ASPEK PENTING PELATIHAN PROTEKSI RADIASI
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 1 – 2 Agustus 2007
ISSN 1412-3258
ASPEK PENTING PELATIHAN PROTEKSI RADIASI DALAM
RADIOLOGI INTERVENSIONAL
Rusmanto
Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif – BAPETEN
ABSTRAK
ASPEK
PENTING
PELATIHAN
PROTEKSI
RADIASI
DALAM
RADIOLOGI
INTERVENSIONAL. Pelatihan proteksi radiasi dimaksudkan untuk memahami dan mempraktekkan
aspek proteksi radiasi dalam radiologi intervensional. Pelatihan proteksi radiasi untuk pekerja harus
merupakan bagian pendidikan integral bagi yang menggunakan teknik intervensional.
Kardiolog atau radiolog sebagai operator utama harus mengikuti program pelatihan proteksi radiasi
sekurang-kurangnya selama 20-30 jam tentang radiologi intervensional. Sedangkan untuk pekerja
yang membantu kardiolog atau radiolog disarankan mengikuti pelatihan sekurang-kurangnya selama
16 jam atau 2 hari berturut-turut. Lingkup pelatihan proteksi radiasi dalam radiologi intervensional
meliputi: pelatihan dasar, pelatihan tambahan dan pelatihan lanjutan. Pelatihan proteksi radiasi
berpengaruh terhadap dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiologi intervensional.
Sebagai kesimpulan, untuk mengembangkan sistem pengawasan bidang radiologi intervensional,
pelatihan proteksi radiasi secara berkala disyaratkan bagi pekerja di radiologi intervensional.
Kata kunci : Radiologi intervensional, pelatihan proteksi radiasi, aspek penting pelatihan proteksi
radiasi
ABSTRACT
THE IMPORTANT ASPECTS OF RADIATION PROTECTION TRAINING IN THE
INTERVENTIONAL RADIOLOGY. Radiation protection training is intended to understand and to
practice radiation protection aspects in the interventional radiology. Training of radiation protection
for worker should be an integral part of the whole education for those using interventional techniques.
Cardiologist or radiologist as main operator should participate in the training program of radiation
protection at least 20-30 hours in the interventional radiology. In addition for clinicians, as a helper
of cardiologist or radiologist it should be involved in the training program of ra diation protection at
least 16 hours. The scope of radiation protection training in the interventional radiology includes the
basic, intermediate and advanced level.
The radiation protection training has an affect on the radiation dose received by the worker in the
interventional radiology.
In conclussion, to develop the regulatory system in the interventional radiology, periodical radiation
protection training program is required for the worker in the interventional radiology.
Key words : Interventional radiology, radiation protection training, important aspects of radiation
protection training
scrub. Scrub biasanya adalah perawat, dokter
I. PENDAHULUAN
intervensional
residen, ataupun dokter spesialis lain yang
biasanya dilakukan oleh dokter spesialis jantung
terlibat dalam tindakan. Dokter, baik kardiolog
dan pembuluh darah atau yang sering disebut
maupun radiolog yang melakukan tindakan
dengan kardiolog, dan dokter spesialis radiologi
intervensional mempunyai risiko radiasi yang
atau yang sering disebut radiolog. Selain itu juga
besar dibandingkan dokter spesialis lainnya.
dibantu oleh asisten dokter yang biasa disebut
Begitu pula dengan asisten dokter yang ikut
Tindakan
radiologi
Aspek Penting Pelatihan Proteksi Radiasi Dalam ....
157
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 1 – 2 Agustus 2007
ISSN 1412-3258
terlibat dalam tindakan intervensional. Oleh
produsen pesawat sinar-X telah memasukkan
karena itu berbagai macam cara dilakukan untuk
banyak fitur teknis untuk mengurangi dosis
membantu mereduksi paparan radiasi yang
radiasi namun apabila kardiolog/radiolog dan
diterimanya.
asistennya tidak mengetahui dan memahami
Seperti yang kita ketahui bahwa dosis
serta mempraktekkan aspek proteksi radiasi
pekerja dalam tindakan intervensional yang
maka kardiolog/radiolog dan asistennya tidak
dipandu dengan fluoroskopi itu lebih besar
akan memperoleh manfaat yang lebih baik.
dibandingkan dengan fluoroskopi atau radiologi
Untuk itu pelatihan proteksi radiasi merupakan
diagnostik biasa. Hal ini disebabkan karena
kunci utamanya.
selain menggunakan fluoroskopi untuk panduan
Komisi
Eropa
telah
mengeluarkan
langsung tindakan tetapi juga menggunakan sine
panduan khusus tentang pentingnya pelatihan
fluorografi untuk merekam hasil tindakan,
proteksi radiasi untuk tindakan intervensional.
merekam identitas pasien, dan untuk evaluasi
Komisi Eropa juga menerbitkan akreditasi
tindakan berikutnya. Waktu fluoroskopi total
pelatihan khusus untuk radiologi intervensional.
yang digunakan per tindakan pun beragam,
Berdasarkan
mulai dari 1 menit hingga 50 menit, dan jumlah
kardiolog/radiolog
rekaman sine fluorografi yang diambil juga lebih
program pelatihan proteksi radiasi paling tidak
dari sekali.
selama
Tingkat paparan radiasi di sekitar pasien
20
panduan
–
tersebut,
diharuskan
30
jam
tentang
para
mengikuti
radiologi
intervensional. Sedangkan untuk pekerja yang
dapat menjadi lebih tinggi pada kondisi kerja
membantu
normal, hal ini jika alat proteksi dan alat ukur
mengikuti pelatihan sekurang-kurangnya selama
radiasi tidak digunakan, dan jika banyak
16 jam atau 2 hari berturut-turut. Begitu pula
tindakan yang komplek yang dilakukan per
publikasi ICRP No. 85 menyatakan bahwa
harinya. Untuk itu kemungkinan munculnya
"pelatihan proteksi radiasi untuk pekerja harus
risiko
merupakan
radiasi
juga
sangat
besar,
seperti
kardiolog/radiolog
suatu
bagian
disarankan
pendidikan
yang
gangguan pada lensa mata dapat terjadi setelah
integral untuk pengguna teknik intervensional"
beberapa tahun bekerja.
[1].
Sistem sinar-X yang digunakan dalam
Sesuai dengan paragraf sebelumnya
radiologi intervensional biasanya sudah didisain
menyatakan
khusus untuk melakukan tindakan intervensional
intervensional berpotensi menerima dosis efektif
termasuk kondisi keselamatan radiasinya. IEC
dan dosis ekivalen tahunan yang dapat melebihi
(International
Commission)
NBD, hal ini dapat memperbesar kemungkinan
baru
yang
munculnya efek stokastik dan deterministik.
berhubungan dengan keselamatan sistem sinar-X
Potensi penerimaan dosis yang tinggi tersebut
yang digunakan dalam radiologi intervensional
dapat terjadi bila:
[1].
1. Beban kerja pekerja radiologi intervensional
telah
Electrotechnical
mengeluarkan
Meskipun
standar
sistem
sinar-X
radiologi
bahwa
pekerja
radiologi
tinggi
intervensional sekarang ini semakin canggih dan
Aspek Penting Pelatihan Proteksi Radiasi Dalam ....
158
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 1 – 2 Agustus 2007
ISSN 1412-3258
Hasil survai Tahun 2006 menunjukkan
yang diperoleh dari penggunaan alat proteksi
bahwa dosis efektif rata-rata per tindakan
tersebut.
untuk
pekerja
radiologi
intervensional
3. Sistem pesawat sinar-X tidak dilengkapi
adalah 86,28 – 174,72 µSv. Apabila NBD
dengan peralatan proteksi
BSS-115
tahun
Hasil survai menunjukkan bahwa dari 17
diterapkan maka beban kerja maksimal agar
pesawat sinar-X angiografi hanya terdapat 3
NBD tidak terlampaui adalah sekitar 114 –
(tiga) pesawat sinar-X tidak dilengkapi
232 tindakan dalam satu tahun. Sedangkan
dengan tabir kaca Pb yang menggantung,
berdasarkan hasil survai, perkiraan beban
dan tirai Pb yang ada disamping meja pasien
kerja rata-rata dalam satu tahun sebesar 200
[2].
sebesar
20 mSv
per
– 898 tindakan [2].
Sesuai dengan hal tersebut maka dapat
II. LINGKUP PELATIHAN PROTEKSI
diketahui
RADIASI
bahwa
beban
kerja
pekerja
radiologi intervensional termasuk tinggi.
Berdasarkan publikasi Komisi Eropa
Seiring dengan tingginya beban kerja maka
dalam Radiation Protection No. 119 (RP-119)
seharusnya ditunjang dengan penerapan
menyatakan bahwa lingkup pelatihan proteksi
prinsip proteksi radiasi yang memadai dalam
melakukan
tindakan
radiologi
tidak
proteksi
radiologi
intervensional
itu
meliputi [3]:
Meliputi fisika radiasi, efek biologi
memperhatikan
radiasi
selama
prinsip
tindakan
berlangsung
melakukan
radiasi, aspek penting proteksi radiasi,
satuan dan besaran radiasi, dan peralatan
dasar radiologi intervensional.
Hasil survai menunjukkan bahwa pekerja
dalam
dalam
1. pelatihan dasar
intervensional.
2. Pekerja
radiasi
tindakan
2. pelatihan tambahan
radiologi
Meliputi dosimetri radiasi, konsep dasar
intervensional hanya menggunakan alat
proteksi radiasi, dan peralatan radiologi
pelindung diri berupa apron dan pelindung
intervensional tambahan.
tiroid. Kaca mata Pb hanya dipakai oleh 1
3. pelatihan lanjutan
(satu) kardiolog dan 2 (dua) perawat.
Meliputi klasifikasi tindakan radiologi
Sedangkan tabir Pb hanya digunakan pada 4
intervensional, regulasi tentang radiologi
rumah sakit dan sarung tangan tidak pernah
intervensional, efek genetik radiasi,
teknologi
dipakai [2].
Sesuai dengan hasil survai tersebut dapat
diketahui
bahwa
penggunaan
peralatan
proteksi yang ada masih kurang optimal dan
biasanya hanya dikarenakan suatu alasan
sinar-X
radiologi
intervensional, proteksi radiasi lanjutan.
Pelatihan proteksi radiasi seperti yang tercantun
dalam RP-119 ditujukan untuk [3]:
1. kardiolog;
2. radiolog;
non-teknis seperti mengganggu dalam kerja
3. dokter spesialis yang bersangkutan;
atau kurang praktis. Alasan tersebut menjadi
4. radiografer; dan
lebih penting dibandingkan dengan manfaat
5. asisten dokter/perawat.
Aspek Penting Pelatihan Proteksi Radiasi Dalam ....
159
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 1 – 2 Agustus 2007
Secara
pelatihan
umum
proteksi
berkompeten
dan
personil
radiasi
terlibat
yang
adalah
dalam
ikut
yang
tindakan
radiologi intervensional.
ISSN 1412-3258
Personnel Employed in Medical Facilities ”,
NUREG-1134, 1985;
2. Dokumen
American
Association
of
Physicists in Medicine (AAPM) Amerika
Hasil pelatihan yang diinginkan adalah
Serikat, “Essentials and Guidelines for
tercapainya tujuan pelatihan proteksi radiasi
Hospital based Physics Residency Training
yaitu
Programs”, AAPM Report No. 36, 1992;
mengetahui,
memahami
dan
mempraktekkan aspek proteksi radiasi dalam
radiologi
intervensional
sehingga
akan
3. Dokumen AAPM dan American College of
Radiology
(ACR)
Amerika
Serikat,
memperoleh manfaat yang lebih baik.
“Syllabus and Problems in Physics for
Pelatihan dan pengalaman dalam radiologi
Radiology Residents”, 1980;
intervensional
merupakan
dasar
untuk
4. Dokumen
International
Society
of
mereduksi dosis untuk pasien dan pekerja.
Radiologic Technologists (ISRT) Inggris,
Banyak kasus, apabila pengalaman dan keahlian
“Simple
dokter rendah maka dosis yang diterimanya pun
Dosimetry
rendah karena jarang menangani pasien. Namun,
Radiography”, 1989;
seiring tingginya pengalaman dan pengetahuan
5. Dokumen
Experiments
to
for
Teaching
of
Diagnostic
Students
World
Health
Organisation
dokter maka beban kerjanya pun besar dalam
(WHO), “Manual on Radiation Protection in
menangani pasien dan konsekuensinya dosis
Hospitals and General Practice”, 1976;
6. Dokumen
radiasi yang diterima juga besar [4].
Pelatihan pekerja dalam keahliannya
educational
Komisi
Eropa,
objectives
in
“Specific
Radiological
dan dalam masalah proteksi radiasi berpengaruh
Protection
terhadap dosis pekerja dan pasien. Secara luas
diagnostic radiology installation personnel ”,
telah diketahui bahwa pelatihan pekerja yang
1993;
menjadi koordinator dan yang mengoperasikan
and
Quality Assurance
for
7. Dokumen Komisi Eropa, “Guidelines on
instalasi medis merupakan faktor utama untuk
education
and
berhasilnya program optimisasi dan kendali
protection
for
mutu pada proteksi radiasi. ICRP dan WHO
Radiation Protection 116, 2000;
training
in
radiation
exposures”,
medical
setuju bahwa pelatihan yang cukup dalam
8. Dokumen WHO, “Efficacy and radiation
proteksi radiasi bagi profesional yang terlibat
safety in interventional radiology”, 2000;
dalam radiologi diagnostik merupakan langkah
dan
awal dalam program optimisasi.
9. Dokumen
Radiation
Management
Demikian juga, beberapa negara dan organisasi
Partnership
telah mengembangkan kegiatan yang berbeda
“Minimising risks from fluoroscopic X-
dan dokumen yang mengatur tentang pelatihan,
rays”, Edisi 3, 2000.
(RMP)
Amerika
Serikat,
paling tidak dalam hal yang umum, misalnya
Berdasarkan dokumen WHO, “Efficacy and
[3]:
radiation safety in interventional radiology”,
1. Dokumen
dari
Nuclear
Commission
(NRC)
“Radiation
Protection
Regulatory
Amerika
Serikat,
Training
Aspek Penting Pelatihan Proteksi Radiasi Dalam ....
2000, kesimpulan tentang pendidikan
dan
pelatihan proteksi radiasi adalah [3]:
for
160
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 1 – 2 Agustus 2007
ISSN 1412-3258
1. Pendidikan dan pelatihan (diklat) untuk
9. Pelatihan harus mencakup aspek teoritis
dokter, radiografer, perawat, dokter
maupun praktis; dan
spesialis, teknisi, dan personil kesehatan
10. Perlu dipertimbangkan perluasan materi
lainnya yang terlibat dalam radiologi
untuk pelatihan khusus dalam radiologi
intervensional
intervensional.
merupakan
hal
yang
penting dan sebagai aspek dasar proses
optimisasi secara keseluruhan;
III. PENGARUH PELATIHAN PROTEKSI
2. Diklat dalam aspek medis radiologi
intervensional
proteksi
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan
radiasi harus dilakukan dalam 2 (dua)
di luar negeri selama 15 tahun terakhir yaitu
tingkatan yaitu dasar dan khusus;
mulai tahun 1989 – 2004 [5] memperlihatkan
3. Pelatihan
dan
dalam
RADIASI
proteksi
mempertimbangkan
radiasi
pasien
harus
pengaruh nyata dari pelatihan proteksi radiasi
demikian
terhadap dosis yang diterima oleh pekerja.
juga paparan pada pekerja;
Kajian tersebut berawal dari besarnya dosis
4. Instalasi sistem baru, adanya pekerja
radiasi yang diterima oleh kardiolog dalam
baru, adanya teknik baru harus didahului
setiap tindakan karena bekerja dekat dengan
dengan pelatihan khusus;
sumber radiasi dan didukung fakta tentang beban
5. Harus
dipertimbangkan
pelatihan
yang
adanya
berkelanjutan
kerja yang sangat besar.
Rentang kajian selama 15 tahun tersebut dibagi
(penyegaran) dalam hal aspek proteksi
menjadi 3 (tiga) periode, yaitu:
radiasi;
1. Periode I Tahun 1989 – 1992: investigasi
6. Tingkat pelatihan dalam topik yang
bervariasi harus dibuat sedemikian rupa
dosis radiasi untuk pekerja dan implementasi
suatu bentuk program proteksi radiasi.
untuk memenuhi kebutuhan kelompok
profesional yang dilatih;
7. Pelatihan harus diberikan oleh orang
yang berkualifikasi dalam institusi yang
terakreditasi;
8. Pelatihan
harus
dievaluasi
dan
diakreditasi berdasarkan pada individu;
Pekerja
Kardiolog senior
Kardiolog senior
Kardiolog senior
Kardiolog senior
Kardiolog senior
Kardiolog senior
Kardiolog senior
Tabel 1. Dosis ekivalen perorangan selama periode I
Tahun
Dosis maksimum
Total dosis Hp(10) dibalik apron
(mSv/bulan)
(mSv/tahun)
1989
51 (diluar apron)
7,4
1989
8 (dibalik apron)
1989
4,6 (dibalik apron)
12,3
1990
62 (diluar apron)
5,2
1990
65 (diluar apron)
9,2
1991
346 (diluar apron)
27
1992
180 (diluar apron)
4,2
Aspek Penting Pelatihan Proteksi Radiasi Dalam ....
161
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 1 – 2 Agustus 2007
Pekerja
ISSN 1412-3258
Tahun
Dosis maksimum
Total dosis Hp(10) dibalik apron
(mSv/bulan)
(mSv/tahun)
Kardiolog senior
1992
155 (diluar apron)
7,1
Kardiolog senior
1992
54 (diluar apron)
23,7
Kardiolog yunior
1992
1640 (diluar apron)
47*
Kardiolog yunior
1992
185 (diluar apron)
3,1**
Residen
1992
179 (diluar apron)
11
Keterangan : * dosis dibalik apron yaitu 2,9% dari dosis di luar apron
** kajian dilakukan hanya beberapa bulan
Tabel 1 menunjukkan hasil investigasi
c. menggunakan sine film dengan
selama periode I yaitu dosis ekivalen pekerja
kecepatan 25 frame per detik.
ada pada rentang 100 – 300 mSv/bulan,
2. Periode II Tahun 1993 – 1998: konsolidasi
tetapi pada salah satu kasus kardiolog
program proteksi radiasi
menerima dosis ekivalen sebesar 1600
Pada periode ini dilakukan pelatihan dan
mSv/bulan yang berasal dari dosimeter yang
seminar
dipasang pada lengan kiri. Dosis dibalik
pemasangan peralatan sinar-X angiografi
apron ada pada rentang 5 – 11 mSv/bulan.
jenis baru, dan penerapan program jaminan
Sesuai dengan hasil investigasi bahwa dosis
mutu dan langkah-langkah untuk mereduksi
yang diterima pekerja besar bahkan melebihi
dosis pekerja dan pasien.
NBD untuk dosis ekivalen maka dilakukan
Selama program tersebut berjalan dilakukan
evaluasi
di
pengukuran dosis pekerja. Dosis ekivalen
laboratorium kateterisasi. Setelah kondisi
bulanan untuk dosimeter diluar apron yang
tidak normal dapat diinvestigasi kemudian
terukur adalah 7 – 10 mSv. Dosis dibalik
ditindaklanjuti dengan mengistirahatkan atau
apron tahunan tertinggi adalah 2 mSv dan 3
menonaktifkan
mSv.
kondisi
proteksi
radiasi
pekerja beberapa
bulan.
Laporan situasi tersebut dilaporkan kepada
3. Periode
tentang
III
Tahun
proteksi
radiasi,
–
1999
2004:
Badan Pengawas negara yang bersangkutan.
implementasi proteksi radiasi untuk pekerja
Penyakit lensa mata dapat muncul dalam
dalam program jaminan mutu.
situasi seperti itu jika tindakan koreksi tidak
Selama periode ini, frekuensi program
segera diambil.
jaminan mutu untuk pesawat sinar-X yang
Analisis yang dapat dilakukan pada periode
dilakukan
ini
menerapkan
menjadi 2 (dua) atau 3 (tiga) kali dalam
budaya keselamatan kerja dengan radiasi,
setahun. Dosis ekivalen maksimum diluar
seperti:
apron selama periode ini sudah rendah dari
adalah pekerja
belum
setahun
sekali
ditingkatkan
a. tidak adanya tabir kaca Pb pada
pada periode II yaitu 3 mSv/bulan dan 4
pesawat sinar-X atau sudah ada
mSv/bulan. Dosis maksimum dibalik apron
tetapi tidak digunakan;
mempunyai rata-rata 2 mSv/bulan.
b. menggunakan fluoroskopi dosis
tinggi; dan
Beban kerja kardiolog selama 3 (tiga)
periode sama yaitu 5 – 6 tindakan per hari,
dan dibagi untuk 1 – 3 kardiolog.
Aspek Penting Pelatihan Proteksi Radiasi Dalam ....
162
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 1 – 2 Agustus 2007
ISSN 1412-3258
Kardiolog yunior diperbolehkan menangani
banyak tindakan per harinya sekitar 3 – 6
tindakan
per
hari,
hal
ini
IV. KESIMPULAN
Dengan
untuk
mempertimbangkan
aspek
meningkatkan keahlian dan ketrampilannya.
penting dan lingkup dari pelatihan proteksi
Asisten kardiolog (perawat dan residen)
radiasi untuk pekerja radiologi intervensional,
diperbolehkan menangani pasien 2 – 4
gambaran tentang pengaruh program pelatihan
tindakan per hari.
proteksi radiasi dengan mengambil pengalaman
Tabel
2
menunjukkan
dosis
bulanan
yang terjadi di luar negeri, dan
hasil survai
sebelum, selama, dan setelah pelatihan
Tahun 2006 yang menunjukkan bahwa semua
proteksi radiasi. Rata-rata dan median dosis
pekerja yang terlibat
menurun secara signifikan setelah pelatihan.
Tabel 2. Dosis ekivalen sebelum, selama, dan sesudah pelatihan
Dosis bulanan dibalik apron (mSv)
Jumlah
Tahun
Rata-rata ± Simpangan Median
sampel
Rentang
1991 (Sebelum)
8
1,9 – 26,5
9,0 ± 9,3
5,1
1992 (Sebelum)
11
0,9 – 24,2
7,4 ± 8,5
3,7
1993 (Selama)
7
1,0 – 4,4
1,9 ± 1,0
1,6
1994 (Selama)
12
0,6 – 13,0
3,0 ± 3,3
1,6
1995 (Sesudah)
10
0,7 – 4,1
1,8 ± 1,2
1,3
1996 (Sesudah)
13
0,4 – 5,8
1,5 ± 1,6
0,9
Dengan
menggunakan
statistik
dalam tindakan belum pernah mengikuti
perbandingan rata-rata T-Test menunjukkan
pelatihan proteksi radiasi di bidang radiologi
perbedaan yang sangat signifikan antara
intervensional,
dosis
sebelumnya
rata-rata
sebelum
uji
dan
setelah
pelatihan.
Berdasarkan
dan
hasil
menyatakan
pembahasan
bahwa
pekerja
radiologi intervensional berpotensi menerima
pengalaman
kajian
yang
dosis efektif dan dosis ekivalen tahunan yang
dilakukan di luar negeri tersebut maka dapat
dapat melebihi NBD, maka pelatihan proteksi
diketahui bahwa pelatihan proteksi radiasi
radiasi di bidang radiologi intervensional sangat
pada pekerja radiologi intervensional sangat
diperlukan oleh pekerja yang akan dan selama
penting. Karena kenyataannya meskipun
bekerja di radiologi intervensional.
peralatan pesawat sinar-X yang baru sudah
Oleh karena itu untuk pengembangan
didisain memberikan dosis masuk ke pasien
sistem
kecil
terhadap
intervensional, pelatihan proteksi radiasi secara
pekerja juga kecil, tetapi apabila pekerja
berkala harus menjadi salah satu persyaratan
tidak
pekerja yang akan dan selama bekerja di
sehingga
hamburannya
mengetahui,
memahami
ataupun
melaksanakan prinsip proteksi radiasi yang
pengawasan
bidang
radiologi
radiologi intervensional.
dapat diperoleh dari pelatihan, maka pekerja
berpotensi menerima dosis radiasi yang
tinggi.
Aspek Penting Pelatihan Proteksi Radiasi Dalam ....
163
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 1 – 2 Agustus 2007
diterima oleh pekerja radiologi intervensional
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
ISSN 1412-3258
Vano, E., “Radiation Exposure to
Cardiologists: how it could be reduced”,
Heart Journal 2003 Vol. 89, BMJ
Publishing Group & British Cardiac
Society.
Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi
Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat
Radioaktif (P2STPFRZR), “Pengkajian
Sistem Pengawasan Tentang Proteksi
Radiasi
di
Fasilitas
Radiologi
Intervensional”, Laporan Hasil Kajian
(LHK), 2006.
European Commission, “MARTIR
(Multimedia and Audiovisual Radiation
Protection Training in Interventional
Radiology)”,
CD-ROM,
Radiation
Protection 119,.European Commission
Directorate
General
Environment,
Nuclear Safety and Civil Protection.
Luxembourg, 2002.
Sukma, F., “Dosis Radiasi Anggota Tim
Radiologi Intervensional Hepatoma ”,
Skripsi S-1, Departemen Fisika FMIPA,
Universitas Indonesia, 2004.
Vano, E., Gonzalez, L., Fernandez, J.M.,
Alfonso, F., Macaya, C., “Occupational
Radiation Doses in Interventional
Cardiology: a 15-year follow-up”, The
British Journal of Radiology No. 79
Hal.383 – 388, 2006.
disebabkan karena pekerjan kurang mengetahui
dan memahami bagaimana :
1. Cara bekerja dengan radiasi, mencangkup
penerapan prinsip proteksi radiasi
2. Manfaat dan kerugian dari radiasi
3. Meminimalkan paparan yang diterima
4. Memahami
tentang
sistem
operasi,
mencangkup implikasi paparan radiasi dari
tiap mode operasi
Selain itu, sebagian besar pekerja radi-ologi
intervensional
belum
pelatihan
proteksi
pekerjaan
yang
pernah
radiasi
mengi-kuti
dalam
ditekuninya.
bi-dang
Setelah
ada
program proteksi radiasi yang dida-lamnya
termasuk program pelatihan ma-ka dosis yang
diterima pekerja radiologi intervensional dapat
direduksi secara signifikan.
Dari hasil kajian yang dilakukan BAPETEN
tahun 2006 menunjukan fakta tersebut diatas.
Untuk itu selayaknya bagi pekerja radiologi
intervensional yang akan dan selama bekerja
dalam bidang tersebut dipersyaratkan telah lulus
pelatihan proteksi radiasi dalam bidang radiologi
intervensional.
TANYA JAWAB
1. Penanya : Samsun
Instansi : (POLTEKES Jakarta II)___
Pertanyaan :
Dari penelitian yang saudara lakukan adalah
studi komparatif sehingga dapat menyimpulkan
bahwa pelatihan proteksi radiasi itu pening bagi
pengguna radiologi intervensional?
Jawab :
Dari
berbagai
menunjukan
literatur
bahwa
yang
telah
dikaji
besarnya
dosis
yang
Aspek Penting Pelatihan Proteksi Radiasi Dalam ....
164
ISSN 1412-3258
ASPEK PENTING PELATIHAN PROTEKSI RADIASI DALAM
RADIOLOGI INTERVENSIONAL
Rusmanto
Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif – BAPETEN
ABSTRAK
ASPEK
PENTING
PELATIHAN
PROTEKSI
RADIASI
DALAM
RADIOLOGI
INTERVENSIONAL. Pelatihan proteksi radiasi dimaksudkan untuk memahami dan mempraktekkan
aspek proteksi radiasi dalam radiologi intervensional. Pelatihan proteksi radiasi untuk pekerja harus
merupakan bagian pendidikan integral bagi yang menggunakan teknik intervensional.
Kardiolog atau radiolog sebagai operator utama harus mengikuti program pelatihan proteksi radiasi
sekurang-kurangnya selama 20-30 jam tentang radiologi intervensional. Sedangkan untuk pekerja
yang membantu kardiolog atau radiolog disarankan mengikuti pelatihan sekurang-kurangnya selama
16 jam atau 2 hari berturut-turut. Lingkup pelatihan proteksi radiasi dalam radiologi intervensional
meliputi: pelatihan dasar, pelatihan tambahan dan pelatihan lanjutan. Pelatihan proteksi radiasi
berpengaruh terhadap dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiologi intervensional.
Sebagai kesimpulan, untuk mengembangkan sistem pengawasan bidang radiologi intervensional,
pelatihan proteksi radiasi secara berkala disyaratkan bagi pekerja di radiologi intervensional.
Kata kunci : Radiologi intervensional, pelatihan proteksi radiasi, aspek penting pelatihan proteksi
radiasi
ABSTRACT
THE IMPORTANT ASPECTS OF RADIATION PROTECTION TRAINING IN THE
INTERVENTIONAL RADIOLOGY. Radiation protection training is intended to understand and to
practice radiation protection aspects in the interventional radiology. Training of radiation protection
for worker should be an integral part of the whole education for those using interventional techniques.
Cardiologist or radiologist as main operator should participate in the training program of radiation
protection at least 20-30 hours in the interventional radiology. In addition for clinicians, as a helper
of cardiologist or radiologist it should be involved in the training program of ra diation protection at
least 16 hours. The scope of radiation protection training in the interventional radiology includes the
basic, intermediate and advanced level.
The radiation protection training has an affect on the radiation dose received by the worker in the
interventional radiology.
In conclussion, to develop the regulatory system in the interventional radiology, periodical radiation
protection training program is required for the worker in the interventional radiology.
Key words : Interventional radiology, radiation protection training, important aspects of radiation
protection training
scrub. Scrub biasanya adalah perawat, dokter
I. PENDAHULUAN
intervensional
residen, ataupun dokter spesialis lain yang
biasanya dilakukan oleh dokter spesialis jantung
terlibat dalam tindakan. Dokter, baik kardiolog
dan pembuluh darah atau yang sering disebut
maupun radiolog yang melakukan tindakan
dengan kardiolog, dan dokter spesialis radiologi
intervensional mempunyai risiko radiasi yang
atau yang sering disebut radiolog. Selain itu juga
besar dibandingkan dokter spesialis lainnya.
dibantu oleh asisten dokter yang biasa disebut
Begitu pula dengan asisten dokter yang ikut
Tindakan
radiologi
Aspek Penting Pelatihan Proteksi Radiasi Dalam ....
157
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 1 – 2 Agustus 2007
ISSN 1412-3258
terlibat dalam tindakan intervensional. Oleh
produsen pesawat sinar-X telah memasukkan
karena itu berbagai macam cara dilakukan untuk
banyak fitur teknis untuk mengurangi dosis
membantu mereduksi paparan radiasi yang
radiasi namun apabila kardiolog/radiolog dan
diterimanya.
asistennya tidak mengetahui dan memahami
Seperti yang kita ketahui bahwa dosis
serta mempraktekkan aspek proteksi radiasi
pekerja dalam tindakan intervensional yang
maka kardiolog/radiolog dan asistennya tidak
dipandu dengan fluoroskopi itu lebih besar
akan memperoleh manfaat yang lebih baik.
dibandingkan dengan fluoroskopi atau radiologi
Untuk itu pelatihan proteksi radiasi merupakan
diagnostik biasa. Hal ini disebabkan karena
kunci utamanya.
selain menggunakan fluoroskopi untuk panduan
Komisi
Eropa
telah
mengeluarkan
langsung tindakan tetapi juga menggunakan sine
panduan khusus tentang pentingnya pelatihan
fluorografi untuk merekam hasil tindakan,
proteksi radiasi untuk tindakan intervensional.
merekam identitas pasien, dan untuk evaluasi
Komisi Eropa juga menerbitkan akreditasi
tindakan berikutnya. Waktu fluoroskopi total
pelatihan khusus untuk radiologi intervensional.
yang digunakan per tindakan pun beragam,
Berdasarkan
mulai dari 1 menit hingga 50 menit, dan jumlah
kardiolog/radiolog
rekaman sine fluorografi yang diambil juga lebih
program pelatihan proteksi radiasi paling tidak
dari sekali.
selama
Tingkat paparan radiasi di sekitar pasien
20
panduan
–
tersebut,
diharuskan
30
jam
tentang
para
mengikuti
radiologi
intervensional. Sedangkan untuk pekerja yang
dapat menjadi lebih tinggi pada kondisi kerja
membantu
normal, hal ini jika alat proteksi dan alat ukur
mengikuti pelatihan sekurang-kurangnya selama
radiasi tidak digunakan, dan jika banyak
16 jam atau 2 hari berturut-turut. Begitu pula
tindakan yang komplek yang dilakukan per
publikasi ICRP No. 85 menyatakan bahwa
harinya. Untuk itu kemungkinan munculnya
"pelatihan proteksi radiasi untuk pekerja harus
risiko
merupakan
radiasi
juga
sangat
besar,
seperti
kardiolog/radiolog
suatu
bagian
disarankan
pendidikan
yang
gangguan pada lensa mata dapat terjadi setelah
integral untuk pengguna teknik intervensional"
beberapa tahun bekerja.
[1].
Sistem sinar-X yang digunakan dalam
Sesuai dengan paragraf sebelumnya
radiologi intervensional biasanya sudah didisain
menyatakan
khusus untuk melakukan tindakan intervensional
intervensional berpotensi menerima dosis efektif
termasuk kondisi keselamatan radiasinya. IEC
dan dosis ekivalen tahunan yang dapat melebihi
(International
Commission)
NBD, hal ini dapat memperbesar kemungkinan
baru
yang
munculnya efek stokastik dan deterministik.
berhubungan dengan keselamatan sistem sinar-X
Potensi penerimaan dosis yang tinggi tersebut
yang digunakan dalam radiologi intervensional
dapat terjadi bila:
[1].
1. Beban kerja pekerja radiologi intervensional
telah
Electrotechnical
mengeluarkan
Meskipun
standar
sistem
sinar-X
radiologi
bahwa
pekerja
radiologi
tinggi
intervensional sekarang ini semakin canggih dan
Aspek Penting Pelatihan Proteksi Radiasi Dalam ....
158
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 1 – 2 Agustus 2007
ISSN 1412-3258
Hasil survai Tahun 2006 menunjukkan
yang diperoleh dari penggunaan alat proteksi
bahwa dosis efektif rata-rata per tindakan
tersebut.
untuk
pekerja
radiologi
intervensional
3. Sistem pesawat sinar-X tidak dilengkapi
adalah 86,28 – 174,72 µSv. Apabila NBD
dengan peralatan proteksi
BSS-115
tahun
Hasil survai menunjukkan bahwa dari 17
diterapkan maka beban kerja maksimal agar
pesawat sinar-X angiografi hanya terdapat 3
NBD tidak terlampaui adalah sekitar 114 –
(tiga) pesawat sinar-X tidak dilengkapi
232 tindakan dalam satu tahun. Sedangkan
dengan tabir kaca Pb yang menggantung,
berdasarkan hasil survai, perkiraan beban
dan tirai Pb yang ada disamping meja pasien
kerja rata-rata dalam satu tahun sebesar 200
[2].
sebesar
20 mSv
per
– 898 tindakan [2].
Sesuai dengan hal tersebut maka dapat
II. LINGKUP PELATIHAN PROTEKSI
diketahui
RADIASI
bahwa
beban
kerja
pekerja
radiologi intervensional termasuk tinggi.
Berdasarkan publikasi Komisi Eropa
Seiring dengan tingginya beban kerja maka
dalam Radiation Protection No. 119 (RP-119)
seharusnya ditunjang dengan penerapan
menyatakan bahwa lingkup pelatihan proteksi
prinsip proteksi radiasi yang memadai dalam
melakukan
tindakan
radiologi
tidak
proteksi
radiologi
intervensional
itu
meliputi [3]:
Meliputi fisika radiasi, efek biologi
memperhatikan
radiasi
selama
prinsip
tindakan
berlangsung
melakukan
radiasi, aspek penting proteksi radiasi,
satuan dan besaran radiasi, dan peralatan
dasar radiologi intervensional.
Hasil survai menunjukkan bahwa pekerja
dalam
dalam
1. pelatihan dasar
intervensional.
2. Pekerja
radiasi
tindakan
2. pelatihan tambahan
radiologi
Meliputi dosimetri radiasi, konsep dasar
intervensional hanya menggunakan alat
proteksi radiasi, dan peralatan radiologi
pelindung diri berupa apron dan pelindung
intervensional tambahan.
tiroid. Kaca mata Pb hanya dipakai oleh 1
3. pelatihan lanjutan
(satu) kardiolog dan 2 (dua) perawat.
Meliputi klasifikasi tindakan radiologi
Sedangkan tabir Pb hanya digunakan pada 4
intervensional, regulasi tentang radiologi
rumah sakit dan sarung tangan tidak pernah
intervensional, efek genetik radiasi,
teknologi
dipakai [2].
Sesuai dengan hasil survai tersebut dapat
diketahui
bahwa
penggunaan
peralatan
proteksi yang ada masih kurang optimal dan
biasanya hanya dikarenakan suatu alasan
sinar-X
radiologi
intervensional, proteksi radiasi lanjutan.
Pelatihan proteksi radiasi seperti yang tercantun
dalam RP-119 ditujukan untuk [3]:
1. kardiolog;
2. radiolog;
non-teknis seperti mengganggu dalam kerja
3. dokter spesialis yang bersangkutan;
atau kurang praktis. Alasan tersebut menjadi
4. radiografer; dan
lebih penting dibandingkan dengan manfaat
5. asisten dokter/perawat.
Aspek Penting Pelatihan Proteksi Radiasi Dalam ....
159
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 1 – 2 Agustus 2007
Secara
pelatihan
umum
proteksi
berkompeten
dan
personil
radiasi
terlibat
yang
adalah
dalam
ikut
yang
tindakan
radiologi intervensional.
ISSN 1412-3258
Personnel Employed in Medical Facilities ”,
NUREG-1134, 1985;
2. Dokumen
American
Association
of
Physicists in Medicine (AAPM) Amerika
Hasil pelatihan yang diinginkan adalah
Serikat, “Essentials and Guidelines for
tercapainya tujuan pelatihan proteksi radiasi
Hospital based Physics Residency Training
yaitu
Programs”, AAPM Report No. 36, 1992;
mengetahui,
memahami
dan
mempraktekkan aspek proteksi radiasi dalam
radiologi
intervensional
sehingga
akan
3. Dokumen AAPM dan American College of
Radiology
(ACR)
Amerika
Serikat,
memperoleh manfaat yang lebih baik.
“Syllabus and Problems in Physics for
Pelatihan dan pengalaman dalam radiologi
Radiology Residents”, 1980;
intervensional
merupakan
dasar
untuk
4. Dokumen
International
Society
of
mereduksi dosis untuk pasien dan pekerja.
Radiologic Technologists (ISRT) Inggris,
Banyak kasus, apabila pengalaman dan keahlian
“Simple
dokter rendah maka dosis yang diterimanya pun
Dosimetry
rendah karena jarang menangani pasien. Namun,
Radiography”, 1989;
seiring tingginya pengalaman dan pengetahuan
5. Dokumen
Experiments
to
for
Teaching
of
Diagnostic
Students
World
Health
Organisation
dokter maka beban kerjanya pun besar dalam
(WHO), “Manual on Radiation Protection in
menangani pasien dan konsekuensinya dosis
Hospitals and General Practice”, 1976;
6. Dokumen
radiasi yang diterima juga besar [4].
Pelatihan pekerja dalam keahliannya
educational
Komisi
Eropa,
objectives
in
“Specific
Radiological
dan dalam masalah proteksi radiasi berpengaruh
Protection
terhadap dosis pekerja dan pasien. Secara luas
diagnostic radiology installation personnel ”,
telah diketahui bahwa pelatihan pekerja yang
1993;
menjadi koordinator dan yang mengoperasikan
and
Quality Assurance
for
7. Dokumen Komisi Eropa, “Guidelines on
instalasi medis merupakan faktor utama untuk
education
and
berhasilnya program optimisasi dan kendali
protection
for
mutu pada proteksi radiasi. ICRP dan WHO
Radiation Protection 116, 2000;
training
in
radiation
exposures”,
medical
setuju bahwa pelatihan yang cukup dalam
8. Dokumen WHO, “Efficacy and radiation
proteksi radiasi bagi profesional yang terlibat
safety in interventional radiology”, 2000;
dalam radiologi diagnostik merupakan langkah
dan
awal dalam program optimisasi.
9. Dokumen
Radiation
Management
Demikian juga, beberapa negara dan organisasi
Partnership
telah mengembangkan kegiatan yang berbeda
“Minimising risks from fluoroscopic X-
dan dokumen yang mengatur tentang pelatihan,
rays”, Edisi 3, 2000.
(RMP)
Amerika
Serikat,
paling tidak dalam hal yang umum, misalnya
Berdasarkan dokumen WHO, “Efficacy and
[3]:
radiation safety in interventional radiology”,
1. Dokumen
dari
Nuclear
Commission
(NRC)
“Radiation
Protection
Regulatory
Amerika
Serikat,
Training
Aspek Penting Pelatihan Proteksi Radiasi Dalam ....
2000, kesimpulan tentang pendidikan
dan
pelatihan proteksi radiasi adalah [3]:
for
160
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 1 – 2 Agustus 2007
ISSN 1412-3258
1. Pendidikan dan pelatihan (diklat) untuk
9. Pelatihan harus mencakup aspek teoritis
dokter, radiografer, perawat, dokter
maupun praktis; dan
spesialis, teknisi, dan personil kesehatan
10. Perlu dipertimbangkan perluasan materi
lainnya yang terlibat dalam radiologi
untuk pelatihan khusus dalam radiologi
intervensional
intervensional.
merupakan
hal
yang
penting dan sebagai aspek dasar proses
optimisasi secara keseluruhan;
III. PENGARUH PELATIHAN PROTEKSI
2. Diklat dalam aspek medis radiologi
intervensional
proteksi
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan
radiasi harus dilakukan dalam 2 (dua)
di luar negeri selama 15 tahun terakhir yaitu
tingkatan yaitu dasar dan khusus;
mulai tahun 1989 – 2004 [5] memperlihatkan
3. Pelatihan
dan
dalam
RADIASI
proteksi
mempertimbangkan
radiasi
pasien
harus
pengaruh nyata dari pelatihan proteksi radiasi
demikian
terhadap dosis yang diterima oleh pekerja.
juga paparan pada pekerja;
Kajian tersebut berawal dari besarnya dosis
4. Instalasi sistem baru, adanya pekerja
radiasi yang diterima oleh kardiolog dalam
baru, adanya teknik baru harus didahului
setiap tindakan karena bekerja dekat dengan
dengan pelatihan khusus;
sumber radiasi dan didukung fakta tentang beban
5. Harus
dipertimbangkan
pelatihan
yang
adanya
berkelanjutan
kerja yang sangat besar.
Rentang kajian selama 15 tahun tersebut dibagi
(penyegaran) dalam hal aspek proteksi
menjadi 3 (tiga) periode, yaitu:
radiasi;
1. Periode I Tahun 1989 – 1992: investigasi
6. Tingkat pelatihan dalam topik yang
bervariasi harus dibuat sedemikian rupa
dosis radiasi untuk pekerja dan implementasi
suatu bentuk program proteksi radiasi.
untuk memenuhi kebutuhan kelompok
profesional yang dilatih;
7. Pelatihan harus diberikan oleh orang
yang berkualifikasi dalam institusi yang
terakreditasi;
8. Pelatihan
harus
dievaluasi
dan
diakreditasi berdasarkan pada individu;
Pekerja
Kardiolog senior
Kardiolog senior
Kardiolog senior
Kardiolog senior
Kardiolog senior
Kardiolog senior
Kardiolog senior
Tabel 1. Dosis ekivalen perorangan selama periode I
Tahun
Dosis maksimum
Total dosis Hp(10) dibalik apron
(mSv/bulan)
(mSv/tahun)
1989
51 (diluar apron)
7,4
1989
8 (dibalik apron)
1989
4,6 (dibalik apron)
12,3
1990
62 (diluar apron)
5,2
1990
65 (diluar apron)
9,2
1991
346 (diluar apron)
27
1992
180 (diluar apron)
4,2
Aspek Penting Pelatihan Proteksi Radiasi Dalam ....
161
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 1 – 2 Agustus 2007
Pekerja
ISSN 1412-3258
Tahun
Dosis maksimum
Total dosis Hp(10) dibalik apron
(mSv/bulan)
(mSv/tahun)
Kardiolog senior
1992
155 (diluar apron)
7,1
Kardiolog senior
1992
54 (diluar apron)
23,7
Kardiolog yunior
1992
1640 (diluar apron)
47*
Kardiolog yunior
1992
185 (diluar apron)
3,1**
Residen
1992
179 (diluar apron)
11
Keterangan : * dosis dibalik apron yaitu 2,9% dari dosis di luar apron
** kajian dilakukan hanya beberapa bulan
Tabel 1 menunjukkan hasil investigasi
c. menggunakan sine film dengan
selama periode I yaitu dosis ekivalen pekerja
kecepatan 25 frame per detik.
ada pada rentang 100 – 300 mSv/bulan,
2. Periode II Tahun 1993 – 1998: konsolidasi
tetapi pada salah satu kasus kardiolog
program proteksi radiasi
menerima dosis ekivalen sebesar 1600
Pada periode ini dilakukan pelatihan dan
mSv/bulan yang berasal dari dosimeter yang
seminar
dipasang pada lengan kiri. Dosis dibalik
pemasangan peralatan sinar-X angiografi
apron ada pada rentang 5 – 11 mSv/bulan.
jenis baru, dan penerapan program jaminan
Sesuai dengan hasil investigasi bahwa dosis
mutu dan langkah-langkah untuk mereduksi
yang diterima pekerja besar bahkan melebihi
dosis pekerja dan pasien.
NBD untuk dosis ekivalen maka dilakukan
Selama program tersebut berjalan dilakukan
evaluasi
di
pengukuran dosis pekerja. Dosis ekivalen
laboratorium kateterisasi. Setelah kondisi
bulanan untuk dosimeter diluar apron yang
tidak normal dapat diinvestigasi kemudian
terukur adalah 7 – 10 mSv. Dosis dibalik
ditindaklanjuti dengan mengistirahatkan atau
apron tahunan tertinggi adalah 2 mSv dan 3
menonaktifkan
mSv.
kondisi
proteksi
radiasi
pekerja beberapa
bulan.
Laporan situasi tersebut dilaporkan kepada
3. Periode
tentang
III
Tahun
proteksi
radiasi,
–
1999
2004:
Badan Pengawas negara yang bersangkutan.
implementasi proteksi radiasi untuk pekerja
Penyakit lensa mata dapat muncul dalam
dalam program jaminan mutu.
situasi seperti itu jika tindakan koreksi tidak
Selama periode ini, frekuensi program
segera diambil.
jaminan mutu untuk pesawat sinar-X yang
Analisis yang dapat dilakukan pada periode
dilakukan
ini
menerapkan
menjadi 2 (dua) atau 3 (tiga) kali dalam
budaya keselamatan kerja dengan radiasi,
setahun. Dosis ekivalen maksimum diluar
seperti:
apron selama periode ini sudah rendah dari
adalah pekerja
belum
setahun
sekali
ditingkatkan
a. tidak adanya tabir kaca Pb pada
pada periode II yaitu 3 mSv/bulan dan 4
pesawat sinar-X atau sudah ada
mSv/bulan. Dosis maksimum dibalik apron
tetapi tidak digunakan;
mempunyai rata-rata 2 mSv/bulan.
b. menggunakan fluoroskopi dosis
tinggi; dan
Beban kerja kardiolog selama 3 (tiga)
periode sama yaitu 5 – 6 tindakan per hari,
dan dibagi untuk 1 – 3 kardiolog.
Aspek Penting Pelatihan Proteksi Radiasi Dalam ....
162
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 1 – 2 Agustus 2007
ISSN 1412-3258
Kardiolog yunior diperbolehkan menangani
banyak tindakan per harinya sekitar 3 – 6
tindakan
per
hari,
hal
ini
IV. KESIMPULAN
Dengan
untuk
mempertimbangkan
aspek
meningkatkan keahlian dan ketrampilannya.
penting dan lingkup dari pelatihan proteksi
Asisten kardiolog (perawat dan residen)
radiasi untuk pekerja radiologi intervensional,
diperbolehkan menangani pasien 2 – 4
gambaran tentang pengaruh program pelatihan
tindakan per hari.
proteksi radiasi dengan mengambil pengalaman
Tabel
2
menunjukkan
dosis
bulanan
yang terjadi di luar negeri, dan
hasil survai
sebelum, selama, dan setelah pelatihan
Tahun 2006 yang menunjukkan bahwa semua
proteksi radiasi. Rata-rata dan median dosis
pekerja yang terlibat
menurun secara signifikan setelah pelatihan.
Tabel 2. Dosis ekivalen sebelum, selama, dan sesudah pelatihan
Dosis bulanan dibalik apron (mSv)
Jumlah
Tahun
Rata-rata ± Simpangan Median
sampel
Rentang
1991 (Sebelum)
8
1,9 – 26,5
9,0 ± 9,3
5,1
1992 (Sebelum)
11
0,9 – 24,2
7,4 ± 8,5
3,7
1993 (Selama)
7
1,0 – 4,4
1,9 ± 1,0
1,6
1994 (Selama)
12
0,6 – 13,0
3,0 ± 3,3
1,6
1995 (Sesudah)
10
0,7 – 4,1
1,8 ± 1,2
1,3
1996 (Sesudah)
13
0,4 – 5,8
1,5 ± 1,6
0,9
Dengan
menggunakan
statistik
dalam tindakan belum pernah mengikuti
perbandingan rata-rata T-Test menunjukkan
pelatihan proteksi radiasi di bidang radiologi
perbedaan yang sangat signifikan antara
intervensional,
dosis
sebelumnya
rata-rata
sebelum
uji
dan
setelah
pelatihan.
Berdasarkan
dan
hasil
menyatakan
pembahasan
bahwa
pekerja
radiologi intervensional berpotensi menerima
pengalaman
kajian
yang
dosis efektif dan dosis ekivalen tahunan yang
dilakukan di luar negeri tersebut maka dapat
dapat melebihi NBD, maka pelatihan proteksi
diketahui bahwa pelatihan proteksi radiasi
radiasi di bidang radiologi intervensional sangat
pada pekerja radiologi intervensional sangat
diperlukan oleh pekerja yang akan dan selama
penting. Karena kenyataannya meskipun
bekerja di radiologi intervensional.
peralatan pesawat sinar-X yang baru sudah
Oleh karena itu untuk pengembangan
didisain memberikan dosis masuk ke pasien
sistem
kecil
terhadap
intervensional, pelatihan proteksi radiasi secara
pekerja juga kecil, tetapi apabila pekerja
berkala harus menjadi salah satu persyaratan
tidak
pekerja yang akan dan selama bekerja di
sehingga
hamburannya
mengetahui,
memahami
ataupun
melaksanakan prinsip proteksi radiasi yang
pengawasan
bidang
radiologi
radiologi intervensional.
dapat diperoleh dari pelatihan, maka pekerja
berpotensi menerima dosis radiasi yang
tinggi.
Aspek Penting Pelatihan Proteksi Radiasi Dalam ....
163
Prosiding Seminar Keselamatan Nuklir, 1 – 2 Agustus 2007
diterima oleh pekerja radiologi intervensional
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
ISSN 1412-3258
Vano, E., “Radiation Exposure to
Cardiologists: how it could be reduced”,
Heart Journal 2003 Vol. 89, BMJ
Publishing Group & British Cardiac
Society.
Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi
Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat
Radioaktif (P2STPFRZR), “Pengkajian
Sistem Pengawasan Tentang Proteksi
Radiasi
di
Fasilitas
Radiologi
Intervensional”, Laporan Hasil Kajian
(LHK), 2006.
European Commission, “MARTIR
(Multimedia and Audiovisual Radiation
Protection Training in Interventional
Radiology)”,
CD-ROM,
Radiation
Protection 119,.European Commission
Directorate
General
Environment,
Nuclear Safety and Civil Protection.
Luxembourg, 2002.
Sukma, F., “Dosis Radiasi Anggota Tim
Radiologi Intervensional Hepatoma ”,
Skripsi S-1, Departemen Fisika FMIPA,
Universitas Indonesia, 2004.
Vano, E., Gonzalez, L., Fernandez, J.M.,
Alfonso, F., Macaya, C., “Occupational
Radiation Doses in Interventional
Cardiology: a 15-year follow-up”, The
British Journal of Radiology No. 79
Hal.383 – 388, 2006.
disebabkan karena pekerjan kurang mengetahui
dan memahami bagaimana :
1. Cara bekerja dengan radiasi, mencangkup
penerapan prinsip proteksi radiasi
2. Manfaat dan kerugian dari radiasi
3. Meminimalkan paparan yang diterima
4. Memahami
tentang
sistem
operasi,
mencangkup implikasi paparan radiasi dari
tiap mode operasi
Selain itu, sebagian besar pekerja radi-ologi
intervensional
belum
pelatihan
proteksi
pekerjaan
yang
pernah
radiasi
mengi-kuti
dalam
ditekuninya.
bi-dang
Setelah
ada
program proteksi radiasi yang dida-lamnya
termasuk program pelatihan ma-ka dosis yang
diterima pekerja radiologi intervensional dapat
direduksi secara signifikan.
Dari hasil kajian yang dilakukan BAPETEN
tahun 2006 menunjukan fakta tersebut diatas.
Untuk itu selayaknya bagi pekerja radiologi
intervensional yang akan dan selama bekerja
dalam bidang tersebut dipersyaratkan telah lulus
pelatihan proteksi radiasi dalam bidang radiologi
intervensional.
TANYA JAWAB
1. Penanya : Samsun
Instansi : (POLTEKES Jakarta II)___
Pertanyaan :
Dari penelitian yang saudara lakukan adalah
studi komparatif sehingga dapat menyimpulkan
bahwa pelatihan proteksi radiasi itu pening bagi
pengguna radiologi intervensional?
Jawab :
Dari
berbagai
menunjukan
literatur
bahwa
yang
telah
dikaji
besarnya
dosis
yang
Aspek Penting Pelatihan Proteksi Radiasi Dalam ....
164