KONSEP KOMUNIKASI RASULULLAH MUHAMMAD SAW

KONSEP KOMUNIKASI RASULULLAH MUHAMMAD SAW

Harmonis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta Indonesia Jl. KH. Ahmad Dahlan, Ciputat, Jakarta Selatan

harmonisulthan@yahoo.co.id

Abstract: This study aims to reveal and describe about the portrait or picture in delivering process and ex- change messages of dakwah carried out by the Prophet Muhammad so that it is successful in delivering the mes- sages. Library approach was used to obtain the information suitable with the purposes of the study with using many sources like from Koran, hadith and history and so on which is relevant to this study. By using technique of qualitative analysis, I found that the factor influencing the successful of Prophet Muhammad in delivering dakwah is the process of delivering messages with using messages exchange in the frame, the frame Linta lahum and asysyidaau 'alal kuffaar namely a good attitude in delivering messages and not easy to compromise in the act that break the rule of God. Even if his daughter Fatimah break the rule, he will give punishment to her.

Keywords: Communication, Da'wa, the Messenger, the Prophet Muhammad.

Abstrak: Kajian ini bertujuan untuk mengungkapkan dan mendeskripsi tentang potret ataupun gambaran dari proses penyampaian dan pertukaran pesan-pesan dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw., sehingga sukses dalam menjalankan misi dakwahnya. Studi ini termasuk ke dalam studi kepustakaan atau “library research”, dengan tujuan mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan relevan dengan tujuan kajian dengan menggunakan berbagai sumber dalam bentuk kitab suci al-Quran, hadits dan sejarah serta sumber- sumber lain yang memuat informasi yang dibutuhkan dan relevan dengan tujuan studi tersebut. Dengan meng- gunakan teknik analisis kualitatif, pengkaji memperoleh informasi bahwa di antara faktor yang menyebabkan Nabi Muhammad Saw., sukses dalam menjalankan misi dakwahnya adalah, beliau dalam proses melak- sanakan dan menyampaikan pesan-pesan dakwahnya menggunakan proses penyampaian ataupun pertukaran pesan (komunikasi) dalam bingkai linta lahum dan asysyidaau ‘alal kuffaar. Bersifat dan berperilaku lemah lembut dalam mengkomunikasikan pesan-pesan dakwah yang disampaikan dan dipertukarkan serta tidak mudah diajak kompromi terhadap perbuatan yang melanggarkan perintah Allah Swt., sekalipun terhadap anak perempuan beliau Fathimah Az-Zahrah Ra. jika melakukan kejahatan pasti hukum tetap ditegakkan oleh baginda Nabi Besar Muhammad Saw.

Kata Kunci: Komunikasi, Dakwah, Rasulullah, Nabi Muhammad Saw.

Pendahuluan

nya, dengan segala lika liku dan tingkat kesuk- sesannya berdasarkan jumlah (kuantitas) dan

Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan luas jangkauan wilayah dakwah, ditentukan

Rasulullah dalam menjalankan misi dakwah-

Al-Risalah

Vol. 15, No. 2, Desember 2015

Harmonis oleh kemampuan para utusan Allah SWT, da- oleh Frank F. X. Dance melalui bukunya yang

lam proses menyampaikan misi dakwahnya. 2 berjudul “Human Communication Theory” , Artinya, keberhasilannya kegiatan dakwah, berkaitan dengan komunikasi, setidaknya ter-

mulai dari Nabi Adam AS., hingga Nabi yang dapat lebih kurang 126 definisi tentang apa terakhir, yakni Nabi Muhammad SAW, yang yang dimaksudkan dengan komunikasi, dari sudah dicatat oleh sejarah, ditentukan oleh berbagai perspektif (sudut pandangnya), maka kemampuan dari para Nabi (rasulullah) dalam dapat ditarik “benang hijaunya”, bahwa pada menyampaikan apa yang dianjurkan ataupun hakekatnya komunikasi tersebut adalah: diperintahkan oleh pemberi amanah, yaitu Al-

…proses penyampaian ataupun pertukaran

lah SWT. Para rasul, dalam menjalankan ak-

pesan (dalam pengertian yang lebih terbatas

tivitas dakwahnya memahami betul tentang

disebut juga dengan terminologi, istilah, infor-

hakekat dari dan aktivitas dakwah yang mer- masi) antara individu ataupun yang mewakili

lembaga, institusi, organisasi, dengan indi-

eka laksanakan, mulai dari makna substantive

vidu ataupun yang mewakili lembaga lainnya

dari dakwah, cara mengkomunikasi pesan-

dengan berbagai tujuannya, seperti untuk me-

pesan dakwah, dan tujuan suci dan mulia dari

nyampaikan informasi hingga untuk perubahan

dakwah itu sendiri 1 .

sikap dan perilaku.

Dalam konteks kajian ini, penulis (peng- Dengan demikian, komunikasi itu ses- kaji) hanya memfokuskan kajian pada ko- ungguhnya adalah aktivitas manusia, baik se- munikasi Rasulullah Muhammad SAW, da- cara individu maupun atas nama atau mewakili lam menjalankan misi dakwahnya sehingga lembaga, dengan ciri-cirinya yang mencakup sukses sebagai seorang komunikator Islami. proses, upaya yang dilakukan dengan sengaja Artinya, kajian ini hanya membedah ataupun serta mempunyai tujuan, menuntut adanya menganalisis dan mempresentasikan tentang partisipasi dan kerja sama dari para pelaku gambaran (potret), deskripsi dari proses pe- yang terlibat, bersifat simbolis, transaksional, nyampaian ataupun pertukaran pesan-pesan menembus ruang dan waktu. dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muham-

1. Komunikasi adalah suatu proses. mad SAW, sehingga tercatat sebagai salah se-

Diantara pesan penting yang di- orang komunikator Islami yang sukses dalam

kandung dan disampaikan oleh beberapa menjalankan aktivitas ataupun kegiatan yang

ahli melalui perspektif-sudut pandang- bertujuan untuk menyuruh dengan cara dan

nya masing-masing tentang apa yang di- pesan yang ma’ruf dan mencegah yang mung-

maksudkan dengan komunikasi. Definisi kar, dalam bingkai (frame) nilai-nilai ajaran Is-

komunikasi secara terminologi, bahwa lam yang bersumberkan kepada al-Quran dan

aktivitas atau kegiatan komunikasi tidak Hadits (perkataan; qaul, perbuatan; af ’al, dan

akan menghasilkan sesuatu yang sangat ketetapan; taqrir) Nabi Muhammad SAW.

signifikan jika dalam pelaksanaan hanya berakhir pada satu titik, sebab pertukaran

Hakekat Komunikasi

informasi, seperti melalui penyampaian pesan lisan, selalu terjadi dalam setiap

Merujuk kepada pendapat yang dikemukakan konteksnya (seperti antar pribadi) selama

1 M. Tuah Iskandar, Mengislamkan Komunikasi 2 Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Com- Warta, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pus-

muncation, Fourth Edition, Belmont, (California: taka, 1997), hlm. 44

Wadsworth Publishing Company, 1992), p. 378.

Vol. 15, No. 2, Desember 2015 Al-Risalah

Konsep Komunikasi Rasulullah Muhammad SAW

Al-Risalah

Vol. 15, No. 2, Desember 2015

kehidupan ini masih ada. Dengan ba- hasa lain pertukaran pesan bersifat terus menerus dan tidak akan pernah berakhir, jika itu terjadi maka kehidupan ini juga berakhir, dalam terminologi agama dis- ebut dengan “Kiamat”.

Selain itu, dalam pelaksanaan per- tukaran pesan, tidak selalu sebuah kebe- naran pada satu priode, suatu waktu, akan benar juga pada priode-priode atau masa- masa berikutnya. Seperti yang dikatakan dengan pembicara professional dan yang diinginkan oleh sebagian listener ataupun participant adalah pembicara yang mem- punyai kualifikasi wajah cantik, ganteng dan menarik, seperti yang terlihat selama ini. Kedepan atau pada masa yang akan datang belum tentu pemahamannya harus seperti itu. Kebenaran pada satu generasi belum tentu, automatically, benar pada generasi berikutnya. Kebenaran pada satu orang juga belum tentu selalu benar bagi yang lainnya.

Untuk itu, dalam proses mencari kebenaran para pelaku komunikasi tidak boleh semata-mata mengandalkan atau terfokus kepada kebenaran yang dianut oleh satu generasi, pendapat pribadi, me- lainkan terus dan terus dicari dan dicari selama kehidupan ini masih ada. Dengan bahasa lain, dalam proses mencari kebena- ran, melalui pertukaran pesan seseorang jangan hanya merujuk kepada pendapat satu generasi, pendapat pribadi, melain- kan sangat perlu dilakukan pertukaran pesan antar generasi dan antar individu, sehingga tidak terjadi pengkultusan terha- dap generasi apa lagi pengkultusan terha- dap individu (diri sendiri), pendapat satu generasi dan dirinya sendiri yang paling benar sementara yang lain salah semua.

Ini yang disebut dengan hukum

“Relativitas” tidak ada kebenaran mutlak, yang mutlak hanyalah kebenaran yang be- rasal dari Allah Yang Maha Esa. Dengan demikian harus selalu dilakukan pertu- karan pesan dan diciptakan suasana yang dinamis, selalu bergerak dan jangan men- jadi statis atau berhenti pada satu tidak serta merasa puas dengan sebuah hasil (temuan) yang sudah diperoleh, dari dan dengan siapa saja harus tetap berpegang teguh pada sebuah prinsip bahwa kebe- naran yang mendekati kebenaran mutlak satu saat akan dijumpai. Jika ini tidak terjadi, maka tidak dikatakan dengan ko- munikasi, dan dampaknya kehidupan ini akan berakhir.

2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. Karakteristik kedua yang menjadi kepribadian dan ciri-ciri khas dari ko- munikasi adalah komunikasi merupakan upaya yang dilakukan dengan sengaja,

sadar, dan mempunyai tujuan 3 . Artinya, ketika melakukan proses pertukaran pe- san, yang melakukannya apakah indi- vidu, kelompok ataupun organisasi harus berada dan melakukannya dengan sadar, jangan “ngaur”, paham betul dengan apa yang akan disampaikan dengan segala konsekuensi yang akan ditimbulkannya.

Dengan demikian, sebelum melaku- kan proses pertukaran pesan ataupun in- formasi, para pelaku komunikasi dalam semua tingkatannya, harus membuat per- encanaan yang matang tentang sesuatu yang akan disampaikan kepada pihak lain. Maksudnya adalah, untuk mengantisipasi supaya tidak terjadi perilaku asal bunyi atau asal bicara), dengan segala imp- likasi yang tidak diinginkan. Sebab, ses-

3 A. Muis, Komunikasi Islami, (Bandung: Rosda-

karya, 2001), hlm. 13.

Harmonis uatu yang sudah disampaikan tidak dapat

karan pesan tersirat sebuah prasyarat yang ditarik lagi, apalagi jika sudah tertanam

menuntut masing-masing pelaku harus pada benak sasaran mitra komunikasi.

mengambil peran aktif, jangan pasif, serta Selain itu, juga harus mempunyai tu-

melakukan kerjasama sehingga mem- juan, tujuan apa yang ingin dicapai mela-

buahkan hasil seperti yang diinginkan. lui proses pertukaran informasi. Artinya,

Dalam proses pertukaran pesan, ketika seseorang atau lembaga bermaksud

sederhananya berbicara, setiap orang, untuk melakukan proses pertukaran pe-

lembaga, ditutntut untuk tidak “diam san, yang bersangkutan diharuskan untuk 5 seribu bahasa, Silent is Gold ”, melainkan

memikirkan terlebih dahulu tentang “tu- mengambil peran aktif, dan menjunjung juan dari menyampaikan pesan ini untuk

tinggi prinsip-prinsip bahwa keberhasilan apa?”. Apakah hanya untuk disampaikan,

dari proses pertukaran pesan tidak sema- setelah itu apa yang terjadi terjadilah atau

ta-mata ditentukan oleh satu pihak, apak- terdapat maksud-maksud tertentu dibalik

ah disebut dengan istilah inisiator, komu- penyampaian pesan tersebut.

nikator ataupun yang lainnya, melainkan Hal ini sangat penting dilakukan, apa

sejauh mana masing-masing pihak mem- lagi bagi mereka-mereka, individu-indi-

berikan kontribusi, pokok-pokok pikiran, vidu yang memegang posisi-posisi kunci

pendapat yang signifikan, berarti terhadap disebuah lembaga strategis dan publik,

sebuah pesan yang disampaikan ataupun serta menjadi panutan bagi individu yang

dipertukarkan. Selain menjadi pembicara lainnya, karena implikasi dari apa yang

terbaik, juga harus mau menjadi penden- disampaikan, yang merasakan secara

gar terbaik.

langsung pada umumnya, lazimnya ada- Selain mengharuskan setiap orang lah mereka-mereka yang berada pada po-

untuk menyampaikan apa yang ingin dis- sisi “grassroot” atau lapisan masyarakat

ampaikan kepada pihak yang lain, juga yang tergantung pada yang di atasnya.

harus mau dan punyai keinginan un-

3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi tuk mendengarkan serta mau menerima dan kerja sama dari para pelaku yang ter-

pendapat yang lain pula. Pendapat yang libat.

harus didengarkan dan dipahami, serta Seperti yang sudah disinggung pada

diakomodasi atau diterima bukan hanya point “komunikasi sebagai proses 4 ”, bah-

pendapat satu pihak, melainkan dari ban- wa pertukaran pesan tidak berakhir pada

yak pihak, sebab tidak mungkin orang ban- satu tidak, sekali bicara dan target dari

yak bersepakat atau mempunyai pendapat pembicaraan bersangkutan tercapai ha-

yang bertujuan untuk merugikan yang bis dan berakhirlah serta tidak perlu lagi

lain atau bersepakat demi kemungkaran melakukan pertukaran pesan, melainkan

(berbohong).

terus menerus dan dinamis, selalu berger-

4. Komunikasi bersifat simbolis. ak dan bergerak, terjadi dan terjadi. Den-

Adler mengatakan “Symbols are gan demikian berarti bahwa pada pertu-

used to represent things, processes, ideas,

4 Abudin Nata, (ed.), Kajian Tematik al-Quran 5 Brend D. Rubben, Communication and Human tentang Kemasyarakatan, (Bandung: Angkasa,

Behavior, 3rd edition, (New Jersey Prentice Hall: 2008), hlm. 52.

Englewood Cliffs, 1992), p. 32.

Vol. 15, No. 2, Desember 2015 Al-Risalah

Konsep Komunikasi Rasulullah Muhammad SAW or events in ways that make communica- 8 pada kepala orang, bukan pada simbol ”.

tion possible 6 ”. Simbol digunakan untuk Untuk itu, dalam proses penyampa- merepresentasikan sesuatu, proses, idea

ian pesan para pelaku komunikasi harus ataupun peristiwa dengan cara yang me-

memahami betul tentang terdapatnya per- mungkinkan komunikasi terjadi”. Ketika

bedaan makna terhadap sebuah simbol terjadi komunikasi yang dilakukan oleh

merupakan sesuatu yang lumrah, sah-sah para pelaku komunikasi pada dasarnya

saja dalam proses komunikasi. Jangan adalah menyampaikan atau mempertu-

memaksakan makna yang kita berikan karkan pesan yang dikemas dalam bentuk

terhadap sebuah pesan dalam bentuk sim- simbol-simbol, dalam bentuk untaian ka-

bol yang disampaikan harus juga dipa- ta-kata, baik dalam bentuk untaian kata-

hami sama oleh orang lain yang menjadi kata yang ditatah laksana mutiara, indah

sasaran (receiver) dari pesan yang disam- dipandang mata dan sedap kedengaran

paikan ataupun dipertukarkan. Yang dapat di telinga. Bukan makna, makna berada

dilakukan hanyalah mengarahkan leading pada yang melakukan proses menyam-

orang kepada makna yang mendekatkan paikan atau yang mempertukarkan pesan

persamaan dengan makna yang kita mi- (Littlejohn, 1992: 380), 7 maupun bukan

liki.

makna dari simbol, sebab makna berada Dengan demikian, jangan ada kata pada orang bukan pada simbol. Bahasa

putus asa dalam proses meleading orang atau kata yang sama yang digunakan oleh

lain. Keberhasilan sebuah penyampaian orang yang sama, apalagi oleh orang yang

pesan tidak semata-mata ditentukan oleh berbeda, belum tentu artinya juga sama,

sudah seberapa banyak pesan yang kita seperti Cokot Bata dan Atos menurut

hasilkan, kuantitas pesan, melainkan juga orang Sunda belum tentu maknanya sama

sudah seberapa banyak proses yang su- dengan orang Jawa, dan Ntar Aje menurut

dah kita lalui, kuantitas proses, semakin orang Betawi belum tentu sama dengan

banyak yang dilakukan, insya-Allah akan orang Sunda. Artinya, pada komunikasi

semakin banyak pula hasil terbaik yang melekat sebuah karakteristik, yakni ko-

akan digapai (diperoleh). munikasi bersifat simbolik, dimana da-

5. Komunikasi bersifat transaksional. lam proses komunikasi yang terjadi, para

Karakteristik lain dari komunikasi pelaku komunikasi hanya menyampaikan

adalah bahwa pada proses komunikasi ataupun mempertukarkan simbol-simbol,

melekat sebuah ciri-ciri khas keharusan atau pesan yang dikemas dalam bentuk

untuk melakukan transaksi atau meng- kata-kata lisan, atau secara umum disebut

kritisi dan mencari yang terbaik, serta dengan pesan verbal, dan juga non-verbal,

mengakomodir kepentingan masing-mas- dimana makna dari simbol itu tergantung

ing pelaku penyampai pesan. Beri kesem- kepada sipemberi makna, karena seperti

patan orang mengeluarkan pendapatnya, yang dikatakan di atas “makna berada

lalu kemudian bagaimana pendapat kita,

6 Ronald B. Adler and George Rodman, Under- 8 Fazlur Rahman, alih bahsa Zaharah Saleh, e.t., standing Human Communication, (New York:

a.l., Eksiklopedia Sirah, (Kuala Lumpur: Dewan Oxford University Press, 2006), p. 6.

Bahasa dan Pustaka Kementerian Pendidikan 7 Stephen W. Littlejohn, Op. Cit., p. 380.

Malaysia, 1993), hlm. 77.

Al-Risalah

Vol. 15, No. 2, Desember 2015

Harmonis dan sebaliknya. Artinya, ketika dilakukan

dustri, serta zaman teknologi komunikasi dan terjadi proses penyampaian pesan,

sekalipun.

melakukan pembicaran, masing-masing Komunikasi juga tidak semata-ma- pihak harus siap selalu untuk mendapat-

ta terjadi pada budaya Amerika, Eropa, kan masukan dan dikritisi pendapatnya

dan Asia, melainkan disetiap budaya di- oleh pihak yang lain. Bukan sebaliknya,

manapun di dunia ini. Bedanya hanya pada perbedaan dianggap atau bahkan divonis

bentuk atau metodologi dari komunikas- dengan sebuah “Pembangkangan” dan

inya, bukan pada subtansinya. Bedanya harus dibumi hanguskan, atau di recall-

hanya pada cara dan bentuk pesan yang ing istilah politiknya. Sebab seperti yang

disampaikan, tidak pada prinsip proses sudah dipaparkan sebelumnya di atas,

menyampaian pesan itu harus melibatkan bahwa dalam proses pencarian kebenaran

apa saja; seperti harus ada yang menyam- yang sangat perlu untuk diakomodir dan

paikan pesan dan lain sebagainya. Dalam dipahami benar bukan hanya pendapat

hal yang terakhir pada prinsipnya tidak satu pihak, melainkan kepentingan dan

jauh berbeda atau persisnya sama antara pendapat pihak-pihak yang terkait dengan

setiap budaya.

proses penyampaian pesan. Dengan demikian berarti bahwa ko- Untuk itu, sangat perlu untuk dibu-

munikasi tidak pernah dimonopoli dan dayakan prilaku tawar menawar atau bar-

hanya menjadi milik satu budaya dan gaining dalam proses penyampaian pe-

berakhir pada satu generasi saja. Jika itu san, pendapat ataupun idea, dan hindari

terjadi, maka berakhirlah tamadun (per- pemaksaan sebuah pendapat yang ment-

adaban) anak manusia. abukan transaksi atau tawar-menawar ter-

hadap pesan yang disampaikan. Persoalan Hakekat Eksistensi Rasulullah Muham- kemudian mana yang akan dijadikan pa- mad SAW

nutan dan direalisasikan merupakan per- Firman Allah SWT, seperti termaktub dalam soalan tersendiri, yang penting adalah se- al-Quran, Surat Al-Anbiya’ (surat ke 21), ayat suatu baru dikatakan dengan komunikasi 107, berfirman yang artinya, “Tidak Kami jika memiliki karakter terdapat atau ter- (Allah) utus engkau ya Muhammad, kecuali jadinya perilaku tawar menawar antara hanya untuk membawa atau sebagai rahmat yang melakukan komunikasi. bagi alam semesta”. Nabi Muhammad SAW.,

6. Komunikasi menembus ruang dan waktu. diangkat sebagai Rasulllah, utusan Allah, pada Karakteristik terakhir yang sangat dasarnya, untuk membawa rahmat, kemashla- penting dari komunikasi adalah komu- hatan bagi alam semesta, khususnya umat ma- nikasi terjadi dimana saja dan kapan saja, nusia, karena itu, apa pun yang dikatakan dan dari generasi dan budaya ke generasi dan dilakukan serta ditetapkan (qaul, af ’al dan budaya lain. Dengan kata lain, proses ko- taqrir). Dalam ilmu komunikasi disebut den- munikasi tidak bearkhir pada satu zaman, gan terminologi dikomunikasikan, baik verbal satu generasi, terjadi pada satu budaya, maupun non-verbal, oleh Nabi Muhammad melainkan terjadi pada setiap generasi, SAW, selalu membawa, berimplikasi ataupun zaman, dan budaya. Seperti pada zaman syarat dengan nilai-nilai yang bersifat positif. purbakala, zaman batu, agraris, dan in-

Vol. 15, No. 2, Desember 2015 Al-Risalah

Konsep Komunikasi Rasulullah Muhammad SAW Nilai-nilai yang dapat menjadikan para pen- lain di mana dan kapan saja.

dengar, pembaca ataupun yang mengikuti apa Terdapat banyak dalil atau bukti yang yang beliau sampaikan dan contohkan, men- menunjukkan tentang Hakekat, makna sub- jadi lebih baik, lebih sejahtera dan bahagia stantif dari diutus Nabi Muhammad SAW, dunia dan akhirat. Adil dalam kemakmuran sebagai rahmatan lil’alamin, menjadi rah- dan makmur dalam keadilan.

mat bagi seluruh alam. Di antara banyak huj- Dengan kata lain, eksistensi dari kehad- jah ataupun dasar dari argument (alasan yang iran dan diutus serta diangkatnya Nabi Mu- dikemukakan) tersebut dapat dipahami mela- hammad SAW, sebagai Rasul kepada umat lui ekspresi atau ungkapan perasaan kecewa manusia pada khususnya dan alam semesta yang sangat luar biasa orang tua, khususnya pada umumnya, tiada lain, selain dari mem- bapak-bapak terhadap kelahiran anak perem- buat masyarakat ataupun alam semesta den- puan. gan segala isinya menjadi lebih baik diband-

Sebelum Nabi Muhammad SAW, diang- ingkan dengan zaman-zaman sebelumnya.

kat, dinobatkan sebagai Nabi dan Rasul oleh Kehadiran Nabi Muhammad SAW, mem- Allah SWT, seorang bapak sangat kecewa jika bawa rahmah, dan ketiadaannya, umat manu- isterinya melahirkan anak perempuan, seperti sia (secara khusus) merasa gundah dan gelisah. yang dapat dipahami melalui kalamullah (fir- Kehilangan uswah, tidak tahu harus berbuat man Allah) SWT, yang termaktub (tertulis) sebagaimana ketika Nabi Muhammad SAW, dalam al-Quran, surat An-Nahl (surat ke 16), berada di lingkungannya. Umat manusia lebih ayat 58-59, yang artinya: mengetahui dan memahami tentang pengeta-

Dan apabila seseorang dari mereka diberi ka-

huan, sikap dan perilaku (knowledge, attitude

bar dengan (kelahiran) anak perempuan, hi-

and behavior) terbaik yang harus mereka mi-

tamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia

liki dan lakukan dengan segala manfaat dan sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya

dari orang banyak, disebabkan buruknya berita

mudharat, baik dan buruknya.

yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan

Rasulullah Muhammad SAW, di utus

memeliharanya dengan menanggung kehinaan,

oleh Allah SWT, kepada umat manusia ber-

ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah

tujuan untuk mengajak, mendakwahi manu-

(hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka terapkan itu.

sia semoga menjadi lebih baik, melakukan hal-hal yang terbaik, baik untuk diri sendiri,

Al-kisah, Umar Ibnu Khatab Ra., (khali- maupun untuk umat manusia secara keseluru- fah ke dua setelah Abu Bakkar Ashshidiq

hannya. Di antara message (pesan) yang ber- Ra.) sebelum masuk Islam pernah mengkubur tujuan untuk mengajak dan menjadikan umat hidup-hidup anak perempuannya yang masih manusia menjadi lebih tersebut ialah ajakan, lucu-lucunya, masih dalam masa senang- seruan untuk melakukan sesuatu yang bersi- senangnya bermain. Dikisahnya, Umar Ibnu fat ataupun berkarakterstikkan ma’ruf, yang Khatab sebelum berangkat berdagang ke baik-baik, dan meninggalkan serta mengajak sebuah negeri yang sangat jauh dari neger- orang lain untuk menjauhi dan meninggalkan inya, menitip pesan kepada isterinya yang se- perbuatan yang bersifat mungkarat, perbuatan dang hamil (sudah hamil tua), jika anak yang yang dapat menimbulkan kerusakan, akibat dikandung isterinya lahir berjenis kelamin la- negatif di muka bumi, baik terhadap dirinya ki-laki, maka pelihara dan jaga dengan sangat sendiri, dan lebih-lebih lagi terhadap orang baik. Namun, jika yang lahir berjenis kelamin

Al-Risalah

Vol. 15, No. 2, Desember 2015

Harmonis perempuan, maka harus dikubur hidup-hidup. radab tersebut dikikis dan diganti oleh bagin-

da Nabi Besar Muhammad Rasulullah SAW, lam kisah ini isteri Umar Ibnu Khatab) mana dengan peradaban yang lebih cerdas, sangat tega melaksanakan amanah suaminya dengan terpuji dan mulia. Mengalami pergeseran dari cara mengubur hidup-hidup cabang bayi yang peradaban jahiliyah kepada peradaban yang masih orok. Isteri Umar merawat dan menjaga lebih manusiawi, di antaranya adalah peng- serta memperlakukan anak perempuannya hargaan dan penghormatan serta perlakuan tidak obahnya seperti memperlakukan anak yang sangat terpuji dan terhormat kepada laki-laki, mulai dari gaya rambut dan cara ser- kaum hawa (perempuan), sampai-sampai da- ta bentuk pakaian yang dibuat seperti rambut lam alquran Allah SWT, memberi sebuah su- dan pakaian laki-laki.

Lahir anak perempuan, seorang ibu (da-

rat dengan nama “Annisa’”, Perempuan. Tidak Ketika berumur sekitar 7-9 tahunan. dijumpai dalam al-Quran terdapat surat yang Umar Ibnu Khatab kembali dari merantau, bernama “Arrijal” atau laki-laki. dengan sangat gembiranya Umar membawa

Pendek kata, hakekat dari diutusnya Nabi anaknya bermain-main, bersenda gurau dan Muhammad SAW, sebagai Rasul oleh Allah berjalan serta belanja ke warung. Di antara SWT, di muka bumi ini, adalah untuk menjadi orang yang ada di warung berbisik satu sama rahmat bagi seluruh alam dalam segala ben- lain, yang isi bisikannya tentang anak Umar tuk ataupun dimensinya dan jenis alam atau yang berjenis kelamin perempuan.

makhluknya. Antara lain menjadikan setiap Dengan ekspresi wajah yang sangat malu makhluk, khususnya manusia kembali me- sekali, Umar bergegas langsung pulang dan mahami akan hakekat dari kemanusiaannya. meminta klarifikasi kepada isterinya tentang Dari apa dan untuk apa ia (makhluk), ma- jenis kelamin anaknya, laki-laki atau perem- nusia diciptakan oleh khaliq (penciptanya), puan. Kesimpulannya perempuan. Beberapa tidak lain, selain dari hanya untuk mengabdi hari kemudian Umar Ibnu Khatab menga- ataupun menghambakan dirinya kepada sang jak anaknya kesebuah tempat, selanjutnya ia penciptanya, yakni Allah SWT. Seperti yang kubur hidup-hidup di tempat tersebut. Setelah dapat dipahami melalui firman, kalam Allah masuk Islam, Umar Ibn Khatab, ketika meny- SWT, yang termaktub dalam al-Quran, surat endiri mengeluarkan air mata teringat kepada Al-Dzariat (surat ke 51), Ayat 56, terjemahan anak perempuannya yang ia kubur hidup- bebasnya yang berarti, “tidak Kami (Allah) hidup disebabkan karena kejahiliyahannya.

jadikan, ciptakan jin dan manusia, melaink- Demikian juga dengan peradaban, Arab an hanya untuk mengabdi kepada-Ku (Allah jahiliyah pada umumnya yang sangat mema- SWT.)”. tuhi dan mengagung-agungkan serta sangat

Untuk itu, para rasul, khususnya Nabi sam’ina wa atha’na kepada para penguasa, Muhammad SAW., dibekali dan memiliki orang kaya, orang berpengaruh dan orang kualifikasi yang dijadikan sebagai standar, kuat secara fisik lainnya meskipun yang ber- alat ukur guna menilai keberhasilan dan mem- sangkutan berlaku zalim, menganiaya mere- buat dakwah Islamiyah sukses pada zaman- ka-mereka yang tidak punya dan tidak ber- nya. Kualifikasi yang dimaksudkan tersebut pengaruh serta tidak mempunyai kekuasaan. adalah segala sarat ataupun indikator yang

Dengan diutusnya Nabi Muhammad berkaitan dengan seorang Rasul Allah dinya- SAW, peradaban yang kurang dan tidak be- takan, ditetapkan sebagai seorang Rasul yang

Vol. 15, No. 2, Desember 2015 Al-Risalah

Konsep Komunikasi Rasulullah Muhammad SAW berhasil, sukses dalam menjalankan misi dak- wa rahmat bagi semesta alam. Dalam konteks

wahnya. kajian ini, sosok Nabi Muhammad SAW. Dari sejumlah indikator yang dimiliki

Artinya, ketika Allah SWT, mendeklarasi- oleh Rasul Allah, khususnya Nabi Muham- kan ataupun mengangkat Nabi Muhammad mad SAW, sebagai karunia dari Allah SWT, SAW, sebagai Rasulullah, sebelumnya Nabi tersebut adalah kemampuan ataupun magnit Muhammad SAW, sudah memperlihatkan berkomunikasi secara efektif dan efisien. Atau bahwa beliau adalah individu yang layak atau disebut juga dengan istilah komunikasi yang salah seorang yang memang pantas untuk di- komunikatif. Berbasis sifat dan perilaku Nabi angkat sebagai Rasulullah, utusan Allah, bagi Muhammad SAW., yang Uswatun hasanah alam semesta, khususnya bagi umat manu- dalam proses “Linta lahum dan Asy-Syidaau sia di mana dan kapan saja berada, sehingga ‘alal Kuffaar”.

makna subtantif dari rahmatal lil ‘aalamin Nabi Muhammad SAW, diutus sebagai parallel atau seiring sejalan dengan sifat dan rahmat bagi seluruh alam, khususnya dalam perilaku Nabi Muhammad SAW, dalam men- membangun peradaban manusia yang ber- jalankan misi dakwahnya. adap, membangun negara bangsa dalam segala

Dengan redaksi lain, pengangkatan Nabi aspeknya, seperti aspek sumber daya manusia Muhammad SAW, sebagai rasul Allah yang yang berkarakter falsafah negara bangsa yang dapat membawa rahmatan lil ‘aalamin, tidak bersangkutan. Indonesia dengan falsafah Pan- hanya sekedar ungkapan saja, melainkan casila. Karena beliau memiliki berkepribadi- dibuktikan melalui sifat yang terpatri atau ter- an yang “uswatun hasanah” yang dibuktikan tanam dengan sangat dalam dan kuat pada diri melalui sifat dan perilaku Nabi, antara lain Nabi Muhammad SAW, dan dibutikan melalui “linta lahum dan asysyidaau ‘alal kuffaar” perbuatan dalam kehidupan keseharian. Hal dalam berkomunikasi, sehingga berhasil da- ini dapat dipahami melalui firman Allah SWT, lam proses mengkomunikasikan pesan-pesan yang termaktub (tertulis) dalam al-Quran, Su- ataupun nilai-nilai suci dan mulia dari dakwah rat Al-ahzab, Qs. 33, Ayat 21, yang artinya: Islamiah.

Sesungguhnya terdapat dalam diri Nabi Mu- hammad SAW, ‘uswatun hasanah’ – suri te-

Komunikasi Nabi Muhammad SAW ladan terbaik bagimu (yaitu) bagi orang yang

mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)

Merujuk kepada kajian tentang hakekat dari

hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Al-

diutus ataupun dinobatkannya Nabi Muham-

lah.

mad SAW, oleh Allah SWT, sebagai Rasu- Terdapat banyak indikator yang menya- lullah, kepada umat manusia pada khususnya takan ataupun sebagai bukti, bahwa Nabi Mu-

dan alam semesta pada umumnya (Surat Al- hammad SAW, memang pantas untuk diang- Anbiya’/21, ayat 107), yakni sebagai “rah- kat sebagai Rasulullah, Utusan Allah kepada matan lil ‘alamin”, rahmat bagi seluruh alam, umat manusia dan alam semesta. Di antara maka sudah tentu penobatan yang dilakukan banyak indikator yang dimaksudkan terse- oleh Allah SWT, ini memperhitungkan dan but ialah sifat dan perilaku yang pantas un- memperhatikan kualifikasi ataupun persyara- tuk dijadikan sebagai contoh, uswatun hasa- tan ideal seseorang, dalam hal ini makhluk nah, dalam mengkomunikasikan pesan-pesan yang diutus oleh Allah SWT, sebagai pemba- dakwah dengan karakteristik atau bercirikan

Al-Risalah

Vol. 15, No. 2, Desember 2015

Harmonis “Linta lahum” dan “Assyidaau ‘alal kuffar”. egori mencela, kasar, keras ataupun meledak-

Nabi sukses dalam menjalankan misi dan ledak dan marah-marah serta menghardik dan kegiatan dakwah, baik melalui ucapan, komu- menghardik dengan ucapan yang keras. Sabda nikasi verbal (lisan), maupun dalam bentuk Rasulullah SAW: perbuatan langsung yang dicontohkan oleh

beliau baginda Nabi Besar Muhammad SAW, ﻻِٕا ٍء ْ َﳾ ْﻦِﻣ ُعَ ْﲋُﻳ َﻻَو ُﻪَﻧاَز َّﻻِٕا ٍء ْ َﳾ ِﰲ ُنﻮُﻜَﻳ َﻻ َﻖْﻓِّﺮﻟا َّنِٕا َّ

komunikasi non verbal, dengan segala kara-

kteristiknya, mulai dari komunikasi bersifat

Sesungguhnya lemah-lembut tidak berada pada

proses, upaya yang dilakukan dengan disen-

sesuatu kecuali pasti menjadikannya indah, dan

gaja serta mempunyai tujuan, menuntut adan-

tidaklah lemah-lembut dihilangkan dari sesuatu

kecuali pasti menjadikannya buruk. ya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku 9 yang terlibat, bersifat simbolik, transaksional,

Para ulama mengatakan: kata “syai’in menembus ruang dan waktu.

(sesuatu)” pada kalimat di atas adalah nakirah Selain Nabi SAW, memahami dalam ar- (kata tidak tertentu) yang berada pada rang- tian yang sesungguhnya tentang hakekat dari kaian peniadaan, sehingga mengenai segala dakwah dengan ciri-cirinya, yang dapat dipa- perkara. Maksudnya bahwa lemah-lembut hami melalui aktivitas dakwah yang dilakukan terpuji di dalam segala urusan: oleh Nabi Muhammad SAW, dan melakukan

Oleh karena itulah adanya lemah-lembut di da-

dakwah mengikut ciri-ciri yang dimaksudkan

lam dakwah termasuk perkara yang akan men-

(karakteristik komunikasi verbal dan non-

jadikannya indah, sehingga dakwah itu akan

verbal). Nabi juga berdakwah dengan cara

lebih kuat menarik hati (manusia) dan meng- hasilkan tujuan. Dan ketiadaan lemah-lembut

“berkomunikasi dengan linta lahum dan as-

di dalam dakwah termasuk perkara yang akan

syidaau ‘alal kuffar, lemah lembut dan tegas

menjadikannya buruk. 10

serta tidak kompromi terhadap perilaku yang Dari ‘Aisyah Ra, istri Nabi SAW, bahwa mengingkari akan eksistensi dan melanggar Rasulullah SAW, bersabda, yang artinya: ajaran Allah SWT”., tegas terhadap orang kafir dan sayang terhadap sesama orang Islam. As- Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha

Lembut, Dia mencintai sikap lemah lembut.

syidaau ‘alal kuffar dan ruhamaau bainahum,

Allah memberikan pada sikap lemah lembut

dengan tetap berpegang teguh ataupun dalam

sesuatu yang tidak Dia berikan pada sikap yang

frame (bingkai) karakteristik komunikasi.

keras dan juga akan memberikan apa-apa yang

tidak diberikan pada sikap lainnya. 11 Allah SWT berfirman dalam Surah Ali Imron ayat 159 yang artinya:

Dari ‘Aisyah Ra., istri Nabi SAW., dari

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Nabi SAW, beliau bersabda, yang artinya: (Nabi Muhammad SAW, pen.) berlaku lemah

Sesungguhnya sifat lemah lembut itu tidak lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu ber-

berada pada sesuatu melainkan dia akan sikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka

menghiasinya (dengan kebaikan). Sebaliknya, akan menjauhkan diri dari sekelilingmu”.

tidaklah sifat itu dicabut dari sesuatu, melaink-

Nabi Muhammad SAW, dibekali dan dinyatakan oleh Allah SWT, sebagai Ra-

9 Imam Al-Bukhari, Shakhih Bukhari, Jilid VII,

sulullah yang bersifat lemah lembut. Voice

(terjemahan), (Semarang: Asy-Syifa, 1993), hlm.

of town (tekanan nada), intonasi yang tidak

10 Ibid.

terkesan kedengaran dan termasuk dalam kat-

11 Ibid.

Vol. 15, No. 2, Desember 2015 Al-Risalah

Konsep Komunikasi Rasulullah Muhammad SAW an dia akan membuatnya menjadi buruk. 12 dijauhkan dari sifat lemah lembut, maka ia

Berkenaan dengan hal ini juga, Abu 17 dijauhkan dari kebaikan.” Rasulullah SAW, Hurairah Ra. berkata, yang artinya:

juga menyatakan, yang artinya:

Seorang ‘Arab badui berdiri dan kencing di Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi masjid. Maka para sahabat ingin mengusirnya.

mencintai kelembutan. Dia memberikan pada Maka Nabi SAW, pun bersabda kepada mereka,

sifat kelembutan yang tidak diberikan kepada “Biarkanlah dia dan siramlah bekas kencing-

sifat kekerasan, dan tidak pula diberikan ke- nya dengan setimba air - atau dengan setimba

pada sifat-sifat yang lainnya. 18 besar air. Sesungguhnya kalian diutus untuk

Hadits ini mengandung makna tentang

memberi kemudahan dan tidak diutus untuk memberi kesusahan. 13

keutamaan dari sifat lemah lembut, anjuran

untuk berakhlak dengannya, serta tercelanya Kemudian beliau Nabi SAW memang- sifat kasar dan keras. Sesungguhnya sifat

gil ‘Arab Badui tersebut dalam keadaan tidak lemah lembut merupakan sebab untuk meraih marah ataupun mencela. Beliau Nabi SAW segala kebaikan. pun menasehatinya dengan lemah lembut:

Makna lafazh hadits, “Dia (Allah SWT, Sesungguhnya masjid ini tidak pantas untuk pen) memberikan sesuatu pada sifat lemah

membuang benda najis (seperti kencing, pen) lembut yang tidak diberikan kepada sifat atau kotor. Hanya saja masjid itu dibangun se-

kekerasan“, yakni bahwa dengan sifat lemah

bagai tempat untuk dzikir kepada Allah, shalat,

dan membaca Al Qur’an. 14 lembut tersebut, seseorang dapat melakukan sesuatu yang tidak akan bisa dilakukannya

Melihat sikap Rasulullah SAW, yang de- dengan sifat yang menjadi lawan dari sifat mikian lembut dan halus dalam menasehat- atau sikap lemah lembut, yaitu sifat keras inya, timbullah rasa cinta dan simpati ‘Arab dan kasar. Ada yang mengatakan bahwa Al- badui tersebut kepada beliau SAW. Maka ia lah SWT, akan memberi pahala kepada sifat pun berdoa, yang artinya: “Ya Allah, rahmati- lemah lembut, yang tidak diberikan pada sifat lah aku dan Muhammad, dan janganlah Eng-

yang lainnya.

kau merahmati seorangpun bersama kami Dengan sifat lemah lembut yang ada pada berdua.” Mendengar doa tersebut Rasulullah diri seseorang, dapat menyelamatkannya dari SAW., tertawa dan berkata kepadanya, yang api neraka. Rasulullah SAW, bersabda, yang artinya: “Kamu telah mempersempit sesuatu

artinya:

yang luas (rahmat Allah)”. 15

Rasulullah SAW,

mengatakan hal ini kepada ‘Aisyah Ra.-istri “Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang

orang yang diharamkan dari neraka atau neraka

beliau Nabi SAW, yang artinya: Sesungguh-

diharamkan atasnya? Yaitu atas setiap orang

nya Allah adalah Dzat Yang Maha Lembut

yang dekat (dengan manusia), lemah lembut,

yang mencintai kelembutan dalam seluruh

lagi memudahkan. 19

perkara.” 16 (Sebagaimana disebutkan pula da- Ar-Rifq merupakan sifat yang harus lam sebuah hadits, yang artinya: “Orang yang dimiliki oleh setiap muslim, terkhusus se-

orang da’i. Rasulullah SAW, bersabda, yang

12 Imam Muslim, Shokhih Muslim, Jilid VI, (Kairo: Darul Hadits, 1994), No. 2594.

13 Imam Al-Bukhari, Op. Cit., Jilid II, hlm. 203. 17 Imam Muslim, Op. Cit., Jilid VI, No. 2596. 14 Imam Muslim, Op. Cit., Jilid I, No. 77.

18 Ibid, No. 2598.

15 Ibid, No. 79. 19 Iman At-Turmudzi, Sunan At-Turmuzi, (Kairo: 16 Imam Al-Bukhari, Op. Cit., Jilid VII, hlm. 910.

Musthofa Al-Babi Al-Halabi, 1977), hlm. 346.

Al-Risalah

Vol. 15, No. 2, Desember 2015

Harmonis artinya:

hammad SAW, dalam mengkomunikasikan “Sesungguhnya sifat lemah lembut tidaklah be- pesan-pesan dakwahnya, juga bersifat Assy-

rada pada sesuatu kecuali akan membuat indah idaau ‘alal kuffaar, tegas terhadap kekufuran. sesuatu tersebut dan tidaklah sifat lemah lem- Sifat lemah lembut yang dimiliki oleh Nabi but dicabut dari sesuatu kecuali akan membuat sesuatu tersebut menjadi buruk. 20

Muhammad SAW, bukan bermakna bahwa

beliau adalah seorang Rasul Allah yang tidak Dari Jarir bin Abdullah ra., katanya, yang tegas, ikut sana, ikut sini, tidak mempunyai

artinya: “Saya mendengar Rasulullah SAW pendirian ataupun sangat toleran. Berkeprib- bersabda: “Barangsiapa yang tidak dikaruniai adian Tasamuh (toleransi yang di luar batas, sifat lemah lembut, maka ia tidak dikaruniai berlebih-lebihan) sehingga tidak jelas identi-

segala macam kebaikan.” 21 tasnya seperti yang disinyalir melalui makna Allah berfirman dalam Surat al-Fushilat yang terkandung dalam surat Al-Kaafirun.

ayat 34 yang artinya: Terhadap semua perbuatan dengan tanpa Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. To- mempertimbangkan baik-buruknya sebuah

laklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih perbuatan yang dilakukan oleh umat manusia baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan

pada masanya, baik terhadap dirinya sendiri,

dia ada permusuhan, seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.

lebih-lebih lagi terhadap masyarakat dan neg- ara bangsa secara keseluruhan.

Nabi tidak suka berburuk sangka (su’u Melainkan amat tegas sehingga orang-

zhon) dan juga tidak mudah mengkafirkan orang kafir yang merupakan Super Power seorang Muslim. Nabi meng-Islamkan orang dunia saat itu seperti Kerajaan Romawi dan

kafir. Ini beda dengan sebagian “pendakwah” Persia gentar menghadapi Nabi. Saat Kerajaan yang justru menjauhkan orang dari Islam

Romawi memprovokasi ummat Islam, Nabi dengan mengkafirkan orang Islam (Paham segera berangkat ke Tabuk bersama 30 ribu

Takfiri). Barangsiapa yang berkata kepada pasukan Muslim. Meski satu bulan menung-

saudaranya “hai kafir”, maka ucapan itu akan

22 gu, tentara Romawi tidak berani menyerang mengenai salah seorang dari keduanya.” sehingga Nabi kembali ke Madinah.

Di saat Usamah, sahabat Rasulullah Saw, Dalam kaitan dengan sifat ataupun karak-

membunuh orang yang sedang mengucapkan, teristik Nabi SAW, yang tegas atau Assyidaau

“Laa ilaaha illallaah”, Nabi menyalahkan- ‘alal kuffaar, Allah SWT, melukiskannya

nya dengan sabdanya, yang artinya, “Engkau dalam Surat al-Fath ayat 29 yang termaktub

bunuh dia, setelah dia mengucapkan Laa ilaa- (tertulis) dalam al-Quran, yang artinya:

ha illallaah”. Usamah lalu berkata, “Dia men-

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-

gucapkan Laa ilaaha illallaah karena takut

orang yang bersama dengan dia adalah keras

mati”. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda,

(tegas) terhadap orang-orang kafir, tetapi

yang artinya “Apakah kamu mengetahui isi

berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat hatinya”. 23 mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah

Selain bersifat lemah lembut Nabi Mu-

dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tam- pak pada muka mereka dari bekas sujud. De- mikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan

20 Imam Muslim, Op. Cit., Jilid VI, No. 2599. sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tan- 21 Ibid, No. 2601

aman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas 22 Imam Al-Bukhari, Op. Cit., Jilid VII, hlm. 911.

itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi 23 Ibid.

Vol. 15, No. 2, Desember 2015 Al-Risalah

Konsep Komunikasi Rasulullah Muhammad SAW besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya;

dari keduanya. Demi Allah, beliau tidak pernah tanaman itu menyenangkan hati penanam-pen-

marah karena hal yang dilakukan terhadap- anamnya karena Allah hendak menjengkelkan

nya kecuali jika pengharaman Allah dilanggar hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-

maka beliau marah karena Allah. 25 orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan

Al Hafizh Ibnu Hajar Al ‘Asqalani men- amal yang saleh di antara mereka ampunan dan jelaskan dalam mengomentari hadits ini: “Da-

pahala yang besar.

lam hadits ini terdapat anjuran untuk memberi Nash Al Quran dan As Sunnah serta pen- maaf kecuali terhadap haq-haq Allah (yang

tidak ditunaikan).” jelasan para ulama tentang sikap tegas ketika 26 (Imam Ar Razi Ra., ber- pengharaman Allah dilanggar dan ketika hu- kata, yang artinya: kum Had ditegakkan. Allah SWT berfirman

Sikap lemah lembut dan kasih sayang hanya

dalam Surat a-Nuur ayat 2, yang artinya:

diperbolehkan apabila tidak menyebabkan pengabaian terhadap salah satu haq Allah. Jika

Perempuan yang berzina dan laki-laki yang sikap itu membawa kepada kondisi yang de- berzina maka deralah tiap-tiap seorang dari

mikian maka tidak diperbolehkan. 27 keduanya seratus kali dera dan janganlah belas

kasihan kepada keduanya mencegah kamu un-

Pada sebuah riwayat yang shahihah dari tuk (menjalankan) agama Allah jika kamu beri- ‘Aisyah Ra., diceritakan bahwa orang-orang

man kepada Allah dan hari akhir.

Quraisy merasa belas kasihan terhadap se- Imam Bukhari dalam menafsirkan firman orang wanita dari Bani Makhzum yang telah

Allah yang berbunyi: “… janganlah belas kasi- mencuri. Mereka berkata, yang artinya: han kepada keduanya mencegah kamu untuk

Tak ada seorang pun yang berani membicara-

(menjalankan) agama Allah.” Mengatakan:

kan tentang pembelaannya (terhadap wanita tersebut) kepada Rasulullah Saw, melainkan

Maksudnya adalah janganlah mencegah kalian Usamah bin Zaid, kekasih Rasulullah Saw.

untuk menegakkan hukum-hukum had karena belas kasihan kepada orang yang akan dihu-

Maka Rasulullah SAW, bersabda, yang kum dan janganlah kalian memperingan puku- artinya: lan agar tidak menyakitkan. Pendapat ini ada-

lah pendapat sekelompok Ahli Tafsir. 24 Apakah engkau (Usamah) memberi pembe- laan bagi pelanggaran terhadap salah satu

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam me-

batas-batas Allah” Kemudian beliau berdiri

nafsirkan ayat di atas berkata: “Secara umum

dan berkhutbah lalu bersabda: Wahai sekalian

Allah SWT, melarang segala perkara (baca:

manusia, tidaklah orang-orang sebelum ka- lian sesat melainkan karena apabila seorang

belas kasihan) yang diperintahkan oleh setan

yang mulia mencuri, mereka membiarkannya.

ketika memberikan siksa (pada setiap pelang-

Sedangkan apabila seorang yang lemah men-

garan, pent.). Dalam sebuah hadits dari ‘Ai-

curi, mereka tegakkan hukuman atasnya. Demi

syah Ra., beliau berkata, yang artinya:

Allah, kalaulah seandainya Fatimah binti Mu- hammad Saw, mencuri, aku akan memotong

Tidaklah Nabiyullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam ketika diberi dua pilihan melainkan be- liau memilih yang paling mudah dari keduanya

25 (HR. Bukhari).Jilid

selama tidak mengandung dosa. Apabila men- 26 Ibnu Hajar Al-Atsqolani, Fathul Bari, Jilid 5, gandung dosa, maka beliau menjauhkan diri

(Madinah: Maktabah Al-Ghuroba' Al-Atsariyah, 1996), hlm. 576.

24 Imam al-Qurthubi, Al-Jami li Ahkam Al-Quran, 27 An-Naisaburi, Gharaibul Qur’an wa Gharai- Jilid 6, (Bairut: Darul Kutub IImiyah, 1974),

bul Furqan, Jilid 4, (Yogyakarta: elSAQ Press, hlm. 111).

2006), hlm. 107.

Al-Risalah

Vol. 15, No. 2, Desember 2015

Harmonis tangannya. 28 jawab orang tersebut. Selanjutnya Nabi bers-

abda, yang artinya: “Engkau tidak akan pernah

Nash Al Qur’an dan As-Sunnah serta pen-

bisa.” Tidak ada yang mencegahnya kecuali

jelasan para ulama tentang sikap tegas ketika

karena sombong. Dia (perawi) berkata: “Maka

muncul sikap penentangan dan peremehan ter-

dia tidak mampu mengangkat tangannya sam-

hadap dakwah Al Qur’an telah menceritakan

pai ke mulutnya. 29

tentang sikap tegas para Nabi terhadap kaum Nash As Sunnah dan beberapa penjela- mereka yang menentang dakwah dan terus- san para ulama tentang sikap tegas terhadap

menerus dalam kebodohan. Sebagai contoh penyelisihan syari’at yang dilakukan oleh kita mendapatkan dalam Al Qur’an ucapan orang-orang yang tidak pantas hal hal itu ter- Nabi Nuh AS, dalam Surat Hud ayat 29 yang jadi pada dirinya. Imam Bukhari meriwayat- artinya: “ … akan tetapi aku memandang ka- kan dari Abu Mas’ud Al Anshari Ra., dia ber- lian sebagai kaum yang bodoh.”

kata, yang artinya:

Allah SWT., memerintahkan kepada Na-

Seorang laki-laki berkata (kepada Nabi SAW,):

bi-Nya yang mulia, Muhammad SAW, untuk

“Wahai Rasulullah, hampir saja aku tidak

mendebat ahlul kitab dengan cara yang ter-

mengerti shalat kami yang diimami oleh si fu-

baik kecuali terhadap orang-orang yang ber-

lan karena sangat panjang.” Maka aku (perawi) tidak pernah melihat Nabi SAW, marah dalam

laku zhalim diantara mereka. Allah berfirman

menasehati yang lebih keras daripada hari itu.

dalam Surat al-Ankabut ayat 46 yang artinya:

Beliau bersabda : “Wahai sekalian manusia, se-

“Dan janganlah kalian berdebat dengan Ahli

sungguhnya kalian telah membuat orang lari.

Kitab melainkan dengan cara yang terbaik

Maka barangsiapa shalat mengimami manusia

kecuali dengan orang-orang zhalim diantara

hendaklah dia memperingan (shalatnya) karena diantara mereka ada orang yang sakit, lemah,

mereka ….”

dan orang yang memiliki kebutuhan. 30

Dalam ayat lain Allah memerintahkan Nabi-Nya untuk menggunakan sikap keras dan

Badr al-Din al-'Aini berkata dalam men- tegas ketika berhujjah dengan kaum munafik. gomentari hadits di atas, yang artinya: “Pada Allah berfirman dalam Surat at-Thaubah ayat hadits ini terdapat makna yang menunjuk-

73 yang artinya: kan tentang bolehnya marah karena perkara- perkara agama yang diingkari.” 31

Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang

Hakekat dari sikap tegas dalam dakwah

kafir dan orang-orang munafik itu dan bersikap keras (tegaslah) terhadap mereka. Tempat mer- dengan segala dalil, hujjah dan penjelasannya eka adalah neraka Jahannam. Dan itulah tem- penjelasannya menggambarkan kepada kita pat kembali yang seburuk-buruknya.

bahwa Islam sebenarnya selain mengajarkan Disebutkan dalam Shahih Muslim bahwa sifat dan sikap lemah lembut juga mengajar-

Nabi SAW., mendoakan kejelekan terhadap kan untuk bersikap tegas, dan lugas dalam orang yang tidak mau menjalani perintah be- dakwah di samping memerintahkan untuk liau karena sombong. Dari Salamah bin Al bersikap lemah lembut pada tempatnya. Akwa’ Ra., yang artinya:

Sikap keras, tegas, dan lugas dalam dak- Bahwasanya seseorang makan di sisi Rasu- wah diperlakukan kepada orang yang menen-

lullah SAW., dengan tangan kirinya. Maka beliau bersabda, yang artinya: “Makanlah

29 Imam Muslim, Op. Cit., Jilid V, No. 2021. dengan tangan kananmu!” “Aku tidak bisa”,

30 Imam Al-Bukhari, Op. Cit., Jilid VII, hlm. 975. 31 Badr al-Din al-'Aini, ‘Umdatul Qari’, Jilid 2,

28 Imam Al-Bukhari, Op. Cit., Jilid IX, hlm. 1025. (Beirut: Darul Fikri, 1986), hlm. 107.

Vol. 15, No. 2, Desember 2015 Al-Risalah

Konsep Komunikasi Rasulullah Muhammad SAW tang Al Haq dan menampakkan kefasikan dan butuh (didakwahi) dengan peringatan yang

kejelekannya secara terang-terangan. Imam memberikan semangat dan peringatan yang Ahmad rahimahullah berkata bahwa manu- memberikan ancaman. sia membutuhkan bujuk rayuan dan sikap

Ketiga, orang yang didakwahi suka me- lemah lembut tanpa kekerasan saat mereka nentang dan melawan (Al Haq). Maka orang diajak kepada kebaikan kecuali seorang yang ini perlu didebat dengan cara yang terbaik jika menentang (Al Haq) dan menampakkan ke- dia mau kembali. Kalau tidak, orang ini diba- fasikan berserta kejelekannya secara terang- wa kepada kekerasan jika memungkinkan.” terangan. Maka wajib atasmu mencegahnya

Mempertimbangkan mashlahat dan mad- (dengan keras) dan mengumumkannya (di larat yang akan timbul akibat sikap keras dan hadapan khalayak ramai), karena dahulu dika- tegas dalam dakwahnya. Jika seorang da’i takan bahwa tak ada kehormatan bagi seorang mempertimbangkan dengan praduga yang yang fasiq. Oleh sebab itu orang yang seperti kuat dalam hatinya dan tanda-tanda yang ada ini tak ada kehormatan baginya. Ibnu Qayyim di sekitarnya, bahwa dengan sikap keras dan Al Jauziyah berkata tentang makna firman Al- tegas dalam dakwahnya akan menimbulkan lah Ta’ala yang artinya: “Serulah (manusia) kemungkaran yang lebih besar daripada ke- kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan mungkaran yang dia cegah, atau akan luput peringatan yang baik serta bantahlah mereka suatu kebaikan yang lebih penting daripada

dengan cara yang terbaik.” 32 kebaikan yang dia dakwahkan dengan cara Fathul Majid Syaikh Abdurrahman Alu yang keras, maka tidak boleh dia bersikap