MAKALAH BAHASA INDONESIA Penurunan Kesad
MAKALAH BAHASA INDONESIA
Penurunan Kesadaran dalam Penggunaan Bahasa Indonesia
yang Baik dan Benar di Kalangan Remaja
Disusun oleh:
ALFIANI UMI FARKHA
4411413021
RIZKI BUDIYONO PUTRI
4411413024
ADTRI KUSFITASARI
4411413025
AISIROTUL MAISAH
4411413006
ISMAIL RASYID
2411412013
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulisan makalah ini yang berjudul “Penurunan Kesadaran
dalam Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar di Kalangan Remaja” selesai tepat
pada waktunya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa Universitas Negeri Semarang.
Makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna,untuk itu kepada para
pembaca diharapkan masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa
yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
HALAMAN SAMPUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................2
Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar....................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar....................................................3
B. Bahasa yang Baik dan Benar.....................................................................4
C. Bahasa pada anak......................................................................................6
D. Penurunan Kesadaran dalam Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar..6
E. Contoh menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar...............7
F. Contoh lain dari pada Undang-undang dasar antara lain...........................8
BAB III. PENUTUP
A. Simpulan....................................................................................................11
B. Saran..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini banyak Dijumpai anak - anak menggunakan bahasa sehari-hari yang
kurang pas di dengar dari seorang anak seusianya. Terdengar menyenangkan memang,
bagi orang mendengar anaknya pandai dalam berkata - kata. Namun apa artinya jika
kata - kata yang terucap adalah kata yang belum sepatutnya terucap dari mulut kecil
mereka yang masih kanak - kanak.
Tayangan televisi yang harusnya tayangan untuk dewasa justru di tayangkan di
jam - jam emas, yaitu jam - jam dimana anak - anak menonton televisi. Tidak ada
yang bisa mengelak hal tersebut.Karena lembaga sensor pun tidak melarang tayangan
tersebut untuk di tayangkan bebas di jam emas anak-anak. Tidak ada tayangan khusus
anak di jam emas anak –anak.
Selain dari tayangan - tayangan tadi, anak - anak juga mendapat kamus
perbendaharaan kata dari lingkungan tempat tinggalnya. Jika seorang dewasa
mengucapkan suatu kata asing yang mungkin jika pertama kali anak- anak
mendengarnya dan terdengar unik ditelinga mereka, maka mereka akan mengingat
dan menggunakan kata tersebut sebagai bahasa yang wajar. Padahal, sebenarnya kata
tersebut belum patut mereka gunakan meskipun kata - kata nya bukan tergolong kata kata yang kasar tapi hanya belum patut di pergunakan oleh anak seusia mereka.
Pengajaran serta pemahaman pertama yang anak - anak peroleh adalah dari
orang tuanya. Peran serta guru dan saudara mereka juga berpengaruh dalam pengaruh
penggunaan bahasa yang baik dan benar oleh anak - anak usia dini.
Dalam makalah ini akan di bahas seberapa pentingnya penggunaan bahasa
indonesia yang baik dan benar serta adanya penurunan kesadaran anak usia 13 sampai
17 tahun dalam berbahasa yang baik dan benar dari mulai perkembangan sejak masa
dini.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah Bagaimana Terjadinya Penurunan
Kesadaran dalam Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Dikalangan
Remaja.
1
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui terjadinya Penurunan
Kesadaran dalam Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Dikalangan
Remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
"Apa dan bagaimana wujud bahasa Indonesia yang baik dan benar itu?" Pertanyaan
itu kerap muncul ketika kita berbicara bahasa Indonesia di masyarakat.
Dalam kegiatan "Pintu Terbuka Tahun 1984", yang diselenggarakan oleh
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, muncul sebuah petanyaan dari seorang
pengunjung, "Apa dan bagaimanakah wujud bahasa Indonesia yang baik dan benar
itu?".
a. Bahasa yang Baik
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai
dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan
akrab, seperti di warung kopi, di pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak
bola hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang santai dan akrab yang tidak
terlalu terikat oleh patokan. Dalam situasi resmi dan formal, seperti dalam kuliah,
dalam seminar, dalam sidang DPR, dan dalam pidato kenegaraan hendaklah
digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal, yang selalu memperhatikan
norma bahasa
b. Bahasa yang Benar
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai
dengan aturan atau kaidah bahas Indoneia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia
itu meliputi kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat,
kaidah penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah ejaan
digunakan dengan cermat, kaidah pembentukan kata ditaati dengan konsisten,
pemakaian bahasa Indonesia dikatakan benar. Sebaliknya, jika kaidah-kaidah
bahasa itu kurang ditaati, pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak benar/tidak
baku.
Oleh karena itu, kaidah yang mengatur pemakaian bahasa itu meliputi kaidah
pembentukan kata, pemilihan kata, penyusunan kalimat, pembentukan paragraf,
penataan penalran, serta penerapan ejaan yang disempurnakan. Kaidah-kaidah itu
diungkapkan lebih lanjut pada bagian lain, dengan dilengkapi contoh yang salah
dan contoh yang benar.
B. Bahasa yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang
digunakan sesusai dengan norma kemasyarakatan yan berlaku dan sesuai dengan
kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
Jika bahasa diibaratkan pakaian, kita akan menggunakan pakaian renang
pada saat akan berenang di kolam renang sambil membimbing anak-anak belajar
berenang. Akan tetapi, tentu kita akan mengenakan pakaian yang disetrika rapi, sepatu
yang mengkilat, dan seorang laki-laki mungkin akan menambahkan dasi yang bagus
pada saat ia menghadiri suatu pertemuan resmi, pada saat menghadiri pesta
perkawinan rekan sejawat, atau pada saat menghadiri sidang DPR.
Akan sangat ganjil bukan, jika pakaian yang disetrika, sepatu mengkilap, dasi,
dan sebagainya itu digunakan untuk berenang. Demikian juga kita akan dinilai sebagai
orang yang kurang adab jika menghadiri acara dengar pendapat di DPR dengan
pakaian renang karena di sana ada ketentuan yang sudah disepakati bahwa siapa pun
yang akan menghadiri acara resmi di DPR harus berpakaian rapi. Barangkali kita
masih ingat kasus seorang pengusaha sukses, yang oleh petugas protokol ditolak
menghadiri acara dengar pendapat di DPR karena pengusaha yang "nyentrik" itu
tidak menggunakan pakian rapi.
Jika contoh itu dianalogikan dengan pemakaian bahasa, betapa ganjilnya percakapan
seorang suami dengan istrinya jika berlangsung seperti berikut:
Suami: "Bu, bolehkan Bapak bertanya, apakah Ibu sudah menyiapakan hidangan
untuk makan siang hari ini?"
Istri
: "Ya tentu saja. Saya sudah masak nasi lengkap dengan sayur kesenangan
Bapak, dan sekarang silakan Bapak menikmati hidangan itu. Silakan Bapak
menikmati hidangan yang sudah disiapkan".
Suami: "Mari Bapak cicipi makanan ini. Oh, menurut hemat Bapak, seandainya Ibu
menambahkan sedikit garam ke dalam sayur ini, pasti sayur tersebut akan lebih
lezat."
Istri : "Mudah-mudahan pada kesempaan lain Ibu dapat membuat sayur yang lebih
enak sesuai dengan saran Bapak."
Sebaliknya, bagaimana pendapat Anda jika seorang mahasiswa (pembicara)
bertanya kepada seorang dosen (pendengar) tentang materi kuliah yang diberikan
dosen (objek), pada saat kuliah (waktu), di kampus (tempat), dalam situasi belajarmengajar (resmi) sebagai berikiut: "Maaf Mas, gue kepengen usul, coba jelasin dulu
dong garis besar kuliah kita, apa dah sesuai kurikulum universitas kita?"
Kedua contoh rekaan itu dapat dikatakan tidak tepat. Contoh pertama sangat
menggelikan karena pada situasi santai digunakan bahasa yang resmi sehingga terasa
kaku; kasus kedua juga sangat tidak tepat karena pada situasi formal digunkan katakata dialek dan struktur yang tidak baku (ditetak miring) sehingga mirip percakapan
di warung kopi. Kedua contoh itu tidak baik dan tidak benar karena bahasa yang
digunakan tidak seuai dengan situasi pemakaian, lagi pula tidak sesuai dengan
kaidah bahasa.
Begitu pula dengan pemakaian lafal daerah, seperti lafal bahasa Jawa,
Sunda, Bali, Batak, dan Banjar dalam bahasa Indonesia pada situasi resmi dan
formal sebaiknya dikurangi.
Kata memuaskan diucapkan (memuasken); pendidikan yang dilafalkan
(pendidi'an) bukan lafal bahasa Indonesia. Kata kakak yang dilafalkan (kakak?); kata
mie dilafalkan (me) tidak cocok dengan lafal bahasa Indonesia.
Pemakaian lafal asing sama saja salahnya dengan pemakaian lafal daerah.
Ada orang yang sudah terbiasa mengucakan kata logis dan sosiologi menajdi (lohis)
dan (sosiolohi). Ada lagi yang melafalkan kata sukses menjadi (sakses); produk
menjadi (prodak); dan sebagainya.
Dalam sebuah papan nama tertulis, Dana Proyek ini berasal dari dana yang
di himpun dari pajak yang anda bayar, imbuhan di pada kata di himpun ditulis
terpisah, padahal seharus serangkai yakni dihimpun. Sapaan anda seharusnya
diawali dengan huruf besar; Anda.
Pemakaian kata daripada dalam kalimat, Saya tahu persis daerah ini
merupakan basis daripada PKI tidak tepat. Ungkapan basis daripada PKI termasuk
ungkapan yang menyatakan milik tidak perlu menggunakan daripada. Begitu juga
dalam kepemilikikan yang lain, seperti Pemimpin daripada PLO, ketua dairpada
KUD, pintu daripada rumah dan seterusnya.
Dalam bahasa Indonesia daripada digunakan dalam perbandingan, seperti
Sikap Pemimpim PLO lebih keras daripada sikap Presiden Mesir dalam menghadapi
Israel
C. Bahasa pada anak
Pada dasarnya, bahasa indonesia sama aja untuk semua kalangan. Tapi
karena di indonesia ini menjunjung tinggii nilai kesopanan terjadi semacam tingkatan
- tingkatkan dalam penggunaan bahasa. Seperti kita harus lebih sopan jika bertutur
kata orang yang usia nya di lebih tua dari kita dan juga tidak boleh saling
merendahkan jika bertutur kata pada mereka yg seumuran dg kita.
Ataupun penggunaan bahasa pada anak yang harusnya lebih sederhana
daripada bahasa orang dewasa. Bukan karena usianya masih kecil, tapi juga karena
kebiasaan di lingkungan. Perbendaharaan kata dari seorang anak memang lebih
sedikit. Selain karena belum mendapatkan pelajaran bahasa yang baik secara formal di
bangku sekolah, juga karena belum banyak makan asam garam di kehidupan sehari
-hari.
Ketika seorang anak mendengarkan sebuah kata atau kalimat asing, mereka
akan mengingat nya dan mungkin menggunakannya, padahal mereka tidak tau makna
dari kalimat tersebut. Itu adalah naruli ilmiah seorang anak dimana dia menemukan
sesuatu yg baru maka mereka akan merasa senang.
Oleh karena itu peran orang tua amat penting disini. Orang tua sebagai guru
pertama bagi anak harus memberikan contoh yang baik bagi anak-anaknya. Jika anakanaknya mendapat sesuatu yang tidak baik dari lingkungan luar rumah, maka orang
tua wajib mengingatkan bahwa hal itu kurang baik dan tidak boleh diteruskan.
Hal ini tidak lantas membuat para orang tua untuk membentengi anak nya
dari dunia luar. Peran mereka disini ada memfilter dan menjadi tameng baik anak
-anak dari pengaruh buruk dunia luar. Maka dari iru oeang tua harus mendidik
anaknya sedini mungkin agar tak mudah terpengaruh dunia luar. Utama disini yang
dibahas adalah dalam penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar.
D. Penurunan Kesadaran Dalam Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar
Dewasa ni banyk di temukan 'pelanggaran' dalam penggunaan bahasa
indonesia. Banyak kata - kata baru yang membuat kalimat menjadi tidak baku.
Mungkin penggunaan bahasa yang terlalu baku juga kurang baik karena menimbulkan
kesan kurang akrab dan terlaku formil. Tapi setidaknya kita tau mana yang baku dan
tidak , dan juga tau waktu penggunaan nya.
Sejak ada tekhnologi semakin canggih dan adanya arus globalisasi
penurunan kesadaran berbahasa yang baik semakin menjadi - jadi. Dalam kehidupan
sehari-hari saja misalnya dalam mengirim pesan singkat atau sms, pasti orang akan
lebih sering menggunakan bahasa 'alay' daripada menggunakan bahasa yang baku.
Bahasa alay itu sendiri adalah bahasa bahasa yang menyimpang dari bahasa
indonesia yang baik dan benar menurut KBBI. Misalnya penggunaan singkatan,
penggunakan satu huruf untuk menggantikan aku kata, penggunakan angka untuk
menggantikab huruf tertentu, atau bahkan penggunaan ejaan yang dibuat-buat sendiri.
Kebanyakan yang menggunakan bahasa menyimpang itu adalah anak abg usia
13 sampai 17 tahun an. Yaitu anak smp dan sma dimana mereka merasakan dunia baru
yang berada agak jauh dari pengawasan orang tua. Dimassa itu lah perbahasaan
meresa rusak karena pengaruh lingkungan.
Mulai dari waktu masuk smp itu terjadi penurunan kesadaran penggunaan
bahasa indonesia yang baik dan benar pada anak. Orangtua yang kurang perhatian
pada akan menyebabkan bahasa yang buruk pada anak. Walau ada pelajaran bahasa
indonesia yang diberikan sejak kelas satu smp sampai kelas tiga sma. Tapi pelajaran
itu hanya di anggap sebagai formalitas belaka. Meraka menganggap sepele karena
mereka berfikir hanya bahasa tanpa belajar pun mereka bisa dan setiap hari juga
menggunakan tanpa perlu belajar. Begitu pikir mereka.
Penggunaan baasa indonesia yang baik dan benar penting karena dibutuhkan
nanti ketika kita memasuki dunia kerja dan ketika kita terjun ke masyarakat. Semua
orang pasti akan melewati masa itu. Mungkin banyak orang berfikir bahwa nanti
kalau sudah waktunya juga bisa sendiri sekarang ya biar lah seperti ini. Tapi hal ini
sebenarnya dapat melunturkan sara nasionalisme kita sebagai warga negara indonesia.
Bahkan dimasa kemerdekaan penggunaan bahasa indonesia dianggap penting.
Sampai di cantumkan dalam sumpah pemuda. Hal ini menunjukkan pentingnya
penggunaan bahasa indonesia utamanya bahasa indonesia yang baik dan benar. Apa
lagi sekarang telah ada acuan dalam menggunakan bahasa indonesia yang baik dan
benar yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia yang sekarang mudah di temukan di toko
- toko buku.
E. Contoh menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam
bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa
yang betul. Ungkapan “bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu ke ragam
bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang
diucapkan bahasa yang baku.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi
logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi
tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi
prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku.
Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan
oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan
bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini
mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku
Contoh :
Apakah kamu ingin menyapu rumah bagian belakang ?
Apa yang kamu lakukan tadi?
Misalkan ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang siswa
Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?
Rino : sudah saya kerjakan pak.
Pak guru : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.
Rino : Terima kasih Pak
Kata yang digunakan sesuai lingkungan sosial
F. Contoh lain dari pada Undang-undang dasar antara lain :
Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu
ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perkeadilan.
Dari beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut menunjukkan bahasa
yang sangat baku, dan merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar.
Contoh lain dalam tawar-menawar di pasar, misalnya, pemakaian ragam baku
akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat ganjil bila
dalam tawar -menawar dengan tukang sayur atau tukang becak kita memakai bahasa
baku seperti ini.
(1) Berapakah Ibu mau menjual tauge ini?
(2) Apakah Bang Becak bersedia mengantar saya ke Pasar Tanah Abang dan
berapa ongkosnya?
Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak
baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat
itu. Untuk situasi seperti di atas, kalimat (3) dan (4) berikut akan lebih tepat.
(3) Berapa nih, Bu, tauge nya?
(4) Ke Pasar Tanah Abang, Bang. Berapa?
Misalkan perbedaan dari bahasa indonesia yang benar dengan bahasa gaul
Bahasa Indonesia
Aku, Saya
Bahasa Gaul (informal)
Gue
Kamu
Elo
Di masa depan
kapan-kapan
Apakah benar?
Emangnya bener?
Tidak
Gak
Tidak Peduli
Emang gue pikirin!
Dari contoh diatas perbedaan antara bahasa yang baku dan non baku
dapat terlihat dari pengucapan dan dari tata cara penulisannya. Bahasa
indonesia baik dan benar merupakan bahasa yang mudah dipahami, bentuk
bahasa baku yang sah agar secara luas masyarakat indonesia berkomunikasi
menggunakan bahasa nasional.
Contoh pada “Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia”, demikianlah bunyi alenia ketiga sumpah
pemuda yang telah dirumuskan oleh para pemuda yang kemudian menjadi
pendiri bangsa dan negara Indonesia. Bunyi alenia ketiga dalam ikrar sumpah
pemuda itu jelas bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia
adalah bahasa Indonesia. Kita sebagai bagian bangsa Indonesia sudah
selayaknya menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Paragraf dibawah ini cuplikan gaya bahasa yang dipakai sesuai
dengan EYD dan menggunakan bahasa baku atau bahasa ilmiah bukan kata
popular dan bersifa objektif, dengan penyusunan kalimat yang cermat.
Dalam paradigma profesionalisme sekarang ini, ada tidaknya nilai
informative dalam jaring komunikasi ternyata berbanding lurus dengan cakap
tidaknya kita menulis. Pasalnya, selain harus bisa menerima, kita juga harus
mampu memberi. Inilah efek jurnalisme yang kini sudah menyesaki hidup
kita. Oleh karena itu, kita pun dituntut dalam hal tulis-menulis demi
penyebaran informasi.
Namun persoalannya, apakah kita peduli terhadap laras tulis bahasa
kita. Sementara itu, yakinilah, tabiat dan tutur kata seseorang menunjukkan
asal-usulnya, atau dalam penegasan lain, bahasa yang kacau mencerminkan
kekacauan pola pikir pemakainya. Buku ini memperkenalkan langkah-langkah
pragmatic yang Anda perlukan agar tulisan Anda bisa tampil wajar, segar, dan
enak dibaca.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Penting artinya bagi seorang warga Indonesia untuk memahami penting nya
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Utamanya bagi kaum remaja karena mereka adalah generasi penerus
bangsa yang akan menjadi pemimpin bangsa di masa depan.kita harus memanfaatkan
pendidikan bahasa Indonesia yang telah diberikan sejak SD sampai kuliah. Bahasa
tidak boleh disepelekan karena merupakan alat pemersatu bangsa
B. Saran
Dengan adanya pembahasan mengenai penting penggunaan bahasa Indonesia
utamanya bagi kaum remaja diharap mampu meningkatkan kesadaran dalam
menggunakan bahasa yang baik dan benar supaya rasa nasionalisme kita sebagai
bangsa Indonesia meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Anjarsari, Nurvita . 2013 . “Analisis Kesalahan Pemakaian Bahasa Indonesia” . Di dalam
Jurnal
Penelitian Bahasa Sastra dan Pengajaraannya : Vol. 2 No. 2 April 2013
Penurunan Kesadaran dalam Penggunaan Bahasa Indonesia
yang Baik dan Benar di Kalangan Remaja
Disusun oleh:
ALFIANI UMI FARKHA
4411413021
RIZKI BUDIYONO PUTRI
4411413024
ADTRI KUSFITASARI
4411413025
AISIROTUL MAISAH
4411413006
ISMAIL RASYID
2411412013
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulisan makalah ini yang berjudul “Penurunan Kesadaran
dalam Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar di Kalangan Remaja” selesai tepat
pada waktunya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa Universitas Negeri Semarang.
Makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna,untuk itu kepada para
pembaca diharapkan masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa
yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
2
HALAMAN SAMPUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................2
Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar....................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar....................................................3
B. Bahasa yang Baik dan Benar.....................................................................4
C. Bahasa pada anak......................................................................................6
D. Penurunan Kesadaran dalam Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar..6
E. Contoh menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar...............7
F. Contoh lain dari pada Undang-undang dasar antara lain...........................8
BAB III. PENUTUP
A. Simpulan....................................................................................................11
B. Saran..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini banyak Dijumpai anak - anak menggunakan bahasa sehari-hari yang
kurang pas di dengar dari seorang anak seusianya. Terdengar menyenangkan memang,
bagi orang mendengar anaknya pandai dalam berkata - kata. Namun apa artinya jika
kata - kata yang terucap adalah kata yang belum sepatutnya terucap dari mulut kecil
mereka yang masih kanak - kanak.
Tayangan televisi yang harusnya tayangan untuk dewasa justru di tayangkan di
jam - jam emas, yaitu jam - jam dimana anak - anak menonton televisi. Tidak ada
yang bisa mengelak hal tersebut.Karena lembaga sensor pun tidak melarang tayangan
tersebut untuk di tayangkan bebas di jam emas anak-anak. Tidak ada tayangan khusus
anak di jam emas anak –anak.
Selain dari tayangan - tayangan tadi, anak - anak juga mendapat kamus
perbendaharaan kata dari lingkungan tempat tinggalnya. Jika seorang dewasa
mengucapkan suatu kata asing yang mungkin jika pertama kali anak- anak
mendengarnya dan terdengar unik ditelinga mereka, maka mereka akan mengingat
dan menggunakan kata tersebut sebagai bahasa yang wajar. Padahal, sebenarnya kata
tersebut belum patut mereka gunakan meskipun kata - kata nya bukan tergolong kata kata yang kasar tapi hanya belum patut di pergunakan oleh anak seusia mereka.
Pengajaran serta pemahaman pertama yang anak - anak peroleh adalah dari
orang tuanya. Peran serta guru dan saudara mereka juga berpengaruh dalam pengaruh
penggunaan bahasa yang baik dan benar oleh anak - anak usia dini.
Dalam makalah ini akan di bahas seberapa pentingnya penggunaan bahasa
indonesia yang baik dan benar serta adanya penurunan kesadaran anak usia 13 sampai
17 tahun dalam berbahasa yang baik dan benar dari mulai perkembangan sejak masa
dini.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah Bagaimana Terjadinya Penurunan
Kesadaran dalam Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Dikalangan
Remaja.
1
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui terjadinya Penurunan
Kesadaran dalam Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Dikalangan
Remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
"Apa dan bagaimana wujud bahasa Indonesia yang baik dan benar itu?" Pertanyaan
itu kerap muncul ketika kita berbicara bahasa Indonesia di masyarakat.
Dalam kegiatan "Pintu Terbuka Tahun 1984", yang diselenggarakan oleh
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, muncul sebuah petanyaan dari seorang
pengunjung, "Apa dan bagaimanakah wujud bahasa Indonesia yang baik dan benar
itu?".
a. Bahasa yang Baik
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai
dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan
akrab, seperti di warung kopi, di pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak
bola hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang santai dan akrab yang tidak
terlalu terikat oleh patokan. Dalam situasi resmi dan formal, seperti dalam kuliah,
dalam seminar, dalam sidang DPR, dan dalam pidato kenegaraan hendaklah
digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal, yang selalu memperhatikan
norma bahasa
b. Bahasa yang Benar
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai
dengan aturan atau kaidah bahas Indoneia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia
itu meliputi kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat,
kaidah penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah ejaan
digunakan dengan cermat, kaidah pembentukan kata ditaati dengan konsisten,
pemakaian bahasa Indonesia dikatakan benar. Sebaliknya, jika kaidah-kaidah
bahasa itu kurang ditaati, pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak benar/tidak
baku.
Oleh karena itu, kaidah yang mengatur pemakaian bahasa itu meliputi kaidah
pembentukan kata, pemilihan kata, penyusunan kalimat, pembentukan paragraf,
penataan penalran, serta penerapan ejaan yang disempurnakan. Kaidah-kaidah itu
diungkapkan lebih lanjut pada bagian lain, dengan dilengkapi contoh yang salah
dan contoh yang benar.
B. Bahasa yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang
digunakan sesusai dengan norma kemasyarakatan yan berlaku dan sesuai dengan
kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
Jika bahasa diibaratkan pakaian, kita akan menggunakan pakaian renang
pada saat akan berenang di kolam renang sambil membimbing anak-anak belajar
berenang. Akan tetapi, tentu kita akan mengenakan pakaian yang disetrika rapi, sepatu
yang mengkilat, dan seorang laki-laki mungkin akan menambahkan dasi yang bagus
pada saat ia menghadiri suatu pertemuan resmi, pada saat menghadiri pesta
perkawinan rekan sejawat, atau pada saat menghadiri sidang DPR.
Akan sangat ganjil bukan, jika pakaian yang disetrika, sepatu mengkilap, dasi,
dan sebagainya itu digunakan untuk berenang. Demikian juga kita akan dinilai sebagai
orang yang kurang adab jika menghadiri acara dengar pendapat di DPR dengan
pakaian renang karena di sana ada ketentuan yang sudah disepakati bahwa siapa pun
yang akan menghadiri acara resmi di DPR harus berpakaian rapi. Barangkali kita
masih ingat kasus seorang pengusaha sukses, yang oleh petugas protokol ditolak
menghadiri acara dengar pendapat di DPR karena pengusaha yang "nyentrik" itu
tidak menggunakan pakian rapi.
Jika contoh itu dianalogikan dengan pemakaian bahasa, betapa ganjilnya percakapan
seorang suami dengan istrinya jika berlangsung seperti berikut:
Suami: "Bu, bolehkan Bapak bertanya, apakah Ibu sudah menyiapakan hidangan
untuk makan siang hari ini?"
Istri
: "Ya tentu saja. Saya sudah masak nasi lengkap dengan sayur kesenangan
Bapak, dan sekarang silakan Bapak menikmati hidangan itu. Silakan Bapak
menikmati hidangan yang sudah disiapkan".
Suami: "Mari Bapak cicipi makanan ini. Oh, menurut hemat Bapak, seandainya Ibu
menambahkan sedikit garam ke dalam sayur ini, pasti sayur tersebut akan lebih
lezat."
Istri : "Mudah-mudahan pada kesempaan lain Ibu dapat membuat sayur yang lebih
enak sesuai dengan saran Bapak."
Sebaliknya, bagaimana pendapat Anda jika seorang mahasiswa (pembicara)
bertanya kepada seorang dosen (pendengar) tentang materi kuliah yang diberikan
dosen (objek), pada saat kuliah (waktu), di kampus (tempat), dalam situasi belajarmengajar (resmi) sebagai berikiut: "Maaf Mas, gue kepengen usul, coba jelasin dulu
dong garis besar kuliah kita, apa dah sesuai kurikulum universitas kita?"
Kedua contoh rekaan itu dapat dikatakan tidak tepat. Contoh pertama sangat
menggelikan karena pada situasi santai digunakan bahasa yang resmi sehingga terasa
kaku; kasus kedua juga sangat tidak tepat karena pada situasi formal digunkan katakata dialek dan struktur yang tidak baku (ditetak miring) sehingga mirip percakapan
di warung kopi. Kedua contoh itu tidak baik dan tidak benar karena bahasa yang
digunakan tidak seuai dengan situasi pemakaian, lagi pula tidak sesuai dengan
kaidah bahasa.
Begitu pula dengan pemakaian lafal daerah, seperti lafal bahasa Jawa,
Sunda, Bali, Batak, dan Banjar dalam bahasa Indonesia pada situasi resmi dan
formal sebaiknya dikurangi.
Kata memuaskan diucapkan (memuasken); pendidikan yang dilafalkan
(pendidi'an) bukan lafal bahasa Indonesia. Kata kakak yang dilafalkan (kakak?); kata
mie dilafalkan (me) tidak cocok dengan lafal bahasa Indonesia.
Pemakaian lafal asing sama saja salahnya dengan pemakaian lafal daerah.
Ada orang yang sudah terbiasa mengucakan kata logis dan sosiologi menajdi (lohis)
dan (sosiolohi). Ada lagi yang melafalkan kata sukses menjadi (sakses); produk
menjadi (prodak); dan sebagainya.
Dalam sebuah papan nama tertulis, Dana Proyek ini berasal dari dana yang
di himpun dari pajak yang anda bayar, imbuhan di pada kata di himpun ditulis
terpisah, padahal seharus serangkai yakni dihimpun. Sapaan anda seharusnya
diawali dengan huruf besar; Anda.
Pemakaian kata daripada dalam kalimat, Saya tahu persis daerah ini
merupakan basis daripada PKI tidak tepat. Ungkapan basis daripada PKI termasuk
ungkapan yang menyatakan milik tidak perlu menggunakan daripada. Begitu juga
dalam kepemilikikan yang lain, seperti Pemimpin daripada PLO, ketua dairpada
KUD, pintu daripada rumah dan seterusnya.
Dalam bahasa Indonesia daripada digunakan dalam perbandingan, seperti
Sikap Pemimpim PLO lebih keras daripada sikap Presiden Mesir dalam menghadapi
Israel
C. Bahasa pada anak
Pada dasarnya, bahasa indonesia sama aja untuk semua kalangan. Tapi
karena di indonesia ini menjunjung tinggii nilai kesopanan terjadi semacam tingkatan
- tingkatkan dalam penggunaan bahasa. Seperti kita harus lebih sopan jika bertutur
kata orang yang usia nya di lebih tua dari kita dan juga tidak boleh saling
merendahkan jika bertutur kata pada mereka yg seumuran dg kita.
Ataupun penggunaan bahasa pada anak yang harusnya lebih sederhana
daripada bahasa orang dewasa. Bukan karena usianya masih kecil, tapi juga karena
kebiasaan di lingkungan. Perbendaharaan kata dari seorang anak memang lebih
sedikit. Selain karena belum mendapatkan pelajaran bahasa yang baik secara formal di
bangku sekolah, juga karena belum banyak makan asam garam di kehidupan sehari
-hari.
Ketika seorang anak mendengarkan sebuah kata atau kalimat asing, mereka
akan mengingat nya dan mungkin menggunakannya, padahal mereka tidak tau makna
dari kalimat tersebut. Itu adalah naruli ilmiah seorang anak dimana dia menemukan
sesuatu yg baru maka mereka akan merasa senang.
Oleh karena itu peran orang tua amat penting disini. Orang tua sebagai guru
pertama bagi anak harus memberikan contoh yang baik bagi anak-anaknya. Jika anakanaknya mendapat sesuatu yang tidak baik dari lingkungan luar rumah, maka orang
tua wajib mengingatkan bahwa hal itu kurang baik dan tidak boleh diteruskan.
Hal ini tidak lantas membuat para orang tua untuk membentengi anak nya
dari dunia luar. Peran mereka disini ada memfilter dan menjadi tameng baik anak
-anak dari pengaruh buruk dunia luar. Maka dari iru oeang tua harus mendidik
anaknya sedini mungkin agar tak mudah terpengaruh dunia luar. Utama disini yang
dibahas adalah dalam penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar.
D. Penurunan Kesadaran Dalam Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar
Dewasa ni banyk di temukan 'pelanggaran' dalam penggunaan bahasa
indonesia. Banyak kata - kata baru yang membuat kalimat menjadi tidak baku.
Mungkin penggunaan bahasa yang terlalu baku juga kurang baik karena menimbulkan
kesan kurang akrab dan terlaku formil. Tapi setidaknya kita tau mana yang baku dan
tidak , dan juga tau waktu penggunaan nya.
Sejak ada tekhnologi semakin canggih dan adanya arus globalisasi
penurunan kesadaran berbahasa yang baik semakin menjadi - jadi. Dalam kehidupan
sehari-hari saja misalnya dalam mengirim pesan singkat atau sms, pasti orang akan
lebih sering menggunakan bahasa 'alay' daripada menggunakan bahasa yang baku.
Bahasa alay itu sendiri adalah bahasa bahasa yang menyimpang dari bahasa
indonesia yang baik dan benar menurut KBBI. Misalnya penggunaan singkatan,
penggunakan satu huruf untuk menggantikan aku kata, penggunakan angka untuk
menggantikab huruf tertentu, atau bahkan penggunaan ejaan yang dibuat-buat sendiri.
Kebanyakan yang menggunakan bahasa menyimpang itu adalah anak abg usia
13 sampai 17 tahun an. Yaitu anak smp dan sma dimana mereka merasakan dunia baru
yang berada agak jauh dari pengawasan orang tua. Dimassa itu lah perbahasaan
meresa rusak karena pengaruh lingkungan.
Mulai dari waktu masuk smp itu terjadi penurunan kesadaran penggunaan
bahasa indonesia yang baik dan benar pada anak. Orangtua yang kurang perhatian
pada akan menyebabkan bahasa yang buruk pada anak. Walau ada pelajaran bahasa
indonesia yang diberikan sejak kelas satu smp sampai kelas tiga sma. Tapi pelajaran
itu hanya di anggap sebagai formalitas belaka. Meraka menganggap sepele karena
mereka berfikir hanya bahasa tanpa belajar pun mereka bisa dan setiap hari juga
menggunakan tanpa perlu belajar. Begitu pikir mereka.
Penggunaan baasa indonesia yang baik dan benar penting karena dibutuhkan
nanti ketika kita memasuki dunia kerja dan ketika kita terjun ke masyarakat. Semua
orang pasti akan melewati masa itu. Mungkin banyak orang berfikir bahwa nanti
kalau sudah waktunya juga bisa sendiri sekarang ya biar lah seperti ini. Tapi hal ini
sebenarnya dapat melunturkan sara nasionalisme kita sebagai warga negara indonesia.
Bahkan dimasa kemerdekaan penggunaan bahasa indonesia dianggap penting.
Sampai di cantumkan dalam sumpah pemuda. Hal ini menunjukkan pentingnya
penggunaan bahasa indonesia utamanya bahasa indonesia yang baik dan benar. Apa
lagi sekarang telah ada acuan dalam menggunakan bahasa indonesia yang baik dan
benar yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia yang sekarang mudah di temukan di toko
- toko buku.
E. Contoh menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian ragam
bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa
yang betul. Ungkapan “bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu ke ragam
bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang
diucapkan bahasa yang baku.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi
logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi
tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi
prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku.
Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan
oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan
bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini
mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku
Contoh :
Apakah kamu ingin menyapu rumah bagian belakang ?
Apa yang kamu lakukan tadi?
Misalkan ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang siswa
Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?
Rino : sudah saya kerjakan pak.
Pak guru : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.
Rino : Terima kasih Pak
Kata yang digunakan sesuai lingkungan sosial
F. Contoh lain dari pada Undang-undang dasar antara lain :
Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu
ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perkeadilan.
Dari beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut menunjukkan bahasa
yang sangat baku, dan merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar.
Contoh lain dalam tawar-menawar di pasar, misalnya, pemakaian ragam baku
akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat ganjil bila
dalam tawar -menawar dengan tukang sayur atau tukang becak kita memakai bahasa
baku seperti ini.
(1) Berapakah Ibu mau menjual tauge ini?
(2) Apakah Bang Becak bersedia mengantar saya ke Pasar Tanah Abang dan
berapa ongkosnya?
Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi tidak
baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat
itu. Untuk situasi seperti di atas, kalimat (3) dan (4) berikut akan lebih tepat.
(3) Berapa nih, Bu, tauge nya?
(4) Ke Pasar Tanah Abang, Bang. Berapa?
Misalkan perbedaan dari bahasa indonesia yang benar dengan bahasa gaul
Bahasa Indonesia
Aku, Saya
Bahasa Gaul (informal)
Gue
Kamu
Elo
Di masa depan
kapan-kapan
Apakah benar?
Emangnya bener?
Tidak
Gak
Tidak Peduli
Emang gue pikirin!
Dari contoh diatas perbedaan antara bahasa yang baku dan non baku
dapat terlihat dari pengucapan dan dari tata cara penulisannya. Bahasa
indonesia baik dan benar merupakan bahasa yang mudah dipahami, bentuk
bahasa baku yang sah agar secara luas masyarakat indonesia berkomunikasi
menggunakan bahasa nasional.
Contoh pada “Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia”, demikianlah bunyi alenia ketiga sumpah
pemuda yang telah dirumuskan oleh para pemuda yang kemudian menjadi
pendiri bangsa dan negara Indonesia. Bunyi alenia ketiga dalam ikrar sumpah
pemuda itu jelas bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia
adalah bahasa Indonesia. Kita sebagai bagian bangsa Indonesia sudah
selayaknya menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Paragraf dibawah ini cuplikan gaya bahasa yang dipakai sesuai
dengan EYD dan menggunakan bahasa baku atau bahasa ilmiah bukan kata
popular dan bersifa objektif, dengan penyusunan kalimat yang cermat.
Dalam paradigma profesionalisme sekarang ini, ada tidaknya nilai
informative dalam jaring komunikasi ternyata berbanding lurus dengan cakap
tidaknya kita menulis. Pasalnya, selain harus bisa menerima, kita juga harus
mampu memberi. Inilah efek jurnalisme yang kini sudah menyesaki hidup
kita. Oleh karena itu, kita pun dituntut dalam hal tulis-menulis demi
penyebaran informasi.
Namun persoalannya, apakah kita peduli terhadap laras tulis bahasa
kita. Sementara itu, yakinilah, tabiat dan tutur kata seseorang menunjukkan
asal-usulnya, atau dalam penegasan lain, bahasa yang kacau mencerminkan
kekacauan pola pikir pemakainya. Buku ini memperkenalkan langkah-langkah
pragmatic yang Anda perlukan agar tulisan Anda bisa tampil wajar, segar, dan
enak dibaca.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Penting artinya bagi seorang warga Indonesia untuk memahami penting nya
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Utamanya bagi kaum remaja karena mereka adalah generasi penerus
bangsa yang akan menjadi pemimpin bangsa di masa depan.kita harus memanfaatkan
pendidikan bahasa Indonesia yang telah diberikan sejak SD sampai kuliah. Bahasa
tidak boleh disepelekan karena merupakan alat pemersatu bangsa
B. Saran
Dengan adanya pembahasan mengenai penting penggunaan bahasa Indonesia
utamanya bagi kaum remaja diharap mampu meningkatkan kesadaran dalam
menggunakan bahasa yang baik dan benar supaya rasa nasionalisme kita sebagai
bangsa Indonesia meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Anjarsari, Nurvita . 2013 . “Analisis Kesalahan Pemakaian Bahasa Indonesia” . Di dalam
Jurnal
Penelitian Bahasa Sastra dan Pengajaraannya : Vol. 2 No. 2 April 2013