Tinjauan Yuridis Perkawinan Transgender Yang Dilakukan Yayan Syahdan Dan Risyeu Rismawati Ditinjau Dari Hukum Islam Dan Hukum Positif.

TINJAUAN YURIDIS PERKAWINAN TRANSGENDER YANG
DILAKUKAN YAYAN SYAHDAN DAN RISYEU RISMAWATI DITINJAU
DARI HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF
ABSTRAK
Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata
hukum, negara menjamin hak-hak setiap warga negaranya sebagaimana
ditegaskan dalam Pasal 27 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945. Namun
untuk orang-orang yang mengalami transgender seperti Yayan Syahdan
hingga saat ini negara belum memiliki pengaturan terkait, terutama
mengenai perkawinannya. Adapun maksud dan tujuan dari dilakukannya
penelitian ini adalah menganalisis dan menentukan keabsahan
perkawinan transgender yang dilakukan Yayan Syahdan dan Risyeu
Rismawati menurut Hukum Islam dan Hukum Positif serta menganalisis
dan memahami akibat hukum yang timbul terhadap seseorang yang
mengalami transgender menurut Hukum Islam dan Hukum Positif.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
pendekatan yuridis normatif yaitu suatu metode penelitian hukum yang
menitikberatkan pada penelitian data sekunder diantaranya bahan hukum
primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan dan studi
lapangan melalui wawancara. Spesifikasi penelitian yang digunakan

adalah deskriptif analitis sehingga didapatkan gambaran yang
komprehensif melalui suatu proses analisis dengan mengunakan teori dan
peraturan hukum yang berlaku.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keabsahan perkawinan
transgender yang dilakukan Yayan Syahdan dan Risyeu Rismawati, yang
notabene seorang perempuan, ditinjau dari hukum positif dan hukum
Islam adalah sah karena baik dari sisi medis maupun dari sisi hukum
Yayan telah berjenis kelamin laki-laki dan calon mempelai wanita telah
mengetahui adanya kelainan pada kelamin calon suaminya dan tetap
menyanggupi dilakukannya perkawinan. Perubahan pada jenis kelamin
seseorang, baik melalui operasi maupun secara alami,
akan
menimbulkan akibat hukum antara lain pada status kependudukan,
perkawinan, yaitu dengan seseorang berjenis kelamin apa yang dapat
dikawinkan dengannya, dan akibat lain dari perkawinan seperti harta
bersama, hak asuh anak dan pembatalan perkawinan. Sedangkan untuk
waris bagi ahli waris yang mengalami perubahan kelamin yang mana
perubahan kelamin tersebut tergolong khuntsa maka akan mendapat
bagian sesuai kelamin yang lebih dominannya.


iii

JUDICIAL REVIEW OF TRANSGENDER MARRIAGE
BY YAYAN SYAHDAN AND RISYEU RISMAWATI TERMS OF
ISLAMIC LAW AND POSITIVE LAW
ABSTRACT
Every citizen has the same status in the before the law, the state
ensure the rights of every citizen as defined in Article 27 paragraph (1) of
Act of 1945. But for transgender people like Yayan Syahdan until today
the state does not yet have regulations that govern it, especially regarding
the marriage. The intent and purpose of this study was to analyze and
determine the validity of marriages performed by the transgender as
Yayan Syahdan and Risyeu Rismawati according to Islamic Law and
Positive Law as well as to analyze and understand the legal
consequences arising against the transgender person who suffered under
Islamic Law and Positive Law.
The method used in this study is a normative juridical approach that
is a legal research methods that focus on secondary data research that
included primary legal materials, secondary legal materials and tertiary
legal materials. Techniques of data collection used are literature studies

and field research through the interviews. Specifications research is
descriptive analytical, to obtain a comprehensive overview through a
process of analysis by using theories and applicable legislation.
The results showed that the validity of transgender marriages by
Yayan Syahdan and Risyeu Rismawati, which is actually a woman, in
terms of positive law and Islamic law is valid because both of the medical
and law Yayan gender is male and the prospective bride been aware of
any abnormalities in her husband’s genital and still undertakes marriage
does. Changes in a person's gender, either through surgery or naturally,
will lead to legal consequences such as, the status of residence, marriage,
what gender can be married to him, and other consequences of the
marriage such as joint property, child custody and cancellation of the
marriage. Meanwhile regarding inheritance for family members who have
Gender changes,is that which classified as khuntsa it will inherit the
appropriate of which gender is more dominant.

iv