Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara y

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN ) adalah salah satu alat negara dalam
mensejahterahkan rakyat. APBN juga merupakan alat pemerintah dalam mengatur dan mejalankan
perekonomian. Sebagai alat pemerintah, APBN bukan hanya penyangkut keputusan ekonomi
namun juga menyangkut keputusan politik, pendidikan dan sosial
1.Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja negara ( APBN )
Dalam undang-undang negara Indonesia nomor 23 tahun 2013 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja negara tahun anggaran 2014 dikatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang disingkat dengan APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahaan
yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat . Anggaran Pendapatan dan Belanja negara ( APBN )
adalah suatu daftar yang memuat rinci pendapatan dan pengeluaran suatu negara untuk waktu
tertentu, semisalnya dalam 1 tahun. Pada masa orde baru, Anggaran Pendapatan dan Belanja
negara ( APBN ) berlaku mulai dari tanggal 1 april sampai dengan 31 maret tahun berikutnya. Saat
sekarang ini Anggaran Pendapatan dan Belanja negara ( APBN ) mulai dihitung sejak tanggal 1
januari hingga tanggal 31 desember.
2.Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja negara ( APBN )
Anggaran Pendapatan dan Belanja negara ( APBN ) harus memenuhi fungsi alokasi,
distribusi dan stabilisasi.


Fungsi alokasi. Di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja negara ( APBN ) dijelaskan sumber
pendapatannya dan pendistribusiannya. Pendapatan paling besar dari negara adalah pajak.

Penghasilan yang diperoleh dari pajak dapat dialokasikan ke berbagai sektor pembangunan.
Dengan berpedoman pada Anggaran Pendapatan dan Belanja negara ( APBN ), pendapatan yang
bersumber dari pajak dapat digunakan untuk membangun sarana umum seperti jembatan, jalan ,
taman umum dan pengeluaran lainnya yang bersifat umum.



Fungsi Distribusi. Pajak yang ditarik dari masyarakat dan masuk menjadi pendapatan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja negara ( APBN ) tidak selalu d
harus didistribusikan untuk kepentingan umum, melainkan dapat juga didistribusikaan dalam bentuk
dana subsidi dan dana pensiunan. Pengeluaran pemerintah semacam ini dapat disebut
sebagaitransfer payment. Transfer payment dapat membatalkan pembiayaan ke salah satu
sector, kemudian di pindahkan ke sector lainnya.



Fungsi stabilisasi. Anggaran Pendapatan dan Belanja negara ( APBN ) berfungsi sebagai pedoman
agar pendapatan dan pengeluaran keuangan negara teratur sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian , sasaran yang telah ditetapkan akan lebih mudah dicapai. Penetapan Anggaran
Pendapatan dan Belanja negara ( APBN ) sesuai alokasi yang telah ditentukan akan menjaga

stabilitas arus keuangan dan barang sehingga dapat menghindari terjadinya inflasi dan deflasi.
3.Tujuan Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja negara ( APBN )

Tujuan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja negara ( APBN ) Anggaran
Pendapatan dan Belanja negara ( APBN ) dalam melaksanakan tugas kenegaraan untuk
meningkatkan produksi dan kesempatan kerja, dalam rangka meningkatkan pertumbuhaan ekonomi
dan kesejahteraan rakyat. Di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja negara ( APBN ), dipilih atau
diusulkan program panjang. Pembangunan pada sektor ekonomi juga akan mempengaruhi bidangbidang lain dalam meningkatkan produktivitas. Peningkatan produktivitas akan memungkinkan akan
peningkatan tabungan. Tabungan yang meningkat akan membuka peluang untuk berinvestasi.
Investasi yang berkembang akan memungkinkan peningkatan kesempatan kerja dan mewujudkan
kemakmuran/kesejahteraan rakyat.
4. Sumber-sumber Penerimaan Negara
Penerimaan dan pendapatan negara adalah hak pemerintah pusatyang diakui sebagai
penambah kekayaan bersih. Adapun sumber-sumber penerimaan atau pendapatan adalah sebagai
berikut :


Penerimaan perpajakan adalah semua penerimaan negara yang terdiri atas pendapatan pajak
dalam negeri dan pendapatan pajak perdagangan internasional.


1

Pendapatan pajak dalam negeri adalah semua penerimaan negara yang berasa dari pendapatan
pajak dan penghasilan, pajak pertambahaan nilai barang/jasa pajak dan pajak-pajak lainnya.

2

Pendapatan pajak perdangan internasional adalah semua penerimaan negara yang berasal dari
pendapatan bea masuk dan pendapatan bea keluar.



Penerimaan negara bukan pajak ( PNBP) adalah semua penerimaan pemerintah pusat yang
diterima dalam bentuk penerimaan dari sumber daya alam, bagian pemerintah atas Badan usaha
milik pemerintah (BUMN), PNBP lainnya, serta pendapatan badan layanan umum (BLU)



Penerimaan hibah adalah semua penerimaan negara baik dalam betuk devisa atau devisa yang
dirupiahkan, rupiah, maupun dalam bentuk barang dan jasa, dan surat-surat berharga yang

diperoleh dari pemberi hibah yang tak perlu dibayarkan kembali serta tidak mengikat, baik yang
berasal dari dalam negeri maupaun yang bersal dari luar negeri.
5. Jenis-Jenis Pengeluaran Negara
Pegeluaran atau belanja negara adalah kewajiban pemeritah pusat yang diakui sebagai
pengurangan nilai kekayaan bersih yang terdiri atas belanja pemerintah pusat dan transfer ke
daerah. Belanja pemerintah pusat dapat diklasifikasikan berdasarkan organisasi, fungsi dan jenis
Berdasarkan organisasi, belanja pemerintah pusat mencakup belanja pemerintah pusat
yang dialokasikan kepada kementrian negara/lembaga negara dan belanja pemerintah pusat yang
dialokasikan kepada bagian anggaran bendahara umum negara yang dikelolah oleh kementrian
keuangan selaku pengelolah fiskal.
Berdasarkan fungsinya, belanja pemerintah pusat mencakup belanja pemerintah pusat
yang digunakan unuk menjalankan fungsi pelayanan umum, fungsi pertahanan dan fungsi ketertiban
dan keamanan, fungsi ekonomi, fungsi lingkungan hidup, dan fungsi-fungsi lainya.

Belanja pemerintah pusat menurut jenisnya dalah belanja pemerintah pusat yang
digunakan untuk membiayai belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, pembayaran bunga
utang, subsidi, belanja hibah, bantuan sosial dan belanja lainnya
Transfer ke daerah adalah dana yang bersumber dari pendapatan Anggaran Pendapatan
dan Belanja negara ( APBN ) yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi fiskal berupa dana bagi hasil, dana alokasi umum dan

dana alokasi khusus.
Dana bagi hasil ( DBH ) adalah dana yag bersumber dari pendapatan Anggaran
Pendapatan dan Belanja negara ( APBN ) yang dialokasikan kepada pemerintah daerah
berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi.
Dana alokasi umum ( DAU ) adalah dana yang bersumber dari pendapatan Anggaran
Pendapatan dan Belanja negara ( APBN ) yang dialokasikan kepada daerah dengan tujuan
pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhaan daerah guna
pelaksanaan desetralisasi.
Dana alokasi khusus ( DAK) adalah dana yang bersumber dari pendapatan Anggaran
Pendapatan dan Belanja negara ( APBN ) yang dialokasikan kepada daerah dengan tujuan untuk
membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah yang sesuai dengan prioritas
nasional
Dana otonomi khusus adalah dana yang dialokasikan ke daerah untuk membiayai
pelaksanaan otonomi khusus di daerah tersebut. Sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang
nomor 35 tahun 2008
6. Mekanisme Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara ( Apbn )
a. Prinsip Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara ( Apbn )
sesuai dengan namanya, prinsip penyusuanan Anggaran Pendapatan dan Belanja negara
( APBN ) didasarkan pada aspek pendapatan dan aspek pengeluaran.



Prinsip penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja negara ( APBN )
berdasarkan aspek pendapatan

1.

Mengintensifkan penerimaan sector anggaran dalan jumlah dan ketetapan penyetoran

2.

Mengintensifkan penagihaan dan pemungutan piutang negara, misalnya sewa penggunaan
barang-barang negara,sewa pelabuhaan dan sewa bandara udara.

3.

Mengintensifkan tuntutan ganti rugi atas kerugiab yabg diderita oleh negara dan denda yang
dijanjikan




Prinsip penyusuanan Anggaran Pendapatan dan Belanja negara ( APBN )
berdasarkan aspek pengeluaran negara

1.

Hemat, efesien, berdaya guna serta sesuai dengan kebutuhaan teknis yang ada.

2.

Terarah dan terkendali sesuai dengan anggaran dan program kegiatan.

3.

Mengusahakan

semaksimal

mungkin


pembelian

produk

-produk

dalam

negeri

dengan

memperhatikan kemampuan dan potenti yang dimiliki
b. Asas Pemungutan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara ( Apbn )
1.

Kemandirian, artinya pembiayaan negara harus didasarkan kepada kemampuan negara dan
pinjaman luar negeri hanya sebatas pelengkap

2.


Penghematan atau peningkatan efisiensi dan produktifitas

3.

Penajam prioritas pembangunan, artinya Anggaran Pendapatan dan Belanja negara ( APBN )
harus mengutamakan pada pembiayaan yang lebih bermanfaat.
c. Landasan Hukum Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara ( Apbn )

1.

UUD 1945 pasal 23 ayat 1 yang berbunyi: Anggaran Pendapatan dan Belanja negara ( APBN )
ditetapkan setiap tahunnya

2.

UU No.1 tahunn 1994 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja negara ( APBN )

3.


Keputusan presiden Indonesia no. 16 tahun 1994 tentang pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja negara ( APBN )
d. Cara Penyusuanan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara ( Apbn )
Pertama-tama, tiap deperteman, lembaga, badan, dan semua organisasi yang dibiayai
oleh negara mengajukan usulan/rencana penerimaan dan pembiayaan kepada presiden. Usulan
tersebut akan dibahas oleh kelompok kerja yang sengaja dibentuk untuk itu. Setelah disetujui
pemerintah akan mengajukan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja negara ( RAPBN ) ke
DPR. Kemudian setelah dibahas dan disetujui oleh DPR maka Rancangan Anggaran Pendapatan
dan Belanja negara ( RAPBN ) akan disahka menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja negara
( APBN ). Jika tidak disetujui oleh DPR maka pemerintah akan mengunakan Anggaran Pendapatan
dan Belanja negara ( APBN ) tahun sebelumnya. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
negara ( APBN ) sepenuhnya menjadi hak dari presiden yang diatur dalam kepres.