PT MAGENTA KAPITAL INDONESIA (dh PT EMCO SECURITIES)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan seperti dijabarkan di bawah ini:

a. Dasar penyusunan laporan keuangan

Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep harga perolehan, yang dimodifikasi oleh aset dan liabilitas keuangan yang

diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif yang diukur berdasarkan nilai wajar.

Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, kas di bank, deposito jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dan deposit on call. Dampak perubahan nilai tukar mata uang asing terhadap kas dan setara kas dengan mata uang asing tidak material pada tanggal laporan posisi keuangan sehingga tidak diungkapkan secara terpisah.

Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi:

- nilai aset dan liabilitas dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan

- jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, unsur

ketidakpastian inheren dalam pembuatan estimasi dapat mengakibatkan hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. Estimasi signifikan yang digunakan Perusahaan adalah sebagai berikut:

Imbalan Pasca Kerja

Program-program pensiun ditentukan berdasarkan perhitungan aktuarial. Perhitungan aktuaria mengunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian investasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri dan lain-lain.

Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, kecuali dinyatakan secara khusus, disajikan dalam Rupiah.

b. Perubahan Kebijakan Akuntansi

Pada tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) baru dan revisi yang berlaku efektif pada tahun 2011. Perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan telah dibuat seperti yang disyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi dalam masing-masing standar dan interpretasi.

Berikut adalah bagian yang dipengaruhi oleh perubahan untuk menerapkan standar akuntansi baru di atas yaitu:

PSAK 1 (Revisi 2009)

PSAK 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” yang secara retrospektif berlaku efektif sejak 1 Januari 2011 dan diterapkan secara retrospektif. Perubahan signifikan atas standar akuntansi tersebut adalah sebagai berikut:

Laporan keuangan terdiri atas Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi Komprehensif, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Sebelumnya, laporan keuangan terdiri atas Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Informasi komparatif telah disajikan kembali sehingga memenuhi standar revisi tersebut.

c. Aset dan liabilitas keuangan

Aset keuangan

Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (iv) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.

Pada tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan klasifikasi aset keuangan ini diungkapkan.

(i) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset

keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perusahaan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short-term profit taking) yang terkini.

Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif dan dicatat masing-masing sebagai "Laba/(rugi) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan” dan “Laba/(rugi) dari penjualan instrumen keuangan”.

Surat berharga diklasifikasikan sebagai aset keuangan diperdagangkan. (ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:

- yang dimaksudkan oleh Perusahaan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif;

- ·yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau - dalam hal Perusahaan mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang

disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Piutang dari lembaga kliring dan penjaminan, piutang usaha dan piutang lain-lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

Dalam hal terjadi penurunan nilai, nilai tercatat aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu, dan penyisihan ini diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif. Lihat Catatan 2c untuk detail.

(iii) Pengakuan

Perusahaan menggunakan tanggal transaksi untuk kontrak regular ketika mencatat transaksi aset keuangan.

(iv) Penurunan nilai dari aset keuangan Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan

atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat di estimasi secara handal.

Kesulitan keuangan yang dialami debitur, kemungkinan debitur akan bangkrut, atau kegagalan atau penundaan pembayaran piutang dapat dipertimbangkan sebagai indikasi adanya penurunan nilai atas aset keuangan tersebut.

Perusahaan menentukan penurunan nilai atas aset keuangan secara individual. Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas aset keuangan. Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang (tanpa memperhitungkan kerugian penurunan nilai di masa datang yang belum terjadi) yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif.

Ketika piutang yang diberikan tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penyisihan piutang ragu-ragu. piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penyisihan piutang ragu-ragu yang terkait dengan piutang yang diberikan diklasifikasikan ke dalam “Penyisihan piutang ragu-ragu”.

Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Pada tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan memiliki liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan klasifikasi liabilitas keuangan ini diungkapkan.

Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diakui pada nilai wajarnya dikurangi biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Hutang pada lembaga kliring dan penjaminan, hutang usaha, rekening kredit nasabah, hutang lain-lain dan biaya yang masih harus dibayar dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

Penentuan nilai wajar

Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya, seperti quoted market price atau broker’s quoted price .

Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer ), perantara efek (broker ), kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulatory agency ), dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini.

Nilai pasar yang digunakan Perusahaan untuk aset keuangan adalah harga penawaran (bid price) . Sedangkan untuk liabilitas keuangan menggunakan harga jual (offer price ).

Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang subtansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih instrumen keuangan tersebut.

Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, tidak terdapat instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar.

Ketentuan transisi penerapan awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006)

Penurunan nilai aset keuangan

Dalam kaitannya dengan penurunan nilai aset keuangan, pada tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menentukan penurunan nilai aset keuangan berdasarkan kondisi pada saat itu. Selisih antara penurunan nilai berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006) dengan penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sebelumnya (jika ada) diakui langsung ke saldo laba pada tanggal 1 Januari 2010.

Manajemen telah melakukan perhitungan kembali penyisihan piutang ragu-ragu dan berpendapat bahwa tidak terdapat perbedaan perhitungan sehingga tidak diperlukan penyesuaian terhadap laba ditahan per 1 Januari 2010.

Penghentian pengakuan

Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara subtansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Perusahaan melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan

Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Sub Golongan oleh PSAK 55 (Revisi 2006)

Kategori yang didefinikan

Golongan

( ditentukan oleh Perusahaan)

Aset Keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

Surat Berharga

Aset Keuangan

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Kas dan setara kas

- Kas - Kas pada Bank - Deposito berjangka

Piutang pada lembaga kliring dan penjamin Piutang Usaha Piutang Lain-Lain

Aset keuangan yang tersedia untuk dijual

Investasi

Liabilitas Hutang kepada lembaga kliring dan penjamin Keuangan

Hutang usaha

Liabilitas keuangan yang diukur dengan Rekening kredit nasabah biaya perolehan diamortisasi

Hutang lain-lain dan biaya yang masih harus dibayar

Saling hapus instrumen keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus disajikan dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai bersihnya jika memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus buku atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

d. Kas dan setara kas

Kas dan setara kas terdiri dari saldo kas dan bank, dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang serta deposit on call , setelah dikurangi cerukan. Cerukan disajikan sebagai bagian dari liabilitas lancar dalam laporan posisi keuangan.

e. Piutang dan hutang usaha

Piutang dan hutang usaha merupakan piutang dan hutang nasabah yang terjadi dari transaksi perdagangan efek. Piutang usaha disajikan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan piutang tidak tertagih, yang diestimasi

berdasarkan kemungkinan tertagihnya saldo piutang. Piutang usaha dihapusbukukan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih.

Piutang dan hutang kepada Lembaga Kliring dan Penjaminan merupakan piutang atau hutang kepada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia yang timbul dari penyelesaian transaksi perdagangan efek.

f. Surat berharga

Surat berharga merupakan saham yang diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan dan yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia. Lihat Catatan 2c mengenai kebijakan akuntansi untuk aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan.

g. Rekening nasabah

Dana yang diterima dari nasabah sehubungan dengan efek yang dibeli untuk rekening mereka beserta dengan pembayaran dan penerimaan dari pembelian dan penjualan efek atas nama nasabah dicatat sebagai “rekening kredit nasabah” di liabilitas.

h. Investasi

Investasi pada bursa efek kurang dari 20% dari modal saham bursa efek dinilai sebesar biaya perolehan dikurangi penyisihan penurunan nilai.

i. Aset tetap

Aset tetap diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus untuk mengalokasikan harga perolehan sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai berikut:

Perlengkapan kantor

: 5 Tahun

Computer software

Leasehold improvement

Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran signifikan yang memperpanjang masa manfaat aset atau yang memberikan tambahan manfaat ekonomis, dikapitalisasi dan disusutkan.

Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka harga perolehan dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan, dan keuntungan dan kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif selama periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.

j. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi

Perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Definisi pihak berelasi adalah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 mengenai “Pengungkapan pihak-pihak berelasi”. Definisi pihak berelasi adalah sebagai berikut:

(i) perusahaan di bawah pengendalian Perusahaan; (ii) perusahaan asosiasi; (iii) investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang signifikan; (iv) perusahaan di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam catatan di atas; dan (v) karyawan kunci dan anggota keluarganya.

Jenis transaksi dan saldo dengan pihak berelasi, apakah yang dilaksanakan dengan atau tidak dengan syarat atau kondisi normal yang sama dengan pihak yang tidak berelasi, diungkapkan dalam laporan keuangan.

k. Imbalan kerja

Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.

Imbalan pasca-kerja

Imbalan pasca-kerja, seperti pensiun, uang pisah, uang penghargaan, dan imbalan lainnya, ditentukan sesuai dengan Peraturan Perusahaan dan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“UU 13/2003”).

Karena UU 13/2003 menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya, program pensiun berdasarkan UU 13/2003 adalah program imbalan pasti.

Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan, biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi.

Liabilitas program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan dikurangi nilai wajar aset program, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Nilai kini liabilitas imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit .

Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.

Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman, perubahan asumsi- asumsi aktuarial dan perubahan pada program pensiun.

Apabila jumlah keuntungan atau kerugian aktuarial ini melebihi 10% dari imbalan pasti atau 10% dari nilai wajar aset program, maka kelebihannya dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba rugi komprehensif selama sisa masa kerja rata- rata karyawan yang bersangkutan.

Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi komprehensif, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut tergantung pada karyawan yang tetap bekerja selama periode waktu tertentu (periode vesting ). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting .

Pesangon pemutusan hubungan kerja

Pesangon pemutusan hubungan kerja terhutang ketika karyawan dihentikan kontrak kerjanya sebelum usia pensiun normal. Perusahaan mengakui pesangon pemutusan hubungan kerja ketika Perusahaan menunjukkan komitmennya untuk memutuskan hubungan kerja dengan karyawan berdasarkan suatu rencana formal terperinci yang kecil kemungkinannya untuk dibatalkan. Pesangon yang akan dibayarkan dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan didiskontokan untuk mencerminkan nilai kini.

l. Pengakuan pendapatan dan beban

Pendapatan komisi sebagai perantara pedagang efek dan jasa Iainnya diakui pada tanggal terjadinya transaksi. Imbalan jasa penjaminan emisi dan penjualan efek diakui berdasarkan tagihan yang dikeluarkan sesuai dengan tahap

pekerjaan/mandat. Pendapatan dividen diakui pada saat terdapat hak untuk menerima pembayaran.

Pendapatan dan beban bunga diakui pada saat terjadinya berdasarkan metode akrual. Laba dan rugi atas penjualan surat berharga diakui pada tanggal terjadinya transaksi. Beban diakui pada saat terjadinya berdasarkan metode akrual.

m. Penjabaran mata uang asing

Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah yang merupakan mata uang fungsional dan pelaporan Perusahaan. Perusahaan melakukan pencatatan akuntansi dalam mata uang Rupiah, transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke

mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan.

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, kurs nilai tukar yang digunakan masing- masing per Rupiah adalah

Tahun 2012

Tahun 2011

1 Dolar Amerika Serikat (USD) 9,588

1 Dolar Amerika Serikat (USD) 9,068

Dampak perubahan nilai tukar mata uang asing terhadap kas dan setara kas dengan mata uang asing tidak material pada tanggal laporan posisi keuangan sehingga tidak diungkapkan secara terpisah.

n. Pajak penghasilan badan

Beban pajak penghasilan terdiri dari pajak penghasilan kini dan tangguhan. Pajak penghasilan ini dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif kecuali untuk pajak penghasilan yang diakui secara langsung di ekuitas. Pajak penghasilan kini dikalkulasikan sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Manajemen melakukan review secara periodik atas posisi yang diambil sehubungan dengan pemahaman peraturan pajak. Perusahaan membentuk provisi ketika dapat memberikan dasar yang memadai untuk mendapatkan jumlah yang harus dibayar ke kantor pajak.

Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan jumlah penuh, dengan menggunakan metode liabilitas laporan posisi keuangan. Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer yang ada antara aset dan liabilitas atas dasar pajak dengan nilai tercatat aset dan liabilitas pada setiap periode pelaporan. Tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan.

Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut.

Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan banding, pada saat hasil banding tersebut telah diputuskan.

o. Saham

Saham biasa diklasifikasikan sebagai ekuitas.

--Rp--

--Rp--

3. KAS DAN SETARA KAS

30,478,642,203 1,788,025,837 Akun ini terdiri atas : Kas

3,500,000 5,500,000 Bank: Bank Mandiri - Rek. Rupiah

5,925,028,539 483,435,871 Bank BCA - Rek. Rupiah

55,868,570 286,444,088 Bank CIMB Niaga - Rek. Rupiah

383,125,500 37,851,025 Bank Mega Cab Kali Malang- Rek. Rupiah

17,431,484 17,512,166 Bank Mega Cab BBD- Rek. Rupiah

- - Bank Mega Cab BBD- Rek. US $

- - Bank CIMB Niaga - Rek. US $

90,803,058 41,662,563 Bank Mandiri QQ Nasabah

2,885,052 915,620,124 Deposito

Jumlah Kas dan Setara Kas 30,478,642,203 1,788,025,837

4. PIUTANG DAN HUTANG USAHA LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

Akun ini merupakan tagihan dan hutang kepada Lembaga Kliring dan Penjaminan yang timbul dari penyelesaian transaksi perdagangan efek.

--Rp--

--Rp--

5. PIUTANG DAN HUTANG NASABAH

Akun ini terdiri dari piutang dan hutang yang timbul dari transaksi perdagangan efek yang dilakukan untuk kepentingan nasabah, dan dapat diuraikan sebagai berikut:

Piutang Usaha :

Nasabah Individu / Perorangan 1,758,454,330 2,554,976,133 Nasabah Institusi

159,936,611 302,392,623

Jumlah 1,918,390,941 2,857,368,756

Hutang Usaha

Nasabah Individu / Perorangan 2,375,859,656 4,025,690,135 Nasabah Institusi

1,596,646,525 1,202,821,126

Jumlah 3,972,506,181 5,228,511,261

Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang diatas pada akhir tahun, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa seluruh piutang akan tertagih, oleh karena itu tidak diperlukan penyisihan piutang ragu-ragu untuk menutupi kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang tersebut.

--Rp--

--Rp--

6. PORTOFOLIO EFEK 30,251,944,615 37,479,674,383

Akun ini terdiri dari portofolio efek dan warant sebagai berikut :

Bank Bahari

74,389,472 64,000 74,389,472 Bank Mutiara Tbk

360,002,000 25,200,104,000 360,002,000 25,200,104,000 Indomobil Sukses Internasional

145,828,000 46,666 145,828,000 Ciputra Development

362,500 102,023,710 362,500 102,023,710 Lautan Luas

850,000 258,305,565 850,000 258,305,565 Jasa Marga (Persero)

94,435,000 55,000 94,435,000 Sentul City

712,500 346,250,000 712,500 346,250,000 Bakrie and Brother

244,750 137,692,895 244,750 137,692,895 Kawasan Industri Jababeka

5,070,319 276,472,677 5,070,319 276,472,677 Bayan Resources

290,000,000 50,000 290,000,000 Indofarma

38,902,500 3,112,200,000 38,902,500 3,112,200,000 Mitra International Resources

57,657,500 25,171,023,506 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp dibawah Rp 50.000.000)

Penyesuaian Nilai Pasar 26,767,240 (17,916,839,748) Nilai bersih

30,251,944,615 37,479,674,383 Berdasarkan keputusan Bapepam,beberapa emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dihapuskan statusnya sebagai

perusahaan terbuka (delisting). Perusahaan memiliki saham dari beberapa emiten tersebut yang jumlahnya per tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 sebanyak 297.750 lembar saham dengan biaya perolehan Rp.152,639,472,- dan perusahaan telah melakukan penyisihan kerugian penurunan nilai sebesar biaya perolehan sebagai akibat dari peristiwa tersebut.

--Rp--

--Rp--

7. BIAYA DIBAYAR DIMUKA -

3,563,333,125 Akun ini terdiri dari : Kepemilikan Office 8 Senopati (Lantai 17)

Jumlah Biaya Dibayar Dimuka -

8. PAJAK DIBAYAR DIMUKA

40,248,706 105,393,210 Akun ini terdiri dari : PPN Masukan

6,202,777 10,293,647 Pajak Penghasilan PPh 23

29,148,969 16,148,169 Pajak Penghasilan PPh 25

4,896,960 4,896,960 Pajak Penghasilan PPh 29 ( Lebih Bayar)

Jumlah Pajak Dibayar Dimuka

9. ASET PAJAK TANGGUHAN

36,022,460 36,022,460 Aset Pajak Tangguhan tahun 2012 dan 2011 berasal dari perbedaan temporer antara dasar pajak dan dasar pelaporan komersial

dari aktiva dan kewajiban.

10. PIUTANG LAIN - LAIN

355,631,770 355,012,658 Akun ini terdiri dari : Piutang Karyawan

19,395,527 17,740,527 Piutang lain-lain

Jumlah Piutang Lain - Lain

--Rp--

--Rp--

11. ASET TETAP

3,982,310,092 623,341,739 Akun ini terdiri dari :

Tahun 2012

Saldo Akhir Harga Perolehan

Saldo Awal

Penambahan

Pengurangan

Pemilikan Langsung

Perlengkapan Kantor 1,933,135,692 38,817,318 - 1,971,953,010 Kendaraan

- 633,253,700 Lease Improvement

Sub jumlah

4,591,847,892 3,755,882,318 - 8,347,730,210

Sewa Guna Usaha

Jumlah Harga Perolehan

Akumulasi Penyusutan

Pemilikan Langsung

Perlengkapan Kantor 1,660,548,922 103,069,065 - 1,763,617,987 Kendaraan

1,755,563,341 25,062,500 - 1,780,625,841 Software

- 124,258,500 Interior

485,823,731 39,742,466 - 525,566,197 Lease improvement

- 114,500,000 Genset

2,925,000 974,997 - 3,899,997 Bangunan

139,389,937 - 139,389,937

Sub jumlah

4,143,619,494 308,238,965 - 4,451,858,459

Sewa Guna Usaha

Kendaraan 1,470,786,659 88,675,000 1,559,461,659

Jumlah Akm. Penyusutan

5,614,406,153 396,913,965 - 6,011,320,118

Nilai Buku

--Rp--

--Rp--

11. ASET TETAP (Lanjutan)

Tahun 2011

Saldo Akhir Harga Perolehan

Saldo Awal

Penambahan

Pengurangan

Pemilikan Langsung

Perlengkapan Kantor 1,904,695,691 28,440,001 - 1,933,135,692 Kendaraan

633,253,700 Lease Improvement

Sub jumlah

Sewa Guna Usaha

Jumlah Harga Perolehan

Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung

Perlengkapan Kantor

- 124,258,500 Lease improvement

Sub jumlah

3,570,509,844 573,109,650 - 4,143,619,494

Sewa Guna Usaha

Jumlah Akm. Penyusutan

4,803,688,170 810,717,983 - 5,614,406,153

Nilai Buku

--Rp--

--Rp--

11. ASET TETAP (Lanjutan)

Perusahaan melakukan perjanjian Sewa Guna Usaha untuk pembelian kendaraan. Per tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, pembayaran sewa minimum yang akan datang berdasarkan perjanjian tersebut adalah sebagai berikut :

Jumlah Pembayaran Sewa Guna Usaha 89,728,000 101,936,000 Bunga Sewa Guna Usaha

- 12,208,000 Jumlah Pembayaran Minimum

Bagian Yang Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun

Bagian Jangka Panjang -

12. ASET LAIN - LAIN

31,605,000 94,842,850 Akun ini terdiri dari :

Piutang Jangka Panjang *) - - Jaminan **)

31,605,000 59,521,990 Pendapatan Masih Harus Diterima ***)

Jumlah Aset Lain-Lain

*) Piutang jangka panjang dapat dirinci sebagai berikut: Piutang Karyawan

- Lain-Lain

Jumlah - -

Dikurangi Penyisihan Piutang Ragu-Ragu - -

Jumlah Piutang Jangka Panjang - -

**) Jaminan dapat dirinci sebagai berikut: Jaminan Telphone

2,000,000 12,000,000 Jaminan Ruangan Kantor Menara Batavia

6,250,000 11,250,000 Jaminan Ruangan Di Pacific Place Jakarta

- 36,271,990 Jaminan Ruangan Di Offiice 8

Jumlah Jaminan

Pendapatan Atas IPO Greenwood Sejahtera, Tbk - 35,202,600 Pendapatan Atas IPO Cardig Aero Service, Tbk

- 55,192 Pendapatan Atas IPO Cardig Aero Service, Tbk

Jumlah Pendapatan Ymh Diterima -

13. HUTANG PAJAK

21,569,419 37,872,119 Akun ini terdiri dari : Pajak Penghasilan Karyawan (PPh 21)

21,367,424 16,893,749 PPh 23/26

201,995 183,756 PPh 25

- - Pajak Pertambahan Nilai

- - PPh Pasal 4 ayat 2

Jumlah Hutang Pajak

14. MODAL SAHAM

Pemegang saham dan kepemilikan saham pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut :

Jumlah Saham

Ditempatkan &

Persentase

Pemegang Saham

Disetor Penuh

Pemilikan

Jumlah (Rp)

46,250,000,000 Tito Sulistio

PT Nusaguna Rayajaya

15. KESEJAHTERAAN KARYAWAN

Berdasarkan Undang-undang No. 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan, Perusahaan diwajibkan untuk membayar uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja berdasarkan lamanya masa kerja karyawan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang tersebut. Berdasarkan estimasi yang dilakukan oleh manajemen Perusahaan, pengaruh keputusan tersebut terhadap laporan keuangan adalah tidak material. Oleh karenanya, penyisihan untuk tujuan tersebut tidak dilakukan dalam laporan keuangan tahun 2012 dan 2011

16. PERIKATAN DAN KONTINJENSI

Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Perusahaan tidak mempunyai perikatan dan kontinjensi.

17. REKLASIFIKASI

Beberapa akun dalam laporan keuangan tahun 2011 telah direklasifikasi untuk menyesuaikan dengan penyajian laporan keuangan tahun 2012.

18. STANDAR AKUNTANSI BARU

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah melakukan revisi atas beberapa standar akuntansi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2012 sebagai berikut:

- PSAK 8 (Revisi 2010) – Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan, - PSAK 10 (Revisi 2010) – Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing, - PSAK 18 (Revisi 2010) – Akuntansi dan Pelaporan berdasarkan Program Manfaat Pensiun, - PSAK 24 (Revisi 2010) – Imbalan Kerja, - PSAK 28 (Revisi 2010) – Akuntansi untuk Asuransi Kerugian, - PSAK 33 (Revisi 2010) – Akuntansi untuk Pertambangan, - PSAK 34 (Revisi 2010) – Kontrak Konstruksi, - PSAK 45 (Revisi 2010) – Laporan Keuangan untuk Organisasi Nirlaba, - PSAK 46 (Revisi 2010) – Pajak Penghasilan, - PSAK 53 (Revisi 2010) – Pembayaran Berbasis Saham, - PSAK 60 (Revisi 2010) – Instrumen Keuangan: Pengungkapan, - PSAK 61 (Revisi 2010) – Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah, - PSAK 62 (Revisi 2010) – Kontrak Asuransi, - PSAK 63 – Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiper Inflasi, - PSAK 64 (Revisi 2010) – Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Alam, - ISAK 13 – Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri, - ISAK 15 – Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya, - ISAK 16 – Pengelolaan Jasa Konsesi, - ISAK 18 – Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi, - ISAK 19 – Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali pada PSAK 63, - ISAK 20 – Pajak Penghasilan – Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya.

Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari penerapan revisi standar ini terhadap laporan keuangan. Perusahaan berpendapat bahwa pada saat ini terdapat pengaruh signifikan atas penerapan standar berikut ini:

PSAK 60 (Revisi 2010): “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”

18. STANDAR AKUNTANSI BARU (Lanjutan)

PSAK 60 (Revisi 2010) mensyaratkan pengungkapan yang lebih ekstensif atas risiko keuangan apabila dibandingkan dengan PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”. Pengungkapan tersebut antara lain:

a. Instrumen keuangan yang signifikan atas posisi keuangan dan performa entitas. Pengungkapan ini sejalan dengan pengungkapan sesuai dengan PSAK 50 (Revisi 2006).

b. Informasi kualitatif dan kuantitatif atas eksposur risiko yang timbul dari instrumen keuangan, termasuk pengungkapan minimum atas risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar. Pengungkapan kualitatif menjelaskan tujuan manajemen,

kebijakan dan proses untuk mengelola risiko tersebut. Pengungkapan kualitatif menjelaskan informasi tentang batas risiko yang dihadapi entitas, berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal kepada personel manajemen kunci.