MAKALAH PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

  

MAKALAH

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang UNESCO dengan komisi Edgar faure telah berhasil meletakan asas

  pendidikan yang fundamental dan berlaku untuk penyelenggaraan pendidikan, yakni asas pendidikan seumur hidup / Ife long edu cation. Sebagai dampak timbulnya asas pendidikan ini, maka dikenallah berbagai bentuk penyelenggaraan pendidikan dan yang diarahkan bagi pendidikan anak, remaja, orang dewasa maupun orang tua baik mereka yang belum bekerja maupun mereka yang telah bekerja.

  Penyelenggaraan pendidikan demikian pasti berbeda satu sama lain dan pada umumnya dikenal berbeda system pendidikan yang digunakan, yakni sistem pendidikan sekolah disatu pihak dan system pendidikan luar sekolah di lain pihak. Sebagaimana asas pendidikan seumur hidup, sistem pendidikan luar sekolah telah lama dikenal dan digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan baik di negara maju maupun negara yang sedang berkembang

B. Permasalahan

  Dengan meninjau ciri-ciri dan klasifikasi pendidikan luar sekolah, maka sasaran pendidikan luar sekolah, tidak mudah ditetapkan seperti pendidikan sekolah. Oleh karena itu, beberapa permasalahan dalam makalah ini diantaranya adalah.

  1. Apa saja karakteristik dan faktor-faktor yang mendorong perlunya pendidikan seumur hidup ?

2. Apa saja kerangka kerja teoritis PSH ? 3.

  Apa saja kerangka kerja operasional PSH ? 4. Apa saja implikasi konsep psh bagi pendidikan sekolah ?

BAB II PEMBAHASAN A. ORIENTASI UMUM : KARAKTERISTIK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG PERLUNYA PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP 1. Batasan Pendidikan Seumur Hidup (PSH) adalah sebuah sistem konsep-konsep

  pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia.

2. Karakteristik a.

  Hidup, seumur hidup, dan pendidikan merupakan tiga istilah pokok yang menentukan lingkup dan makna pendidikan seumur hidup.

  b.

  Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhimya masa sekolah, tetapi merupakan sebuah proses yang berlangsung sepanjang hidup.

  c.

  Pendidikan seumur hidup tidak diartikan sebagai pendidikan orang dewasa, tetapi pendidikan seumur hidup mencakup dan memadukan semua tahap pendidikan (pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan sebagainya).

  d.

  Pendidikan seumur hidup mencakup pola-pola pendidikan formal maupun pola-pola pendidikan non formal, baik kegiatan-kegiatan belajar terencana maupun kegiatan-kegiatan belajar insidental.

  e.

  Rumah memainkan peranan pertama, peranan yang paling harus dan sangat penting daIam memulai proses belajar seumur hidup.

  f.

  Masyarakat juga memainkan suatu peranan yang penting dalam system pendidikan seumur hidup. Mulai , sejak anak mulai berinteraksi dengan masyarakat; dan terus berlanjut fungsi edukatifnya dalam keseluruhan hidup, baik dalam bidang profesional maupun umum. g.

  Lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, universitas, dan pusat- pusat latihan tentu mempunyai peranan penting, tetapi semuanya itu hanya sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan seumur hidup.

  h.

  Pendidikan seumur hidup menghendaki keberlanjutan dan kebersambungannya dimensi-dimensi vertikal atau longitudinal dari pendidikan. i.

  Pendidikan seumur hidup juga menghendaki keterpaduan dimensi- dimensi horisontal dan kedalaman dari pendidikan pada setiap tahap hidup. j.

  Bertentangan dengan bentuk pendidikan yang bersifat elitis, pendidikan seumur hidup adalah bersifat universal. k.

  Pendidikan seumur hidup ditandai oleh adanya kelenturan dan peragaman dalam isi bahan belajar, alat-alat dan teknik-teknik belajar, serta waktu belajar. l.

  Pendidikan seumur hidup adalah sebuah pendekatan yang dinamis tentang pendidikan yang membolehkan penyesuaian bahan-bahan dan media belajar karena dan apabila perkembanga-perkembangan baru terjadi. m.

  Pendidikan seumur hidup membolehkan adanya pola-pola dan bentuk- bcntuk altematif dalam memperoleh pendidikan. n.

  Pendidikan seumur hidup mempunyai dua macam komponen besar, yaitu pendidikan umum dan pendidikan professional. Komponen tersebut tidaklah terpisah sama sekali antara yang satu dengan yang lainnya, tetapi saling berhubungan dan dengan sendirinya bersifat interaktif. o.

  Pendidikan seumur hidup mengandung fungsi-fungsi adaptif dan inovatif dari individu dan masyarakat. p.

  Pendidikan seumur hidup mengandung fungsi perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan sistem pendidikan yang ada. q. r.

  Ada tiga prasyarat utama bagi pendidikan seunlur hidup, yaitu: kesempatan, motivasi, dan edukabilitas. s.

  Pendidikaii seumur hidup adalah sebuah prinsip pengorganisasian semua pendidikan. t.

  Pada tingkat operasional, pendidikan seumur hidup membentuk sebuah sistem keseluruhan dari semua pendidikan.

3. Perlunya PSH a.

  Keterbatasan Kemampuan Pendidikan Sekolah Pendidikan sekolah ternyata tidak memenuhi harapan masyarakat.

  Terlihat antara lain dalam: 1)

  Banyak lulusan yang tidak dapat diserap dalam dunia kerja, yang antara lain karena mutunya yang rendah. 2)

  Daya serap rata-rata lulusan sekolah yang masih rendah, karena pelajar tidak dapat belajar optimal. 3)

  Pelaksanaan pendidikan sekolah tidak efisien sehingga terjadi penghamburan pendidikan (educutional wastage), yang terlihat dari adanva putus sekolah (drop-out) dan siswa yang mengulang (repeaters). Pendidikan sekolah perlu dilengkapi den gan pendidikan luar sekolah.

  • b.

  Perubahan Masyarakat Dan Peranan-peranan Sosial Globalisasi dan pembangunan mengakibarkan perubahan-perubahan yang cepat dalam masyarakat, dan dengan demikian perubahan- perubahan peranan-peranan sosial. Pendidikan dituntut untuk dapat membantu individu agar selalu dapat mengikuti perubahan-perubahan sosial sepanjang hidupnya.

  c.

  Pendayagunaan Sumber Yang Masih Belum Optimal Salah satu masalah pendidikan kita dewasa ini adalah kelangkaan sumber yang mendukung pelaksanaan pendidikan. Hal yang perlu dilakukan adalah:

  1) Penghematan dan optimalisasi dalam penggunaan sumber yang telah tersedia bagi pendidikan.

  2) Perlu digali sumber-sumber baru yang masih terpendam dalam masyarakat, yang dapat dimanfaatkan untuk memperlancar dan meningkatkan proses pendidikan.

  Pendayagunaan sumber secara menyeluruh untuk pendidikan memerlukan kerja sama luas yang bersifat lintas sektor, sehingga perlu penyelenggaraan pendidikan yang meluas.

  d.

  Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah Yang Pesat Dalam zaman modem, Pendidikan Luar Sekolah berkembang dengan pesat karena memberikan manfaat kepada masyarakat, sehingga perlu mendapat tempat yang wajar dalam penyelenggaraan keseluruhan pendidikan.

B. KERANGKA KERJA TEORITIS PSH 1.

  Orientasi Umum Secara teoritis PSH terdiri atas tiga aspek, yaitu: a.

  Hidup.

  b.

  Seumur Hidup.

  c.

  Pendidikan.

2. Hidup

  Ada tiga komponen yang saling berhubungan, yang terdiri atas: a.

  Individu sebagai anggota masyarakat dengan mempunyai karakteristik tertentu.

  b.

  Masyarakat, yang merupakan lingkungan hidup sosial, yang bentuknya dapat berupa kelompok-kelompok psikologis dan organisasi sosial.

  c.

  Lingkungan Fisik atau lingkungan alam tempat hidup (habitat) manusia sebagai individu dan anggota masyarakat.

  3. Seumur Hidup Dalam seumur hidupnya, setiap individu manusia mengalami: a.

  Perkembangan Kepribadian Setiap individu manusia dalam pengalaman hidupnya mengalami perkembangan kepribadian, yang mencakup perkembangan fisik, mental, sosial, dan emosional.

  b.

  Tahap-tahap Perkembangan Setiap individu dalam perjalanan hidupnya sejak lahir sampai mati mengalami tahap-tahap perkembangan masa balita, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, masa dewasa, dan masa tua.

  c.

  Peranan-peranan Ummm dan Unik Setiap individu melaksanakan peranan-peranan umum sebagai manusia, dan peranan-peranan unik dalam menjalankan tugas-tugas khusus, misalnya sebagai guru. dokter, pengacara, pedagang, dan sebagainya.

  4. Pendidikan Pendidikan sebagai usaha mencapai perkembangan dan perubahan tingkah laku setiap individu melalui hidup, mencakup tiga komponen, yaitu: a.

  Landasan-landasan Pendidikan, yaitu konsep-konsep sosiologis. ekonomik, politik, demografis, ekologis, filosofis, biologis, psikologis, dan cabang-cabang ilmu lainnya, yang menjadi dasar pelaksanaan atau praktek pendidikan.

  b.

  Cara-cara Komunikasi, yang berupa verbal-non verbal, dengan atau tanpa alat-alat bantu belajar-mengajar, yang digunakan dalam praktek pendidikan di sekolah atau di luar sekolah.

  c.

  Isi Pendidikan, yang berupa pengetahuan, ketrampilan-keterampilan, dan nilai-nilai yang menjadi bahan ajar dalam pendidikan. Bahan- bahan ajar dalam pendidikan dapat berupa :

1) Stok Budaya, yang berupa ilmu, seni, dan cita-cita manusia.

  2)

C. KERANGKA KERJA OPERASIONAL PSH 1.

  Sebuah Sistem PSH Komponen-komponen sistem PSH: a.

  Tujuan – tujuan PSH Semua tujuan yang ingin dicapai dalam PSH, baik tujuan akhir/umum maupun tujuan-tujuan khususnya.

  b.

  Asumsi-asumsi PSH Konsep-konsep yang menjadi dasar pijakan penyelenggaraan PSH atau karakteristik PSH.

  c.

  Prinsip-Prinsip Pengembangan Sistem PSH Konsep-konsep yang menjadi dasar pijakan untuk pengembangan sistem PSH.

  d.

  Bentuk – Bentuk Belajar

  1) Pendidikan Umum, baik yang diselenggarakan dalam bentuk

  pendidilran formal maupun nonformal. 2)

  Pendidikan Profesional, baik yang diselenggarakan dalam bentuk pendidikan formal maupun non-formal.

2. Sistem Belajar di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat

  Sistem Belajar ini mencakup dua komponen, yaitu: a.

  Manajemen Pendidikan 1) Perencanaan. 2) Organisasi. 3) Administrasi. 4) Keuangan. 5) Pemasukan Tenaga. 6) Sistem Struktur Bahan Ajar (Kurikulum). 7) Sistem Evaluasi. 8)

  Riseti b. Teknologi Pendidikan

  1)

3) Strategi dan Proses Belajar.

  a) Belajar awal.

  b) Belajar bersama.

  c) Belajar sendiri. 4) Media dan Bahan Ajar. 5) Bimbingan. 6) Evaluasi Belajar.

  a) Evaluasi intemal.

  b) Evaluasi ekstemaL

  c) Evaluasi sendiri.

  D.

IMPLIKASI KONSEP PSH BAGI PENDIDIKAN SEKOLAH 1.

  Fungsi dan Tujuan Sekolah a.

  Pendidikan sekolah ialah salah satu tangga dari keseluruhan proses pendidikan yang berlangsung sepanjang hidup.

  b.

  Pendidikan sekolah ialah pendidikan untuk mengembangkan semua aspek kepribadian, baik kognitif dan afektif maupun keterampilan.

  c.

  Pendidikan sekolah merupakan suatu sistem terbuka.

  d.

  Pendidikan sckolah merupakan sekelompok paket belajar atau program belajar yang menyediakan jalur belajar dan pengalaman belajar, yang memungkinkan siswa dapat menggunakan hasil belajrnya untuk belajar sendiri atau Self-Learning dan membina dirinya sendiri atau

  Self -direction.

  e.

  Tujuan pendidikan sekolah tidak hanya menguasai bahan pelajaran, tetapi dapat menggunakan apa yang telah dipelajuri itu untuk mampu belajar sendiri dan membina diri, kapan pun dan di mana pun juga, dalam rangka mencapai tujuan PSH mencapai kualitas hidup pribadi, sosial, dan profesional seoptimal mungkin. Pendidikan sekolah hendaknya bertujuan agar siswanya:

  1) Menyadari perlunya belajar seumur hidup dalam usaha mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya dalam masyarakat.

  2) Meningkatkan kemampuan belajar atau educability. 3) Memperluas daerah belajar. 4)

  Memadukan pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman belajar di luar sekolah.

2. Program Pendidikan Sekolah a.

  Kegiatan pendidikan hendaknya terdiri atas kegiatan kurikuler dan

  ekstrukurikuler b.

  Kegiatan sekolah hendaknya campuran antara studi dan bekerja.

  c.

  Kegiatan sekolah hendaknya makin tertuju dan mengutamakan kegiatan belajar sendiri dan membina diri sendiri.

  d.

  Proses pendidikan atau kegiatan belajar-mengajar hendaknya tidak hanya melalui satu jalur pengalaman belajar, tetapi lebih merupakan gabungan dari berbagai pengalaman belajar dan bervarias. Hal ini dapat dicapai dengan jalan: 1) Menggunakan berbagai sumber belajar (learning resources). 2) Guru memposisikal diri sebagai contoh, fasilitator dan motivator. 3) Menggunakan berbagai alat bantu mengajar (learning aids).

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pendidikan luar sekolah disebut juga suatu sistem pendidikan yang

  didalamnya terdapat keumpalan komponen (unsur-unsur) yang saling berhungan dan diorganisir untuk mencapai tujuan. Jadi dengan pendidikan luar sekolah telah terkandung semua unsur yang disyaratkan oleh suatu sistem seperti anak didik, pendidik, waktu, materi dan tujuan

  Dengan sistem pendidikan luar sekolah berarti adanya suatu pola tertentu untuk melakukan pekerjaan / fungsi yakni mendidik, pekerjaan / fungsi mana berbeda dengan perjaklanan / fungsi sistem pendidikan formal. Misalnya, sekolah tidak lagi bertugas utama memberikan pelajaran yang berupa faktor-faktor dan pengetahuan hafalan kepada murid dan sekolah tidak lagi merupakan sistem tertutup. Artinya sekolah hendaknya selalu memberi kesempatan pada anak setiap saat untuk memperoleh pendidikan, sehingga: sekolah harus merupakan sistem yang terbuka bagi anak-anak B.

   Saran

  Sebagai suatu proses yang dinamis, pendidikan akan senantiasa berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan yang terjadi di lingkungan umumnya. Salah satu ciri dari perkembangan pendidikan adalah adanya perubahan-perubahan dalam berbagai komponen sistem pendidikan seperti kurikulum strategi belajar-mengajar, alat bantu mengajar, sara dan prasarana, sumber-sumber dan sebagainya. Perkembangan ini sudah tentu akan mempengaruhi kehidupan para siswa baik dalam bidang akademik, sosial maupun pribadi

  Oleh karena itu para siswa diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan setiap perkembangan pendidikan yang terjadi untuk mencapai sukses yang berarti dalam keseluruhan proses belajar.

DAFTAR PUSTAKA

  Aurora, Kam1a, Differences Between Effective and Ineffective Teachers, S. Chand & Company Ltd., New York, 1978. Banathy, Bela H., Instructior7al Systems, Fearon Publishers, Palo Alto, 1968. Barlett, Sir Frederic, dan kawan-kawan, The Study of Society, Methods and Problems, Routledge & Kegan Paul Ltd., London, 1959. Bartky, John A., Administration as Editcational Leadership, Standford University Press, Califomia, 1956. Barrett, Derm, The TQM Paradigm, Key Ideas That Make It Work, Productive Press, Oregon, 1995. Basak, Tatang, Rangkuman Sari Perkuliahan Ilmu Negara, PD Grafika Unit 11, Bandung, 1967. Beals, Ralph L., dan kawan-kawan, An Introduction to Anthropology, Macmillan Publishing Co. Inc., New York, 1977. Beck, Robert N., Handbook in Social Philosophy, Macmillan Publishing Co. Inc., New York; 1979. Berger, Peter L. and Berger, Brigitte, Sociology: A Biographical Approach, Penguin Books Ltd., New York, 1981.