Rasionalitas Investor dalam Memilih Saham dan Menentukan Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada Saham-saham Kelompok Indeks LQ-45 Esi Fitriani Komara

  Rasionalitas Investor dalam Memilih Saham dan Menentukan Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada Saham-saham Kelompok Indeks LQ-45

  Rasionalitas Investor dalam Memilih Saham dan Menentukan Portofolio

Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada Saham-saham

Kelompok Indeks LQ-45

  Esi Fitriani Komara

  esifitriani91@yahoo.co.id

  Abstrak

  Investor yang rasional tentunya akanmengharapkan return yang tinggi dengan risiko yang rendah dari investasi yang dilakukan. Salah satu strategi yang banyak digunakan oleh investor untuk meminimalkan risiko investasi pada saham adalah dengan membentuk portofolio saham yaitu mengalokasikan dana pada berbagai alternatif saham dengan cara melakukan diversifikasi atau pengkombinasian saham, sehingga risiko investasi saham secara keseluruhan dapat dikurangi atau diminimumkan. Kelompok saham yang menarik perhatian investor dalam membentuk portofolio optimal adalah saham-saham kelompok Indeks LQ-45.Akan tetapi berdasarkan data harga saham LQ-45 pada tahun 2006-2011 mengalami fluktuasi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa walaupun saham LQ-45 merupakan saham yang berkinerja baik akan tetapi tetap mengandung risiko. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat rasionalitas investor dalam memilih saham dan menentukan portofolio optimal dengan model indeks tunggal pada saham-saham kelompok indeks LQ-45.

  Populasi penelitian ini terdiri atas 45 perusahaan yang sahamnya masuk jajaran LQ-45.Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling sehingga diperoleh 29 perusahaan yang muncul terus menerus selama 36 periode pengamatan dimulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2011.Analisis hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan Independent Sample T-test bahwa tidak terdapat rasionalitas investor dalam memilih saham dan menentukan portofolio optimal berdasarkan model indeks tunggal pada saham-saham kelompok Indeks LQ-45.

  Kata Kunci : Rasionalitas investor, portofolio optimal, LQ-45, model indeks tunggal.

  

Abstract Rational investor would certainly expect a high return with low risk of the

investments made. One strategy that is widely used by investors to minimize the risk of

investing in stocks is to form a stock portfolio that is allocated to the various

alternatives shares by way of diversifying or combining shares, so that the overall stock

investment risks can be reduced or minimized. The group attracted the attention of

investors who share in forming the optimal portfolio is stocks LQ-45 index group.

However, based on the stock price data LQ-45 in the year 2006 to 2011 fluctuated. This

indicates that although the LQ-45 stocks are stocks that are performing well but still

risky. The purpose of this study was to determine whether there is rationality of

investors in choosing stocks and determine the optimal portfolio with a single index model in stocks LQ-45 index group. Portofolio Volume 11 No. 1, Mei 2014 : 19 - 35 The study population consisted of 45 companies whose shares are entered the

ranks of the LQ-45. Sampling was conducted with a purposive sampling technique to

obtain the 29 companies that appear continuously during the observation period of 36

months starting from the month January to December 2011 Analysis of the results of

hypothesis testing using independent sample t-test that there is no rationality of

investors in choosing stocks and determine optimal portfolio based on a single index

model shares LQ-45 index group. Keywords: Rationality investor, the optimal portfolio, LQ-45, a single index model.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungantertentu.Motif mencari keuntungan merupakan hal yang membedakan kegiatan investasi dengan kegiatan menabung. Menabung dimaksudkan untuk perlindungan serta untuk memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan sejumlah dana, sedangkan investasi dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan pada masa yang akan datang. Perkembangan pasar modal di Indonesia memungkinkan para investor mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka, sehingga dapat membantu investor dalam memilih alternatif untuk menanamkan dananya. Pasar modal mempertemukan pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun seperti saham dan obligasi (Tandelilin, 2010 : 26). Investor yang menanamkan dananya di pasar modal memerlukan pengetahuan, pengalaman, serta naluri bisnis dalam menganalisis efek atau surat berharga.

  Investor dalam melakukan keputusan investasi selalu dihadapkan pada berbagai alternatif, misalnya melakukan investasi dengan membeli sekuritas yang berpendapatan tetap seperti obligasi, deposito, atau melakukan investasi pada pasar modal dengan membeli saham-saham yang listing di bursa efek. Alternatif mana yang akan dipilih, tergantung kesediaan investor dalam menerima risiko dari investasi dan tingkat pengembalian yang diinginkan. Investor akan memperoleh keuntungan apabila hasil yang sesungguhnya lebih besar dari pada hasil yang diharapkan, tetapi apabila hasil yang diharapkan lebih besar dari hasil sesungguhnya maka investor akan mengalami kerugian (Hariyanto, 2008 : 2).

  Keputusan investasi pada saham dan surat berharga lainnya akan dihadapkan pada risiko yang berhubungan dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected

  

return ), oleh karena itu investor akan selalu mencari portofolio optimal (Rahmah, 2007

: 37). Keputusan investasi berhubungan dengan masa yang akan datang serta penuh

  ketidakpastian (uncertainty),dikarenakan kegiatan investasi mengandung risiko bagi investor. Oleh sebab itu pengetahuan tentang risiko investasi merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh investor. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam keputusan investasi adalah return dan risiko yang terkandung dalam setiap alternatif investasi.

  Rasionalitas Investor dalam Memilih Saham dan Menentukan Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada Saham-saham Kelompok Indeks LQ-45

  Strategi yang banyak digunakan investor untuk meminimalkan risiko investasi saham adalah dengan membentuk portofolio saham yaitu mengalokasikan dana pada berbagai alternatif investasi saham dengan cara melakukan diversifikasi atau pengkombinasian saham, sehingga risiko investasi saham secara keseluruhan dapat dikurangi atau diminimumkan. Untuk memperoleh portofolio yang diinginkan maka seorang investor harus melakukan analisis yang memberikan return maksimum. Investor yang rasional tentunya akan mengharapkan suatu tingkat pengembalian (return) yang semakin tinggi dari investasi yang dilakukannya dengan mempertimbangkan risiko atau kemungkinan terjadinya penyimpangan dari tingkat pengembalian yang akan diperoleh karena unsur ketidakpastian.

  Investor berhadapan dengan ketidakpastian ketika harus memilih saham-saham untuk dibentuk menjadi portofolio pilihannya. Pemilihan portofolio tergantung dari preferensi risiko para investor itu sendiri. Para investor berhadapan dengan banyak kombinasi saham dalam portofolio, dimana pada akhirnya investor harus mengambil keputusan portofolio mana yang akan dipilih. Seorang investor yang rasional, tentu akan memilih portofolio yang optimal (Jogiyanto, 2010 : 309).

  Rasionalitas investor ditunjukan oleh minat investor untuk lebih sering bertransaksi pada saham-saham dengan komposisi portofolio yang memilikireturn maksimal dengan risiko yang paling minimal, sehingga investor yang rasional akan memilih portofolio yang optimal.Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien.

  Penentuan portofolio yang optimal merupakan hal yang sangat penting bagi kalangan investor institusional maupun investor individual. Portofolio yang optimal akan menghasilkan return yang optimal dengan risiko moderat yang dapat dipertanggungjawabkan (Rahmah, 2007 : 38). Semakin besar risiko suatu saham, semakin besar return yang diharapkan, sebaliknya semakin kecil return yang diharapkan maka akan semakin kecil risiko yang harus ditanggung.

  Kelompok saham yang menarik perhatian investor dalam memilih dan menentukan portofolio optimal adalah saham–saham kelompok Indeks LQ-45. Indeks LQ-45 menjadi salah satu pilihan bagi investor yang rasional dalam menanamkan modalnya dikarenakan saham di Indeks LQ-45 merupakan 45 saham yang paling berkinerja baik dengan tingkat perolehan return yang menarik bagi para investor (Jogiyanto, 2010 : 87).

  Indeks LQ-45, diterbitkan pertama kali pada Februari 1997, merupakan kapitalisasi pasar tertimbang indeks yang terdiri dari 45 perusahaan paling likuid yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks LQ-45 mencakup setidaknya 70% dari kapitalisasi pasar saham dan nilai transaksi Pasar Efek Indonesia.Indeks ini diterbitkan sepanjang jam perdagangan di BEI (idx.com).

  Berikut ini adalah tabel yang menunjukan perkembangan hargaIndeks LQ-45 dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2011.

Tabel 1.1 Perkembangan HargaIndeks LQ-45 TAHUN HARGA INDEKS LQ-45

  2006 393,11 2007 599,82 2008 270,23 2009 498,29 Portofolio Volume 11 No. 1, Mei 2014 : 19 - 35

  2010 661,38 2011 664,43

  Sumber : yahoo.finance.com

  Berdasarkan data pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa harga Indeks LQ- 45 mengalami fluktuasi, hal ini mengindikasikan bahwa terdapat unsur risiko dalam investasi tersebut terlihat dari harga saham pada tahun 2008 yang mengalami penurunan cukup drastis. Meskipun saham-saham Indeks LQ-45 merupakan sekumpulan saham yang berkapitalisasi pasar tinggi dan memiliki likuiditas tinggi namun tidak lepas dari ketidakpastian akan tingkat pengembalian yang akan diterima investor sehingga kalangan investor tetap perlu mempertimbangkanberbagaiketidakpastian yang mungkin terjadi dan mengantisipasinya.

  Untuk melakukanpemilihan saham dan penentuanportofolio optimal dapat digunakan berbagai alat analisis, diantaranya adalah dengan menggunakan model indeks tunggal (single indeks model). Model indeks tunggal mendasarkan pemikiran bahwa tingkat keuntungan suatu saham berkolerasi dengan perubahan pasar (Husnan,

  

2009 : 103). Model indeks tunggal banyak digunakan sebagai alat analisis untuk

  mendapatkan portofolio yang optimal, karena model ini memungkinkan untuk dapat memberikan return yang optimal.

  Salah satu penelitian yang berkaitan dengan rasionalitas investor dalam memilih saham dan menentukan portofolio optimal dilakukan oleh Hariyanto (2008). Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat rasionalitas investor dalam pemilihan saham dan pembentukan portofolio optimal berdasarkan model indeks tunggal di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009, hal ini ditunjukan oleh hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan independent sampel t-test, dimana t hitung untuk frekuensi perdagangan dengan equal variance assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 5,399 dengan nilai probabilitas 0,000. Oleh karena nilai probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak, atau kedua rata-rata (mean) frekuensi perdagangan saham kandidat portofolio optimal dan saham bukan kandidat portofolio optimal benar-benar berbeda, yaitu saham kandidat portofolio optimal memiliki rata-rata frekuensi perdagangan saham yang lebih besar daripada saham bukan kandidat portofolio optimal.

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas bahwa investor yang rasional akan memilih return yang maksimal dengan risiko tertentu, akan tetapi hal tersebut belum diketahui secara pasti apakah terdapat rasionalitas investor dalam pemilihan dan penentuan portofolio optimal. Atas dasar hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Rasionalitas Investor dalam Memilih Saham dan

  

Menentukan Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada Saham-

saham Kelompok Indeks LQ-45”.

1.2 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian sebagai berikut:

  1. Saham-saham apa saja dan pada proporsi berapa dari saham-saham kelompok Indeks LQ-45 yang dapat dipilih oleh investor yang rasional menjadi portofolio optimalberdasarkan model indeks tunggal periode 2011.

  Rasionalitas Investor dalam Memilih Saham dan Menentukan Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada Saham-saham Kelompok Indeks LQ-45

  2. Apakah terdapat rasionalitas investor dalam memilih saham dan menentukan portofolio optimal berdasarkan model indeks tunggal pada saham-saham kelompok Indeks LQ-45 periode 2011.

1.3 Kegunaan

  Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah dapat memberikan manfaat :

  1. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam menambah wawasan dan pemahaman penulis yang berkaitan dengan rasionalitas investor dalam memilih saham dan menentukan portofolio optimal berdasarkan model indeks tunggal.

  2. Bagi investor dan calon investor Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi investor dalam memilih saham dan menentukan portofolio optimal, khusunya pada saham-saham kelompok Indeks LQ-45.Sedangkan bagi calon investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi bagi calon investor dalam menginvestasikan modalnya pada financial asset.Terutama dalam memilih saham dan menentukan portofolio optimal.

  3. Bagi peneliti lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi penelitian selanjutnya, khususnya bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian yang sama namun pada objek atau periode yang berbeda.

II. TINJAUAN PUSTAKA Investasi Saham

  Menurut Tandelilin (2010 : 2): “Investasi adalah komitmen atas sejumlah

  

dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan

memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang”.Proses keputusan investasi

  merupakan proses keputusan yang berkesinambungan (going process) (Tandelilin,

  2010 : 12). Tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu :

  1. Penentuan tujuan investasi Tujuan investasi masing-masing investor berbeda-beda tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut.

  2. Penentuan kebijakan investasi Penentuan kebijakan investasi dimulai dengan penentuan keputusan alokasi aset (asset allocation decision).

  3. Pemilihan strategi portofolio Ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar.

  4. Pemilihan aset Tahap pemilihan aset memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukan dalam portofolio. Portofolio Volume 11 No. 1, Mei 2014 : 19 - 35

  5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio Tahap pengukuran dan evaluasi kinerja ini meliputi pengukuran kinerja portofolio dan pembandingan hasil pengukuran tersebut dengan kinerja portofolio lainnya melalui proses benchmarking.

  Menurut Rusdin (2006 : 67), “Saham adalah sertifikat yang menunjukan

  

bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim

atas penghasilan dan aktiva perusahaan”. Saham-saham Kelompok Indeks LQ-45

  Menurut Tandelilin (2010 : 87), “Indeks LQ-45 terdiri dari 45 saham di BEI

  

dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar serta lolos seleksi

menurut beberapa kriteria pemilihan”.Penggantian saham dilakukan setiap enam

  bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus, apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi, maka saham tersebut dikeluarkan dari perhitungan Indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria. Indeks LQ-45 menjadi salah satu pilihan bagi investor yang rasional dalam menanamkan modalnya dikarenakan saham di Indeks LQ-45 dapat memberikan tingkat perolehan return yang menarik bagi para investor.

  Rasionalitas Investor

  Menurut Tandelilin (2010 : 72),“Investor atau sering disebut juga pemodal

  

adalah pihak yang menginvestasikan dana pada sekuritas”. Dalam ilmu ekonomi

  pada umumnya dan ilmu investasi pada khususnya terdapat asumsi bahwa investor adalah mahluk yang rasional. Investor yang rasional tentunya tidak akan menyukai ketidakpastian atau risiko. Menurut Sartono dalam Rusadi (2012 : 1),“Investor yang rasional akan memilih portofolio yang memberikan return yang maksimal pada tingkat risiko tertentu atau mendapatkan return tertentu pada tingkat risiko minimal”. Untuk meminimalisasi risiko, investor dapat mendiversifikasikan investasinya ke dalam beberapa saham, sehingga dibentuk sebuah portofolio.

  Portofolio optimal

  Menurut Husnan (2009 : 49), “Portofolio merupakan kumpulan investasi

  

adalah gabungan atau kombinasi dari berbagai instrumen atau aset investasi yang

disusun untuk mencapai tujuan investasi investor”. Tujuan investor dalam

  berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.

  Menurut Tandelilin (2010 : 157), “Portofolio optimal merupakan portofolio

  

yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan

portofolio efisien”. Portofolio yang dipilih investor adalah portofolio yang sesuai

  dengan preferensi investor yang bersangkutan terhadap return maupun terhadap risiko yang tersedia ditanggungya. Portofolio-portofolio efisien belum berupa portofolio optimalkarena portofolio efisien itu sendiri hanya mempunyai satu faktor yang baik, yaitu return ekspektasi atau faktor risikonya,belum terbaik untuk keduanya. Portofolio optimal merupakan portofolio dengan kombinasi retun ekspektasian dan risiko terbaik.

  Rasionalitas Investor dalam Memilih Saham dan Menentukan Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada Saham-saham Kelompok Indeks LQ-45

  Return dan Risiko Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan

  juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Menurut Jogiyanto (2010: 205):

  1. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat dibagi menjadi : a. Return realisasi (reliazed return), merupakan return yang telah terjadi.

  Return dihitung berdasarkan data historis, return realisasian penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan.

  b. Return ekspektasian (expected return), merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang, Berbeda dengan return realisasian yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasian sifatnya belum terjadi.

  2. Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return harapan. Semakin besar kemungkinan perbedaanya, berarti semakin besar risko investasi tersebut. Menurut Halim (2005 : 43), risiko dapat dibedakan menjadi : a. Risiko sistematis (systematic risk merupakan

  i

  ) yang dilambangkan dengan β risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan.

  2

  b. Risiko tidak sistematis (unsystematic risk ei , ) yang dilambangkan dengan σ merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu.

  Model Indeks Tunggal untuk Saham dan Portofolio Saham

  Menurut Jogiyanto (2010 : 339), single index model didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan harga indeks pasar.Selanjutnya menurut Husnan (2009 : 104),single index model dapat diringkas berdasarkan asumsi-asumsi berikut:

  1. Indeks pasar tidak berkorelasi (berhubungan) dengan kesalahan residu : E[e i . (R m - E (R m ))]. = 0

  2. Sekuritas hanya dipengaruhi oleh pasar : E(e . e ) = 0, yaitu kesalahan residu dari saham ke i tidak berkorelasi dengan

  i j kesalahan residu ke j untuk semua nilai dari i dan j.

  Asumsi-asumsi dalam model indeks tunggal mempunyai implikasi bahwa saham-saham bergerak bersama-sama bukan karena efek di luar pasar melainkan karena bereaksi terhadap indeks pasar (Jogiyanto, 2010 : 344).

  Dalam single index model ini, perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan memudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu saham dapat dimasukan ke dalam portofolio optimal tersebut. Angka tersebut adalah rasio antara excess return dengan beta (excess return to beta

  ratio ) sebagai berikut (Jogiyanto, 2010 : 361):

  ERB i = E(R i ) – R BR . i β i

  2

  dan B

  2

  ei

  tingkat pengembalian expektasi individual, rata-rata tingkat suku bunga bebas risiko, dan masing-masing sekuritas. Notasi :σ

  ei

  σ

  2

  ei

  σ

  1 sampai A i dan nilai-nilai B 1 sampai dengan B i .

  = β

  i

  ]β ; B

  , untuk masing-masing sekuritas ke-i sebagai berikut: A i = [(R i ) - R f

  i

  i

  3. Hitunglah nilai C i , dan C i adalah nilai C untuk sekuritas ke-i yang dihitung dari kumulasi nilai-nilai A

  2. Hitung nilai A

  1. Urutkan sekuritas-sekuritas berdasarkan nilai ERB terbesar kedalam nilai ERB terkecil. Sekuritas-sekuritas dengan nilai ERB terbesar merupakan kandidat untuk dimasukan ke portofolio optimal.

  pembatas ini dapat ditentukan dengan langkah-langkah berikut ini:

  

point ) yang menentukan batas nilai ERB berapa yang dikatakan tinggi. Besarnya titik

  Portofolio optimal berisikan dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Aktiva-aktiva dengan rasio ERB yang rendah tidak akan dimasukan dalam portofolio optimal tersebut. Dengan demikian sebuah titik pembatas (cut-off

  dengan beta. Rasio ERB ini juga menunjukan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu return dan risiko.

  

return relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifiksikan, yang diukur

  bebas risiko (risk free or return). Excess return to betaberarti mengukur kelebihan

  i = Beta saham i Excess return didefinisikan sebagai selisih expected return dengan return aktiva

  = Return bebas risiko β

  BR

  Dimana : E(R i ) = Expected return saham ke i R

  Portofolio Volume 11 No. 1, Mei 2014 : 19 - 35

2 A i dan B i, merupakan langkah dalam penentuan nilai cut of point berdasarkan nilai

  = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i yang juga merupakan risiko unik atau risiko tidak sistematis.

  • ) adalah C i dimana nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai C

  4. Besarnya cut-off point (C

  i .

  5. Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik C

  • .

  Sekuritas-sekuritas yang mempunyai niali ERB lebih kecil dengan nilai ERB titik C

  • tidak diikutsertakan dalam pembentukan portofolio optimal.

III. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel

  Populasi penelitian terdiri dari 45 saham-saham kelompok Indeks LQ-45.Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah purposive

  

sampling .Pertimbangan dalam purposive sampling penelitian ini adalah kelompok

  saham-saham LQ-45 periode 2009-2011. Berikut ini beberapa kriteria dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

  1. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang sahamnya masuk kedalam kelompok saham-saham LQ-45 pada tahun 2009 sampai 2011.

  2. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan aktif selama 3 tahun dalam kelompok saham-saham LQ-45.

  Rasionalitas Investor dalam Memilih Saham dan Menentukan Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada Saham-saham Kelompok Indeks LQ-45 Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut di atas diperoleh sampel sebanyak 29 perusahaan (emiten).

  Analisis Data

  1. Pembentukan Portofolio Optimal

  a. Menentukan data input

  Return saham individu ୔ ି୔

  ೟ ೟షభ

  R it =

  ୔ ೟షభ

  Dimana: R it =Return harga saham individu i pada periode t P = Harga saham pada periode t

  t

  P t-1 = Harga saham pada periode t-1

  Return pasar pada periode t dihitung sebagai berikut (Jogiyanto,2010:340) : ୍ୌୗୋ ି୍ୌୗୋ

  ೟ ೟షభ

  R M.T =

  ୍ୌୗୋ ೟షభ

  Dimana : R M.T = Return pasar periode ke t

  IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan periode ke t

  t

  IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan ke t-1

  t-1

  t = Waktu diukur dalam bulan

  Expected return

  E(R p ݅) = ෍ R

  ୧୨ . ୨ ୨ୀଵ

  Dimana : R = hasil masa depan ke-j untuk sekuritas ke-i

  ij

  P j = probabilitas hasil masa depan ke-j (untuk sekuritas ke-i)

  Risk free rate

  Data SBI ini digunakan sebagai proxy return aktiva bebas risiko (risk free rate of return ).

  ୗ୆୍ ିୗ୆୍ ೟ ೟షభ

  Rf =

  ୗ୆୍ ೟షభ

  Apabila, E(Ri) ≥ Rf maka saham individu i terpilih kedalam proses selanjutnya,sebaliknya jika E(Ri) ≤ Rf, maka saham individu i tidak terpilih kedalam proses selanjutnya.

  b. Menentukan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis Risiko sistematis diukur dengan β diperoleh dengan meregresikan return saham individu (R it ) terhadap return pasar (R mt ) dengan persamaan regresi sebagai berikut (Jogiyanto, 2010 : 341): R it i i . R mt + e i

  = α + β

  2

  e i merupakan residual error (error ke i) dimana varians e i ei ) digunakan untuk (σ mengukur risiko tidak sistematis dengan rumus : Portofolio Volume 11 No. 1, Mei 2014 : 19 - 35 ଶ ଶ ଶ ଶ

  = σ σ − β . σ

  ௘௜ ୧ ୧ ୫

  > 0 maka saham tersebut terpilih Seleksi berikutnya dilakukan pada β i yaitu bilaβ i

  i

  dan disertakan dalam proses analisis salanjutnya dan sebaliknya bila β ≤ 0 maka saham tersebut tidak terpilih.

  c. Meranking peringkat saham berdasarkan Expected Return to Beta (ERB) terbesar ke ERB terkecil (Jogiyanto, 2010 : 362) :

  ୉(ୖ୧)ି ୖ ూ

  ERB =

  ஒ ೔

  Dimana : E(Ri) = Expected return saham ke-i R f = Return bebas risiko

  i = Beta saham i

  β

  d. Menentukan Cut off Point

  Cut off point saham i (C *) adalah titik pembatas yang menentukan batas nilai i expected return to beta (ERB) mana yang dikatakan tinggi.

  Besarnya cut off Point (C*) adalah nilai C i dimana nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai C i yang besar (Jogiyanto, 2010 : 364) :

  ୧ మ

  ∑ A σ

  ୫ ୨ୀଵ ୨

  c =

  ୧ ୧ మ

  ∑ B 1 + σ

  ୫ ୨ୀଵ ୨

  Dimana:

  [( ) ୖ ିୖ୤]ஒ ౟

  A i =

  ஢ୣ୧ଶ ஒ ೔మ

  B

  i = ஢ୣ୧ଶ

  A j dan B j merupakan akumulasi nilai dari A i dan B i Portofolio optimal akan berisi saham yang memiliki nilai rasio ERB yang tinggi, sedangkan saham yang memiliki nilai rasio ERB yang rendah tidak dimasukan dalam portofolio optimal.

  e. Menentukan proporsi dana masing-masing saham (Jogiyanto, 2010 : 366) :

  ୞ ౟

  X =

  i ౤

  ∑ ୞ ౠ ౠసభ

  ఉ ୖ ିୖ ೔ ౟ ౜

  ( Z i = - C i *)

  ஢ ஒ୧ ౛౟మ

  Dimana : X = Proporsi sekuritas ke i

  i

  n = Jumlah sekuritas di portofolio optimal

  i = Beta sekuritas ke i

  β

  2 ei = Varian dan kesalahan risidu sekuritas ke-i

  σ ERB i = expected return to beta sekuritas ke i

  • C = nilai cut off point yang merupakan nilai C terbesar

  i i

  Z = Akumulasi dari nilai

  j

  2. Menentukan Rasionalitas Investor Rasionalitas investor ditentukan dengan cara membandingkan rata-rata frekuensi perdagangan saham antara saham-saham yang diikutkan dalam portofolio optimal.

  Investor dianggap rasional jika rata-rata frekuensi perdagangan saham perusahaan

  Rasionalitas Investor dalam Memilih Saham dan Menentukan Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada Saham-saham Kelompok Indeks LQ-45 yang masuk dalam kandidat portofolio optimal lebih besar daripada saham yang tidak masuk dalam kandidat portofolio optimal (Lestari dalam Rusadi, 2012).

  3. Uji Hipotesis Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas dengan menggunakan uji one sample kolmogorof-smirnov test. Dengan uji ini data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode statistik parametrik. Metode statistik parametrik yang digunakan adalah uji beda dua rata-rata untuk sample independen. Karena jumlah sampel yang diteliti kecil/kurang dari 30, maka menggunakan uji independent sample T-test. Jika dari uji normalitas data diperoleh hasil bahwa data tidak berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan statistik non parametrik, dalam hal ini menggunakan uji mann-whitney .

IV. HASIL PENELITIAN

4.1 Portofolio Optimal

  Dengan menggunakan single indeks model, proses pembentukan portofolio memerlukan data return saham individu, return pasar (proxy:IHSG) dan return risk free asset (proxy:SBI), sebagai data input untuk mendapatkan nilai expected return saham individu E(Ri), risiko sistematis (

  β i ), risiko tidak sisematis (

  σei

  2 ), excess return to beta

  E(RB), dan cut off point (C i ). Berikut adalah rangkuman perhitungan dalam pembentukan portofolio optimal.

  Tabel 2. Nilai Return Ekspektasi, Varian residu, Beta Saham, Varian Pasar, Alfa dan Risiko Tidak Sistematis Masing-masing Saham Kelompok Indeks LQ-

45 Periode Januari – Desember 2011 NO KODE E(Ri) σi

  2

  9 BBNI 0,0026 0,0092 1,587 2,5186 0,0029 -0,0037 0,0018

  2 Β β

  2 σm

  13 ITMG -0,0186 0,0084 1,426 2,0335 0,0029 -0,0243 0,0025

  12 INDY -0,0521 0,0221 2,108 4,4437 0,0029 -0,0605 0,0091

  11 SMCB 0,0008 0,0081 1,142 1,3042 0,0029 -0,0038 0,0043

  10 BBRI -0,013 0,0362 2,767 7,6563 0,0029 -0,0241 0,0138

  8 BMRI 0,0074 0,0093 1,61 2,5921 0,0029 0,001 0,0017

  1 ADRO -0,0229 0,0149 1,573 2,4743 0,0029 -0,0292 0,0077

  7 BDMN -0,0248 0,0048 0,316 0,0999 0,0029 -0,0261 0,0045

  6 BBCA 0,0212 0,0052 1,087 1,1816 0,0029 0,0169 0,0018

  5 UNSP -0,02 0,0119 1,627 2,6471 0,0029 -0,0265 0,0042

  4 ASII 0,0279 0,0046 1,086 1,1794 0,0029 0,0236 0,0011

  2 α σei

  2 ANTM -0,0297 0,0089 1,367 1,8687 0,0029 -0,0352 0,0035

  3 AALI -0,0128 0,0057 1,152 1,3271 0,0029 -0,0174 0,0018 Portofolio Volume 11 No. 1, Mei 2014 : 19 - 35

  14 INTP 0,0103 0,0104 1,264 1,5977 0,0029 0,0052 0,0057

  Dilihat dari tabel diatas dapat diketahui bahwa saham ADRO, ANTM, BDMN,

  11 LPKR 0,0173 3,573 207,018 172,7803 5.703,15 0,0286

  10 BMRI 0,0176 26,1788 1484,0818 169,2073 5.496,14 0,029

  9 SMCB 0,0191 5,7863 303,1182 143,0284 4.012,05 0,0328

  8 INTP 0,0248 6,915 279,252 137,2421 3.708,94 0,0339

  7 UNTR 0,0255 11,7099 460,0304 130,3271 3.429,68 0,0345

  6 KLBF 0,0275 9,9981 362,936 118,6172 2.969,65 0,0358

  5 SMGR 0,03 9,7291 324,8391 108,6189 2.606,72 0,0368

  4 BBCA 0,0388 25,9246 667,7736 98,8899 2.281,88 0,0376

  3 ISAT 0,04 17,7148 442,871 72,9653 1.614,10 0,0372

  2 ASII 0,045 46,2477 1027,0958 55,2505 1.171,23 0,0364

  1 JSMR 0,0639 9,2101 144,1376 9,0028 144,1376 0,0184

  Tabel 3.Nilai Excess Return to Beta (ERB), Ai,Bi dan Cut off point (Ci) Masing- masing Saham Kelompok Indeks LQ-45 Periode Januari – Desember 2011 No KODE ERB Ai Bi ∑Aj ∑Bj Ci

  INDY, INCO, MEDC, PGAS, LSIP dan TINSadalah saham-saham yang memiliki nilai E(Ri) lebih rendah dari nilai R(f).Sedangkan Saham TLKM dan UNVR memiliki nilai β negatif. sehingga saham-saham tersebut tidak terpilih dalam proses perhitungan portofolio optimal.

  Sumber : Laporan Bursa Efek Indonesia, diolah kembali, 2013

  15 INDF -0,0014 0,0074 1,234 1,5228 0,0029 -0,0063 0,0029

  29 UNTR 0,0126 0,0089 1,32 1,7424 0,0029 0,0073 0,0038

  28 UNVR 0,0132 0,0051 -0,079 0,0062 0,0029 0,0135 0,0051

  27 TINS -0,0372 0,0073 1,069 1,1428 0,0029 -0,0415 0,004

  26 TLKM -0,0095 0,001 -0,029 0,0008 0,0029 -0,0094 0,001

  25 PTBA -0,0203 0,0058 1,345 1,809 0,0029 -0,0257 0,0005

  24 SMGR 0,0215 0,0121 1,419 2,0136 0,0029 0,0158 0,0062

  23 LSIP -0,0691 0,0605 0,408 0,1665 0,0029 -0,0707 0,06

  22 PGAS -0,0217 0,011 1,247 1,555 0,0029 -0,0267 0,0065

  21 MEDC -0,0254 0,0038 0,632 0,3994 0,0029 -0,0279 0,0026

  20 LPKR 0,0052 0,0179 1,518 2,3043 0,0029 -0,0009 0,0111

  19 KLBF 0,0063 0,0056 0,991 0,9821 0,0029 0,0023 0,0027

  18 JSMR 0,019 0,0039 0,626 0,3919 0,0029 0,0165 0,0027

  17 INCO -0,0288 0,0124 1,344 1,8063 0,0029 -0,0342 0,0072

  16 ISAT 0,0048 0,0022 0,645 0,416 0,0029 0,0022 0,0009

  12 INDF 0,0159 8,3401 525,0883 181,1204 6.228,24 0,0276

  Rasionalitas Investor dalam Memilih Saham dan Menentukan Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada Saham-saham Kelompok Indeks LQ-45

  13 BBNI 0,0149 20,5445 1381,5279 201,6649 7.609,77 0,0254

  14 AALI 0,0071 5,248 737,28 206,9129 8.347,05 0,0238

  15 BBRI 0,0029 1,6041 554,8036 208,5169 8.901,85 0,0226

  16 ITMG 0,0017 1,369 813,3904 209,8859 9.715,24 0,0209

  17 UNSP 0,0006 0,3874 630,2688 210,2733 10.345,51 0,0197

  18 PTBA 0,0005 1,9614 3.768,71 212,2347 14.114,22 0,0147

  Sumber : Laporan Bursa Efek Indonesia, diolah kembali, 2013

  Saham-saham diatas diurutkan berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai ERB terkecil. Selanjutnya membandingkan ERB tersebut dengan cut off pointnya, maka dari 18 saham terdapat 4 saham yang dapat membentuk portofolio optimal, yaitu saham Jasa Marga, saham Astra International, saham indosat, dan saham Bank Central Asia. Keempat saham ini memiliki nilai ERB>nilai Ci.

  Setelah mengetahui saham-saham yang dapat membentuk portofolio optimal, maka langkah selanjutnya adalah menentukan proporsi dana untuk masing-masing saham portofolio tersebut.

  Tabel

4.Proporsi Dana Masing-masing Saham Kelompok Indeks LQ-45 Pembentuk Portofolio Optimal Periode Januari – Desember 2011 NO KODE Zi Xi

  1 JSMR 6,0556 0,3922

  2 ASII 6,9986 0,4533

  3 ISAT 1,6479 0,1067

  4 BBCA 0,7372 0,0477

  Sumber : Laporan Bursa Efek Indonesia, diolah kembali, 2013

  Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa besarnya proporsi dana yang di investasikan pada masing-masing saham di dalam portofolio selama periode Januari - Desember 2011 adalah sebagai berikut:

  1. JSMR (PT Jasa Marga Tbk) sebesar 39,22%

  2. ASII (PT Astra International Tbk) sebesar 45,33%

  3. ISAT (PT Indosat Tbk) sebesar 10,67%

  4. BBCA (PT Bank Central Asia Tbk) sebesar 4,77%

4.2 Rasionalitas Investor

  Tabel di bawah ini adalah hasil uji normalitas data menggunakan Kolmogrov- Smirnov Test . Portofolio Volume 11 No. 1, Mei 2014 : 19 - 35

Hasil Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov Test

  

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

  RATA-RATA FREKUENSI N

  29 Normal Mean 23235,7955

  Parameters(a,b) Std. Deviation 11975,08920 Most Extreme Absolute

  ,167

  Differences Positive ,167 Negative -,100

Kolmogorov-Smirnov Z ,901

  Asymp. Sig. (2-tailed)

  ,392 a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

  Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013

  Uji normalitas data dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, normalitas data menunjukan tingkat signifikansi sebesar 0,392 berarti data bersifat normal, karena lebih besar dari 0,05 sehingga uji hipotesis menggunakan uji statistik independent sampel T-test .

  Tabel di bawah ini adalah hasil uji statistik dengan menggunakan Independent sampel T-test .

  Hasil Independent Sample T-test

Independent Sample T-test

  

(t-test for Equality of Means)

t-test for Equality of Means Sig. Std.

  (2- Mean Error 95% Confidence taile Differenc Differenc Interval of the

  t Df d ) e e Difference

  Lower Upper

  Kandi Equal

  • dat - - varianc 7310,011 12587,14

  es ,39

  16 ,696 2909,381 18405,913 12 952

  assume

  8

  79

  09

  d Equal

  • varianc 3,92 8877,492 21924,29

  es not ,32 ,760 2909,381 27743,057

  5 26 361

  assume

  8

  79

  18

  d Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013 Rasionalitas Investor dalam Memilih Saham dan Menentukan Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada Saham-saham Kelompok Indeks LQ-45

  Kedua analisis dengan menggunakan t-test untuk asumsi varian sama, berdasarkan tabel 4.14 terlihat bahwa t hitung denganequal variances assumed(diasumsi kedua varians sama) adalah -0,398dengan signifikansi 0,696. Karena signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, atau rata-rata (mean) frekuensi perdagangan saham kandidat portofolio optimal lebih kecil dibandingkan rata-rata (mean) frekuensi perdagangan saham bukan kandidat portofolio optimal. Dengan demikian, berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat rasionalitas investor dalam memilih saham dan menentukan portofolio optimal berdasarkan model indeks tunggal pada saham-saham kelompok Indeks LQ-45.

V. KESIMPULAN

  Saham-saham kelompok Indeks LQ-45 dan proporsinya yang membentuk portofolio optimal selama periode Januari-Desember 2011 berdasarkan model indeks tunggal adalah 39,22% untuk saham JSMR, 45,33% untuk saham ASII, 10,67% untuk saham ISAT dan 4,77% untuk saham BBCA.

  Untuk menguji apakah terdapat rasionalitas investor dalam memilih saham dan menentukan portofolio optimaldapat menggunakan uji independent sampel T-

  

test .Analisis hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan Independent Sample T-test.

  Pertama melakukan analisis menggunakan F test untuk menguji kesamaan varians. Berdasarkan tabel 4.13 terlihat bahwa F hitung sebesar 0,838 dengan signifikansi sebesar 0,374. Oleh karena 0,374> 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok memiliki varian yang sama. Karena tidak ada perbedaan dari kedua varians tersebut, maka penggunaan varians untuk membandingkan kedua kelompok tersebut menggunakan t-test dengan dasar equal variances assumed (diasumsi kedua varians sama).

  Kedua analisis dengan menggunakan t-test untuk asumsi varian sama, berdasarkan tabel 4.14 terlihat bahwa t hitung denganequal variances assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah -0,398 dengan signifikansi 0,696. Karena signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, atau rata-rata (mean) frekuensi perdagangan saham kandidat portofolio optimal lebih kecil dibandingkan rata-rata (mean) frekuensi perdagangan saham bukan kandidat portofolio optimal. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat rasionalitas investor dalam memilih saham dan menentukan portofolio optimal berdasarkan model indeks tunggal pada saham-saham kelompok Indeks LQ-45.

DAFTAR PUSTAKA

  Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta, 2010. Budi, Setya. Rasionalitas Investor Terhadap Pemilihan Saham dan Penentuan Portofolio Optimal Dengan Model Indeks Tunggal di Bursa Efek Jakarta.

  Universitas Diponogoro. Semarang: Tesis yang dipublikasikan, 2002. Elton, Edwin J And MJ. Gruber.Modern Portofolio Theory and Investment Analysis.

  United States of Amerika : Jhon Wiley & Sons New York, 2007. Portofolio Volume 11 No. 1, Mei 2014 : 19 - 35

  Halim, Abdul. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2009. ......................Analisis Investasi. Salemba Empat, Jakarta : 2005. Hariyanto.Analisis Rasionalitas Investor Dalam Memilih Saham dan Penentuan

  Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal. Universitas Muhammadiyah, Surakarta : Tesis yang Dipublikasikan, 2008.

  Harjito dan Martono.Manajemen Keuangan.Yogyakarta : EKONISIA, 2010. Husnan, Suad. Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2009.

  Jogiyanto.Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketujuh, Yogyakarta : BPFE, 2010. Purnama, Kurniawan. Analisis Kinerja Portofolio Saham Berdasarkan Model Indeks Tunggal dan Rasionalitas Investor Dalam Pemilihan Saham.

  Universitas Diponogoro. Semarang : Tesis yang Dipublikasikan, 2001. Rahmah, Aini Nunung. Analisis Risiko Investasi Saham pada Portofolio Optimal

  Menggunakan Model Indeks Tunggal.UNJANI.Cimahi : Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi, 2007.

  Rusadi, Dwi Melia. Analisis Rasionalitas Investor Dalam Pemilihan Saham dan

  Penentuan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal pada Perusahaan yang Terdaftar Dalam Indeks LQ-45 di BEI Tahun 2007-2009.

  Universitas Muhammadiyah. Surakarta : Tesis yang Dipublikasikan, 2012. Rusdin. Pasar Modal. ALFABETA, Bandung : 2006.

  Sanusi, Anwar. Metode Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta : 2011. Septyarini.Analisis Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal pada

  Saham LQ-45. Universitas Gunadarma. Depok : Tesis yang Dipublikasikan, 2009.

  Sembiring, Ferikawita Magdalena. Pembentukan Portofolio Optimal dari Saham-