Pengembangan Koperasi dan UMKM sebagai P
Pengembangan Koperasi & Usaha Mikro Kecil dan
Menengah
( UMKM ) sebagai Perwujudan Kedaulatan
Ekonomi Indonesia
Disusun oleh :
1. Roby Darisandi
2. Fariz Izzudin F
3. Falakhah Mulianisa
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pengembangan
Koperasi
dan
usaha
mikro,
kecil
dan
menengah (UMKM) merupakan langkah yang strategis dalam
meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian
dari sebagian terbesar rakyat Indonesia, khususnya melalui
penyediaan lapangan kerja dan tingkat kemiskinan. Dalam
rangka mendukung upaya penanggulangan kemiskinan dan
penyediaan lapangan kerja, dilakukan penyediaan dukungan dan
kemudahan untuk pengembangan usaha ekonomi produktif
berskala mikro/informal, terutama di kalangan keluarga miskin
dan/atau di daerah tertinggal dan kantong-kantong kemiskinan.
Pengembangan usaha skala mikro tersebut diarahkan untuk
meningkatkan kapasitas usaha dan keterampilan pengelolaan
usaha, serta sekaligus meningkatkan kepastian dan perlindungan
usahanya, sehingga menjadi unit usaha yang lebih mandiri,
berkelanjutan
Pemberdayaan
dan
siap
koperasi
untuk
dan
tumbuh
UKM
juga
dan
bersaing.
diarahkan
untuk
mendukung penciptaan kesempatan kerja dan peningkatan
ekspor, antara lain melalui peningkatan kepastian berusaha dan
kepastian
hukum,
pengembangan
sistem
insentif
untuk
menumbuhkan wirausaha baru berbasis teknologi dan/atau
berorientasi ekspor, serta peningkatan akses dan perluasan
pasar ekspor bagi produk-produk koperasi dan UKM. Melalui
koperasi
dan
UMKM
ini
diharapkan
mampu
mewujudkan
kedaulatan ekonomi yang mengutamakan kesejahteraan rakyat.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana cara mengatasi kemiskinan di Indonesia?
2. Bagaimana Perkembangan Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah di Indonesia saat ini ?
3. Sistem ekonomi apa yang digunakan di Indonesia?
1.3 Tujuan penulisan
1. Untuk megetahui cara mengatasi kemiskinan di Indonesia
2. Untuk mengetahui Perkembangan Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah di Indonesia saat ini
3. Untuk mengetahui Sistem ekonomi apa yang digunakan di
Indonesia
1.4 Manfaat penulisan
1. Membantu menyelesaikan permasalahan kemiskinan di
Indonesia
2. Memberikan solusi dalam pengembangan koperasi dan
UMKM di Indonesia
3. Mengetahui sistem ekonomi yang ideal di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kondisi Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah di
Indonesia saat ini
a. Gambaran Perkembangan Koperasi di Indonesia
Pada
mulanya
lembaga
Koperasi
diperkenalkan
di
Indonesia memang sudah diarahkan untuk berpihak kepada
kepentingan ekonomi rakyat yang dikenal sebagai golongan
ekonomi lemah. Strata ini biasanya berasal dari kelompok
masyarakat kelas menengah kebawah. Eksistensi koperasi
memang merupakan suatu fenomena tersendiri, sebab tidak
satu lembaga sejenis lainnya yang mampu menyamainya,
tetapi sekaligus diharapkan menjadi penyeimbang terhadap
pilar
ekonomi
lainnya.
Lembaga
koperasi
oleh
banyak
kalangan, diyakini sangat sesuai dengan budaya dan tata
kehidupan bangsa Indonesia. Di dalamnya terkandung muatan
menolong diri sendiri, kerjasama untuk kepentingan bersama
(gotong royong), dan beberapa esensi moral lainnya. Sangat
banyak orang mengetahui tentang koperasi meski belum tentu
sama pemahamannya, apalagi juga hanya sebagian kecil dari
populasi bangsa ini yang mampu berkoperasi secara benar
dan konsisten.
Sejak
kemerdekaan
diraih,
organisasi
koperasi
selalu
memperoleh tempat sendiri dalam struktur perekonomian dan
mendapatkan perhatian dari pemerintah. Keberadaan koperasi
sebagai lembaga ekonomi rakyat ditilik dari sisi usianyapun
yang sudah lebih dari 60 tahun berarti sudah relatif matang.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Juni 2014 jumlah koperasi di seluruh Indonesia
adalah
206.288
unit
dengan
keanggotaan
berjumlah
35.237.990. Jumlah ini jika dibandingkan dengan Tahun 2013
mengalami peningkatan 1.27 %.
Meskipun presentasenya
kecil tetapi setiap tahunnya mengalami peningkatan yang
cukup baik. Data koperasi yang aktif juga menunjukkan
peningkatan yang sangat bagus yaitu 144.839 atau 70,2 %.
Sementara data koperasi tidak aktif
Namun
uniknya
pengembangan
61.449 atau 29,8 %.
masih
menjadi
masalah
mendasar dalam koperasi. Padahal koperasi ini menjadi salah
satu pendorong terwujudnya Kedaulatan Ekonomi Indonesia.
b. Gambaran Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah di Indonesia
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia saat
ini sudah bergerak di semua bidang usaha, sehingga langsung
menyentuh kepentingan masyarakat. Usaha mikro, kecil, dan
menengah
di
Indonesia
memiliki
kedaulatan ekonomi nasional.
peran
strategis
dalam
Berdasarkan data BPS (2006) populasi UMKM di Indonesia
jumlahnya mencapai 49,02 juta unit
atau 99 persen dari
keseluruhan pelaku bisnis tanah air. UMKM berkontribusi
terhadap
produk
domestik
bruto
56,23
persen.
Dalam
penyerapan tenaga ker ja kontribusi UMKM sebesar 97,30
persen atau 87 juta orang.
Angka tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun
berikut akan disajikan tabel mengenai perkembangan UMKM
dari tahun 2008-2012
Tahun
Jumlah UMKM
Jumlah
Tenaga
(sumber
Kerja
2008
51.409.612 unit
94.024.278
orang
2009
52.764.603 unit
2010
53.823.732 unit
96.211.332
Kemenkop dan
UKM)
orang
Dari
99.401.775
2011
55.206.444 unit
orang
101.722.458
2012
56.534.592 unit
orang
107.657.509
orang
:
tabel
ambil
dapat
diatas
kita
kesimpulan
jika
pada
periode 2008-2012 merupakan masa pertumbuhan yang
bagus bagi UMKM. Selama periode tersebut UMKM bertambah
sebanyak
5.124.980 unit atau sebesar 9,96 %. Penyerapan
tenaga kerja oleh UMKM juga mengalami peningkatan yang
cukup pesat. Selama 5 tahun, tercatat ada peningkatan jumlah
tenaga kerja UMKM sebanyak 13.633.231 atau 14,4 %.
Potensi lainnya dapat dilihat dan kontribusi UMKM terhadap
pembentukan PDB menurut harga berlaku, yang sesuai data
BPS tahun 2010 mencapai Rp. 3.466,3 trilyun. Dengan jumlah
tersebut berarti bahwa 57,12% dan PDB nasional yang
totalnya
mencapai
Rp.4.696,5
trilyun
bersandar
pada
produktivitas UMKM. Jumlah tersebut terus meningkat. Data
tahun 2011 menyebutkan bahwa UMKM berkontribusi sebesar
58,05% terhadap pembentukan PDB menurut harga berlaku.
Angka tersebut menjadi 59,08% di tahun 2012.
Berikut tabel kontribusi UMKM terhadap PDB atas harga
berlaku periode 2008-2012.
Tahun
Kontribusi
Jumlah
UMKM
Kontribusi
(sumber
terhadap
UMKM
Kemenkop
pembentukan
terhadap
PDB
atas atas
PDB
:
dan
UKM)
harga
2008
harga berlaku
55,56 %
berlaku
2.609,4 trilyun
2009
56,53 %
2.993,1 trilyun
2010
57,12 %
3.466,3 trilyun
2011
58,05 %
4.321,8 trilyun
2012
59,08 %
4.869,5 trilyun
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
merupakan bagian integral dalam pembangunan nasional.yang
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur.
Dalam
eksplisit
UUD
kekeluargaan
pembangunan
1945
(pasal
bidang
menekankan
33
ayat
1)
ekonomi
secara
implementasi
dan
azas
penyelenggaraan
perekonomian nasional yang berdasar atas demokrasi ekonomi
(pasal 33 ayat 4).
Dalam hal ini pemberdayaan UMKM, berkaitan langsung
dengan
kehidupan
dan
peningkatan
kesejahteraan
bagi
sebagian besar rakyat Indonesia (pro poor). Selain itu, potensi
dan peran strategisnya telah terbukti menjadi penopang
kekuatan dan pertumbuhan ekonomi nasional (pro growth).
Keberadaan UMKM yang dominan sebagai pelaku ekonomi
nasional juga merupakan subyek vital dalam pembangunan,
khususnya dalam rangka perluasan kesempatan berusaha bagi
wirausaha baru dan penyerapan tenaga kerja serta menekan
angka pengangguran (pro job).
Berdasarkan data diatas, sangat terlihat bahwa UMKM
merupakan kekuatan dalam pelaksanaan ekonomi kerakyatan.
Oleh karena itu, keberadaan UMKM harus dilindungi dan
diberdayakan pemerintah. Dalam UU No.20/2008 tentang
UMKM, didefinisikan bahwa pemberdayaan adalah upaya yang
dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan
Masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim
dan pengembangan usaha terhadap UMKM sehingga mampu
tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan
mandiri.
2.Macam-macam sistem ekonomi
Sejak lahirnya bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945,bangsa
ini dihadapkan pada 2 pilihan sistem ekonomi yang berkembang
di dunia yaitu sistem ekonomi kapitalisme dan sistem ekonomi
sosialisme.
1. Sistem Ekonomi Kapitalisme
Sistem ekonomi kapitalisme atau kapital adalah sistem
ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat
produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan
membuat keuntungan dalam ekonomi pasar. Pemilik modal
bisa
melakukan
usahanya
untuk
meraih
keuntungan
sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah
tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan
bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan secara
besar-besaran untuk kepentingan-kepentingan pribadi.
Menurut Fahrudin Sukarno (2011), kapitalisme adalah
system social yang mendasarkandiri pada kepemilikan
kekayaan pribadi. Kapitalisme menegaskan kebebasan
indifidu untuk berproduksi tanpa intervensi pihak lain.
Setiap indifidu yang punya kemampuan diberikebebasan
seluas-luasnya untuk berproduksi. Pemenuhan kepentingan
pribadi diutamakandalam tabungan (saving) dan akumulasi
modal, pertukaran uang (exchange of ymone),kepentingan
diri secara financial (financial self-interest ), dan motivasi
mencari
untung
dan ketidak
( profit motive),
kompetisi bebas
seimbangan ekonomi,
nilai
system harga,
kemajuanekonomi, serta harmonisasi kepentingan material
semua indifidu yang terlibat.
2. Sistem Ekonomi Sosialisme
Sosialisme atau sosialis adalah sistem sosial dan ekonomi
yang ditandai dengan kepemilikan sosial dari alat-alat
produksi dan manajemen koperasi ekonomi, serta teori
politik dan gerakan yang mengarah pada pembentukan
sistem tersebut. "Kepemilikan sosial" bisa merujuk ke
koperasi,
kepemilikan
kepemilikan
warga
umum,
ekuitas,
kepemilikan
atau
negara,
kombinasi
dari
semuanya. Ada banyak jenis sosialisme dan tidak ada
definisi
tunggal
secara
enskapitulasi
dari
mereka
semua. Mereka berbeda dalam jenis kepemilikan sosial
yang mereka ajukan, sejauh mana mereka bergantung
pada pasar atau perencanaan, bagaimana manajemen
harus
diselenggarakan
dalam
lembaga-lembaga
yang
produktif, dan peran negara dalam membangun sosialisme.
Namun
demikian,yang
patut
disyukuri
adalah
para
founding father kita tidak memilih salah satu diantara keduanya
sebagai
sistem ekonomi di Indoesia,melainkan menggunakan
sistem ekonomi Pancasila.
Menurut Endang Sih Praptih (2003) Pancasila yang dipilih oleh
para pendiri republik sebagai dasar falsafah negara, mengilhami
sistem ekonomi alternatif, yang kemudian disebut “Sistem
Ekonomi Pancasila”.
SEP dipilih karena pemilihan satu sistem ekonomi oleh suatu
bangsa tidak pernah menggunakan kriteria baik atau buruk,
benar atau salah, melainkan menggunakan kriteria tepat atau
tidak tepat (selanjutnya disebut kriteria ketepatan suatu sistem
ekonomi) yang dikaitkan dengan aspek-aspek politik-ekonomisosilal-budaya bangsa Indonesia dalam kehidupan bernegaranya.
Sistem inilah yang diaggap paling cocok diterapkan di
Indonesia karena budaya Indonesia adalah budaya gotong
royong dan dalam sistem ini masyarakat ikut berperan untuk
mencapai kesejahteraan bersama,dan program kongkrit yang
dijalankan dimana masyarakat ikut berperan adalah koperasi.
Kedaulatan
ekonomi
Indonesia
tercermin
dalam
pemerataan kesejahteraan rakyat Indonesia. Hal ini sesuai
dengan Pembukaan UUD 1945 alenia ke -4 yang mengandung
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Untuk itulah
sistem ekonomi pancasila dapat dijadikan sistem utama ekonomi
Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Meskipun kenyataan terciptanya koperasi yang ideal masih
jauh dari cita-cita, namun semangat untuk menjadikan koperasi
sebagai tuan rumah di negeri sendiri tentu tidak boleh padam.
Berhubungan dengan konsep pembangunan ekonomi Indonesia
dan tuntutan UUD 1945, koperasi masih dan akan selalu
dipandang sebagai salah satu elemen ekonomi yang penting dan
strategis.
sudah
Agar mampu mengemban amanah tersebut maka
seharusnya
dimotori
oleh
dunia
perkoperasian
pemerintah
dan
di
Indonesia
segenap
yang
stakeholder
perkoperasian berbenah diri. Koperasi harus mampu membangun
kekuatan baru, memperbaiki kelemahan dan tetap menjadi
badan usaha yang mempunyai tujuan memajukan kesejahteraan
masyarakat
(mereduksi
kemiskinan
dan
pengangguran).
Beberapa solusi yang disampaikan di atas seharusnya perlu
menjadi pertimbangan dan diimplementasikan.
B. Saran
Penulis
berharap
pemerintah
harus
lebih
aktif
dalam
mensosialisalikan koperasi dan UMKM sehingga koperasi dan
UMKM dapat berkembang secara signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Kuncoro, Mudrajad (2000), Usaha Kecil Di Indonesia: Profil,
Masalah Dan Strategi Pemberdayaan. Yogyakarta
Sudrajat (2012), Pemberdayaan UMKM dalam Mewujudkan
Tujuan Pembangunan Milenium. Bali.
Kementerian UMKM dan Koperasi, Rencana Strategis 20092014
Kementerian UMKM dan Koperasi, Rencana Kerja Pemerintah
Tahun 2014 Bidang Pemberdayaan UMKM dan Koperasi.
UU No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Kecil Mikro Dan
Menengah
UU No 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil
Menengah
( UMKM ) sebagai Perwujudan Kedaulatan
Ekonomi Indonesia
Disusun oleh :
1. Roby Darisandi
2. Fariz Izzudin F
3. Falakhah Mulianisa
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pengembangan
Koperasi
dan
usaha
mikro,
kecil
dan
menengah (UMKM) merupakan langkah yang strategis dalam
meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian
dari sebagian terbesar rakyat Indonesia, khususnya melalui
penyediaan lapangan kerja dan tingkat kemiskinan. Dalam
rangka mendukung upaya penanggulangan kemiskinan dan
penyediaan lapangan kerja, dilakukan penyediaan dukungan dan
kemudahan untuk pengembangan usaha ekonomi produktif
berskala mikro/informal, terutama di kalangan keluarga miskin
dan/atau di daerah tertinggal dan kantong-kantong kemiskinan.
Pengembangan usaha skala mikro tersebut diarahkan untuk
meningkatkan kapasitas usaha dan keterampilan pengelolaan
usaha, serta sekaligus meningkatkan kepastian dan perlindungan
usahanya, sehingga menjadi unit usaha yang lebih mandiri,
berkelanjutan
Pemberdayaan
dan
siap
koperasi
untuk
dan
tumbuh
UKM
juga
dan
bersaing.
diarahkan
untuk
mendukung penciptaan kesempatan kerja dan peningkatan
ekspor, antara lain melalui peningkatan kepastian berusaha dan
kepastian
hukum,
pengembangan
sistem
insentif
untuk
menumbuhkan wirausaha baru berbasis teknologi dan/atau
berorientasi ekspor, serta peningkatan akses dan perluasan
pasar ekspor bagi produk-produk koperasi dan UKM. Melalui
koperasi
dan
UMKM
ini
diharapkan
mampu
mewujudkan
kedaulatan ekonomi yang mengutamakan kesejahteraan rakyat.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana cara mengatasi kemiskinan di Indonesia?
2. Bagaimana Perkembangan Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah di Indonesia saat ini ?
3. Sistem ekonomi apa yang digunakan di Indonesia?
1.3 Tujuan penulisan
1. Untuk megetahui cara mengatasi kemiskinan di Indonesia
2. Untuk mengetahui Perkembangan Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah di Indonesia saat ini
3. Untuk mengetahui Sistem ekonomi apa yang digunakan di
Indonesia
1.4 Manfaat penulisan
1. Membantu menyelesaikan permasalahan kemiskinan di
Indonesia
2. Memberikan solusi dalam pengembangan koperasi dan
UMKM di Indonesia
3. Mengetahui sistem ekonomi yang ideal di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kondisi Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah di
Indonesia saat ini
a. Gambaran Perkembangan Koperasi di Indonesia
Pada
mulanya
lembaga
Koperasi
diperkenalkan
di
Indonesia memang sudah diarahkan untuk berpihak kepada
kepentingan ekonomi rakyat yang dikenal sebagai golongan
ekonomi lemah. Strata ini biasanya berasal dari kelompok
masyarakat kelas menengah kebawah. Eksistensi koperasi
memang merupakan suatu fenomena tersendiri, sebab tidak
satu lembaga sejenis lainnya yang mampu menyamainya,
tetapi sekaligus diharapkan menjadi penyeimbang terhadap
pilar
ekonomi
lainnya.
Lembaga
koperasi
oleh
banyak
kalangan, diyakini sangat sesuai dengan budaya dan tata
kehidupan bangsa Indonesia. Di dalamnya terkandung muatan
menolong diri sendiri, kerjasama untuk kepentingan bersama
(gotong royong), dan beberapa esensi moral lainnya. Sangat
banyak orang mengetahui tentang koperasi meski belum tentu
sama pemahamannya, apalagi juga hanya sebagian kecil dari
populasi bangsa ini yang mampu berkoperasi secara benar
dan konsisten.
Sejak
kemerdekaan
diraih,
organisasi
koperasi
selalu
memperoleh tempat sendiri dalam struktur perekonomian dan
mendapatkan perhatian dari pemerintah. Keberadaan koperasi
sebagai lembaga ekonomi rakyat ditilik dari sisi usianyapun
yang sudah lebih dari 60 tahun berarti sudah relatif matang.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Juni 2014 jumlah koperasi di seluruh Indonesia
adalah
206.288
unit
dengan
keanggotaan
berjumlah
35.237.990. Jumlah ini jika dibandingkan dengan Tahun 2013
mengalami peningkatan 1.27 %.
Meskipun presentasenya
kecil tetapi setiap tahunnya mengalami peningkatan yang
cukup baik. Data koperasi yang aktif juga menunjukkan
peningkatan yang sangat bagus yaitu 144.839 atau 70,2 %.
Sementara data koperasi tidak aktif
Namun
uniknya
pengembangan
61.449 atau 29,8 %.
masih
menjadi
masalah
mendasar dalam koperasi. Padahal koperasi ini menjadi salah
satu pendorong terwujudnya Kedaulatan Ekonomi Indonesia.
b. Gambaran Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah di Indonesia
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia saat
ini sudah bergerak di semua bidang usaha, sehingga langsung
menyentuh kepentingan masyarakat. Usaha mikro, kecil, dan
menengah
di
Indonesia
memiliki
kedaulatan ekonomi nasional.
peran
strategis
dalam
Berdasarkan data BPS (2006) populasi UMKM di Indonesia
jumlahnya mencapai 49,02 juta unit
atau 99 persen dari
keseluruhan pelaku bisnis tanah air. UMKM berkontribusi
terhadap
produk
domestik
bruto
56,23
persen.
Dalam
penyerapan tenaga ker ja kontribusi UMKM sebesar 97,30
persen atau 87 juta orang.
Angka tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun
berikut akan disajikan tabel mengenai perkembangan UMKM
dari tahun 2008-2012
Tahun
Jumlah UMKM
Jumlah
Tenaga
(sumber
Kerja
2008
51.409.612 unit
94.024.278
orang
2009
52.764.603 unit
2010
53.823.732 unit
96.211.332
Kemenkop dan
UKM)
orang
Dari
99.401.775
2011
55.206.444 unit
orang
101.722.458
2012
56.534.592 unit
orang
107.657.509
orang
:
tabel
ambil
dapat
diatas
kita
kesimpulan
jika
pada
periode 2008-2012 merupakan masa pertumbuhan yang
bagus bagi UMKM. Selama periode tersebut UMKM bertambah
sebanyak
5.124.980 unit atau sebesar 9,96 %. Penyerapan
tenaga kerja oleh UMKM juga mengalami peningkatan yang
cukup pesat. Selama 5 tahun, tercatat ada peningkatan jumlah
tenaga kerja UMKM sebanyak 13.633.231 atau 14,4 %.
Potensi lainnya dapat dilihat dan kontribusi UMKM terhadap
pembentukan PDB menurut harga berlaku, yang sesuai data
BPS tahun 2010 mencapai Rp. 3.466,3 trilyun. Dengan jumlah
tersebut berarti bahwa 57,12% dan PDB nasional yang
totalnya
mencapai
Rp.4.696,5
trilyun
bersandar
pada
produktivitas UMKM. Jumlah tersebut terus meningkat. Data
tahun 2011 menyebutkan bahwa UMKM berkontribusi sebesar
58,05% terhadap pembentukan PDB menurut harga berlaku.
Angka tersebut menjadi 59,08% di tahun 2012.
Berikut tabel kontribusi UMKM terhadap PDB atas harga
berlaku periode 2008-2012.
Tahun
Kontribusi
Jumlah
UMKM
Kontribusi
(sumber
terhadap
UMKM
Kemenkop
pembentukan
terhadap
PDB
atas atas
PDB
:
dan
UKM)
harga
2008
harga berlaku
55,56 %
berlaku
2.609,4 trilyun
2009
56,53 %
2.993,1 trilyun
2010
57,12 %
3.466,3 trilyun
2011
58,05 %
4.321,8 trilyun
2012
59,08 %
4.869,5 trilyun
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
merupakan bagian integral dalam pembangunan nasional.yang
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur.
Dalam
eksplisit
UUD
kekeluargaan
pembangunan
1945
(pasal
bidang
menekankan
33
ayat
1)
ekonomi
secara
implementasi
dan
azas
penyelenggaraan
perekonomian nasional yang berdasar atas demokrasi ekonomi
(pasal 33 ayat 4).
Dalam hal ini pemberdayaan UMKM, berkaitan langsung
dengan
kehidupan
dan
peningkatan
kesejahteraan
bagi
sebagian besar rakyat Indonesia (pro poor). Selain itu, potensi
dan peran strategisnya telah terbukti menjadi penopang
kekuatan dan pertumbuhan ekonomi nasional (pro growth).
Keberadaan UMKM yang dominan sebagai pelaku ekonomi
nasional juga merupakan subyek vital dalam pembangunan,
khususnya dalam rangka perluasan kesempatan berusaha bagi
wirausaha baru dan penyerapan tenaga kerja serta menekan
angka pengangguran (pro job).
Berdasarkan data diatas, sangat terlihat bahwa UMKM
merupakan kekuatan dalam pelaksanaan ekonomi kerakyatan.
Oleh karena itu, keberadaan UMKM harus dilindungi dan
diberdayakan pemerintah. Dalam UU No.20/2008 tentang
UMKM, didefinisikan bahwa pemberdayaan adalah upaya yang
dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan
Masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim
dan pengembangan usaha terhadap UMKM sehingga mampu
tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan
mandiri.
2.Macam-macam sistem ekonomi
Sejak lahirnya bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945,bangsa
ini dihadapkan pada 2 pilihan sistem ekonomi yang berkembang
di dunia yaitu sistem ekonomi kapitalisme dan sistem ekonomi
sosialisme.
1. Sistem Ekonomi Kapitalisme
Sistem ekonomi kapitalisme atau kapital adalah sistem
ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat
produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan
membuat keuntungan dalam ekonomi pasar. Pemilik modal
bisa
melakukan
usahanya
untuk
meraih
keuntungan
sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah
tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan
bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan secara
besar-besaran untuk kepentingan-kepentingan pribadi.
Menurut Fahrudin Sukarno (2011), kapitalisme adalah
system social yang mendasarkandiri pada kepemilikan
kekayaan pribadi. Kapitalisme menegaskan kebebasan
indifidu untuk berproduksi tanpa intervensi pihak lain.
Setiap indifidu yang punya kemampuan diberikebebasan
seluas-luasnya untuk berproduksi. Pemenuhan kepentingan
pribadi diutamakandalam tabungan (saving) dan akumulasi
modal, pertukaran uang (exchange of ymone),kepentingan
diri secara financial (financial self-interest ), dan motivasi
mencari
untung
dan ketidak
( profit motive),
kompetisi bebas
seimbangan ekonomi,
nilai
system harga,
kemajuanekonomi, serta harmonisasi kepentingan material
semua indifidu yang terlibat.
2. Sistem Ekonomi Sosialisme
Sosialisme atau sosialis adalah sistem sosial dan ekonomi
yang ditandai dengan kepemilikan sosial dari alat-alat
produksi dan manajemen koperasi ekonomi, serta teori
politik dan gerakan yang mengarah pada pembentukan
sistem tersebut. "Kepemilikan sosial" bisa merujuk ke
koperasi,
kepemilikan
kepemilikan
warga
umum,
ekuitas,
kepemilikan
atau
negara,
kombinasi
dari
semuanya. Ada banyak jenis sosialisme dan tidak ada
definisi
tunggal
secara
enskapitulasi
dari
mereka
semua. Mereka berbeda dalam jenis kepemilikan sosial
yang mereka ajukan, sejauh mana mereka bergantung
pada pasar atau perencanaan, bagaimana manajemen
harus
diselenggarakan
dalam
lembaga-lembaga
yang
produktif, dan peran negara dalam membangun sosialisme.
Namun
demikian,yang
patut
disyukuri
adalah
para
founding father kita tidak memilih salah satu diantara keduanya
sebagai
sistem ekonomi di Indoesia,melainkan menggunakan
sistem ekonomi Pancasila.
Menurut Endang Sih Praptih (2003) Pancasila yang dipilih oleh
para pendiri republik sebagai dasar falsafah negara, mengilhami
sistem ekonomi alternatif, yang kemudian disebut “Sistem
Ekonomi Pancasila”.
SEP dipilih karena pemilihan satu sistem ekonomi oleh suatu
bangsa tidak pernah menggunakan kriteria baik atau buruk,
benar atau salah, melainkan menggunakan kriteria tepat atau
tidak tepat (selanjutnya disebut kriteria ketepatan suatu sistem
ekonomi) yang dikaitkan dengan aspek-aspek politik-ekonomisosilal-budaya bangsa Indonesia dalam kehidupan bernegaranya.
Sistem inilah yang diaggap paling cocok diterapkan di
Indonesia karena budaya Indonesia adalah budaya gotong
royong dan dalam sistem ini masyarakat ikut berperan untuk
mencapai kesejahteraan bersama,dan program kongkrit yang
dijalankan dimana masyarakat ikut berperan adalah koperasi.
Kedaulatan
ekonomi
Indonesia
tercermin
dalam
pemerataan kesejahteraan rakyat Indonesia. Hal ini sesuai
dengan Pembukaan UUD 1945 alenia ke -4 yang mengandung
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Untuk itulah
sistem ekonomi pancasila dapat dijadikan sistem utama ekonomi
Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Meskipun kenyataan terciptanya koperasi yang ideal masih
jauh dari cita-cita, namun semangat untuk menjadikan koperasi
sebagai tuan rumah di negeri sendiri tentu tidak boleh padam.
Berhubungan dengan konsep pembangunan ekonomi Indonesia
dan tuntutan UUD 1945, koperasi masih dan akan selalu
dipandang sebagai salah satu elemen ekonomi yang penting dan
strategis.
sudah
Agar mampu mengemban amanah tersebut maka
seharusnya
dimotori
oleh
dunia
perkoperasian
pemerintah
dan
di
Indonesia
segenap
yang
stakeholder
perkoperasian berbenah diri. Koperasi harus mampu membangun
kekuatan baru, memperbaiki kelemahan dan tetap menjadi
badan usaha yang mempunyai tujuan memajukan kesejahteraan
masyarakat
(mereduksi
kemiskinan
dan
pengangguran).
Beberapa solusi yang disampaikan di atas seharusnya perlu
menjadi pertimbangan dan diimplementasikan.
B. Saran
Penulis
berharap
pemerintah
harus
lebih
aktif
dalam
mensosialisalikan koperasi dan UMKM sehingga koperasi dan
UMKM dapat berkembang secara signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Kuncoro, Mudrajad (2000), Usaha Kecil Di Indonesia: Profil,
Masalah Dan Strategi Pemberdayaan. Yogyakarta
Sudrajat (2012), Pemberdayaan UMKM dalam Mewujudkan
Tujuan Pembangunan Milenium. Bali.
Kementerian UMKM dan Koperasi, Rencana Strategis 20092014
Kementerian UMKM dan Koperasi, Rencana Kerja Pemerintah
Tahun 2014 Bidang Pemberdayaan UMKM dan Koperasi.
UU No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Kecil Mikro Dan
Menengah
UU No 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil