7 Langkah Pendekatan Arsitektur Teknolog

7 Langkah Pendekatan Arsitektur Teknologi Informasi
Arsitektur Teknologi Informasi adalah sebuah cetak biru/ masterplan yang
dikembangkan, diterapkan, dirawat dan digunakan untuk menjelaskan dan menuntun
bagaimana Teknologi Informasi dan elemen pengelolaan informasi dari suatu organisasi
bekerja bersama untuk menjalankan misi dari organisasi tersebut secara efisien.
Alasan memiliki Arsitektur TI adalah keuntungan yang diberikan kepada organisasi
dan lembaga komersial. Keuntungannya meliputi kemampuan untuk megembangkan cara
membagi dan memproses suatu informasi, kemampuan merespon lebih cepat dalam merubah
teknologi dan kebutuhan business, serta mengurangi biaya karena skala ekonomi dan
resource sharing.
Dalam mebuat Arsitektur TI anda perlu :
- Memiliki proses tertentu untuk diikuti
- Mengerti proses dengan baik
- Dan yakin proses sesuai dengan situasi dan kebutuhan
Ketika membuat sebuah arsitektur TI anda harus fokus pada :
- Aktivitas bisnis menunjukkan ukuran perfomance, bagaimana mereka diorganisir, dan
dimana tempatnya
- Kumpulan data dan aliran informasi dibutuhkan untuk menunjukkan aktivitas.
- Aplikasi dan software dibutuhkan untuk menangkap dan manipulasi sekumpulan
informasi
- Teknologi (hardware, jaringan, komunikasi) dibutuhkan untuk menjalankan apikasi

Langkah 1
Mendefinisikan Visi, Tujuan, dan Prinsip
Langkah pertama, tentukan ruang lingkup Arsitektur TI, apakah diperuntukkan bagi
suatu organisasi, operasi bisnis dalam satu organisasi, atau operasi bisnis yang melibatkan
beberapa organisasi. Ruang lingkup yang lebih kecil memungkinkan arsitektur yang dibuat
menjadi lebih spesifik dan lebih mudah dikembangkan sedangkan lingkup yang lebih besar
memiliki manfaat dalam hal kemampuan operasi, perolehan, dan penghematan biaya serta
arus informasi yang efisien.
Selanjutnya, tentukan untuk membuat Arsitektur TI yang lengkap atau fokus pada
aspek tertentu. Arsitektur TI yang lengkap merupakan ide yang baik namun kadang organisasi
atau bisnis membutuhkan tindakan cepat. Fokus pada aspek penting memberi manfaat untuk
meningkatkan produk dan layanan yang diberikan kepada masyarakat.
Lalu, definisikan prinsip Arsitektur TI. Merupakan pernyataan prinsip Arsitektur TI
yang berisi arah tentang bagaimana organisasi akan menggunakan TI. Langkah ini dapat
menjadi acuan keputusan pada arsitektur yang dibuat dalam proses selanjutnya. Dengan
mendokumentasikan prinsip/aturan/role dan menjaganya sebagai proses maka kesulitankesulitan yang ada dilewatkan.
Ada berbagai macam prinsip TI yang berhubungan dengan Arsitektur TI, dari
antarmuka pengguna umum, penggunaan komponen modular untuk sistem, dan sebagainya.
Ketika mendefinisikan visi, tujuan, dan prinsip-prinsip perlu dipastikan bahwa itu sejalan
dengan tujuan dari Rencana Strategis.


Langkah 2
Mengkarakteristikkan Dasar TI Anda
Proses Arsitektur TI dalam kaitannya mengenai karakteristik dasar, biasanya tidak
diperlukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis segala sesuatu tentang TI atau informasi
yang berkaitan dalam organisasi, hanya perlu memiliki data yang diperlukan maka sudah
dapat menjalankan tugas. Skala tugas tergantung pada ukuran dan kompleksitas organisasi. TI
tidak hanya mengambil keputusan melalui komputasi, tetapi TI juga diharapkan dapat
digunakan seefektif mungkin untuk mencapai tujuan program organisasi.
Jenis-jenis informasi yang dibutuhkan dapat ditempatkan ke dalam beberapa kategori,
yaitu:
1.
2.
3.
4.

Pekerjaan seperti apa yang dilakukan?
Informasi Apa yang Dibutuhkan untuk Pekerjaan itu dan oleh siapa?
Aplikasi apa yang Digunakan untuk Memproses Informasi?
Teknologi yang Digunakan untuk Melakukan Pekerjaan?


Selain menginventarisasi hal-hal tersebut diatas bisa membantu dalam mewawancarai
staf TI, konsumen, dan pengelola. Orang-orang inilah yang biasanya mengerti tentang apa
yang sebenarnya terjadi, dimana masalah mungkin ada, dan dimana peluang untuk
melakukan sebuah perbaikan. Perlu untuk mengkompilasi semua informasi yang ditemukan
dan kemudian mengatur data ke dokumen dasar.
Langkah 3
Target Arsitektur
Pada arsitektur target ini mengandung tujuan dan arah dari sebuah sistem ke
depannya. Dalam pembuatan langkah yang berikutnya, langkah ini sangat diperlukan. Apa
yang dibutuhkan untuk sistem kedepannya akan berpengaruh pada arsitektur sistem itu
sendiri. Sehingga target dalam pembuatan arsitektur ini sangat penting.
Dalam menetukan target arsitektur, yang diperlukan adalah mengetahui arus kerja
yang ideal dan tipe umum aplikasi yang digunakan dan teknologi yang cocok untuk sistem
yang dibuat nantinya. Yang perlu dilakukan adalah mengembangkan sebuah model dari
struktur teknologi, tidak termasuk mengenalkan standar kusus dari sebuah produk yang akan
digunakan karena saat pembuatan akan dibuat standar dan bantuan yang digunakan dalam
organisasi untuk menambah aplikasi dan sevis dari teknologi itu sendiri, akan tetapi itu tidak
termasuk dalam menentukan target dari arsitektur sistem yang akan dibuat, melainkan
menjadi nilai tersendiri dari sebuah sistem. Untuk menjalankan langkah ini secara efektif,

yang perlu dilakukan adalah mengerti mengenai bisnis dan teknologi yang digunakan untuk
mengganti saat terjadi sesuatu. Berikut merupakan bisnis dan teknologi yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Bisnis drivers, seseorang yang akan mengarahkan sistem untuk melakukan apa
yang dibutuhkan oleh user dengang cara yang berbeda. Karena user atau pengguna
akan membandingkan yang terbaik dan servis yang lain jika tidak memuaskan,

maka diperlukan bisnis driver dalam organisasi untuk mengganti atau mengubah
data yang diinginkan.
2. Teknologi drivers, seseorang yang akan memberikan informasi mengenai
teknologi yang akan diberikan atau memberikan pilihan yang berbeda yang
diharapkan dapat lebih baih dari sistem yang sebelumnya.
Keamanan dalam sistem sangat diperlukan dalam driver untuk melindungi address
ketika membangun semua bagian dalam arsitektur ini.
Target arsitektur merupakan jantung dari sebuah proses sistem. Empat komponen
(aktifitas bisnis termasuk ukuran fungsi, data sets dan aliran informasi, aplikasi dan software,
dan teknologi) dari arsitektur TI diperagakan secara terpisah. Sehingga privasi dan keamanan
dari sebuah address atau alamat keseluruhan sistem sangat penting.
Terdapat empat jenis arsitektur keseluruhan yang di desain untuk mendukung sistem
yaitu sebagai berikut:

1. Arsitektur bisnis, mendefinisikan arsitektur bisnis, pengelolaan organisasi dan
proses bisnis.
2. Arsitektur data, mendeskripsikan struktur dari satu organisasi data logis dan fisik
manajemen asset dan data sumber daya.
3. Arsitektur aplikasi, menyediakan satu blueprint untuk aplikasi perorangan sistem
yang dibangun, interaksi dan hubungan mereka ke proses bisnis inti dari
organisasi.
4. Arsitektur teknologi, mendeskripsikan perangkat lunak logis dan kemampuan
perangkat keras yang diperlukan untuk mendukung penyebaran dari bisnis data
dan jasa aplikasi. Ini meliputi infrastruktur TI, middleware, jaringan, komunikasi,
proses, standar, dsb.
Berikut merupakan gambaran dari jenis-jenis arsitektur diatas :

Sumber: Jurnal generic, Iyan Supriyana*, Bakosurtanal, Vol. 5 No.1 (Januari 2010)
Gambar 3.1 Arsitektur Bisnis

Sumber: Jurnal generic, Iyan Supriyana*, Bakosurtanal, Vol. 5 No.1 (Januari 2010)
Gambar 3.2 Arsitektur Sistem Informasi

Sumber: Jurnal generic, Iyan Supriyana*,Bakosurtanal, Vol. 5 No.1 (Januari 2010)

Gambar 3.3 Arsitektur Teknologi
Metodologi untuk desain arsitektur disebut ADM (Architecture Development Method)
yaitu suatu proses yang menyeluruh, terintegrasi untuk mengembangkan dan memelihara
suatu enterprise architecture. Arsitektur memiliki 9 tahapan dasar seperti berikut:
1. Tahap persiapan (Preliminary phase), termasuk kerangka dan prinsip.
2. Phase A: Architecture Vision. Mendefinisikan scope, vision dan memetakan
strategi keseluruhan.
3. Phase B: Business Architecture. Mendeskripsikan bisnis arsitektur saat ini dan
sasaran dan menentukan celah (gap) di antara mereka.
4. Phase C: Information Sistem Architecture. Mengembangkan arsitektur sasaran
untuk data dan aplikasi.

5.
6.
7.
8.
9.

Phase D: Technology Architecture. Menciptakan sasaran keseluruhan arsitektur
yang akan diterapkan pada tahapan kedepan.

Phase E: Opportunities and Solutions. Mengembangkan strategi keseluruhan,
menentukan apa yang akan dibeli, membangun atau penggunaan ulang, dan
bagaimana menerapkan arsitektur yang dideskripsikan di phase D.
Phase F: Migration Planning. Mendahulukan proyek dan mengembangkan
migrasi yang terencana.
Phase G: Implementation Governance. Menentukan persiapan untuk
implementasi.
Phase H: Architecture Change Management. Memonitor sistem yang sedang
berjalan untuk kepentingan perubahan dan menentukan apakah untuk mengawali
satu siklus baru perlu pengulangan kembali ke tahap persiapan.

Langkah 4
Menentukan Kesenjangan Antara Anda dan Target Arsitektur
Kesenjangan harus diidentifikasi untuk masing-masing komponen Arsitektur TI.
Seperti bagaimana sulitkah untuk menjembatani kesenjangan tersebut? Berapa banyak waktu,
uang, resistensi dari pengguna, dll, apakah mungkin banyak yang terlibat?
Sifat organisasi kita adalah memainkan besar peran dalam analisis ini. Sebuah
organisasi terpusat yang lebih kecil atau satu di mana TI dikendalikan oleh satu tempat dan
akan menghadapi masalah yang berbeda dari tempat pusat desentralisasi dengan sedikit atau
tidak adanya kontrol TI.

Mungkin ada kesenjangan yang secara teoritis mudah untuk memecahkan dan juga
mengatakan perubahan tanpa perubahan rumit dalam teknologi dan yang benar-benar akan
menghemat uang, tetapi itu akan dihadapi dengan sengit seperti resistensi oleh pengguna
bahwa organisasi akan memutuskan bahwa ada kesenjangan besar dan sulit di sini, dengan
keputusan sulit mengenai apakah dan bagaimana untuk menjembatani kesenjangan tersebut.
Pengetahuan dari semua ini diperlukan untuk pergi ke langkah berikutnya dan
mengembangkan rencana permainan untuk bermigrasi ke arsitektur target.
Langkah 5
Pengembangan Rancangan Migrasi
Pada saat proses ini perlu dilakukan analisis dan membuat rencana, selain itu
menetapkan prioritas dalam melakukan implementasi. Jadwal juga harus dibuat, pada jadwal
ini ditentukan suatu anggaran, dimana anggaran ini memiliki dampak besar pada jadwal
tersebut. Yang direncanakan pada saat pendekatan migrasi harus sesuai dengan Rencana
Operasional TI yang telah dibuat sebelumnya.
Pada proses ini banyak analisis yang dilakukan yaitu berupa analisis biaya, dan
manfaat. Bagaimana dengan manfaat yang minim suatu organisasi mendapatkan manfaat
yang besar dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Selain itu dengan sistem ini
diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang terjadi di suatu organisasi dengan lebih efektif
dan efisien.


Yang digunakan dalam proses pendekatan migrasi adalah "Model Referensi Teknis"
atau MRT. Secara umum MRT digunakan untuk mengidentifikasi perangkat lunak, perangkat
keras, dan antarmuka berbagai layanan yang dibutuhkan untuk organisasi atau operasi bisnis.
MRT membantu melihat bagaimana segalanya cocok bersama-sama, panduan akuisisi
TI produk dan jasa, dan membantu memberikan dasar untuk perubahan arsitektur masa
depan. Hal ini juga berfungsi sebagai dasar untuk mengembangkan profil standar.
Langkah 6
Menerapkan Rencana Migrasi Dan Arsitektur
Sebagaimana disebutkan dalam langkah ke-5, rencana migrasi dapat mengidentifikasi
prioritas mana dari penerapan sumber daya yang tersedia di dalam organisasi dan waktu agar
dapat menghasilkan manfaat.
Untuk implementasinya, arsitektur harus dipahami oleh semua pemain kunci dalam
organisasi. Agar sepenuhnya efektif, arsitektur tidak dapat menjadi alat yang hanya
digunakan oleh beberapa atau semua tenaga teknis TI. Lembaga manajemen dan program
personel perlu menyadari dan mendukung arsitektur tersebut. Perlu adanya integrasi dengan
perencanaan program dan proses anggaran. Peluang teknis yang dapat diidentifikasi dalam
upaya arsitektur dapat menunjukkan cara untuk mengubah proses bisnis, untuk menggunakan
teknologi untuk melakukan hal-hal dengan cara yang sangat berbeda (bukan hanya
peningkatan peralatan yang lama dengan yang otomatis, metode ini melakukan bisnis tanpa
mempengaruhi cara bisnis penting yang dilakukan sebelumnya). Sebaliknya, jenis lain dari

perubahan kebutuhan bisnis menyebabkan perubahan dalam arsitektur tersebut. Bisnis
(program) dan arsitektur umpan balik sangat penting untuk implementasi penuh dan efektif.
Langkah 7
Mereview dan Mengupdate Secara Teratur
Dewasa ini teknologi berubah-ubah secara cepat dan terus menerus, disamping itu
teknologi tidak akan mungkin bergerak lambat ataupun berhenti. Jadi target arsitektur, apakah
dilaksanakan sepenuhnya atau tidak, dan bagaimana TI dan informasi akan melayani bisnis
sehingga harus ditinjau ulang dan diperbarui secara berkala untuk mencerminkan suatu
perubahan.
Peninjauan ini sangat mempengaruhi keenam langkah yang sudah diidentifikasi.
Perubahan teknologi dan bisnis memerlukan visi dan tujuan dasar yang baru. Teknologi yang
baru akan memberikan peluang untuk merevisi sebuah target arsitektur, dan juga
mengevaluasi kembali tujuan dasar, sehingga memungkinkan untuk mengidentifikasi
jarak/kesenjangan untuk mendapatkan target yang baru. Jika cara kerja dalam mencapai
Target Arsitektur tidak berubah maka akan meningkatkan peluang untuk membutuhkan waktu
yang lebih lama sehingga memungkinkan organisasi tidak dapat memaksimalkan kreativitas
dalam mencapai sebuah teknologi yang baru
Idealnya,update tahunan dilakukan untuk mencerminkan perubahan dalam strategi
perencanaan dan status anggaran. Seorang Arsitektur TI yang baik akan selalu berhubungan
dengan organisasi lainnya, anda juga harus sadar dengan perubahan teknologi yang

diterapkan di organisasi tersebut, dan juga pastikan mereka menyadari perubahan teknologi
yang rencananya anda akan buat.

Tipe peninjauan yang lain yang perlu dilakukan adalah penilaian tingkat kematangan
suatu program arsitektur yang ada di dalam sebuah organisasi. Departemen perdagangan telah
membentuk self-assement untuk membimbing dalam mencapai tujuan dan memerlukan hasil
laporan secara berkala. Laporan ini nantinya digunakan untuk memandu dalam meningkatkan
program yang dibuat.