identifikasi asam amino dan protein (1)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Nama
Npm
Prodi
Kelompok
Hari Dan Jam
Tanggal
Ko-Ass
Dosen
Objek Praktikum

:
:
:
:
:
:
:
:
:

:
:
:

Muhammad Vyirnando
E1G013026
Teknologi Industri Pertanian
1 (Satu)
Kamis, 08.00
06 November 2014
Weka M Sibangun
Asima Rohana Sinaga
Dra. Devi Silsia, M.Si
Fitri E Dewi Surawan, S.TP., M.Sc
Drs. Hasan Basri Daulay, M.S
IDENTIFIKASI ASAM AMINO DAN PROTEIN

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU

2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Protein adalah polimer biologi yang tersusun atas molekul-molekul kecil
(asam amino) Selain tersusun atas asam amino, banyak protein juga mengandung
komponen lain seperti ion logam (misalnya Fe2+, Zn2+, Cu2+, dan Mg2+) atau
mengandung molekul organik kompleks, biasanya turunan dari vitamin.
(Lehninger, 1996).
Asam amino adalah molekul yang mengandung gugus amino (–NH2) dan
gugus karboksil (–COOH). Asam amino disebut juga asam α-amino yang
merupakan monomer dari protein (polipeptida). Di dalam protein, asam-asam
amino diikat bersama melalui ikatan peptida, yaitu ikatan C–N hasil reaksi
kondensasi antara gugus karboksil dengan gugus amino dari asam amino lain.
Terdapat 20 macam asam amino yang ditemukan pada protein. Setiap asam
amino berbeda dalam hal gugus R, atau rantai samping. Rantai samping
menentukan sifat-sifat asam amino. (Lehninger, 1996).
Terdapat sepuluh macam asam amino esensial (asam amino yang
dibutuhkan oleh tubuh dan tidak dapat disintesis oleh tubuh, tetapi harus

dikonsumsi dari makanan). Kesepuluh asam amino tersebut, yaitu valin, leusin,
isoleusin, lisin, histidin fenilalanin, triftofan, treonin, metionin, dan arginin.
(Lehninger, 1996).
1.2. Tujuan Praktikum





Mengetahui unsur-unsur utama penyusun protein.
Membuktikan adanya molekul-molekul peptida dari protein.
Membuktikan adanya asam amino bebas pada protein.
Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan atau fenil
alanin yang terdapat dalam protein.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kata protein berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama
atau utama. Protein merupakan komponen penting sel hewan atau manusia

sehingga fungsi utama protein yaitu sebagai zat pembentukan dan pertumbuhan
tubuh. Protein adalah komponen yang terdiri atas atom karbon (C), hidrogen(H),
oksigen (O), nitrogen (N), dan beberapa ada yang mengandung sulfur dan fosfor.
Tersusun dari serangkaian asam amino dengan berat molekul yang relatif sangat
besar, yaitu berkisar 8.000 sampai 10.000. Protein yang tersusun dari hanya asam
amino disebut protein sederhana. Adapun protein yang mengandung bahan selain
asam amino, seperti turunan vitamin, lemak, dan karbohidrat, disebut protein
kompleks. Secara biokimiawi, 20% dari susunan tubuh orang dewasa terdiri dari
protein. Kualitas protein ditentukan oleh jumlah den jenis asam aminonya (Devi,
2010).
Protein murni tidak berwarna dan tidak berbau. Jika protein tersebut
dipanaskan, warnanya berubah menjadi coklat dan baunya seperti bau bulu atau
bau rambut terbakar. Keratin misalnya, yaitu protein yang monomernya banyak
mengandung asam amino sistein. Jika keratin dibakar, timbul bau yang tidak enak.
Protein alam yang murni juga tidak memiliki rasa, tetapi hasil hidrolisis protein,
yaitu proteosa, pepton, dan peptida, mempunyai rasa pahit. Pada umumnya,
protein terdapat dalam bentuk amorf dan hanya sedikit sekali yang terdapat dalam
bentuk Kristal. Protein nabati umumnya lebih mudah membentuk Kristal
dibandingkan dengan protein hewani. Protein hewani seperti hemoglobin mudah
membentuk suatu Kristal, sedangkan albumin sukar. Kandungan protein pada

setiap bahan berbeda-beda. Beberapa protein enzim, seperti tripsin, pepsin, urease,
dan katalase juga dapat membentuk Kristal (Sumardjo, 2008).
Kunci ribuan protein yang berbeda strukturnya adalah gugus pada molekul
unit pembangunan protein yang relatif sederhana dibangun dari rangkaian dasar
yang sama, dari 20 asam amino mempunyai rantai samping yang khusus, yang
berikatan kovalen dalam urutan yang khas. Karena masing-masing asam amino
mempunyai rantai samping yang khusus yang memberikan sifat kimia masingmasing individu, kelompok 20 unit pembangunan ini dapat dianggap sebagai
abjad struktur protein. (Lehninger, 1996).
 Putih Telur (Egg White)

Putih telur atau albumin merupakan cairan yang tidak berwarna,
mengandung kurang lebih 78% air. Beberapa karakteristik protein putih telur
mentah antara lain bersifat racun baik untuk hewan maupun manusia seperti
avidin, flavoprotein dan sebagainya. Oleh karena itu sebaiknya dilakukan
pemanasan supaya daya racunnya sirna (S. Emma, 2005).
putih telur mengandung 86% air di dalamnya. Biasanya putih telur yang
lebih dekat dengan kuning telur bersifat lebih kental daripada putih telur yang
dekat dengan cangkang/kulit telur. Kandungan nutrisi pada putih telur antara lain:
karbohidrat 0,8 g; mineral 0,60 g; kalsium 6,0 mg; fosfor 17,0 mg; Besi 0,2 mg;
vitamin A (retinol) 0 mcg; vitamin B1 (tiamin) 0,01 mg; dan vitamin C (asam

askorbat) 0 mg. Putih telur juga kaya akan asam amino esensial seperti Lisin,
Threonin, Valin, Isoleusin, Leusin, Metionin, Fenilalanin, Tryptophan, dan
Histidin. Leusin sendiri merupakan asam amino penting yang berperan dalam
merangsang pembentukan otot. (Paran, 2009).
 Susu Sapi
Susu sapi merupakan minuman alami yang kaya nutrisi. Susu dibutuhkan
oleh tubuh sebagai zat pembangun, terutama pada masa pertumbuhan. Kandungan
kalsium, protein, fosfor, magnesium, vitamin D, dan vitamin A pada susu sapi
sangat berperan bagi pertumbuhan, termasuk untuk pembentukan tulang dan gigi
(widol dkk, 2011).
Kasein merupakan salah satu komponen organik yang berlimpah dalam
susu bersama dengan lemak dan laktosa.Whey protein merupakan protein butiran
(globular). Betha-lactoglobulin, α-lactalbumin, Immunoglobulin (Ig), dan Bovine
Serum Albumin (BSA) adalah contoh dari whey protein. α-lactalbumin
merupakan protein penting dalam sintesis laktosa dan keberadaannya juga
merupakan pokok dalam sintesis susu. Susu segar mempunyai sifat amfoter,
artinya dapat berada di antara sifat asam dan sifat basa. Secara alami pH susu
segar berkisar 6,5–6,7. Bila pH susu lebih rendah dari 6,5, berarti terdapat
kolostrum ataupun aktivitas bakteri (Widowati, S dan Misgiyarta, 2009).
 Kaldu Sapi

Kandungan zat gizi daging sapi Gizi adalah zat atau senyawa kimiawi yang
terdapat dalam pangan yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan
manusia. Setiap bahan pangan mempunyai kandungan zat gizi yang berbeda-beda
baik jumlah maupun jenisnya. Bahkan sesama bahan panganpun ada yang berbeda

jumlahnya, misalnya untuk daging sapi mempunyai kandungan protein paling
tinggi dibanding dengan daging hewan lainnya. Menurut Departemen Kesehatan
(1981), setiap 100 gram daging sapi mengandung kalori 207 kkcl, protein 18,8
gram, lemak 14,0 gram, calcium 11 mg, phosphor 170 mg dan besi 2,8 mg.
(rahman taufik dan triono agus, 2011)
 Ektrak Kacang hijau
Kacang-kacangan juga merupakan sumber protein nabati yang baik salah
satu jenis kacang-kacangan yang memiliki potensi untuk dikembangkan yaitu
kacang hijau. Kandungan protein kacang hijau mencapai 24% dengan kandungan
asam amino esensial yaitu; isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilanin, treonin,
triptofan, dan valin. (rahman taufik dan triono agus, 2011)

BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan

ALAT
Tabung reaksi

BAHAN
Larutan NaOH 10%

Penjepit tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Cawan porselen
Gelas objek
Alat pemanas
Pipet tetes
Sikat tabung reaksi
Labu ukur

Larutan CuSO4 0,5%
Pereaksi ninhidrin 0,1%
HNO3
Pereaksi millon
Pb-asetat 5%

HCl pekat
Sampel (albumin telur, kasein, ektrak
daging, ektrak kacang hijau)

3.2. Prosedur kerja
A. Uji adanya unsur C,H, dan O
 Masukan 1 ml albumin telur kedalam cawan poselin.
 Letakkan kaca objek diatasnya, kemudian panaskan.
 Perhatukan adanya pengembunan pada gelas objek, yang menujukan
adannya hidrogen dan oksigen
 Ambil gelas objek, lalu amati bau yang terjadi. Bila tercium bau rambut
terbakar, berarti mengandung unsur Nitrogen (N)
 Bila terjadi pengarangan berarti ada atom karbon (C).
 Ulangi percobaan pada sampel lain
B. Uji adanya atom N
 Masukan 1 ml larutan albumin telur kedalam tabung reaksi.
 Tambahkan 1 ml NaOH 10% kemudian panaskan (direbus)
 Perhatikan bau amonia yang terjadi
 Terbentuknya bau amonia menujukan adanya atom (N0 nitrogen.
 Ulangi percobaan pada sampel lain

C. Uji adanya atom S
 Masukan 1 ml albumin telur ke dalam tabung reaksi
 Tambahkan 1 ml NaOH 10%, kemudian panaskan (direbus dalam
panci)
 Tambahkan 4 tetes larutan Pb-asetat %
 Bila larutan menghitam berarti PbS terbentuk. Kemudian tambahkan
4 tetes HCl pekat dengan hati-hati
 Perhatikan bau khas belerang dari belarang yeng teroksidasi.
 Ulangi pada sampel lain
D. Uji biuret
 Sediakan 4 tabung reaksi yang bersih. Lalu masing-masing isilah
dengan larutan albumin, kasein, ektrak daging, dan ektrak kacang
hijau sebanyak 2 ml.
 Tambahkan pada setiap tabung 1 ml NaOH 10% dan 3 tetes CuSO 4
0,5 %

 Campurlah dengan baik
 Amati perubahan yang terjadi
E. Uji ninhidrin
 Sediakan 4 tabung reaksi yang bersih. Lalu masing-masing isilah

dengan larutan albumin, kasein, ektrak daging, dan ektrak kacang
hijau sebanyak 2 ml.
 Tambahkan 5 tetes pereaksi ninhidrin.
 Panaskan hingga 5 menit (direbus)
 Amati perubahan yang terjadi
F. Uji xantoprotein
 Sediakan 4 tabung reaksi yang bersih. Lalu masing-masing isilah
dengan larutan albumin, kasein, ektrak daging, dan ektrak kacang
hijau sebanyak 2 ml.
 Tambahkan 1 ml HNO3 pekat. Perhatikan adanya endapan putih yang
terbentuk
 Panaskan selama 1 menit amati warna kuning yang terbentuk.
 Lalu dinginkan dibawah air kran, lalu tambahkan NaOH 10% setetes
demi setetes melalui tabung hingga terbentuk lapisan.
 Perhatikan perubahan warna yang terjadi. Reaksi positif bila
perbatasan antara protein dan NaOH terbentuk warna jingga.
G. Uji millon
 Sediakan 4 tabung reaksi yang bersih. Lalu masing-masing isilah
dengan larutan albumin, kasein, ektrak daging, dan ektrak kacang
hijau sebanyak 2 ml.
 Tambahkan 1 ml pereaksi millon.
 Kemudian panaskan campuran ini, mungkin terbentuk endapan
kuning.
 Selajutnya dingikan dibawah air kran, lalu tambahkan 1 tetes larutan
NaNo2 1%
 Panaskan lagi, endapan/larutanya akan berwarna merah.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
A. Uji adanya unsur C,H, dan O
No

Zat uji

1
2
3
4

Kasein/susu sapi
Putih telur
Kaldu sapi
Ektrak kacang hijau

Hasil pengamatan (+/-)
Pengembunan
Pengarangan
Bau Rambut
H dan O
C
terbakar (N)
+
+
+
+
_
+
+
+
+
+
_
+

B. Uji Adanya Atom N
N

Zat Uji

o
1
2
3
4

Hasil pengamatan (+/_)
Bau amoniak (N)

Kasein/susu sapi
Putih telur
Kaldu sapi
Ektrak kacang hijau

+
+
+
+

C. Uji adanya atom S
N
o
1
2

Zat uji
Kasein/susu sapi
Putih telur

Hasil pengamatan (+/_)
PbS
Belerang (S)
_
_

_
_

3
4

Kaldu sapi
Ektrak kacang hijau

_
+

+
+

D. Uji Biuret
No
1

Zat uji
Hasil uji biuret
Kasein/susu sapi Kasein + 1ml NaOH 10% warna
tetap. + CuSO4 0,5 % warna berubah

2
3

Putih telur
Kaldu sapi

menjadi ungu
Menghasilkan warna ungu
Semila warna kuning kecoklatan + 1
ml NaOH 10 % jadi kuning bening +

polipeptida
+
+
+

3 tetes CuSO4 0,5 % jadi kuning
4

Ektrak kacang

keruh dan ada endapan.
Warna coklat muda + 1ml NaOH 10

hijau

% dan 3 tetes CuSO4 0,5 % (tidak

_

berubah warna) tidak mengandung
protein.
E. Uji Ninhidrin
No

Zat Uji

Hasil Ninhidrin

Asam

amino

bebas (+/_)
1

Kasein/susu sapi

Setelah + % tetes ninhidrin &
dipanaskan tidak terjadi

2
3
4

Putih telur

perubahan warna.
Menghasilkan warna putih agak

Kaldu sapi

keruh
+ 5 tetes pereaksi ninhidrin

Ektrak kacang hijau

menghasilkan warna ungu.
+ 2 ml pereaksi ninhidrin tidak
mengalami perubahan

_

_
_
_

F. Uji Xantoprotein
No
1

Zat Uji
Kasein/susu sapi

Hasil uji xantoprotein
+

NO3

terdapat

dipanaskan

Tirosin/tritifan/fenil

alanin (+/_)
endapan
_

warna

kuning,

didinginkan + NaOH 10
tidak
2

Putih telur

ada

perubahan

%

warna

menjadi jingga.
+ HNO3 pekat (ada endapan)
dipanaskn warna kuning,
dipanaskan terbentuk

+

lapisanantara protein dan NaOH
(warna tidak berubah menjadi
3
4

jingga)
Kaldu sapi
Terdapat warna jingga + NaOH
Ektrak
kacang + 1 ml HNO3 (ada endapan
hijau

_
_

berwarna kuning) dipanaskan
terbentuk lapisan antara protein
+ NaOH warna tidak berubah
jingga.

G. Uji millon
No
1

Zat Uji
Kasein/susu sapi

Hasil Uji Millon
Torosin/triptofan
+ 1 ml millon terdapat
gumpalan
lalu

pada

larutan,

dipanaskan

berwarna

kuning

tidak
dan

didinginkan + NaNO2 dan
dipanaskan lagi tidak ada
endapan terdapat gumpalan
2

Putih telur

larutan berwarna merah.
+ pereaksi millon terdapat
endapan

kuning

_

dipanaskan ada endapan

+

warna merah + NaNO2
dipanaskan ada gumpalan
3

Kaldu sapi

larutan berwarna merah
+ 1 ml pereaksi millon
menggumpal

dipanaskan

lagi tidak terdapat endapan
dan
4

Ektrak kacang hijau

terdapat

_

gumpalan

berwarna merah.
+ pereaksi millon terdapat
endapan kuning + 20 tetes

+

millon berubah merah
4.2. Pembahasan
Uji adanya unsur carbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O) dari kempat
sampel yaitu susu sapi (kasein), putih telur (albumin), kaldu sapi, dan ektrak
kacang hijau, menujukkan hasil yang positif dalam uji pengembunan (H dan O)
dan ujiadanya (N) dengan bau rambut tetapi dalam uji adanya atom hidrogen (H)
putih telur dan ektrak kacang hijau menujukan hasil yang negtif. Jika di lihat di
literatur, (Protein adalah komponen yang terdiri atas atom karbon (C),
hidrogen(H), oksigen (O), nitrogen (N), dan beberapa ada yang mengandung
sulfur dan fosfor. (Devi, 2010).) seharusnya menujukan hasil yang positif,
kesalahan saat langkah kerja yang mungkin menyebabkan tidak terdekteksi
adanya atom carbon (C) pada putih telur dan ektrak kacang hijau.
Uji atom (N) dari ke empat sampel yaitu susu sapi (kasein), putih telur
(albumin), kaldu sapi, dan ektrak kacang hijau, menujukkan hasil yang positif,
sesuai dengan literatur, (Protein adalah komponen yang terdiri atas atom karbon
(C), hidrogen(H), oksigen (O), nitrogen (N), dan beberapa ada yang mengandung
sulfur dan fosfor. (Devi, 2010)) bahwa keempat sampel mengandung atom N,
karena setiap protein memiliki gugus amina (-NH2). Dibuktikan dengan bau
amoniak saat dipanaskan dengan cara merebus sampel yang telah dicampur
dengan NaOH 10 % sebanyak 1 ml di dalam tabung reaksi.
Uji adanya atom (S) yaitu belerang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
adanya gugus belerang seperti sistin dan metionin dalm asam amino. Larutan yang
positif mengandung belerang ditandai dengan adanya perubahan warna atau

endapan berwarna hitam. Dari hasil percobaan menujukan bahwa ektrak kacang
hijau positif mengandung belerang dan terbuntuk warna hitam saat ditambahkan
Pb-asetat berarti PbS terbentuk, (Devi, 2010)

sedangkan kaldu sapi hanya

mengandung belerang dan tidak terjadi reaksi antara Pb-asetat dan asam amino
sehingga tidak terbentuk warna hitam. Sedangkan kasein/susu sapi tidak
mengudung S dan tidak bereaksi dengan Pb-asetat, begitupun dengan putih telur.
Seharusnya Putih telur juga kaya akan asam amino esensial seperti Lisin,
Threonin, Valin, Isoleusin, Leusin, Metionin, Fenilalanin, Tryptophan, dan
Histidin (paran, 2009) mengandung sistin dan metionin yaitu asam amino yang
mengandung gugus belerang. Mengkin kesalahan terjadi saat langkah percobaan
yang dilakukan oleh praktikan.
Uji biuret adalah uji yang paling umum digunakan untuk mendeteksi adanya
kandungan protein pada suatu zat. Dari kempat sampel yaitu susu sapi (kasein),
putih telur, kaldu sapi menujukkan hasil yang positif, yaitu terbentuk senyawa
kompleks antara Cu

2+

dan N dari molekul ikatan peptida yang menyebabkan

warnanya berubah menjadi ungu (Devi, 2010) . kecuali pada ektrak kacang hijau
tidak menunjukan adanya kandungan protein karena saat percobaan tidak terjadi
perubahan warna menjadi ungu.
Uji ninhidrin adalah uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya asam
amino bebas atau α-amino akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa
kompleks berwarna biru. (Devi, 2010) dari kempat sampel yaitu susu sapi
(kasein), putih telur, kaldu sapi, dan ektrak kacang hijau, menujukkan hasil yang
negatif atau tidak terdapat asam amino bebas setelah diuji dengan pereaksi
ninhidrin. Seharusnya albumin mengandung α-amino bebas, mungkin terjadi
kesalahan saat pelaksanaan praktikum.
Uji xantoprotein untuk medeteksi adanya protein yang mengandung asam
amino denggan inti bezene, misalnya tirosin, fenil alanin, triptopan akan
membentuk warna kuning jika tes dikatakan positif (Devi, 2010). dari kempat
sampel yaitu susu sapi (kasein), putih telur, kaldu sapi, dan ektrak kacang hijau,
hanya putih telur yang menunjukan reaksi positif.
Uji millon adalah uji yang digunakan untuk mendeteksi protein yang
mengandung tirosin dan triptofan dengan menunjukan warna merah jika protein
mengandung kedua senyawa tersebut (Devi, 2010). dari kempat sampel yaitu susu

sapi (kasein), putih telur, kaldu sapi, dan ektrak kacang hijau, yang menujukkan
hasil yang positif adalah putih telur dan ektrak kacang hijau.

BAB V
PENUTUP
5.1. kesimpulan
 unsur-unsur utama penyusun protein dari kempat sampel yaitu carbon (C),
nitrogen (N) dan gugus hidroksi.
 Adanya molekul-molekul peptida dari protein dapat dibuktikan dengan uji
biuret. Sehingga rekasi yang positif akan menujukan warna ungu karena
terbentuknya senyawa komleks antara Cu 2+ dengan N dari molekul ikatan peptida.
 . Sampel yang positif mengandung asam amino bebas akan membentuk
senyawa kompleks berwarna biru yang dibuktikan dengan pereaksi ninhidrin.
 Terbukti mengandung asam amino tirosin, triptofan, dan fenil saat
percobaan adalah albumin atau putih telur karana saat uji xanthoprotein terbentuk
warna kuning dan pereaksi millon berwarna merah.

5.2. saran
Hambatan dalam praktikum adalah kurang lengkapnya alat-alat praktikum
seperti, kompor listrik hanya terdapat 1 (satu) unit menyebabkan memakan waktu
banyak saat melakukan pemanasan sampel. Harapan untuk kedepannya adalah
semakin lengkapnya peralatan praktikum demi kelacaran pelaksanaan praktikum.

Jawaban Pertanyaan
1. apakah yang dimaksud dengan asam amino alfa dan ikatan peptida!
α-asam amino adalah Asam amino sembarang senyawa organik yang
memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (-NH 2). Dalam
biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom
karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau α).
Ikatan peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon pada
gugus karboksil suatu molekul berbagi elektron dengan atom nitrogen pada gugus
amina molekul lainnya. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi kondensasi, hal ini
ditandai dengan lepasnya molekul air ketika reaksi berlangsung. Hasil dari ikatan
ini merupakan ikatan CO-NH, dan menghasilkan molekul yang disebut amida.
Ikatan peptida ini dapat menyerap panjang gelombang 190-230 nm.
2.

Jelaskan perbedaan antara poli peptida dan protein!

Polipeptida mempuyai perbedaan dengan protein. Polipeptida mempunyai
residu asam amino ≤ 100 dan dan bobot mulekul ≤ 6.000. Sedangkan, pada
protein residu asam amnionya ≥ 100 dan bobot mulekulnya ≥ 6.000.
Polipeptida merupakan rangkaian asam amino . Polipeptida dibentuk
menjadi protein structural dan fungsional sel.

protein merupakan komponenen utama semua sel hidup yang berfungsi
sebgai pembentuk struktur sel yang menghasilkan hormon, enzim dam lain-lain.
Protein sederhana: adalah protein yang hanya terdiri dari polipeptida saja.
Protein majemuk: adalah protein yang tersusun atas asam amino dan gugus
prostetik.
3.

Apakah reaksi ninhidrin dapat menentukan asam amino secara
kuantitas!

Uji Ninhidrin terjadi apabila ninhidrin dipanaskan bersama asam amino
maka akan terbentuk kompleks berwarna. Asam amino dapat ditentukan secara
kuntitatif dengan jalan menggunakan intensitas warna yang terbentuk sebanding
dengan konsentrasi asam amino tersebut. Pada reaksi ini dilepaskan CO2 dan
NH4 sehingga asam amino dapat ditentukan secara kuantitatif dengan mengukur
jumlah CO2 dan NH3 yang dilepaskan.
4.

Tulis klasifikasi asam amino beserta anggotanya!

Asam Amino Dengan Gugus R Non Polar (Alanin, Vallin, Leusin, Isoleusin,
Prolin, Metionin, Phenilalanin, Triptofan.)
Asam Amino Dengan Gugus R Polar Tidak Bermuatan (Glisin, Serin,Threonin,
Cistenin, Tyrosin, Asparagin, Glutamin.
Asam Amino Dengan Gugus R Bermuatan Negatif (-) (Aspartate Dan Glutamate)
Asam Amino Dengan R Bermuatan (+) (Lysin, Arginin, Histidin)

Daftar Pustaka
Devi, Nirmala. 2010. Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga. Jakarta: PT
Kompas Media Nusantara
Kemal E. Syarif dan Bagus Harianto. 2011. Buku Pintar Beternak dan Bisnis Sapi
Perah. Jakarta: AgroMedia Pustaka
Lehninger, A. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya.
Erlangga, Jakarta
Rahman taufik dan triono agus. 2011. Kacang hijau. Jakarta: PT Kompas Media
Nusantara
S, Emma Wirakusumah. 2005. Menikmati Telur Bergizi, Lezat, dan Ekonomis.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Wibowo, Paran. 2009. Peran Cl- dalam Asam Basa. Penebar Swadaya. Surakarta.
Widowati, S., dan Misgiyarta. 2009. Efektifitas Bakteri Asam Laktat (BAL) dalam
Pembuatan Produk Fermentasi Berbasis Protein Susu Nabati. Balai
Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor