Sistem Hukum dan Peradilan docx

Sitem Hukum
dan
Peradilan

Nama Kelompok:
Aminatus Sholikhah
Devi Anggella C.
Heni Mai C.
Lailatul ilmiah
Nur Rohmat C.
X-TPHP 2
SMK NEGERI 1 PURWOSARI

A. Pengertian Hukum
Pengertian Hukum menurut beberapa ahli:
Prof. Mr. E.M. Meyers
Hukum adalah semua aturan yang
mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan
kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat,
dan menjadi pedoman bagi penguasa negara
dalam melaksanakn tugasnya.

Leon Duguit
Hukum adalah aturan tingkah laku anggota
masyarakat, aturan yang daya penggunaannya
pada saat tertentu diindahkan oleh suatu
masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan
bersama dan yang pelanggaran terhadapnya
akan menimbulkan reaksi bersama terhadap
pelakunya.
Drs. E. Utrecht, S.H
Hukum adalah himpunan peratuan ( perintah
dan larangan ) yang mengurus tata tertib suatu
masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh
masyarakat itu.
S.M. Amin, S.H
Hukum merupakan kumpulan peraturan yang
terdiri dari norma dan sanksi, dengan tujuan
mewujudkan ketertiban dalam pergaulan
manusia.
J.C.T. Simorangkir, S.H. dan Woerjono


Sastropranoto, S.H
Hukum adalah peratuan-peraturan yang
bersifat memaksa, yang menentukan tingkah
laku manusia dalam lingkungan masyarakat,
yang dibuat oleh badan-badan resmi yang
berwajib, dan yang pelanggaran terhadapnya
mengakibatkan diambilnya tindakan, yaitu
hukuman terentu.
Soediman Kartohadiprojo(pengantar Tata
Hukum Indonesia)
Hukum adalah pikiran atau anggapan orang
tentang adil atau tidak adil mengenai hubungan
antara manusia.
Immanuel Kant
Hukum adalah keseluruhan syarat-syarat
yang dengan kehendak bebas dari orang yang
satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak
bebas orang yang lain menurut peraturan hukum
tentang kemerdekaan.
Plato

Hukum merupakan peraturan peraturan yang
teratur dan tersusun baik yang mengikat
masyarakat.
Aristoteles
Hukum adalah kumpulan peraturan yang
tidak hanya mengikat masyarakat tetapi juga
hakim.

B. Penggolongan Hukum
1.Berdasarkan Sumbernya
a.Hukum Undang-Undang,
yaitu hukum yang tercantum didalam
peraturan perundang-undangan.
b.Hukum adat atau hukum kebiasaan
yaitu Hukum yang diambil dari peraturanperaturan adat dan kebiasaan.
c.Hukum yurisprudensi
yaitu Hukum yang terbentuk dari keputusan
pengadilan.
d.Hukum Traktat
yaitu Hukum yang ditetapkan oleh negaranegara didalam suatu perjanjian antar negara.

e.Hukum doktrin
yaitu Hukum yang berasal dari pendapat
para ahli hukum terkenal.
2.Berdasarkan wujudnya
a.Hukum tertulis,
yaitu hukum yang dapat kita temui dalam
bentuk tulisan dan dicantumkan dalam berbagai
peraturan negara.
b. Hukum tidak tertulis,
yaitu hukum yang masih hidup dan tumbuh
dalam keyakinan masyarakat tertentu (hukum
adat).
3.Berdasarkan Ruang atau Wilayah Berlakunya
a.Hukum Lokal
yaitu Hukum yang hanya berlaku didaerah
tertentu saja(hukum adat Manggarai-Flores,
hukum adat Ende Lio-Flores, Batak, Jawa

Minangkabau, dan sebagainya).
b.Hukum nasional

yaitu hukum yang berlaku di negara tertentu
(hukum Indonesia, Malaysia, Mesir dan
sebagainya).
c.Hukum internasional,
yaitu hukum yang mengatur hubungan
antara dua negara atau lebih (hukum
perang,hukum perdata internasional,dan
sebagainya).
4.Berdasarkan Tempat berlakunya
a.Hukum Nasional
yaitu hukum yang berlaku dalam wilayah
suatu negara tertentu.
b.hukum Internasional
yaitu hukum yang mengatur hubungan
hukum antar negara dunia internasional.
c,Hukum Asing
yaitu hukum yang berlaku dalam wilayah
negara lain.
d.Hukum Gereja
yaitu kumpulan-kumpulan norma yang

ditetapkan oleh gereja untuk para anggotaanggotanya.

5.Berdasarkan sifatnya
a.Hukum yang memaksa
yaitu hukum yang dalam keadaan
bagaimanapun juga harus dan mempunyai

paksaan mutlak.
b.Hukum yang mengatur
yaitu hukum yang dapat dikesampingkan
apabila pihak-pihak yang bersangkutan telah
membuat peraturan sendiri dalam suatu
perjanjian.
6.Berdasarkan isinya
a.Hukum Publik
yaitu hukum yang mengatur hubungan
antara warga negara dan negara yang
menyangkut kepentingan umum/publik.
b.Hukum privat
yaitu hukum yang mengatur hubungan

antara orang yang satu dengan yang lain dan
bersifat pribadi.
7.Berdasarkan Cara mempertahankan
a.Hukum Material
yaitu hukum yang mengatur tentang isi
hubungan antar sesama anggota
masyarakat,antar anggota masyarakat dengan
penguasa negara,antar masyarakat,dengan
penguasa negara.
b.Hukum Formal
yaitu hukum yang mengatur bagaimana cara
penguasa mempertahankan dan menegakkan
serta melaksanakan kaidah-kaidah hukum
material dan bagaimana cara menuntutnya
apabila hak seseorang telah dilanggar oleh orang
lain.

C. Sumber Hukum Formal
dan Sumber Hukum
Material

a.Sumber Hukum Formal
Sumber hukum formal merupakan
perwujudan dan bentuk dari isi hukum material
yang menentukan berlakunya hukum itu sendiri.
Jenis-jenis hukum formal:
1.undang-undang
suatu peraturan negara yang mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat,diadakan,dan
dipelihara oleh penguasa negara.
2.Kebiasaan(Hukum Tidak Tertulis)
Kebiasaan yaitu perbuatan yang diulangulang terhadap hal yang sama dan kemudian
diterima serta diakui oleh masyarakat.
3.Yurisprudensi
yaitu keputusan hakim terdahulu terhadap
suatu perkara yang tidak diatu oleh UU dan
dijadikan pedoman oleh hakim lainnya dalam
memutuskan perkaranyang serupa.
4.Traktat
yaitu perjanjian yang dibuat oleh dua negara
atau lebih mengenai persoalan-persoalan

tertentu yang menjadi kepentingan negara yang
bersangkutan.
5.Doktrin

yaitu pendapat dari pra ahli hukum
terkemuka yang dijadikan dasar atau asas asas
poenting dalm hkum dan penerapannya.
b.Sumber hukum material
Sumber hukum material adalah keyakinan dan
persaan hukum individu dan pendapat umum
yang menentukan isi atau materi hukum.Sumber
materi hukum material antara lain terdiri dari
nilai agama dan kesusilaan,kehendak tuhan,akal
budi dan jiwa bangsa.

D.TATA HUKUM
INDONESIA
Tata hukum suatu negara mencerminkan
kondisi yang objektif dari negara yang
bersangkutan sehingga tata hukum suatu negara

berbeda dengan negara lainnya. Tata hulum
merupakan hukum positif atau hukum yang
berlaku di suatu negara pada saat sekarang.
Tata hukum bertujuan untuk mempertahankan,
memelihara, dan melaksankan tata tertib hukum
bagi masyarakat suatu negara sehingga dapat
dicapai ketertiban di negara tsb.
Tata hukum
Indonesia merupakan keseluruhan peraturan
hukum yang diciptakan oleh negara dan berlaku
bagi seluruh masyarakat Indonesia yang

berpedoman pada UUD NRI tahun 1945, dan
pelaksanaan tata huku tersebut dapat
dipaksakan oleh alat alat negara yang diberi
kekuasaan.

Tata hukum Indonesia dapat dilihat
dalam :
1. Proklamasi kemerdekaan: “Kami

bangsa Indonesia dengan ini menyatakan
Kemerdekaan Indonesia”.
2. Pembukaan UUD 1945:”atas berkat
Allah yang Maha Esa dan dengan di dorongkan
oleh keinginan luhur supaya berkebangsaan yang
bebas ,......................disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suuatu
susunan NRI yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan............”
Dua hal di atas mengandung arti sebagai berikut:
1. Menjadikan Indonesia sebagai negara yang
merdeka dan berdaulat.
2. Pada saat itu jugamenetapkan tata hukum
Inddonesia. Di dalam UUD itulah tercantu tata
hukum Indonesia.

E. LEMBAGA PERADILAN
DI INDONESIA
Salah satu unsur yang menentukan dalam
penegakan hukum (law enforcement) adalah
institusi pengadilan. Karena selain sebagai
penentu akhir terhadap setiap konflik hukum
(perkara), institusi pengadilan juga memiliki
kewenangan dalam memutus sengketa yang
belum ada undang-undang yang mengaturnya
(yurisprudensi). Berikut ini adalah klasifikasi
lembaga peradilan yang ada di Indonesia:
1.Peradilan Sipil


Peradilan umum ( pengadilan negeri:
kota, peradilan
tinggi: ibu kota provinsi,
mahkamah agung: ibu kota
negara)
Peradilan khusus (peradilan agama,
peradilan syariah Islam
NAD,
peradilan tata usaha negara, mahkamah
konsttitusi).
2. PERADILAN MILITER:
a. Pengadilan militer
b. Pengadilan militer tinggi
c. Pengadilan militer utama
d. Pengadilan militer pertempuran

Badan-Badan peradilan di atas
mempunyai fungsi tersendiri sesuai dengan
kompetensinya. Kompetensi sebuah lembaga
peradilan terdiri dari :
1. Kompetensi relatif
kompetensi yang
berkaitan dengan tugas dan wewenangnya
dalam menghadapi suatu perkara.
2. Kompetensi absolut
kompetensi
yang berkaitan dengan wilayah hukum atau
wilayah tugas suatu badan peradilan.

f. ALAT KELENGKAPAN
NEGARA
Alat kelengkapan negara terbagi menjadi 5,
yaitu:
1.

Peradilan Umum
Pengadilan Umum termasuk di dalamnya
Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan
Mahkamah Agung, yang sehari-harinya
memeriksa dan memutuskan segala perkara
perdata dan pidana sipil untuk semua
golongan penduduk (warga negara dan orang
asing).Pengadilan umum terddiri dari:
a. Pengadilan Tinggi
b. Pengadilan negeri

c. Mahkamah agung
2. Peradilan agama
Peradilan agama di atur dalam UU RI No.
7 thn. 1989 tentang peradlan agama. Kekuasaan
kehakiman di linkungan peradilan agama
dilaksanakan oleh Pengadilan agama dan
pengaddilan tinggi agama. Kekuasaan kehakiman
pada peradilan agama berpuncak pada
Mahkamah Agung.
3. Peradilan tata usaha negara
Pada awalnya, Peradilan tata usaha
negara di atur dalam UU RI No. 5 thn. 1986,
kemudian UU tsb dirubah dengan UU RI No. 9
thn. 2004 tentang Perubahan atas UU RI No. 7
thn. 1989 tentang peradilan Tata Usaha
Indonesia. Kekuasaan kehakiman di lingkungan
peadilan tata usaha negara dan pengadilan tinggi
tata usaha negara.
4. Peradilan Militer
Peradilan militer mengadili tindak pidana
yang dilakukan oleh:
a.Anggota TNI dan Polri;
b.Seseorang yang menurt Undang-Undang
dapat dipersamakan dengan anggota TNI dan
Polri;

c.Anggota Jawatan/golongan yang dapat
dipersamakan dengan TNI dan Polri menurut
Undang-Undang.

G. TINGKAT,PERANAN,DAN
FUNGSI LEMBAGA
PERADILAN
1.

PENGADILAN TINGKAT PERTAMA

Pengadilan tingkat pertama untuk
Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama,
Pengadilan Tata Usaha Negara dan Pengadilan
Militer berkedudukan di daerah tingkat
Kabupaten/Kota.
2. PENGADILAN TINGKAT KEDUA
. Pengadilan tingkat kedua disebut juga
Pengadilan Tinggi yang dibentuk dengan UndangUndang. Daerah hukum Pengadilan Tingkat
Kedua (Pengadilan Tinggi) berkedudukan di ibu
kota provinsi.

3. PENGADILAN TINGKAT KETIGA

Mahkamah Agung sebagai pemegang
pengadilan negara tertinggi, berkedudukan di ibu
kota Negara Republik Indonesia atau di lain
tempat yang ditetapkan oleh Presiden. Tiap-tiap
bidang dipimpin oleh seorang Ketua Muda yang
dibantu oleh beberapa Hakim Anggota.

H. Sikap Taat Terhadap
Hukum
Hukum bertujuan untuk menjaga ketertiban
masyarakat serta memenuhi rasa keadilan
manusia.Sikap taat berarti tunduk terhadap
suatu ketentuan.Sikap taat diwujudkan dalam
menjalankan perintah dan menjauhi
larangan.Dengan demikian sikap taat terhadap
hukum adalah tunduk terhadap segala ketentuan
yang digariskan oleh hukum yang
berlaku,dengan cara memenuhi kewajiban yang
dibebankan dan tidak melanggar hal yang
dilarang hukum.
Contoh perwujutan sikap taat terhadap
hukum dalam kehidupan sehari-hari:
a.Mematuhi peraturan lalu lintas
misalnya:berkendara di lajur kiri,memakai
atribut keselamatan berkendara.
b.Mematuhi peraturan yang berkaitan dengan

interaksi masyarakat.
Misalnya:tidak mencuri,tidak
menganiyaya,tidak melukai perasaan orang lain.
c.Mematuhi peraturanyang berkaitan dengan
kewarganegaraan
Misalnya:membuat KTP bagi yang telah
berusia 17 tahun,membayar pajak.

I. Contoh Perbuatan
Melanggar Hukum.
Dalam hukum perdata di Indonesia ada 2
(dua) jenis gugatan perdata yang menjadi dasar
sebuah gugatan, yaitu perbuatan melawan
hukum dan wanprestasi. Pasal 1365 dan 1367
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPerdata) menjadi dasar hukum atas gugatan
tersebut.
“Setiap perbuatan melanggar hukum yang
membawa kerugian kepada seorang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya
menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian
tersebut”. (1365 KUHPerdata).
“majikan-majikan dan mereka yang mengangkat
orang-orang lain untuk mewakili urusan-urusan
mereka, adalah bertanggungjawab tentang
kerugian yang diterbitkan oleh pelayan-pelayan
atau bawahan-bawahan mereka di dalam
melakukan pekerjaan untuk mana orang-orang

ini dipakainya”. (1367 KUHPerdata).
Contoh Perbuatan melanggar hukum:
a.Mencuri
b.KDRT (kekerasan dalam rumah tangga)
c.Pembunuhan
d.Perbuatan asusila
e.Korupsi,Nepotisme,Kolusi,dll.

J. Macam-macam Sanksi
sesuai dengan hukum yang
berlaku
1.Sanksi Administrasi
Contoh:berupa
denda,peringatan,pembekuan izin,dan
pencabutan izin.
2.Sanksi Perdata
Contoh:berupa ganti rugi
3.Sanksi Pidana
Contoh:berupa kurungan (penjara),atau
denda senilai hukuman penjara tersebut.
Sanksi atau hukuman diatur dalam pasal 10
KUHP(Sanksi Pidana)yang mencakup hukuman
mati,hukuman penjara,serta hukuman tambahan.
a.Hukuman Mati
Merupakan jenis hukuman terberat.
b.Hukuman Penjara

Dapat berupa hukuman seumur
hidup,hukuman sementara waktu(setinggitingginya 20 tahun dan sekurang-kurangnya 1
tahun),seta hukuman kurungan(setinggitingginya 1 tahun dan sekurang-kurangnya 1
hari).
c.Hukuman tambahan
Terdiri atas pencabutan hak-hak tertentu,dan
pengumuman keputusan hakim.
Selain sanksi pidana berupa hukuman,pelaku
dan keluarga pelanggar hukum juga akan
merasakan sanksi sosial dari masyarakat.

K. Korupsi dan Dasar
Hukum Pemberantasannya.
Pengertian Korupsi:
Dari bahasa latin yaitu “corruption” yang
merupakan bentuk kata kerja dari corrumpere
yang artinya busuk atau rusak.
Menurut Transparency international korupsi
adalah perilaku pejabat publik baik politsi
maupun pegawai negara yang tidak wajar dan
tidak legal memperkaya diri mereka yang dekat
dengannya dengan menyalahgunakan
kekuasaan publik yang dipercayakan pada
mereka.
Dasar Hukum Pemberantasannya:
a.Undang-Undang RI No.3 Tahun 1971

tentang pemberantasan korupsi.
b.Undang-Undang RI No.28 tahun 1999
tentang penyelenggaraan negara yang bersih
dan bebas dari korupsi,kolusi,dan nepotisme.
c.Undang-Undang No.31 tahun 1999 tentang
pemberantasan tindak pidana korupsi.
d.Peraturan pemerintah RI No.20 tahun 2001
tentang perubahan atas Undang-Undang RI
No.31 tahun 1999 tentang tindak pidana korupsi.
e.Peraturan Pemerintah RI No.71 tahun 2000
tentang tata cara pelaksanaan peran serta
masyarakat dan pemberian penghargaan dalam
pencegahan dan Pemberantasan tindak Pidana
Korupsi.
f.Undang_undang No.15 Tahun 2002 tentang
tindak Pidana Pencucian uang.
g.Undang-Undang RI No.30 Tahun 2002
Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
h.Undang-Undang No.7 Tahun 2006 Tentang
Pengesahan Unite Nations Convention Against
Coruption,2003(Konfensi Perserikatan PBB Anti
Korupsi,2003)
i.Instruksi Presiden Republik Indonesia No.5
Tahun 2004 tentang percepatan Pemberantasan
Korupsi.

L. KLASIFIKASI PERBUATAN
KORUPSI
• Tindak pidana korupsi korupsi pada dasarnya
di kelompokkan menjadi:
A.

Kerugian keuangan negara

korupsi adalah tindakan yang
melawan hukum dengan perbuatan memperkaya
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi
yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara.(UU No. 31 tahun 1999
pasal 2 ayat 1).
korupsi adalah menyalahgunakan
kewenangan menguntungkan diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi dan dapat
merugikan keuangan negara.(UU No. 31 tahun
1999 pasal 2 {ayat 1}).
B. Penyuapan
Korupsi adalah tindakan
menyuap pegawai negeri atau
penyelenggara negara . Hal ini sesuai dengan

UU No 31 tahun 1999 pasal 5 ayat (1) huruf a
dan b.
Korupsi adalah memberi hadiah,
sesuatu, atau janji kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara karena
jabatannya. Hal ini sesuai dengan UU No. 31
tahun 1999 pasal 5 (2), pasal 6 (1) huruf a,
pasal 6 (1) huruf b, pasal 6 (2), pasal 11,
pasal 12 huruf a, pasal 12 huruf b, pasal 12
huruf c, pasal 12 huruf d, dan pasal 13.
C. Penggelapan dalam jabatan
Korupsi adalah menggelapkan atau
membiarkan penggelapan atas uang atau
surat berharga. Hal ini sesuai dengan UU No.
31 tahun 1999 pasal 8.

Korupsi adalah memalsukan buku
untuk pemeriksaan administrasi. Hal ini
sesuai dengan Undang-Undang No.31
tahun 1999 Pasal 9.
Korupsi adalah menggelapkan,
menghancurkan, merusakkan bukti .Hal
ini sesuai dengan UU No.31 Tahun 1999
Pasal 10 huruf a.
Korupsi adalah membiarkan
orang
lainmenghilangkan,menghancurkan,meru
sakkan,atau membuat tidak dapat

dipakainya barang bukt.(UU no.31 tahun
1999 Pasal 10 huruf b)
Korupsi adalah membantu orang
lain
menghilangkan,menghancurkan,merusak
kan,atau membuat tidak dapat
dipakainya barang bukti (UU No.31 Tahun
1999 pasal 10 huruf c)
D. Pemerasan
Korupsi adalah memaksa
seseorang membarikan sesuatu,
membayar, atau menerima pembayaran
dengan potongan, atau untuk
mengerjakan sesuatu bagi dirinya
sendiri. Hal ini sesuai dengan UU No. 31
tahun 1999 pasal 12 huruf e.
Korupsi adalah meminta,
menerima, atau memotong pembayaran
kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang lain atau
kepada kas umum, seolah-olah
pegawainegeri dan penyelenggara
negara yang lain atau kas umum
tersebut mempunyai utang kepadanya.
Hal ini sesuai UU No. 31 tahun 1999 pasal
12 huruf f.
Korupsi adalah meminta, atau
menerima pekerjaan atau penyerahan

barangg, seolah-olah merupakan utang
kepada dirimya.(UU No. 31 tahun 1999
pasal 12 huruf g.)
E. Perbuatan curang
Korupsi adalah perbuatan curang.
(UU No. 31 tahun 1999 pasal 7 (1)huruf a
dan c).
Korupsi adalah membuiarkan
perbuatan curang. Hal ini sesuai dengan
UU No. 31 tahun 1999 pasal 7(1) huruf b
dan d, serta pasl 7 (2) dan pasal 12 huruf
h.
F. Benturan kepentingan dalam
pengadaan
Korupsi adalah perbuatan turut
sertaa dalam pengadaan barang yang
diurusnya. Hal ini sesuai dngan UU No. 31
tahun 1999 pasal 12 huruf f.
G. Gratifikasi
Korupsi adalah penerimaan
gratifikasi (hadiah uang dan
sebagainya)diluar gaji yang telah
ditentukan.Dasar hukumnya UU No.31
Tahun 1999 Pasal 12 B(1),UU No.31
Tahun 1999 Pasal 12 C (2),UU No31
tahun 1999 Pasal 12 C (1).

M. Contoh Kegiatan Korupsi
Kasus Nazaruddin
“Kasus Nazar ini adalah sampel kasus korupsi
politik yang sangat sempurna dari aspek pelaku,
modus operandinya dan tentu sarat kekuasaan.
Bahwa memang, ada kejanggalan dalam kasus
Nazaruddin,”
Kasus Gayus Tambunan didewan perpajakan.
Kasus Sogok menyogok untuk masuk
pegawai negeri sipil (PNS).

N. CONTOH SIKAP ANTI
KORUPSI
Kejujuran
- adalah nilai yang sudah tidak terlalu
dijunjung tinggi oleh masyarakat
• Pendidikan/Ajaran
- Agama / pendidikan yang dapat pula
menumbuhkan sikap jujur.
• Tanggung jawab
- Berarti menanggung apa yang menjadi
akibat dari perbuatan kita.

• Bersikap kritis
- adalah menyikapi segala sesuatu
berdasarkan pikiran yang matang dan
logis

O. Macam-macam gerakan
dan Organisasi anti korupsi
Berikut ini contoh macam-macam gerakan
dan organisasi anti korupsi:
1. GEMPITA (Gerakan Masyarakat Peduli Harta
Negara).
2. OAK (Organisasi Anti Korupsi)
3. ICW (Indonesian Corruption Watch)
4. SoRAK (Solidaritas Gerakan Anti Korupsi)
5. SAMAK (Solidaritas Masyarakat Anti Korupsi)
6. MTI (Masyarakat Tra nsparansi Indonesia)
7. TII (Transparency International Indonesia.

P. Sikap anti korupsi
Sikap anti korupsi adalah perwujudan
perilaku yang taat terhadap hukum yang telah
ditentukan.
Pengertian Anti Korupsi
Anti korupsi adalah sikap tidak mendukung,
tidak suka, dan tidak senang terhadap adanya
korupsi yang dapat merugikan keuangan atau
perekonomian Negara.

Sumber :


"http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Korupsi&oldid=4896235"
Kategori:
Halaman ini terakhir diubah pada 22.20, 31 Oktober 2011.
Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons;
ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih
jelasnya.



Posted by budi setyawan in Keperdataan



Pustaka: Pemikiran dan permasalahan ekonomi di Indonesia dalam setengah, Volume 3
edited by Hadi Soesastro, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia



Sebagian besar dari isi artikel ini diambil dari halaman wikipedia berbahasa Inggris
yang setara. Referensi berikut ini disebutkan oleh artikel berbahasa Inggris tersebut:



Axel Dreher, Christos Kotsogiannis, Steve McCorriston (2004), Corruption Around
the World: Evidence from a Structural Model






http://putracenter.net/2009/02/16/definisi-hukum-menurut-para-ahli/
http://www.scribd.com/doc/34169341/12/Penggolongan-Hukum
http://velanthin.blogspot.com/2011/03/sumber-hukum.html
Budiyanto MM.2004.KEWARNEGARAAN.Jakarta: Erlangga