggal

:

B

C

D

14

9.2.

Hasil uji coba kepada peserta didik

RESPONDEN
A01
A02
A03
A04
A05
A06
A07
A08
A09
A10
A11
A12
A13
A14
A15
A16
A17
A18
A19
A20
A21
A22
A23
A24
A25
A26
A27
A28
A29
A30
A31
A32

1
A
D
B
C
D
B
C
D
A
C
A
C
A
D
C
A
C
B
D
A
A
A
B
C
C
A
A
A
A
D
B
A

2
A
B
A
A
A
A
C
B
A
A
C
B
B
C
D
A
D
A
C
A
B
A
D
C
D
B
A
A
A
A
C
D

3
D
D
D
D
A
A
D
D
D
D
B
D
D
D
D
C
D
A
B
D
D
A
A
D
C
D
D
D
B
C
D
A

4
C
C
C
C
C
A
D
C
D
C
C
D
B
C
C
C
C
A
D
C
D
A
C
B
C
D
A
C
D
B
C
C

5
C
C
B
C
B
D
C
C
C
C
D
C
D
A
C
D
B
C
D
C
C
D
A
D
A
D
C
B
D
C
C
D

6
A
A
A
C
D
D
C
A
A
A
D
C
B
B
D
C
D
A
A
A
C
D
B
D
C
D
A
A
A
A
C
A

Nomor Soal
7 8 9 10 11
A B D C A
C B D C B
A B D C A
A B D D D
A A C A A
A A B D A
A D C C D
A B D C A
C B A C A
A B D C A
B C D A D
A B D C A
A B D C A
A B C B A
A D D C C
D A B D D
C C C A B
B B D D A
A B A D A
A B D C A
A B D A C
D C B C B
C D C B C
B A D C A
C C C D D
D D B A A
A B A C D
A C A D C
A D A B B
C A C C C
D C D D D
B B B C A

12
C
C
C
D
C
A
A
C
C
C
B
C
C
C
D
C
A
D
C
C
D
A
B
B
C
D
C
A
D
A
D
C

13 14
B D
C D
B D
A A
C A
D C
B D
B D
B D
B D
B B
B D
D D
A D
B D
B A
C C
D D
A B
B D
C D
B A
B D
B C
C B
D C
A D
D A
A C
D D
C A
B B

15
B
B
B
D
A
D
A
B
B
B
B
B
C
B
B
D
C
D
C
B
D
C
C
D
B
B
B
C
D
A
C
B
15

RESPONDEN
A33
A34
A35
A36
A37
A38
A39
A40
A41
A42
A43
A44
A45
A46
A47
A48
A49
A50

1
D
A
A
C
D
A
A
C
D
A
A
A
A
A
A
A
A
A

2
B
A
A
A
D
C
A
A
D
C
A
A
A
A
A
C
B
A

Nomor Soal
3 4 5 6 7 8 9 10 11
D D A A C D D B C
C A A D D C B B D
B C D C A B C C A
D D C B D B A D C
A C B C C C C B D
C C C D B D A B A
D B D A D A D B B
A C A A D C B D C
D D C C C D C C D
D A C B B B D C A
C D D C A C A A C
D C C A A B D C A
D C C D A B D C A
D C C A B B C C D
A B A D A B D C A
D C C A A B D C A
D C C A A B D B A
D C C A A B D C A
Tabel 1.4 Hasil Jawaban Siswa

12
B
C
C
B
D
A
C
C
D
A
D
C
C
D
C
C
C
C

13 14
C C
B D
C A
D C
B B
B D
C A
D D
A A
C C
B C
B D
B D
D D
B D
D D
B D
B D

15
C
D
A
C
B
D
A
C
B
C
D
A
B
B
B
C
B
B

16

9.3.

Kunci Jawaban
NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

9.4.

KUNCI
JAWABAN
A
A
D
C
C
A
A
B
D
C
A
C
B
D
B

SKOR
BENAR
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

SKOR
SALAH
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Hasil jawaban siswa setelah dilakukan penskoran
Nomor Soal

RESPONDE
N

1

2

3

4

5

6

7

8

9

A01
A02
A03
A04
A05
A06
A07
A08
A09
A10
A11
A12
A13
A14
A15
A16
A17
A18

1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0

1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1

1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0

1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0

1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
1

1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1

1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0

1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1

1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1

TOTAL
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0

11
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1

1
2
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0

1
3
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0

1
4
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1

1
5
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0

15
10
13
7
5
3
6
13
12
14
5
11
9
8
9
5
2
7
17

RESPONDE
N
A19
A20
A21
A22
A23
A24
A25
A26
A27
A28
A29
A30
A31
A32
A33
A34
A35
A36
A37
A38
A39
A40
A41
A42
A43
A44
A45
A46
A47
A48
A49
A50
JUMLAH

Nomor Soal
1

2

0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
2
5

0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
2
6

1
1
11
0
2
0 0 0 1 1 1 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 1 1 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 1 1 1 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
1 0 1 1 1 1 0 1 0 1
1 1 0 1 1 0 0 0 0 0
0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 1 0 0
1 1 1 0 0 0 1 0 0 0
0 1 0 1 0 1 0 1 1 1
1 0 0 1 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 1 0 1 1 1
1 0 1 0 0 1 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 0 0 1 0
1 0 0 1 0 0 1 0 0 1
0 1 0 1 0 0 0 0 0 1
1 0 1 0 0 0 0 1 0 0
1 0 1 0 0 1 1 1 1 0
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 0 1 0 0
0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
0 7 4 1 5 5 3 5 4 5
Tabel 1.5 Hasil Distribusi Jawaban Siswa
3

4

5

6

7

8

9

TOTAL
1
3
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
2
4

1
4
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
2
7

1
5
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
2
2

5
15
7
4
3
5
3
4
11
6
4
5
4
9
3
5
8
4
3
6
6
5
4
7
4
14
14
10
11
12
3
15
373

18

10. Analisis Butir Soal Tes Hasil Belajar Matematika Secara Kuantitatif
Analisis butir soal secara kuantitatif merupakan analisis butir soal yang didasarkan pada data
empirik dari butir soal. Data empirik tersebut diperoleh dari soal yang telah diujikan kepada
responden. Selain itu, analisis butir soal secara kuantitatif menekankan kepada analisis
karakteristik internal tes melalui data yang diperoleh secara empirik. Karakteristik internal tes
yang dimaksud meliputi validitas tes, reliabilitas, daya beda, indeks kesukaran dan pengecoh.
10.1.

Uji Validitas Tes Hasil Belajar Matematika

Jumlah responden yang digunakan untuk menjawab soal tes adalah sebanyak 50 orang dimana
terdapat 15 soal tes objektif yang harus dijawab. Validitas dapat ditentukan melalui analisis butir
soal berdasarkan koefisien korelasi point biserial (rpbi) karena bersifat dikotomi. Adapun rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut.

(

r pbi =

M p−M t
SD t

)(√ )
p
q

Keterangan:
r pbi

= Koefisien korelasi biserial titik

M p = Rata – rata skor untuk menjawab benar

Mt

= Rata – rata skor untuk seluruhnya

SD t = Simpangan baku skor total

p

= Proporsi yang menjawab benar

q

= 1-p
Contoh analisis dengan menggunakan rumus point biserial (rpbi). Misalnya kita ambil butir

soal no. 1. Dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel diperoleh:
M p = 8,720

p

Mt

= 0,500

(

r pbi =

() √ qp )
)( √

( 8,720−7,460
3,913
1,26
=(
(√ 1)
3,913 )

r pbi =

r pbi

M p−M t
SD t

q

= 7,460

SD t = 3,913

= 0,500

0,500
0,500

)
19

r pbi =( 0,322 ) (1 )
r pbi =0,322
Dari hasil analisis yang diperoleh maka nilai

r pbi

sebesar 0,322 dengan nilai

r tabel

sebesar 0,2787 (dibulatkan menjadi 0,279) dan taraf signifikan sebesar 5%. Dengan demikian,
butir soal nomor 1 dikatakan valid karena

0,322>0,279 . atau

r pbi > r tabel . Berikut adalah

hasil rekapitulasi uji validitas instrumen sebanyak 50 responden dengan jumlah butir soal
sebanyak 15 butir.
Tabel 1.6 Rekapitulasi Hasil Analisis Validitas Tes Hasil Belajar
Nomo
r Butir

Nilai
p

Nilai
q

Rerata
(Xi)

Rerata
Skor Total

1

0,500

0,500

8,720

7,460

2

0,520

0,480

8,538

7,460

3

0,600

0,400

9,000

7,460

4

0,540

0,460

8,630

7,460

5

0,480

0,520

9,667

7,460

6

0,420

0,580

9,714

7,460

7

0,500

0,500

9,560

7,460

8

0,500

0,500

10,440

7,460

9

0,460

0,540

9,826

7,460

10

0,500

0,500

10,240

7,460

11

0,480

0,520

9,792

7,460

12

0,500

0,500

9,920

7,460

13

0,480

0,520

8,917

7,460

14

0,540

0,460

9,741

7,460

15

0,440

0,560

9,636

7,460

SD t

r pbi

3,91
3
3,91
3
3,91
3
3,91
3
3,91
3
3,91
3
3,91
3
3,91
3
3,91
3
3,91
3
3,91
3
3,91
3
3,91
3
3,91
3
3,91
3

0,32
2
0,28
7
0,48
2
0,32
4
0,54
2
0,49
0
0,53
7
0,76
1
0,55
8
0,71
0
0,57
2
0,62
9
0,35
8
0,63
1
0,49
3

r Tabel

Status

Keputusa
n

0,279

Valid

Dipakai

0,279

Valid

Dipakai

0,279

Valid

Dipakai

0,279

Valid

Dipakai

0,279

Valid

Dipakai

0,279

Valid

Dipakai

0,279

Valid

Dipakai

0,279

Valid

Dipakai

0,279

Valid

Dipakai

0,279

Valid

Dipakai

0,279

Valid

Dipakai

0,279

Valid

Dipakai

0,279

Valid

Dipakai

0,279

Valid

Dipakai

0,279

Valid

Dipakai

20

Keterangan
Jumlah Butir Soal yang Valid

: 15 Butir

Jumlah Butir Soal yang Tidak Valid : 0 Butir

10.2.

Perhitungan Koefisien Reliabilitas Tes Hasil Belajar Matematika

Pada makalah ini, perhitungan koefisien reliabilitas ditentukan oleh KR-20 karena tes bersifat
dikotomi dan heterogen. Adapun rumus KR-20 adalah sebagai berikut.

( )(

r 11 =

n
n−1

s 2t −∑ pq
s 2t

)

Keterangan:
r 11

= Koefisien korelasi

n

= Banyak item
2

= Varian skor total

st

∑ pq

= Jumlah ( p × q )

Dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel, diperoleh:

∑ pq

2

= 3,724

st

= 15,315n = 15

Sehingga koefisien reliabilitas tes prestasi belajar matematika dapat ditentukan sebagai berikut:

( )(

n
r 11 =
n−1

2

s t −∑ pq
s 2t

)

15
( 15−1
)( 15,315−3,724
)
15,315
15 11,591
r =( )(
14 15,315 )
r 11 =
11

r 11 =( 1,071 )( 0,756 )
r 11 =0,80

21

Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa nila reliabilitas tes hasil belajar
peserta didik adalah sebesar 0,80
10.3.

Daya Beda Tes Hasil Belajar Matematika

Setelah menentukan validitas dan reliabilitas tes, selanjutnya adalah menentukan daya beda
dari sebuah tes. Pengertian daya pembeda (DP) dari sebuah butir soal adalah menyatakan
seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara peserta didik yang
mengetahui jawabannya dengan benar dan yang tidak dapat menjawab soal tersebut (peserta
didik yang menjawab salah).
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks deskriminasi (D). Indeks
deskriminasi bernilai -1,00 sampai dengan 1,00. Apabila indeks deskriminasi semakin mendekati
nilai 1,00 maka daya pembeda soal tersebut akan semakin baik dan sebaliknya, apabila nilai
indeks deskriminasi semakin mendekati nilai 0,00 maka daya pembeda dari soal tersebut akan
semakin jelek. Indeks deskriminasi positif berkisar antara 1,00 artinya seluruh kelompok atas
dapat menjawab soal dengan benar dan

kelompok bawah menjawab soal dengan salah.

Sebaliknya indeks deskriminasi negatif bernilai negatif yaitu berkisar antara 0,00 sampai -1,00
artinya seluruh kelompok bawah menjawab soal tes dengan benar dan seluruh kelompok atas
menjawab soal tes dengan salah. Indeks deskriminasi bernilai 0,00 berarti tidak memiliki daya
pembeda yang dapat diartikan seluruh kelompok atas dan kelompok bawah dapat menjawab soal
dengan benar. Adapun rumus untuk mencari daya pembeda sebagai berikut

DP=

JB A −JBB
JS A

atau

DP=

JB A −JBB
JS B

Keterangan:
DP = Daya pembeda

JB A

= Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

JB B = Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

JS A = Jumlah siswa kelompok atas
JS B = Jumlah siswa kelompok bawah

Klasifikasi atau kriteria untuk daya pembeda adalah sebagai berikut
DP

¿

Sangat jelek
22

0,00
0,00
0,20

¿

DP

¿

Jelek

0,20
0,40

¿

DP

¿

Cukup

0,40
0,70

¿

DP

¿

Baik

0,70
1,00

¿

DP

¿

Sangat Baik

Dalam daya pembeda untuk menentukan kelompok atas dan kelompok bawah adalah dengan
mengambil masing-masing 27% dari jumlah sampel untuk kelompok atas dan kelompok bawah.
Pengambilan kelompok atas dan kelompok bawah sebesar 27% dengan pertimbangan bahwa
prsentase ini paling baik digunakan untuk membedakan dua kelompok tersebut. Pengambilan
masing - masing 27% kelompok atas dan kelompok bawah juga didasarkan pada ajuran Guilford
(1954) yang memilah kelompok ekstrim sebesar 27%. Individu yang memiliki skor hasil belajar
disekitar rata - rata (di tengah - tengah) tidak ikut dianalisis dalam uji daya beda karena kurang
bisa mengidentifikasi kecenderungan apakah individu tersebut termasuk kelompok atas atau
kelompok bawah. Proses penentuan kelompok atas dan kelompok bawah dari responden adalah
dengan cara mengurutkan skor setiap testi, dari sekor tertinggi sampai dengan skor terendah.
Kemudian diambil 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah.
Berdasarkan atas hasil uji coba butir tes hasil belajar matematika siswa yang berjumlah 15
butir dengan jumlah responden 50 orang, maka akan diperoleh skor total setiap responden.
Setelah itu skor ini diurutkan untuk menentukan responden yang termasuk kelompok atas dan
responden kelompok bawah. Pengurutan skor testi dilakukan dengan pola descending, yaitu
pengurutan yang dimulai dari testi yang memperoleh skor tertinggi sampai dengan testi yang
memperoleh skor terendah. Kemudian ditentukan jumlah kelompok atas dengan kelompok
bawah. Cara menentukannya adalah dengan mengalikan jumlah keseluruhan testi dengan 27%.
Berikut ini penentuan jumlah masing - masing kelompok.
Kelompok atas

= Jumlah responden ×27
= 50 ×27
= 13,5 (diambil 14 orang kelompok atas)

Kelompok bawah = Jumlah responden ×27
23

= 50 ×27
= 13,5 (diambil 14 orang kelompok bawah)
Dari hasil analisis di atas, diperoleh jumlah kelompok atas dan kelompok bawah masing –
masing sebanyak 14 orang. Adapun nomor responden yang termasuk dalam kelompok atas
adalah A01, A20, A50, A10, A44, A45, A03, A08, A09, A48, A12, A27, A47, dan A02.
Sedangkan untuk nomor responden yang termasuk dalam kelompok bawah adalah A22, A26,
A29, A31, A36, A41, A43, A06, A23, A25, A33, A37, A49, dan A17.
Selanjutnya dilakukan analisis jawaban yang benar dan salah pada setiap butir tes. Setelah
diketahui jumlah jawaban yang benar dari responden kelompok atas dan kelompok bawah pada
setiap butir tes selanjutnya dianalisis dengan rumus DP yang sudah dikemukakan di atas. Berikut
adalah hasil perhitungan daya pembeda tes hasil belajar matematika.

Tabel 1.7 Rekapitulasi Hasil Analisis Daya Pembeda Tes Hasil Belajar
Nomor Butir
Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Keterangan:

Kelompok
Atas
9
10
13
10
12
11
12
14
12
14
12
14
11
14
12

Kelompok
Bawah
4
5
6
5
3
2
3
1
2
2
2
1
5
2
5

Banyak soal yang DP nya sangat baik

6 butir

Banyak soal yang DP nya baik

6 butir

Daya Pembeda

Kriteria

0,36
0,36
0,50
0,36
0,64
0,64
0,64
0,93
0,71
0,86
0,71
0,93
0,43
0,86
0,50

Cukup
Cukup
Baik
Cukup
Baik
Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
Baik

24

Banyak soal yang DP nya cukup

3 butir

Banyak soal yang DP nya jelek

0 butir

Banyaknya soal yang DP nya sangat jelek

0 butir

Jumlah

15 butir

10.4.

Indeks Kesukaran Tes Hasil Belajar Matematika

Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan mudah atau sulitnya suatu soal.
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui butir soal tersebut tergolong soal
mudah atau sukar. Indeks kesukaran berkisar antara nilai 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan
indeks kesukaran 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya indeks kesukaran soal
mendekati 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah. Rumus untuk mencari indeks kesukaran
adalah sebagai berikut

a. Rumus tingkat kesukaran butir tes (IK)
IK=

nB
n

Keterangan:
IK = Indeks kesukaran butir tes
nB = Banyaknya testi yang menjawab benar
n

= Banyaknya testi keseluruhan

b. Rumus indeks kesukaran perangkat tes (IKP)
IKP=

∑ IK
N

Keterangan:
IKP

∑ IK
N

= Indeks kesukaran perangkat tes
= Indeks kesukaran tiap butir tes
= Banyaknya butir tes

Klasifikasi atau kreteria indeks kesukaran butir tes maupun indeks kesukaran perangkat tes
adalah:
25

0,00
0,30
0,30
0,70
0,70
1,00

IK/IKP = 0,00
IK/IKP ¿

Terlalu sukar
Sukar

¿
¿

IK/IKP

¿

Sedang

¿

IK/IKP

¿

Mudah

IK/IKP = 1,00

Terlalu mudah

Berikut ini rekapitulasi hasil analisis indeks kesukaran tes hasil belajar peserta didik.
Tabel 1.8 Rekapitulasi Hasil Analisis Indeks Kesukaran Tes Hasil Belajar
Nomo
r Butir
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Jumlah
Benar (B)
25
26
30
27
24
21
25
25
23
25
24
25
24
27
22
Jumlah IK

Total
Testee (N)
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50

Indeks
Kesukara
n
0,5
0,52
0,6
0,54
0,48
0,42
0,5
0,5
0,46
0,5
0,48
0,5
0,48
0,54
0,44
7,02

Kriteri
a
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang

Keterangan:
Banyaknya soal yang terlalu sukar

0 butir

Banyaknya soal yang sukar

0 butir

Banyaknya soal yang sedang

15 butir

Banyaknya soal yang mudah

0 butir

Banyaknya soal yang terlalu mudah

0 butir

Jumlah

15 butir

Sedangkan untuk indeks kesukaran perangkat tes (IKP) diperoleh;
26

∑ IK =7,02

N=50

maka,
IKP=

IKP=

∑ IK
N

7,02
50

IKP=0,1404
Jika dinkonversikan dengan kategori indeks kesukaran seperti yang telah dijelaskan di atas, IKP
= 0,1404 berada diantra nilai 0,00 – 0,30 yang berarti IKP tergolong dalam kategori sukar.
10.5.

Pengecoh Tes Hasil Belajar Matematika

Suatu pengecoh dikatakan berfungsi dengan baik apabila dipilih oleh minimal 5% peserta tes.
Berdasarkan hasil analisis, berikut ini kategori pengecoh masing-masing butir soal.

Tabel 1.9 Rekapitulasi Analisis Pengecoh Tes Hasil Belajar
Nomor Butir
1

2

3

4
5

Option
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A

Jumlah Pemilih
26
5
10
9
26
8
9
7
9
4
6
31
6
5
28
11
7

%
52%
10%
20%
18%
52%
16%
18%
14%
18%
8%
12%
62%
12%
10%
56%
22%
14%

Kriteria
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

Keterangan
Jawaban

Jawaban

Jawaban

Jawaban

27

Nomor Butir

6

7

8

9

10

11

12

13
14

Option
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C
D
A
B
C

Jumlah Pemilih
5
25
13
22
5
11
12
26
7
9
8
6
26
10
8
8
7
11
24
6
9
24
10
25
5
9
11
8
5
26
11
6
24
10
10
9
5
9

%
10%
50%
26%
44%
10%
22%
24%
52%
14%
18%
16%
12%
52%
20%
16%
16%
14%
22%
48%
12%
18%
48%
20%
50%
10%
18%
22%
16%
10%
52%
22%
12%
48%
20%
20%
18%
10%
18%

Kriteria
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

Keterangan
Jawaban
Jawaban

Jawaban

Jawaban

Jawaban

Jawaban
Jawaban

Jawaban

Jawaban

28

Nomor Butir

15

Option
D
A
B
C
D

Jumlah Pemilih
27
6
22
12
10

%
54%
12%
44%
24%
20%

Kriteria
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

Keterangan
Jawaban
Jawaban

11. Interprestasi Atau Perangkat Tes Jadi
Berdasarkan hasil analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, indeks kesukaran, dan
pengecoh dengan menggunakan Microsoft Excel dapat dirangkum sebagai berikut:
a. Dari 15 butir soal yang diujikan kepada 50 responden, terdapat 15 butir soal valid dan
sebanyak 0 butir tidak valid.
b. Untuk analisis reliabilitas tes hasil belajar peserta didik diperoleh nilai r pbi sebesar 0,322.
c. Pada analisis daya pembeda yang diuji cobakan kepada responden sebanyak 50 responden
terdapat 6 butir soal yang berkategori sangat baik, 6 butir soal kategori baik, dan 3 soal
berkategori cukup dimana hasil ini didapat dari pengelompokan dari kelompok atas dan
kelompok bawah yang berjumlah masing – masing 14 responden.
d. Pada analisis indeks kesukaran diperoleh nilai IK sebesar 7,02 dan nilai IKP sebesar 0,1204
dimana dari hasil tersebut merupakan kategori sukar.
e. Pada analisis pengecoh yang diuji cobakan kepada 50 responden terdapat 15 butir soal yang
masuk kategori baik dan 0 butir termasuk kategori tidak baik.
Berikut ini adalah hasil rekapitulasi analisis validitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran
pada masing – masing butir soal sebanyak 15 butir.
Tabel 1.10 Rekapitulasi Validitas, Daya Pembeda, dan Indeks Kesukaran Tes Hasil Belajar
Nomor Butir
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Validitas
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Daya Pembeda
Cukup
Cukup
Baik
Cukup
Baik
Baik
Baik
Sangat Baik
Sangat Baik

Indeks Kesukaran
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
29

Nomor Butir
10
11
12
13
14
15

Validitas
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Daya Pembeda
Sangat Baik
Sangat Baik
Sangat Baik
Baik
Sangat Baik
Baik

Indeks Kesukaran
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang

NON TES
1.

Tujuan Pembuatan Angket Cara Belajar Matematika Siswa
Selain tes, non tes juga memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui pengaruh cara belajar siswa

terhadap prestasi belajar peserta didik, dimana dalam hal ini memiliki satu variabel yaitu cara
belajar yang terdiri dari lima indikator yaitu pembuatan jadwal belajar, membaca dan membuat
catatan, mengulang bahan pelajaran, konsentrasi, dan mengerjakan tugas. Dari kelima indikator
tersebut akan dibuat 15 butir pernyataan dan masing – masing indikator terdapat 3 butir
pernyataan..
2.

Telaah Konsep Tentang Angket Cara Belajar Matematika Siswa
2.1. Pengertian Cara Belajar
Cara belajar pada dasarnya merupakan suatu cara atau strategi yang diterapkan siswa
sebagai usaha belajarnya dalam rangka mencapai hasil yang diinginkan. Penilaian baik
buruknya usaha yang dilakukan akan tergambar dalam bentuk prestasi. Cara belajar
seseorang akan terlihat dari hasil yang diperoleh oleh siswa tersebut. Hasil belajar yang
baik dipengaruhi oleh cara belajar yang baik pula. Slameto (2010:73) berpendapat bahwa
“banyak siswa dan atau mahasiswa gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam
30

belajar karena tidak mengetahui cara - cara belajar yang efektif. Semakin baik siswa dalam
mengetahui cara belajar yang baik maka akan baik pula hasilnya.
Cara belajar akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Apabila peserta didik tidak
memiliki cara belajar yang efektif maka hasil belajar yang diperoleh pun akan rendah.
Perilaku peserta didik dalam mencapai suatu usaha tujuan belajar yang akan
mempengaruhi hasil yang dicapai. Perilaku - perilaku yang menumbuhkan cara belajar
yang dianggap dapat menyelesaikan atau mencapai tujuan belajar tersebut. Oleh karena itu,
seseorang yaitu peserta didik akan melaksanakan suatu pekerjaan yang mempunyai suatu
cara tersendiri atau berbeda antara satu dengan yang lainnya atau tidak akan memperoleh
suatu hasil yang sama pula.
Dari pendapat - pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa cara belajar siswa
adalah kegiatan - kegiatan yang dilaksanakan siswa pada situasi belajar tertentu, kegiatan kegiatan tersebut merupakan pencerminan usaha belajar yang dilakukannya.
2.2. Cara Belajar Efektif
Menurut Slameto (2010:73) menyatakan bahwa ada dua cara belajar yang efektif yaitu
sebagai berikut:
a. Perlunya Bimbingan
Belajar itu sangat kompleks, belum diketahui segala seluk - beluknya. Hasil belajar
dipengaruhi oleh berbagai faktor. kecakapan dan ketangkasan belajar berbeda secara
individu. Walaupun demikian kita dapat membantu siswa dengan memberi petunjukpetunjuk umum tentang cara - cara belajar yang efisien. Hasil lebih baik kalau cara-cara
belajar dipraktekkan dalam tiap pelajaran yang diberikan.
b. Kondisi dan Strategi Belajar
Kondisi internal yaitu kondisi yang ada di dalam diri siswa itu sendiri misalnya kesehatan,
ketentraman, keamanan, dan sebagainya. Kondisi eksternal yaitu kondisi yang ada diluar
diri pribadi manusia. Strategi belajar diperlukan untuk dapat mencapai hasil yang
semaksimal mungkin.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa cara belajar yang efektif ditentukan oleh
kondisi dan strategi belajar masing - masing siswa selain perlunya bimbingan untuk
memperoleh hasil belajar yang maksimal.
31

3. Variabel Pengukuran
Pada variabel pengukuran nontes, variabel yang akan diukur adalah Cara Belajar Siswa
dimana terdapat lima indikator, diantaranya adalah pembuatan jadwal belajar, membaca dan
membuat catatan, mengulang bahan pelajaran, konsentrasi, dan mengerjakan tugas. Alat yang
dipakai untuk mengukur cara belajar siswa adalah berupa angket atau kuisioner cara belajar
siswa terhadap pelajaran matematika dengan menggunakan skala Likert.
4. Definisi Konsep
Pada telaah konsep tentang nontes, telah diuraikan pengertian dari cara belajar. Maka, dapat
disimpulkan bahwa cara belajar adalah suatu strategi atau kegiatan yang dilakukan oleh peserta
didik dalam rangka mencapai hasil belajar yang baik dimana hasil belajar tersebut akan
tergambar dalam bentuk prestasi belajar peserta didik. Baik buruknya cara belajar akan
mempengaruhi prestasi belajar siswa sehingga siswa harus mengetahui cara – cara belajar efektif
yang akan digunakan oleh peserta didik agar dapat mencapai prestasi belajar yang diinginkan.
5. Definisi Operasional
Pengaruh cara belajar siswa secara operasional adalah total skor secara keseluruhan yang
diperoleh oleh peserta didik setelah peserta didik tersebut mengisi angket atau kuisioner yang
telah diberikan.
6. Kisi – Kisi Butir Soal Angket Cara Belajar Matematika Siswa
Untuk mengukur variabel cara belajar matematika, penulis menggunakan angket tertutup
dengan skala Likert. Riduwan (2011: 87) berpendapat bahwa skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala
sosial. Dengan menggunakan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel, kemudian sub variabel dijabarkan lagi
menjadi indikator - indikator yang dapat diukur. Indikator - indikator yang terukur dapat
dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa pertanyaan atau pernyataan
yang perlu dijawab oleh responden.

32

Untuk mengukur variabel cara belajar, variabel dijabarkan menjadi indikator-indikator yang
tersusun dalam kisi - kisi angket sebagai berikut:
Tabel 2.1. Hasil Kisi – Kisi Butir Soal Angket Cara Belajar
VARIABEL DIMENSI

INDIKATOR
Pembuatan jadwal belajar
Membaca dan membuat
catatan
Mengulang
bahan
pelajaran
Konsentrasi
Mengerjakan tugas
Total Butir

Cara Belajar
(sumber
Slameto 20
10:73)

NOMOR
BUTIR
1, 2, 3

TOTAL
BUTIR
3 Butir

4, 5, 6

3 Butir

-

7, 8, 9

3 Butir

-

11, 13, 15
10, 12, 14

KET.
-

3 Butir
3 Butir
15 Butir

7. Butir Pernyataan Angket Cara Belajar Matematika Siswa
Angket Cara Belajar Siswa Terhadap Pelajaran Matematika
Identitas Responden
NAMA

:

JENIS KELAMIN

: *L/P

KELAS

:

ASAL SEKOLAH

:

*Coret bagian yang tidak perlu
Petunjuk
1. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan seksama, kemudian pilihlah jawaban yang sesuai
dengan pilihan anda. Berilah tanda Checklist (√) pada jawaban anda di kolom criteria
jawaban yang artinya sebagai berikut:
SL

= Selalu

SR

= Sering

JR

= jarang
33

KD

= Kadang – kadang

TP

= Tidak Pernah

Contoh:
No.

Pernyataan

1

Saya Selalu melaksanakan belajar sesuai dengan jadwal

SL

Kriteria Jawaban
SR JR K TP
D


2. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan apa yang ada pada diri anda dengan sejujurnya, sebab
tidak ada jawaban yang salah.
3. Atas kesediaannya dalam mengisi angket saya ucapkan terima kasih sebesar - besarnya.

No.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pernyataan

SL

Kriteria Jawaban
SR JR K TP
D

Saya membuat dan melaksanakan jadwal untuk
mengatur waktu belajar baik di rumah maupun di
sekolah
Apabila ada materi yang sulit dipahami saya akan
mudah menyerah untuk belajar materi tersebut
Saya memanfaatkan waktu belajar di rumah dengan
maksimal
Pada saat guru menerangkan materi pembelajaran di
depan kelas, saya lebih banyak mengobrol dengan
teman
Membaca secara cermat dan memahami konsep materi
matematika dalam mempelajari buku pelajaran
Bila tidak masuk sekolah pada saat ada mata pelajaran
matematika, saya jarang bertanya tugas dan meminjam
catatan kepada teman
Apabila saya tidak dapat memahami materi yang
disampaikan oleh guru, saya akan bertanya dan meminta
guru untuk menjelaskan ulang sampai saya paham
Saya malas mengulang materi jika ada materi yang sulit
dipahami ketika belajar
Apabila ada