NERACA PERDAGANGAN INDONESIA dengan SWIS
NERACA PERDAGANGAN
INDONESIA dengan SWISS
Periode: 2012 – 2016
(Nilai :Ribu US$)
Uraian
TOTAL PERDAGANGAN
MIGAS
2012
598.627,4
2013
791.564,9
254,0
248,4
598.373,4
2014
2015
2016
Trend(%)
761.528,5 1.705.922,3 2.922.116,6
48,27
64,6
-28,84
791.316,5
761.114,3 1.705.794,5 2.922.052,0
48,29
58.425,5
81.945,2
133.895,3 1.071.661,2 2.199.814,0
167,18
0,0
0,0
58.425,5
81.945,2
IMPOR
540.201,9
709.619,7
627.633,2
634.261,2
722.302,6
4,80
MIGAS
254,0
248,4
414,2
127,4
64,6
-28,86
539.948,0
709.371,3
627.219,0
634.133,7
722.238,0
4,81
437.400,0 1.477.511,4
0,00
NON MIGAS
EKSPOR
MIGAS
NON MIGAS
NON MIGAS
414,2
0,0
0,0
0,00
133.895,3 1.071.660,8 2.199.814,0
167,18
NERACA PERDAGANGAN -481.776,5 -627.674,5 -493.738,0
MIGAS
-254,0
NON MIGAS
127,8
-248,4
-414,2
-481.522,5 -627.426,1 -493.323,8
0,4
-127,0
-64,6
-28,88
437.527,1 1.477.576,0
0,00
Perkembangan Kerjasama Perdagangan Indonesia - Swiss
Swiss yang tidak memiliki sumberdaya alam kecuali air, sangat menggantungkan
perekonomiannya pada perdagangan luar negeri. Untukitu, salah satu pilar kebijakan politik
luar negeri Swiss adalah untuk mendukung perekonomian negara, yang diwujudkan dalam
bentuk peningkatan daya saing (competitiveness) melalu istrategi access to market, domestic
competition, dan promotion of developing countries.
Dengan letak
geografisnya yang berada di tengah-tengah benua Eropa, UE
merupakan mitra penting dan utama perekonomian Swiss dimana hampir 80% komoditi
impor Swiss berasal dari UE, utamanyaJerman, Perancis, Italia, Belanda, Belgia, Austria,
dan Spanyol, sedangkan ekspor Swiss kepasaran UE mencapai hamper 67%. Disamping
menjalin hubungan ekonomi dengan UE, Swiss juga mengembangkan kerja sama
ekonominya dengan negara-negara lain, termasuk dengan negara-negara di kawasan
Asia.Swiss memandang bahwa kawasan Asia merupakan kawasan dengan ekonomi yang
dinamis dan memiliki pasar yang besar. Beberapa negara di Asia termasuk Indonesia akan
berkembang menjadi pemain baru dengan kekuatan ekonomi yang besar.
Hubungan ekonomi dan perdagangan Indonesia-Swiss dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan, meskipun balance of trade masih defisit bagi Indonesia, namun ekspor
Indonesia ke Swiss terus meningkat sejak tahun 2004.
Perbedaan jenis komoditi perdagangan antara Indonesia dan Swiss merupakan salah
satu sebab defisit perdagangan kedua negara berada di pihak Indonesia.Ekspor Indonesia ke
Swiss yang berjumlah 72 jenis komoditi terdiri dari antara lain alat-alat elektronik, alat
perekam suara & gambar dan komponennya; minyak atsiri; pakaian dan aksesorinya; mebel,
tempat tidur, lampu; sepatu dan komponennya; kopi, teh dan bumbu-bumbu; plastic dan
produk olahannya; serta lonceng. Sementara itu, impor Indonesia terdiri dari mesin-mesin
pabrik, produk-produk makanan dan obat-obatan, danproduk kimia, yang merupakan barang
komoditi modal dengan harga tinggi.
Peluang peningkatan perdagangan kedua Negara masih terbuka lebar, khususnya bagi
ekspor Indonesia. Selain itu, besarnya perhatian Pemerintah Swiss pada isu pelestarian
lingkungan dan upaya untuk memperoleh sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, di
antaranya biofuel, dapat dimanfaatkan untuk memasok komoditi bahan untuk biofuel seperti
misalnya jarak dan kelapa sawit.
Dengan kondisi sebagai negara yang sangat menggantungkan perekonomian dari
perdagangan luar negeri, pasar Swiss sangat terbuka bagi komoditi-komoditi ekspor dari
negara-negara lain, termasuk dari Indonesia. Meskipun menerapkan standar kualitas barang
yang cukup tinggi dan sangat ketat di bidang kesehatan (sanitary), beberapa kebijakan
perekonomian Swiss cukup menarik dan
kondusif bagi kegiatan ekspor negara lain.
Kebijakan tersebut meliputi penerapan pajak yang rendah untuk produk-produk industri;
bantuan pengembangan industry jasa di bidang logistik dan jasa perbankan; dan di sector
pertanian, mengurangi hambatan tarif serta peningkatan access to market. Disamping itu,
khusus untuk produk-produk industry dan pertanian, Swiss sampai saat ini juga masih
memberikan fasilitas keringanan bea masuktermasuk bagi Indonesia melalui skema
Generalized System of Preference (GSP).
Kerjasama Ekspor Indonesia – Swiss
(Dalam ribuan US$; Sumber data: BPS, diolah Kemenperin)
No. Kelompok Hasil Industri
2012
2013
2014
2015
2016
1.
Industri Pengolahan
Lainnya
4.958,9
24.932,1
71.734,5
1.006.898,5
2.117.344,3
2.
Industri Logam Dasar
4.189,3
2.169,2
980,2
2.895,5
30.361,6
3.
Industri Bahan Kimia Dan
Barang Dari Bahan Kimia
11.516,5
12.341,0
15.649,2
21.651,7
15.446,9
4.
Industri Pakaian Jadi
11.993,5
11.926,5
14.905,6
14.432,4
15.067,5
5.
Industri Kulit, Barang Dari
Kulit Dan Alas Kaki
5.092,1
5.338,8
6.017,5
6.010,0
5.633,7
6.
Industri Alat Angkutan
Lainnya
980,4
1.027,9
580,1
2.710,9
3.734,8
7.
Industri Barang Logam,
Bukan Mesin Dan
Peralatannya
1.821,9
2.554,8
2.661,9
2.056,4
2.190,7
8.
Industri Peralatan Listrik
1.083,4
714,5
515,5
1.712,0
2.014,3
9.
Industri Makanan
2.958,3
4.681,9
5.629,9
2.534,3
1.623,1
10.
Industri Mesin Dan
Perlengkapan Ytdl
2.071,1
4.097,7
2.628,6
1.970,1
1.265,8
11.
Industri Furnitur
3.472,9
2.456,2
1.889,7
1.344,0
1.130,1
12.
Industri Komputer, Barang
Elektronik Dan Optik
919,2
2.491,8
1.570,3
1.150,2
882,1
13.
Industri Karet, Barang Dari
Karet Dan Plastik
1.679,8
1.011,4
1.327,8
900,1
782,4
14.
Industri Kayu, Barang Dari
Kayu Dan Gabus (tidak
Termasuk Furnitur) Dan
Barang Anyaman Dari
Bambu, Rotan Dan
Sejenisnya
1.166,1
1.195,9
1.701,2
1.074,6
510,3
15.
Industri Tekstil
1.459,8
1.507,0
1.856,9
2.705,3
467,2
16.
Industri Barang Galian
Bukan Logam
491,5
570,6
355,6
212,8
346,3
17.
Industri Farmasi, Produk
Obat Kimia Dan Obat
Tradisional
65,3
54,9
1.983,4
29,3
167,8
18.
Industri Minuman
0
2,1
79,0
0
136,7
19.
Industri Pengolahan
Tembakau
16,5
28,7
733,4
465,7
95,5
No. Kelompok Hasil Industri
2012
2013
2014
2015
2016
20.
Industri Kertas Dan Barang
Dari Kertas
223,2
621,5
577,3
167,5
52,7
21.
Industri Pencetakan Dan
Reproduksi Media
Rekaman
13,0
21,4
14,0
12,6
13,1
22.
Industri Kendaraan
Bermotor, Trailer Dan
Semi Trailer
57,0
0,0
43,7
108
0
Kerjasama Perdagangan Impor Indonesia – Swiss
(Dalam ribuan US$; Sumber data: BPS, diolah Kemenperin)
No.
Kelompok Hasil Industri
2012
2013
2014
2015
2016
1.
Industri Mesin Dan Perlengkapan
Ytdl
153.219,5
265.017,7
201.047,4
146.904,2
181.492,1
2.
Industri Logam Dasar
11.577,2
42.984,3
13.566,6
13.356,8
158.497,5
3.
Industri Bahan Kimia Dan Barang
Dari Bahan Kimia
148.984,8
165.426,6
151.877,5
143.650,7
142.240,9
4.
Industri Farmasi, Produk Obat
Kimia Dan Obat Tradisional
78.068,1
65.478,9
110.440,1
81.070,1
74.523,0
5.
Industri Komputer, Barang
Elektronik Dan Optik
31.475,0
46.480,4
35.794,2
36.719,5
34.182,1
6.
Industri Makanan
23.132,1
26.004,0
21.417,5
22.212,8
27.262,1
7.
Industri Pengolahan Lainnya
9.853,7
13.281,5
12.813,2
18.408,4
24.973,7
8.
Industri Peralatan Listrik
20.671,4
27.944,8
22.547,3
21.879,1
22.085,1
9.
Industri Karet, Barang Dari Karet
Dan Plastik
9.295,8
12.420,0
11.158,6
16.041,8
21.085,3
10.
Industri Barang Logam, Bukan
Mesin Dan Peralatannya
5.786,5
6.591,6
15.716,0
55.000,8
11.317,2
11.
Industri Tekstil
4.625,5
9.991,4
6.561,4
6.147,0
5.822,0
12.
Industri Alat Angkutan Lainnya
17.657,0
7.529,3
6.731,9
57.310,8
4.314,7
13.
Industri Barang Galian Bukan
Logam
1.055,9
1.844,1
3.084,0
2.002,9
3.463,4
14.
Industri Pengolahan Tembakau
1.167,7
6.456,3
1.074,1
2.695,2
1.465,2
15.
Industri Furnitur
355,1
1.694,1
259,4
208,7
474,0
16.
Industri Kertas Dan Barang Dari
Kertas
3.027,8
1.622,2
1.638,6
832,6
421,0
17.
Industri Pencetakan Dan
Reproduksi Media Rekaman
150,1
77,4
287,9
131,7
416,9
18.
Industri Kulit, Barang Dari Kulit
Dan Alas Kaki
842,6
180,5
35,2
158,5
127,0
19.
Industri Kendaraan Bermotor,
Trailer Dan Semi Trailer
825,1
427,0
913,1
581,1
81,5
20.
Industri Pakaian Jadi
19,6
49,5
4,7
108,2
50,6
21.
Industri Produk Dari Batu Bara
Dan Pengilangan Minyak Bumi
0,1
3,0
127,4
0
18,2
No.
Kelompok Hasil Industri
2012
2013
2014
2015
2016
22.
Industri Kayu, Barang Dari Kayu
Dan Gabus (tidak Termasuk
Furnitur) Dan Barang Anyaman
Dari Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
99,6
70,4
3,5
42,6
7,7
23.
Industri Minuman
0,0
8,3
4,7
9,3
0,6
Melihat dari data neraca perdagangan di atas dapat dilihat bahwasanya perdagangan
yang terjadi antara Indonesia dan Swiss lebih banyak Indonesia mengalami defisit karena
Indonesia masih lebih banyak mengimpor dibandingkan meng ekspor produk ke Swiss dan
hal ini membuat cadangan devisa yang ada di Indonesia menipis.
Indonesia notabenenya adalah negara dengan mayoritas penduduk yang sangat besar
seharusnya dapat memproduksi produk dan barang yang dihasilkan untuk di perdagangkan
pada perdagangan internasional yang berdampak pada banyaknya cadangan devisa yang
tersedia di Indonesia. Namun pada beberapa tahun ini nampaknya Indonesia belum mampu
memaksimalkan potensi yang ada dan dimiliki guna mencapai ekspor lebih dominan
dibanding dengan impor. Dari beberapa data di atas terlihat dua sisi dimana Indonesia paling
banyak mengimpor dan mengekspor barang.
Perdagangan Industri Logam Dasar
180,000.00
158,497.50
160,000.00
140,000.00
120,000.00
ekspor
import
100,000.00
80,000.00
60,000.00
42,984.30
40,000.00
20,000.00
0.00
30,361.60
11,577.20
4,189.30
2,169.20
2012
Industri Logam Dasar
2013
-2.108,6
13,566.60
13,356.80
2,895.50
980.20
2014
-3.862,9
2015
-7.554,9
2016
-2.810,0
-124.274,8
Neraca Perdagangan Industri Pakaian Jadi
16000
14905.6
14432.4
15067.5
14000
12000
11993.5
11926.5
10000
Industri Pakaian Jadi
Industri Pakaian Jadi
8000
6000
4000
2000
0
19.6
2012
Industri Pakaian Jadi
49.5
2013
4.7
108.2
2014
2015
7.095,5
6.712,8
50.6
2016
8.151,7
6.602,4
7.394,7
INDONESIA dengan SWISS
Periode: 2012 – 2016
(Nilai :Ribu US$)
Uraian
TOTAL PERDAGANGAN
MIGAS
2012
598.627,4
2013
791.564,9
254,0
248,4
598.373,4
2014
2015
2016
Trend(%)
761.528,5 1.705.922,3 2.922.116,6
48,27
64,6
-28,84
791.316,5
761.114,3 1.705.794,5 2.922.052,0
48,29
58.425,5
81.945,2
133.895,3 1.071.661,2 2.199.814,0
167,18
0,0
0,0
58.425,5
81.945,2
IMPOR
540.201,9
709.619,7
627.633,2
634.261,2
722.302,6
4,80
MIGAS
254,0
248,4
414,2
127,4
64,6
-28,86
539.948,0
709.371,3
627.219,0
634.133,7
722.238,0
4,81
437.400,0 1.477.511,4
0,00
NON MIGAS
EKSPOR
MIGAS
NON MIGAS
NON MIGAS
414,2
0,0
0,0
0,00
133.895,3 1.071.660,8 2.199.814,0
167,18
NERACA PERDAGANGAN -481.776,5 -627.674,5 -493.738,0
MIGAS
-254,0
NON MIGAS
127,8
-248,4
-414,2
-481.522,5 -627.426,1 -493.323,8
0,4
-127,0
-64,6
-28,88
437.527,1 1.477.576,0
0,00
Perkembangan Kerjasama Perdagangan Indonesia - Swiss
Swiss yang tidak memiliki sumberdaya alam kecuali air, sangat menggantungkan
perekonomiannya pada perdagangan luar negeri. Untukitu, salah satu pilar kebijakan politik
luar negeri Swiss adalah untuk mendukung perekonomian negara, yang diwujudkan dalam
bentuk peningkatan daya saing (competitiveness) melalu istrategi access to market, domestic
competition, dan promotion of developing countries.
Dengan letak
geografisnya yang berada di tengah-tengah benua Eropa, UE
merupakan mitra penting dan utama perekonomian Swiss dimana hampir 80% komoditi
impor Swiss berasal dari UE, utamanyaJerman, Perancis, Italia, Belanda, Belgia, Austria,
dan Spanyol, sedangkan ekspor Swiss kepasaran UE mencapai hamper 67%. Disamping
menjalin hubungan ekonomi dengan UE, Swiss juga mengembangkan kerja sama
ekonominya dengan negara-negara lain, termasuk dengan negara-negara di kawasan
Asia.Swiss memandang bahwa kawasan Asia merupakan kawasan dengan ekonomi yang
dinamis dan memiliki pasar yang besar. Beberapa negara di Asia termasuk Indonesia akan
berkembang menjadi pemain baru dengan kekuatan ekonomi yang besar.
Hubungan ekonomi dan perdagangan Indonesia-Swiss dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan, meskipun balance of trade masih defisit bagi Indonesia, namun ekspor
Indonesia ke Swiss terus meningkat sejak tahun 2004.
Perbedaan jenis komoditi perdagangan antara Indonesia dan Swiss merupakan salah
satu sebab defisit perdagangan kedua negara berada di pihak Indonesia.Ekspor Indonesia ke
Swiss yang berjumlah 72 jenis komoditi terdiri dari antara lain alat-alat elektronik, alat
perekam suara & gambar dan komponennya; minyak atsiri; pakaian dan aksesorinya; mebel,
tempat tidur, lampu; sepatu dan komponennya; kopi, teh dan bumbu-bumbu; plastic dan
produk olahannya; serta lonceng. Sementara itu, impor Indonesia terdiri dari mesin-mesin
pabrik, produk-produk makanan dan obat-obatan, danproduk kimia, yang merupakan barang
komoditi modal dengan harga tinggi.
Peluang peningkatan perdagangan kedua Negara masih terbuka lebar, khususnya bagi
ekspor Indonesia. Selain itu, besarnya perhatian Pemerintah Swiss pada isu pelestarian
lingkungan dan upaya untuk memperoleh sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, di
antaranya biofuel, dapat dimanfaatkan untuk memasok komoditi bahan untuk biofuel seperti
misalnya jarak dan kelapa sawit.
Dengan kondisi sebagai negara yang sangat menggantungkan perekonomian dari
perdagangan luar negeri, pasar Swiss sangat terbuka bagi komoditi-komoditi ekspor dari
negara-negara lain, termasuk dari Indonesia. Meskipun menerapkan standar kualitas barang
yang cukup tinggi dan sangat ketat di bidang kesehatan (sanitary), beberapa kebijakan
perekonomian Swiss cukup menarik dan
kondusif bagi kegiatan ekspor negara lain.
Kebijakan tersebut meliputi penerapan pajak yang rendah untuk produk-produk industri;
bantuan pengembangan industry jasa di bidang logistik dan jasa perbankan; dan di sector
pertanian, mengurangi hambatan tarif serta peningkatan access to market. Disamping itu,
khusus untuk produk-produk industry dan pertanian, Swiss sampai saat ini juga masih
memberikan fasilitas keringanan bea masuktermasuk bagi Indonesia melalui skema
Generalized System of Preference (GSP).
Kerjasama Ekspor Indonesia – Swiss
(Dalam ribuan US$; Sumber data: BPS, diolah Kemenperin)
No. Kelompok Hasil Industri
2012
2013
2014
2015
2016
1.
Industri Pengolahan
Lainnya
4.958,9
24.932,1
71.734,5
1.006.898,5
2.117.344,3
2.
Industri Logam Dasar
4.189,3
2.169,2
980,2
2.895,5
30.361,6
3.
Industri Bahan Kimia Dan
Barang Dari Bahan Kimia
11.516,5
12.341,0
15.649,2
21.651,7
15.446,9
4.
Industri Pakaian Jadi
11.993,5
11.926,5
14.905,6
14.432,4
15.067,5
5.
Industri Kulit, Barang Dari
Kulit Dan Alas Kaki
5.092,1
5.338,8
6.017,5
6.010,0
5.633,7
6.
Industri Alat Angkutan
Lainnya
980,4
1.027,9
580,1
2.710,9
3.734,8
7.
Industri Barang Logam,
Bukan Mesin Dan
Peralatannya
1.821,9
2.554,8
2.661,9
2.056,4
2.190,7
8.
Industri Peralatan Listrik
1.083,4
714,5
515,5
1.712,0
2.014,3
9.
Industri Makanan
2.958,3
4.681,9
5.629,9
2.534,3
1.623,1
10.
Industri Mesin Dan
Perlengkapan Ytdl
2.071,1
4.097,7
2.628,6
1.970,1
1.265,8
11.
Industri Furnitur
3.472,9
2.456,2
1.889,7
1.344,0
1.130,1
12.
Industri Komputer, Barang
Elektronik Dan Optik
919,2
2.491,8
1.570,3
1.150,2
882,1
13.
Industri Karet, Barang Dari
Karet Dan Plastik
1.679,8
1.011,4
1.327,8
900,1
782,4
14.
Industri Kayu, Barang Dari
Kayu Dan Gabus (tidak
Termasuk Furnitur) Dan
Barang Anyaman Dari
Bambu, Rotan Dan
Sejenisnya
1.166,1
1.195,9
1.701,2
1.074,6
510,3
15.
Industri Tekstil
1.459,8
1.507,0
1.856,9
2.705,3
467,2
16.
Industri Barang Galian
Bukan Logam
491,5
570,6
355,6
212,8
346,3
17.
Industri Farmasi, Produk
Obat Kimia Dan Obat
Tradisional
65,3
54,9
1.983,4
29,3
167,8
18.
Industri Minuman
0
2,1
79,0
0
136,7
19.
Industri Pengolahan
Tembakau
16,5
28,7
733,4
465,7
95,5
No. Kelompok Hasil Industri
2012
2013
2014
2015
2016
20.
Industri Kertas Dan Barang
Dari Kertas
223,2
621,5
577,3
167,5
52,7
21.
Industri Pencetakan Dan
Reproduksi Media
Rekaman
13,0
21,4
14,0
12,6
13,1
22.
Industri Kendaraan
Bermotor, Trailer Dan
Semi Trailer
57,0
0,0
43,7
108
0
Kerjasama Perdagangan Impor Indonesia – Swiss
(Dalam ribuan US$; Sumber data: BPS, diolah Kemenperin)
No.
Kelompok Hasil Industri
2012
2013
2014
2015
2016
1.
Industri Mesin Dan Perlengkapan
Ytdl
153.219,5
265.017,7
201.047,4
146.904,2
181.492,1
2.
Industri Logam Dasar
11.577,2
42.984,3
13.566,6
13.356,8
158.497,5
3.
Industri Bahan Kimia Dan Barang
Dari Bahan Kimia
148.984,8
165.426,6
151.877,5
143.650,7
142.240,9
4.
Industri Farmasi, Produk Obat
Kimia Dan Obat Tradisional
78.068,1
65.478,9
110.440,1
81.070,1
74.523,0
5.
Industri Komputer, Barang
Elektronik Dan Optik
31.475,0
46.480,4
35.794,2
36.719,5
34.182,1
6.
Industri Makanan
23.132,1
26.004,0
21.417,5
22.212,8
27.262,1
7.
Industri Pengolahan Lainnya
9.853,7
13.281,5
12.813,2
18.408,4
24.973,7
8.
Industri Peralatan Listrik
20.671,4
27.944,8
22.547,3
21.879,1
22.085,1
9.
Industri Karet, Barang Dari Karet
Dan Plastik
9.295,8
12.420,0
11.158,6
16.041,8
21.085,3
10.
Industri Barang Logam, Bukan
Mesin Dan Peralatannya
5.786,5
6.591,6
15.716,0
55.000,8
11.317,2
11.
Industri Tekstil
4.625,5
9.991,4
6.561,4
6.147,0
5.822,0
12.
Industri Alat Angkutan Lainnya
17.657,0
7.529,3
6.731,9
57.310,8
4.314,7
13.
Industri Barang Galian Bukan
Logam
1.055,9
1.844,1
3.084,0
2.002,9
3.463,4
14.
Industri Pengolahan Tembakau
1.167,7
6.456,3
1.074,1
2.695,2
1.465,2
15.
Industri Furnitur
355,1
1.694,1
259,4
208,7
474,0
16.
Industri Kertas Dan Barang Dari
Kertas
3.027,8
1.622,2
1.638,6
832,6
421,0
17.
Industri Pencetakan Dan
Reproduksi Media Rekaman
150,1
77,4
287,9
131,7
416,9
18.
Industri Kulit, Barang Dari Kulit
Dan Alas Kaki
842,6
180,5
35,2
158,5
127,0
19.
Industri Kendaraan Bermotor,
Trailer Dan Semi Trailer
825,1
427,0
913,1
581,1
81,5
20.
Industri Pakaian Jadi
19,6
49,5
4,7
108,2
50,6
21.
Industri Produk Dari Batu Bara
Dan Pengilangan Minyak Bumi
0,1
3,0
127,4
0
18,2
No.
Kelompok Hasil Industri
2012
2013
2014
2015
2016
22.
Industri Kayu, Barang Dari Kayu
Dan Gabus (tidak Termasuk
Furnitur) Dan Barang Anyaman
Dari Bambu, Rotan Dan Sejenisnya
99,6
70,4
3,5
42,6
7,7
23.
Industri Minuman
0,0
8,3
4,7
9,3
0,6
Melihat dari data neraca perdagangan di atas dapat dilihat bahwasanya perdagangan
yang terjadi antara Indonesia dan Swiss lebih banyak Indonesia mengalami defisit karena
Indonesia masih lebih banyak mengimpor dibandingkan meng ekspor produk ke Swiss dan
hal ini membuat cadangan devisa yang ada di Indonesia menipis.
Indonesia notabenenya adalah negara dengan mayoritas penduduk yang sangat besar
seharusnya dapat memproduksi produk dan barang yang dihasilkan untuk di perdagangkan
pada perdagangan internasional yang berdampak pada banyaknya cadangan devisa yang
tersedia di Indonesia. Namun pada beberapa tahun ini nampaknya Indonesia belum mampu
memaksimalkan potensi yang ada dan dimiliki guna mencapai ekspor lebih dominan
dibanding dengan impor. Dari beberapa data di atas terlihat dua sisi dimana Indonesia paling
banyak mengimpor dan mengekspor barang.
Perdagangan Industri Logam Dasar
180,000.00
158,497.50
160,000.00
140,000.00
120,000.00
ekspor
import
100,000.00
80,000.00
60,000.00
42,984.30
40,000.00
20,000.00
0.00
30,361.60
11,577.20
4,189.30
2,169.20
2012
Industri Logam Dasar
2013
-2.108,6
13,566.60
13,356.80
2,895.50
980.20
2014
-3.862,9
2015
-7.554,9
2016
-2.810,0
-124.274,8
Neraca Perdagangan Industri Pakaian Jadi
16000
14905.6
14432.4
15067.5
14000
12000
11993.5
11926.5
10000
Industri Pakaian Jadi
Industri Pakaian Jadi
8000
6000
4000
2000
0
19.6
2012
Industri Pakaian Jadi
49.5
2013
4.7
108.2
2014
2015
7.095,5
6.712,8
50.6
2016
8.151,7
6.602,4
7.394,7