Pengertian Era Globalisasi dan Dampaknya
Pengertian Era Globalisasi dan Dampaknya
Pengertian era globalisasi dapat dijelaskan dari dua kata yang
membangunnya yakni kata “era” dan “globalisasi”. Era berarti zaman atau
kurun waktu, sementara globalisasi berarti proses mengglobal atau
mendunia. Dengan demikian era globalisasi berarti zaman yang di dalamnya
terjadi proses mendunia.
Proses mendunia ini yang terjadi sejak tahun 1980-an itu terjadi di berbagai
bidang atau aspek kehidupan manusia, misalnya di bidang politik, sosial,
ekonomi, agama, dan terutama sekali globalisasi di bidang teknologi.
Proses mendunia tersebut di atas, secara konkret dapat dijelaskan sebagai
berikut. Perkembangan budaya manusia dewasa ini telah mencapai taraf
yang luar biasa, yang di dalamnya manusia bergerak menuju ke arah
terwujudnya satu masyarakat manusia yang mencakup seluruh dunia; satu
masyarakat global. Dengan teknologi transportasi dan komunikasi serba
canggih yang berhasil diciptakannya, manusia telah berhasil mengatasi jarak
yang dahulu misahkan manusia yang satu dari yang lain, suku bangsa yang
satu dari yang lain, bangsa yang satu dari yang lain, budaya dan agama
yang satu dari yang lain. Berkembangnya teknologi transportasi dan
komunikasi menyebabkan jarak antar kota, antar pulau, antar negara, dan
antar benua seolah tidak ada lagi. Di zaman ini, manusia dengan mudahnya
berkomunikasi satu sama lain di seluruh penjuru dunia dengan
memanfaatkan satelit-satelit yang berada di atas Indian Ocean Region,
Pacific Ocean Region, dan Atlantic Ocean Region. Dengan kata lain,
berkembangnya teknologi transportasi dan komunikasi, dunia seolah
semakin sempit, ruang dan waktu menjadi semakin relatif, dan batas-batas
negara seakan begitu mudah untuk diterobos.
Pengertian era globalisasi sebagai kurun waktu yang di dalamnya terjadi
proses mendunia secara nyata menyebabkan apa yang ada di Jakarta ada
pula di New York; apa yang dibisikkan di Jakarta terdengar pula di New York
dan sebaliknya. Contoh konkretnya: “Jeans” ada baik di New York maupun
Jakarta. Fenomena ini sebenarnya hendak berkata bahwa teknologi
transportasi dan teknologi komunikasi yang semakin canggih mampu
menghubungkan umat manusia di seluruh belahan dunia, sehingga
terciptalah satu kehidupan bersama; satu masyarakat, yang meliputi seluruh
umat manusia dengan sejarah kehidupan bersama, sejarah umat manusia.
Dampak Era Globalisasi
Era globalisasi dapat membawa dampak baik positif maupun negatif.
Dampak Positif yang terjadi diantaranya:
Hanya dengan satu medium saja berjuta-juta manusia dapat
menyaksikan pertandingan yang bergengsi lewat layar televisi.
Era globalisasi telah membawa dampak terciptanya satu masyarakat
yang meliputi seluruh umat manusia.
Era globalisasi dapat memungkinkan terjadinya perubahan besar pada
pola hidup manusia, misalnya pada cara kerja manusia: manusia akan
semakin aktif dalam memanfaatkan, menanam, dan memperdalam kapasitas
individunya manusia semakin ingin menampilkan nilai-nilai manusiawi dan
jati diri budayanya.
Dampak negatif dari era globalisasi diantaranya adalah sebagai berikut:
Merembesnya budaya dari negara maju (sebagai pemasok informasi)
ke negara berkembang. Perembesan budaya tersebut tidak mustahil dapat
berdampak pada ketergantungan budaya negara berkembang terhadap
negara maju.
Globalisasi informasi itu sendiri dapat menyebabkan pemerkosaan dan
imperialisme budaya negara maju atas negara berkembang (dalam hal ini
negara yang lebih lamban dalam perkembangan modernisasinya).
Walaupun globalisasi tidak bisa langsung diidentikkan dengan
westernisasi namun globalisasi sesungguhnya mungkin dapat menyebabkan
terjadinya masyarakat yang individualistis dan tidak religius.
CIRI CIRI BERKEMBANGNYA GLOBALISASI 1. Perubahan dalam konstantin ruang dan waktu, maksudnya
berkembangnya barang barang seperti HP, televisi satelit, dan internet menunjukan bahwa komunikasi global
terjadi demikian cepat. 2. Pasar dan produksi ekonomi di negara negara yang berbeda menjadi saling
bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional. 3. Peningkatan interaksi kultural
melalui perkembangan media massa, maksudnya saat ini kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan
dan pengalaman baru mengenai hal hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang
fashion, literatur, dan makanan. 4. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup,
krisis multinasional, inflasi regional, dll. nah, setelah mengetahui pengertian dan ciri ciri berkembangnya
globalisasi barulah kita membicarakan tentang Bagaimana cara menghadapi era globalisasi ?. Inilah tips
tipsnya .
CARA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI 1. Menyaring budaya asing yang masuk ke negara kita harus yang
sesuai dengan kepribadian bangsa. 2. Mencintai atau membeli produk dalam negeri sendiri. 3. Meningkatkan
produksi dalam negeri agar dapat bersaing dengan produksi negara negara maju. 4. Berusaha mengikuti
perkembangan IPTEK 5. dan yang paling penting meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan YME. 6.
Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri. 7.
Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya. 8. Menanamkan dan
melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya. 9. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan
menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya. 10. Selektif terhadap pengaruh
globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa. Dengan adanya langkah- langkah
antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai
2.5 Dampak globalisasi bagi Generasi baru
Era globalisasi sangat banyak membawa perubahan, baik yang berdampak positif bagi
kehidupan maupun yang berdampak negatif bagi kehidupan. Dalam era globalisasi segala aspek
kehidupan berangsur – angsur menagalami perubahan. Salah satu contohnya terjadi pada
kehidupan generasi muda, kebanyakan generasi muda cenderung tidak bisa menyaring pengaruh
globalisasi. Sehingga, banyak generasi muda yang terjebak dalam pengaruh buruk globalisasi.
Dampak dari Era Globalisasi Terhadap Generasi muda
Aspek Sosial
Bersosialisasi merupakan hal yang menyenangkan bagi sebagian generasi muda. Karena,
mereka bisa mendapatkan banyak teman dan mereka juga bisa saling bertukar pikiran dengan
teman mereka tersebut. Dengan bersosialisasi, mereka bisa menemukan hal – hal baru yang
belum pernah mereka ketahui sebelumnya dan dengan begitu, mereka akan mudah memahami
satu sama lain. Dengan bersosialisasi secara benar, akan banyak hal positif yang akan didapat.
Contohnya saja mereka akan banyak mempunyai banyak koneksi untuk dapat lebih banyak
mengenal dunia kerja yang akan berguna bagi kehidupan mereka nanti. Akan tetapi, jika para
generasi muda tidak bisa bersosialisasi secara baik yang di dapatkan hanya sebuah pergaulan
bebas di luar batas yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Oleh sebab itu, para
generasi muda seharusnya mempunyai sebuah pegangan hidup untuk dapat memfilter dirinya
dari berbagai macam dampak globalisasi.
Aspek Norma
Norma merupakan aturan tidak tertulis sebagai pedoman masyarakat dalam menjalani
kehidupan yang mengikat seluruh lapisan masyarakat dan memiliki sanksi sosial. Pada saat era
globalisasi sekarang ini norma – norma dalam berkehidupan sudah banyak yang di abaikan
keberadaannya. Norma – norma tersebut sudah mulai terhapuskan oleh banyaknya aturan –
aturan baru yang sangat membebaskan segala sesuatu, hal tersebut berdampak besar bagi para
generasi muda zaman sekarang. Saat ini, generasi muda tidak lagi memperdulikan adanya aturan
– aturan tidak tertulis tersebut. Banyak sekali para generasi muda yang melakukan pelanggaran
atas norma yang ada pada masyarakat tersebut. Padahal, norma berperan penting dalam
menegakkan ketertiban berkehidupan dalam masyarakat. Seharusnya, generasi muda dapat
mempertahankan norma- norma tersebut agar ada pengendali dalam kehidupanya.
Aspek Budaya
Budaya pada saat ini sudah mulai banyak bercampur dengan budaya asing akibat dari era
globalisasi. Dimulai dari budaya berpakaian, pada saat ini generasi muda berkecenderungan
mengikuti budaya asing. Contohnya, sekarang sebagian generasi muda lebih suka menggunakan
pakaian yang mini dan tidak lagi menyukai cara berpakaian yang tertutup dan sopan. Ini
dikarenakan alasan mereka, bahwa apabila tidak menggunakan trend pakaian terkini maka
mereka di anggap tidak trendy.
Terkikisnya budaya – budaya tradisional yang terdapat di berbagai daerah. Kurang
perdulinya para generasi muda kepada budaya tradisional semakin mempercepat punahnya
kebudayaan tradisional tersebut. Saat ini banyak sekali generasi muda yang tidak mengetahui apa
budaya khas yang terdapat di daerah dirinya tinggal. Hal ini sangat memprihatinkan sekali,
terlebih jika mengingat Indonesia yang terkenal akan berbagai macam kebudayaan yang
dimilikinya. Ketidak tahuan para generasi muda tersebut mengundang pihak lain untuk
mengklaim budaya Indonesia menjadi budaya miliknya, padahal jelas – jelas kebudayaan
tersebut adalah budaya asli Indonesia.
Selain itu dari jenis makanan yang di konsumsi, para generasi muda lebih cenderung
menyukai makanan-makanan cepat saji yang akan mempengaruhi kondisi kesehatan mereka
apabila terus menerus dikonsumsi. Peran lingkungan diperlukan untuk dapat mengatasi masalah
ini.
Aspek Pendidikan dan Tekhnologi.
Aspek pendidikan juga terkena imbas dari era globalisasi akan tetapi lebih banyak
dampak positifnya, karena pada saat ini para generasi muda dapat dengan mudah mengerjakan
tugas sekolah dengan menggunakan bantuan internet. Tetapi apabila tidak bisa menggunakan
teknologi dengan bijaksana para generasi muda akan mendapatkan dampak negatifnya yaitu para
generasi muda akan merasa kecaduan dan mungkin bisa mengakses hal-hal yang seharusnya
tidak mereka ketahui juga akan muncul budaya baru yaitu, budaya “ copy + paste”. Budaya ini
membawa pengaruh buruk bagi perkembangan pendidikan para generasi muda, karena mereka
hanya perlu menyalin isi dari informasi yang mereka cari tanpa mengetahui apa isi dari informasi
tersebut.
1. Fokus pada Hal-hal yang Positif
Mereka yang memiliki kecerdasan emosional tinggi sadar bahwa percuma saja
berlarut-larut dengan masalah. Fokus pada masalah tidak akan pernah
membawa solusi, sebaliknya bersikap positif dalam menyikapi masalah akan
membawa anda pada solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan
anda.
2. Mereka yang Berpikiran Positif akan Berkumpul dengan Mereka yang
Berpikir Positif Pula
Orang-orang dengan kecerdasan emosional tinggi tidak akan menghabiskan
banyak waktu dengan berkumpul bersama mereka yang suka mengeluh dan
mengumpat. Mendengarkan keluh kesah dari mereka yang suka berpikir negatif
hanya akan membawa menghabiskan energi kita pada hal yang percuma.
Sebaliknya, berkumpul dengan orang yang memiliki pikiran positif dan penuh
semangat akan membuat kita tertular juga. Dan inilah yang pada akhirnya akan
meningkatkan kecerdasan emosional anda juga.
3. Orang dengan Kecerdasan Emosional Tinggi selalu Assertive
Assertive adalah sebuah sikap tegas dalam mengemukakan suatu pendapat, tanpa
harus melukai perasaan lawan bicaranya. Orang yang assertive sangat tahu betul
kapan mereka harus bicara, kapan mereka harus mengemukakan suatu
pendapat dan bagaimana cara yang tepat untuk memberikan sebuah solusi
tanpa harus menggurui. Dan yang pasti mereka yang memiliki
sikap assertive selalu berpikir terlebih dahulu sebelum bicara.
4. Mereka adalah Visioner yang siap Melupakan Kegagalan di Masa
Lalu
Orang-orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi akan sibuk memikirkan
apa yang akan dilakukannya di masa depan dan segera melupakan kegagalan di
masa lalu. Baginya kegagalan di masa lalu adalah sebuah pelajaran yang
penting diambil untuk mengambil langkah yang lebih mantab di masa yang
akan datang.
5. Mereka Tahu Cara Membuat Hidup Lebih Bahagia dan Bermakna
Dimanapun mereka berada, apakah itu di tempat kerja, di rumah ataupun
berkumpul dengan teman-teman, orang dengan kecerdasan emosional yang
tinggi akan membawa kebahagiaan bagi sesamanya. Terkadang arti bahagia
bagi mereka tidak harus sebuah kekayaan. Bersyukur akan nikmat yang didapat
hari ini dan membantu orang lain yang membutuhkan pertolongannya akan
membuat mereka merasa bahagia dan bermakna.
6. Mereka Tahu Bagaimana Mengeluarkan Energi Mereka secara Bijak
Mereka yang dikaruniai kecerdasan emosional tinggi, tahu bagaimana
memanfaatkan energi mereka dengan bijak.Mereka tidak akan menghabiskan
waktu untuk hal-hal yang percuma saja. Mereka akan fokus pada tindakantindakan yang akan membawa manfaat bagi sesamanya.
7. Terus Belajar dan Berkembang
Mereka yang memiliki kecerdasan emosional tinggi sadar, bahwa apa yang ia
ketahui saat ini masih belumlah apa-apa. Baginya, belajar bukanlah 12 tahun
wajib belajar dan 4 tahun kuliah. Wajib belajar adalah seumur hidup. Mereka
selalu terbuka akan hal-hal baru dan berani mencoba berbagai macam
tantangan yang akan membuat mereka berkembang. Kritik dan saran dari orang
lain akan dijadikan sebagai referensi baru dalam mengambil langkah dan
keputusan di masa yang akan datang.
Kecerdasan intelektual (IQ) adalah ukuran kemampuan intelektual,analisis,logika,dan rasio seseorang.
IQ merupakan kecerdasan otak untuk menerima,menyimpan,dan mengolah informasi menjadi fakta.
Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti & menerima makna pada apa
yang dihadapi dalam kehidupan,sehingga seseorang akan memiliki fleksibilitas dalam menghadapi
persoalan di masyarakat.
Kecerdasan emosional (EQ) adalah kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang
lain,kemampuan memotivasi diri sendiri,serta kemampuan mengolah emosi dengan baik pada diri sendiri
& orang lain.
TANDA TANDA ORANG YANG MEMPUNYAI KECERDASAN SPIRITUAL
Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual, ketika menghadapi persoalan dalam
hidupnya, tidak hanya dihadapi dan dipecahkan dengan rasional dan emosional
saja, akan tetapi ia menghubungkannya dengan makna kehidupan secara spiritual.
Sehingga, langkah-langkahnya lebih matang dan bermakna dalam kehidupan.
Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal, setidaknya ada sembilan tanda bagi orang
yang mempunyai kecerdasan spiritual, yakni sebagai berikut:
1. Kemampuan Bersikap Fleksibel
Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi ditandai dengan sikap
hidupnya yang fleksibel atau bisa luwes dalam menghadapi persoalan. Fleksibel di
sini bukan berarti munafik atau bermuka dua. Fleksibel juga bukan berarti tidak
mempunyai pendirian. Akan tetapi, ini lebih karena pengetahuannya yang luas dan
dalam serta perwujudan dari hati yang tidak kaku.
Orang yang fleksibel semacam ini lebih mudah menyesuaikan diri dalam berbagai
macam situasi dan kondisi. Orang yang fleksibel juga tidak mau dalam
memaksakan kehendak dan tak jarang tampak mudah mengalah dengan orang lain.
Meskipun demikian, ia mudah untuk bisa menerima kenyataan dengan hati yang
lapang.
2. Tingkat Kesadaran yang Tinggi
Orang yang mempunyai tingkat kesadaran yang tinggi berarti ia mengenal dengan
baik siapa dirinya sendiri. Orang yang demikian lebih mudah mengendalikan diri
dalam berbagai situasi dan keadaan; termasuk dalam mengendalikan emosi.
Dengan mengenal diri sendiri secara baik maka seseorang lebih mudah pula dalam
memahami orang lain. Dalam tahap spiritual selanjutnya, lebih mudah baginya
untuk mengenal Tuhannya.
Dalam menghadapi persoalan hidup yang semakin kompleks, kemampuan untuk
mempunyai tingkat kesadaran yang tinggi ini sangat penting sekali. Tidak mudah
baginya untuk putus asa. Jauh dari kemarahan, sebaliknya sangat dekat dengan
keramahan. Orang yang semacam ini tidak mungkin mendapatkan julukan sebagai
orang yang tidak tahu diri dari orang lain.
3. Kemampuan Menghadapi Penderitaan
Tidak banyak orang yang bisa menghadapi penderitaan dengan baik. Pada
umumnya manusia ketika dihadapkan dengan penderitaan akan mengeluh, kesal,
marah, atau bahkan putus asa. Akan tetapi, orang yang mempunyai kecerdasan
spiritual yang baik akan mempunyai kemampuan dalam menghadapi penderitaan
dengan baik.
Kemampuan menghadapi penderitaan ini didapatkan karena seseorang mempunyai
kesadaran bahwa penderitaan ini terjadi sesungguhnya untuk membangun dirinya
agar menjadi manusia yang lebih kuat. Ia juga mempunyai kesadaran bahwa orang
lain yang lebih menderita darinya ternyata masih banyak. Ternyata, ia tidak
sendirian dalam menghadapi penderitaan. Lebih dari itu, ia juga menemukan
hikmah dan makna hidup dari penderitaan yang sedang dihadapinya.
4. Kemampuan Menghadapi Rasa Takut
Setiap orang pasti mempunyai rasa takut, entah sedikit atau banyak. Takut
terhadap apa saja, termasuk menghadapi kehidupan. Dalam menghadapi rasa takut
ini, tidak sedikit dari manusia yang dijangkiti oleh rasa khawatir yang berlebihan;
bahkan berkepanjangan. Padahal, hal yang ditakutkan itu belum tentu terjadi. Takut
menghadapi kemiskinan, misalnya, bila berlebihan maka rasa takut itu bisa
membuat seseorang lupa terhadap hukum dan nilai. Akhirnya, dalam rangka supaya
hidupnya tidak miskin, tak segan ia menipu, berbohong, mencuri, atau melakukan
korupsi.
Tidak demikian dengan orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi. Ia
bisa menghadapi dan mengelola rasa takut itu dengan baik. Dengan sabar ia akan
menghadapi segala sesuatu. Kesabaran dalam banyak hal memang bisa bermakna
sebagai keberanian seseorang dalam menghadapi kehidupan. Hal ini bisa terjadi
karena orang yang mempunyai kecerdasan spiritual mempunyai sandaran yang
kuat dalam keyakinan jiwanya.
Ada lima dimensi kemampuan intelektual, yaitu :
1. Kognisi, yang merupakan operasi pokok intelektual dalam proses belajar,
2. Mengingat merupakan proses mental primer untuk retensi atau menyimpan dan reproduksi
segala sesuatu yang diketahui intelektual,
3. Berfikir divirgen, yaitu operasinya jelas mencakup potensi bakat kreatif, yang bertugas mencoba
sesuatu,
4. Berfikir konvergen, yaitu berfikir yang menghasilkan informasi dari informasi yang sudah ada,
yang hasilnya ditentukan oleh respon yang diberikan,
5. Evaluasi, yaitu kemampuan mencari keputusan atau mencari informasi dari kriteria yang
memuaskan
Pengertian era globalisasi dapat dijelaskan dari dua kata yang
membangunnya yakni kata “era” dan “globalisasi”. Era berarti zaman atau
kurun waktu, sementara globalisasi berarti proses mengglobal atau
mendunia. Dengan demikian era globalisasi berarti zaman yang di dalamnya
terjadi proses mendunia.
Proses mendunia ini yang terjadi sejak tahun 1980-an itu terjadi di berbagai
bidang atau aspek kehidupan manusia, misalnya di bidang politik, sosial,
ekonomi, agama, dan terutama sekali globalisasi di bidang teknologi.
Proses mendunia tersebut di atas, secara konkret dapat dijelaskan sebagai
berikut. Perkembangan budaya manusia dewasa ini telah mencapai taraf
yang luar biasa, yang di dalamnya manusia bergerak menuju ke arah
terwujudnya satu masyarakat manusia yang mencakup seluruh dunia; satu
masyarakat global. Dengan teknologi transportasi dan komunikasi serba
canggih yang berhasil diciptakannya, manusia telah berhasil mengatasi jarak
yang dahulu misahkan manusia yang satu dari yang lain, suku bangsa yang
satu dari yang lain, bangsa yang satu dari yang lain, budaya dan agama
yang satu dari yang lain. Berkembangnya teknologi transportasi dan
komunikasi menyebabkan jarak antar kota, antar pulau, antar negara, dan
antar benua seolah tidak ada lagi. Di zaman ini, manusia dengan mudahnya
berkomunikasi satu sama lain di seluruh penjuru dunia dengan
memanfaatkan satelit-satelit yang berada di atas Indian Ocean Region,
Pacific Ocean Region, dan Atlantic Ocean Region. Dengan kata lain,
berkembangnya teknologi transportasi dan komunikasi, dunia seolah
semakin sempit, ruang dan waktu menjadi semakin relatif, dan batas-batas
negara seakan begitu mudah untuk diterobos.
Pengertian era globalisasi sebagai kurun waktu yang di dalamnya terjadi
proses mendunia secara nyata menyebabkan apa yang ada di Jakarta ada
pula di New York; apa yang dibisikkan di Jakarta terdengar pula di New York
dan sebaliknya. Contoh konkretnya: “Jeans” ada baik di New York maupun
Jakarta. Fenomena ini sebenarnya hendak berkata bahwa teknologi
transportasi dan teknologi komunikasi yang semakin canggih mampu
menghubungkan umat manusia di seluruh belahan dunia, sehingga
terciptalah satu kehidupan bersama; satu masyarakat, yang meliputi seluruh
umat manusia dengan sejarah kehidupan bersama, sejarah umat manusia.
Dampak Era Globalisasi
Era globalisasi dapat membawa dampak baik positif maupun negatif.
Dampak Positif yang terjadi diantaranya:
Hanya dengan satu medium saja berjuta-juta manusia dapat
menyaksikan pertandingan yang bergengsi lewat layar televisi.
Era globalisasi telah membawa dampak terciptanya satu masyarakat
yang meliputi seluruh umat manusia.
Era globalisasi dapat memungkinkan terjadinya perubahan besar pada
pola hidup manusia, misalnya pada cara kerja manusia: manusia akan
semakin aktif dalam memanfaatkan, menanam, dan memperdalam kapasitas
individunya manusia semakin ingin menampilkan nilai-nilai manusiawi dan
jati diri budayanya.
Dampak negatif dari era globalisasi diantaranya adalah sebagai berikut:
Merembesnya budaya dari negara maju (sebagai pemasok informasi)
ke negara berkembang. Perembesan budaya tersebut tidak mustahil dapat
berdampak pada ketergantungan budaya negara berkembang terhadap
negara maju.
Globalisasi informasi itu sendiri dapat menyebabkan pemerkosaan dan
imperialisme budaya negara maju atas negara berkembang (dalam hal ini
negara yang lebih lamban dalam perkembangan modernisasinya).
Walaupun globalisasi tidak bisa langsung diidentikkan dengan
westernisasi namun globalisasi sesungguhnya mungkin dapat menyebabkan
terjadinya masyarakat yang individualistis dan tidak religius.
CIRI CIRI BERKEMBANGNYA GLOBALISASI 1. Perubahan dalam konstantin ruang dan waktu, maksudnya
berkembangnya barang barang seperti HP, televisi satelit, dan internet menunjukan bahwa komunikasi global
terjadi demikian cepat. 2. Pasar dan produksi ekonomi di negara negara yang berbeda menjadi saling
bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional. 3. Peningkatan interaksi kultural
melalui perkembangan media massa, maksudnya saat ini kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan
dan pengalaman baru mengenai hal hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang
fashion, literatur, dan makanan. 4. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup,
krisis multinasional, inflasi regional, dll. nah, setelah mengetahui pengertian dan ciri ciri berkembangnya
globalisasi barulah kita membicarakan tentang Bagaimana cara menghadapi era globalisasi ?. Inilah tips
tipsnya .
CARA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI 1. Menyaring budaya asing yang masuk ke negara kita harus yang
sesuai dengan kepribadian bangsa. 2. Mencintai atau membeli produk dalam negeri sendiri. 3. Meningkatkan
produksi dalam negeri agar dapat bersaing dengan produksi negara negara maju. 4. Berusaha mengikuti
perkembangan IPTEK 5. dan yang paling penting meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan YME. 6.
Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri. 7.
Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya. 8. Menanamkan dan
melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya. 9. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan
menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya. 10. Selektif terhadap pengaruh
globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa. Dengan adanya langkah- langkah
antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai
2.5 Dampak globalisasi bagi Generasi baru
Era globalisasi sangat banyak membawa perubahan, baik yang berdampak positif bagi
kehidupan maupun yang berdampak negatif bagi kehidupan. Dalam era globalisasi segala aspek
kehidupan berangsur – angsur menagalami perubahan. Salah satu contohnya terjadi pada
kehidupan generasi muda, kebanyakan generasi muda cenderung tidak bisa menyaring pengaruh
globalisasi. Sehingga, banyak generasi muda yang terjebak dalam pengaruh buruk globalisasi.
Dampak dari Era Globalisasi Terhadap Generasi muda
Aspek Sosial
Bersosialisasi merupakan hal yang menyenangkan bagi sebagian generasi muda. Karena,
mereka bisa mendapatkan banyak teman dan mereka juga bisa saling bertukar pikiran dengan
teman mereka tersebut. Dengan bersosialisasi, mereka bisa menemukan hal – hal baru yang
belum pernah mereka ketahui sebelumnya dan dengan begitu, mereka akan mudah memahami
satu sama lain. Dengan bersosialisasi secara benar, akan banyak hal positif yang akan didapat.
Contohnya saja mereka akan banyak mempunyai banyak koneksi untuk dapat lebih banyak
mengenal dunia kerja yang akan berguna bagi kehidupan mereka nanti. Akan tetapi, jika para
generasi muda tidak bisa bersosialisasi secara baik yang di dapatkan hanya sebuah pergaulan
bebas di luar batas yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Oleh sebab itu, para
generasi muda seharusnya mempunyai sebuah pegangan hidup untuk dapat memfilter dirinya
dari berbagai macam dampak globalisasi.
Aspek Norma
Norma merupakan aturan tidak tertulis sebagai pedoman masyarakat dalam menjalani
kehidupan yang mengikat seluruh lapisan masyarakat dan memiliki sanksi sosial. Pada saat era
globalisasi sekarang ini norma – norma dalam berkehidupan sudah banyak yang di abaikan
keberadaannya. Norma – norma tersebut sudah mulai terhapuskan oleh banyaknya aturan –
aturan baru yang sangat membebaskan segala sesuatu, hal tersebut berdampak besar bagi para
generasi muda zaman sekarang. Saat ini, generasi muda tidak lagi memperdulikan adanya aturan
– aturan tidak tertulis tersebut. Banyak sekali para generasi muda yang melakukan pelanggaran
atas norma yang ada pada masyarakat tersebut. Padahal, norma berperan penting dalam
menegakkan ketertiban berkehidupan dalam masyarakat. Seharusnya, generasi muda dapat
mempertahankan norma- norma tersebut agar ada pengendali dalam kehidupanya.
Aspek Budaya
Budaya pada saat ini sudah mulai banyak bercampur dengan budaya asing akibat dari era
globalisasi. Dimulai dari budaya berpakaian, pada saat ini generasi muda berkecenderungan
mengikuti budaya asing. Contohnya, sekarang sebagian generasi muda lebih suka menggunakan
pakaian yang mini dan tidak lagi menyukai cara berpakaian yang tertutup dan sopan. Ini
dikarenakan alasan mereka, bahwa apabila tidak menggunakan trend pakaian terkini maka
mereka di anggap tidak trendy.
Terkikisnya budaya – budaya tradisional yang terdapat di berbagai daerah. Kurang
perdulinya para generasi muda kepada budaya tradisional semakin mempercepat punahnya
kebudayaan tradisional tersebut. Saat ini banyak sekali generasi muda yang tidak mengetahui apa
budaya khas yang terdapat di daerah dirinya tinggal. Hal ini sangat memprihatinkan sekali,
terlebih jika mengingat Indonesia yang terkenal akan berbagai macam kebudayaan yang
dimilikinya. Ketidak tahuan para generasi muda tersebut mengundang pihak lain untuk
mengklaim budaya Indonesia menjadi budaya miliknya, padahal jelas – jelas kebudayaan
tersebut adalah budaya asli Indonesia.
Selain itu dari jenis makanan yang di konsumsi, para generasi muda lebih cenderung
menyukai makanan-makanan cepat saji yang akan mempengaruhi kondisi kesehatan mereka
apabila terus menerus dikonsumsi. Peran lingkungan diperlukan untuk dapat mengatasi masalah
ini.
Aspek Pendidikan dan Tekhnologi.
Aspek pendidikan juga terkena imbas dari era globalisasi akan tetapi lebih banyak
dampak positifnya, karena pada saat ini para generasi muda dapat dengan mudah mengerjakan
tugas sekolah dengan menggunakan bantuan internet. Tetapi apabila tidak bisa menggunakan
teknologi dengan bijaksana para generasi muda akan mendapatkan dampak negatifnya yaitu para
generasi muda akan merasa kecaduan dan mungkin bisa mengakses hal-hal yang seharusnya
tidak mereka ketahui juga akan muncul budaya baru yaitu, budaya “ copy + paste”. Budaya ini
membawa pengaruh buruk bagi perkembangan pendidikan para generasi muda, karena mereka
hanya perlu menyalin isi dari informasi yang mereka cari tanpa mengetahui apa isi dari informasi
tersebut.
1. Fokus pada Hal-hal yang Positif
Mereka yang memiliki kecerdasan emosional tinggi sadar bahwa percuma saja
berlarut-larut dengan masalah. Fokus pada masalah tidak akan pernah
membawa solusi, sebaliknya bersikap positif dalam menyikapi masalah akan
membawa anda pada solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan
anda.
2. Mereka yang Berpikiran Positif akan Berkumpul dengan Mereka yang
Berpikir Positif Pula
Orang-orang dengan kecerdasan emosional tinggi tidak akan menghabiskan
banyak waktu dengan berkumpul bersama mereka yang suka mengeluh dan
mengumpat. Mendengarkan keluh kesah dari mereka yang suka berpikir negatif
hanya akan membawa menghabiskan energi kita pada hal yang percuma.
Sebaliknya, berkumpul dengan orang yang memiliki pikiran positif dan penuh
semangat akan membuat kita tertular juga. Dan inilah yang pada akhirnya akan
meningkatkan kecerdasan emosional anda juga.
3. Orang dengan Kecerdasan Emosional Tinggi selalu Assertive
Assertive adalah sebuah sikap tegas dalam mengemukakan suatu pendapat, tanpa
harus melukai perasaan lawan bicaranya. Orang yang assertive sangat tahu betul
kapan mereka harus bicara, kapan mereka harus mengemukakan suatu
pendapat dan bagaimana cara yang tepat untuk memberikan sebuah solusi
tanpa harus menggurui. Dan yang pasti mereka yang memiliki
sikap assertive selalu berpikir terlebih dahulu sebelum bicara.
4. Mereka adalah Visioner yang siap Melupakan Kegagalan di Masa
Lalu
Orang-orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi akan sibuk memikirkan
apa yang akan dilakukannya di masa depan dan segera melupakan kegagalan di
masa lalu. Baginya kegagalan di masa lalu adalah sebuah pelajaran yang
penting diambil untuk mengambil langkah yang lebih mantab di masa yang
akan datang.
5. Mereka Tahu Cara Membuat Hidup Lebih Bahagia dan Bermakna
Dimanapun mereka berada, apakah itu di tempat kerja, di rumah ataupun
berkumpul dengan teman-teman, orang dengan kecerdasan emosional yang
tinggi akan membawa kebahagiaan bagi sesamanya. Terkadang arti bahagia
bagi mereka tidak harus sebuah kekayaan. Bersyukur akan nikmat yang didapat
hari ini dan membantu orang lain yang membutuhkan pertolongannya akan
membuat mereka merasa bahagia dan bermakna.
6. Mereka Tahu Bagaimana Mengeluarkan Energi Mereka secara Bijak
Mereka yang dikaruniai kecerdasan emosional tinggi, tahu bagaimana
memanfaatkan energi mereka dengan bijak.Mereka tidak akan menghabiskan
waktu untuk hal-hal yang percuma saja. Mereka akan fokus pada tindakantindakan yang akan membawa manfaat bagi sesamanya.
7. Terus Belajar dan Berkembang
Mereka yang memiliki kecerdasan emosional tinggi sadar, bahwa apa yang ia
ketahui saat ini masih belumlah apa-apa. Baginya, belajar bukanlah 12 tahun
wajib belajar dan 4 tahun kuliah. Wajib belajar adalah seumur hidup. Mereka
selalu terbuka akan hal-hal baru dan berani mencoba berbagai macam
tantangan yang akan membuat mereka berkembang. Kritik dan saran dari orang
lain akan dijadikan sebagai referensi baru dalam mengambil langkah dan
keputusan di masa yang akan datang.
Kecerdasan intelektual (IQ) adalah ukuran kemampuan intelektual,analisis,logika,dan rasio seseorang.
IQ merupakan kecerdasan otak untuk menerima,menyimpan,dan mengolah informasi menjadi fakta.
Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti & menerima makna pada apa
yang dihadapi dalam kehidupan,sehingga seseorang akan memiliki fleksibilitas dalam menghadapi
persoalan di masyarakat.
Kecerdasan emosional (EQ) adalah kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang
lain,kemampuan memotivasi diri sendiri,serta kemampuan mengolah emosi dengan baik pada diri sendiri
& orang lain.
TANDA TANDA ORANG YANG MEMPUNYAI KECERDASAN SPIRITUAL
Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual, ketika menghadapi persoalan dalam
hidupnya, tidak hanya dihadapi dan dipecahkan dengan rasional dan emosional
saja, akan tetapi ia menghubungkannya dengan makna kehidupan secara spiritual.
Sehingga, langkah-langkahnya lebih matang dan bermakna dalam kehidupan.
Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal, setidaknya ada sembilan tanda bagi orang
yang mempunyai kecerdasan spiritual, yakni sebagai berikut:
1. Kemampuan Bersikap Fleksibel
Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi ditandai dengan sikap
hidupnya yang fleksibel atau bisa luwes dalam menghadapi persoalan. Fleksibel di
sini bukan berarti munafik atau bermuka dua. Fleksibel juga bukan berarti tidak
mempunyai pendirian. Akan tetapi, ini lebih karena pengetahuannya yang luas dan
dalam serta perwujudan dari hati yang tidak kaku.
Orang yang fleksibel semacam ini lebih mudah menyesuaikan diri dalam berbagai
macam situasi dan kondisi. Orang yang fleksibel juga tidak mau dalam
memaksakan kehendak dan tak jarang tampak mudah mengalah dengan orang lain.
Meskipun demikian, ia mudah untuk bisa menerima kenyataan dengan hati yang
lapang.
2. Tingkat Kesadaran yang Tinggi
Orang yang mempunyai tingkat kesadaran yang tinggi berarti ia mengenal dengan
baik siapa dirinya sendiri. Orang yang demikian lebih mudah mengendalikan diri
dalam berbagai situasi dan keadaan; termasuk dalam mengendalikan emosi.
Dengan mengenal diri sendiri secara baik maka seseorang lebih mudah pula dalam
memahami orang lain. Dalam tahap spiritual selanjutnya, lebih mudah baginya
untuk mengenal Tuhannya.
Dalam menghadapi persoalan hidup yang semakin kompleks, kemampuan untuk
mempunyai tingkat kesadaran yang tinggi ini sangat penting sekali. Tidak mudah
baginya untuk putus asa. Jauh dari kemarahan, sebaliknya sangat dekat dengan
keramahan. Orang yang semacam ini tidak mungkin mendapatkan julukan sebagai
orang yang tidak tahu diri dari orang lain.
3. Kemampuan Menghadapi Penderitaan
Tidak banyak orang yang bisa menghadapi penderitaan dengan baik. Pada
umumnya manusia ketika dihadapkan dengan penderitaan akan mengeluh, kesal,
marah, atau bahkan putus asa. Akan tetapi, orang yang mempunyai kecerdasan
spiritual yang baik akan mempunyai kemampuan dalam menghadapi penderitaan
dengan baik.
Kemampuan menghadapi penderitaan ini didapatkan karena seseorang mempunyai
kesadaran bahwa penderitaan ini terjadi sesungguhnya untuk membangun dirinya
agar menjadi manusia yang lebih kuat. Ia juga mempunyai kesadaran bahwa orang
lain yang lebih menderita darinya ternyata masih banyak. Ternyata, ia tidak
sendirian dalam menghadapi penderitaan. Lebih dari itu, ia juga menemukan
hikmah dan makna hidup dari penderitaan yang sedang dihadapinya.
4. Kemampuan Menghadapi Rasa Takut
Setiap orang pasti mempunyai rasa takut, entah sedikit atau banyak. Takut
terhadap apa saja, termasuk menghadapi kehidupan. Dalam menghadapi rasa takut
ini, tidak sedikit dari manusia yang dijangkiti oleh rasa khawatir yang berlebihan;
bahkan berkepanjangan. Padahal, hal yang ditakutkan itu belum tentu terjadi. Takut
menghadapi kemiskinan, misalnya, bila berlebihan maka rasa takut itu bisa
membuat seseorang lupa terhadap hukum dan nilai. Akhirnya, dalam rangka supaya
hidupnya tidak miskin, tak segan ia menipu, berbohong, mencuri, atau melakukan
korupsi.
Tidak demikian dengan orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi. Ia
bisa menghadapi dan mengelola rasa takut itu dengan baik. Dengan sabar ia akan
menghadapi segala sesuatu. Kesabaran dalam banyak hal memang bisa bermakna
sebagai keberanian seseorang dalam menghadapi kehidupan. Hal ini bisa terjadi
karena orang yang mempunyai kecerdasan spiritual mempunyai sandaran yang
kuat dalam keyakinan jiwanya.
Ada lima dimensi kemampuan intelektual, yaitu :
1. Kognisi, yang merupakan operasi pokok intelektual dalam proses belajar,
2. Mengingat merupakan proses mental primer untuk retensi atau menyimpan dan reproduksi
segala sesuatu yang diketahui intelektual,
3. Berfikir divirgen, yaitu operasinya jelas mencakup potensi bakat kreatif, yang bertugas mencoba
sesuatu,
4. Berfikir konvergen, yaitu berfikir yang menghasilkan informasi dari informasi yang sudah ada,
yang hasilnya ditentukan oleh respon yang diberikan,
5. Evaluasi, yaitu kemampuan mencari keputusan atau mencari informasi dari kriteria yang
memuaskan