Konsep Dasar psikologi dan teori (7)

Konsep Dasar
Dalam teori manajemen koordinasi makna terdapat beberapa konsep dasar, yaitu:
1. Manajemen
Jenis-jenis interaksi sosial yang kita lakukan dengan orang lain dipandu atau dibatasi oleh berbagai aturan. Para interaktan
harus memahami realitas sosial dan kemudian memasukkan peraturan saat mereka memutuskan bagaimana bertindak
dalam situasi yang diberikan. Dari penggunaan aturan, masing-masing individu mengatur dan mengkoordinasikan makna
dalam percakapan. Teori manajemen koordinasi makna memandang percakapan sebagai serangkaian kejadian yang
saling terhubung dimana masing-masing individu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain.
2. Koordinasi
Koordinasi merujuk pada tingkatan dimana setiap orang melihat bahwa tindakan mereka telah disesuaikan menjadi
beberapa urutan atau pola tindakan yang dapat saling dimengerti. Jika dalam interaksi setiap orang dapat menyadari apa
yang mitra mereka katakan maka dapat dikatakan bahwa percakapan yang terjadi berubah menjadi koordinasi. Para
ilmuwan percaya bahwa keinginan setiap orang untuk melakukan koordinasi dalam suatu interaksi tumbuh dan
berkembang dari makna subyektif.
Dalam artian, pesan yang sama mungkin saja memiliki makna yang berbeda bagi setiap orang. Untuk menghindari hal ini,
orang akan menjalin kerja sama untuk saling berbagi makna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sense making adalah
landasan atau dasar bagi terjadinya koordinasi. Dengan token dalam informasi yang terhubung melalui saluran, hubungan
logika dapat muncul, kemudian berkontribusi pada pembuatan makna. Sense making membantu orang untuk
membentuk pemahaman umum dan kemudian membangun koordinasi antar manusia.
Konsep koordinasi berkaitan dengan kenyataaan bahwa tindakan kita tidak berdiri sendiri berkaitan dengan komunikasi.
Kata-kata atau tindakan yang kita gunakan selama percakapan bersama-sama memproduksi pola-pola yang dikenal

sebagai kisah kehidupan. Pola-pola ini mempengaruhi perilaku yang digunakan selama interaksi sebagai jalan untuk
melakukan kolaborasi. Menurut Pearce dan Cronen, konsep koordinasi dimaksudkan untuk menyuguhkan dasar untuk
mengingat sisi lain dari sebuah kisah.
Terdapat tiga kemungkinan keluaran koordinasi yaitu :





Orang-orang yang terlibat dalam interaksi mencapai koordinasi.
Orang-orang yang terlibat dalam interaksi gagal dalam mencapai koordinasi.
Orang-orang yang terlibat dalam interaksi mencapai koordinasi pada tingkatan tertentu.

Jika sebuah interaksi gagal untuk mencapai koordinasi atau mencapai koordinasi secara sebagian, maka jalan keluar yang
mungkin adalah bergerak ke tingkatan makna yang lain.

1. Makna
Kita telah pahami bersama bahwa makna dibentuk melalui proses interaksi sosial. Dalam teori manajemen koordinasi
makna, dijelaskan bahwa orang mengatur makna secara hierarkis. Para teoris sepakat dalam dua hal terkait makna secara
hierarkis yaitu :





Hierarki makna mendefinisikan konteks dimana aturan konstitutif dan aturan regulatif dipahami.
Konteks tersebut diatur dalam hierarki keabstrakan.
ads

Hierarki dari Makna yang Terorganisasi
Terdapat enam tingkatan makna dalam teori manajemen koordinasi makna, yaitu isi, tindak tutur, kontrak atau
hubungan, episode, skrip kehidupan, dan pola-pola budaya.



Isi

Dalam teori manajemen koordinasi makna, yang dimaksud dengan isi adalah terkait dengan data mentah dan informasi
yang dikatakan selama komunikasi. Dengan kata lain, isi adalah kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi. Penting
untuk dipahami bahwa isi sendiri tidaklah cukup untuk membentuk makna dalam komunikasi.




Tindak tutur

Salah satu bagian integral dari teori manajemen koordinasi makna adalah tindak tutur atau speech act. Tindak tutur atau
speech act mengkomunikasikan intensi pembicara dan mengindikasikan bagaimana komunikasi seharusnya dilakukan.
Tindak tutur atau speech act adalah tindakan yang kita tampilkan saat berbicara termasuk pujian, penghinaan, janji,
ancaman, asersi, dan pertanyaan. Teori manajemen koordinasi makna mengacu pada teori tindak tutur yang selanjutnya
memecah tindak tutur menjadi kategori bunyi atau ucapan yang terpisah.



Episode

Untuk menafsirkan tindak tutur, para ahli teori mendiskusikan episode atau rutinitas komunikasi yang memiliki awal dan
akhir yang pasti. Dalam arti tertentu, episode menggambarkan konteks dimana orang bertindak. Individu dalam interaksi
mungkin berbeda dalam bagaimana mereka menekankan sebuah episode. Para ahli teori dengan jelas mencatat bahwa
percakapan yang koheren memerlukan beberapa derajat tanda baca terkoordinasi. Tanda baca yang berbeda dapat
menghasilkan kesan yang berbeda dari episode sehingga menciptakan perspektif di dalam dan di luar dari episode yang
sama.




Naskah Kehidupan

Dalam naskah kehidupan atau pola episode, sejarah hubungan dan interaksi setiap individu akan mempengaruhi aturan
dan pola interaksi. Naskah kehidupan dapat dikatakan memiliki kesamaan dengan otobiografi masing-masing individu.



Pola-pola budaya

Para ahli teori berpendapat bahwa orang-orang mengdentifikasi kelompok tertentu dalam budaya tertentu. Yang
dimaksud dengan pola budaya adalah gambar keteraturan dunia yang sangat luas dan hubungan seseorang dengan
urutan itu. Dalam artian, hubungan individu dengan budaya yang lebih besar adalah relevan saat menafsirkan makan.
Lebih penting lagi bila dua orang dari dua budaya yang berbeda mencoba memahami arti kata masing-masing