Pengembangan Koperasi dan UMKM sebagai P

Pengembangan Koperasi & Usaha Mikro Kecil dan
Menengah
( UMKM ) sebagai Perwujudan Kedaulatan
Ekonomi Indonesia

Disusun oleh :
1. Roby Darisandi
2. Fariz Izzudin F
3. Falakhah Mulianisa

UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah

Pengembangan


Koperasi

dan

usaha

mikro,

kecil

dan

menengah (UMKM) merupakan langkah yang strategis dalam
meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian
dari sebagian terbesar rakyat Indonesia, khususnya melalui
penyediaan lapangan kerja dan tingkat kemiskinan. Dalam
rangka mendukung upaya penanggulangan kemiskinan dan
penyediaan lapangan kerja, dilakukan penyediaan dukungan dan
kemudahan untuk pengembangan usaha ekonomi produktif

berskala mikro/informal, terutama di kalangan keluarga miskin
dan/atau di daerah tertinggal dan kantong-kantong kemiskinan.
Pengembangan usaha skala mikro tersebut diarahkan untuk
meningkatkan kapasitas usaha dan keterampilan pengelolaan
usaha, serta sekaligus meningkatkan kepastian dan perlindungan
usahanya, sehingga menjadi unit usaha yang lebih mandiri,
berkelanjutan
Pemberdayaan

dan

siap

koperasi

untuk
dan

tumbuh


UKM

juga

dan

bersaing.

diarahkan

untuk

mendukung penciptaan kesempatan kerja dan peningkatan
ekspor, antara lain melalui peningkatan kepastian berusaha dan
kepastian

hukum,

pengembangan


sistem

insentif

untuk

menumbuhkan wirausaha baru berbasis teknologi dan/atau
berorientasi ekspor, serta peningkatan akses dan perluasan
pasar ekspor bagi produk-produk koperasi dan UKM. Melalui
koperasi

dan

UMKM

ini

diharapkan

mampu


mewujudkan

kedaulatan ekonomi yang mengutamakan kesejahteraan rakyat.

1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana cara mengatasi kemiskinan di Indonesia?
2. Bagaimana Perkembangan Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah di Indonesia saat ini ?
3. Sistem ekonomi apa yang digunakan di Indonesia?
1.3 Tujuan penulisan
1. Untuk megetahui cara mengatasi kemiskinan di Indonesia
2. Untuk mengetahui Perkembangan Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah di Indonesia saat ini
3. Untuk mengetahui Sistem ekonomi apa yang digunakan di
Indonesia
1.4 Manfaat penulisan
1. Membantu menyelesaikan permasalahan kemiskinan di
Indonesia
2. Memberikan solusi dalam pengembangan koperasi dan

UMKM di Indonesia
3. Mengetahui sistem ekonomi yang ideal di Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN
1. Kondisi Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah di
Indonesia saat ini
a. Gambaran Perkembangan Koperasi di Indonesia
Pada

mulanya

lembaga

Koperasi

diperkenalkan

di


Indonesia memang sudah diarahkan untuk berpihak kepada
kepentingan ekonomi rakyat yang dikenal sebagai golongan
ekonomi lemah. Strata ini biasanya berasal dari kelompok
masyarakat kelas menengah kebawah. Eksistensi koperasi
memang merupakan suatu fenomena tersendiri, sebab tidak
satu lembaga sejenis lainnya yang mampu menyamainya,
tetapi sekaligus diharapkan menjadi penyeimbang terhadap
pilar

ekonomi

lainnya.

Lembaga

koperasi

oleh

banyak


kalangan, diyakini sangat sesuai dengan budaya dan tata
kehidupan bangsa Indonesia. Di dalamnya terkandung muatan
menolong diri sendiri, kerjasama untuk kepentingan bersama
(gotong royong), dan beberapa esensi moral lainnya. Sangat
banyak orang mengetahui tentang koperasi meski belum tentu
sama pemahamannya, apalagi juga hanya sebagian kecil dari
populasi bangsa ini yang mampu berkoperasi secara benar
dan konsisten.
Sejak

kemerdekaan

diraih,

organisasi

koperasi

selalu


memperoleh tempat sendiri dalam struktur perekonomian dan
mendapatkan perhatian dari pemerintah. Keberadaan koperasi
sebagai lembaga ekonomi rakyat ditilik dari sisi usianyapun
yang sudah lebih dari 60 tahun berarti sudah relatif matang.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Juni 2014 jumlah koperasi di seluruh Indonesia
adalah

206.288

unit

dengan

keanggotaan

berjumlah


35.237.990. Jumlah ini jika dibandingkan dengan Tahun 2013
mengalami peningkatan 1.27 %.

Meskipun presentasenya

kecil tetapi setiap tahunnya mengalami peningkatan yang
cukup baik. Data koperasi yang aktif juga menunjukkan
peningkatan yang sangat bagus yaitu 144.839 atau 70,2 %.
Sementara data koperasi tidak aktif
Namun

uniknya

pengembangan

61.449 atau 29,8 %.

masih

menjadi


masalah

mendasar dalam koperasi. Padahal koperasi ini menjadi salah
satu pendorong terwujudnya Kedaulatan Ekonomi Indonesia.

b. Gambaran Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah di Indonesia

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia saat
ini sudah bergerak di semua bidang usaha, sehingga langsung
menyentuh kepentingan masyarakat. Usaha mikro, kecil, dan
menengah

di

Indonesia

memiliki

kedaulatan ekonomi nasional.

peran

strategis

dalam

Berdasarkan data BPS (2006) populasi UMKM di Indonesia
jumlahnya mencapai 49,02 juta unit

atau 99 persen dari

keseluruhan pelaku bisnis tanah air. UMKM berkontribusi
terhadap

produk

domestik

bruto

56,23

persen.

Dalam

penyerapan tenaga ker ja kontribusi UMKM sebesar 97,30
persen atau 87 juta orang.
Angka tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun
berikut akan disajikan tabel mengenai perkembangan UMKM
dari tahun 2008-2012

Tahun

Jumlah UMKM

Jumlah

Tenaga
(sumber

Kerja
2008

51.409.612 unit

94.024.278
orang

2009

52.764.603 unit

2010

53.823.732 unit

96.211.332

Kemenkop dan
UKM)

orang

Dari

99.401.775

2011

55.206.444 unit

orang
101.722.458

2012

56.534.592 unit

orang
107.657.509
orang

:

tabel
ambil

dapat

diatas
kita

kesimpulan
jika

pada

periode 2008-2012 merupakan masa pertumbuhan yang
bagus bagi UMKM. Selama periode tersebut UMKM bertambah
sebanyak

5.124.980 unit atau sebesar 9,96 %. Penyerapan

tenaga kerja oleh UMKM juga mengalami peningkatan yang
cukup pesat. Selama 5 tahun, tercatat ada peningkatan jumlah
tenaga kerja UMKM sebanyak 13.633.231 atau 14,4 %.

Potensi lainnya dapat dilihat dan kontribusi UMKM terhadap
pembentukan PDB menurut harga berlaku, yang sesuai data
BPS tahun 2010 mencapai Rp. 3.466,3 trilyun. Dengan jumlah
tersebut berarti bahwa 57,12% dan PDB nasional yang
totalnya

mencapai

Rp.4.696,5

trilyun

bersandar

pada

produktivitas UMKM. Jumlah tersebut terus meningkat. Data
tahun 2011 menyebutkan bahwa UMKM berkontribusi sebesar
58,05% terhadap pembentukan PDB menurut harga berlaku.
Angka tersebut menjadi 59,08% di tahun 2012.

Berikut tabel kontribusi UMKM terhadap PDB atas harga
berlaku periode 2008-2012.
Tahun

Kontribusi

Jumlah

UMKM

Kontribusi

(sumber

terhadap

UMKM

Kemenkop

pembentukan

terhadap

PDB

atas atas

PDB

:
dan

UKM)

harga

2008

harga berlaku
55,56 %

berlaku
2.609,4 trilyun

2009

56,53 %

2.993,1 trilyun

2010

57,12 %

3.466,3 trilyun

2011

58,05 %

4.321,8 trilyun

2012

59,08 %

4.869,5 trilyun

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
merupakan bagian integral dalam pembangunan nasional.yang

bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur.

Dalam

eksplisit

UUD

kekeluargaan

pembangunan
1945

(pasal

bidang

menekankan
33

ayat

1)

ekonomi

secara

implementasi
dan

azas

penyelenggaraan

perekonomian nasional yang berdasar atas demokrasi ekonomi
(pasal 33 ayat 4).
Dalam hal ini pemberdayaan UMKM, berkaitan langsung
dengan

kehidupan

dan

peningkatan

kesejahteraan

bagi

sebagian besar rakyat Indonesia (pro poor). Selain itu, potensi
dan peran strategisnya telah terbukti menjadi penopang
kekuatan dan pertumbuhan ekonomi nasional (pro growth).
Keberadaan UMKM yang dominan sebagai pelaku ekonomi
nasional juga merupakan subyek vital dalam pembangunan,
khususnya dalam rangka perluasan kesempatan berusaha bagi
wirausaha baru dan penyerapan tenaga kerja serta menekan
angka pengangguran (pro job).
Berdasarkan data diatas, sangat terlihat bahwa UMKM
merupakan kekuatan dalam pelaksanaan ekonomi kerakyatan.
Oleh karena itu, keberadaan UMKM harus dilindungi dan
diberdayakan pemerintah. Dalam UU No.20/2008 tentang
UMKM, didefinisikan bahwa pemberdayaan adalah upaya yang
dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan
Masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim
dan pengembangan usaha terhadap UMKM sehingga mampu
tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan
mandiri.

2.Macam-macam sistem ekonomi
Sejak lahirnya bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945,bangsa
ini dihadapkan pada 2 pilihan sistem ekonomi yang berkembang
di dunia yaitu sistem ekonomi kapitalisme dan sistem ekonomi
sosialisme.
1. Sistem Ekonomi Kapitalisme
Sistem ekonomi kapitalisme atau kapital adalah sistem
ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat
produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan
membuat keuntungan dalam ekonomi pasar. Pemilik modal
bisa

melakukan

usahanya

untuk

meraih

keuntungan

sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah
tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan
bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan secara
besar-besaran untuk kepentingan-kepentingan pribadi.
Menurut Fahrudin Sukarno (2011), kapitalisme adalah
system social yang mendasarkandiri pada kepemilikan
kekayaan pribadi. Kapitalisme menegaskan kebebasan
indifidu untuk berproduksi tanpa intervensi pihak lain.
Setiap indifidu yang punya kemampuan diberikebebasan
seluas-luasnya untuk berproduksi. Pemenuhan kepentingan
pribadi diutamakandalam tabungan (saving) dan akumulasi
modal, pertukaran uang (exchange of ymone),kepentingan
diri secara financial (financial self-interest ), dan motivasi
mencari

untung

dan ketidak

( profit motive),

kompetisi bebas

seimbangan ekonomi,

nilai

system harga,

kemajuanekonomi, serta harmonisasi kepentingan material
semua indifidu yang terlibat.

2. Sistem Ekonomi Sosialisme
Sosialisme atau sosialis adalah sistem sosial dan ekonomi
yang ditandai dengan kepemilikan sosial dari alat-alat
produksi dan manajemen koperasi ekonomi, serta teori
politik dan gerakan yang mengarah pada pembentukan
sistem tersebut. "Kepemilikan sosial" bisa merujuk ke
koperasi,

kepemilikan

kepemilikan

warga

umum,
ekuitas,

kepemilikan
atau

negara,

kombinasi

dari

semuanya. Ada banyak jenis sosialisme dan tidak ada
definisi

tunggal

secara

enskapitulasi

dari

mereka

semua. Mereka berbeda dalam jenis kepemilikan sosial
yang mereka ajukan, sejauh mana mereka bergantung
pada pasar atau perencanaan, bagaimana manajemen
harus

diselenggarakan

dalam

lembaga-lembaga

yang

produktif, dan peran negara dalam membangun sosialisme.
Namun

demikian,yang

patut

disyukuri

adalah

para

founding father kita tidak memilih salah satu diantara keduanya
sebagai

sistem ekonomi di Indoesia,melainkan menggunakan

sistem ekonomi Pancasila.
Menurut Endang Sih Praptih (2003) Pancasila yang dipilih oleh
para pendiri republik sebagai dasar falsafah negara, mengilhami
sistem ekonomi alternatif, yang kemudian disebut “Sistem
Ekonomi Pancasila”.
SEP dipilih karena pemilihan satu sistem ekonomi oleh suatu
bangsa tidak pernah menggunakan kriteria baik atau buruk,
benar atau salah, melainkan menggunakan kriteria tepat atau
tidak tepat (selanjutnya disebut kriteria ketepatan suatu sistem

ekonomi) yang dikaitkan dengan aspek-aspek politik-ekonomisosilal-budaya bangsa Indonesia dalam kehidupan bernegaranya.
Sistem inilah yang diaggap paling cocok diterapkan di
Indonesia karena budaya Indonesia adalah budaya gotong
royong dan dalam sistem ini masyarakat ikut berperan untuk
mencapai kesejahteraan bersama,dan program kongkrit yang
dijalankan dimana masyarakat ikut berperan adalah koperasi.
Kedaulatan

ekonomi

Indonesia

tercermin

dalam

pemerataan kesejahteraan rakyat Indonesia. Hal ini sesuai
dengan Pembukaan UUD 1945 alenia ke -4 yang mengandung
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Untuk itulah

sistem ekonomi pancasila dapat dijadikan sistem utama ekonomi
Indonesia.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Meskipun kenyataan terciptanya koperasi yang ideal masih
jauh dari cita-cita, namun semangat untuk menjadikan koperasi
sebagai tuan rumah di negeri sendiri tentu tidak boleh padam.
Berhubungan dengan konsep pembangunan ekonomi Indonesia
dan tuntutan UUD 1945, koperasi masih dan akan selalu
dipandang sebagai salah satu elemen ekonomi yang penting dan
strategis.
sudah

Agar mampu mengemban amanah tersebut maka

seharusnya

dimotori

oleh

dunia

perkoperasian

pemerintah

dan

di

Indonesia

segenap

yang

stakeholder

perkoperasian berbenah diri. Koperasi harus mampu membangun
kekuatan baru, memperbaiki kelemahan dan tetap menjadi
badan usaha yang mempunyai tujuan memajukan kesejahteraan
masyarakat

(mereduksi

kemiskinan

dan

pengangguran).

Beberapa solusi yang disampaikan di atas seharusnya perlu
menjadi pertimbangan dan diimplementasikan.
B. Saran
Penulis

berharap

pemerintah

harus

lebih

aktif

dalam

mensosialisalikan koperasi dan UMKM sehingga koperasi dan
UMKM dapat berkembang secara signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

Kuncoro, Mudrajad (2000), Usaha Kecil Di Indonesia: Profil,
Masalah Dan Strategi Pemberdayaan. Yogyakarta

Sudrajat (2012), Pemberdayaan UMKM dalam Mewujudkan
Tujuan Pembangunan Milenium. Bali.
Kementerian UMKM dan Koperasi, Rencana Strategis 20092014
Kementerian UMKM dan Koperasi, Rencana Kerja Pemerintah
Tahun 2014 Bidang Pemberdayaan UMKM dan Koperasi.
UU No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Kecil Mikro Dan
Menengah
UU No 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil