Mulai 2009 ITB Buka S-2 Kepariwisataan.

~~~) Pikiran Rakyat
) R./lJu

123
17

456

18

o Jan

.

19

20

Peb

OMar


21
OApr

7
221
OMei

) K./II/is

a
8

9

( ) JUl/liJl

10

24


OJun

11

25

OJul

26

(_)~~u_g~l!Jgu
13
12
14
27
28
29

0 Ags OSep


Mulai 2009 11B Buka
,

8-2 Kepariwisataan
GARUf, (PR).Mulai 2009 Institut Teknologi Bandung (ITB) berencana
membuka program S-2 kepariwisataan di bawah fakultas arsitektur,perencanaan, dan pengembangan kebijakan. Dibukanya program tersebut juga
sebagai salah satu upaya ITB
menumbuhkan kepekaan sosial mahasiswanya.
"Saat ini sedang diproses
oleh senat akademik. Kemungkinannya 90% jadi. Mereka dengan latar belakang S-l apa saja bisa masuk," kata Rektor
ITB Djoko Santoso seusai peresmian pembangkit 1istrik tenaga air skala pikohidro untuk
desa tertinggal di Kp. Awilega,
Desa Jayamukti, Kec. Cihurip,
Kab. Garut, Sabtu (21/2).
Dia mengungkapkan, kepariwisataan sengaja dipilih karena
program ini berprospek keIja
bagus dan lulusannya sangat
diperlukan dalam industri budaya. "Selain itu pariwisata dan
leisure adalah ujung dari aktivitas manusia," katanya.

Lebih lanjut, dia menuturkan S-2 kepariwisataan dibentuk untuk mencetak penentu
kebijakan, peneliti, ataupun
pengajar ilmu pariwisata sehingga tidak meninggalkan ranab ITB sebagai institut teknik.
"Karena nantinya sebagai caIon penentu kebijakan, peneliti, ataupun pengajar, mereka
tidak hanya belajar ten tang pariwisata, tetapi juga ilmu geografi, statistika, dan lainnya. ltu

+--

kan kita sudah punya. Untuk
kepariwisataannya nanti akan
kita datangkan dosen dari luar
negeri," ujar Djoko. Sebagai
angkatan pertama, Djoko menargetkan 10-15 mahasiswa.
Djoko mengungkapkan, tujuan pengadaan program studi
kepariwisataan tersebut tak terlepas pula dari upaya ITB menumbuhkan kepekaan sosial
mabasiswa ITB. "Kalau di suatu tempat ada sesuatu yang kita
miliki, kita akan cenderung berbeda. Kita menjadi terpengarub oleh keadaan itu," katanya.
Sementara itu, Ketua Sekolab Tinggi Pariwisata Bandung
(STPB) Upiek H. Sadkar mengapresiasi langkah ITB membuka S-2 kepariwisataan. "Di
Indonesia belum ada sekolah

pariwisata yang mencetak
pengajar, peneliti, atau penentu kebijakan. Selama ini, fokusnya baru pada penyediaan tenaga ahlinya saja. Dengan dibukanya pariwisata di ITB, juga semakin mempertinggi nilai
pengakuan pariwisata sebagai
ilmu," ujar Upiek.
Pasalnya, menurut dia, pariwisata ditetapkan sebagai ilmu
oleh Ditjen Dikti Depdiknas
baru pada 2008. "Berbeda sekali dengan di luar negeri yang
sudah lama mengakui hat itu
dan peneliti pun sudah dicetak.
Tri Dharma pendidikan (pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat -red.) berjalan seimbang di sana," katanya. (A-t67)***
----

---_..._------

K lip i n 9 Hum 0 5 rJ n pod

2009

OOkt


15

ONov

------16
30
31
ODes