Teori dan filsafat hukum mengapa hukum h

TUGAS
TEORI DAN FILSAFAT HUKUM

NAMA

: NI MADE AYU LIA ANGRAENI

KELAS

:A

NIM

: 1720215320032

Banjarmasin, 3 November 2017

A. Pengertian Hukum
HUKUM adalah seperangkat paraturan yang mengikat dan memaksa untuk dipatuhi
oleh warga negara demi tercapainya ketertiban dan kedamaian yang merupakan tujuan dan
cita-cita bangsa dan negara. Hukum sulit didefinisikan karena kompleks dan beragamnya

sudut pandang yang digunakan untuk mengkaji. Prof. Van Apeldoorn mengatakan bahwa
“definisi hukum sangat sulit dibuat karena tidak mungkin mengadakan yang sesuai dengan
kenyataan”.
Sebelum kita mengulas lebih jauh mengapa hukum ditaati dan dipatuhi, terlebih dulu
kita ulas mengenai beberapa pengertian hukum menurut para ahli hukum terkemuka berikut
ini.
a. Prof. Mr. E.M Meyers : Hukum adalah semua aturan yang mengandung
pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat,
dan menjadi pedoman bagi penguasa negara dalam melaksanakan tugasnya.
b. Drs. E. Utrecht, S.H : Hukum adalah himpunan peraturan (perintah dan larangan)
yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh
masyarakat itu.
c. S.M. Amin, S.H : Hukum merupakan kumpulan peraturan yang terdiri dari norma
dan sanksi, dengan tujuan mewujudkan ketertiban dan pergaulan manusia.
d. J.C.T. Simorangkir, S.H dan Woerjono Sastropranoto, S.H. : Hukum adalah
peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia
dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib,
dan yang pelanggaran terhadapnya mengakibatkan diambilnya tindakan, yaitu
hukuman tertentu.
Dari berbagai definisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa , hukum

meliputi peraturan yang mengatur tentang tingkah laku manusia yang di buat oleh badan
berwenang dan bersifat memaksa disertai sanksi yang tegas bagi yang melanggarnya, hukum
dibuat dengan tujuan untuk mewujudkan ketertiban dalam masyarakat.
Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak
mungkin menggambarkan hidup manusia tanpa atau di luar masyarakat. Maka manusia,
masyarakat, dan hukum merupakan pengertian yang tidak bisa dipisahkan. Untuk mencapai
ketertiban dalam masyarakat, diperlukan adanya kepastian dalam pergaulan antar-manusia
dalam masyarakat. Kepastian ini bukan saja agar kehidupan masyarakat menjadi teratur akan
tetapi akan mempertegas lembaga-lembaga hukum mana yang melaksanakannya.

Hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup (the living
law) dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau merupakan pencerminan dari nilainilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
B. Sumber Hukum
Sumber hukum adalah segala yang menimbulkan aturan yang mempunyai kekuatan
memaksa, yakni aturan-aturan yang pelanggarannya dikenai sanksi yang tegas dan nyata.
Sumber hukum dibedakan antara sumber hukum “material” (welborn) dan sumber hukum
“formal” (kenborn). Sumber hukum material adalah keyakinan dan perasaan (kesadaran)
hukum individu dan pendapat umum yang menentukan isi atau materi (jiwa) hhukum.
Isi hukum dapat menjadi peraturan yang berlaku dalam pergaulan manusia, bila
diberi bentuk tertentu. “Bentuk” atau “kenyataan” yang boleh karenanya kita dapat

menemukan hukum yang berlaku, disebut sebagai sumber hukum formal. Sumber hhukum
formal adalah perwujudan bentuk dari isi hukum material yang menentukan berlakunya
hukum itu sendiri. Macam-macam sumber hukum formal, antara lain : Undang-undang,
traktat, kebiasaan (hukum tidak tertulis), doktrin, dan yurisprudensi.
C. Sistem Hukum
Yang dimaksud dengan sistem hukum adalah satu kesatuan hukum yang berlaku
pada suatu negara tertentu yang dipatuhi dan ditaati oleh setiap warganya.
D. Sanksi Hukum
Pada setiap negara yang menerapkan supremasi hukum, setiap jenis hukum, apapun
pelanggarannya akan diberikan sanksi. Pemberian sanksi kepada yang melanggar hukum,
merupakan bentuk nyata pelaksanaan suatu produk hukum baik tertulis maupun tidak tertulis
oleh aparat penegak hukum. Hal ini juga dimaksudkan agar para pelanggar hukum tidak
mengulangi lagi perbuatannya.
Warga negara suatu negara dianggap telah melaksanakan hukum atau peraturanperaturan dengan baik, apabila mereka menunjukkan kesadaran untuk : berlalu lintas dengan
tertib, rasa aman dan nyaman pada saat di ruang publik, berbudaya antri di halte kendaraan,
dan sebagainya. Berikut ini adlah macam-macam sanksi pidana sesuai dengan Pasal 10
KUHP :
1. Hukuman mati
2. Hukuman penjara, yang terdiri dari :


a) Hukuman seumur hidup
b) Hukuman sementara waktu ( setinggi-tingginya 20 tahun dan sekurangkurangnnya 1 tahun)
c) Hukuman kurungan (setinggi-tingginya 1 tahun dan sekurang-kurangnya 1
hari)
3. Hukamuan tambahan, yang terdiri dari :
a) Pencabutan hak-hak tertentu
b) Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu
c) Pengunguman keputusan hakim.
E. Tujuan Hukum
Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Adapun tujuan dibuatnya hukum
dapat dilihat dari pernyataan para pakar atau tokoh berikut ini.
1. Prof. Subekti, S.H : Hukum itu mengabdi pada tujuan negara, yang
mendatangkan atau ingin mencapai kemakmuran dan kebahagian pada
rakyatnya.
2. Prof. Y. Van Kant : Tujuan hukum adalah untuk menjaga agar kepentingan tiaptiap manusia tidak diganggu.
3. Geny : Hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan. Sebagai unsur
keadilan, ada kepentingan daya guna dan kemanfaatan.
4. Van Apeldoorn : Mengatur pergaulan oleh hukum dengan melindungi
kepentingan-kepentingan hukum manusia tertentu (kehormatan, kemerdekaan
jiwa, harta benda) dari pihak yang merugikan.

Dengan demikian, hukum merupakan peraturan-peraturan hidup di dalam
masyarakat yang dapat memaksa orang supaya mentaati tata tertib dalam masyarakat serta
memberikan sanksi yang tegas (berupa hukuman) terhadap siapa saja yang tidak
mematuhinya.
F. Mengapa Hukum Ditaati dan Dipatuhi
Berikut adalah beberapa teori dan pendapat ahli mengapa hukum harus ditaati dan
dipatuhi:
1. Teori theokrasi, Menurut teori ini, hukum harus ditaati karena menganggap
bahwa hukum adalah perintah Tuhan. Daam hal ini hukum dikaitkan dengan

agama. Teori ini berlaku bagi orang yang fanatik dengan agama dan tunduk
kepada hukum.
2. Teori kedaulatan rakyat (perjanjian masyarakat), Menurut teori ini, hukum harus
ditaati karena seolah-olah waktu awal membentuk negara ada perjanjian antara
yang memerintah dengan yang diperintah.
3. Teori kedaulatan negara, Menurut teori ini, hukum harus ditaati karena negara
mempunyai kekuasaan yang mutlak sehingga negara bisa memaksakan kehendak
kepada rakyatnya tersebut.
4. Teori kedaulatan hukum, Menurut teori ini, hukum harus ditaati karena hukum
itu sesuai dengan perasaan hukum sebagian besar anggota masyarakat (hukum

itu dianggap cocok). Setiap orang itu mempunyai perasaan hukum buktinya ia
bisa membedakan mana yang adil mana yang tidak adil.
5. Teori mahzab hukum alam atau kodrat alam, Menurut teori ini, hukum adalah
suatu aliran yang menelaah hukum dengan bertitik tolak dari keadilan yang
mutlak, artinya bahwa keadilan tidak boleh diganggu.
6. Menurut Prof. Kusumaatmadja
a) Orang menaati hukum karena dia taat dan shaleh serta dapat membedakan
mana yang baik mana yang buruk.
b) Orang menaati hukum karena pengaruh masyarakat disekelilingnya.
Kemudia ia perhitungkan lebih menguntungkan menaati hukum daripada
melanggarnya.
c) Ada orang mentaati hukum atau peraturan karena tidak ada pilihan lain
akhirnya dapat dikatakan bahwa orang mentaati hukum karena semua faktor
diatas.
7. Menurut Utrech
Orang mentaati hukum karena bermacam-macam sebab:
a) Karena orang merasakan bahwa peraturan itu dirasakan sebagai hukum
mereka benar-benar berkepentingan akan berlakunya hukum tersebut.
b) Karena harus menerimanya supaya ada rasa ketentraman karena kalau ada
melanggarnya akan terkena sanksi.

c) Karena ada masyarakat yang menghendaki.
d) Karena adanya paksaan sosial.
Hukum ditaati orang karena hukum itu bersifat memaksa, dapat dilihat dari
pernyataan sarjana.

8. Menurut Prof. Dr. P.Beirst
Hukum adalah keseluruhan peraturan bagi kelakuan atau perbuatan manusia didalam
masyarakat yang pelaksanaannya dapat dipaksakan dan bertujuan mendapatkan tata
atau damai dan keadilan.
9. Menurut Prof. Dr. J.P.Vankan
Hukum adalah keseluruhan ketentuan-ketentuan hidup yang bersifat memaksa.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hukum merupakan peraturan
yang mengatur tentang tingkah laku manusia yang di buat oleh badan berwenang dan bersifat
memaksa disertai sanksi yang tegas bagi yang melanggarnya, hukum dibuat dengan tujuan
untuk mewujudkan ketertiban dalam masyarakat. Dan bahwa manusia dan hukum adalah dua
entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan dalam ilmu hukum, terdapat adagium yang
terkenal yang berbunyi: “Ubi societas ibi jus” (di mana ada masyarakat di situ ada
hukumnya). Artinya bahwa dalam setiap pembentukan suatu bangunan struktur sosial yang
bernama masyarakat, maka selalu akan dibutuhkan bahan yang bersifat sebagai “semen
perekat” atas berbagai komponen pembentuk dari masyarakat itu, dan yang berfungsi sebagai

“semen perekat” tersebut adalah hukum. Untuk mewujudkan keteraturan, maka mula-mula
manusia membentuk suatu struktur tatanan (organisasi) di antara dirinya yang dikenal dengan
istilah tatanan sosial (social order) yang bernama: masyarakat. Guna membangun dan
mempertahankan tatanan sosial masyarakat yang teratur ini, maka manusia membutuhkan
pranata pengatur yang terdiri dari dua hal: aturan (hukum) dan si pengatur (kekuasaan).
Ketika Manusia sudah ada hubungan dengan Hukum maka hal yang harus dilakukan
Manusia untuk terbebas dari jerat hukum adalah memperbaiki Nilai dan Moral karena ketika
Nilai Moal sudah bagus dorongan untuk melakukan kejahatan secara perlahan akan
menghilang. Inilah yang pada akhirnya menjadi tujuan dari dibentuknya hukum itu sendiri.