Pelaksanaan Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar di wilayah Kabupaten Karawang dalam Rangka Reforma Agraria ditinjau dari Peraturan Pemerintah No.11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagu.

PELAKSANAAN PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR
DI WILAYAH KABUPATEN KARAWANG DALAM RANGKA REFORMA
AGRARIA DITINJAU DARI PERATURAN PEMERINTAH NO.11 TAHUN 2010
TENTANG PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR

Listiani Nurhasanah
110110080178

ABSTRAK
Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria
terkandung nilai-nilai Reforma Agraria, salah satunya adalah larangan menelantarkan tanah
bagi siapa yang telah diberikan penguasaan hak atas tanah, keberadaan tanah terlantar di
Indonesia termasuk di wilayah Kabupaten Karawang perlu ditertibkan dan didayagunakan
mengingat tanah juga memiliki fungsi sosial, sehingga pemerintah untuk menangani
permasalahan tanah terlantar membuat Peraturan Pemerintah No.11 Tahun 2010 tentang
Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pelaksanaan penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar di Kabupaten
Karawang dalam rangka Reforma Agraria ditinjau dari PP No.11 Tahun 2010, serta
mengetahui kendala-kendala yang ditemukan dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi
kendala tersebut
Metode penelitian yang dipergunakan adalah spesifikasi penelitian deskriptif analitis

dengan pendekatan yuridis normatif, dengan menggunakan data sekunder berupa bahan
hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah studi kepustakaan, serta wawancara kepada aparat yang berwenang.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan penertiban
tanah terlantar ini belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan apa yang telah diatur dalam PP
No.11 Tahun 2010, sehingga pendayagunaan tanah terlantar yang salah satunya adalah untuk
Program Reforma Agraria pun belum dilaksananakan. Hal ini mengingat bahwasannya dalam
pelaksanaan penertiban tanah terlantar bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk dilakukan,
terdapat beberapa kendala yang ditemukan ketika melakukan penertiban tanah terlantar,
seperti sulitnya menghubungi pihak yang bersangkutan dalam hal ini pemegang hak atas atas
tanah yang diindikasikan terlantar; tanah yang diindikasikan terlantar dijadikan objek jaminan
HT oleh pemegang hak, dll, sehingga diperlukan upaya-upaya untuk mengatasi kendala yang
ditemukan tersebut seperti memberikan surat pemberitahuan kepada pihak yang
bersangkutan, memuat pengumuman, berkoordinasi dengan pihak Bank yang bersangkutan
dalam hal tanah yang diindikasikan sebagai tanah terlantar dijadikan objek Jaminan Hak
Tanggungan.

ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF THE ORDER AND THE USAGE OF ABONDONED LAND IN
THE TERRYTORY OF KARAWANG COUNTRY IN RESPECT OF AGRARIAN REFORM IN

CONSIDERATION WITH THE 2010 GOVERNMENT REGULATION NO.11 ABOUT THE
ORDER AND THE USAGE OF ABONDONED LAND

Act No. 5 of 1960 about concerning the basic rules of agrarian trees contained values
Reforma Agraria, one of which was the prohibition of abandoning land for anyone who has
been given control of land rights, the existence of wastelands in Indonesia including in the
area of Karawang need to controlled and utilized remember the land as well have a social
function, so the government to tackle the problems of displaced make government regulation
no.11 2010 about controlling and utilization displaced land. The purpose of this research is to
know the implementation of the regulation and utilization of wastelands in Karawang
Regency in order to Reforma Agraria of PP No. 11 in 2010, as well as knowing the
constraints that are found and efforts are being made to overcome those barriers.
The research method used is descriptive research analytical specifications with
normative juridical approach, using secondary data in the form of primary law materials,
secondary law materials, and legal materials tertiary. The technique of the collection of data
used kepustakaan, is the study as well as an interview to the authorities.
Based on the result of the study, conclusions may be drawn that the implementation of
controlling the ground have been displaced it’s not go entirely in accordance with what has
been regulated in government regulation no.11 2010, so that the effectiveness of the ground
have been displaced one of which is for the program reforma of agrarian affairs had not yet

implemented. It is recalled that in the implementation of curbing wastelands is not an easy
thing to do, there are a number of constraints that are found when doing action on wastelands,
as to the difficulties to contact the parties concerned in this case the holder the right over the
land that is indicated quite have been displaced; the land that is indicated quite have been
displaced to becoming a guarantee by the right holder, ht etc. , So that the required efforts to
overcome obstacles found such as giving notification letter to parties concerned, load an
announcement, in coordination with the bank concerned in terms of land that is indicated as
the ground have been displaced to becoming a guarantee the rights of dependents.

Dokumen yang terkait

PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH HAK GUNA USAHA (HGU) PERKEBUNAN Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah Hak Guna Usaha (Hgu) Perkebunan Di Jawa Tengah (Studi Analisis Terhadap Tanah Terlantar).

0 1 14

PENDAHULUAN Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah Hak Guna Usaha (Hgu) Perkebunan Di Jawa Tengah (Studi Analisis Terhadap Tanah Terlantar).

0 0 13

PENERTIBAN DAN PEMANFAATAN TANAH HAK GUNA USAHA (HGU) Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah Hak Guna Usaha (Hgu) Perkebunan Di Jawa Tengah (Studi Analisis Terhadap Tanah Terlantar).

0 1 21

Formulasi Kebijakan Penertiban Tanah Terlantar Dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar Skala Besar Di Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.

0 0 2

PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR TERHADAP LAHAN BERSTATUS HAK GUNA BANGUNAN DI KOTA BANDUNG DIKAITKAN DENGAN PP NO 11 TAHUN 2010 TENTANG PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR.

0 2 2

PENGAMBILALIHAN TANAH YANG DITERLANTARKAN OLEH MASYARAKAT ADAT DI SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA, PROVINSI PAPUA DITINJAU DARI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR.

0 0 1

PERATURAN KEPALA BPN RI NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENERTIBAN TANAH TERLANTAR

0 0 11

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR

0 0 10

PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR

0 0 16

KAJIAN NORMATIF PENERTIBAN TANAH TERLANTAR STATUS HAK GUNA USAHA BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 2010 DI KABUPATEN SAMBAS - Unissula Repository

0 8 37