Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekon (1)

Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan Ekonomi
1. Pengertian
Pembangunan ekonomi yaitu:
- Suatu proses yang bertujuan untuk menaikkan Produk Domestik Bruto (PDB) melebihi
tingkat
pertumbuhan penduduk.
- Suatu proses meningkatkan pendapatan perkapita penduduk dalam jangka panjang.
Ciri-ciri Pembangunan Ekonomi
1. adanya peningkatan GNP dan pendapatan perkapita yang disertai pemerataan
2. terjadinya perubahan struktur ekonomi
3. adanya perkembangan teknologi
4. adanya peningkatan kesejahteraan yang merata
Tujuan Pembagunan Ekonomi
1. meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam memenuhi kebutu-han hidup
2. memperluas distribusi barang kebutuhan pokok
3. memperluas kesempatan kerja
4. memperbaiki kualitas pendidikan
5. meningkatkan pendapatan masyarakat
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi
1. sumber daya alam

3. sumber daya modal
2. jumlah dan kualitas penduduk 4. sikap mental masyarakat
Pertumbuhan Ekonomi
1. Pengertian
Pertumbuhan ekonomi yaitu:
Suatu keadaan dimana terjadi kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) tanpa memandang
apakah
kenaikan tersebut lebih besar / kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk.
- Suatu proses peningkatan PDB riil dari tahun ke tahun.
Ciri-ciri Pertumbuhan Ekonomi
1. meningkatnya produksi barang dan jasa
2. meningkatnya output per kapita
3. adanya perubahan pada sektor ekonomi
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
1. barang modal
4. Kemajuan teknologi

2. kualitas tenaga kerja
3. manajemen


5. Sumber daya alam
6. Kewirausahaan

Perbedaan Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi :
1. Peningkatan kualitas hasil produksi
2. Kenaikan GNP lebih besar dari kenaikan jumlah penduduk
3.
Peningkatan GNP dari tahun ke tahun disertai perubahan struktur ekonomi dan
perkembangan
IPTEK.
4. Kenaikan GNP disertai peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan pendapatan.
Pertumbuhan ekonomi :
1. Kenaikan jumlah hasil produksi berupa barang dan jasa
2. Kenaikan GNP dari tahun ke tahun tanpa memperhatikan apakah kenaikannya lebih besar
atau
lebih kecil dari kenaikan jumlah pen-duduk.
3. Kenaikan GNP dari tahun ke tahun tidak disertai perubahan struktur ekonomi dan
perkembangan IPTEK (hanya menambah sarana yang belum ada)
4.

Kenaikan GNP dari tahun ke tahun tidak disertai peningkatan kesejahteraan masyarakat
dan
pemerataan pendapatan
Indikator Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
1. Peningkatan Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross national Product (GNP)
2. Tingkat Pendapatan Per Kapita
Teori Pertumbuhan Ekonomi
A. Teori Pertumbuhan Ekonomi Aliran Historis
1. Teori Friedrich List
Pertumbuhan ekonomi atas dasar kemajuan teknik dan jenis pekerjaan yang dilakukan
masyarakat.
Tahap pertumbuhan ekonomi menurut Friedrich List :
a. masa berburu dan mengembara
b. masa beternak dan bertani
c. masa bertani dan kerajinan
d. masa kerajinan, industri dan perniagaan
2. Teori Karl Bucher
Pertumbuhan ekonomi berdasarkan panjang pendeknya pen- yampaian/pendistribusian barang
dari
produsen ke konsumen.

Tahap pertumbuhan ekonomi menurut Karl Bucher:
a. Rumah tangga tertutup

b.
c.
d.

Rumah tangga kota
Rumah tangga bangsa
Rumah tangga dunia

3. Teori Werner Sombart
Pertumbuhan ekonomi berdasarkan susunan organisasi dan ideoli- gi masyarakat.
Tahap pertumbuhan ekonomi menurut Werner Sombart :
a. Masa perekonomian tertutup
b. Masa perekonomian kerajinan dan pertukaran
c. Masa perekonimian kapitalis ( kapitalis purba, madya, raya dan kapitalis akhir )
4. Teori Bruno Hildebrand
Pertumbuhan ekonomi berdasarkan alat ukur yang digunakan dalam perdagangan.
Tahap pertumbuhan ekonomi menurut Bruno Hildebrand :

a. Masa perekonomian barter
b. Masa perekonomian uang
c. Masa perekonomian kredit
5. Teori WW Rostow
Pertumbuhan ekonomi berdasarkan teknologi produksi dan kemam puan produksi
Tahap pertumbuhan ekonomi menurut Rostow :
a. Perekonomian Tradisional (The traditional society)
Tahap dimana masyarakat masih menggunakan teknik produksi yang sederhana, sebagian besar
masyarakat bergerak dibidanga pertanian, produksi hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri
b. Perekonomian Transisi (The Precondition for Take Off)
Tahap dimana masyarakat mulai melepaskan diri dari tradisio-nal ke teknologi baru sehingga
produksi mulai meningkat.
c. Perekonomian Lepas Landas (The Take Off)
Tahap dimana terjadi perubahan dratis, masyarakat sudah melepaskan diri dari masa tradisional,
pertumbuhan ekonomi terus berlangsung dan menemukan penemuan baru serta peningkatan
investasi.
d. Perekonomian Matang/Menuju Kedewasaan (The drive to Matu rity)
Tahap dimana semua sektor industri menggunakan teknologi modern, dikelola secara profesional
sehingga pertumbuhan secara otomatis.
e. Perekonomian konsumsi tinggi (The Age of High Mass Consum tion)

Tahap dimana teknologi digunakan untuk menghasilkan barang-barang konsumsi secara
melimpah untuk kesejahteraan

B. Aliran Klasik
1. Teori Adam Smith
Pertumbuhan ekonomi ditandai oleh pertumbuhan output hasil dan pertumbuhan penduduk.
Pertumbuhan output hasil dipenagruhi oleh jumlah penduduk, persediaan barang modal,
sumber
daya alam dan teknologi Pertumbuhan penduduk akan memperluas pasar dan menentu- kan
cepat
lambatnya pertumbuhan ekonomi. .
2. Teori David Ricardo
Pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat akan bergerak naik na- mun akan segera turun
sejalan
dengan bertambahnya penduduk dan terbatasnya tanah. Proses pertumbuhan ekonomi
terletak
pada laju pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan output. Keterbasan luas tanah akan
menurunkan produk marginal yang dikenal dengan the law of diminishing returns.
3. Thomas Robert Malthus
Menurut Malthus hasil produksi akan bertambah menurut deret hitung, sedangkan penduduk

akan
bertambah menurut deret ukur, akibatnya perekonomian berada taraf
subsisten/kemandegan pada
suatu saat.
4. Karl Marx
Tahapan pertumbuhan ekonomi menurut Karl Marx
a. kebudayaan primitive
b. Feodalisme
c. Kapitalisme
d. Sosialisme dan komunisme
C. Aliran Neo Klasik
1. Teori Robert Solow
Output tergantung dari input modal dan tenaga kerja
Q = f (K . L) Q= Output, f= fungsi, K= Kapital ( modal),
L = Labour (tenaga kerja)
2. Teori Harrod Domar
Mengembangkan teori Keynes mengenai kegiatan ekonomi nasional dan masalah
penggunaan
tenaga kerja.
Menurut Harrod Domar :



Penambahan modal akan meningkatkan kemampuan menghasilkan suatu barang dan
menaikkan permintaan efektif.



Pertambahan produksi dan peningkatan hasil produksi nasional tidak ditentukan oleh
pertambahan kapasitas pro- duksi tetapi oleh peningkatan pengeluaran masyarakat.

3. Teori Joseph Scumpeter
Proses pertumbuhan ek mrpkan proses inovasi ( pembaharuan dalam cara berproduksi
yang
lebih efisien ) yang dilaksanakan oleh para innovator/wirausahawan.
engertian, Jenis, Dampak dan Cara Mengatasi Pengangguran
       Pengangguran merupakan masalah ekonomi makro yang selalu terjadi dalam suatu negara, khususnya
di Negara Indonesia. Pengangguran di negara Indonesia semakin hari semakin bertambah. Namun, belum
ada   solusi   yang   tepat   dalam   menangani   masalah   Pengangguran   ini.   Mengapa   pengangguran   terjadi?
        Pada   kesempatan   kali   ini,   saya   akan   membahas   masalah   pengangguran.   Dalam   pembahasan
mengenai pengangguran ini, saya akan membahas Pengertian Pengangguran, Jenis­Jenis Pengangguran,

Dampak   Pengangguran   dan   Cara   Mengatasi   Pengangguran.   Pembahasan   mengenai   Pengangguran   ini
yaitu sebagai berikut. 

1. Pengertian Pengangguran
     Pengangguran (unemployment) terjadi apabila jumlah tenaga kerja yang ditawarkan lebih besar 
daripada jumlah tenaga kerja yang diminta. Dengan kata lain, jumlah yang mencari pekerjaan lebih 
banyak daripada kesempatan kerja yang tersedia. Selain itu pengangguran dapat juga diartikan orang yang
termasuk dalam angkatan kerja yang sedang berusaha menemukan atau mencari pekerjaan dan belum 
mendapatkan pekerjaan tersebut. Yang termasuk dalam angkatan kerja yaitu 15 sampai 64 tahun yang 
merupakan golongan angkatan kerja. 
      Dalam pengertian ekonomi, yang disebut sebagai pengangguran adalah mereka berusaha mencari 
pekerjaan, tetapi tidak atau belum mendapatkan pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Kondisi 
kesempatan kerja penuh (full employment) tercapai bila semua tenaga kerja yang mencari pekerjaan telah 
mendapatkan pekerjaan kerja pada tingkat upah yang berlaku.

2. Jenis­Jenis Pengangguran
a. Berdasarkan Sebab terjadinya       
      Jenis pengangguran dibedakan berdasarkan sebab terjadinya, terdiri atas 4 jenis yaitu sebagai berikut.
1) Pengangguran Siklikal (Cyclical Unemployment)
    Pengangguran Siklikal ini terjadi sebagai akibat maju mundurnya perekonomian di suatu negara. Pada 

saat perekonomian mengalami kemunduran, daya beli masyarakat menurun, akibatnya barang berhenti di 
gudang karena penjualan merosot dan perusahaan mengurangi kegiatan produksinya. Dampak dari 
pengurangan kegiatan produksi adalah para pekerja turut diberhentikan dari pekerjaannya.
2) Pengangguran Struktural
    Pengangguran struktural terjadi karena perubahan struktur perekonomian. perubahan struktur tersebut 
memerlukan keterampilan baru agar dapat menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut. Contohnya yaitu 

awalnya merupakan sektor pertanian mengalami peralihan menjadi sektor industri sehingga banyak 
tenaga kerja yang semula bekerja di sektor pertanian terpaksa menganggur. Peralihan tenaga kerja dari 
sektor pertanian menjadi tenaga kerja di sektor industri memerlukan penyesuaian keterampilan dan 
keahlian sehingga tenaga kerja yang berasal dari sektor pertanian harus dididik terlebih dahulu.
3) Pengangguran Friksional
    Pengangguran friksional merupakan perekonomian yang mencapai kondisi full employment saat jumlah
penganggur yang ada tidak melebihi 4%. Pengangguran ini terjadi karena adanya kesulitan temporer 
dalam mempertemukan pemberi kerja dengan pencari kerja. Pengangguran friksional juga terjadi karena 
faktor jarak dan kurangnya informasi. Pelamar tidak mengetahui di mana lowongan dan pengusaha juga 
tidak mengetahui di mana tersedia tenaga kerja yang memenuhi syarat. Secara umum penganggurang 
friksional tidak dapat dihindari. Namun, waktu pengangguran dapat dipersingkat dengan penyediaan 
informasi kerja yang lengkap.
4) Pengangguran Teknologi

   Pengangguran ini disebabkan oleh adanya penggantian tenaga kerja manusia dengan mesin/peralatan 
canggih sebagai akibat dari kemajuan teknologi sehingga mengakibatkan penerimaan tenaga kerja 
manusia semakin menurun akibat didominasi oleh penggunaan mesin atau peralatan yang canggih dalam 
menjalankan proses produksi.
    Munculnya berbagai peralatan canggih sangat membantu manusia dalam menyelesaikan berbagai 
pekerjaannya. Misalnya, penggunaan forklift di suatu pabrik. Keberadaan alat ini dapat menyelesaikan 
pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh beberapa tenaga kerja sekaligus sehingga dampak yang timbul 
adalah berkurangnya jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan dan digantikan oleh  alat tersebut. 
Selanjutnya, bila tidak tersedia cukup lapangan kerja maka tenaga kerja yang tergantikan tersebut akan 
menganggur.

b. Menurut Lama Waktu Kerja
  1) Pengangguran Terbuka
      Pengangguran terbuka adalah keadaan orang yang sama sekali tidak bekerja dan sedang berusaha 
mencari pekerjaan. Tenaga kerja yang sepenuhnya menganggur ini biasanya memiliki produktivitas 
marginal sama dengan nol, bahkan dapat pula negatif. Kondisi ini terjadi karena beberapa hal berikut ini:
a) Lapangan kerja tidak tersedia.
b) Ketidakcocokan antara kesempatan kerja dengan latar belakang pendidikan.
    Data berikut ini menampilkan jumlah penganggur terbuka menurut pulau, kota, dan desa, menurut 
golongan umur di kota dan desa, serta menurut penduduk pendidikan dan jenis kelamin.
2) Pengangguran tidak sepenuh waktu
    Negara berkembang seringkali tidak hanya memiliki tenaga yang menganggur sepenuhnya, tetapi juga 
memiliki tenaga kerja yang tidak sepenuh waktu menganggur atau disebut setengah menganggur. 
Pengangguran semacam ini dapat diketahui bila kita memindahkan sejumlah tenaga kerja dari suatu 
pekerjaan (misalnya dari sektor pertanian) ke pekerjaan yang lain, (misalnya sektor industri), dan ternyata
pemindahan tenaga kerja itu tidak mengurangi produksi dari sektor pertanian tersebut. Ini  berarti pada 
sektor pertanian terdapat pengangguran yang tidak sepenuhnya waktu (under employment).

3) Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment)
   Salah satu bentuk dari under employment adalah yang disebut pengangguran terselubung. Pengangguran
ini dapat terjadi karena ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan potensi dan bakat serta kemampuan. 
Ketidakcocokan ini akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja yang rendah.
4) Pengangguran Musiman 
    Pergantian musim dapat berperan sebagai salah satu faktor penyebab pengangguran. Misalnya, di 
sektor pertanian setelah habis panen sampai musim tanam berikutnya tidak ada pekerjaan. Petani ini 
disebut penganggur musiman. Juga pada saat tidak boleh menangkap ikan di wilayah Maluku dan Papua 
para nelayan banyak yang menganggur.

3. Dampak Pengangguran Terhadap 
Ekonomi Masyarakat 
   Tingginya tingkat pengangguran dalam sebuah perekonomian  akan mengakibatkan kelesuan ekonomi 
dan merosotnya tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai akibat penurunan prndapatan masyarakat. 
Dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat meliputi hal­hal berikut ini.

a. Pendapatan per kapita
    Orang yang menganggur berarti tidak memiliki penghasilan sehingga hidupnya akan membebani orang
lain yang bekerja. Dampaknya adalah terjadinya penurunan pendapatan per kapita. Dengan kata lain, bila 
tingkat pengangguran tinggi maka pendapatan per kapita akan menurun dan sebaliknya bila tingkat 
pendapatan rendah pendapatan per kapita akan meningkat dengan catatan pendapatan mereka yang masih 
bekerja tetap.

b. Pendapatan Negara
    Orang yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa upah/gaji. Upah/gaji tersebut sebelum sampai di 
tangan penerima dipotong pajak penghasilan terlebih dahulu. Pajak ini merupakan salah satu sumber 
pendapatan negara sehingga bila tidak banyak orang yang bekerja maka pendapatan negara dari 
pemasukan pajak penghasilan cenderung berkurang.

c. Beban Psikologis
   Semakin lama seseorang menganggur semakin besar beban psikologis yang ditanggungnya. Orang yang
memiliki pekerjaan berarti ia memiliki status sosial di tengah­tengah masyarakat. Seseorang yang tidak 
memiliki pekerjaan dalam jangka waktu lama akan merasa rendah diri (minder) karena statusnya yang 
tidak jelas.

d. Munculnya Biaya Sosial
   Tingginya tingkat pengangguran akan menimbulkan pengeluaran biaya­biaya seperti biaya pengadaan 

penyuluhan, biaya pelatihan, dan biaya keamanan sebagai akibat kecenderungan meningkatnya tindak 
kriminalitas.

4. Cara­Cara Mengatasi Pengangguran
       Sebelumnya telah dijelaskan berbagai dampak negatif dari pengangguran bagi seseorang, masyarakat,
dan negara. Untuk mengatasi beberapa dampak tersebut, perlu ada upaya terpadu dalam bidang 
kesempatan kerja.

a. Cara Mengatasi Pengangguran Siklis
   Pengangguran siklis adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian 
karena resesi. Penurunan kegiatan perekonomian umumnya dimulai dengan melemahnya permintaan akan
barang. Akibat penurunan permintaan, produksi barang juga akan berkurang. Dampak pengurangan 
produksi adalah terjadinya penurunan investasi. Jika keadaan ini berlangsung lama, maka perusahaan 
akan mengurangi pekerja dengan jalan pemutusan hubungan kerja (PHK) atau menghentikan usahanya 
sama sekali.
    Untuk mengatasi pengangguran siklis diperlukan beberapa langkah­langkah antara lain peningkatan 
daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat dapat meningkat apabila mereka mendapat tambahan 
penghasilan. Pemerintah harus membuka proyek yang bersifat umum, seperti membangun jalan, 
jembatan, irigasi, dan kegiatan lainnya. Cara lai adalah dengan mengarahkan permintaan masyarakat 
untuk membeli barang dan jasa, serta memperluas pasar barang dan jasa. Pasar yang sudah ada harus terus
dipertahankan. Namun, diusahakan membuka peluang lain dalam rangka memasuki pasar yang baru. 
Misalnya, dengan membuka pasar baru di luar negeri yang dapat menambah permintaan.

b. Cara Mengatasi Pengangguran Struktur
   Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan perubahan struktur ekonomi, misalnya 
dari ekonomi yang bersifat agraris bergeser ke ekonomi industri. Pergeseran ini lebih menitikberatkan 
penyesuaian karakter dan budaya pekerja sektor industri. Untuk mengatasi pengangguran struktural 
diperlukan berbagai langkah seperti pengadaan pendidikan dan pelatihan sebagai persiapan untuk 
berkarier pada pekerjaan yang baru, memindahkan tenaga kerja dari tempat yang tidak membutuhkan ke 
tempat yang membutuhkan, meningkatkan mobilitas tenaga kerja dan modal yang ada, dan mendirikan 
industri padat karya, sehingga mampu menanggung tenaga kerja yang menganggur.

c. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
   Pada dasarnya, pengangguran friksional tidak dapat dihilangkan sama sekali dan hanya dapat dikurangi.
Cara mengatasi pengangguran friksional adalah mengusahakan informasi yang lengkap tentang 
permintaan dan penawaran tenaga kerja, sehingga proses pelamaran, seleksi, dan pengambilan keputusan 
menerima atau tidak berlangsung lebih cepat. Cara lain adalah menyusun rencana penggunaan tenaga 
kerja sebaik mungkin.

d. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
   Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi pada musim­musim tertentu, seperti petani 
yang menganggur setelah musim tanam. Pengangguran seperti ini dapat diatasi dengan pemberian 
informasi yang jelas tentang adanya lowongan kerja pada bidang lain dan melatih seseorang agar 
memiliki keterampilan untuk dapat bekerja pada "masa menunggu" musim tertentu.

PADAT KARYA DAN PADAT MODAL
Pada dasarnya terdapat 2 faktor produksi yang sangat variabel yaitu tenaga kerja
dan modal. Sehingga dibagilah skala produksi menjadi padat karya dan padat
modal.

Padat karya adalah suatu skala kegiatan produksi dimana jumlah faktor produksi
tenaga kerja lebih besar dibanding faktor produksi modal.
Padat modal adalah suatu kegiatan produksi dimana jumlah faktor produksi modal
lebih besar dibanding faktor produksi tenaga kerja.
SISTEM UPAH YANG BERLAKU DI INDONESIA
Di Indonesia dikenal beberapa sistem pemberian upah, yaitu :

1. Upah menurut waktu
Sistem upah dimana besarnya upah didasarkan pada lama bekerja seseorang.
Satuan waktu dihitung per jam, per hari, per minggu atau per bulan. Misalnya
pekerja bangunan dibayar per hari / minggu.

2. Upah menurut satuan hasil
Menurut sistem ini, besarnya upah didasarkan pada jumlah barang yang dihasilkan
oleh seseorang. Satuan hasil dihitung per potong barang, per satuan panjang, atau
per satuan berat. Misal upah pemetik daun teh dihitung per kilo.

3. Upah borongan

Menurut sistem ini pembayaran upah berdasarkan atas kesepakatan bersama
antara pemberi dan penerima pekerjaan. Misalnya upah untuk memperbaiki mobil
yang rusak, membangun rumah dll.

4. Sistem bonus
Sistem bonus adalah pembayaran tambahan diluar upah atau gaji yang ditujukan
untuk merangsang (memberi insentif) agar pekerja dapat menjalankan tugasnya
lebih baik dan penuh tanggungjawab, dengan harapan keuntungan lebih tinggi.
Makin tinggi keuntungan yang diperoleh makin besar bonus yang diberikan pada
pekerja.

5. Sistem mitra usaha
Dalam sistem ini pembayaran upah sebagian diberikan dalam bentuk saham
perusahaan, tetapi saham tersebut tidak diberikan kepada perorangan melainkan
pada organisasi pekerja di perusahaan tersebut. Dengan demikian hubungan kerja
antara perusahaan dengan pekerja dapat ditingkatkan menjadi hubungan antara
perusahaan dan mitra kerja.
PENINGKATAN MUTU TENAGA KERJA
Kita tentu saja perlu menciptakan iklim yang mendukung perluasan lapangan
pekerjaan, meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja. Salah satu langkah awal yang dapat kita tempuh
adalah dengan menyusun berbagai master plan kedepan dengan pondasi awalnya
meningkatkan mutu tenaga kerja.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kecendurungan dunia usaha saat ini hanya menerima
tenaga kerja siap pakai. Itu berarti sebelum memasuki dunia kerja seorang tenaga
kerja harus sudah memiliki sejumlah “nilai lebih” berupa tingkat pendidikan dan
keterampilan tertentu. Sementara itu masih banyak dipasaran tenaga kerja yang
berpendidikan rendah. Ini berarti tenaga kerja belum siap pakai. Untuk itu
diperlukan adanya Usaha meningkatkan mutu kerja dari pihak pemerintah, swasta,
dan individu. Berikut akan diuraikan upayanya :
A.Pemerintah
Usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu tenaga kerja antara lain dengan
mendirikan berbagai pusat pelatihan tenaga kerja. Upaya ini dilakukan guna melatih
seseorang menjadi manusia terampil, berinisiatif dan berkarakter serta kratif. Usaha
ini juga disertai dengan usaha peningkatan mutu sekolah kejuruan ( SMK dan
sejenisnya ), penciptaan kondisi yang kondusif bagi penanaman modal,
transmigrasi, dan keluarga berencana.
B. Pihak swasta ( Perusahaan )

langkah yang dapat diambil oleh pihak swasta ( perusahaan) untuk ikut serta
dalam upaya peningkatan mutu tenaga kerja adalah bekerja sama dengan sekolah
atau kampus. Kerja sama yang dapat dilakukan oleh pihak swasta ( perusahaan )
dengan pihak sekolah maupun kampus adalah dengan menyediakan kesempatan
kesempatan bagi siswa maupun mahasiswa untuk kerja praktek maupun magang
diperusahaan yang bersangkutan. Program magang ini akan memberi pemahaman
secara lebih baik kepada calon tenaga kerja untuk mengenali dunia kerja yang
sesungguhnya. Dengan demikian, para calon tenaga kerja tersebut dapat
menyiapkan dirinya dengan berbagai kemampuan dan keterampilan yang memang
dibutuhkan oleh dunia usaha.
C. individu
Beberapa langkah yang dapat diambil individu guna meningkatan kualitas
tenaga kerja adalah sebagai berikut :
1.
Membekali diri dengan berbagi keahlian dan keterampilan yang diinginkan
oleh dunia kerja. Secara umum individu harus mampu melebihi standar kualitas
yang berlaku di dalam perusahaan guna bersaing dengan tenaga kerja lain.
Semisalnya dalam hal penguasaan Bahasa inggris, komputer, dan keahlihaan
khusus sesuai dengan pekerjaan yang ditawarkan.
2.
Menanamkan jiwa wirausaha. Bekerja tidak harus bergantung pada
perusahaan atau instansi tertentu. Tetapi seseorang justru bisa menciptakan
lapangan pekerjaannya sendiri bahkan menampung tenaga kerja lainnya. Dalam hal
inilah diperlukan jiwa kewirausahaan seorang invididu dalam meningkatkan kualitas
tenaga kerja.