STUDI KASUS TENTANG ALASAN PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP TIDAK DITERIMANYA PERMOHONAN PENINJAUAN KEMBALI PERKARA TINDAK PIDANA NARKOTIKA YANG TIDAK SESUAI BERDASARKAN PASAL 265 KUHAP DALAM PUTUSAN MA NO.

STUDI KASUS TENTANG ALASAN PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP TIDAK
DITERIMANYA PERMOHONAN PENINJAUAN KEMBALI PERKARA TINDAK
PIDANA NARKOTIKA YANG TIDAK SESUAI BERDASARKAN PASAL 265 KUHAP
DALAM PUTUSAN MA NO. 29 PK/PID.SUS/2012
ABSTRAK
Tugas akhir ini menganalisis putusan Upaya Hukum Peninjauan Kembali
(PK) Dr. Edi Firdaus (Terdakwa/Terpidana) yang ditolak oleh Mahkamah Agung.
Terpidana telah dijatuhi pidana penjara oleh Pengadilan Negeri Lahat (PN) dan
dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Palembang (PT) karena terbukti bersalah telah
menyalahgunakan Narkotika Golongan I sesuai UU No. 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika. Berdasarkan putusan PT Palembang tersebut, kuasa hukum Terpidana
mengajukan permohonan PK dengan yang didasari oleh Pasal 263 KUHAP namun
ditolak oleh MA karena terpidana/pemohon PK tidak pernah hadir di dalam
persidangan. Penulis mengangkat permasalahan tersebut dengan tujuan apakah
alasan penolakan PK karena pemohon PK tidak pernah hadir telah sesuai dengan
Pasal 265 KUHAP jo. SEMA No. 1 Tahun 2012 serta menganalisis alasan-alasan
permohonan PK apakah telah sesuai dengan Pasal 265 KUHAP.
Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analitis dengan
pendekatan yuridis normatif. Metode penulisan dengan tahap pengumpulan data yang
digunakan adalah studi kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bahan hukum primer dan sekunder. Data tersebut kemudian digunakan untuk

menggambarkan suatu objek permasalahan yang berupa sinkronisasi fakta-fakta dalam
putusan yang terkait dengan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan hasil penilitian dapat disimpulkan bahwa alasan penolakan
PK oleh MA tidak sesuai dengan rumusan pasal 265 ayat (2) KUHAP jo. SEMA No.1
Tahun 2012. Hal tersebut diketahui karena kehadiran Pemohon PK di dalam
persidangan bukanlah termasuk syarat formal dan materiil serta tidak memiliki unsur
kewajiban. Serta novum atau keadaan baru yang diajukan kuasa hukum terpidana tidak
sesuai berdasarkan huruf a Pasal 263 ayat (2) KUHAP, namun alasan terjadinya
kekeliruan atau kekhilafan hakim telah sesuai berdasarkan huruf c Pasal 263 ayat (2)
KUHAP.