Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kepercayaan Dan Resiko Pengguna Dalam Bertransaksi Pada E-Commerce XYZ Menggunakan UTAUT (Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology)
Vol. 2, No. 9, September 2018, hlm. 3050-3057 http://j-ptiik.ub.ac.id
Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kepercayaan Dan Resiko
Pengguna Dalam Bertransaksi Pada E-Commerce XYZ Menggunakan
UTAUT (Unified Theory Of Acceptance And Use Of Technology)
1 2 3 Muhammad Zainul Mubarok , Ari Kusyanti , Himawat AryaditaProgram Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: zainulmbrk.id@gmail.com, ari.kusyanti@ub.ac.id, himawat@ub.ac.id
Abstrak
sudah semakin populer di Indonesia karena sudah semakin banyaknya situs jual beli online
E-Commerce
yang meramaikan industri bisnis digital ini. Salah satu situs E-Commerce terkemuka di Indonesia yaitu
E-Commerce
XYZ.co.id yang menawarkan berbagai macam produk dan layanan, mulai dari perangkat elektronik, produk kecantikan, produk rumah tangga dan sebagainya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengguna untuk bertransaksi pada E-Commerce
XYZ. Model yang digunakan pada penelitian ini yaitu model UTAUT (Unified Theory Acceptance and ) dan menambahkan faktor kepercayaan, dan resiko ke dalam penelitian ini. Variabel
Use of Technology
yang digunakan pada penelitian ini adalah consumer trust, perceived risk, performance expectancy,
social influence , effort expectancy, facilitating conditions, dan behavioral intention. Teknik analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil yaitu hanya faktor consumer trust dan social influence memiliki pengaruh positif signifikan terhadap behavioral intention secara parsial. Sedangkan secara keseluruhan seluruh faktor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap behavioral intention.
Kata kunci: E-Commerce , Consumer trust, Perceived risk, Regresi linier berganda, UTAUT (Unified Theory
Acceptance and Use of Technology ).
Abstract
In Indonesia, e-commerce is getting more popular since a lot of online stores occurred in the current
digital industry. One of the growing e-commerce in Indonesia is E-Commerce XYZ. It offers various
products and services such as electronic devices, beauty products, household stuffs, and many more.
This research is conducted to lear n the leverage factors of consumer’s decision on doing a transactionin Elevania. The research used Unified Theory Acceptance and Use of Technology (UTAUT) model
while added trust and risk factor. The variables of the research are consumer trust, perceived risk,
performance expectancy, social influence, effort expectancy, facilitating conditions, and behavioral
intention. Analysis technique used multiple linier regression. The research finally found that partially,
only consumer trust and social influence factor have significant positive leverage toward behavioral
intention. Meanwhile, all factors simultaneously have significant leverage toward behavioral intention.
Keywords: E-commerce, Consumer trust, Perceived risk, Multiple linier regression, UTAUT (Unified Theory
).Acceptance and Use of Technology
internet (APJII, 2016). Internet saat ini sangat 1.
PENDAHULUAN mudah diakses diseluruh dunia. Ragam
kepentingan dan kebutuhan manusia saat ini, Perkembangan teknologi informasi saat ini internet sangat dibutuhkan oleh hampir seluruh sangat pesat. Salah satu satu bukti nyata yang pengguna internet. Berbagai aktifitas manusia, memiliki perkembangan signifikan adalah mulai dari penelitian, komunikasi, informasi dari internet. Menurut survei yang telah dilakukan seluruh dunia hingga transaksi bisnis melalui Asosiasi Penyelenggara Jasa InternetnIndonesia internet.
(APJII) sepanjang 2016 menjelaskan bahwa Salah satu keuntungan penggunaan internet
132,7 jutanorangnIndonesia telahnterhubungike
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya
3050 adalah bisnis online, atau transaksi jual beli secara elektronik atau juga dikenal dengan E-
Commerce . E-Commerce bermula di awal tahun
untuk validasi model penelitian. Dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa
1970 dengan inovasi seperti electronic fund
Intention . H7 adalah Consumer Trust, Perceived Risk, Performance Expectancy, Social Influence, Effort Expectancy, Facilitating Conditions
signifikan terhadap Behavioral Intention. H4 adalah Social Influence memiliki pengaruh signifikan terhadap Behavioral Intention. H5 adalah Effort Expectancy memiliki pengaruh signifikan terhadapm Behavioral Intention. H6 adalah Facilitating Conditions memiliki pengaruhi signifikan terhadap Behavioral
Penelitian yang dilakukan (Omwansa et al, 2015) yaitu mempelajari pengaruh kepercayaan dan resiko dalam minat perilaku mengadopsi layanan keuangan diantara orang miskin. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dari tiga layanan mobile di Kenya, yaitu M-PESA,
Airtel Money , Orange Money. Metode yang
digunakan peneliti yaitu menggunakan metode
Strutural Equation Modeling (SEM) AMOS 16
trust dan risk merupakan faktor yang
Model Penelitian yang digunakan peneliti pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.
berpengaruh signifikan untuk transfer menggunakan mobile money di Kenya. Rekomendasi yang disarankan pada penyedia
mobile money yaitu untuk berinvestasi dalam
membangun kepercayaan di antara pengguna dimana penurunan resiko dapat meningkatkan efek yang positif dari kepercayaan terhadap minat menggunakan mobile money. Peneliti juga memberikan pemahaman yang dapat dipelajari dalam evaluasi E-Commerce dan e-bussiness.
Hipotesis yang dirumuskan peneliti dalam penelitian ini berjumlah 7 hipotesis. H1 adalah
Consumer Trust memiliki pengaruh signifikan
terhadap Behavioral Intention. H2 adalah
Perceived Risk memiliki pengaruh signifikan
memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap Behavioral Intention.
Penelitian yang dilakukan (Sopandi, 2012) yaitu mengadopsi model UTUAT untuk mengetahui faktor yang memengaruhi penerimaan dan penggunaan sistem
Performance Expectancy memilikimpengaruh
XYZ merupakan situs pendatang baru di ranah jual beli online yang memiliki banyak konsumen. Pada saat memulai E-
transfer . Pada saat itu aplikasi E-Commerce
masih terbatas pada perusahaan besar, lembaga keuangan dan beberapa perusahaan kecil. Kemudian selanjutnya muncul Electronicn Data
Interchange (EDI), yang berkembang dari
transaksi keuangan ke pemrosesan transaksi (Suyanto, 2003). Banyaknya vendor
E- Commerce di Indonesia dimana salah satunya
yaitu situs E-Commerce XYZ.co.id.
E- Commerce
Commerce
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang memengaruhi minat pengguna untuk bertransaksi pada situs E-Commerce XYZ.co.id menggunakan model UTAUT serta menambahkan faktor kepercayaan dan resiko.
XYZ pada Maret 2014 E-Commerce
XYZ hanya memiliki 6.000 penjual dengan 700.000 produk, namun pada September 2015 E-
Commerce
XYZ telah memiliki 26 ribu penjual dengan lebih dari 2,3 juta produk yang ditawarkan (Jamaludin, 2015).
E-Commerce mempunyai kekurangan dan
kelebihan masing-masing.Salah satu kasus yang dialami oleh konsumen E-Commerce XYZ dengan username singgang yang menceritakan pengalaman berbelanja pada E-Commerce XYZ di forum kaskus (Singgang, 2015). Singgang menceritakan kekecewaanya saat berbelanja
online pada E-Commerce XYZ. Barang yang
diterima oleh singgang yakni redmi note terdapat banyak segel yang sudah rusak, meski masih ada segel yang masih utuh. Selain itu baterai yang digunakan pada ponsel juga bermasalah karena pada saat melakukan pengisian daya tidak masuk ke baterai, walaupun sudah dilakukan pengisian daya baterai selama satu hari penuh.
terhadap Behavioral Intention. H3 adalah
E- Commerce pada studi kasus bukalapak.com.
mempengaruhi penerimaan dan penggunaan pada sistem E-Commerce bukalapak.com.
expectancy dan facilitating conditions
Equation Modeling (SEM) berbasis kovarian
Metode yang digunakan adalah Structural
menggunakan program AMOS 18. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa faktor effort
Gambar 1. Model penelitian 2.
≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji ketidaksamsaan varians variabel dalam model regresi . Menurut (Ghozali, 2016) ada beberapa i cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas. Ujii glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen.
mahalanobis distance > 46,962 sehingga harus
Setelah dilakukan pilot study dilakukan uji data yaitu outlier data, dan uji kecukupan data. Uji outlier ditemukan 9 data yang melebihi nilai
menggunakan teknik Bivariate-Pearson dimana tingkat signifikansi 0,05 dilakukan pada 30 data dengan uji dua sisi sehingga N = 30 dan df = N- 2, maka diperoleh r tabel sebesar 0,361. Sehingga data dianggap valid apabila melebihi nilai 0,361. Hasil dari uji validitas pada penelitian ini valid.
cronbach’s alpha > 0,6. Uji validitas didapatkan dengan
0,6 < α < 0,7 dinyatakan acceptable (Kline, 2000; George & Mallery, 2003) disitasi dalam (Bhatnagar et al, 2014) . Pada uji reliabilitas didapatkan bahwa instrumen telah reliabel karena nilai
Batas nilai Cronbach’s Alpha yang digunakan adalah 0,6 karena niilai alpha
cronbach’s alpha > 0,6.
reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik
3. HASIL Pilot study dilakukan uji validitas dan uji
Metode analsis yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis regresi linier berganda yang akan diuji berdasar rumusan hipotesis yang sudah ditentukan sebelumnya.
yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cutoff yang digunakan pada penelitian ini untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance
METODOLOGI
tolerance
Uji asumsi klasik pada penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Uji normalitas pada penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis grafik yaitu probability plot, dan yang kedua analisis statistik dengan melakukan uji K-S (Kolmogorov-Smirnov). Menurut (Ghozali, 2016) uji multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance iinflation factor (VIF). Nilai tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai
Uji asumsi klasik pada penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel dan model regresi terdapat kesalahan atau bias data.
. Outliers data adalah data yang nilainya berbeda dari data lainnya sehingga rata-rata data menjadi menyimpang dan menaikkan standar deviasi i (Field, 2009).
Pengujian data pada penelitian ini yaitu menggunakan uji outliers data, dan uji kecukupan data menggunakan Kaiser-Meyer- Olkin
XYZ.co.id. Ukuran sampel data yang diperlukan adalah antara 100 sampai dengan 120 responden yang didapat dari 15 sampai 20 observasi untuk setiap variabel independen (Hair et al, 2010).
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah simple random sampling. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini merupakan data primer yang didapat dari populasi yang digunakan adalah pengguna situs E-Commerce
peneliti mempelajari studi pustaka yang dibutuhkan pada penelitian ini maka peneliti sehingga dapat menentukan dan memodifikasi model penelitian. Selanjutnya setelah menentukan model penelitian maka akan dilanjutkan dengan pembuatan kuesioner dan melakukan pilot study untuk menguji validitas dan realibilitas sebelum dilakukan pengumpulan data selanjutnya yang akan digunakan untuk penelitian. Kuesioner disusun dengan menggunakan skala likert dengan skala opsi pilihan sampai dengan 5.
literature review atau studi pustaka. Selanjutnya
Penelitian dimulai dengan merumuskan masalah yang telah ditentukan dan melakukan
dilakukan eliminasi kepada 6 data tersebut. Uji
intention ) pengguna terhadap E-Commerce XYZ
XYZ sebesar -1,876. Ini berarti bahwa walaupun tanpa consumer trust ,
Expectancy 0,087 0,739 0,462
Facilitating Conditions
Y = -1,876 + 0,222X 1 + 0,028X 2 + 0,204X 3 +
0,436X 4 + 0,087X 5 + -0,094X 6. (1) Diketahui konstanta besarnya -1,876 dengan koefisien consumer trust (X 1 ), perceived risk
(X 2 ), performance expectancy (X 3 ), social
influence (X 4 ), effort expectancy (X 5 ), dan facilitating conditions
(X 6 ) bernilai 0,248, maka diperoleh nilai niat untuk bertransaksi pada E-
Commerce
perceived risk , performance expectancy, social influence , effort expectancy, dan facilitating conditions nilai minat untuk bertransaksi
Social Influence
(behavioral intention) tetap ada walaupun bernilai negatif.
Nilai koefisien regresi consumer trust (X 1 ) sebesar 0,222 bernilai positif menunjukkan bahwa setiap faktor consumer trust jika mengalami perubahan satu satuan variabel produk dengan asumsi variabel lainnya tetap, mengakibatkan nilai minat (behavioral
intention ) konsumen terhadap E-Commerce XYZ mengalami peningkatan sebesar 0,222.
Koefisien regresi memiliki pengaruh yang positif dimana semakin tinggi consumer trust dari pengguna akan semakin meningkatkan minat (behavioral intention) pengguna pada E-
Commerce XYZ.
Nilai dari koefisien regresi variabel perceived
risk (X 2 ) sebesar 0,028 bernilai positif
menunjukkan bahwa setiap faktor perceived risk jika mengalami perubahan satu satuan variabel produk dengan asumsi variabel lainnya tetap, mengakibatkan nilai minat (behavioral
0,436 6,398 0,000 Effort
Expectancy 0,204 1,632 0,106
kecukupan data dilakukan dengan uji Kaiser-
0,028 0,429 0,669 Performance
Perceived Risk
Trust 0,222 2,284 0,024
Konstanta -1,876 -1,161 0,248 Consumer
Meyer-Olkin (KMO). Uji KMO memiliki
kriteria apabila nilai < 0,5 maka tidak dapat diterima (Field, 2009). Uji KMO didapatkan nilai sebesar 0,835 yang mana lebih besar dari 0,5. Sehingga dapat dikatakan data memiliki kriteria yang sangat baik.
Pada penelitian ini terdapat 1 regresi linier berganda yang akan dilakukan uji asumsi klasik pada regresi tersebut.
3.1. Uji Asumsi Klasik
- 0,094 -0,758 0,450 Berdasarkan pada hasil analisis yang terdapat pada Tabel 1 didapatkan persamaan regresi berganda yang dituliskan pada persamaan 1 berikut:
berdistribusi normal karena titik atau data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal tersebut, sehingga penelitian ini dapat dilanjutkan.
Uji multikolinieritas dilakukan dengan uji regresi dengan berpedoma pada nilai VIF (Variance Inflation Factor) serta koefisien korelasi yang terdapat antar variabel independen. Berdasarkan hasil yang didapat diketahui bahwa hasil uji multikolinearitas diperoleh nilai tolerance pada setiap variabel independen lebih besar dari 0,1. Hasil ini juga menunjukkan bahwa nilai VIF pada setiap variabel independen kurang dari 10,00. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antara variable independen.
. Berdasarkan pada hasil
probability plot
dilakukan diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200. Nilai tersebut lebih besar dari nilai signifikansi (0,200 > 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data normal dan memenuhi uji normalitas. Selain itu terdapat juga uji normalitas dengan melakukan pengujian
sample Kolmogorov-smirnov . Dari uji yang telah
Uji normalitas dilakukan dengan uji one
Berdasarkan dari uji heteroskedastisitas yang telah dilakukan tidak ditemukan adanya heterokedastisitas karena tidak ditemukan ada pola yang jelas atau teratur, serta titik-titik meyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.
3.2. Analisis Linier Berganda
Hasil analisis regresi linier berganda yang telah diuji dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Regresi Linier Berganda Variabel Koefisien regresi T Hitung Sig.
probability plot dapat disimpulkan bahwa data mengalami peningkatan sebesar 0,028. Koefisien regresi memiliki pengaruh yang positif dimana semakin tinggi perceived risk dari pengguna akan semakin meningkatkan niat (behavioral intention) konsumen pada E-
Commerce XYZ.
1.983 Diterima
Tabel 2. Hasil Uji T Korelasi Sig t hitung > t table Keterangan
CT → BI 0,024 2,284 >
1.983 Diterima
PRK →
BI 0,669 0,429 <
1.983 Ditolak
PE → BI 0,106 1,632 <
1.983 Ditolak
SI → BI 0,000 6,398 >
EE → BI 0,462 0,739 <
3.3. Uji T
1,983 Ditolak
FC → BI 0,450 -0,758 <
1,983 Ditolak
Berdasarkan hasil dari uji T pada Tabel 2 dapat disimpulkan bawah Uji T menghasilkan:
Consumer trust memiliki nilai sig. 0,024 dan
nilai T hitung 2,284. Artinya bahwa nilai tersebut signifikan karena 0,024 < 0,05 dan T hitung 2,284 > T tabel 1,983. Sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial pada variabel consumer trust terhadap behavioral intention.
Perceived risk memiliki nilai sig. 0,669 dan
nilai T hitung 0,429. Artinya bahwa nilai tersebut tidak signifikan karena 0,669 > 0,05 dan T hitung 0,429 < T tabel 1,983. Sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial pada variabel perceived risk terhadap variabel behavioral intention.
Performance expectancy memiliki nilai sig.
Pada penelitian ini terdapat beberapa pengaruh signnifikan yang ditunjukkan variabel independen ke variabel dependen. Dikatakan signifikan secara parsial apabila pengaruh variabel indpenden mempunyai nilai signifikansi < 0,05 dan t hitung > t tabel. Apabila nilai signifikansi > 0,05 dapat dikatakan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
dari pengguna akan semakin menurunkan niat (behavioral intention ) pengguna pada E-Commerce XYZ.
Nilai koefisien regresi performance
intention ) penguna terhadap E-Commerce XYZ mengalami peningkatan sebesar 0,436.
expectancy (X 3 ) sebesar 0,204 bernilai positif
menunjukkan bahwa setiap faktor performance
expectancy jika mengalami perubahan satu
satuan variabel produk dengan asumsi variabel lainnya tetap, mengakibatkan nilai niat (behavioral intention) pengguna terhadap E-
Commerce
XYZ mengalami perubahan sebesar 0,204. Koefisien regresi memiliki pengaruh yang positif dimana semakin tinggi performance
expectancy dari pengguna akan semakin
meningkatkan niat (behavioral intention ) pengguna pada E-Commerce XYZ.
Nilai koefisien regresi social influence (X 4 ) sebesar 0,436 bernilai positif menunjukkan bahwa setiap faktor social influence jika mengalami perubahan satu satuan variabel produk dengan asumsi variabel lainnya tetap, mengakibatkan nilai minat (behavioral
Koefisien regresi memiliki pengaruh yang positif dimana semakin tinggi social influence dari pengguna akan semakin meningkatkan niat (behavioral intention) pengguna pada E-
conditions
Commerce XYZ.
Nilai koefisien regresi effort expectancy (X 5 ) sebesar 0,087 bernilai positif menunjukkan bahwa setiap faktor effort expectancy jika mengalami perubahan satu satuan variabel produk dengan asumsi variabel lainnya tetap, mengakibatkan nilai niat (behavioral intention) pengguna terhadap E-Commerce
XYZ mengalami perubahan sebesar 0,087. Arah koefisien regresi memiliki pengaruh yang positif dimana semakin tinggi effort expectancy dari pengguna akan semakin meningkatkan niat (behavioral intention) pengguna pada E-
Commerce XYZ .
Nilai koefisien regresi facilitating conditions (X 6 ) sebesar -0,094 bernilai negatif menunjukkan bahwa setiap faktor facilitating
conditions jika mengalami perubahan satu
satuan variabel produk dengan asumsi variabel lainnya tetap, mengakibatkan nilai niat (behavioral intention) pengguna terhadap E-
Commerce
XYZ mengalami kenaikan sebesar - 0,094. Arah koefisien regresi memiliki pengaruh yang negatif dimana semakin rendah facilitating
0,106 dan nilai T hitung 1,632. Artinya bahwa nilai tersebut tidak signifikan karena 0,106 > 0,05 dan T hitung 1,632 < T tabel 1,983. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial pada variabel performance expectancy terhadap variabel behavioral intention.
Social influence memiliki nilai sig. 0,000
XYZ juga sangat menjaga mutu produk. Dari pernyataan konsumen tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor kepercayaan yang telah dibangun E-Commerce XYZ sangat menentukan niat konsumen untuk bertransaksi pada E-Commerce XYZ.
XYZ, sehingga hipotesis dapat
Commerce
Pada hasil pengujian hipotesis 4 dapat dikethui bahwa social influence merupakan faktor yang sangat memengaruhi secara signifikan niat dalam bertransakasi pada E-
XYZ namun faktor tersebut tidak menentukan niat mereka dalam bertransaksi pada E-Commerce XYZ, karena ada faktor lain yang dianggap lebih bermanfaat seperti mendapatkan voucher dari E-Commerce XYZ berdasarkan tingkat grade member.
Commerce
XYZ, menjadikan transaksi online lebih mudah, dapat menghemat waktu saat bertransaksi, serta mendapatkan produk yang diinginkan. Dari pernyataan konsumen tersebut dapat disimpulkan bahwa walaupun konsumen mendapatkan manfaat saat bertransaksi pada E-
E-Commerce
Pada hasil pengujian hipotesis 3 dapat dikethui bahwa performance expectancy bukan merupakan faktor yang dapat memengaruhi niat dalam bertransaksi, sehingga hipotesis ini ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa konsumen yang mengetahui manfaat dari bertransaksi pada
XYZ. Mereka beranggapan bahwa resiko yang mungkin terjadi bisa diatasi oleh kebijakan-kebijakan E-Commerce XYZ. Sehingga dapat disimpulkan bahwa resiko- resiko yang dapat terjadi pada transaksi online tidak mengurungkan niat konsumen dalam bertransaksi pada E-Commerce XYZ.
Commerce
Pada hasil pengujian hipotesis 2 dapat dikethui bahwa perceived risk bukan merupakan faktor yang memengaruhi niat dalam bertransaksi, sehingga hipotesis ini ditolak. Dari hasil tersebut menunjukkan walaupun konsumen sangat mengetahui resiko mengalami kerugian, ketidakpastian transaksi online, namun mereka tidak menghindari untuk bertransaksi pada E-
E-Commerce
dan nilai T hitung 6,398. Artinya bahwa nilai tersebut signifikan karena 0,000 < 0,05 dan T hitung 6,398 > T tabel 1,983. Sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial pada variabel social influence terhadap variabel behavioral intention.
informasi yang dapat dipercaya, menepati janji dan menjaga komitmen saat bertransaksi, serta
Commerce yang terpercaya, memberikan
Pada hasil pengujian hipotesis 1 dapat dikethui bahwa kepercayaan konsumen sangat memengaruhi niat untuk berrtransaksi, Oleh karena itu hipotesis ini diterima. Hasil tersebut menunjukkan bahwa konsumen menganggap bahwa E-Commerce XYZ merupakan vendor E-
Consumer trust, perceived risk, performance expectancy, social influence, effort expectancy, facilitating conditions, berpengaruh secara simultan terhadap variabel behavioral intention.
Berdasarkan hasil uji F pada Tabel 3, dapat dilihat bahwa F hitung menunjukkan angka 15,959 > F tabel atau nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel
CT BI 15,959 2,19 0,000 PRK PE SI EE FC
Tabel 3. Hasil Uji F Variabel Independen Variabel Dependen Nilai F Hitung Nilai F Tabel Nilai Sig.
Pada penelitian ini peneliti melakukan uji f untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Hasil analisis uji f pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
0,450 dan nilai T hitung -0,758. Artinya bahwa nilai tersebut dikatakan tidak signifikan karena 0,450 > 0,05 dan T hitung -0,758 < T tabel 1,983. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial pada variabel facilitating conditions terhadap variabel behavioral intention.
Facilitating conditions memiliki nilai sig.
dan nilai T hitung 0,739. Artinya bahwa nilai tersebut dikatakan tidak signifikan karena 0,462 > 0,05 dan T hitung 0,739 < T tabel 1,983. Sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial pada variabel effort expectancy terhadap variabel behavioral intention .
Effort expectancy memiliki nilai sig. 0,462
3.4 Uji F
4. PEMBAHASAN
diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh sosial yakni dari orang-orang terdekat yang mempengaruhi untuk berbelanja, dan berbelanja menggunakan E-Commerce XYZ, serta membantu menggunakan E-Commerce
Commerce
Belanja Online: 6 Dari 10 Orang Membuat Perencanaan Sebelum Melakukan Pembelian . Retrieved Februari 14, 2017, from blog.e- commerce xyz.co.id: http://blog.e- commerce XYZ.co.id/studi- perilaku-belanja-online-6-dari-10- orang-membuat-perencanaan- sebelum-melakukan-pembelian/
Jakarta: APJII. E-commerce XYZ. (2017). Studi Perilaku
6. DAFTAR PUSTAKA APJII. (2016). Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia.
Saran yang diberikan penulis pada penelitian ini adalah (1) Penelitian selanjutnya dapat mengunakan atau memodifikasi model lain untuk mengetahui faktor atau pengaruh apa saja yang dirasakan saat melakukan pembelian online di E-Commerce XYZ.co.id (2) Model yang sama dapat diterapkan pada studi kasus dengan website E-Commerce yang berbeda. (3) Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian kualitatif untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik lagi.
intention ) untuk bertransaksi pada E-Commerce XYZ.
simultan mempengaruhi niat (behavioral
facilitating condition ) secara bersama-sama atau
, dan
effort expectancy
,
trust , perceived risk, performance expectancy, social influence
XYZ yaitu faktor pengaruh sosial yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap niat (behavioral intention). Sementara itu faktor persepsi resiko, kinerja ekspektansi, usaha ekspektansi, dan kondisi fasilitas tidak memengaruhi minat secara signifikan karena ada faktor lain yang dapat mempengaruhinya. Selain itu keseluruhan variabel tersebut (consumer
XYZ yaitu faktor kepercayaan dari pengguna yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap minat (behavioral intention). Selain itu faktor yang memengaruhi minat untuk bertransaksi pada E-
XYZ. Dari pernyataan konsumen tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh sosial dari orang- orang terdekat sangat kuat yang dapat memengaruhi niat konsumen dalam bertransaksi pada E-Commerce XYZ.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didaptkan kesimpulan bahwa faktor yang memengaruhi minat untuk bertransaksi pada E-Commerce
5. KESIMPULAN
mempengaruhi niat (behavioral intention), sehingga hipotesis ini dapat diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang telah dijelaskan dapat mempengaruhi niat secara simultan atau bersama-sama untuk bertransaksi di E-Commerce XYZ.
perceived risk , performance expectancy, social influence , effort expectancy, dan facilitating conditions secara bersama-sama atau simultan
Pada hasil pengujian hipotesis 7 dapat diketahui bahwa variabel consumer trust,
XYZ, namun itu tidak menentukan niat mereka untuk bertransaksi pada E-Commerce XYZ, karena sumberdaya yang ada (smartphone, laptop, dll) merupakan suatu kebutuhan yang lazim dimiliki untuk saat ini.
XYZ, sehingga hipotesis ini ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa walaupun mereka memiliki sumberdaya yang diperlukan dalam bertransaksi, memiliki pengetahuan transaksi online, sadar bahwa E-Commerce XYZ kompatibel pada banyak web-browser, mempunyai teman yang membantu jika kesulitan saat bertransaksi pada E-Commerce
E- Commerce
Pada hasil pengujian hipotesis 6 dapat dikethui bahwa facilitating condition bukan merupakan faktor yang sangat memengaruhi niat seseorang dalam bertransakasi pada
XYZ mempunyai fitur atau layanan help (customer service) yang bisa dimanfaatkan konsumen jika mengalami masalah atau kesulitan saat bertransaksi.
XYZ, namun tidak mengurungkan niat mereka dalam bertransaksi pada E-Commerce XYZ, karena E-Commerce
Pada hasil pengujian hipotesis 5 dapat dikethui bahwa effort expectancy bukan merupakan faktor yang dapat memengaruhi niat dalam bertransaksi pada E-Commerce XYZ, sehingga hipotesis ini ditolak. Hasil ini menunjukkan walaupun pengguna menganggap penggunaan website E-Commerce XYZ sangat mudah, sangat paham bagaimana cara transaksi di E-Commerce
Field, A. (2009). Discovering Statistics
Using SPSS Third Edition. Los Penggunaan Sistem E-Commerce Angles, London, New Delhi, Berdasarkan Keragaman Usia, Jenis Singapore, Washington: Sage Kelamin, Pengalaman
Publications. Penggunanya: Studi Kasus
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Bukalapak.com. Paradigma, 181- Multivariete Dengan Program IBM 201. Retrieved April 17, 2017, from SPSS 23. Semarang: Badan Penerbit http://ejournal.bsi.ac.id/public_html/ Universitas Diponegoro. files/Robi_Sopandi.pdf Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Suyanto, M. (2003). Strategi Periklanan Anderson, R. E. (2010). Pada E-Commerce Perusahaan TopMultivariate Data Analysis. Pearson Dunia. Yogyakarta: ANDI.
Prentice Hall. Teo, T. S., & Liu, J. (2005). Consumer
Jamaludin, F. (2015). Bos E-Commerce Trust in E-Commerce in The United
XYZ Curhat Perjalanan Bisnis E- States, Singapore and China. The Commerce XYZ . Retrieved Februari International Journal of
13, 2017, from merdeka.com: Management Science , 22-38.
https://www.merdeka.com/teknologi Retrieved Maret 15, 2017, from /bos-e-commerce XYZ-curhat- https://www.researchgate.net/public perjalanan-bisnis-e-commerce ation/222431923_Consumer_trust_iXYZ.html n_e-
Lukman, E. (2013). Bagaimana Kondisi E- commerce_in_the_United_States_Si
commerce di Indonesia Saat ini . ngapore_and_China Retrieved Februari 14, 2017, from id.techinasia.com: https://id.techinasia.com/bagaimana- kondisi-ecommerce-di-indonesia- saat-ini Nuraeni. (2016). Menkominfo Perkirakan
Transaksi E-commerceCapai 25 miliar Dollar . Retrieved Februari 13, 2017, from kominfo.go.id: https://kominfo.go.id/content/detail/ 6983/menkominfo-perkirakan- transaksi-e-commerce-capai-25- miliar-dollar/0/sorotan_media Omwansa, T., Lule , I., & Waema, T. (2015). The Influence of Trust and Risk in Behavioural Intention To Adopt Mobile Financial Services among the Poor. International Arab Journal of e-Technology , 8-16.
Singgang. (2015). E-commerce XYZ Tidak Profesional alias Payah dan Seller Licik . Retrieved Februari 15, 2017, from kaskus.co.id: https://www.kaskus.co.id/thread/562 6270256e6af50508b4567/e- commerce xyz-tidak-profesional- alias-payah-dan-seller-licik/1 Sopandi, R. (2012). Kajian Penerimaan dan